Dokumen tersebut membahas metodologi yang digunakan dalam penyusunan analisis strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang, yaitu pendekatan normatif, partisipatif-fasilitatif, dan teknis akademis untuk menghasilkan output yang diinginkan."
1. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 1
BAB II
METODOLOGI
Ada sejumlah pendekatan yang digunakan dalam Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan
Pemarasan Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang yang dilaksnakan secara generik. Yakni dengan
menggunakan pendekatan normatif, partisifatif-fasilitatif dan pendekatan teknis akademis.
Perpaduan ketiga pendekatan ini diharapkan akan mengarahkan pada proses Penyusunan Analisis
Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang sesuai dengan
keluaran yang disyaratkan.
2.1 Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah sebuah model pendekatan yang memahami suatu permasalahan
atau kondisi berdasarkan norma-norma yang ada, selanjutnya diimplementasikan pada
regulasi/peraturan yang disusun untuk menguatkan norma-norma tersebut. Sehingga,
pembentukan kondisi dapat terpenuhi melalui cara-cara tertentu yang harus dilaksanakan dan
dipatuhi.
2. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 2
Perumusan terhadap permasalahan utama dan tindakan yang sebaiknya dilakukan menjadi
karakter utama pendekatan normatif. Dengan kata lain, suatu kondisi atau situasi yang terjadi
pada suatu kawasan yang menghadapi permasalahan akan dihipotesakan untuk dikaji dan
dianalisis berdasarkan karakteristik yang seharusnya ada. Sedangkan regulasi atau peraturan
akan memudahkan dalam menguji hipotesa, sehingga akan memberikan sintetis. Bahwa situasi
atau kondisi tertentu merupakan bentukan dari sejumlah variabel yang mendasari
permasalahan utama.
Dalam Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang sebagai suatu studi tentang perumusan strategi menggunakan pendekatan
normatif guna mempertajam ketepatan pengambilan keputusan secara efektif serta dampak
yang ditimbulkannya berlaku secara jangka panjang. Dengan demikian tinjauan terhadap
regulasi/peraturan perundangan yang berlaku serta kondisi permasalahan yang tengah
dihadapi saat ini, telah dijadikan sebagai landasan dan titik awal dalam proses Penyusunan
Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini.
Sehingga, penjelasan terhadap kondisi atau situasi yang terjadi dapat diterima sebagai sesuatu
yang rasional dan dapat dipandang pada persepsi yang sama.
Adapun, pendekatan normatif yang digunakan dalam Penyusunan Analisis Strategi
Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang pada dasarnya
merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan suatu konsep, kebijakan dan
strategi berdasarkan data dan informasi yang tersedia, serta mengacu pada produk peraturan
perundangan yang terkait dengan substansi pekerjaan Penyusunan Analisis Strategi
Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang. Pendekatan normatif
ini, tidak saja dipandang sebagai pendekatan untuk merumuskan kebijakan yang sifatnya
konspetual, pendekatan ini juga dilakukan mulai dari bagaimana kondisi dan permasalahan
3. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 3
infrastruktur yang menunjang pengembangan dunia usaha perkotaan hingga sampai
perumusan kebijakan dan strategi pengembangan dan pemasaran yang tepat untuk kondisi
dan permasalahan yang ada. Hal ini juga sekaligus dengan membandingkan kondisi eksisting
dengan kriteria dan standar yang ada.
Gambar 2.1. Skematik pendekatan normatif dalam memahami kegiatan studi penyusunan
analisis strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif Kota
Tanjungpinang.
Sedangkan konsep dasar dari pendekatan normatif adalah bahwa, proses pertumbuhan
perekonomian di Kota Tanjungpinang ini, bertumpu pada prosedur atau skema tertentu,
seiring dengan proses pembangunan dan pemenuhan sarana dan prasarana infrastruktur di
kawasan tersebut, dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan.
Kondisi yang Diharapkan
Berdasarkan Peraturan
Perundangan
GAP
PERSOALAN
Kondisi Eksisting Sektor
Ekonomi Kreatif
Potensidan
Persoalan yang
Harus
Diselesaikan
4. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 4
Adapun landasan normatif dalam melaksanakan pekerjaan ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian.
Yakni pertama; landasan normatif yang bersifat umum, yaitu produk-produk peraturan di
tingkat pusat yang berlaku untuk seluruh wilayah kajian dan kedua; landasan normatif yang
bersifat kewilayahan, yaitu produk-produk hukum di tingkat daerah yang hanya berlaku pada
tingkatan wilayah kajian.
