SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Redundancy Principle
(Richard E.Mayer.(2009).Multimedia Learning 2nd: Chapter 6)
Oleh:
Riana Putri
17707251020
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
Prinsi Redundansi:
Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi,
narasi, dan teks.
Alasan Teoritis:
Redundansi mecinptakan pemrosesan yang tidak relevan, yaitu:
a) Karena saluran visual bisa menjadi kelebihan beban dikarenakan harus
memindai secara visual antara gambar dan teks di layar.
b) Karena pembelajaran perlu mengeluarkan mental usaha mencoba
membandingkan teks yang ditampilkan dengan yang dinarasikan.
Redundancy Principle
Alasan Empiris:
Dari lima tes, peserta didik yang menerima grafis dan narasi lebih baik dalam tes
transfer daripada peserta didik yang menerima grafis, narasi, dan teks cetak.
Batas Kondisi:
Prinsip redundansi mungkin kurang berlaku, bila:
a) Teks disingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan disamping bagian grafik
yang digambarkan,
b) Teks lisan disajikan sebelum teks tercetak dan buka secara bersamaan,
c) Tidak ada grafik dan segmen verbal yang singkat.
Redundancy Principle
Redundancy Principle
Introduksi
1. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas?
2. Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada animasi bernarasi
3. Kasus yang menentang penambahan teks on screen pada animasi bernarasi
4. Memahami Redudancy Effect
Riset Prinsip Redudansi
1. Bukti inti mengenai prinsip Redudansi
2. Kondisi batas prinsip redudansi
Implikasi Prinsip Redudansi
1. Implikasi untuk Multimedia Learning
2. Implikasi untuk Desain Multimedia
3. Keterbatasan dan arah masa depan
Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas?
Sebagai contoh:
Bagaimana kerja rem mobil, bagaimana pompa bekerja, atau bagaimana badai
petir berkembang, dan komputer menyajikan animasi pendek yang dengan
menggambarkan langkah-langkah utama dalam proses ini secara bersamaan
dengan narasi terkait proses tersebut.
Jadi, penjelasan multimedianya berisi concise narrated animations (CNA) atau
animasi bernarasi ringkas.
Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas?
Concise (ringkas) : berarti berfokus hanya pada langkah-langkah esensial atau
penting dalam proses.
Narrated : merujuk pada kata-kata yang disajikan secara terucap.
Animations : gambar-gambar yang disajikan dalam membentuk animasi.
Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas?
A
Animasi disertai narasi:
Pada bagian ini menunjukkan salah satu frame dari
CNA tentang terbentuknya petir. Saat animasi
muncul di layar, di speaker atau headphone
komputer muncul narasi berupa kata-kata terucap
sebagaimana ditunjukkan dalam kalimat dibawah
ini.
“saat udara dalam updrafts ini mendingin, uap air
mulai mengembun menjadi titik-titik air dan
kemudian membentuk awan.”
Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas?
B
Animasi disertai narasi dan teks:
Dalam kasus ini, animasi bernarasi tentang petir
diperkuat oleh teks on-screen yang disajikan
dibagian bawah layar. Teks on-screen ini berisi kata-
kata yang sama seperti dalam narasi dan masing-
masing kalimat berada dilayar dalam periode yang
sama dengan terucapkannya narasi terkait.
Disini ada redundansi: yakni, terlalu berlebihan
dalam penggunaan kata-kata karena adanya
pengulangan kata-kata yang sama.
Apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan CNA?
Alasan untuk menambahkan teks on screen terhadap animasi
bernarasi ringkas didasarkan pada apa yang disebut Learning
Preference Hypothesis atau hipotesis pilihan belajar.
Hipotesis ini beranggapan, lain orang lain pula cara belajarnya.
Maka dari itu, cara terbaik untuk menyajikan informasi adalah
dalam sebanyak mungkin format yang berbeda.
Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Sebagai contoh: Jika seorang murid lebih memilih belajar dari kata-kata yang
terucap maka ia bisa memberikan perhatian pada narasinya; jika ada murid
lain yang lebih suka belajar dari kata-kata tercetak, biarkan ia memberikan
perhatian pada teks on screen.
Maka dari itu, dengan menggunakan presentasi multi-format,
instruktur/guru bisa mmengakomondasi gaya belajar
yang disukai masing-masing murid.
Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Alasan mengapa hipotesis pengiriman-informasi memprediksi bahwa kombinasi
antara animasi, dan teks (c) adalah lebih baik daripada animasi bersama
narasi (b) atau narasi saja (a)
a b c
Kasus yang menentang penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Kasus yang menentang penambahan teks on screen didasarkan pada
capacity limitation hypothesis:
Setiap orang memiliki kapasitas terbatas untuk memproses materi yang
disajikan secara visual dan kapasistas terbatas untuk memproses materi
yang disajikan secara auditori. Hipotesis ini didasarkan pada teori kognitif
multimedia learning.
Kasus yang menentang penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Menurut teori belajar kognitif pembelajaran multimedia akan lebih
