Sistem informasi geografis pemetaan lokasi kecelakaan berbasis WebGIS untuk daerah operasional Polres Kota Batu dibangun untuk menganalisis dan menampilkan data kecelakaan secara dinamis. Sistem ini mengidentifikasi lokasi dengan tingkat kecelakaan tertinggi berdasarkan perhitungan EAN dan menampilkan 26 titik kecelakaan dari tahun 2013-2016 pada peta interaktif.
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Ratmi Tringani Bangun (TAN 1 B)
1. DOSEN PEMBINGBING : MUKHLIS YAHYA,SP,MP
DIBUAT OLEH : RATMI TRINGANI BANGUN
NIM : 01.01.19.131
JURUSAN PERTANIAN
PRODI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2. PENDAHULUAN
Sampai saat ini Kota Batu merupakan daerah termuda yang bearda di Provinsi Jawa Timur
(BPS Kota Batu, 2015). Meskipun usia Kota Batu yang masih 16 tahun, namun sudah
terkenal di Indonesia maupun di dunia dalam bidang pariwisata.
Kota Batu memiliki banyak potensi wisata yang sudah dikenal. Hal tersebut menjadi alasan
beberapa pendatang dari luar kota untuk memulai bisnis di Kota Batu. Dari data yang
didapatkan pada tahun 2012 kepadatan Kota Batu berada pada angka 1055 jiwa/km persegi,
dan pada tahun 2016 sudah mencapai 4921 jiwa/km persegi (BPS Kota Batu, 2017).
Kepadatan penduduk ini tentu saja berimbas pada meningkatnya arus lalu-lintas di Kota
Batu. Peningkatan arus lalu-lintas bisa menyebabkan beberapa masalah, salah satunya
masalah kecelakaan.
Merujuk pada permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa belum adanya sistem
informasi yang dapat menganalisis dan menampilkan perkembangan kecelakaan di daerah
operasional Polres Kota Batu, maka perlu adanya sistem informasi yang dapat digunakan
untuk menangani masalah tersebut. Sistem yang dikembangkan dalam bentuk WebGIS,
karena memanfaatkan data spasial dalam proses pengembangannya. Oleh sebab itu peneliti
mengembangkan “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lokasi Kecelakaan Berbasis
WebGIS (Area Studi: Daerah Operasional Polres Kota Batu).
Hasil dari penelitian ini adalah dapat mengetahui lokasi dengan tingkat kecelakaan
tertinggi, dan dapat menampilkan peta digital kecelakaan daerah operasional Polres Kota
Batu secara dinamis.
3. DATA DAN METODOLOGI 2.1 Area Studi Penelitian ini dilakukan di Kota Batu dan sekitarnya.
Maksud dari sekitarnya adalah daerah-daerah yang masih termasuk daerah operasional
Polres Kota Batu. Pada Kota Batu sendiri terdapat 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bumiaji,
Kecamatan Junrejo, dan Kecamatan Batu. Sedangkan pada Kabupaten Malang terdapat 3
kecamatan juga, antara lain Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, dan Kecamatan
Kasembon. Gambar 1 merupakan peta area studi.
4. Data yang digunakan pada penelitian ini
didapatkan menggunakan beberapa cara, yaitu
observasi langsung ke Polres Kota Batu,
penggunaan google maps untuk mencari
koordinat lokasi kecelakaan lalu-lintas, dan
download data jaringan jalan melalui website
resmi dari Badan Informasi Geospasial
Indonesia
5. Street Profile merupakan metode terbaru yang
saat ini digunakan dalam proses pemetaan
yang menggunakan objek berupa jalan (Spicer,
et al, 2016). Metode ini dapat menemukan
lokasi-lokasi tertentu, kemudian membantu
dalam menganalisis dinamika temporal suatu
kejadian pada jalan tertentu. Spicer, et al (2016)
pada penelitiannya menjelaskan bahwa metode
ini bisa dikembangkan lagi dengan objek yang
berbeda namun masih menggunakan objek
jalan, misalnya analisis pada kecelakaan lalu-
lintas
6. Teknologi WebGIS telah dikembangkan oleh
instansi pemerintahan, perusahaan, lembaga
penelitian, dan masyarakat umum untuk
digunakan sebagai pendukung keputusan,
akses data spasial, eksplorasi dan visualisasi
data spasial, ruang pengolahan analisis data
dan pemodelan serta digunakan untuk
mengintegrasikan layanan berbasis geo spasial
dengan layanan proses komputasi dan
lingkungan dalam bentuk website (Li, 2011).
