Aplikasi ini membahas tentang pembuatan media pembelajaran penanggulangan kebakaran dengan Microsoft Power Point 2019. Media ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang penyebab kebakaran dan cara penanggulangannya.
1. i
PEMBUATAN APLIKASI ANDROID MEDIA
PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DENGAN MICROSOFT POWER POINT 2019
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sertifikat
Program Pendidikan Terapan Bidang TIK
Oleh :
Adhitya Suryo Rifmawanto
NIS. 6854
Kerjasama
SMA Negeri 1 Paciran dan ITS Surabaya
2019
2. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBUATAN APLIKASI ANDROID MEDIA PEMBELAJARAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN MICROSOFT POWER
POINT 2019
Oleh :
ADHITYA SURYO RIFMAWANTO
NIS. 6854
Disetujui untuk Mengikuti Tugas Akhir
Pada Tanggal……….
Pembimbing I
Andri Tri S., S.Kom
Pembimbing II
Uni Purwaningsih, S.Pd, M.Pd
NIP. 19770512 200902 2 002
3. iii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUATAN APLIKASI ANDROID MEDIA PEMBELAJARAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN MICROSOFT POWER
POINT 2019
Oleh :
ADHITYA SURYO RIFMAWANTO
NIS. 6854
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal……………………………
Penguji I Penguji II
Pembimbing I
Andri Tri S., S.Kom
Pembimbing II
Uni Purwaningsih, S.Pd, M.Pd
NIP. 19770512 200902 2 002
5. v
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian tugas akhir
ini dapat terselesaikan dengan lancar dan sukses.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada
1. Bapak Mohammad Arifin dan Ibu Amaliyah, selaku orang tua atas doa
dan dukungannya baik secara moril maupun materiil.
2. Bapak M. Hannas Suhhamto, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala SMAN 1
Paciran.
3. Bapak Fatkhur Rohim, S.Pd., selaku ketua PRODISTIK SMAN 1
Paciran.
4. Bapak Andri Tri S., S.Pd., selaku pembimbing aplikasi.
5. Ibu Uni Purwaningsih, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing laporan.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada
penulis mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.
Lamongan, November 2019
Penulis
6. vi
ABSTRAK
Rifmawanto, Adhitya Suryo. 2019. Membuat Aplikasi Android Media
Pembelajaran Penanggulangan Kebakaran Dengan Microsoft Power Point
2019 PRODISTIK Kerjasama ITS Surabaya - SMAN 1 Paciran.
Kata Kunci : Aplikasi, Media Pembelajaran Penanggulangan Kebakaran,
Microsoft Power Point 2019
Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Hal ini
dipengaruhi iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Lamongan saja
sudah sering kita jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama
penyebab terjadinya masalah yaitu konsleting listrik. Hal ini merupakan “Triangle
of Fire” dimana sumber api itu berada. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan
tentang cara menanggulangi kebakaran. Dengan demikian penulis membuat
aplikasi media pembelajaran penanggulangan kebakaran ini agar siswa
mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara umum.
Pembuatan aplikasi ini bertujuan untuk membuat sebuah media
pembelajaran penanggulangan kebakaran yang dapat membantu siswa mengetahui
penyebab dan cara penanggulangan kebakaran.
Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan adalah Mocrosoft Power Point
2019. Pada Microsoft Power Point 2019 ini digunakan beberapa menu, seperti
file, home, insert, design, transitions, animations, slide show, review, view,
developer dan format.