bermakna ketika orang mendapatkan porsi relevan atas informasi auditori dan
visual yang masuk, mengatur materi menjadi representasi verbal dan pictorial
yang saling terkait sehingga koheren.
Saat kata-kata disajikan secara visual, sebagai teks on screen maka ini
memberikan beban tambahan pada saluran pemrosesan informasi visual.
Peningkatan beban kognitif dalam saluran ini mengurangi jumlah
pemrosesan untuk animasi yang juga masuk melalui saluran visual.
Kasus yang menentang penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Pada gambar, menunjukkan gambar-gambar
dan kata-kata tercetak sama-sama memasuki
pemrosesan informasi si murid melalui
matanya dan pada awalnya direpresentasikan
sebagai image dalam memori kerja.
Jadi, gambar-gambar dan kata-kata tercetak bersaing memperebutkan
sumber-sumber yang terbatas dalam saluran visual.
Kasus yang menentang penambahan text on screen pada
animasi bernarasi
Pada gambar, menunjukkan gambar-gambar
masuk lewat mata (dan diproses disaluran visual)
sementara kata-kata masuk melalui telinga (dan
diproses dalam saluran verbal).
Atas, teori ini kita dapat memprediksi adanya redundancy effect menambahkan
teks on screen pada animasi bernarasi ringkas (CNA) akan menghasilkan
pembelajaran yang lebih buruk (sebagaimana diukur dengan tes retensi) dan
pemahaman yang lebih buruk (sebagaimana diukur dari hasil tes transfer)
Dalam buku Mayer (2009), menggunakan istilah redundancy effect dalam
cakupan jauh lebih sempit untuk menunjukkan pada suatu situasi
multimedia dimana pembelajaran dari animasi (atau ilustrasi) dan
narasi lebih unggul daripada belajar dari materi yang sama
beserta teks cetak yang sesuai dengan narasi.
Memahami Efek Redundansi
Efek redundansi ini konsisten dengan capacity limitation hypothesis dan
tidak konsisten dengan learning preferences hypothesis.
Hasil ini mendukung prinsip redundansi: Orang belajar lebih dalam
dari grafik dan narasi daripada dari grafik, narasi, dan teks cetak.
Riset Tentang Prinsip Redundansi
Tiga baris teratas Table 6.1 menunjukkan
ukuran efek yang besar yang menyukai
kelompok nonredundan (narasi dan
animasi), dua baris terakhir kelompok
redundan (narasi, animasi, dan teks di
layar). Uk efek rata-rata adalah 0,72.
Riset Tentang Prinsip Redundansi
“Secara keseluruhan, ada dukungan yang konsisten untuk prinsip
redundansi: Orang belajar lebih dalam dari grafis dan narasi daripada dari
grafik, narasi, dan teks di layar”
Adakah situasi di mana prinsip redundansi tidak berlaku, atau di mana
pengaruhnya berkurang. Sampai saat ini, literatur penelitian menunjukkan
bahwa prinsip redundansi mungkin kurang berlaku, apabila:
(a) Bila teks disingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan di samping
bagian grafik yang mereka gambarkan,
(b) Ketika teks lisan disajikan sebelum teks cetak dan bukan secara bersamaan,
atau
(c) Bila tidak ada grafik dan segmen verbal pendek.
Kondisi Batas untuk Prinsip Redundansi
Pembelajaran atas eksplanasi ilmiah dari animasi bernarasi ringkas bisa
terganggu oleh penambahan teks on screen yang berisi kata-kata identik
dengan narasi, yang disebut dengan redundancy effect.
Dimana menambahkan teks on screen yang redundan ke animasi bernarasi
bisa menggunggu multimedia learning.
Implikasi Prinsip Redundansi
Implikasi Prinsip Redundansi
Prinsip redundansi memberikan dukungan penting untuk teori kognitif pembelajaran
multimedia dan hipotesis pembatasan kapasitasnya, secara khusus:
(a)Prinsip redundansi konsisten dengan hipotesis pembatasan kapasitas, di mana
memori kerja visual menjadi kelebihan beban saat animasi dan teks di layar
dipresentasikan bersamaan (seperti dalam pelajaran animasi naratif).
(b)Prinsip redundansi tidak konsisten dengan hipotesis preferensi belajar, di mana
menambahkan teks layar yang berlebihan ke animasi yang diriwayatkan diharapkan
memungkinkan peserta didik memilih cara penyajian informasi sesuai dengan gaya
belajar mereka.
“Saat membuat presentasi multimedia yang terdiri dari CNA, jangan
menambahkan text on screen yang hanya mengulang kata-kata yang sudah
ada dalam narasi”
Implikasi Prinsip Redundansi
Implikasi untuk Multimedia Pembelajaran:
 Prinsip redundansi tidak boleh dianggap sebagai pembenaran karena tidak
pernah menyajikan teks cetak dan teks lisan.
 Prinsip desain multimedia tidak boleh diterapkan sebagai perintah yang
tidak mengikat, namun harus ditafsirkan berdasarkan teori tentang
bagaimana orang belajar, seperti teori pembelajaran kognitif multimedia.
 Teks di layar yang berlebihan mungkin berguna saat teks berisi istilah yang
tidak dikenal, istilah teknis atau bila bagian teksnya panjang dan rumit.
Keterbatasan dan Arah Masa Depan
DAFTAR PUSTAKA
Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning (Second Edition). New York:
Cambridge University Press.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaranPemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
sri wahyuni wahyuni
 