7. Pengolahan Data
Tahap pertama adalah melakukan pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi QGIS yang hasilnya digunakan sebagai peta dasar
pada sistem yang dibangun.
Tahap pertama dalam pengolahan data menggunakan QGIS adalah
seleksi wilayah yang merupakan daerah operasional Polres Kota Batu.
Tahap Ketiga adalah memasukkan koordinat beserta informasi
lokasi kecelakaan lalu-lintas, dan dilanjutkan dengan memasukkan data
jaringan jalan. Pada Gambar 2 merupakan
proses dari ketiga tahap tersebut.
Tahap selanjutnya adalah melakukan join atribut terhadap 2 data yaitu,
data koordinat dengan data jaringan jalan. Hasil dari proses ini adalah
informasi yang terdapat pada tabel data koordinat lokasi digabungkan ke
dalam tabel data jaringan jalan.
Tahap selanjutnya adalah pewarnaan jaringan jalan menggunakan tools
klasifikasi yang disediakan aplikasi QGIS. Pada Gambar 2 merupakan
hasil dari proses klasifikasi.
8. Perancangan Sistem
Tahap selanjutnya adalah membuat perancangan
sistem yang akan dibangun. Gambar 4 merupakan use
case dari sistem. Use case merupakan diagram yang
mendiskripsikan sebuah interaksi antar satu atau lebih
aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.
Terdapat 2 aktor yang dapat berinteraksi dengan
sistem, yaitu admin dan masyarakat umum. Admin
memiliki 17 fungsional, sedangkan masyarakat umum
memiliki 7 fungsional.
9. HASIL
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem
informasi geografis dalam bentuk WebGIS. Sistem ini
dapat digunakan oleh seluruh masyarakat yang berada
dalam daerah operasional Polres Kota Batu. Berikut ini
merupakan hasil dari implementasi sistem.
Antarmuka Peta
10. Pengujian Sistem
Setelah tahap implementasi, tahap selanjutnya adalah tahap
pengujian. Pengujian yang digunakan adalah black box
testing, compatibility testing, dan user acceptance testing.
Pengujian black box dilakukan dengan membuat beberapa
test case. Black box testing adalah metode pengujian
perangkat lunak yang dilakukan pada fungsional sistem
untuk mengetahui output sistem dari masukan yang sudah
ditentukan (Khan, 2011). Total terdapat
26 test case dimana semuanya menghasilkan status valid.
Dengan demikian sistem ini telah memenuhi kebutuhan
fungsional sebesar 100%. Pada Tabel 5 merupakan contoh
black box testing dengan 2 test case.
11. Pengujian yang terakhir adalah User Acceptance
Testing (UAT). Pengujian ini digunakan untuk
memvalidasi fitur-fitur yang telah dibuat sudah
sesuai atau belum. Terdapat 2 tipe responden pada
pengujian ini, yaitu anggota admin sebanyak 2
orang dan masyarakat umum sebanyak 30 orang.
Pada Tabel 8 merupakan contoh kuisioner UAT
untuk admin. Sedangkan Tabel 9 merupakan
contoh kuisioner UAT untuk masyarakat umum.
Tabel 10 merupakan contoh kuisioner pilihan
responden
12. KESIMPULAN
Berdasarkan pengembangan sistem yang telah dilakukan, dalam penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dengan perhitungan tingkat kecelakaan lalu lintas menggunakan Equivalent
Accident Number (EAN) dapat diidentifikasi lokasi kecelakaan dengan tingkat
kecelakaan tertinggi. EAN didasarkan dari jumlah kecelakaan dan jumlah korban
kecelakaan. Berdasarkan perhitungan ini, lokasi kecelakaan yang memiliki
tingkat kecelakaan tertinggi berada pada Jalan Raya Waturejo yang terletak di
Kecamatan Kasembon. Berikut ini merupakan perhitungannya, WAN = (10 × 15)
+ (4,25 × 11) + (2.33 × 102) + (1 × 0) =
434,41. Hasil analisis ini lebih tinggi dibandingkan jalan-jalan lain.
Hasil dari pemetaan lokasi kecelakan daerah operasional Polres Kota Batu adalah
terdapat 26 titik kecelakaan dari tahun 2013 sampai 2016. Sedangkan
pemanfaatan Street Profile Analysis terdapat pada halaman detail jalan, dimana
pada halaman tersebut terdapat grafik yang menunjukkan perkembangan
kecelakaan yang pernah terjadi pada jalan tertentu.