Dengan menggunakan media pembelajaran aplikasi Microsoft Power Point
2019 sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau
materi penanggulangan kebakaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah
dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
7. vii
DAFTAR ISI
Hal Judul ...................................................................................................................i
Lembar Persetujuan..................................................................................................ii
Lembar Pengesahan.................................................................................................iii
Kata Pengantar .........................................................................................................v
Abstrak ....................................................................................................................vi
Daftar Isi.................................................................................................................vii
Daftar Tabel.............................................................................................................ix
Daftar Gambar..........................................................................................................x
Daftar Lampiran......................................................................................................xi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
D. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Kajian teori............................................................................................... 3
8. viii
B. Aplikasi yang digunakan........................................................................ 18
C. Langkah-langkah pembuatan dan hasil .................................................. 19
BAB III.................................................................................................................. 26
PENUTUP............................................................................................................. 26
A. Simpulan................................................................................................. 26
B. Saran....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
LAMPIRAN .......................................................................................................... 28
BIODATA............................................................................................................. 53
9. ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jenis-jenis kebakaran .........................................................6
Tabel 2 : Pemilihan APAR...............................................................12
10. x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Teori Segitiga Api................................................................................ 4
Gambar 2 : Struktur APAR ................................................................................... 12
Gambar 3 : Pemberian shape................................................................................. 19
Gambar 4 : Pemberian teks ................................................................................... 20
Gambar 5 : Pemberian picture............................................................................... 21
Gambar 6 : Pemberian animasi ............................................................................. 21
Gambar 7 : Penambahan slide............................................................................... 22
Gambar 8 : Pemberian transition........................................................................... 23
Gambar 9 : Pemberian audio ................................................................................. 23
Gambar 10 : Mengaktifkan developer................................................................... 24
Gambar 11 : Pembuatan makro............................................................................. 24
14. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung
dengan cepat yang disertai dengan timbulnya api. Penanggulangan kebakaran
merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh setiap orang. Kebakaran termasuk
masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya, baik itu di rumah maupun di
tempat kerja. Penyebabnya beragam dari yang sepele sampai ke masalah yang
berat. Seperti membuang putung rokok sembarangan, kebocoran tabung gas,
sampai konsleting listrik. Contoh tadi merupakan penyebab yang biasa kita
jumpai. Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat.
Dikarenakan dipengaruhi iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di
Lamongan saja sudah sering kita jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll.
Faktor utama penyebab terjadinya masalah yaitu konsleting listrik. Hal ini
merupakan “Triangle of Fire” dimana sumber api itu berada. Oleh karena itu perlu
adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi kebakaran. Dengan demikian
penulis membuat aplikasi media pembelajaran penanggulangan kebakaran ini agar
siswa mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara umum.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembuatan aplikasi media pembelajaran penanggulangan
kebakaran dengan Microsoft power point 2019?
15. 2
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pembuatan aplikasi media pembelajaran penanggulangan
kebakaran dengan Microsoft power point 2019.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Hasil dari aplikasi pembelajaran penanggulangan kebakaran ini diharapkan
dapat memberikan sumbangsih berupa kontribusi pemikiran maupun kajian
tentang teknologi informasi yaitu aplikasi pembelajaran penanggulangan
kebakaran berbasis Microsoft Power Point 2019.
2. Bagi Sekolah
Adanya aplikasi pembelajaran penanggulangan kebakaran ini diharapkan
mampu membantu guru dalam mengajar siswa secara efektif dan efisien.
3. Bagi Pembaca
Adanya aplikasi pembelajaran penanggulangan kebakaran ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembaca.
16. 3
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian teori
1. Api
a) Pengertian Api
Api didefinisikansebagai suatu peristiwa/reaksi kimia yang
diikuti oleh pengeluaran asap, panas, nyala dan gas-gas lainnya. Api
juga dapat diartikan sebagai hasil dari reaksi pembakaran yang cepat
(Pusdiklatkar, 2006). Untuk bisa terjadi api diperlukan 3 (tiga) unsur
yaitu bahan bakar (fuel), udara (oksigen) dan sumber panas.
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang
memenuhi syarat maka timbullah reaksi oksidasi atau dikenal
sebagai proses pembakaran (Siswoyo, 2007; IFSTA, 1993).
b) Teori Segitiga Api (Fire Triangle)
Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran
dapat digambarkan dengan istilah “Segitiga Api”. Teori segitiga api
ini menjelaskan bahwa untuk dapat berlangsungnya proses nyala api
diperlukan adanya 3 unsur pokok, yaitu: bahan yang dapat terbakar
(fuel), oksigen (O₂ ) yang cukup dari udara atau dari bahan
oksidator, dan panas yang cukup (materi pengawasan K3
penanggulangan Kebakaran Depnakertrans,2008).
Berdasarkan teori segitiga api tersebut, maka apabila ketiga
unsur di atas bertemu akan terjadi api. Namun, apabila salah satu
17. 4
unsur tersebut tidak ada atau tidak berada pada keseimbangan yang
cukup, maka api tidak akan terjadi. Prinsip segitiga api ini dipakai
sebagai dasar untuk mencegah kebakaran (mncegah agar api tidak
terjadi) dan penanggulangna api yakni memadamkan api yang tak
dapat dicegah (Karla, 2007; Suma’mur, 1989).
2. Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga
unsur (bahan bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan
kerugian harta benda atau cidera bahkan sampai kematian (Karla,
2007; NFPA, 1986). Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (DK3N), kebakaran adalah suatu peristiwa bencana
yang berasal dari api yang tidak dikehendaki yang dapat
menimbulkan kerugian, baik materi maupun kerugian non materi
hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat
kebakaran tersebut.
Gambar 1 : Teori Segitiga Api
18. 5
5
Sifat kebakaran seperti dijelaskan dalam bahan training
keselamatan kerja penanggulangan kebakaran (1987) adalah terjadi
secara tidak diduga, tidak akan padam apabila tidak dipadamkan, dan
kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi
keseimbangan hubungan 3 unsur dalam segitiga api tidak terpenuhi
lagi.
19. 6
Klasifikasi Api Sumber Bahan Bakar Cara pencegahan Kebakaran
Kelas A Bahan yang dapat
terbakar berupa materi
berserat seperti, kayu,
kertas, kain, karet, dan
plastik.
Tempatkan lap kain yang
berminyak pada tempat yang
tertutup atau terpisah.
Kelas B Cairan yang dapat atau
mudah terbakar seperti
bensin, kerosin, cat dan
gas propana.
Gunakan cairan yang mudah
terbakar hanya pada ruangan
yang berventilasi
Simpanlah cairan yang mudah
terbakar dan jauhkan dari
sumber api yang mudah
menyala.
Jangan gunakan container
plastic untuk penyimpanan.
Kelas C Peralatan listrik, seperti
peralatan rumah tangga,
saklar, panel dan
peralatan sumber listrik
lainnya.
Periksalah kabel yang sudah
usang, isolasi dan fitting yang
rusak
Perlengkapan listrik yang
digunakan harus sesuai dengan
prosedur yang benar dan standar
yang ditetapkan.
Kualitas peralatan listrik dan
kabel yang digunakan harus
kondisi bagus.
Jangan lakukan instalasi yang
asal-asalan dan tidak sesuai
peraturan.
Kelas D Logam yang dapat
terbakar, seperti
magnesium, titanium
dan potasium. Logam
tersebut dapat bereaksi
dengan cepat dengan air
dan harus ditangani
dengan hati-hati.
Logam murni seperti potasium dan
sodium bereaksi sangat cepat
dengan air dan bahan kimia
lainnya. Umumnya bahan logam
jenis ini disimpan pada kontainer
pada cairan yang non reaktif untuk
mencegah kerusakan dari kontak
dengan udara.
Tabel 1 : Jenis-jenis kebakaran
3. Sebab-Sebab Terjadinya Kebakaran
Menurut Agus Triyono (2001), kebakaran terjadi karena
manusia, peristiwa alam, penyalaan sendiri dan unsur kesengajaan.
20. 7
a. Kebakaran kerena manusia yang bersifat kelalaian, seperti:
1) Kurangnya pengertian, pengetahuan tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.
2) Kurang hati-hati dalam menggunakan alat atau bahan yang
dapat menimbulkan api.
b. Kebakaran karena peristiwa alam terutama menyangkut cuaca dan
gunung berapi, seperti sinar matahari, letusan gunung berapi,
gempabumi, petir, angin dan topan.
c. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada Gudang-
gudang bahan kimia dimana bahan-bahan tersebut bereaksi
dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang
mudah meledak atau terbakar.
d. Kebakaran karena unsur kesengajaan, untuk tujuan-tujuan
tertentu, misalnya:
1) Sabotase untuk menimbulkan huru-hara, kebanyakan dengan
alasan politis.
2) Mencari keuntungan pribadi karena ingin mendapatkan ganti
rugi melalui asuransi kebakaran.
3) Untuk menghilangkan jejak kejahatan dengan cara membakar
dokumen atau bukti-bukti yang dapat memberatkannya.
4) Untuk jalan taktis dalam pemtempuran dengan jalan bumi
hangus.