What's hot (20)

Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 
Proyek Film: proposal naskah film
Proyek Film: proposal naskah filmProyek Film: proposal naskah film
Proyek Film: proposal naskah film
 
Materi lengkap tentang power point
Materi lengkap tentang power pointMateri lengkap tentang power point
Materi lengkap tentang power point
 
Desain multimedia interaktif_pertemuan 1
Desain multimedia interaktif_pertemuan 1Desain multimedia interaktif_pertemuan 1
Desain multimedia interaktif_pertemuan 1
 
Contoh Desain Web yang Baik dan Buruk
Contoh Desain Web yang Baik dan BurukContoh Desain Web yang Baik dan Buruk
Contoh Desain Web yang Baik dan Buruk
 
Produk multimedia
Produk multimediaProduk multimedia
Produk multimedia
 
Modul Pemrograman Berorientasi Objek
Modul Pemrograman Berorientasi ObjekModul Pemrograman Berorientasi Objek
Modul Pemrograman Berorientasi Objek
 
1. Kisi kisi soal Sistim Komputer Kelas X Multimedia K 13 Revisi
1. Kisi kisi soal Sistim Komputer Kelas X Multimedia K 13 Revisi1. Kisi kisi soal Sistim Komputer Kelas X Multimedia K 13 Revisi
1. Kisi kisi soal Sistim Komputer Kelas X Multimedia K 13 Revisi
 
WEB 2.0 SLIDESHARE
WEB 2.0 SLIDESHAREWEB 2.0 SLIDESHARE
WEB 2.0 SLIDESHARE
 
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
 
Prinsip User Interface Design
Prinsip User Interface DesignPrinsip User Interface Design
Prinsip User Interface Design
 
Sejarah eLearning
Sejarah eLearningSejarah eLearning
Sejarah eLearning
 
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
 
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (ve...
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (ve...Animasi 2D dan 3D KD : Memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (ve...
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (ve...
 
