SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
Download to read offline
65
UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN
KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAK BOLA
PADA SISWA KELAS VII C
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
Randy Syafrima, S.Pd
NIP 19930226 202012 1 012
DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
PEMERINTAH KOTA PADANG
66
67
68
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Ahlahmudlillah kehadiran Allah SWT hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesai8kan tugas
penyuluhan karya ilmiah dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kelincahan dan
Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII C tahun pelajaran
2021/2022”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
perpustakaan sekola dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan
karya ilmiah bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan diskusi ilmiah
dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam
dalamnya kepada :
1. Yth Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang
2. Yth Ketua PGRI Kota Padang
3. Yth Rekan-rekan Guru SMP Negeri 41 Padang
4. Teristimewa kepada istri dan anak-anak tercinta yang telah memberikan
dukungan moral dan morilnya.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
iii
69
ABSTRAK
………………………….., 2021 Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan
Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII C tahun pelajaran 2021/2022
Kata kunci: Prestasi Belajar penjas, metode demonstrasi
Kecepatan dan kelincahan adalah model dasar dalam berpain sepakbola dan
bagi pemain merupakan modal sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan
kemasukan gola. Dengan kemampuan kecepatan akan memudahkan pemain
dalam rangka membawa bola.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a)
Bagimanakah meningkatkan prestasi penguasaan dasar-dasar sepakbola bagi
siswa dalam diterapkannya metode demontrasi? (b) Bagaimana pengaruh metode
demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi
belajar dasar-dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode
demonstrasi, (b) mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah
diterapkannya metode demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan
pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas VII C
dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi kegiatan beolajar
mengajar
Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (61.54%), siklus II (89,74%)
untuk ranah psikomotro, siklus I (84,62%). Siklus II (100%) untuk ranah afktif
Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa kelas VII C serta model pembejalaran
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penjas.
iv
70
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ..................................................................... i
Lembar Penyerahan Makalah ..................................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................................... iii
Abstraksi ..................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................... v
Daftar Lampiran ..................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ..................................................................... 6
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 6
F. Asumsi ..................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah singkat sepakbola ............................................................ 9
B Teknik Dasar Permaian Sepak Bola ............................................ 11
C. Teknik Gerakan Tanpa Bola ....................................................... 30
D. Teknik gerakan Tanpa Dengan Bola Pola Penyerangan.............. 21
E. Teknik Gerakan Dengan Bola Bertahan ...................................... 23
F. Metode Demonstrasi .................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, waktu dan subjek penelitian ........................................... 30
B. Rancangan Penelitian.................................................................... 30
C. Instrumen Penelitian ..................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33
v
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus ................................................ 39
B. Pembahasan ..................................................................... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 55
B. Saran ..................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 57
vi
72
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1.1 Aspek yang dinilai pada siklus I dan II .............................. 58
Lampiran 1.2 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Psikomotor Siklus I ....... 59
Lampiran 1.3 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus I............... 61
Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Kinarja Ranah Psikomotorik Siklus II . 62
Lampiran 1.5 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus II ............ 64
Lampiran II.1 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Metode
demonstrasi ..................................................................... 65
Lampiran II.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru
Dalam KBM ..................................................................... 66
Lampiran III Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode
Demonstrasi ..................................................................... 68
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki
olah raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-
anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita
meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi
pemenang dalam suatu pertandingan harus melawan satu team lainnya.
Lapangan . para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk
dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal
keeper)
Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya
memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetaspi juga
terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk
memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini
melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yang baik sangat
dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Hanya para atlet sepak bola manea Negara yang sukses membina karier
di bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras
untuk menjadi atlet sepak bola yang handal dan professional
2
“goallll……!” teriakan ini sungguh identik dengan sepakbola siapapun
yang berteriak “ goal” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah
mendongak, mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga dan
diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan
suara gemuruh . hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di
tempat yang sama yang tidak bisa berteriak” goal..” Mereka duduk diam,
kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan di depat mulut, sambil menggit jari
dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki,
menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di dalam
permaianan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah , lapangan
kecil atau di stadion yang megah.
Olah raa ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja , pemuda ,
orang dewasa, priba bahkan wanita. Sepakbola sungguh popular di mata
masyarakat, dari pelosik desa hingga kota besar di seluruh dunia.
Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah.
Bahkan hamper tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yuang
professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga
lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa
memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hamper
tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu
benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang
mahal, (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut
kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan
3
anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha
membuktikan pengelolaan yang lebih professional.
Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola
permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan
menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain
tampak jelas, kemauan membawa bola , menggiring bola, merebut bola,
mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu
pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain.
Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan
tubuh, kekuatan, kelenturasn, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus
dimiliki para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima
faktor tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan
kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri
(pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala
teknik yang dimiliki)
Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain
merupakan mudah dan sukses untuik mencetak gol, dan mempertahankan
kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan
memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring bola)
ke hadapan gawang lawan.
Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,
bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan
lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
4
Berdasarkan uraian-uraian diatas , cabang olah raga bola sepak bola
menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia
semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di
negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain
Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 41 Padang pada tahun pelajaran
2021/2022
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah
sebagai berikut:
1. bagaimana peningkatan prestasi penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi
siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar
dasar-dasar sepakbola pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Padang.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola
pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
5
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada
siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
mata diklat Penjas.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajar Penjas
3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat
Penjas.
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode Demonstrasi adalah:
Suatu pembelajaran yang mendatangkan guru atau pelatih yang memiliki
keahlian tertentu untuk memperagakan dihadapan siswa, kemudian siswa
diberi kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah
diperagakan oleh guru atau pelatih.
6
2. Motivasi belajar adalah
Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor
yang dijaring melalui angkat motivasi.
3. Prestasi belajar adalah
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VII C Negeri 41 Padang
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester genap tahun
ajaran 2021/2022
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permaiann sepak bola.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Sepak Bola
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963
terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan. Yaitu The Foodball
Association . Federasi sepak bola dunia yaitu Federaion Internasional the
Foodball Association (FIFA) dibentuk pada tanggal 21 September 1904,
diketuai oleh guirin.
Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.
Pada tanggal 19 april 1930 di Yogyakarta, dibentuk Persatuan Sepakbola
seluruh Indonesia (PSSI) yang diketuai oleh Mr Soeratin sosro Soegondo.
Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling
berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke
gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari
serangan lawan. Karakteristik permainan adalah memainkan bola dengan
menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali oleh
lengan.
Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan
penyerangan (Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan
8
kecepatan yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring
bola, berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada
pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton) jika mereka memahami betul
akan peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan
dalam permainawn, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan strategi pertahanan
lawan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, teknik
merebut bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut,
tentu mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan
kecepatan. Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain.
Oleh sebab itu penelitian ini juga qakan membahas tentang:
- Penerobosan strategi pertahanan lawan
- Teknik menghadang bola
- Teknik merebut bola
- Teknik mengendalikan lawan/bola
Serta menghubungkan dengan unsure-unsur permainan sepak bola yang
terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring
bola dalam permainan.
9
B Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
dikuasai oleh pemain , antara lain menendang, menggiring, mengontrol ,
menyundul dan menghentikan bola.
1. Menendang Bola
Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan
digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi
empat yaitu:
a. Teknik menedang dengan kaki bagian dalam
Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Sikap permulaan
Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping
bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit
ditekuk dan badan agak condng ke depan. Kaki sepak (tending)
dibuka ke luar selebar 90° hingga mata kaki mengarah ke depan
bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua
lengan menjaga keseimbangan.
10
2. Gerakan
Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan
mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada
titik pusat tendang hingga bola bergerak ke depan.
3. Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikut oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang
diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi
adalah:
1. Sikap badan kaki
2. Kaki tumpu tidak disamping bola
3. Badan kurang condong
4. Tidak diikuti gerak lanjut
b. Teknik menendang bola dengan panggung kaki
Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Sikap badan di belakang bola yang menyudut ± 30°. Kemudian pada
saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan
dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang. Badan sedikit
condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan
Pandangan dipusatkan ke bola.
11
2. Gerakan
Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengaruh ke bola,
pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping
bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat
tendang
3. Sikap akhir
Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti
anggota badan seluruhnya.
c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:
Teknik menedang dengan panggung kaki adalah sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke
belakang harus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.
2. Gerakan
Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat-
kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki.
3. Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
12
d. Teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar
2. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk meguasai bola sebelum
bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus
dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai
bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru
dihentikan
Menghentikan bola depan dilakukan dengan cara
a. Menghentikan bola dengan telapak kaki
Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu
mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut
dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang
datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan
datangnya bola.
b. Menghentikan bola dengan punggung kaki
Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika
bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
sebagai berikut:
1. Pemain bergerak ke arah bola
2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang
digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.
13
3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau
tarikan.
4. Bola jatuh diantara kedua kaki
c. Menghentikan bola dengan dada
Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut
1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat
2. Majulah untuk menjemput bola
3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar
4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke
belakang
5. Bola jatuh di antara kedua kaki
d. Menghentikan bola dengan paha
Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai
berikut:
1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.
2. Pemain bergerak kearah datangnya bola
3. tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambung bola.
4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola
14
5. Dengan sedikit sentuhan, bila dihentikan dengan paha.
6. Bola jatuh diantara perut.
e. Menghentikan bola dengan perut
Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila
posisi bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut
1. Amati pergerakan bola yang melayang
2. Bergerak kedepan menjemput bola
3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan
perut dengan sentuhan atau menarik perut kebelakang dan jatuhkan
bola antara kedua kedua kaki.
3. Menggiring Bola
Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan
menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk
mengelak penjagaan lawan.
Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian luar.
a. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam
Cara melakukannya sebagai berikut:
15
1. Sikap permulaan
Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagiand alam
dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk
bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit
lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan.
2. Gerakan
Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola
sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola.
Sesuai irama langkah dengan bola.
b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangkan kaki sedikit
diputar kedala, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan.
Sikap badan sedikit condong ke depat dan berat badan berada di kaki
belakang dengan kedua lengan tergantung rileks
2 Gerakan
Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan
dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki
bagian luar.
16
4. Menyundul Bola
Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di
udara dengan dengan menggunakan kepala.
Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah
sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari
kepala.
a. Menyundul Dengan Awalan Melompat
Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri dari posisi seimbnag menghadap sasaran. Pandangan
mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara.
2. Gerakan
Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala
dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan
menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau
kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki.
b. Menyundul bola tanda awalan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
17
Pemain berdiri dalam posisi seimbnag menghadap kearah bola yang
datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan kea rah bola.
Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks
2. Gerakan
Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan
sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan
sehingga kepala menyudul bola.
5. Merebut bola dari kaki lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola
dari pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang
berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan
menjadi:
a. Merebut bola dari posisi depan
b. Merebut bola dari posisi samping
c. Mererbut bola sambilo meluncur
d. Merebut bola dengan menggunakan bahu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam mererbut
bola, yaitu:
a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola
b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan
c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola
18
d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.
C. Teknik Gerakan Tanpa Bola
Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam
suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan
berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola
modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dnegan rajin bergerak.
Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah
dapat menjadi pemain baik.
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak
dan menggunakan “ saat” yang mengertikan untuk dapat menerima operan
dalam keadaan bebeas.
2. Pemain dapat juga menciptakan “ posisi bebas” tersebut dengan berhentik
tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.
3. Atau pemain mencoba ‘ melelahkan” lawan dengan ara terus menerus
berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.
4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan—akan tidak
berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk . setiap
bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kososng sebagai
berikut:
19
1. Bergerak kearah teman yang membawa bola
2. Berlari menjauhi “daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima
operan jauh.
3. pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri
dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan
4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju
kearah tengan lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.
5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu
dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan
sendiri atau di lapangan tengah.
D. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersbut dioperkan kepada
temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari
dengan bola” aau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit
perbedaan antara “ berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan
bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering
menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan
kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat.
Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:
1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
20
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang
sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada b,
kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper
kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun
sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari
pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “
lobang” kemana dia bisa berlari untuk menerima operan keduaaa.
Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk
memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran,
sehingga pemberi operan pertama dapat “ bertemu” bola pada posisi baru
saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang
pertama kemudian “ pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong
untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang
menentukan kemana operan kedua harus dilakukan.
2. Lemparan ke Dalam
Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sunguh-
sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang
berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah
pertahaan lawan.
21
3. Tendangan Penjuru
Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung kepada
dua hal yaitu
a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang
lawan.
b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bla tinggi didaerah
penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan
menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.
E. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga bariasan pemain yaitu (1)
Barisan Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan
(pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “
tugas utama” , untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya atau
gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini, terdapat
cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami.
Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan sebagai pemain
bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta
merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu
sama lain.
22
1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)
Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking).
Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah
penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab
untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan
adalah penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan
dapat ditinggalkan. Dari pada pikir seperti inilah datangnmya kemungkinan-
kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru
dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol.
2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)
Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain
menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang
masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan
yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan
diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.
3. Penjagaan Gabungan
Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan
dengan penjagaan daerah. Artinya stiap pemain menjaga lawan tertentu,
akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain
lawan. Maka “ jagaanya” dapat diserahkan kepada teman lain dan segala
menjaga pemain lainnya.
23
Dengan kata lain tidak perlu “mengikuti” lawan yang harus dijaganya
terus-menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan
kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami
adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar
tugas.
4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana
Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus,
antara lain dapat (1) meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam
situasi bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih
kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara
keseluruhan dan (4) meningkatkan kualitas fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper
bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam
bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi
permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa
berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa
telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah
menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja
menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai
teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak
akan dapat dikuasai tanpa penerapan di lapangan, terutama dalam situasi
24
permainan. Hal tersbut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dnegan
tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dngan aspek-aspek seperti yang
dikemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut
terbina pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas
masing-masing.
Dengan latihan bermain siswa dilatih penguasaan segi teknik,
menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.
Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan
penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai degan
tuntutan permainan sepak bola.
F. Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat
memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan
tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan
tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah
didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan
seperti yang diperagakan oleh guru atau pelatih.
Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara
mana yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui
pengamatan induktif.
25
Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:
1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan
2. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana
untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan
prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
3. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan akan
pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
4. Pengajar bermaksu menunjukkan suatu standar penampilan
5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktif yang kita
laksanakan.
6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingka dengan
kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena
siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen.
7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.
8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman-
pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh
pengakuan dan pengharapan dari lingkungan social.
Batas-batas metode demonstrasi
1. Demonstrasi akan merupakan metode yang todak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa
26
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah
aktivitas dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan
aktivitas itu pengalaman pribadi
3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok
4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian
didemonstrasikan terjadi proses yagn berlainan dengan proses dalam situasi
nyata.
5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu
yang banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam
bentuk penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2)
penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan
(4) penelitian tindakana social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif
dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang
bertinak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak
sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah
pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat
dala penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat,
kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai
pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja
28
sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin
demi kevalidan data yang diperlukan.
A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di SMP Negeri 41 Padang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September semester genap tahun ajaran 2021/2022
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi VII C tahun pelajaran
2021/2022.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
2003:3)
29
Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yan dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj
(Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action
(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari
tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan,
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.
3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat
4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya
30
Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing
putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir
masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masig RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolahan metode demonstrasi, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
31
4. Angkat Motivasi Terhadap Metode demonstrasi
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.
5. Tes praktek
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.
Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran.
6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor
7. Lembar observasi penilaian kinreja siswa ranah afektif.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru
angket motivasi siswa dan tes praktek.
E. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai sisw juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
selama proses pembelajran
32
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran,
Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai tes praktek
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan



N
X
X
Dengan X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila di
kelas tersebut mendapat 85% yang telah mencapai daya serap dari sama
dengan
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
%
100
x
siswa
ar
untasbelaj
Siswayangt
P



33
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen
untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode
penampilan dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:
2
_ 2
1 P
P
X


Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
% = %
100
x
X
X

dengan
2
tan 2
1 P
P
amat
jumlahpeng
lpengama
jumlahhasi
X



Dimana: % = persentase angket
X = Rata-rata
 X = Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
34
5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut:
n
Z
P  dimana P = Persentase
Z = Alternatif jawaban (A,B,C,D)
N = Jumlah responden
6. Aspek yang diamati
Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yanbg
menggunakan rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa
dihentikan atau dilanjutkan pada siklus berikutnya.
a. Ranah Psikomotor
skala peniloaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah
direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat)
untuk aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:
- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 =4
- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12
- Medium skor adalah : 8
2
)
12
4
(


- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman
penilaian.
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor
No Rentang skor Nilai Rapor Predikat
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
35
Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai
diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa
b. Ranah Afektif
Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah
direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4
= sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:
- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3=3
- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 4 x 3 =12
- Medium skor adalah : 5
,
7
2
)
12
3
(


- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman
penilaian.
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor
No Rentang skor Nilai Rapor Predikat
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai
diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis data Penelitian Persklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri
dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan
pembelajaran metode demostrasi dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 9 September 2021 di kelas VII C dengan jumlah siswa 39
siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut:
37
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I
No Aspek yang diamati
Penilaian Rata-
rata
P1 P2
I
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
2
2
3
2
2,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
3
3
3
3
3
3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
3
3
2
3
2,5
3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria
kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek
yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu
kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian
untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti
pada tabel berikut
38
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
No No Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep
21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan
10,0
8 Memberikan umpan balik 18,.3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa 11,5
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 18,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling
dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit,
membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu
21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi
umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan
membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing
sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling
dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu
22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja
dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan
membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
metode pembelajaran kooperatif model Demonstrasi sudah dilaksanakan
39
dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant untuk
memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih
dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per sentase ketuntasan belajar
76,15
24
61,54
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa degnan menerapkan
metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa
adalah 76,15 dan ketuntasan belajar mencapai 61,54 % atau ada 24 siswa
dari 39 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 61,54% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model
pembelajaran metode demonstrasi.
c. Analisis data penelitian Siklus I
1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 61, 54%, secara
klasikal termasuk kategori belum tuntas.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
40
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikt
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
e. Revisi
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bias lebih antusias.
41
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan pembelajaran metode demonstasi dan lembar
observasi siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 September 2021 di kelas VII C
dengan jumlah siswa 39 orang . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan
atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu
oleh seorang guru olahraga Bapak Indra Natalina, S.Pd.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes
praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
42
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No Aspek yang diamati
Penilaian Rata-
rata
P1 P2
I
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
3
3
4
3
3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
3
4
4
4
3,5
4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
4
4
3
4
3,5
4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik
Dari tabel diatasm tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan
belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan metode pembelajaran metode Demonstrasi mendapatkan
penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh
penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut
belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang
perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan
pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi
43
siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan
metode Demokrasi diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang
telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka
akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No No Aktivitas guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep
25,0
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan
8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa 12,1
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8
44
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling
dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa
melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas
ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan
adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih
menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan
hasil kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan
(6,7%)
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus
II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan
dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa
yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru
(13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan
merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang
mengalami peningkatan aalah memperhatikan peragaan (12,1%)
menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%)
Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Per sentase ketuntasan belajar
81,79
35
89,74
45
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek
sebesar 81,79 dan dari 39 siswa yang telah tuntas sebanyak 35 siswa
an 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,74% (termasuk
kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran metode demonstrasi sehingga siswa
menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga
siswa lebih mudah dala memahami materi yang telah diberikan.
c. Analisis data penelitian Siklus II
1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 (10,36%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,53%)
- Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak11 (28,21%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 89,74%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 (33,33%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 26 (66,67%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 100% secara
klasikal termasuk kategori tuntas
Mengingat hasil observasi selama siklus II nilai yang diperoleh siswa
dalam penilaian kinerja ranah psikomotorik 89,74% memperoleh nilai
diatas 70 dan ranah afektif 100% memperoleh nilai diatas C secara
46
keseluruhan ranah psikomotorik dan ranah afektif telah tercapai
ketuntasan belajar, maka penelitian ini diakhiri pada siklus II
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan
penerapan pembelajaran metode demonstrasi. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2. berdasarkasn data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
e. Refisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode
demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran
metode demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
47
4. Analisa Data Angket
Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses
pembelajaran dengan metode demonstrasi (siklus II) dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 36 butir dan jumlah responden sebanyak 39 siswa
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode
demonstrasi. Berdasarkan hasil angket siswa pada lampiran diperoleh hasiol
analisi angket motivasi siswa pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Angket Siswa Terhadap model Pembelajaran Metode Demonstrasi
No Indicator No pertanyaan
Jumlah dalam persen Jumlah rata-rata
dalam persen
SS S TS STS SS S TS STS
I Kegiatan pembelajaran
dalam pembelajaran
metode demonstrasi
2,5,7,8,9,
26,28,30,
31,32,34,35,36
21
5
104
3
38 4 17 80 3 0
II Materi yang diajarkan
degnan pembelajaran
metode demonstrasi
3,24,25,
27,29,33
10
9
379 10
0
12 18 63 17 2
III Kegiatan praktik dalam
pembelajaran metode
demonstrasi
1,4,6,10
11,12,13,
14,22,23
14
9
533 28,9 29 15 53 29 3
IV Penggunaan ujian praktik
dalam kegiatan
pembelajaran metode
demontrasi
15,16,17,
18,19,20,21
53 516 11
2
19 8 73 16 7
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran metode demonstrasi adalah positif. Berdasarkan jumlah
rata-rata dalam persen menunjukkan bahwa 80% siswa setuju dengan
48
kegiatan pembelajaran metode demonstrasi 63% setuju dengan materi
yang diajarkan dengan metode, 53% setuju dengan kegiatan praktik
yang dilaksanakan dalam pembelajaran metode demonstrasi dan 73%
siswa setuju dengan penggunaan ujian praktik dalam kegiatan
pembelajaran metode demonstrasi.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu
61,54%,84,62 % dan 100 % . pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
49
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran metode demonstrasi paling
dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,
menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4. Tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran metode demonstrasi
Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan
siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran
model dmonstrasi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn
positif terhadap model pembelajaran metode demonstrasi, sehingga siswa
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus
dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa
disimpulkan sebagai berikut
1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode demonstrasi memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I (61,54%), siklus II (89,74%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu
siklus I (84,62%), siklus II (100%)
2. Penerapan metode pembelajaran metode demonstrasi mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan
dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat dengan metode pembelajaran metode Demonstrasi sehingga
mereka menjati termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran demonstasi memerlukan
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan
51
atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode
demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di kela VII C tahun pelajaran 2021/2022
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta PT. Rineksa Cipta
Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung;
Binacipta
Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung;
Pioner Jaya
Coever, Weil. 1982; Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT Gramedia.
Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga
Remmy, Muchtar. 1992 . Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud
Dirjen Dikti
Roji. 1996. Penjaskes 3, Jakarta; Intan Parawara
Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai
Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya
Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.
Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya
Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara
Indonesia
53
Lampiran 1.1
Aspek yang dinilai pada siklus I
Ranah psikomotor
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan
Aspek yang dinilai pada siklus II
Ranah psikomotor:
1. Cara tendangan penalty
2. Cara tendangan penjuru
3. Cara tendangan bebas
4. Cara lemparan ke dalam
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan
54
Lampiran 1.2
LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: Tanggal : 9 September 2021
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor
olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor
Nilai
A B C D
1 AF 3 2 3 2 10 80
2 ASF 3 2 3 1 9 70
3 BBD 3 2 3 2 10 80
4 DDF 3 1 3 1 8 70
5 FR 3 2 3 2 10 80
6 KMM 3 2 3 2 10 80
7 KLL 3 1 3 2 9 70
8 LSN 3 1 3 2 8 70
9 MAS 3 2 3 1 10 80
10 MAB 3 2 3 2 10 80
11 MBD 3 1 3 2 8 70
12 MMA 3 2 3 1 10 80
13 MND 3 2 3 25 11 80
14 MOA 3 1 3 3 9 70
15 MPC 3 2 3 2 10 80
16 MZA 3 2 3 2 10 80
17 NAA 3 2 3 2 10 80
18 NAC 3 1 3 2 9 70
19 NAA 3 1 3 2 9 70
20 OPP 3 2 3 2 10 80
21 OPL 3 2 3 2 10 80
22 OZK 3 1 3 2 8 70
23 OZM 3 2 3 1 10 80
24 PMLG 3 2 3 2 10 80
25 PMM 3 2 3 2 11 80
26 PRAM 3 1 3 3 8 70
27 PZZ 3 1 3 1 9 70
28 RAN 3 2 3 2 11 80
29 RRS 3 2 3 3 11 80
30 RZM 3 1 3 3 8 70
31 QUIN 3 1 3 1 9 70
32 YAD 3 2 3 2 9 70
33 YBD 3 2 3 2 10 80
34 YCC 3 2 3 2 11 80
35 YDD 3 2 3 2 10 80
36 YYD 3 2 3 3 10 80
37 ZAS 3 2 3 2 10 80
38 ZSS 3 2 3 2 10 80
39 ZZS 3 1 3 1 8 70
117 65 117 75 373 2970
55
Keterangan aspek yang dinilai:
Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan
Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1
56
Lapiran 1.3
LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: Tanggal : 09 September 2021
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor
olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola
No Nama
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Ketekunan Keseriusan Ket Waktu
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 AF    10 B
2 ASF    10 B
3 BBD    10 B
4 DDF    8 C
5 FR    11 A
6 KMM    10 B
7 KLL    10 B
8 LSN    9 B
9 MAS    10 B
10 MAB    9 B
11 MBD    9 B
12 MMA    11 A
13 MND    10 B
14 MOA    8 C
15 MPC    11 A
16 MZA    10 B
17 NAA    9 B
18 NAC    8 C
19 NAA    10 B
20 OPP    10 B
21 OPL    9 B
22 OZK    10 B
23 OZM    10 B
24 PMLG    11 A
25 PMM    10 B
26 PRAM    8 C
27 PZZ    10 B
28 RAN    9 B
29 RRS    11 A
30 RZM    8 C
31 QUIN    10 B
32 YAD    11 A
33 YBD    10 B
34 YCC    11 A
35 YDD    10 B
36 YYD    10 B
57
Lampiran 1.4
LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: Tanggal : 23 September 2021
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor
olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor
Nilai
A B C D
1 AF 3 3 3 2 11 80
2 ASF 3 2 3 2 10 80
3 BBD 3 3 3 2 11 80
4 DDF 3 2 3 2 10 80
5 FR 3 3 3 3 12 90
6 KMM 3 2 3 2 10 80
7 KLL 3 1 3 2 9 70
8 LSN 3 2 3 3 11 80
9 MAS 3 3 3 3 12 90
10 MAB 3 3 3 2 11 80
11 MBD 3 2 3 3 11 80
12 MMA 3 3 3 3 12 90
13 MND 3 3 3 3 12 90
14 MOA 3 2 3 3 11 80
15 MPC 3 1 3 2 9 70
16 MZA 3 3 3 3 12 9
17 NAA 3 3 3 3 12 90
18 NAC 3 2 3 3 11 80
19 NAA 3 2 3 2 10 90
20 OPP 3 3 3 3 12 80
21 OPL 3 3 3 2 11 80
22 OZK 3 2 3 3 11 80
23 OZM 3 2 3 3 11 80
24 PMLG 3 3 3 2 11 90
25 PMM 3 3 3 3 12 80
26 PRAM 3 2 3 3 11 70
27 PZZ 3 1 3 2 9 80
28 RAN 3 2 3 2 10 90
29 RRS 3 3 3 3 12 80
30 RZM 3 2 3 3 11 70
31 QUIN 3 1 3 2 9 80
32 YAD 3 1 3 2 11 90
33 YBD 3 3 3 3 12 90
34 YCC 3 3 3 3 12 80
35 YDD 3 3 3 2 10 80
36 YYD 3 2 3 2 10 80
37 ZAS 3 2 3 23 11 80
38 ZSS 3 2 3 3 11 80
39 ZZS 3 2 3 3 11 80
117 91 117 100 425 3190
58
Keterangan aspek yang dinilai:
Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola
Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan
Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1
59
Lapiran 1.5
LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: Tanggal : 29 September 2021
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor
olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola
No Nama
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Ketekunan Keseriusan Ket Waktu
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 AF    11 A
2 ASF    11 A
3 BBD    12 A
4 DDF    10 B
5 FR    12 A
6 KMM    12 A
7 KLL    10 B
8 LSN    11 A
9 MAS    12 A
10 MAB   12 A
11 MBD    10 B
12 MMA    12 A
13 MND    12 A
14 MOA    10 B
15 MPC    11 A
16 MZA    12 A
17 NAA    12 A
18 NAC    10 B
19 NAA    11 A
20 OPP    12 A
21 OPL    12 A
22 OZK    10 B
23 OZM    10 B
24 PMLG    12 A
25 PMM    12 A
26 PRAM    10 B
27 PZZ    10 B
28 RAN    12 A
29 RRS    12 A
30 RZM    12 A
31 QUIN    10 B
32 YAD    12 A
33 YBD    12 A
34 YCC    12 A
35 YDD    10 B
36 YYD    12 A
37 ZAS    12 A
38 ZSS    10 B
39 ZZS    10 B
60
61
Lampiran II.2
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru Dalam KHM
Nama sekolah : SMP N 41 Padang Tanggal :09 September 2021
Kelas/semester: VII/ I Waktu : 07.30-10.30
Bahan Kajian : Aktifitas Siswa dan Guru Nama guru : Randy Styafrima, S.Pd
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas guru dan setiap siswa dalam kelompok sample selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang
memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dominant, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori
pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang dilakukan secara bergantian
setiap periode waktu 3 menit
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada
baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara
serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru
2. Memotivasi siswa 2. Memperhatikan peragaan
3. Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 3. Praktik dengan menggunakan alat
4. Menyampaikan langkah-langkah strategis 4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan
guru
5. Menjelaskan/melatih menggunakan alat 5. menyajikan hasil pembelajaran
6. Membimbing dan mengamati siswa dalam
latihan
6. mengajukan dan menanggapi
pertanyaan/ide
7. Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
7. Mempraktikkan yang relevan dengan KBM
8. Memberi umpan balik 8. Merangkum pembelajaran
9. Membimbing siswa memperbaiki
kesalahan
9. Berlatih dengan siswa
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
1 2 3 4
5 6 7
8 9
62
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru
Nama guru
Nama guru
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd
Nama guru
Nama guru
Nama guru
63
Lampiran III
Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode Demonstrasi
Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda
2. Jawablah dengan jujur, karena objektivitas kejujuran anda sangat membantu
kami
3. Tulislah jawaban anda pada tepat yang tersedia dengan kode pilihan di bawha
ini
A. Sangat tidak setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
4. Atas kesediaan anda dalam mengisi angket ini, kami sampakan terima kasih.
Jawaban
1. Pembelajaran melalui demonstrasi merupakan pembelajaran yang baru
buat saya.√
2. Pembelajaran seperti ini sesuai untuk pembelajaran Penjas
3. Dengan pembelajaran seperti ini, saya lebih mudah memahami materi
yang diberikan guru.
4. Pembelajaran melalui demonstrasi memungkinkan saya dapat belajar
lebih bermakna dan berkesan
5. Dengan pembelajaran ini, saya mendapat sesuatu pengalaman yang
baru
6. Saya lebih suka belajar dengan cara diterangkan oleh guru
7. Belajar dengan pembelajaran seperti ini membuat saya sangat
berminat dan bersemangat untuk belajar Penjas
8. Pembelajaran ini memungkinkan saya untuk belajar lebih aktiv
9. Dengan pembelajaran ini saya termotivasi untuk belajar lebih giat.
10.Bagi saya belajar dengan melalui demonstrasi kurang menarik
11.Saya sangat senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
lapangan
12.Kegiatan pengamatan dalam demonstrasi melatih saya bersikap lebih
objektif
13.Saya lebih suka belajar teori daripada belajar dengan
pengamatan/demonstrasi
14.Belajar dengan metode demonstrasi lebih mudah memecahkan
masalah daripada belajar dnegan metode ceramah
15.Saya sangat suka kegiatan demonstrasi yang disertai dngan praktik
langsung
16.Dengan praktik langsung saya lebih aktif belajar penjas
17.Saya akan mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh guru
18.Saya merasa malu bertanya jika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan latihan praktik
19.Pembelajaran metode demonstrasi ini termasuk baru
20.Cara penyajian materi metode ini termasuk baru
21.Saya mudah memahami petunjuk yang ada dalam metode ini
√
√
√
√
√
√
√
√
√
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
64
22.Melalui metode demonstrasi saya berlatih menemukan sendiri konsep-
konsep
23.Sebelum melakukan praktik atau latihan, saya selalu membaca dan
memahami tujuan npraktik yang akan dilakukan
24.Dengan memberikannya tes setiap akhir pertemuan/pelajaran
membuat saya selalu siap untuk belajar di rumah maupun di sekolah
25.pembelajaran ini mendorong keingintahuan saya tentang materi
Penjas lainya
26.Saya benar-benar suka dalam pembelajaran ini
27.Materi pelajaran ini sesuai dngan keinginan saya
28.Sangat menyanangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dnegan
baik seperti ini
28.Sangat menyenangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan
baik seperti ini
29.Materi pelajaran ini berguna bagi saya
30.Sangat menyenangkan dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan baik
31.Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya yakin dapat menyelesaikan
tes yang diberikan oleh guru
32.Saya puas menyelesaikan latihan/praktik pada pembelajaran ini
33.Tugas latihan/praktik pada pembelajaran in terlalu sulit
34.Saya telah mempelajari suatu yang sangat menarik dan tak terduga
35.Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang ingin tahu saya
36.Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi
saya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√

