SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Ory Febriayani
I0118115
Perkerasan Jalan Raya
Ir. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D.
Universitas Sebelas Maret Surakarta
DESAIN
PERKERASAN
JALAN
Data Rencana Perkerasan
Jalan
Lokasi Trace Jalan
Geometri Jalan Raya
Tanah Dasar CBR
Iklim
Rencana LHR
Geometri Jalan
Fungsi dan Kelas Jalan : Kolektor, III B
Klasifikasi Medan : 80% datar, 20% bukit
Kecepatan Rencana (Vr) : 60 Km/Jam
Lebar Lajur (w) : 7 m (3,5 mx3,5 m)
Superelevasi
e normal : 2%
e maksimum : 10%
Perubahan Kecepatan (c) : 0,4 m/det³
Jarak Pandang Henti (Jh) : 75 m
Jarak Pandang Mendahului (Jd) : 200 m
Note:
Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan
jumlah jalan masuk dibatasi. MST terberat 8 ton.
Lokasi:
Sangatta Utara, Kabupaten
Kutai Timur, Kalimantan
Timur, 75683
Lokasi Trace
(Sumber: TPGJAK, 1997 hal 4)
A
B
G
a
m
b
a
r
L
o
n
g
P
r
o
f
i
l
e
DATA TANAH CBR
(California Bearing Ratio)
Data CBR
No. Sta. CBR
1 0+000 6,29
2 0+150 6,21
3 0+300 6,24
4 0+450 6,25
5 0+600 7,47
6 0+750 7,58
7 0+900 7,67
8 1+050 9,24
9 1+200 9,4
10 1+350 7,81
Perhitungan Nilai Desain CBR berdasarkan Manual Desain
Perkerasan Jalan 2017:
Rata-Rata : 7,4160
Standar Deviasi : 1,2008
f : 1,282 (Jalan Kolektor), hal 6-8
CBR Karakteristik :
CBR Rata-Rata – f x Deviasi Standar: 5,8766%
Nilai Desain (CBR) :
CBR Karakteristik x 0,80 : 4,7012%
Jenis Tanah : Poor to Fair (Bowles, 1992)
Masa Transisi
Sumber: Tabel 6.1 MDPJ 2017
CBR
No.
Tingkatan
Umum
Kegunaan
0-3 Very Poor Subgrade
3-7 Poor to Fair Subgrade
7-20 Fair Subbase
20-50 Good
Base or
Subbase
>50 Excellent Base
(Sumber: Bowles, 1992)
Tabel Klasifikasi Tanah
Berdasarkan Harga CBR
Badan Pusat Statistika Kalimantan Timur, 2015
IKLIM
Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 (Lampiran
B)
RENCANA LHR
Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas
Pengaruh Pengalihan Lalu Lintas
Perhitungan ESA5
𝑹 =
1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅
− 1
0,01 𝑖
R (2021-2041) = 28,2797
R (2021-2061) = 84,5503
Cara perhitungan ESA5 (‘21-’41) dan (‘21-’61)
ESA5 (‘21-’41) dan (‘21-’61)= ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-7)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-2)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-3)
Faktor Distribusi
Arah (DD) = 0,50
Kecuali pada lokasi-
lokasi yang jumlah
kendaraan niaga
cenderung lebih tinggi
pada satu arah tertentu.
Menurut Peraturan Pemerintah, dimulai tahun
2020 perhitungan ESA menggunakan
variabel VDF normal. Untuk mencegah
terjadinya overload maka menggunakan
perhitungan ESA5.
Rencana LHR
Tabel Perhitungan ESA5 dengan VDF5 Normal (Umur Rencana 20 Tahun)
Cara perhitungan ESA5 (‘21-’41)
ESA5 (‘21-’41) = ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R
ESA5 (‘21-’41) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2041)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-5 dan 4-7)
Jenis
Kendaraan
Lintas Harian
Rata-Rata (2 arah)
2021
VDF5
normal
ESA5
(‘21-'41)
[1] [2] [3] [4]
Mobil penumpang
dan kendaraan
ringan lain
2085 - -
5B 34 1 175.475,43
6B 83 4,7 2.013.322,46
7A1 5 5,3 136.767,61
7A2 25 5,4 696.740,66
Jumlah ESA5 3.022.306,15
CESA5 ('21-'41) 3.022.306,15
𝑹 =
1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅
− 1
0,01 𝑖
R (2021-2041) = 28,2797
5B = Bus Besar
6B = Truk 2 Sumbu
7A1 = Truk 3 Sumbu Ringan
7A2 = Truk 3 Sumbu Berat
Catatan:
Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau
dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
Rencana LHR
Tabel Perhitungan ESA5 dengan VDF5 Normal (Umur Rencana 40 Tahun)
Cara perhitungan ESA5 (‘21-’61)
ESA5 (‘21-’61) = ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R
ESA5 (‘21-’61) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2061)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-5 dan 4-7)
𝑹 =
1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅
− 1
0,01 𝑖
Jenis
Kendaraan
Lintas Harian
Rata-Rata (2 arah)
2021
VDF5
normal
ESA5
('21-'61)
[1] [2] [3] [4]
Mobil penumpang
dan kendaraan
ringan lain
2085 - -
5B 34 1 524.634,47
6B 83 4,7 6.019.409,06
7A1 5 5,3 408.906,28
7A2 25 5,4 2.083.107,47
Jumlah ESA5 9.036.057,28
CESA5 ('21-'61) 9.036.057,28
R (2021-2061) = 84,5503
5B = Bus Besar
6B = Truk 2 Sumbu
7A1 = Truk 3 Sumbu Ringan
7A2 = Truk 3 Sumbu Berat
Catatan:
Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau
dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
Perkerasan Lentur
01
Umur Rencana
Tipe
Perkerasan
Catatan:
Tingkat kesulitan:
1. - kontraktor kecil – medium;
2. - kontraktor besar dengan sumber daya
yang memadai;
3. - membutuhkan keahlian dan tenaga ahli
khusus – kontraktor spesialis Burtu / Burda.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 3-1)
Bagan Desain 2 – Struktur Fondasi Perkerasan
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-12)
Bagan Desain 6
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 7-18)
Catatan:
1. Bagan desain - 6 digunakan untuk semua tanah
dasar dengan CBR > 3%. Ketentuan Bagan
Desain – 2 tetap berlaku untuk tanah dasar yang
lebih lemah.
2. Disarankan untuk menggunakan LFA kelas A
sebagai lapis fondasi. Penggunaan LFA kelas B
sebagai lapis bawah fondasi berpotensi
mengalami segregasi, sedangkan dari perbedaan
harga kelas A dan kelas B tidak signifikan.