Grafik 3 dimensi
Grafik 3 dimensiGrafik 3 dimensi
Grafik 3 dimensi
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannya
 
Berpikir Komputasional.pptx
Berpikir Komputasional.pptxBerpikir Komputasional.pptx
Berpikir Komputasional.pptx
 
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaranPemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pembelajaran
 
Proposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaProposisi Logika Matematika
Proposisi Logika Matematika
 

More from RIANA PUTRI

More from RIANA PUTRI (6)

Media Video
Media VideoMedia Video
Media Video
 
Laporan observasi
Laporan observasiLaporan observasi
Laporan observasi
 
Sumber belajar by design dan by use di sekolah dan masyarakat
Sumber belajar by design dan by use di sekolah dan masyarakatSumber belajar by design dan by use di sekolah dan masyarakat
Sumber belajar by design dan by use di sekolah dan masyarakat
 
Organisasi Belajar - Mental Models
Organisasi Belajar - Mental ModelsOrganisasi Belajar - Mental Models
Organisasi Belajar - Mental Models
 
E-Learning : Promise and Pitfalls
E-Learning : Promise and PitfallsE-Learning : Promise and Pitfalls
E-Learning : Promise and Pitfalls
 
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Riana putri 17707251020 prinsip redundansi

  • 1. Redundancy Principle (Richard E.Mayer.(2009).Multimedia Learning 2nd: Chapter 6) Oleh: Riana Putri 17707251020 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018
  • 2. Prinsi Redundansi: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks. Alasan Teoritis: Redundansi mecinptakan pemrosesan yang tidak relevan, yaitu: a) Karena saluran visual bisa menjadi kelebihan beban dikarenakan harus memindai secara visual antara gambar dan teks di layar. b) Karena pembelajaran perlu mengeluarkan mental usaha mencoba membandingkan teks yang ditampilkan dengan yang dinarasikan. Redundancy Principle
  • 3. Alasan Empiris: Dari lima tes, peserta didik yang menerima grafis dan narasi lebih baik dalam tes transfer daripada peserta didik yang menerima grafis, narasi, dan teks cetak. Batas Kondisi: Prinsip redundansi mungkin kurang berlaku, bila: a) Teks disingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan disamping bagian grafik yang digambarkan, b) Teks lisan disajikan sebelum teks tercetak dan buka secara bersamaan, c) Tidak ada grafik dan segmen verbal yang singkat. Redundancy Principle
  • 4. Redundancy Principle Introduksi 1. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas? 2. Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada animasi bernarasi 3. Kasus yang menentang penambahan teks on screen pada animasi bernarasi 4. Memahami Redudancy Effect Riset Prinsip Redudansi 1. Bukti inti mengenai prinsip Redudansi 2. Kondisi batas prinsip redudansi Implikasi Prinsip Redudansi 1. Implikasi untuk Multimedia Learning 2. Implikasi untuk Desain Multimedia 3. Keterbatasan dan arah masa depan
  • 5. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas? Sebagai contoh: Bagaimana kerja rem mobil, bagaimana pompa bekerja, atau bagaimana badai petir berkembang, dan komputer menyajikan animasi pendek yang dengan menggambarkan langkah-langkah utama dalam proses ini secara bersamaan dengan narasi terkait proses tersebut. Jadi, penjelasan multimedianya berisi concise narrated animations (CNA) atau animasi bernarasi ringkas.
  • 6. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas? Concise (ringkas) : berarti berfokus hanya pada langkah-langkah esensial atau penting dalam proses. Narrated : merujuk pada kata-kata yang disajikan secara terucap. Animations : gambar-gambar yang disajikan dalam membentuk animasi.