2.2. Pendekatan Fasilitatif dan Partisifatif
Perlu diketahui bahwa, proses Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran
Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini, pada dasarnya harus melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan pengembangan dunia usaha atau bisnis. Hal ini
dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku
kepentingan terkait di Kota Tanjungpinang ini.
Pendekatan fasilitatif dapat dilakukan dalam bentuk pendampingan saat proses Penyusunan
Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang kepada
seluruh pemangku kepentingan terkait di Kota Tanjungpinang ini. Hal ini selain untuk
mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat pemangku kepentingan di daerah, juga
untuk mendapatkan hasil dan keputusan yang disepakati bersama seluruh pemangku
kepentingan di daerah.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan
dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang, pendekatan partisifatif dan fas
partisifatif dan fasilitatif yang digunakan perlu diletakan dalam kerangka yang lebih khusus.
Yakni: pendekatan kolaboratif. Pendekatan kolaboratif ini pada dasarnya merupakan suatu
pendekatan yang mengedepankan adanya kolaborasi dari suatu pemangku kepentingan kota
5. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 5
dalam merumuskan suatu strategi pengembangan dan pemasaran produk-produk ekonomi
kreatif. Dalam konteks ini, sedikitnya ada 5 (lima) unsur yang seharusnya berkolaborasi dalam
proses pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan analisis strategi pengembangan dan
pemasaran ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang. Yaitu:
2.2.1 Pemerintah Daerah, adalah institusi di pemerintah daerah terkait, dengan visi-
misinya yang juga menyingggung seputar peningkatan taraf hidup dan perekonomian
warga masyarakatnya;
2.2.2. Akademisi, meliputi peneliti dan tenaga pengajar di perguruan tinggi yang memiliki
minat serta perhatian terhadap pengembangan dan penataan sektor ekonomi kreatif;
2.2.3. Sektor Private (Swasta), yang meliputi pengusaha, terutama para pedagang dan
pelaku usaha lainnya di Kota Tanjungpinang;
2.2.4. Masyarakat Umum, dalam hal ini diwakili unsur tokoh masyarakat yang ada di Kota
Tanjungpinang.
Selanjutnya, suara dari kelima unsur tersebut, diambil khusus dalam dalam rangka
mencari sebuah strategi dan konsep ideal bersempena pengembangan dan
pemasaran sektor ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang ini.
Secara ilustrasi, keterlibatan kelima unsur tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
6. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 6
Gambar 2.2. Stakeholder yang harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait
strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif di Kota
Tanjungpinang
2.2.3. Pendekatan Teknis Akademis
Pendekatan teknis akademis dilakukan dalam teknik identifikasi, analisis, penyusunan
strategis maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan. Dalam pendekatan ini ini,
proses Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang ini menggunakan sejumlah metode dan teknik studi yang baku yang
sebelumnya telah disepakati oleh tim kerja, pihak pemberi kerja dan tim teknis. Adapun
Kebijakan
Strategi
Pengembangan
dan Pemasaran
Ekonomi Kreatif
Pemerintah
Daerah
Masyarakat
Umum
LSM/NGO
Swasta/
Pengusaha
Akademisi
7. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 7
dalam penerapannya, pendekatan teknis akademis ini umumnya dicirikan dengan beberapa
karakteristik sebagai berikut:
2.2.3.1. Konsep berfikirnya didasarkan pada cara berfikir yang eksploratif;
2.2.3.2. Menilai suatu kondisi atau situasi dari berbagai sudut pandang yang
relevan dan signifikan (komprehensif);
2.2.3.3. Penyelesaian terhadap suatu persoalan tidak dilihat dalam jangka waktu pendek,
melainkan sebagai suatu solusi jangka panjang kel berdasar pada azas
pembangunan dan pengembangan ekonomi kawasan yang berkelanjutan
(sustainable).
Gambar 2.3. Pendekatan komprehensif dalam kerangka Teknis-
Akadmis.
Tata Ruang
Aktor yang
Terlibat
Persoalan
Pengembangan
dan Pemasaran
Ekonomi
Kreatif
Aspek
Pembangunan
/Sarana
Infrastruktur
8. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 8
2.3. Metode
2.3.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini, bersifat primer dan skunder.