3. Stabilisasi satu lapis dengan tebal lebih dari 200
mm sampai dengan 300 mm diperbolehkan jika
disediakan peralatan stabilisasi yang memadai dan
pemadatan dilakukan dengan pad-foot roller
dengan berat statis minimum 18 ton.
4. Bila catatan 2 diterapkan, lapisan distabilisasi pada
Bagan Desain - 5 atau 6 boleh dipasang dalam
satu lapisan dengan lapisan distabilisasi dalam
Bagan Desain - 2 sampai maksimum 300 mm.
5. Hanya kontraktor berkualitas dan mempunyai
peralatan diperbolehkan melaksanakan pekerjaan
Burda atau pekerjaan Stabilisasi.
6. Dalam hal terdapat kendala untuk menerapkan
Bagan Desain - 5 atau 6 dapat digunakan
prosedur grafik Bagan Desain - 7 yang contoh
penggunaannya dapat dilihat pada LAMPIRAN E.
Cross Section Timbunan
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 =
(𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)
𝑚
AC WC 5 cm
LFA Kelas A 30 cm
LFA Kelas A 20 cm
Tanah Distabilisasi 26 cm
Drainase Perkerasan
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 =
(𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)
𝑚
Timbunan dengan lapis pondasi bawah menerus sampai bahu jalan (day-
lighting) (tidak terkena banjir)
Nilai m untuk desain = 1,0
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 5-3)
Cross Section Galian
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 =
(𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)
𝑚
AC WC 5 cm
LFA Kelas A 30 cm
LFA Kelas A 20 cm
Tanah Distabilisasi 26 cm
Drainase Perkerasan
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 =
(𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)
𝑚
Galian dengan drainase bawah permukaan yang ideal (outlet drainase bawah
permukaan selalu di atas muka air banjir)
Nilai m untuk desain = 1,0
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 5-3)
TEBAL PERKERASAN
AC WC (halus) : 50 mm
LFA Kelas A : 300 mm
LFA Kelas A : 200 mm
Tanah distabilisasi : 260 mm
Perbaikan Tanah Dasar : 200 mm
Bagan Desain 6 Drainase Perkerasan
AC WC (halus) : 50 mm
LFA Kelas A : 300 mm
LFA Kelas A : 200 mm
Tanah distabilisasi : 260 mm
Perbaikan Tanah Dasar : 200 mm
TEBAL PERKERASAN
AC WC
LFA Kelas A
LFA Kelas A
Tanah Distabilisasi
Perbaikan Tanah Dasar
(jika dibutuhkan) atau
Lapis Penopang (jika dibutuhkan)
50 mm
300 mm
200 mm
260 mm
200 mm
Daya Dukung Tepi Perkerasan
Struktur perkerasan memerlukan
daya dukung tepi yang cukup,
terutama bila terletak pada
tanah lunak atau tanah gambut.
Ketentuan daya dukung tepi
harus dinyatakan secara detil
dalam gambar-gambar kontrak
(drawings).
Ketentuan minimum adalah:
1. Setiap lapis pekerasan harus dipasang sampai lebar yang sama atau lebih dari nilai minimum yang
dinyatakan pada Gambar 8.1. Dukungan Tepi Perkerasan.
2. Timbunan tanpa penahan pada tanah lunak (CBR < 2.5%) atau tanah gambut harus dipasang pada
kemiringan tidak lebih curam dari 1V : 3H.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 8-2)
Kebutuhan Pelapisan (Sealing)
Bahu Jalan
CBR Tanah Dasar : 4%
Beban Gandar Kumulatif 20 Tahun : 3jt ESA
Beban Rencana Bahu Jalan (10% x 3jt ESA) :
10% x 3jt ESA = 300.000 ESA
Lapisan
Tebal
(mm)
AC WC 50
LFA A 300
LFA A 200
Tanah
distabilisasi
260
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran E-2 dan Lampiran F)
Diperlukan
penutup
setebal 330
mm
Tebal total
perkerasan
lajur utama =
810 mm > 330
mm (tebal min
perlu
perkerasan
bahu jalan)
Struktur Perkerasan Lajur Utama
Kebutuhan Pelapisan (Sealing)
Bahu Jalan
Struktur Perkerasan Bahu Jalan
Lapisan Tebal (mm)
LFA Kelas S 50
LFA Kelas A 760
Fondasi
(Perbaikan Tanah Dasar)
200
LFA Kelas S
LFA Kelas A
Fondasi
(Perbaikan Tanah Dasar)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran F)
Perkerasan Kaku
02
Umur Rencana
Volume Kelompok Sumbu
Kendaraan Niaga
Tabel Perhitungan Volume Kelompok Sumbu Kendaraan
Niaga
Cara perhitungan Kelompok Sumbu Kendaraan
Niaga (‘21-’61)
Jumlah (‘21-’61) = ∑Kelompok Sumbu x ∑LHRJK x 365 x
DD x DL x R
Jumlah (‘21-’61) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2061)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 Bab 4 dan
Lampiran D)
𝑹 =
1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅
− 1
0,01 𝑖
R (2021-2061) = 84,5503
Jenis
Kendaraan
Jumlah
Kelompok
Sumbu
Lintas Harian
Rata-Rata (2 arah)
2021
Jumlah
Kelompok
Sumbu
('21-'61)
[1] [2] [3] [4]
Mobil
penumpang
dan kendaraan
ringan lain
2 2085 64.344.875,12
5B 2 34 1.049.268,95
6B 2 83 2.561.450,66
7A1 3 5 231.456,39
7A2 3 25 1.157.281,93
Jumlah ('21-'61) 69.344.333,05
Catatan:
Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau
dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
Bagan Desain 2 – Struktur Fondasi Perkerasan
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-12)
Daya Dukung Efektif
Tanah Dasar
CBR Efektif Tanah Dasar hendaknya tidak kurang dari 6%.
Sehingga menggunakan stabilisasi tanah dasar (ketentuan 6.6.2)
Dipilih stabilisasi kapur atau semen maka nilai CBR dipilih dari tiga nilai yang didapatkan
berikut:
a) Daya dukung rendaman 4 hari dari material yang distabilisasi = 15% (hasil uji laboratorium)
b) Berdasarkan 4 kali nilai CBR tidak distabilisasi = 4 x 4% = 16%
c) CBRstabilisasi = CBRtanah asal x 2 (tebal lapis stabilisasi (mm))/150
CBRstabilisasi = 4 x 2 (300 mm)/150 = 16%
Dipilih CBR terkecil, sehingga CBR perencanaan menjadi 15%.