More Related Content

Similar to PTK RANDY-1-64_merged.pdf

Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...
Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...
Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...BayuSetyawan22
 
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2Fanera Jeffery
 
Tugasan kontemporari model bunker and thorpe
Tugasan kontemporari model bunker and thorpeTugasan kontemporari model bunker and thorpe
Tugasan kontemporari model bunker and thorpeNazirah Umar
 
Program ekskul olahraga sd
Program ekskul olahraga sdProgram ekskul olahraga sd
Program ekskul olahraga sdAz Zachra
 
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1Jafet Wullur
 
Sejarah bola
Sejarah bolaSejarah bola
Sejarah bolaarif08
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1rizal_sy
 
ekskul olahraga_sd
ekskul olahraga_sdekskul olahraga_sd
ekskul olahraga_sdAgus Sriyono
 
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docxharisudrajat462
 
Kajian tindakan..hehe
Kajian tindakan..heheKajian tindakan..hehe
Kajian tindakan..heheamir hebat
 
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docxSanes Callejon
 
Makalah Tentang Sejarah Sepak Bola
Makalah Tentang Sejarah Sepak BolaMakalah Tentang Sejarah Sepak Bola
Makalah Tentang Sejarah Sepak BolaFajar Aditiya Sukma
 
Laporan inovasi permainan tradisional sumpit
Laporan inovasi permainan tradisional sumpitLaporan inovasi permainan tradisional sumpit
Laporan inovasi permainan tradisional sumpitSherly Jewinly
 

Similar to PTK RANDY-1-64_merged.pdf (20)

Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...
Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...
Daya ledak otot lengan dan koordinasi mata tangan terhadap ketepatan servis a...
 