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), pencatatan, dan
pengukuran langsung di lokasi survey. Sedangkan data skunder diperoleh dari hasil
pengumpulan dokumen dan informasi dari dinas/instansi terkait yang sesuai
kebutuhan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.3.1.1. Pengumpulan Data Primer
Proses pengumpulan datanya diambil dari sumber data langsung di
lapangan, yang meliputil; pra kegiatan lapangan serta kegiatan analisis
secara intensif pra kegiatan lapangan yang meliputi:
a. Persiapan;
1) Ruang Lingkup/pembatasan;
2) Lokasi;
3) Obyek/subyek survey;
4) Alat pengumpul data;
5) Regulasi/Perizinan;
6) Perkiraan di lapangan dan alternatifnya.
b. Kegiatan lapangan pengumpulan data primer berupa:
9. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 9
1) Pengamatan;
2) Wawancara langsung.
c. Alat pengumpul data berupa:
1) Pedoman pengamatan;
2) Pedoman Wawancara;
3) Peta-peta tematik;
4) Kamera foto yang digunakan untuk merekam kondisi
visual objek yang disurvey siang mapupun malam hari;
5) Kertas dan alat gambar, untuk membuat sketsa dan
catatan bagi temuan-temuan di lapangan.
d. Observasi
Tim analisator mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan selama
di lokasi. Penyaksian dilakukan dengan cara melihat, mendengar,
merasakan, yang kemudian mengukur sejumlah lokasi yang dianggap
perlu dan kemudian dicatat. Jenis pengamatan dilakukan dengan cara
pengamatan partisipasi penuh, partisipan dan pengamatan sempurna.
Adapun sumber data berupa objek darimana data diperoleh yakni:
1) Data yang bersifat faktual; adalah data yang diperoleh dari
subjek berdasar anggapan bahwa, memang subjeknya lebih mengetahui
keadaan sebenarnya, dan peneliti berasumsi bahwa data yang diberikan
subjek adalah benar;
2) Data yang bersifat bukan faktual, yaitu data mengenai subjek penelitian
yang perlu digali secara tidak langsung lewat cara-cara pengukuran
karena subjek penelitian biasanya tidak mengetahui.
10. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 10
2.3.1.2. Pengumpulan Data Sekunder
Proses pengambilan data dilakukan tidak dari sumber langsung atau asli di
lapangan. Pengumpulan data dilakukan dari instansi pemerintah,
perpustakaan dan juga dari internet.
Kebutuhan data sekunder yang dirancang meliputi data tentang peraturan
perundangan, data pengembangan wilayah, data perencanaan ruang dan data
pendukung lainnya yang signifikan dengan konsepsi penanganan
permasalahan. Selain itu juga mengkaji sejarah terkait kawasan perekonomian
di wilayah penelitian.
Rancangan kebutuhan data menurut kategori data dan variabel studi dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.1 Daftar Kebutuhan Data Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang.
NO JENIS DATA TAHUN SUMBER
1 DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RPJMD BAPPEDA
2 DOKUMEN PENATAAN RUANG
a. RTRW BAPPEDA
b. RDTRK Kawasan Perekonomian/Bisnis Dinas Tatakota/PU
c. RTBL kawasan perdagangan Dinas Tatakota/PU
3 STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG
a. Tanjungpinang Dalam Angka (terbaru) BPS
b. Data Komoditi Perdagangan
BPS, Disperindag, Badan
Pelayanan Perizinan
Terpadu (BP2T)
c. Data Kelompok Usaha/Pelaku Usaha Disperindag dan PB2T
11. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 11
4 DATA LAIN
a. Peta Kawasan Perdagangan/Bisnis Kota
Tanjungpinang
BAPPEDA
b. Peta Adminsitratif Kota Tanjungpinang
BAPPEDA, PEMKO
c. Data dan informasi Pelaku Usaha Ekonomi
Kreatif eksisting
Lapangan
d. Sejarah kawasan Kota Tanjungpinang
BAPPEDA
2.3.2. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan Analisis Strategi
Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinnag menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan ketika melakukan review/tinjauan dan
indentifikasi potensi dan permasalahan. Model analisis yang digunakan adalah analisa SWOT
dan tahapan perencanaan strategis.
Metode analisis partisifatif dengan dengan forum group discussion (FGD) yang disertai meta-
plan, yang digunakan untuk perumusabn tujuan. Sedangkan metode kuantitaif digunakan
khususnya untuk mereduksi variabel studi yang memiliki keterkaitan dan pengaruh
terhadap permasalahan pengembangan kawasan. Metoda analisis yang digunakan adalah
analisis faktor. Hasil analisis ini menjadi bahan masukan terutama dalam merumuskan dan
merancang strategi pengembangan sektor ekonomi kreatif kawasan.
Model rencana studi bersifat rencana tindak (action planning) yang mengharuskan
munculnya analisis terhadap dampak strategi. Sehingga strategi terpilih nantinya adalah
strategi yang memberikan manfaat dan dampak positif besar bagi pengembangan sekaligus
pemasaran dari masing-masing subsektor ekonomi kreatif yang pada gilirannya nanti
menunjang pengembangan perekonomian di Kota Tanjungpinang ini.
12. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 12
Adapun tahapan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang meliputi:
2.3.2.1. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan ini dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian yakni, tersusunnya
dokumen Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang yang dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
2.3.2.1.1. Analisis untuk melakukan review, dilakukan dengan deskristif kualitatif.
Hasil review dijadikan rumusan tentang Strategi Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang hasil identifikasi.
Analisis review dilanjutkan dengan menganalisis kebutuhan akan
rumusan konsep dan strategis baru yang belum terakomodasi dalam
strategi pembangunan dan pengembangan yang sudah ada. Analisis
kebutuhan strategi diperoleh dengan membandingkan atau
mengkomparasi kondisi eksisting sektor usaha ekonomi kreatif dengan
kecenderungan trend di masa yang akan datang;
2.3.2.1.2. Analisis Identifikasi Permasalahan dan Potensi Pengembangan/Potensi
Pemasaran Subsektor Ekonomi Kreatif, upaya ini dilakukan dengan
deskriptif kualitiatif. Metode analisisnya secara kuantitatif dan
deskriptif. Kemudian dilanjutkan dengan mereduksi dan
mengelompokan variabel. Sehingga, akan dapat diketahui
faktor/variabel dominan dalam melakukan analisa strategi
pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang
tersebut;
13. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 13
2.3.2.1.3. Analisis perumusan visi-misi Strategi Pengembangan dan Pemasaran
dilakukan dengan cara pembobotan/skorsing strategis eksternal dan
internal. Yang dikenal dengan metode SWOT. Meliputi kondisi objektif,
komitmen internal dan gambaran masa datang menjadi input untuk
analisis visi/misi.
2.32.1.4. Analisis strategi dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis
dampak manfaat. strategi hasil survey dan review, konsep
pengembangan dan pemasaran sesuai skala kebutuhan pengembangan
kawasan ekonomi kreatif. Rumusan visi dan misi menjadi input dalam
analisa konsep strategi. Dalam kaitan ini, input tersebut dapat dijadikan
dua kartegori. Yakni, faktor strategis eksternal dan faktor strategis
internal. Dengan menggunakan analisis SWOT dan dampak manfaatnya,
maka akan dihasilkan konsep-konsep dan strategi
pengembangan/strategi pemasaran ekonomi kreatif terpilih.
Kerangka analisis dalam penyusunan dokumen hasil studi menggunakan model
input-process-output dimana pada tahapan proses merupakan bagaimana analisis
dilakukan pada seluruh tahapan studi. Model ini sesuai dengan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian.
Analisis terhadap peraturan perundang-undangan pada tahap awal adalah aplikasi
dari pendekatan normatif. Faktor yang berpengaruh dalam strategi
pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif menurut konsepsi teoritis
menjadi salah satu aspek input bahan yang diturunkan menjadi variabel analisis,
hal ini sesuai dengan pendekatan teknis-akademis.
14. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 14
Paradigma penyusunan dokumen hasil analisa dengan konsepsi perencanaan
strategis (strategic planning) menjadi konsekuensi diperlukannya model
implementasi penjaringan dan keterlibatan stakeholder (pemangku kebijakan)
sebagai subjek pengembangan kawasan serta konsep-konsep dan strategi
pemasaraan. Hal ini sesuai dengan pendekatan partisipatif.
2.3.2.2. Pemetaan dan Analisis Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif
Pemetaan terhadap potensi dan permasalahan pengembangan dan pemasaran
subsektor ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang, merupakan kajian setelah
diketahuinya strategi pembangunan kota hasil review. Untuk itu, Analisis Strategi
Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang, serta
sebagaimana telah disinggung dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa,
Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
merupakan program strategis dan penting dalam konteks menunjang bagi
pertumbuhan perekonomian Kota Tanjungpinang.
Dengan memetakan atau mengidentifikasi permasalahan terkait strategi
pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif, secara faktual serta potensi yang
terkandung di dalamnya, maka akan dapat dianalisis pemecahan
permasalahannya. Sehingga, konsep pengembangan dan strategi pemasaran
ekonomi kreatif berkontribusi secara positif terhadap pengembangan kota secara
keseluruhan. Permasalahan yang teridentifikasi menjadi masalah utama untuk
menjadi bahan studi dan pertimbangan selanjutnya.
15. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 15
Pemetaan dan analisis potensi serta permasalahan sektor ekonomi kreatif
bertujuan untuk:
2.3.2.2.1. Mengidentifikasi permasalahan pengembangan sektor ekonomi kreatif
secara faktual berdasarkan konsep pengembangan ekonomi/bisinis
kawasan;
2.3.2.2.2. Mengidentifikasi potensi pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan
konsepsi pengembangan ekonomi/bisnis kawasan;
2.3.2.2.3. Analisis permasalahan dan potensi konsep pengembangan dan strategi
pemasaran ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang.