Dengan tanah dasar normal.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-10)
Tanah dasar normal secara umum memiliki nilai CBR > 2,5%
Contoh
Perhitungan,
CBR Efektif
< 6%
Tipe
Perkerasan
Catatan:
Tingkat kesulitan:
1. - kontraktor kecil – medium;
2. - kontraktor besar dengan sumber daya
yang memadai;
3. - membutuhkan keahlian dan tenaga ahli
khusus – kontraktor spesialis Burtu / Burda.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 3-1)
Bagan Desain 4
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 7-16)
TEBAL PERKERASAN
Perkerasan Beton : 305 mm
Lapis Pondasi Beton Kurus (LMC) : 100 mm
Lapis Fondasi Kelas A : 150 mm
Perbaikan Tanah Dasar : 300 mm
Bagan Desain 4
Perbaikan Tanah Dasar
(jika dibutuhkan) atau
Lapis Penopang (jika dibutuhkan)
Perkerasan Beton
Lapis Drainase Agregat Kelas A
305 mm
150 mm
300 mm
Lapis Pondasi Beton Kurus (LMC)
100 mm
Kebutuhan Pelapisan (Sealing)
Bahu Jalan
Struktur Perkerasan Bahu Jalan
Lapisan Tebal (mm)
Perkerasan Beton 555
Fondasi
(Perbaikan Tanah Dasar)
300 Perkerasan Beton
Fondasi
(Perbaikan Tanah Dasar)
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran F)
Detail Desain
 Menggunakan jenis bahu jalan beton (tebal bahu jalan 500 mm)
 Dibutuhkan sambungan dowel
 Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT)
Umur Rencana : 40 Tahun
CBR tanah dasar : 4%
CBR Efektif : 27% (Gambar 3)
Kuat tarik lentur (f’cf) umur 28 hari : 4,0 Mpa (f’c = 305 kg/cm² , silinder)
Bahan pondasi bawah : Stabilisasi
Koef. Gesek pelat beton dg pondasi (μ) : 1,3
Bahu jalan : Beton
Tie Bar : Baja ulir D16mm, Panjang 70 cm, jarak 75 cm
Ruji (dowel) : ϕ 28 mm, Panjang 45 cm, Jarak 30 cm
Tebal pelat : 30,5 mm
Lebar pelat : 2 x 3,5 mm
Panjang Pelat : 5,0 m
(Sumber: Pd T-14-2003)
Daya Dukung Tepi Perkerasan
Ketentuan minimum adalah:
1. Setiap lapis pekerasan harus dipasang sampai lebar yang sama atau lebih dari nilai minimum yang
dinyatakan pada Gambar 8.1. Dukungan Tepi Perkerasan.
2. Timbunan tanpa penahan pada tanah lunak (CBR < 2.5%) atau tanah gambut harus dipasang pada
kemiringan tidak lebih curam dari 1V : 3H.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 8-2)
Jenis Tanah : Lempung Kepasiran
PI : 22%
Nilai CBR : 4,7%
Maka ditentukan perkerasan
menggunakan kemiringan 1V : 3H
—KESIMPULAN
Perkerasan Kaku dipilih sebagai desain perkerasan jalan di Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan
Timur. Dikarenakan kondisi lingkungan jalan tersebut sebagai akses pendistribusian kelapa sawit
sehingga banyak dilewati kendaraan besar. Perkerasan kaku pada fungsi jalan kolektor kelas III B
dengan tanah dasar CBR 4,7% dan tidak memungkinkannya terjadi overload, relatif lama terjadinya
loading of time kendaraan besar. Sehingga, aman digunakannya perkerasan kaku dengan analisa RAB
pembuataan awal jalan lebih mahal daripada perkerasan lentur, namun hanya memerlukan
pemeliharaan rutin yang ringan (sealing joint) pada perkerasan kaku.
PERKERASAN LENTUR
PERKERASAN KAKU
Pelaksana:
Kontraktor Kecil - Medium
Pelaksana:
Kontraktor besar dengan sumber daya
yang memadai
Tebal total perkerasan: 810 mm
Tebal total perkerasan: 555 mm
Beton Bersambung Tanpa Tulangan
Lokasi:
Sangatta
Utara,
Kabupaten
Kutai Timur,
Kalimantan
Timur
Fungsi
Jalan:
Kolektor
Kelas Jalan:
III B
CBR Tanah
Dasar:
4,7%
ESA5 (‘21-’41) = 3.022.306,15
ESA5 (‘21-’61) = 9.036.057,28
Jumlah Kelompok Sumbu = 69.344.333,05
—KESIMPULAN
Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 dapat dijadikan acuan sebagai desain perkerasan
jalan baru (bagian 1) dan rehabilitasi perkerasan (bagian 2) untuk pengguna baru. Namun,
dibutuhkannya literasi lebih untuk lebih memahami penggunaan Manual Desain Perkerasan Jalan
Revisi Juni 2017 ini dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak contoh variasi perhitungan.
Prosedur pekerjaan desain belum tersusun secara urut dan terperinci, sehingga mempersulit dalam
penggunaannya. Sulitnya mendapatkan data-data pendukung untuk desain perkerasan jalan karena
kurang terdokumentasikannya secara baik, maka didapatkannya data tidak valid. Untuk memenuhi
standar pemerataan konstruksi jalan di Indonesia maka diterbitkannya Manual Desain Perkerasan
Jalan sebagai acuan dengan pendekatan metode empiris menjadi metode mekanistik sesuai dengan
tipikal di Indonesia walaupun belum tentu sama pada setiap kondisi atau tempat di seluruh Indonesia.
Panduan menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan lebih aman karena sudah memperhitungkan
analisa fatigue dan erosi.
Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017
Pd T-14-2003
Manual
Desain
Perkerasan
Jalan
Pd T-14-
2003
Pd T-14-2003 dapat mendesasin sesuai kondisi lingkungan setempat. Sehingga akan mendapatkan
hasil desain lebih relevan dengan keadaan jalan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Bapak Ary
Setyawan (Dosen Pengampu Perkerasan Jalan Raya) menyatakan,
“Melakukan perhitungan dengan menggunakan Pd T-14-2003 akan mendapatkan hasil desain lebih
tipis untuk perkerasan kaku, sehingga dapat meminimalisir RAB.”
Prosedur pekerjaan desain sudah tersusun rapih, urut dan terperinci secara jelas pada Pd T-14-2003
dibandingkan prosedur desain pada Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017. Namun, belum
melampirkan perhitungan sistem drainase jalan pada Pd T-14-2003.
Terima
Kasih
oryyyf@student.uns.ac.id