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2
Tajuk permainan pukulan dalam Pj PISMP sem 2
 
Tugasan kontemporari model bunker and thorpe
Tugasan kontemporari model bunker and thorpeTugasan kontemporari model bunker and thorpe
Tugasan kontemporari model bunker and thorpe
 
Program ekskul olahraga sd
Program ekskul olahraga sdProgram ekskul olahraga sd
Program ekskul olahraga sd
 
Persentase skripsi
Persentase skripsiPersentase skripsi
Persentase skripsi
 
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1
Kurikulum Sepak Bola Indonesia bag. 1
 
Sejarah bola
Sejarah bolaSejarah bola
Sejarah bola
 
Pjok bab 1
Pjok bab 1Pjok bab 1
Pjok bab 1
 
Pjok bab 1 s1
Pjok bab 1 s1Pjok bab 1 s1
Pjok bab 1 s1
 
Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1Kurikulum sepak bola indonesia part1
Kurikulum sepak bola indonesia part1
 
ekskul olahraga_sd
ekskul olahraga_sdekskul olahraga_sd
ekskul olahraga_sd
 
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx
01 PJOK MODUL AJAR FASE C KELAS 6 SEPAK BOLA - modulguruku.com (2).docx
 
Kajian tindakan..hehe
Kajian tindakan..heheKajian tindakan..hehe
Kajian tindakan..hehe
 
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx
1.1 INVASI SEPAKBOLA.docx
 
Makalah Tentang Sejarah Sepak Bola
Makalah Tentang Sejarah Sepak BolaMakalah Tentang Sejarah Sepak Bola
Makalah Tentang Sejarah Sepak Bola
 
Makalah PJOK
Makalah PJOKMakalah PJOK
Makalah PJOK
 
RPP PJOK SMP Kelas VIII
RPP PJOK SMP Kelas VIIIRPP PJOK SMP Kelas VIII
RPP PJOK SMP Kelas VIII
 
Laporan inovasi permainan tradisional sumpit
Laporan inovasi permainan tradisional sumpitLaporan inovasi permainan tradisional sumpit
Laporan inovasi permainan tradisional sumpit
 
2516 4972-1-sm
2516 4972-1-sm2516 4972-1-sm
2516 4972-1-sm
 
Kata pengantar pjk
Kata pengantar pjkKata pengantar pjk
Kata pengantar pjk
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