  • 7. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas? A Animasi disertai narasi: Pada bagian ini menunjukkan salah satu frame dari CNA tentang terbentuknya petir. Saat animasi muncul di layar, di speaker atau headphone komputer muncul narasi berupa kata-kata terucap sebagaimana ditunjukkan dalam kalimat dibawah ini. “saat udara dalam updrafts ini mendingin, uap air mulai mengembun menjadi titik-titik air dan kemudian membentuk awan.”
  • 8. Bagaimana meningkatkan animasi bernarasi ringkas? B Animasi disertai narasi dan teks: Dalam kasus ini, animasi bernarasi tentang petir diperkuat oleh teks on-screen yang disajikan dibagian bawah layar. Teks on-screen ini berisi kata- kata yang sama seperti dalam narasi dan masing- masing kalimat berada dilayar dalam periode yang sama dengan terucapkannya narasi terkait. Disini ada redundansi: yakni, terlalu berlebihan dalam penggunaan kata-kata karena adanya pengulangan kata-kata yang sama. Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan CNA?
  • 9. Alasan untuk menambahkan teks on screen terhadap animasi bernarasi ringkas didasarkan pada apa yang disebut Learning Preference Hypothesis atau hipotesis pilihan belajar. Hipotesis ini beranggapan, lain orang lain pula cara belajarnya. Maka dari itu, cara terbaik untuk menyajikan informasi adalah dalam sebanyak mungkin format yang berbeda. Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada animasi bernarasi
  • 10. Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada animasi bernarasi Sebagai contoh: Jika seorang murid lebih memilih belajar dari kata-kata yang terucap maka ia bisa memberikan perhatian pada narasinya; jika ada murid lain yang lebih suka belajar dari kata-kata tercetak, biarkan ia memberikan perhatian pada teks on screen. Maka dari itu, dengan menggunakan presentasi multi-format, instruktur/guru bisa mmengakomondasi gaya belajar yang disukai masing-masing murid.
  • 11. Kasus yang mendukung penambahan text on screen pada animasi bernarasi Alasan mengapa hipotesis pengiriman-informasi memprediksi bahwa kombinasi antara animasi, dan teks (c) adalah lebih baik daripada animasi bersama narasi (b) atau narasi saja (a) a b c
  • 12. Kasus yang menentang penambahan text on screen pada animasi bernarasi Kasus yang menentang penambahan teks on screen didasarkan pada capacity limitation hypothesis: Setiap orang memiliki kapasitas terbatas untuk memproses materi yang disajikan secara visual dan kapasistas terbatas untuk memproses materi yang disajikan secara auditori. Hipotesis ini didasarkan pada teori kognitif multimedia learning.
  • 13. Kasus yang menentang penambahan text on screen pada animasi bernarasi Menurut teori belajar kognitif pembelajaran multimedia akan lebih bermakna ketika orang mendapatkan porsi relevan atas informasi auditori dan visual yang masuk, mengatur materi menjadi representasi verbal dan pictorial yang saling terkait sehingga koheren. Saat kata-kata disajikan secara visual, sebagai teks on screen maka ini memberikan beban tambahan pada saluran pemrosesan informasi visual. Peningkatan beban kognitif dalam saluran ini mengurangi jumlah pemrosesan untuk animasi yang juga masuk melalui saluran visual.
  • 14. Kasus yang menentang penambahan text on screen pada animasi bernarasi Pada gambar, menunjukkan gambar-gambar dan kata-kata tercetak sama-sama memasuki pemrosesan informasi si murid melalui matanya dan pada awalnya direpresentasikan sebagai image dalam memori kerja. Jadi, gambar-gambar dan kata-kata tercetak bersaing memperebutkan sumber-sumber yang terbatas dalam saluran visual.