More Related Content

What's hot

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Farid Thahura
 

What's hot (20)

Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Pelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalamPelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalam
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur Baja
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
Trial compaction (dahlia)
Trial compaction (dahlia)Trial compaction (dahlia)
Trial compaction (dahlia)
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Kegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksiKegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksi
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung PPIUG 1983
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 

Similar to Studi Kasus Desain Perkerasan Jalan

Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE softwareAnalysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
UnknownUser704294
 
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
alinainglis
 

Similar to Studi Kasus Desain Perkerasan Jalan (20)

Highway design presentation (Malyar Talash)
Highway design presentation (Malyar Talash)Highway design presentation (Malyar Talash)
Highway design presentation (Malyar Talash)
 
Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE softwareAnalysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
Analysis of Flexible Pavement Using IIT PAVE software
 
IRJET- Design and Comparision of Flexible and Rigid Pavements
IRJET-  	  Design and Comparision of Flexible and Rigid PavementsIRJET-  	  Design and Comparision of Flexible and Rigid Pavements
IRJET- Design and Comparision of Flexible and Rigid Pavements
 
Design Considerations for AASHTO Flexible pavement design
Design Considerations for AASHTO Flexible pavement designDesign Considerations for AASHTO Flexible pavement design
Design Considerations for AASHTO Flexible pavement design
 
Final year project ppt - The Future of Pavement Design
Final year project ppt - The Future of Pavement DesignFinal year project ppt - The Future of Pavement Design
Final year project ppt - The Future of Pavement Design
 
Road-design-standards-for-LGED.pptx
Road-design-standards-for-LGED.pptxRoad-design-standards-for-LGED.pptx
Road-design-standards-for-LGED.pptx
 
Parametric Comparison of Rectangular and Trapezoidal Box Girder Bridge Deck S...
Parametric Comparison of Rectangular and Trapezoidal Box Girder Bridge Deck S...Parametric Comparison of Rectangular and Trapezoidal Box Girder Bridge Deck S...
Parametric Comparison of Rectangular and Trapezoidal Box Girder Bridge Deck S...
 
Presentation sayed
Presentation sayedPresentation sayed
Presentation sayed
 
Highway Design - Techniques for proper Planning and Execution .
Highway Design - Techniques for proper Planning and Execution . Highway Design - Techniques for proper Planning and Execution .
Highway Design - Techniques for proper Planning and Execution .
 
Performance Evaluation of Rigid Pavements
Performance Evaluation of Rigid PavementsPerformance Evaluation of Rigid Pavements
Performance Evaluation of Rigid Pavements
 
Aashto design
Aashto designAashto design
Aashto design
 
Pavement Design Methods 2 (Flexible and Rigid).pdf
Pavement Design Methods 2 (Flexible and Rigid).pdfPavement Design Methods 2 (Flexible and Rigid).pdf
Pavement Design Methods 2 (Flexible and Rigid).pdf
 
Roads & bridges
Roads & bridgesRoads & bridges
Roads & bridges
 
Detailed Parameter road.pptx
Detailed Parameter road.pptxDetailed Parameter road.pptx
Detailed Parameter road.pptx
 
Diseño de pavimentos
Diseño de pavimentos Diseño de pavimentos
Diseño de pavimentos
 
Tablas roadway design manual
Tablas roadway design manualTablas roadway design manual
Tablas roadway design manual
 
Design of Flexible Pavement Using AASHTO.pptx
Design of Flexible Pavement Using AASHTO.pptxDesign of Flexible Pavement Using AASHTO.pptx
Design of Flexible Pavement Using AASHTO.pptx
 
2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt2. Alinyemen Horizontal.ppt
2. Alinyemen Horizontal.ppt
 
Civil 150 project
Civil 150 projectCivil 150 project
Civil 150 project
 
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
5. For the three layer system shown in Figure 1 below, points b .docx
 

Recently uploaded

Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak HamilCara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
9953056974 Low Rate Call Girls In Saket, Delhi NCR
 
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
AldoGarca30
 
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakesDeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
MayuraD1
 
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
HenryBriggs2
 

Recently uploaded (20)

457503602-5-Gas-Well-Testing-and-Analysis-pptx.pptx
457503602-5-Gas-Well-Testing-and-Analysis-pptx.pptx457503602-5-Gas-Well-Testing-and-Analysis-pptx.pptx
457503602-5-Gas-Well-Testing-and-Analysis-pptx.pptx
 
Bhubaneswar🌹Call Girls Bhubaneswar ❤Komal 9777949614 💟 Full Trusted CALL GIRL...
Bhubaneswar🌹Call Girls Bhubaneswar ❤Komal 9777949614 💟 Full Trusted CALL GIRL...Bhubaneswar🌹Call Girls Bhubaneswar ❤Komal 9777949614 💟 Full Trusted CALL GIRL...
Bhubaneswar🌹Call Girls Bhubaneswar ❤Komal 9777949614 💟 Full Trusted CALL GIRL...
 
Thermal Engineering-R & A / C - unit - V
Thermal Engineering-R & A / C - unit - VThermal Engineering-R & A / C - unit - V
Thermal Engineering-R & A / C - unit - V
 
Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak HamilCara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
Cara Menggugurkan Sperma Yang Masuk Rahim Biyar Tidak Hamil
 
Double Revolving field theory-how the rotor develops torque
Double Revolving field theory-how the rotor develops torqueDouble Revolving field theory-how the rotor develops torque
Double Revolving field theory-how the rotor develops torque
 
HOA1&2 - Module 3 - PREHISTORCI ARCHITECTURE OF KERALA.pptx
HOA1&2 - Module 3 - PREHISTORCI ARCHITECTURE OF KERALA.pptxHOA1&2 - Module 3 - PREHISTORCI ARCHITECTURE OF KERALA.pptx
HOA1&2 - Module 3 - PREHISTORCI ARCHITECTURE OF KERALA.pptx
 
Design For Accessibility: Getting it right from the start
Design For Accessibility: Getting it right from the startDesign For Accessibility: Getting it right from the start
Design For Accessibility: Getting it right from the start
 
Learn the concepts of Thermodynamics on Magic Marks
Learn the concepts of Thermodynamics on Magic MarksLearn the concepts of Thermodynamics on Magic Marks
Learn the concepts of Thermodynamics on Magic Marks
 
Theory of Time 2024 (Universal Theory for Everything)
Theory of Time 2024 (Universal Theory for Everything)Theory of Time 2024 (Universal Theory for Everything)
Theory of Time 2024 (Universal Theory for Everything)
 
AIRCANVAS[1].pdf mini project for btech students
AIRCANVAS[1].pdf mini project for btech studentsAIRCANVAS[1].pdf mini project for btech students
AIRCANVAS[1].pdf mini project for btech students
 
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
Call Girls in South Ex (delhi) call me [🔝9953056974🔝] escort service 24X7
 
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
1_Introduction + EAM Vocabulary + how to navigate in EAM.pdf
 
Introduction to Serverless with AWS Lambda
Introduction to Serverless with AWS LambdaIntroduction to Serverless with AWS Lambda
Introduction to Serverless with AWS Lambda
 
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakesDeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
DeepFakes presentation : brief idea of DeepFakes
 
School management system project Report.pdf
School management system project Report.pdfSchool management system project Report.pdf
School management system project Report.pdf
 
Computer Networks Basics of Network Devices
Computer Networks  Basics of Network DevicesComputer Networks  Basics of Network Devices
Computer Networks Basics of Network Devices
 
Online electricity billing project report..pdf
Online electricity billing project report..pdfOnline electricity billing project report..pdf
Online electricity billing project report..pdf
 
Thermal Engineering Unit - I & II . ppt
Thermal Engineering  Unit - I & II . pptThermal Engineering  Unit - I & II . ppt
Thermal Engineering Unit - I & II . ppt
 
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
scipt v1.pptxcxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx...
 
Hostel management system project report..pdf
Hostel management system project report..pdfHostel management system project report..pdf
Hostel management system project report..pdf
 