PTK RANDY-1-64_merged.pdf

  • 1. 65 UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII C TAHUN PELAJARAN 2021/2022 KARYA TULIS ILMIAH OLEH Randy Syafrima, S.Pd NIP 19930226 202012 1 012 DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG
  • 2. 66
  • 3. 67
  • 4. 68 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Ahlahmudlillah kehadiran Allah SWT hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesai8kan tugas penyuluhan karya ilmiah dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII C tahun pelajaran 2021/2022”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekola dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga bagi anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja. Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam dalamnya kepada : 1. Yth Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang 2. Yth Ketua PGRI Kota Padang 3. Yth Rekan-rekan Guru SMP Negeri 41 Padang 4. Teristimewa kepada istri dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan morilnya. 5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu penulis harapkan. Penulis iii
  • 5. 69 ABSTRAK ………………………….., 2021 Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII C tahun pelajaran 2021/2022 Kata kunci: Prestasi Belajar penjas, metode demonstrasi Kecepatan dan kelincahan adalah model dasar dalam berpain sepakbola dan bagi pemain merupakan modal sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan kemasukan gola. Dengan kemampuan kecepatan akan memudahkan pemain dalam rangka membawa bola. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagimanakah meningkatkan prestasi penguasaan dasar-dasar sepakbola bagi siswa dalam diterapkannya metode demontrasi? (b) Bagaimana pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa? Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b) mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah diterapkannya metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas VII C dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi kegiatan beolajar mengajar Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (61.54%), siklus II (89,74%) untuk ranah psikomotro, siklus I (84,62%). Siklus II (100%) untuk ranah afktif Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas VII C serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penjas. iv
  • 6. 70 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan ..................................................................... i Lembar Penyerahan Makalah ..................................................................... ii Kata Pengantar ..................................................................... iii Abstraksi ..................................................................... iv Daftar Isi ..................................................................... v Daftar Lampiran ..................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 D. Manfaat penelitian ..................................................................... 6 E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 6 F. Asumsi ..................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sejarah singkat sepakbola ............................................................ 9 B Teknik Dasar Permaian Sepak Bola ............................................ 11 C. Teknik Gerakan Tanpa Bola ....................................................... 30 D. Teknik gerakan Tanpa Dengan Bola Pola Penyerangan.............. 21 E. Teknik Gerakan Dengan Bola Bertahan ...................................... 23 F. Metode Demonstrasi .................................................................... 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, waktu dan subjek penelitian ........................................... 30 B. Rancangan Penelitian.................................................................... 30 C. Instrumen Penelitian ..................................................................... 32 D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33 v
  • 7. 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Persiklus ................................................ 39 B. Pembahasan ..................................................................... 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................... 55 B. Saran ..................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 57 vi
  • 8. 72 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran 1.1 Aspek yang dinilai pada siklus I dan II .............................. 58 Lampiran 1.2 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Psikomotor Siklus I ....... 59 Lampiran 1.3 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus I............... 61 Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Kinarja Ranah Psikomotorik Siklus II . 62 Lampiran 1.5 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus II ............ 64 Lampiran II.1 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Metode demonstrasi ..................................................................... 65 Lampiran II.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru Dalam KBM ..................................................................... 66 Lampiran III Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode Demonstrasi ..................................................................... 68 vii
  • 9. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak- anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi pemenang dalam suatu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan . para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper) Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetaspi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik. Hanya para atlet sepak bola manea Negara yang sukses membina karier di bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk menjadi atlet sepak bola yang handal dan professional
  • 10. 2 “goallll……!” teriakan ini sungguh identik dengan sepakbola siapapun yang berteriak “ goal” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah mendongak, mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga dan diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan suara gemuruh . hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di tempat yang sama yang tidak bisa berteriak” goal..” Mereka duduk diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan di depat mulut, sambil menggit jari dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki, menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di dalam permaianan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah , lapangan kecil atau di stadion yang megah. Olah raa ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja , pemuda , orang dewasa, priba bahkan wanita. Sepakbola sungguh popular di mata masyarakat, dari pelosik desa hingga kota besar di seluruh dunia. Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah. Bahkan hamper tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yuang professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hamper tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang mahal, (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan
  • 11. 3 anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih professional. Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain tampak jelas, kemauan membawa bola , menggiring bola, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain. Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh, kekuatan, kelenturasn, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima faktor tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri (pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala teknik yang dimiliki) Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain merupakan mudah dan sukses untuik mencetak gol, dan mempertahankan kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring bola) ke hadapan gawang lawan. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus, bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
  • 12. 4 Berdasarkan uraian-uraian diatas , cabang olah raga bola sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama dengan judul “Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 41 Padang pada tahun pelajaran 2021/2022 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah sebagai berikut: 1. bagaimana peningkatan prestasi penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi? 2. Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar dasar-dasar sepakbola pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Padang. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
  • 13. 5 2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi. D. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: 1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas. 2. Meningkatkan motivasi pada pelajar Penjas 3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas. E. Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Metode Demonstrasi adalah: Suatu pembelajaran yang mendatangkan guru atau pelatih yang memiliki keahlian tertentu untuk memperagakan dihadapan siswa, kemudian siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih.
  • 14. 6 2. Motivasi belajar adalah Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang dijaring melalui angkat motivasi. 3. Prestasi belajar adalah Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. F. Asumsi Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa : 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VII C Negeri 41 Padang 2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester genap tahun ajaran 2021/2022 3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permaiann sepak bola.
  • 15. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sejarah Singkat Sepak Bola Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963 terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan. Yaitu The Foodball Association . Federasi sepak bola dunia yaitu Federaion Internasional the Foodball Association (FIFA) dibentuk pada tanggal 21 September 1904, diketuai oleh guirin. Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda. Pada tanggal 19 april 1930 di Yogyakarta, dibentuk Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) yang diketuai oleh Mr Soeratin sosro Soegondo. Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan lawan. Karakteristik permainan adalah memainkan bola dengan menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali oleh lengan. Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan (Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan
  • 16. 8 kecepatan yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton) jika mereka memahami betul akan peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainawn, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif. Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan strategi pertahanan lawan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, teknik merebut bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut, tentu mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan kecepatan. Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain. Oleh sebab itu penelitian ini juga qakan membahas tentang: - Penerobosan strategi pertahanan lawan - Teknik menghadang bola - Teknik merebut bola - Teknik mengendalikan lawan/bola Serta menghubungkan dengan unsure-unsur permainan sepak bola yang terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring bola dalam permainan.
  • 17. 9 B Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh pemain , antara lain menendang, menggiring, mengontrol , menyundul dan menghentikan bola. 1. Menendang Bola Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat yaitu: a. Teknik menedang dengan kaki bagian dalam Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Sikap permulaan Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit ditekuk dan badan agak condng ke depan. Kaki sepak (tending) dibuka ke luar selebar 90° hingga mata kaki mengarah ke depan bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua lengan menjaga keseimbangan.
  • 18. 10 2. Gerakan Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik pusat tendang hingga bola bergerak ke depan. 3. Sikap akhir Gerakan selanjutnya diikut oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah: 1. Sikap badan kaki 2. Kaki tumpu tidak disamping bola 3. Badan kurang condong 4. Tidak diikuti gerak lanjut b. Teknik menendang bola dengan panggung kaki Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Sikap permulaan Sikap badan di belakang bola yang menyudut ± 30°. Kemudian pada saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang. Badan sedikit condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan Pandangan dipusatkan ke bola.
  • 19. 11 2. Gerakan Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengaruh ke bola, pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat tendang 3. Sikap akhir Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti anggota badan seluruhnya. c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut: Teknik menedang dengan panggung kaki adalah sebagai berikut: 1. Sikap permulaan Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke belakang harus dengan bola. Pandangan kearah tendangan. 2. Gerakan Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat- kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki. 3. Sikap akhir Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
  • 20. 12 d. Teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar 2. Mengontrol Bola Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk meguasai bola sebelum bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru dihentikan Menghentikan bola depan dilakukan dengan cara a. Menghentikan bola dengan telapak kaki Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan datangnya bola. b. Menghentikan bola dengan punggung kaki Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki sebagai berikut: 1. Pemain bergerak ke arah bola 2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.
  • 21. 13 3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau tarikan. 4. Bola jatuh diantara kedua kaki c. Menghentikan bola dengan dada Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut 1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat 2. Majulah untuk menjemput bola 3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar 4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke belakang 5. Bola jatuh di antara kedua kaki d. Menghentikan bola dengan paha Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai berikut: 1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara. 2. Pemain bergerak kearah datangnya bola 3. tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambung bola. 4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola
  • 22. 14 5. Dengan sedikit sentuhan, bila dihentikan dengan paha. 6. Bola jatuh diantara perut. e. Menghentikan bola dengan perut Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut 1. Amati pergerakan bola yang melayang 2. Bergerak kedepan menjemput bola 3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut dengan sentuhan atau menarik perut kebelakang dan jatuhkan bola antara kedua kedua kaki. 3. Menggiring Bola Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk mengelak penjagaan lawan. Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian luar. a. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam Cara melakukannya sebagai berikut:
  • 23. 15 1. Sikap permulaan Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagiand alam dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan. 2. Gerakan Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola. Sesuai irama langkah dengan bola. b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar Cara melakukannya sebagai berikut: 1. Sikap permulaan Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangkan kaki sedikit diputar kedala, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan. Sikap badan sedikit condong ke depat dan berat badan berada di kaki belakang dengan kedua lengan tergantung rileks 2 Gerakan Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.
