Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
rahmat hidayat.pptx
1. Hubungan antara islam dan akulturasi budaya
Nama : rahmat hidayat
Nim : 4522041013
Kelas : Z
2. Hubungan antara islam dan akulturasi budaya.
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa ketika Islam masuk
ke wilyah nusantara ini, msyarakat pribumi sudah terlebih dahulu memiliki sifat
local primitive. Ada atau tiadanya agama, masyarakat akan terus hidup dengan
pedoman yang telah mereka miliki tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa datangnya
Islam ke Nusantara ini diidentikkan dengan datangnya suatu kebudayaan yang baru
yang kelak akan berinteraksi dengan budaya lama dan tidak menutup kemungkinan
budaya lama juga akan terhapus oleh budaya yang baru.
agama akan mudah diterima oleh masyarakat apabila ajarannya tersebut
tidak bertentangan serta memiliki kesamaan dengan kebudayaan
masyarakat,sebaliknya agama akan ditolak masyarakat apabila keebudayaan
masyarakat berbeda dengan ajaran agama.
3. Diterimanya agama dengan demikian, kebudayaan satu masyarakat akan sangat
dipengaruhi oleh agama yang mereka peluk. Ketika agama telah diterima dalam
masyarakat, maka dengan sendirinya agama tersebut akan mengubah struktur
kebudayaan masyarakat tersebut. Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar
(asimilasi) dan dapat pula hanya mengubah unsur-unsur saja (akulturasi). Atau pada
awalnya bersifat akulturasi dan semakin lama menjadi asimilasi. Hal ini terukti dengan
munculnya organisasi Islam pergerakan yang menginginkan untuk kembali kepada
ajaran Islam murni yaitu al-Qur’an dan as- sunnah
4. AJARAN ISLAM YANG UNIVERSAL
Ajaran islam yang univaersal adalah agama yang pemberlakuannya
tidak dibatasi oleh tempat dan waktu tertentu. Ia sesuai untuk semua
golongan manusia. Keuniversalan Islam pertama sekali kelihatan pada
konsep tauhid yang menjadi sendi ajarannya.
5. Akulturasi nilai-nilai budaya lokal dan keagaamaan
Akulturasi menurut kamus Antropologi (Aryoono, 1985) adalah pengambilan atau
penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau
beberapa kebudayaan yang saling berhubungan atau saling bertemu. Konsep akulturasi
terkait dengan proses sosial yang timbul bila satu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima atau ditolak dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dalam konsep akulturasi, Islam diposisikan sebagai ‚Kebudayaan Asing‛ dan
masyarakat sebagai lokal yang menjadi penerima kebudayaan asing tersebut. Misalnya,
masyarakat Jawa yang memiliki tradisi ‚Slametan‛ yang cukup kuat, ketika Islam datang
maka tradisi tersebut masih tetap jalan dengan mengambil unsur Islam terutama dalam
doa-doa yang dibaca. Wadah slametan tetap ada, akan tetapi isinya mengambil ajaran
Islam.
6. Menurut Koenjaraningrat (1981) ada lima hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji proses akulturasi antara agama dan
budaya. Diantaranya adalah:
1. Keadaan masyarakat penerima, sebelum proses akulturasi mulai
berjalan.
2. Individu-individu yang membawa unsur kebudayaan asing.
3. Saluran-saluran yang dipakai oleh unsur kebudayaan asing untuk masuk
kebudayaan penerima.
4. Bagian-bagian masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur budaya
asing.
5. Reaksi dari individu yang terekena kebudayaan asing.