Studi Kasus Desain Perkerasan Jalan

  • 1. Ory Febriayani I0118115 Perkerasan Jalan Raya Ir. Ary Setyawan, M.Sc, Ph.D. Universitas Sebelas Maret Surakarta DESAIN PERKERASAN JALAN
  • 2. Data Rencana Perkerasan Jalan Lokasi Trace Jalan Geometri Jalan Raya Tanah Dasar CBR Iklim Rencana LHR
  • 3. Geometri Jalan Fungsi dan Kelas Jalan : Kolektor, III B Klasifikasi Medan : 80% datar, 20% bukit Kecepatan Rencana (Vr) : 60 Km/Jam Lebar Lajur (w) : 7 m (3,5 mx3,5 m) Superelevasi e normal : 2% e maksimum : 10% Perubahan Kecepatan (c) : 0,4 m/det³ Jarak Pandang Henti (Jh) : 75 m Jarak Pandang Mendahului (Jd) : 200 m Note: Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. MST terberat 8 ton. Lokasi: Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, 75683 Lokasi Trace (Sumber: TPGJAK, 1997 hal 4)
  • 4. A B
  • 6. DATA TANAH CBR (California Bearing Ratio) Data CBR No. Sta. CBR 1 0+000 6,29 2 0+150 6,21 3 0+300 6,24 4 0+450 6,25 5 0+600 7,47 6 0+750 7,58 7 0+900 7,67 8 1+050 9,24 9 1+200 9,4 10 1+350 7,81 Perhitungan Nilai Desain CBR berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan 2017: Rata-Rata : 7,4160 Standar Deviasi : 1,2008 f : 1,282 (Jalan Kolektor), hal 6-8 CBR Karakteristik : CBR Rata-Rata – f x Deviasi Standar: 5,8766% Nilai Desain (CBR) : CBR Karakteristik x 0,80 : 4,7012% Jenis Tanah : Poor to Fair (Bowles, 1992) Masa Transisi Sumber: Tabel 6.1 MDPJ 2017 CBR No. Tingkatan Umum Kegunaan 0-3 Very Poor Subgrade 3-7 Poor to Fair Subgrade 7-20 Fair Subbase 20-50 Good Base or Subbase >50 Excellent Base (Sumber: Bowles, 1992) Tabel Klasifikasi Tanah Berdasarkan Harga CBR
  • 7. Badan Pusat Statistika Kalimantan Timur, 2015 IKLIM Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 (Lampiran B)
  • 8. RENCANA LHR Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas Pengaruh Pengalihan Lalu Lintas Perhitungan ESA5 𝑹 = 1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅 − 1 0,01 𝑖 R (2021-2041) = 28,2797 R (2021-2061) = 84,5503 Cara perhitungan ESA5 (‘21-’41) dan (‘21-’61) ESA5 (‘21-’41) dan (‘21-’61)= ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-7) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-2) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-3) Faktor Distribusi Arah (DD) = 0,50 Kecuali pada lokasi- lokasi yang jumlah kendaraan niaga cenderung lebih tinggi pada satu arah tertentu. Menurut Peraturan Pemerintah, dimulai tahun 2020 perhitungan ESA menggunakan variabel VDF normal. Untuk mencegah terjadinya overload maka menggunakan perhitungan ESA5.
  • 9. Rencana LHR Tabel Perhitungan ESA5 dengan VDF5 Normal (Umur Rencana 20 Tahun) Cara perhitungan ESA5 (‘21-’41) ESA5 (‘21-’41) = ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R ESA5 (‘21-’41) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2041) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-5 dan 4-7) Jenis Kendaraan Lintas Harian Rata-Rata (2 arah) 2021 VDF5 normal ESA5 (‘21-'41) [1] [2] [3] [4] Mobil penumpang dan kendaraan ringan lain 2085 - - 5B 34 1 175.475,43 6B 83 4,7 2.013.322,46 7A1 5 5,3 136.767,61 7A2 25 5,4 696.740,66 Jumlah ESA5 3.022.306,15 CESA5 ('21-'41) 3.022.306,15 𝑹 = 1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅 − 1 0,01 𝑖 R (2021-2041) = 28,2797 5B = Bus Besar 6B = Truk 2 Sumbu 7A1 = Truk 3 Sumbu Ringan 7A2 = Truk 3 Sumbu Berat Catatan: Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
  • 10. Rencana LHR Tabel Perhitungan ESA5 dengan VDF5 Normal (Umur Rencana 40 Tahun) Cara perhitungan ESA5 (‘21-’61) ESA5 (‘21-’61) = ∑LHRJK x VDFJK x 365 x DD x DL x R ESA5 (‘21-’61) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2061) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 4-5 dan 4-7) 𝑹 = 1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅 − 1 0,01 𝑖 Jenis Kendaraan Lintas Harian Rata-Rata (2 arah) 2021 VDF5 normal ESA5 ('21-'61) [1] [2] [3] [4] Mobil penumpang dan kendaraan ringan lain 2085 - - 5B 34 1 524.634,47 6B 83 4,7 6.019.409,06 7A1 5 5,3 408.906,28 7A2 25 5,4 2.083.107,47 Jumlah ESA5 9.036.057,28 CESA5 ('21-'61) 9.036.057,28 R (2021-2061) = 84,5503 5B = Bus Besar 6B = Truk 2 Sumbu 7A1 = Truk 3 Sumbu Ringan 7A2 = Truk 3 Sumbu Berat Catatan: Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
  • 13. Tipe Perkerasan Catatan: Tingkat kesulitan: 1. - kontraktor kecil – medium; 2. - kontraktor besar dengan sumber daya yang memadai; 3. - membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus – kontraktor spesialis Burtu / Burda. (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 3-1)
  • 14. Bagan Desain 2 – Struktur Fondasi Perkerasan (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-12)
  • 15. Bagan Desain 6 (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 7-18) Catatan: 1. Bagan desain - 6 digunakan untuk semua tanah dasar dengan CBR > 3%. Ketentuan Bagan Desain – 2 tetap berlaku untuk tanah dasar yang lebih lemah. 2. Disarankan untuk menggunakan LFA kelas A sebagai lapis fondasi. Penggunaan LFA kelas B sebagai lapis bawah fondasi berpotensi mengalami segregasi, sedangkan dari perbedaan harga kelas A dan kelas B tidak signifikan. 3. Stabilisasi satu lapis dengan tebal lebih dari 200 mm sampai dengan 300 mm diperbolehkan jika disediakan peralatan stabilisasi yang memadai dan pemadatan dilakukan dengan pad-foot roller dengan berat statis minimum 18 ton. 4. Bila catatan 2 diterapkan, lapisan distabilisasi pada Bagan Desain - 5 atau 6 boleh dipasang dalam satu lapisan dengan lapisan distabilisasi dalam Bagan Desain - 2 sampai maksimum 300 mm. 5. Hanya kontraktor berkualitas dan mempunyai peralatan diperbolehkan melaksanakan pekerjaan Burda atau pekerjaan Stabilisasi. 6. Dalam hal terdapat kendala untuk menerapkan Bagan Desain - 5 atau 6 dapat digunakan prosedur grafik Bagan Desain - 7 yang contoh penggunaannya dapat dilihat pada LAMPIRAN E.
  • 16. Cross Section Timbunan 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛) 𝑚 AC WC 5 cm LFA Kelas A 30 cm LFA Kelas A 20 cm Tanah Distabilisasi 26 cm
  • 17. Drainase Perkerasan 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛) 𝑚 Timbunan dengan lapis pondasi bawah menerus sampai bahu jalan (day- lighting) (tidak terkena banjir) Nilai m untuk desain = 1,0 (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 5-3)
  • 18. Cross Section Galian 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛) 𝑚 AC WC 5 cm LFA Kelas A 30 cm LFA Kelas A 20 cm Tanah Distabilisasi 26 cm
  • 19. Drainase Perkerasan 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛) 𝑚 Galian dengan drainase bawah permukaan yang ideal (outlet drainase bawah permukaan selalu di atas muka air banjir) Nilai m untuk desain = 1,0 (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 5-3)
  • 20. TEBAL PERKERASAN AC WC (halus) : 50 mm LFA Kelas A : 300 mm LFA Kelas A : 200 mm Tanah distabilisasi : 260 mm Perbaikan Tanah Dasar : 200 mm Bagan Desain 6 Drainase Perkerasan AC WC (halus) : 50 mm LFA Kelas A : 300 mm LFA Kelas A : 200 mm Tanah distabilisasi : 260 mm Perbaikan Tanah Dasar : 200 mm
  • 21. TEBAL PERKERASAN AC WC LFA Kelas A LFA Kelas A Tanah Distabilisasi Perbaikan Tanah Dasar (jika dibutuhkan) atau Lapis Penopang (jika dibutuhkan) 50 mm 300 mm 200 mm 260 mm 200 mm
  • 22. Daya Dukung Tepi Perkerasan Struktur perkerasan memerlukan daya dukung tepi yang cukup, terutama bila terletak pada tanah lunak atau tanah gambut. Ketentuan daya dukung tepi harus dinyatakan secara detil dalam gambar-gambar kontrak (drawings). Ketentuan minimum adalah: 1. Setiap lapis pekerasan harus dipasang sampai lebar yang sama atau lebih dari nilai minimum yang dinyatakan pada Gambar 8.1. Dukungan Tepi Perkerasan. 2. Timbunan tanpa penahan pada tanah lunak (CBR < 2.5%) atau tanah gambut harus dipasang pada kemiringan tidak lebih curam dari 1V : 3H. (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 8-2)
  • 23. Kebutuhan Pelapisan (Sealing) Bahu Jalan CBR Tanah Dasar : 4% Beban Gandar Kumulatif 20 Tahun : 3jt ESA Beban Rencana Bahu Jalan (10% x 3jt ESA) : 10% x 3jt ESA = 300.000 ESA Lapisan Tebal (mm) AC WC 50 LFA A 300 LFA A 200 Tanah distabilisasi 260 (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran E-2 dan Lampiran F) Diperlukan penutup setebal 330 mm Tebal total perkerasan lajur utama = 810 mm > 330 mm (tebal min perlu perkerasan bahu jalan) Struktur Perkerasan Lajur Utama
  • 24. Kebutuhan Pelapisan (Sealing) Bahu Jalan Struktur Perkerasan Bahu Jalan Lapisan Tebal (mm) LFA Kelas S 50 LFA Kelas A 760 Fondasi (Perbaikan Tanah Dasar) 200 LFA Kelas S LFA Kelas A Fondasi (Perbaikan Tanah Dasar) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran F)
  • 27. Volume Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga Tabel Perhitungan Volume Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga Cara perhitungan Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga (‘21-’61) Jumlah (‘21-’61) = ∑Kelompok Sumbu x ∑LHRJK x 365 x DD x DL x R Jumlah (‘21-’61) = [2] x [3] x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2061) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 Bab 4 dan Lampiran D) 𝑹 = 1 + 0,01 𝑖 𝑈𝑅 − 1 0,01 𝑖 R (2021-2061) = 84,5503 Jenis Kendaraan Jumlah Kelompok Sumbu Lintas Harian Rata-Rata (2 arah) 2021 Jumlah Kelompok Sumbu ('21-'61) [1] [2] [3] [4] Mobil penumpang dan kendaraan ringan lain 2 2085 64.344.875,12 5B 2 34 1.049.268,95 6B 2 83 2.561.450,66 7A1 3 5 231.456,39 7A2 3 25 1.157.281,93 Jumlah ('21-'61) 69.344.333,05 Catatan: Disarankan survey data LHR dilakukan satu atau dua tahun sebelum pembangunan jalan berlangsung.
  • 28. Bagan Desain 2 – Struktur Fondasi Perkerasan (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-12)
  • 29. Daya Dukung Efektif Tanah Dasar CBR Efektif Tanah Dasar hendaknya tidak kurang dari 6%. Sehingga menggunakan stabilisasi tanah dasar (ketentuan 6.6.2) Dipilih stabilisasi kapur atau semen maka nilai CBR dipilih dari tiga nilai yang didapatkan berikut: a) Daya dukung rendaman 4 hari dari material yang distabilisasi = 15% (hasil uji laboratorium) b) Berdasarkan 4 kali nilai CBR tidak distabilisasi = 4 x 4% = 16% c) CBRstabilisasi = CBRtanah asal x 2 (tebal lapis stabilisasi (mm))/150 CBRstabilisasi = 4 x 2 (300 mm)/150 = 16% Dipilih CBR terkecil, sehingga CBR perencanaan menjadi 15%. Dengan tanah dasar normal. (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 6-10) Tanah dasar normal secara umum memiliki nilai CBR > 2,5% Contoh Perhitungan, CBR Efektif < 6%