  • 24. 16 4. Menyundul Bola Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di udara dengan dengan menggunakan kepala. Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari kepala. a. Menyundul Dengan Awalan Melompat Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut 1. Sikap permulaan Pemain berdiri dari posisi seimbnag menghadap sasaran. Pandangan mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara. 2. Gerakan Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki. b. Menyundul bola tanda awalan Cara melakukannya adalah sebagai berikut: 1. Sikap permulaan
  • 25. 17 Pemain berdiri dalam posisi seimbnag menghadap kearah bola yang datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan kea rah bola. Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks 2. Gerakan Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga kepala menyudul bola. 5. Merebut bola dari kaki lawan Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi: a. Merebut bola dari posisi depan b. Merebut bola dari posisi samping c. Mererbut bola sambilo meluncur d. Merebut bola dengan menggunakan bahu Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam mererbut bola, yaitu: a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola
  • 26. 18 d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran. C. Teknik Gerakan Tanpa Bola Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dnegan rajin bergerak. Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi pemain baik. Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan menggunakan “ saat” yang mengertikan untuk dapat menerima operan dalam keadaan bebeas. 2. Pemain dapat juga menciptakan “ posisi bebas” tersebut dengan berhentik tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah. 3. Atau pemain mencoba ‘ melelahkan” lawan dengan ara terus menerus berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan. 4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan—akan tidak berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut. Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk . setiap bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kososng sebagai berikut:
  • 27. 19 1. Bergerak kearah teman yang membawa bola 2. Berlari menjauhi “daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima operan jauh. 3. pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan 4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju kearah tengan lapangan, merupakan cirri dari serangan balik. 5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri atau di lapangan tengah. D. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersbut dioperkan kepada temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari dengan bola” aau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara “ berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat. Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut: 1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
  • 28. 20 Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada b, kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “ lobang” kemana dia bisa berlari untuk menerima operan keduaaa. Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga pemberi operan pertama dapat “ bertemu” bola pada posisi baru saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama kemudian “ pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan kemana operan kedua harus dilakukan. 2. Lemparan ke Dalam Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sunguh- sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah pertahaan lawan.
  • 29. 21 3. Tendangan Penjuru Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung kepada dua hal yaitu a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang lawan. b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bla tinggi didaerah penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty. E. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan Dalam permainan sepak bola dikenal tiga bariasan pemain yaitu (1) Barisan Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “ tugas utama” , untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami. Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan sebagai pemain bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama lain.
  • 30. 22 1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking) Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking). Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat ditinggalkan. Dari pada pikir seperti inilah datangnmya kemungkinan- kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol. 2. Penjagaan Daerah (Zona Marking) Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk. 3. Penjagaan Gabungan Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan dengan penjagaan daerah. Artinya stiap pemain menjaga lawan tertentu, akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan. Maka “ jagaanya” dapat diserahkan kepada teman lain dan segala menjaga pemain lainnya.
  • 31. 23 Dengan kata lain tidak perlu “mengikuti” lawan yang harus dijaganya terus-menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar tugas. 4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara lain dapat (1) meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan (4) meningkatkan kualitas fisik. Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya. Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak akan dapat dikuasai tanpa penerapan di lapangan, terutama dalam situasi
  • 32. 24 permainan. Hal tersbut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dnegan tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dngan aspek-aspek seperti yang dikemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-masing. Dengan latihan bermain siswa dilatih penguasaan segi teknik, menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama. Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai degan tuntutan permainan sepak bola. F. Metode Demonstrasi Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang diperagakan oleh guru atau pelatih. Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui pengamatan induktif.
  • 33. 25 Metode demonstrasi dapat dilaksanakan: 1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan 2. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan. 3. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan akan pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya. 4. Pengajar bermaksu menunjukkan suatu standar penampilan 5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktif yang kita laksanakan. 6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingka dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen. 7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen. 8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman- pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan social. Batas-batas metode demonstrasi 1. Demonstrasi akan merupakan metode yang todak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa
  • 34. 26 2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu pengalaman pribadi 3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok 4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan terjadi proses yagn berlainan dengan proses dalam situasi nyata. 5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.
  • 35. 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan (4) penelitian tindakana social eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang bertinak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat, kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja
  • 36. 28 sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 41 Padang. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester genap tahun ajaran 2021/2022 3. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi VII C tahun pelajaran 2021/2022. B. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3)
  • 37. 29 Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yan dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5). PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut: 1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran 2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai. 3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat 4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya
  • 38. 30 Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan. C. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pembelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing- masig RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar. 3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar a. Lembar observasi pengelolahan metode demonstrasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
  • 39. 31 4. Angkat Motivasi Terhadap Metode demonstrasi Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis. 5. Tes praktek Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran. 6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor 7. Lembar observasi penilaian kinreja siswa ranah afektif. D. Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa dan tes praktek. E. Teknik Analisa Data Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai sisw juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajran
  • 40. 32 Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran, Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai tes praktek Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan    N X X Dengan X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila di kelas tersebut mendapat 85% yang telah mencapai daya serap dari sama dengan Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: % 100 x siswa ar untasbelaj Siswayangt P   
  • 41. 33 3. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut: 2 _ 2 1 P P X   Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2 b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut: % = % 100 x X X  dengan 2 tan 2 1 P P amat jumlahpeng lpengama jumlahhasi X    Dimana: % = persentase angket X = Rata-rata  X = Jumlah Rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2
  • 42. 34 5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut: n Z P  dimana P = Persentase Z = Alternatif jawaban (A,B,C,D) N = Jumlah responden 6. Aspek yang diamati Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yanbg menggunakan rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa dihentikan atau dilanjutkan pada siklus berikutnya. a. Ranah Psikomotor skala peniloaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat) untuk aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa: - Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 =4 - Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12 - Medium skor adalah : 8 2 ) 12 4 (   - Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman penilaian. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor No Rentang skor Nilai Rapor Predikat 1 11-12 A Baik sekali 2 9-10 B Baik 3 7-8 C Cukup 4 5-6 K Kurang 5 3-4 KS Kurang sekali
  • 43. 35 Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa b. Ranah Afektif Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa: - Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3=3 - Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 4 x 3 =12 - Medium skor adalah : 5 , 7 2 ) 12 3 (   - Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman penilaian. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor No Rentang skor Nilai Rapor Predikat 1 11-12 A Baik sekali 2 9-10 B Baik 3 7-8 C Cukup 4 5-6 K Kurang 5 3-4 KS Kurang sekali Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa
  • 44. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis data Penelitian Persklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran metode demostrasi dan lembar observasi aktivitas siswa. b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 September 2021 di kelas VII C dengan jumlah siswa 39 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
  • 45. 37 Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I No Aspek yang diamati Penilaian Rata- rata P1 P2 I Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2 3 2 2,5 B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi 3 3 3 3 3 3 II Pengelolaan Waktu 2 2 2 III Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias 3 3 2 3 2,5 3 Jumlah 33 33 33 Keterangan : Nilai : Kriteria a : Tidak Baik b : Kurang Baik c : Cukup Baik d : Baik Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut
  • 46. 38 Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I No No Aktivitas guru yang diamati Persentase 1 Menyampaikan tujuan 5,0 2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3 3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 8,3 4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7 5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3 6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7 7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0 8 Memberikan umpan balik 18,.3 9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3 No Aktivitas siswa yang diamati 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5 2 Membaca buku siswa 11,5 3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 18,8 4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4 5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9 6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2 7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9 8 Merangkum pembelajaran 6,9 9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 % Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Demonstrasi sudah dilaksanakan
  • 47. 39 dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Per sentase ketuntasan belajar 76,15 24 61,54 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa degnan menerapkan metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 76,15 dan ketuntasan belajar mencapai 61,54 % atau ada 24 siswa dari 39 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 61,54% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode demonstrasi. c. Analisis data penelitian Siklus I 1. Ranah Psikomotor - Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%) Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 61, 54%, secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. 2. Ranah Afektif - Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%) - Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
  • 48. 40 - Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%) Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara klasikal termasuk kategori tuntas. d. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikt 1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung e. Revisi d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bias lebih antusias.
  • 49. 41 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode demonstasi dan lembar observasi siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 September 2021 di kelas VII C dengan jumlah siswa 39 orang . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang guru olahraga Bapak Indra Natalina, S.Pd. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
  • 50. 42 Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II No Aspek yang diamati Penilaian Rata- rata P1 P2 I Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3 4 3 3,5 B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi 3 4 4 4 3,5 4 II Pengelolaan Waktu 3 3 2 III Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias 4 4 3 4 3,5 4 Jumlah 41 43 42 Keterangan : Nilai : Kriteria a : Tidak Baik b : Kurang Baik c : Cukup Baik d : Baik Dari tabel diatasm tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran metode Demonstrasi mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi
  • 51. 43 siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan metode Demokrasi diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II No No Aktivitas guru yang diamati Persentase 1 Menyampaikan tujuan 6,7 2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7 3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7 4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7 5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7 6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 25,0 7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,2 8 Memberikan umpan balik 16,6 9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7 No Aktivitas siswa yang diamati Persentase 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9 2 Membaca buku siswa 12,1 3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 21,8 4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8 5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6 6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4 7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7 8 Merangkum pembelajaran 6,7 9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8
  • 52. 44 Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan (6,7%) Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan aalah memperhatikan peragaan (12,1%) menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%) Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Per sentase ketuntasan belajar 81,79 35 89,74
  • 53. 45 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek sebesar 81,79 dan dari 39 siswa yang telah tuntas sebanyak 35 siswa an 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,74% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran metode demonstrasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dala memahami materi yang telah diberikan. c. Analisis data penelitian Siklus II 1. Ranah Psikomotor - Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada - Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 (10,36%) - Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,53%) - Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak11 (28,21%) Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 89,74%, secara klasikal termasuk kategori tuntas. 2. Ranah Afektif - Siswa yang mendapat nilai C tidak ada - Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 (33,33%) - Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 26 (66,67%) Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 100% secara klasikal termasuk kategori tuntas Mengingat hasil observasi selama siklus II nilai yang diperoleh siswa dalam penilaian kinerja ranah psikomotorik 89,74% memperoleh nilai diatas 70 dan ranah afektif 100% memperoleh nilai diatas C secara
  • 54. 46 keseluruhan ranah psikomotorik dan ranah afektif telah tercapai ketuntasan belajar, maka penelitian ini diakhiri pada siklus II d. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan penerapan pembelajaran metode demonstrasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. berdasarkasn data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik 4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. e. Refisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
  • 55. 47 4. Analisa Data Angket Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi (siklus II) dengan jumlah pertanyaan sebanyak 36 butir dan jumlah responden sebanyak 39 siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode demonstrasi. Berdasarkan hasil angket siswa pada lampiran diperoleh hasiol analisi angket motivasi siswa pada tabel berikut: Tabel 4.7. Angket Siswa Terhadap model Pembelajaran Metode Demonstrasi No Indicator No pertanyaan Jumlah dalam persen Jumlah rata-rata dalam persen SS S TS STS SS S TS STS I Kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran metode demonstrasi 2,5,7,8,9, 26,28,30, 31,32,34,35,36 21 5 104 3 38 4 17 80 3 0 II Materi yang diajarkan degnan pembelajaran metode demonstrasi 3,24,25, 27,29,33 10 9 379 10 0 12 18 63 17 2 III Kegiatan praktik dalam pembelajaran metode demonstrasi 1,4,6,10 11,12,13, 14,22,23 14 9 533 28,9 29 15 53 29 3 IV Penggunaan ujian praktik dalam kegiatan pembelajaran metode demontrasi 15,16,17, 18,19,20,21 53 516 11 2 19 8 73 16 7 Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode demonstrasi adalah positif. Berdasarkan jumlah rata-rata dalam persen menunjukkan bahwa 80% siswa setuju dengan
  • 56. 48 kegiatan pembelajaran metode demonstrasi 63% setuju dengan materi yang diajarkan dengan metode, 53% setuju dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan dalam pembelajaran metode demonstrasi dan 73% siswa setuju dengan penggunaan ujian praktik dalam kegiatan pembelajaran metode demonstrasi. B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 61,54%,84,62 % dan 100 % . pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
  • 57. 49 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode demonstrasi paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. 4. Tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran metode demonstrasi Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran model dmonstrasi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model pembelajaran metode demonstrasi, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • 58. 50 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut 1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (61,54%), siklus II (89,74%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I (84,62%), siklus II (100%) 2. Penerapan metode pembelajaran metode demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode Demonstrasi sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran demonstasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan
  • 59. 51 atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kela VII C tahun pelajaran 2021/2022 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
  • 60. 52 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung; Binacipta Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung; Pioner Jaya Coever, Weil. 1982; Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT Gramedia. Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga Remmy, Muchtar. 1992 . Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud Dirjen Dikti Roji. 1996. Penjaskes 3, Jakarta; Intan Parawara Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta. Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia
  • 61. 53 Lampiran 1.1 Aspek yang dinilai pada siklus I Ranah psikomotor 1. Cara menendang bola 2. Cara mengontrol bola 3. Cara menggiring bola Ranah Afektif 1. Kedisiplinan 2. Ketekunan 3. Ketepatan Aspek yang dinilai pada siklus II Ranah psikomotor: 1. Cara tendangan penalty 2. Cara tendangan penjuru 3. Cara tendangan bebas 4. Cara lemparan ke dalam Ranah Afektif 1. Kedisiplinan 2. Ketekunan 3. Ketepatan
  • 62. 54 Lampiran 1.2 LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I Mata diklat : Penjas Hari : Kamis Kelas/semester: Tanggal : 9 September 2021 Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Skor Nilai A B C D 1 AF 3 2 3 2 10 80 2 ASF 3 2 3 1 9 70 3 BBD 3 2 3 2 10 80 4 DDF 3 1 3 1 8 70 5 FR 3 2 3 2 10 80 6 KMM 3 2 3 2 10 80 7 KLL 3 1 3 2 9 70 8 LSN 3 1 3 2 8 70 9 MAS 3 2 3 1 10 80 10 MAB 3 2 3 2 10 80 11 MBD 3 1 3 2 8 70 12 MMA 3 2 3 1 10 80 13 MND 3 2 3 25 11 80 14 MOA 3 1 3 3 9 70 15 MPC 3 2 3 2 10 80 16 MZA 3 2 3 2 10 80 17 NAA 3 2 3 2 10 80 18 NAC 3 1 3 2 9 70 19 NAA 3 1 3 2 9 70 20 OPP 3 2 3 2 10 80 21 OPL 3 2 3 2 10 80 22 OZK 3 1 3 2 8 70 23 OZM 3 2 3 1 10 80 24 PMLG 3 2 3 2 10 80 25 PMM 3 2 3 2 11 80 26 PRAM 3 1 3 3 8 70 27 PZZ 3 1 3 1 9 70 28 RAN 3 2 3 2 11 80 29 RRS 3 2 3 3 11 80 30 RZM 3 1 3 3 8 70 31 QUIN 3 1 3 1 9 70 32 YAD 3 2 3 2 9 70 33 YBD 3 2 3 2 10 80 34 YCC 3 2 3 2 11 80 35 YDD 3 2 3 2 10 80 36 YYD 3 2 3 3 10 80 37 ZAS 3 2 3 2 10 80 38 ZSS 3 2 3 2 10 80 39 ZZS 3 1 3 1 8 70 117 65 117 75 373 2970
  • 63. 55 Keterangan aspek yang dinilai: Ranah psikomotor: 1. Cara menendang bola 2. Cara mengontrol bola 3. Cara menggiring bola 4. Cara menyundul bola Ranah Afektif 1. Kedisiplinan 2. Ketekukan 3. Ketepatan Keterangan penilaian: Nilai setiap aspek - Tepat : 3 - Sedang : 2 - Kurang tepat : 1
  • 64. 56 Lapiran 1.3 LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I Mata diklat : Penjas Hari : Kamis Kelas/semester: Tanggal : 09 September 2021 Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai Ketekunan Keseriusan Ket Waktu 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 AF    10 B 2 ASF    10 B 3 BBD    10 B 4 DDF    8 C 5 FR    11 A 6 KMM    10 B 7 KLL    10 B 8 LSN    9 B 9 MAS    10 B 10 MAB    9 B 11 MBD    9 B 12 MMA    11 A 13 MND    10 B 14 MOA    8 C 15 MPC    11 A 16 MZA    10 B 17 NAA    9 B 18 NAC    8 C 19 NAA    10 B 20 OPP    10 B 21 OPL    9 B 22 OZK    10 B 23 OZM    10 B 24 PMLG    11 A 25 PMM    10 B 26 PRAM    8 C 27 PZZ    10 B 28 RAN    9 B 29 RRS    11 A 30 RZM    8 C 31 QUIN    10 B 32 YAD    11 A 33 YBD    10 B 34 YCC    11 A 35 YDD    10 B 36 YYD    10 B
  • 65. 57 Lampiran 1.4 LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II Mata diklat : Penjas Hari : Kamis Kelas/semester: Tanggal : 23 September 2021 Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Skor Nilai A B C D 1 AF 3 3 3 2 11 80 2 ASF 3 2 3 2 10 80 3 BBD 3 3 3 2 11 80 4 DDF 3 2 3 2 10 80 5 FR 3 3 3 3 12 90 6 KMM 3 2 3 2 10 80 7 KLL 3 1 3 2 9 70 8 LSN 3 2 3 3 11 80 9 MAS 3 3 3 3 12 90 10 MAB 3 3 3 2 11 80 11 MBD 3 2 3 3 11 80 12 MMA 3 3 3 3 12 90 13 MND 3 3 3 3 12 90 14 MOA 3 2 3 3 11 80 15 MPC 3 1 3 2 9 70 16 MZA 3 3 3 3 12 9 17 NAA 3 3 3 3 12 90 18 NAC 3 2 3 3 11 80 19 NAA 3 2 3 2 10 90 20 OPP 3 3 3 3 12 80 21 OPL 3 3 3 2 11 80 22 OZK 3 2 3 3 11 80 23 OZM 3 2 3 3 11 80 24 PMLG 3 3 3 2 11 90 25 PMM 3 3 3 3 12 80 26 PRAM 3 2 3 3 11 70 27 PZZ 3 1 3 2 9 80 28 RAN 3 2 3 2 10 90 29 RRS 3 3 3 3 12 80 30 RZM 3 2 3 3 11 70 31 QUIN 3 1 3 2 9 80 32 YAD 3 1 3 2 11 90 33 YBD 3 3 3 3 12 90 34 YCC 3 3 3 3 12 80 35 YDD 3 3 3 2 10 80 36 YYD 3 2 3 2 10 80 37 ZAS 3 2 3 23 11 80 38 ZSS 3 2 3 3 11 80 39 ZZS 3 2 3 3 11 80 117 91 117 100 425 3190
  • 66. 58 Keterangan aspek yang dinilai: Ranah psikomotor: 1. Cara menendang bola 2. Cara mengontrol bola 3. Cara menggiring bola 4. Cara menyundul bola Ranah Afektif 1. Kedisiplinan 2. Ketekukan 3. Ketepatan Keterangan penilaian: Nilai setiap aspek - Tepat : 3 - Sedang : 2 - Kurang tepat : 1
  • 67. 59 Lapiran 1.5 LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II Mata diklat : Penjas Hari : Kamis Kelas/semester: Tanggal : 29 September 2021 Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai Ketekunan Keseriusan Ket Waktu 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 AF    11 A 2 ASF    11 A 3 BBD    12 A 4 DDF    10 B 5 FR    12 A 6 KMM    12 A 7 KLL    10 B 8 LSN    11 A 9 MAS    12 A 10 MAB   12 A 11 MBD    10 B 12 MMA    12 A 13 MND    12 A 14 MOA    10 B 15 MPC    11 A 16 MZA    12 A 17 NAA    12 A 18 NAC    10 B 19 NAA    11 A 20 OPP    12 A 21 OPL    12 A 22 OZK    10 B 23 OZM    10 B 24 PMLG    12 A 25 PMM    12 A 26 PRAM    10 B 27 PZZ    10 B 28 RAN    12 A 29 RRS    12 A 30 RZM    12 A 31 QUIN    10 B 32 YAD    12 A 33 YBD    12 A 34 YCC    12 A 35 YDD    10 B 36 YYD    12 A 37 ZAS    12 A 38 ZSS    10 B 39 ZZS    10 B
  • 68. 60
  • 69. 61 Lampiran II.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru Dalam KHM Nama sekolah : SMP N 41 Padang Tanggal :09 September 2021 Kelas/semester: VII/ I Waktu : 07.30-10.30 Bahan Kajian : Aktifitas Siswa dan Guru Nama guru : Randy Styafrima, S.Pd Petunjuk Pengisian Amatilah aktivitas guru dan setiap siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati. 2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominant, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori pengamatan. 3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang dilakukan secara bergantian setiap periode waktu 3 menit 4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia. 5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak. Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2. Memotivasi siswa 2. Memperhatikan peragaan 3. Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 3. Praktik dengan menggunakan alat 4. Menyampaikan langkah-langkah strategis 4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 5. Menjelaskan/melatih menggunakan alat 5. menyajikan hasil pembelajaran 6. Membimbing dan mengamati siswa dalam latihan 6. mengajukan dan menanggapi pertanyaan/ide 7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan. 7. Mempraktikkan yang relevan dengan KBM 8. Memberi umpan balik 8. Merangkum pembelajaran 9. Membimbing siswa memperbaiki kesalahan 9. Berlatih dengan siswa Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd 1 2 3 4 5 6 7 8 9
  • 70. 62 Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru Nama guru Nama guru Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru : Randy Syafrima, S.Pd Nama guru Nama guru Nama guru
  • 71. 63 Lampiran III Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode Demonstrasi Petunjuk 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda 2. Jawablah dengan jujur, karena objektivitas kejujuran anda sangat membantu kami 3. Tulislah jawaban anda pada tepat yang tersedia dengan kode pilihan di bawha ini A. Sangat tidak setuju C. Tidak setuju B. Setuju D. Sangat tidak setuju 4. Atas kesediaan anda dalam mengisi angket ini, kami sampakan terima kasih. Jawaban 1. Pembelajaran melalui demonstrasi merupakan pembelajaran yang baru buat saya.√ 2. Pembelajaran seperti ini sesuai untuk pembelajaran Penjas 3. Dengan pembelajaran seperti ini, saya lebih mudah memahami materi yang diberikan guru. 4. Pembelajaran melalui demonstrasi memungkinkan saya dapat belajar lebih bermakna dan berkesan 5. Dengan pembelajaran ini, saya mendapat sesuatu pengalaman yang baru 6. Saya lebih suka belajar dengan cara diterangkan oleh guru 7. Belajar dengan pembelajaran seperti ini membuat saya sangat berminat dan bersemangat untuk belajar Penjas 8. Pembelajaran ini memungkinkan saya untuk belajar lebih aktiv 9. Dengan pembelajaran ini saya termotivasi untuk belajar lebih giat. 10.Bagi saya belajar dengan melalui demonstrasi kurang menarik 11.Saya sangat senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di lapangan 12.Kegiatan pengamatan dalam demonstrasi melatih saya bersikap lebih objektif 13.Saya lebih suka belajar teori daripada belajar dengan pengamatan/demonstrasi 14.Belajar dengan metode demonstrasi lebih mudah memecahkan masalah daripada belajar dnegan metode ceramah 15.Saya sangat suka kegiatan demonstrasi yang disertai dngan praktik langsung 16.Dengan praktik langsung saya lebih aktif belajar penjas 17.Saya akan mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh guru 18.Saya merasa malu bertanya jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan praktik 19.Pembelajaran metode demonstrasi ini termasuk baru 20.Cara penyajian materi metode ini termasuk baru 21.Saya mudah memahami petunjuk yang ada dalam metode ini √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
  • 72. 64 22.Melalui metode demonstrasi saya berlatih menemukan sendiri konsep- konsep 23.Sebelum melakukan praktik atau latihan, saya selalu membaca dan memahami tujuan npraktik yang akan dilakukan 24.Dengan memberikannya tes setiap akhir pertemuan/pelajaran membuat saya selalu siap untuk belajar di rumah maupun di sekolah 25.pembelajaran ini mendorong keingintahuan saya tentang materi Penjas lainya 26.Saya benar-benar suka dalam pembelajaran ini 27.Materi pelajaran ini sesuai dngan keinginan saya 28.Sangat menyanangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dnegan baik seperti ini 28.Sangat menyenangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan baik seperti ini 29.Materi pelajaran ini berguna bagi saya 30.Sangat menyenangkan dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan baik 31.Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya yakin dapat menyelesaikan tes yang diberikan oleh guru 32.Saya puas menyelesaikan latihan/praktik pada pembelajaran ini 33.Tugas latihan/praktik pada pembelajaran in terlalu sulit 34.Saya telah mempelajari suatu yang sangat menarik dan tak terduga 35.Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang ingin tahu saya 36.Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi saya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √