UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
MUSIK DALAM ISLAM
1. Hukum Mendengarkan dan Menikmati Musik
Oleh: Oppi Ulandari (XI IPA 3)
Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu bersumpah dengan nama Allah bahwa yang dimaksud dengan
firman Allah:
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan” (Luqman : 6) adalah
nyanyian [Tafsir Ibnu Katsir : 6/333]
Abi Amir dan Abi Malik Al Asy’ari Radhiallahu’anhu meriwayatkan, bersabda Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam:
“Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan
alat-alat musik” (HR Al Bukhari, Fathul Bari : 10/51)
Dan dalam hadits Anas bin Malik Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda :
“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal) : (mereka) ditenggelamkan (kedalam bumi),
dihujani batu, dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang
biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik” [As Silsilah Ash
Shahihah, 2203, diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam kitab Dzammul Malahi dan At Tirmidzi
no : 2212].
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam melarang gendang, lalu menyatakan, seruling adalah
suara orang bodoh dan tukang maksiat. Para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad Ibnu
Hanbal Rahimahullah berdasarkan hadits–hadits shahih yang melarang alat-alat musik secara
mutlak telah menetapkan haramnya alat-alat musik seperti kecapi, seruling, rebab, simbab,
dan yang lainnya.
Tidak diragukan lagi, alat-alat musik modern yang kita kenal saat ini masuk dalam
kategori alat-alat musik yang dilarang oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. seperti piano,
biola, harpa, gitar, dan sebagainya. Bahkan alat modern tersebut lebih cepat mempengaruhi
mabuknya jiwa dari pada alat-alat musik zaman dulu yang telah diharamkan dalam beberapa
hadits.
Menurut penuturan para ulama, di antaranya Ibnu Qayyim, keterlenaan dan mabuknya
jiwa akibat pengaruh nyanyian lebih besar bahayanya dari pada akibat minum arak.
Kemudian tak diragukan lagi, pelanggarannya akan lebih keras dan dosanya akan lebih besar
jika alat-alat musik tersebut diiringi dengan nyanyian, baik oleh biduan atau biduan wanita.
Lalu, bahayanya akan lebih bertumpuk jika untaian kata-kata syairnya berkisah tentang cinta,
asmara, kecantikan wanita atau kegagahan pria.
Karena itu tidak mengherankan jika para ulama menyebutkan, nyanyian adalah sarana
yang menghantarkan pada perbuatan zina, menumbuhkan perasaan nifak di dalam hati. Dan
secara umum, nyanyian dan musik adalah tema besar zaman ini yang melahirkan banyak
fitnah.
Musibah itu semakin menjadi-jadi, setelah pada saat ini kita saksikan musik
menyelusup setiap barang dan ruang. Seperti jam dinding, bel, mainan anak-anak, komputer,
pesawat telpon, dan sebagainya.
Saat ini bahkan kita kenal istilah dakwah lewat musik. Adakah pencampuradukan
antara kebenaran dan kebatilan yang lebih nyata dari ini ?
Untuk menghindari barbagai hal di atas sungguh memerlukan kekuatan hati yang
tangguh. Mudah-mudahan Allah menjadi penolong kita semua. Amin …..