  • 30. Tipe Perkerasan Catatan: Tingkat kesulitan: 1. - kontraktor kecil – medium; 2. - kontraktor besar dengan sumber daya yang memadai; 3. - membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus – kontraktor spesialis Burtu / Burda. (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 3-1)
  • 31. Bagan Desain 4 (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 7-16)
  • 32. TEBAL PERKERASAN Perkerasan Beton : 305 mm Lapis Pondasi Beton Kurus (LMC) : 100 mm Lapis Fondasi Kelas A : 150 mm Perbaikan Tanah Dasar : 300 mm Bagan Desain 4 Perbaikan Tanah Dasar (jika dibutuhkan) atau Lapis Penopang (jika dibutuhkan) Perkerasan Beton Lapis Drainase Agregat Kelas A 305 mm 150 mm 300 mm Lapis Pondasi Beton Kurus (LMC) 100 mm
  • 33. Kebutuhan Pelapisan (Sealing) Bahu Jalan Struktur Perkerasan Bahu Jalan Lapisan Tebal (mm) Perkerasan Beton 555 Fondasi (Perbaikan Tanah Dasar) 300 Perkerasan Beton Fondasi (Perbaikan Tanah Dasar) (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal Lampiran F)
  • 34. Detail Desain  Menggunakan jenis bahu jalan beton (tebal bahu jalan 500 mm)  Dibutuhkan sambungan dowel  Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT) Umur Rencana : 40 Tahun CBR tanah dasar : 4% CBR Efektif : 27% (Gambar 3) Kuat tarik lentur (f’cf) umur 28 hari : 4,0 Mpa (f’c = 305 kg/cm² , silinder) Bahan pondasi bawah : Stabilisasi Koef. Gesek pelat beton dg pondasi (μ) : 1,3 Bahu jalan : Beton Tie Bar : Baja ulir D16mm, Panjang 70 cm, jarak 75 cm Ruji (dowel) : ϕ 28 mm, Panjang 45 cm, Jarak 30 cm Tebal pelat : 30,5 mm Lebar pelat : 2 x 3,5 mm Panjang Pelat : 5,0 m (Sumber: Pd T-14-2003)
  • 35. Daya Dukung Tepi Perkerasan Ketentuan minimum adalah: 1. Setiap lapis pekerasan harus dipasang sampai lebar yang sama atau lebih dari nilai minimum yang dinyatakan pada Gambar 8.1. Dukungan Tepi Perkerasan. 2. Timbunan tanpa penahan pada tanah lunak (CBR < 2.5%) atau tanah gambut harus dipasang pada kemiringan tidak lebih curam dari 1V : 3H. (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017 hal 8-2) Jenis Tanah : Lempung Kepasiran PI : 22% Nilai CBR : 4,7% Maka ditentukan perkerasan menggunakan kemiringan 1V : 3H
  • 36. —KESIMPULAN Perkerasan Kaku dipilih sebagai desain perkerasan jalan di Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dikarenakan kondisi lingkungan jalan tersebut sebagai akses pendistribusian kelapa sawit sehingga banyak dilewati kendaraan besar. Perkerasan kaku pada fungsi jalan kolektor kelas III B dengan tanah dasar CBR 4,7% dan tidak memungkinkannya terjadi overload, relatif lama terjadinya loading of time kendaraan besar. Sehingga, aman digunakannya perkerasan kaku dengan analisa RAB pembuataan awal jalan lebih mahal daripada perkerasan lentur, namun hanya memerlukan pemeliharaan rutin yang ringan (sealing joint) pada perkerasan kaku. PERKERASAN LENTUR PERKERASAN KAKU Pelaksana: Kontraktor Kecil - Medium Pelaksana: Kontraktor besar dengan sumber daya yang memadai Tebal total perkerasan: 810 mm Tebal total perkerasan: 555 mm Beton Bersambung Tanpa Tulangan Lokasi: Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur Fungsi Jalan: Kolektor Kelas Jalan: III B CBR Tanah Dasar: 4,7% ESA5 (‘21-’41) = 3.022.306,15 ESA5 (‘21-’61) = 9.036.057,28 Jumlah Kelompok Sumbu = 69.344.333,05
  • 37. —KESIMPULAN Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 dapat dijadikan acuan sebagai desain perkerasan jalan baru (bagian 1) dan rehabilitasi perkerasan (bagian 2) untuk pengguna baru. Namun, dibutuhkannya literasi lebih untuk lebih memahami penggunaan Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 ini dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak contoh variasi perhitungan. Prosedur pekerjaan desain belum tersusun secara urut dan terperinci, sehingga mempersulit dalam penggunaannya. Sulitnya mendapatkan data-data pendukung untuk desain perkerasan jalan karena kurang terdokumentasikannya secara baik, maka didapatkannya data tidak valid. Untuk memenuhi standar pemerataan konstruksi jalan di Indonesia maka diterbitkannya Manual Desain Perkerasan Jalan sebagai acuan dengan pendekatan metode empiris menjadi metode mekanistik sesuai dengan tipikal di Indonesia walaupun belum tentu sama pada setiap kondisi atau tempat di seluruh Indonesia. Panduan menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan lebih aman karena sudah memperhitungkan analisa fatigue dan erosi. Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 Pd T-14-2003 Manual Desain Perkerasan Jalan Pd T-14- 2003 Pd T-14-2003 dapat mendesasin sesuai kondisi lingkungan setempat. Sehingga akan mendapatkan hasil desain lebih relevan dengan keadaan jalan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Bapak Ary Setyawan (Dosen Pengampu Perkerasan Jalan Raya) menyatakan, “Melakukan perhitungan dengan menggunakan Pd T-14-2003 akan mendapatkan hasil desain lebih tipis untuk perkerasan kaku, sehingga dapat meminimalisir RAB.” Prosedur pekerjaan desain sudah tersusun rapih, urut dan terperinci secara jelas pada Pd T-14-2003 dibandingkan prosedur desain pada Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017. Namun, belum melampirkan perhitungan sistem drainase jalan pada Pd T-14-2003.