21. 8
4. Teknik Pemadaman Kebakaran
Memadamkan kebakaran adalah suatu teknik menghentikan
reaksi pembakaran/nyala api. Memadamkan kebakaran dapat
dilakukan dengan prinsip menghilangkan salah satu atau beberapa
unsur dalam proses nyala api (Depnakertrans, 2008). Pembakaran
yang menghasilkan nyala api bias dipadamkan dengan menurunkan
temperature (colling), membagi oksigen (dolution), menghilangkan
atau memindahkan bahan bakar (starvation), dan memutuskan reaksi
rantai api (Soehatman Ramli, 2005). Teknik pemadaman dilakukan
dengan media yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemadaman
tersebut (Depnakertrans, 2008).
a. Pemadaman Dengan Pendinginan (colling)
Salah satu metode pemadaman kebakaran yang paling
umum adalah pendinginan dengan air. Proses pemadaman ini
tergantung pada turunnya temperatur bahan bakar sampai ke titik
dimana bahan bakar tersebut tidak dapat menghasilkan uap/gas
untuk pembakaran. Bahan bakar padat dan bahan bakar cair dengan
titik nyala (flash point) tinggi bisa dipadamkan dengan
mendinginkannya. Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas-gas
yang mudah menyala yang rendah titik nyalanya tidak dapat
dipadamkan dengan mendinginkannya dengan air karena produksi
uap tidak dapat cukup dikurangi. Penurunan temperatur tergantung
pada penyemprotan aliran yang cukup dalam bentuk yang benar agar
22. 9
dapat membangkitkan keseimbangan panas negative (Pusdiklatkar,
2006).
b) Pemadaman Dengan Pembatasan Oksigen (Dilution)
Pengurangan kandungan oksigen di area juga dapt
memadamkan api. Dengan membatasi oksigen dalam proses
pembakaran api dapat padam. Pembatasan ini biasanya adalah satu
cara yang paling mudah untuk memadamkan api. Untuk pembakaran
pada suatu bahan bakar membutuhkan oksigen yang cukup misalnya:
kayu akan mulai menyala pada permukaan bila kadar oksigen 4-5%,
asetilen memerlukan oksigen dibawah 5%, sedangkan gas dan uap
hidrokarbon biasanya tidak akan terbakar bila kadar oksigen
dibawah 15% (Soehatman Ramli, 2005).
Pengurangan kandungan oksigen dapat dilakukan dengan
membanjiri area tersebut dengan gas lembam seperti karbondioksida
yang menggantikan oksigen atau dapat juga dikurangi dengan
memisahkan bahan bakar dari udara seperti dengan menyelimutinya
dengan busa. Namun, cara-cara ini tidak berlaku pada bahan bakar
yang jarang dipakai yang bisa beroksidasi sendiri (Pusdiklatkar,
2006).
c) Pemadaman Dengan Mengambil/Memindahkan Bahan Bakar
(Starvation)
Dalam beberapa kasus, kebakaran bisa dipadamkan dengan
menyingkirkan sumber bahan bakar. Pemindahan bahan bakar ini
23. 10
tidak selalu dapat dilakukan karena dalam prakteknya mungkin sulit,
sebagai contoh: memindahkan bahan bakar, yaitu dengan
menutup/membuka kerangan, memompa minyak ke tempat lain,
memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar dan lain-lain
(Soehatman Ramli, 2005).
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan sumber
bahan bakar adalah dengan menyiram bahan bakar yang terbakar
tersebut dengan air atau dengan membuat busa yang dapat
menghentikan/ memisahkan minyak dengan daerah pembakaran
(Sorhatman Ramli, 2005), atau dengan menghentikan aliran bahan
bakar cair atau gas atau dengan menyingkirkan bahan bakar padat
dari jalur api (Pusdiklatkar, 2006).
c) Pemadaman Dengan Memutus Reaksi Rantai Api
Cara yang terakhir untuk memadamkan api adalah dengan
mencegah terjadinya reaksi rantai di dalam proses pembakaran. Pada
beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi
reaksi rantai oleh atom-atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk
tetap terbakar (Soehatman Ramli, 2006).
Beberapa bahan pemadam seperti bahan kimia kering dan
hidrokarbon terhalogensi (halon) akan menghentikan reaksi kimia
yang menimbulkan nyala api sehingga akan mematikan nyala api
tersebut. Cara pemadaman ini efektif untuk bahan bakar gas dan cair
karena keduanya akan menyala dahulu sebelum terbakar. Bara api
tidak mudah dipadamkan dengan cara ini, karena saat halon tertutup,
24. 11
udara mempunyai jalan masuk pada bahan bakar yang sedang
membara dan berlanjut samoai membakar. Pendinginan adalah salah
satu cara praktis untuk memadamkan api yang membara (IFSTA,
1994).
5. Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran
Dalam upaya prosedur tanggap darurat secara garis besar
meliputi rencana dalam menghadapi keadaan darurat, Pendidikan
dan latihan penanggulangan keadaan darurat serta proses evakuasi
atau pemindahan dan penutupan (Jusuf, 1999).
6. Sarana Pemadam Kebakaran
a. Tradisional (Karung Goni Basah)
Merupakan perlengkapan yang efektif untuk menutup
kebakaran dini pada kompor atau kebakaran di rumah tangga,
luasnya minimal 2 kali potensi api.
b. Modern (APAR)
Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No: PER.04/MEN/1980, Alat pemadam api ringan
adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
25. 12
1) Petunjuk Pemilihan APAR
Jenis Warna tabung Sesuai untuk penggunaan kelas
kebakaran. (tanda kurung
kadang-kadang digunakan)
Air Tabung warna
merah.
A
Busa Tabung warna merah
dengan panel putih
ke kuning-kuningan
(cream) di atas
instruksi
pengoprasian.
A B
Bubuk
kering
Tabung warna merah
dengan panel biru
diatas instruksi
pengoprasian
(A) B C
CO₂ Tabung warna merah
dengan panel hitam
diatas instruksi
pengoprasian
B
Kimia
basah
Tabung warna merah
dengan panel kuning
diatas instruksi
pengoprasian
A (B)
Bubuk
klas D
Tabung warna merah
dengan panel biru
diatas instruksi
pengoprasian
D
Tabel 2 : Pemilihan APAR
2) Persyaratan Kinerja
Gambar 2 : Struktur APAR
26. 13
a) Pemasangan
Setiap satu atau kelompok alat pemadaman api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
Pemberian tanda pemasangan antara lain:
(1) Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari
dasar lantai.
(2) Pemasangan dan penempatan alat pemadaman api ringan
harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
(3) Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(4) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam
api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat
karena karat.
Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang
atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan
dalam lemari atau peti yang tidak dikunci. Lemari atau peti
dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus diberi
27. 14
kaca aman dengan tebal maksimum 2 mm. Sengkang atau
konstruksi tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat
mati. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman harus
disesuaikan dengan besarnya alat pemadam api ringan yang
ada dalam lemari atau peti sehingga mudah dikeluarkan.
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian
rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada
ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali CO₂ dan
tepung kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan
syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak
kurang 15 cm dan permukaan lantai.
b) Pemeriksaan
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua)
kali dalam setahun, yaitu:
(1) Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan.
Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan, meliputi hal-hal
sebagai berikut:
(a) Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya
tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman
cartridge atau tabung bertekanan dan mekanik penembus
segel.
28. 15
(b) Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk
handel dan label harus selalu dalam keadaan baik.
(c) Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang
terpasang tidak boleh retak atau menunjukkan tanda-tanda
rusak.
(d) Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda,
diperiksa dengan cara mencampur sedikit larutan sodium
bicarbonate dan asam keras diluar tabung, apabila reaksinya
cukup kuat, maka alat pemadam api ringan tersebut dapat
dipasang kembali.
(e) Untuk alam pemadam api ringan jenis busa diperiksa
dengan cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat
dan aluminium sulfat diluar tabung, apabila cukup kuat,
maka alat pemadam api ringan tersebut dapat dipasang
kembali.
(2) Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan.
Pemeriksaan jangka 12 (dua belas) bulan untuk semua alat
pemadam api yang menggunakan tabung gas.
Untuk alat pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati
dan dijaga supaya tabung dalam posisi tegak, kemudian
diteliti sebagai berikut:
(a) Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang
telah ditentukan.
29. 16
(b) Pipa Pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan
tidak boleh tersumbat atau buntu.
(c) Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran
penyemprotan tidak boleh tersumbat.
(d) Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak
dengan bebas, mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan
bak gesket atau paking harus masih dalam keaadan baik.
(e) Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
(f) Bagian dalam dan alat pemadam api tidak boleh berlubang
atau cacat karena karat.
(g) Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum
dimasukkan larutannya harus dalam keadaan baik.
(h) Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dirak, tabung
harus masih dirak dengan baik.
(i) Lapisan pelindung dan tabung gas bertekanan, harus dalam
keadaan baik.
(j) Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
c) Percobaan
Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaa
secara berkala dengan jangka waktu tidak melebihi 5 (lima)
tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan coba selama 30
(tiga puluh) detik.
30. 17
Untuk alat pemadam api jenis busa dan cairan harus tahan
terhadap tekanan coba sebesar 20 kg per cm².