  • 15. Kasus yang menentang penambahan text on screen pada animasi bernarasi Pada gambar, menunjukkan gambar-gambar masuk lewat mata (dan diproses disaluran visual) sementara kata-kata masuk melalui telinga (dan diproses dalam saluran verbal). Atas, teori ini kita dapat memprediksi adanya redundancy effect menambahkan teks on screen pada animasi bernarasi ringkas (CNA) akan menghasilkan pembelajaran yang lebih buruk (sebagaimana diukur dengan tes retensi) dan pemahaman yang lebih buruk (sebagaimana diukur dari hasil tes transfer)
  • 16. Dalam buku Mayer (2009), menggunakan istilah redundancy effect dalam cakupan jauh lebih sempit untuk menunjukkan pada suatu situasi multimedia dimana pembelajaran dari animasi (atau ilustrasi) dan narasi lebih unggul daripada belajar dari materi yang sama beserta teks cetak yang sesuai dengan narasi. Memahami Efek Redundansi Efek redundansi ini konsisten dengan capacity limitation hypothesis dan tidak konsisten dengan learning preferences hypothesis.
  • 17. Hasil ini mendukung prinsip redundansi: Orang belajar lebih dalam dari grafik dan narasi daripada dari grafik, narasi, dan teks cetak. Riset Tentang Prinsip Redundansi Tiga baris teratas Table 6.1 menunjukkan ukuran efek yang besar yang menyukai kelompok nonredundan (narasi dan animasi), dua baris terakhir kelompok redundan (narasi, animasi, dan teks di layar). Uk efek rata-rata adalah 0,72.
  • 18. Riset Tentang Prinsip Redundansi “Secara keseluruhan, ada dukungan yang konsisten untuk prinsip redundansi: Orang belajar lebih dalam dari grafis dan narasi daripada dari grafik, narasi, dan teks di layar”
  • 19. Adakah situasi di mana prinsip redundansi tidak berlaku, atau di mana pengaruhnya berkurang. Sampai saat ini, literatur penelitian menunjukkan bahwa prinsip redundansi mungkin kurang berlaku, apabila: (a) Bila teks disingkat menjadi beberapa kata dan ditempatkan di samping bagian grafik yang mereka gambarkan, (b) Ketika teks lisan disajikan sebelum teks cetak dan bukan secara bersamaan, atau (c) Bila tidak ada grafik dan segmen verbal pendek. Kondisi Batas untuk Prinsip Redundansi
  • 20. Pembelajaran atas eksplanasi ilmiah dari animasi bernarasi ringkas bisa terganggu oleh penambahan teks on screen yang berisi kata-kata identik dengan narasi, yang disebut dengan redundancy effect. Dimana menambahkan teks on screen yang redundan ke animasi bernarasi bisa menggunggu multimedia learning. Implikasi Prinsip Redundansi
  • 21. Implikasi Prinsip Redundansi Prinsip redundansi memberikan dukungan penting untuk teori kognitif pembelajaran multimedia dan hipotesis pembatasan kapasitasnya, secara khusus: (a)Prinsip redundansi konsisten dengan hipotesis pembatasan kapasitas, di mana memori kerja visual menjadi kelebihan beban saat animasi dan teks di layar dipresentasikan bersamaan (seperti dalam pelajaran animasi naratif). (b)Prinsip redundansi tidak konsisten dengan hipotesis preferensi belajar, di mana menambahkan teks layar yang berlebihan ke animasi yang diriwayatkan diharapkan memungkinkan peserta didik memilih cara penyajian informasi sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • 22. “Saat membuat presentasi multimedia yang terdiri dari CNA, jangan menambahkan text on screen yang hanya mengulang kata-kata yang sudah ada dalam narasi” Implikasi Prinsip Redundansi Implikasi untuk Multimedia Pembelajaran:
  • 23.  Prinsip redundansi tidak boleh dianggap sebagai pembenaran karena tidak pernah menyajikan teks cetak dan teks lisan.  Prinsip desain multimedia tidak boleh diterapkan sebagai perintah yang tidak mengikat, namun harus ditafsirkan berdasarkan teori tentang bagaimana orang belajar, seperti teori pembelajaran kognitif multimedia.  Teks di layar yang berlebihan mungkin berguna saat teks berisi istilah yang tidak dikenal, istilah teknis atau bila bagian teksnya panjang dan rumit. Keterbatasan dan Arah Masa Depan
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning (Second Edition). New York: Cambridge University Press.