Metode yang digunakan adalah menyusun ‘’pohon masalah’’ yang dipadukan
dengan metode Participatory Rapid Assesment (PRA). Ini juga merupakan metode
kualitatif, yang dalam memperoleh hasil dilakukan dengan cara diskusi dan
pemetaan permasalahan (meta-plan). Sedangkan untuk mengetahui potensi dan
kelemahan pengembangan dan strategi pemasaran ekonomi kreatif, juga
menggunakan analisa SWOT.
2.3.2.3. Perumusan Visi dan Misi Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang
Visi dan misi strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif diperoleh
melalui penjaringan (scanning) harapan/keinginan terhadap perubahan taraf
hidup dan perekonomian di masa yang akan datang. Hal ini bisa tercapai bila
permasalahan yang ada bisa tertangani secara bertahap.
Visi adalah sasaran akhir jangka panjang yang akan dicapai dengan kata kunci:
Kondisi Subsektor Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang, komitmen internal dan
16. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 16
tujuan yang diinginkan. Misi diturunkandari visi berupa sasaran antara yang
berjenjang. Sehingga jelas pentahapan pencapaian sasaran akhir.
Adapun tujuan mendapatkan rumusan visi dan misi pengembangan dan
pemasaran ekonomi kreatif ini dalam rangka pengembangan perekonomian
kawasan yang mencerminkan karakteristik dan klebutuhan dalam penanganan
kawasan bisnis di Kota Tanjungpinang.
Metode yang digunakan adalah implementasi tahapan dalam perencanaan
strategis, sehingga memerlukan diskusi (FGD) dan kounsultasi publik. Model
analisis dengan metode scanning lingkungan dunia usaha ekonomi kreatif
strategis dalam analisis SWOT.
2.3.2.4. Perumusan Konsep dan Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif Kota Tanjungpinang
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam menggapai tujuan
digunakan cara berfikir strategis (strategic thinking); yaitu, di mana saat ini
berada, hendak kemana akan menuju, bagaimana mencapai tujuan serta
bagaimana mempertahankan posisi pada tempat yang akan dituju di masa
mendatang.
Pada analisis strategi ada 3 (tiga) penilaian yang harus dilakukan. Yakni: pertama,
penilaian terhadap perencanaan skenario pengembangan kota dan kawasan;
kedua, penilaian terhadap faktor internal dan eksternal; dan, ketiga penilaian
terhadap visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip terpadu,
sistematis, hirarkis dan tuntas.
17. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 17
Justifikasi proxy Strategi Pembangunan Kota Tanjungpinang yang digunakan
adalah konsep multiplei nucleil banyak inti dengan perencanaan induktif.
Sedangkan strategi dalam hal ini, dibedakan menjadi dua kategori, yaitu strategi
dalam penyediaan dan strategi dalam permintaan akan kebutuhan/keberadaan
subsektor usaha ekonomi kreatif kawasan. Strategi yang dikategorikan strategi
menghadapi permasalahan kelemahan dan ancaman (WT) atau pada kwadran
IV tidak selalu dapat dinyatakan sebagai strategi utama. Lantas, untuk
mendapatkan strategi utama, maka harus dilakukan analisis dampak strategi.
Langkah ini dimaksudkan guna memberi prioritas terhadap strategi yang akan
didahulukan dengan menggunakan beberapa kriteria dalam memberikan
penilaian, sebagai berikut:
2.3.2.4.1. Fokus tujuan, maksudnya apakah strategi yang diambil sudah
mengarah kepada tujuan atau sudah sesuai dengan tujuan studi;
2.32.4.2. Kecukupan, berarti apakah strategi dimaksud memadai dalam
mencapai tujuan, sebab startegi yang fokus, belum tentu cukup
memadai dalam mencapai tujuan. Karena, pasti ada
kendala/hambatan semisal; hambatan operasional;
2.3.2.4.3. Dapat diimplementasikan, artinya startegi yang dimaksud tidak
menemui kesulitan dalam pelaksnaannya atau mudah
diimplementasikan;
2.3.2.4.4. Ketersediaan sumber daya, artinya strategi yang dimaksud dapat
diimplementasikan dengan dukungan sumber daya yang ada.
Sehingga tidak ada kesulitan yang berarti dalam pelaksanannya di
lapangan;
18. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 18
2.3.2.4.5. Kemanfaatan, artinya startegi yang diambil dapat memberikan
manfaat yang positif bagi pelaku usaha ekonomi kreatif/pengguna
jasa, dan pemerintah daerah secara prinsip.