Tabung gas pada alat pemadam api ringa dan tabung
betekanan tetap harus tahan terhadap tekanan coba sebesar satu
setengah kali tekanan kerjanya atau sebesar 20 kg per cm²
dengan pengertian kedua angka tersebut dipilih yang terbesar
untuk dipakai sebagai tekanan coba.
Untuk alat pemadam api ringan jenis Carbon Dioxida
(CO₂ ) harus dilakukan percobaan tekan dengan syarat:
(1) Percobaan tekan pertama satu setengah kali tekenan kerja.
(2) Percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja.
(3) Jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua
tidak lebih dari 10 tahun dan untuk percobaan tekan
selanjutnya tidak boleh dari 5 tahun.
d) Pengisian Ulang
Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali
dengan cara:
(1) Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun
sekali.
(2) Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus
diisi 2 (dua) tahun sekali.
(3) Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung harus
diisi 3 (tiga) tahun sekali, sedangkan jenis lainnya diisi
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun.
31. 18
7) Sarana Penyelamatan Jiwa (evakuasi)
Pada saat kebakaran, sarana penyelamatan jiwa merupakan hal yang
penting dilakukan, mengingat jiwa manusia tidak bias dinilai dengan
harta ataupun yang lainnya. Upaya penyelamatan jiwa merupakan upaya
untuk membimbing orang menuju jalan keluar, mengarah jauh dari
daerah bahaya dan mencegah agar tidak panik. Rute penyelamatan terdiri
dari tiga tipe yang dapat digunakan untuk melarikan diri dari bahaya
kebakaran, yaitu:
a) Langsung menuju tempat terbuka.
b) Melalui koridor atau gang.
c) Melalui terowongan atau tangga kedap asap/api.
B. Aplikasi yang digunakan
Aplikasi yang digunakan adalah Microsoft Power Point. Microsoft Power
Point adalah sebuah program aplikasi Microsoft Office yang berguna sebagai
media presentasi dengan menggunakan beberapa slide. Aplikasi ini banyak
digemari dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik pelajar,
perkantoran dan bisnis, pendidik, dan trainer.
Kehadiran Power Point membawa banyak fungsi dan manfaat bagi
penggunannya, terutama di bidang pendidikan, antara lain:
1. Sarana untuk mempermudah proses belajar mengajar.
2. Membuat sebuah media pembelajaran dalam bentuk softcopy, sehingga
dapat diakses oleh siapapun di berbagai perangkat komputer secara mudah.
32. 19
3. Membuat proses belajar mengajar dalam bentuk yang lebih menarik dan
menyenangkan dengan dukungan fitur audio, video, gambar, dan animasi
serta desain yang dapat digunakan.
C. Langkah-langkah pembuatan dan hasil
1. Langkah dalam pemberian shape
Gambar 3 : Pemberian shape
33. 20
a. Pilih menu insert, lalu pilih shape rectangle dan sesuaikan
ukuran dan warnanya pada menu format.
b. Copy shape tersebut dan atur letaknya dengan klik pada shape
tersebut.
2. Langkah dalam pemberian teks
Gambar 4 : Pemberian teks
a. Pilih menu insert, klik text box.
b. Lalu letakkan pada shape yang diinginkan dan bisa diedit pada
tab font.
3. Langkah dalam pemberian picture (gambar)
34. 21
Gambar 5 : Pemberian picture
a. Pilih menu insert, klik picture, pilih file yang diinginkan.
b. Lalu klik open.
4. Langkah dalam pemberian animasi
Gambar 6 : Pemberian animasi
a. klik shape rectangle, klik menu animations, pilih animasi
wipe, klik effect options untuk mengaturnya, klik start untuk
35. 22
mengatur mulai animasi, klik duration untuk mengatur
kecepatan.
b. Lakukan langkah yang sama pada shape yang akan diberi
animasi.
c. Untuk menambahkan animasi pada shape yang sama klik add
animation.
d. Yang terakhir klik animation pane untuk mengatur lebih lanjut.
5. Langkah dalam pemambahan slide
Gambar 7 : Penambahan slide
a. Pilih menu home.
b. Lalu klik pada new slide.
36. 23
c. Untuk mengatur background pilih design dan klik format
background.
6. Langkah dalan pemberian transisi
Gambar 8 : Pemberian transition
Klik menu transition, pilih transition yang diinginkan.
7. Langkah dalam pemberian audio
Gambar 9 : Pemberian audio
a. Pilih menu insert, klik audio, pilih file yang diinginkan.
37. 24
b. Lalu klik open.
8. Langkah mengaktifkan developer
Gambar 10 : Mengaktifkan developer
Klik file, pilih option, klik Customize Ribon, centang developer
9. Langkah pembuatan makro
Gambar 11 : Pembuatan makro
38. 25
a. Klik menu developer, pilih visual basic, klik insert, pilih modul
1.
b. Tulis rumus macro sesuai dengan dibawah ini:
Dim nilai As Integer
Dim konfirmasi As String
Sub Mulai()
nilai = 0
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub
Sub Benar()
nilai = nilai + 10
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub
Sub Salah()
nilai = nilai + 0
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub
Sub Tampilkan()
ActivePresentation.Slides(50).Shapes(1).TextFrame.TextRang
e.Text = nilai
End Sub
Sub Reset_Tampilan_Nilai()
ActivePresentation.Slides(50).Shapes(1).TextFrame.TextRang
e.Text = "0"
39. 26
nilai = 0
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.GotoSlide (39)
End Sub
Sub BenarAkhir()
nilai = nilai + 10
ActivePresentation.Slides(50).Shapes(1).TextFrame.TextRang
e.Text = nilai
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub Sub SalahAkhir()
nilai = nilai + 0
ActivePresentation.Slides(50).Shapes(1).TextFrame.TextRang
e.Text = nilai
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub
a. Setelah memasukan rumus macro maka simpan (icon save)
dan kembali ke ppt yang awal dan simpan di save as dan ganti
typenya menjadi Powerpoint Macro-Enabled presentation
(*.pptm) lalu klik save.
b. Setelah media pembelajaran sudah menjadi pptm, pastikan
macro telah berhasil dibuat dengan cara mencoba quiz
tersebut.
c. Jika macro belum berhasil dengan baik, maka klik options,
klik trust center, klik trust center settings, pilih enable all
macros (all recommanded; potentially dangerous code can
40. 27
run), dan beri tanda centang tulisan Trust acces VBA project
object model, lalu klik ok.
41. 26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aplikasi ini dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau
materi pembelajaran penanggulangan kebakaran kepada siswanya, agar pesan
lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
Selain itu juga untuk menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam
bidang teknologi, menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh
siswa, dan untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.
B. Saran
Pembelajaran menggunakan media diyakini banyak membawa perubahan
positif bagi dunia pendidikan, karena mampu merangsang peserta didik dan juga
pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran, oleh karena itu diharapkan
guru menggunakan media pembelajaran aplikasi Microsoft Power Point sehingga
dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
penanggulangan kebakaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti,
lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
42. 27
DAFTAR PUSTAKA
Putri. 2015. Makalah Penanggulangan Kebakaran K3 Lingkungan. Dalam
http://putrigoblog123.blogspot.com/2015/01/makalah-penanggulangan-
kebakaran-k3.html?m=1 . Diakses tanggal 11 November 2019
Arif, Mohamad. 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian
Kebakaran. Dalam
https://www.academia.edu/28217626/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAK
A_2.1._Pengertian_Kebakaran. Diakses tanggal 3 Desember 2019
2019. Pengertian Microsoft PowerPoint:Fungsi, Kelebihan & kekurangan.
Dalam https://www.nesabamedia.com/pengertian-microsoft-
powerpoint/. Diakses pada tanggal 4 Desember 2019
http://lib.ui.ac.id/file=digital/125291-S-5708-Audit%20keselamata-
Literatur.pdf. Diakses pada tanggal 5 Desember 2019
68. 53
BIODATA
Nama : Adhitya Suryo Rifmawanto
NIS : 6854
Tempat Tanggal Lahir : 4 September 2001
Alamat Lengkap : Jalan Sorsawo RT 02 RW 06 Lingkungan
Semangu, Kel. Blimbing, Kec. Paciran, Kab.
Lamongan
Riwayat Pendidikan : - TK Wali Songo Brondong
- SDN 1 Paciran
- SMPN 1 Paciran
- Dan sekarang menempuh pendidikan di SMAN 1
Paciran
Pengalaman Organisasi : OSIS SMAN 1 Paciran sebagai koordinator seksi
bidang Seni dan Budaya
Nama Ayah : Mohammad Arifin
Nama Ibu : Amaliyah