Tujuan perumusan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif Kota Tanjungpinang ini, dalam rangka penataan dan pengembangan sektor
ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang menjadi sektor unggulan yang mampu
menunjang industri pariwisata di Kota Tanjungpinang. Keluaran yang diharapkan
adalah adanya strategi penataan pengembangan kawasan perekonomian
dibarengi dengan strategi pemasaran pada sektor ekonomi kreatif, hingga pada
gilirannya nanti kawasan ini menjadi bandar utama di Provinsi Kepri khususnya
dan Indonesia serta dunia pada umumnya. Metode yang digunakan adalah analisis
SWOT.
2.3.2.5. Perumusan Program Strategis Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif Kota Tanjungpinang
Program strategis identik dengan program yang sudah dilakukan/sudah berjalan,
program yang sedang berjalan dan program yang akan dilaksanakan. Untuk
program yang sudah dan sedang berjalan, dapat diidentifikasi lebih lanjut pada
jenis program, sasaran, realisasi/capaian, rencana pelaksana program, rencana
pembiayaan dan inisiasi program. Program yang sudah dan sedang berjalan
kemudian dievaluasi dengan kinerja hasil dengan tolok ukur dan indikator
pengembangan subsektor ekonomi kreatif.
Hasilnya dijadikan komparasi dalam me-review terhadap program-program yang
sudah berjalan. Hasil proses identifikasi ini adalah program yang berkelanjutan
19. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 19
yang diteruskan berjalan. Program yang dianggap layak harus disilangkan dengan
hasil analisis strategi sebelumnya yang memberikan faktor/variabel dominan.
Dengan menggunakan metode diskusi (FGD) maka akan dapat dihasilkan
rancangan program penanganan yang sesuai dengan penilaian kebutuhan.
Tujuan perumusan Program Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif Kota Tanjungpinang ini adalah:
1) Merumuskan program-program strategis berkelanjutan yang dapat mengatasi
permasalahan pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif di Kota
Tanjungpinang secara tuntas, terarah, terstrtuktur dan sistematis;
2) Merumuskan program-program di spot kawasan ekonomi kreatif sesuai
kebutuhan dan trend pengembangan kota di masa datang sesuai prinsip
pembangunan berkelanjutan.
2.4. Rencana Kerja
Pekerjaan Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
Kota Tanjungpinang berada di 4 (empat) kecamatan di Kota Tanjungpinang, meliputi
Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Bukit Bestari
dan Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Adapun ruang lingkup substansi Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi fungsi kawasan terutama pada subsektor ekonomi kreatif;
2) Identifikasi potensi subsektor ekonomi kreatif unggulan yang mampu mendorong sektor
ekonomi lainnya, dan;
20. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 20
3) Merumuskan konsep dan strategi pengembangan subsektor ekonomi kreatif yang
konstektual sesuai dengan kondisi Kota Tanjungpinang sebagai salah satu kawasan
tujuan wisata;
4) Merumuskan konsep dan strategi pemasaran subsektor ekonomi kretaif yang konstektual
sesuai dengan kondisi Kota Tanjungpinang sebagai salah satu kawasn tujuan wisata.
Berdasarkan lingkup kegiatan tersebut, konsultan menyusun tahapan kerja sebagai berikut:
1) Kegiatan persiapan;
2) Kegiatan pemetaan/identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan dan pemasaran
hasil usaha ekonomi kreatif;
3) Analsis;
4) Konsep dan strategi pengembangan dan pemasaran produk usaha subsektor ekonomi
kreatif, dan;
5) Kegiatan pelaporan.
Berikut ini adalah rincian kegiatan dari masing-masing tahapan sebagaimana tersebut di
atas:
2.4.1. Kegiatan Persiapan
Tahapan kegiatan ini meliputi:
1) Koordinasi dan konsultasi kegiatan;
2) Memantafkan pola fikir dan jadual kegiatan;
3) Menyusun format pendataan dan identifikasi;
4) Penyiapan peta dasar;
5) Menggali sumber data yang relevan;
21. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 21
6) Melakukan preliminary research, studi literatur dan pengumpulan data awal.
2.4.2. Pengumpulan Data, Identifikasi Potensi dan Permasalahan Ekonomi Kreatif
Pada tahapan ini, identifikasi yang dilakukan terkait dengan kajian:
1) Kajian teori dan studi banding kawasan;
2) Pengumpulan data identifikasi kebijakan yang terkait dengan bidang usaha/jasa
subsektor ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang;
2.4.3. Kajian Teori dan Studi Banding
1) Mengkaji teori yang berkaitan dengan ekonomi kreatif;
2) Studi banding ke kawasan lain yang memiliki persamaan karakteristik ekonomi
kreatif dengan Kota Tanjungpinang.
2.4.4. Pengumpulan Data Identifikasi Karakteristik Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang
1) Pola pemanfaatan/fungsi ruang;
2) Struktur tata ruang;
3) Aktivitas perekonomian;
4) Klasifikasi subsektor ekonomi kreatif;
5) Sejarah kawasan.
2.4.5. Pengumpulan Data Identifikasi Kebijakan Terkait dengan Ekonomi Kreatif di Kota
Tanjungpinang
Pada tahapan ini secara programatis terdiri dari 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:
22. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 22
2.4.5.1. Review kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang terhadap pengembangan
kawasan, khususnya pengembangan sektor perekonomian. Upaya ini
dilakukan dengan mengkaji ulang kebijakan, strategi dan program
pembangunan kota. Apabila telah tersedia strategi pengembangan kota (SPK)
atau dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap semua
dokumen kebijakan, antara lain seperti dokumen rencana tata ruang wilayah
(RTRW), rencana penataan kawasan bisnis terpadu dan dokumen kebijakan
lainnya. Tujuan review ini adalah untuk:
1) Menginventarisasi kebijakan pembangunan yang terkait dengan
Penyususnan Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif Kota Tanjungpinang;
2) Memetakan kebijakan pembangunan terkait dengan Penyusunan Analisis
Stratregi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang.
2.4.5.2. Keluaran yang diharapkan adalah adanya deskripsi rencana kebijakan
pemerintah terhadap arah dan strategi pengembangan serta strategi
pemasaran subsektor ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang.
2.4.6. Analisis
Adapun tahapan identifikasi potensi dan permasalahan Penyusunan Analisis Strategi
Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang adalah: Pertama,
analisis potensi dan permasalahan, kedua, analisis kebutuhan penanganan
pengembangan ekonomi kreatif dan upaya pemasaran produk-produk ekonomi kreatif
unggulan.
2.4.6.1. Analisis Potensi dan Permasalahan
23. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 23
Adapun analisis yang terkait dengan potensi dan permasalahan adalah analisis
terhadap kebijakan pemerintah dan analisis karakteristik kawasan. Adapun
output dari hasil analisis potensi dan permasalahan adalah berupa pemetaan
dan analisa SWOT.
Pemetaan terhadap potensi dan permasalahan pengembangan dan pemasaran
ekonomi kreatif Kota Tanjungpinang merupakan kajian, setelah diketahuinya
strategi pembangunan Kota Tanjungpinang hasil review. Seperti telah
disinggung dalam KAK, bahwa subsektor ekonomi kreatif merupakan program
strategis dan penting dalam konteks pertumbuhan perekonomian Kota
Tanjungpinang, upaya ini juga dalam upaya mendongkrak industri pariwisata
Kota Tanjungpinang.
Dengan memetakan atau mengidentifikasi permasalahan pengembangan dan
pemasaran ekonomi kreatif secara faktual, serta potensi yang terkandung di
dalamnya, maka akan dapat dianalisis pemecahan permasalahannya. Sehingga,
subsektor ekonomi kreatif berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan
ekonomi Kota Tanjungpinang secara umum. Permasalahan yang
terudentifikasi menjadi masalah utama dan menjadi bahan kajian analisis studi
selanjutnya.
2.4.6.2. Analisis Kebutuhan Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
Analisis kebutuhan penanganan pengembangan dan pemasaran 14 (empat
belas) subsektor ekonomi kreatif merupakan analisis yang mengacu pada
analisis potensi permasalahan. Kebutuhan penanganan ini, akan menjadi dasar
dalam upaya pengembangan dan pemasaran produk unggulan masing-masing
subsektor ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang.
24. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 24
2.4.7. Konsep dan Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
2.4.7.1. Perumusan Visi dan Misi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
Tahap berikutnya setelah melakukan analisis kebutuhan pengembangan dan
pemasaran adalah tahapan perumusan visi dan misi sebagai payung dari
proses penyusunan analisis strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi
kreatif. Perumusan visi dan misi akan diperkuat hasilnya setelah dilakukan
penyelenggaraan FGD.
Hasil analisis permasalahan berupa kebutuhan pengembangan dan pemasaran,
untuk selanjutnya dirumuskan ke dalam Strategi Pengembangan dan Strategi
Pemasaran Ekonomi Kreatif. Strategi prioritas dari 14 subsekor ekonomi
kreatif yang ada, diperoleh dari analisis dampak strategis dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang diindikasikan berpengaruh terhadap
strategi yang ditetapkan.
Strategi dalam pengembangan dan pemasaran 14 subsektor ekonomi kreatif
yang ada di Kota Tanjungpinang tersebut, selanjutnya ditindaklanjuti dengan
penyusunan program-program strategis dengan mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan hal-hal yang dinilai mendukung dalam upaya pengembangan
dan pemasaran masing-masing subsektor ekonomi kreatif.
2.4.7.2. Perumusan Strategi Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
Pada tahapan ini, dilakukan perumusan strategi pengembangan dan strategi
pemasaran masing-masing subsektor ekonomi kreatif. Tujuan dari perumusan
strategi pengembangan dan strategi pemasaran masing-masing subsektor
25. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 25
ekonomi kreatif ini guna mendapatkan strategi pengembangan dan pemasaran
secara terarah dan terukur.
Perumusan strategi pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif juga
mengacu pada kebutuhan penanganan kawasan dengan melihat potensi dan
permasalahan yang ada. Dari hasil kajian kebutuhan penanganan,
menghasilkan rumusan visi-misi dan tujuan yang menjadi dasar untuk strategi
pengembangan dan strategi pemasaran ekonomi kreatif dari masing-masing
subsektor yang ada.
2.4.8. Perumusan Program Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi Kreatif
Pada tahapan ini, dilakukan perumusan program strategis pengembangan dan
program strategis pemasaran produk-produk ekonomi kreatif yang diidentifikasi dari
program yang sudah dilakukan/sudah berjalan, program yang sedang berjalan dan
program yang akan berjalan.
Tujuan dari perumusan Program Strategis Pengembangan dan Pemasaran Ekonomi
Kreatif ini adalah untuk:
2.4.8.1. Merumuskan program-program strategis berkelanjutan yang dapat
mengatasi permasalahan pengembangan dan permasalahan pemasaran
ekonomi kreatif secara tuntas, terarah, terstruktur dan sistematis, dan;
2.4.8.2. Merumuskan program penyediaan fasilitas pendukung kawasan yang dinilai
mampu mendukung upaya pengembangan dan pemasaran ekonomi kreatif
sesuai kebutuhan dan trend pengembagan kota di masa yang akan datang,
sesuai dengan prinisip pembangunan yang berkelanjutan.
2.4.9. Kegiatan Pelaporan
26. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 26
Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Analisis Strategi Pengembangan dan
Pemasaran Ekonomi Kreatif Kota Tanjungpinang ini dihasilkan beberapa produk
laporan sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan, berisi metode atau cara pelaksanaan kegiatan, jadual
rinci pelaksnaan kegiatan dan personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan ini;
2) Laporan Antara, yang berisi hasil-hasil survey lapangan, identifikasi dan analisis
kegiatan, dan;
3) Laporan Final, yang merupakan laporan akhir dari seluruh kegiatan dan berisi
semua muatan dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan, setelah sebelumnya
dilakukan konsultasi, revisi dan penyempurnaan laporan sebelumnya.
27. Penyusunan AnalisisStrategiPengembangandan Pemasaran EkonomiKreatifKota Tanjungpinang
[LaporanAntara]
DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KOTA TANJUNGPINANG 27
2.4.10. Skematik Rencana Kerja dan Proses Kegiatan
PenyusunanAnalisisStrategiPengembangandanPemasaranEkonomiKreatif
Persiapan
Koordinasi dan konsultasi kegiatan, menetapkan pola
pikir dan jadual kegiatan, menyusun format pendataan
dan identifikasi, penyiapan petadasar
KajianTeori danStudi Banding
Kawasan
1. Teori yangberkaitan dengan konsep dan
pengembangan ekonomi kreatif;
2. Studi bandingkawasan lain yangmemiliki
persamaan karakteristik dengan Kota
Tanjungpinang
Pengumpulan Data, Studi
Literatur, Identifikasi Ekonomi
Kreatif Kawasan
KajiaKarakteristikEkonomi
Kawasan
1. Pola pemanfaatan/fungsiruang;
2. Struktur tata ruang;
3. Aktivitas perekonomian
4. Kondisieksisting ekonomikreatif
5. Sejarah kawasan.
KajianKebijakanBerkaitan
denganEkonomi Kreatif
1. RTRW Kota Tanjungpinag;
2. RDTRKPerekonomianKota
Tanjungpinang;
3. DokumenTanjungpinang dalam Angka,
4
Analisis
Penyusnan Konsep
dan Strategi
Penyusnan Rencana Program
Pengembangan dan Program
Pemasaran Ekonomi Kreatif