SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Ekonomi
Sumber Daya Manusia 1 dengan tema “ASPEK DEMOGRAFIS PELUANG USAHA”.
Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen Ekonomi Sumber Daya
Manuisa I dan teman-teman yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Serta orang-
orang yang membantu dalam penyelesaian ini.
Jember, 5 Mei 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Pengertian Peluang Usaha...................................................................................................5
2.2 Aspek Demografi dalam Menentukan Peluang Usaha.......................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan akan suatu jenis barang dan jasa tergantung pada jumlah komposisi penduduk,
pendapatan penduduk, kualitas dan harga barang, selera dan manfaat barang tersebut bagi
penduduk/konsumen. Dengan mengetahui kelima variabel tersebut, kita dapat menduga
kebutuhan (needs) serta keinginan (wants) yang terwujud dalam permintaan (demand), yang
merupakan inti konsep pemasaran suatu barang.
Penduduk, baik sebagai individu maupun unsur rumah tangga, merupakan konsumen
yang membeli atau membutuhkan barang dan/atau jasa untuk konsumsi atau investasi.
Konsumen ini dapat dibedakan dalam berbagai kelompok yang berbeda menurut umur,
pendapatan, pendidikan, mobilitas dan selera. Ciri-ciri konsumen tersebut dapat dipakai oleh
produsen/penjual untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup
dan keinginan mereka.
Sebelum konsumen membeli terdapat serangkaian proses pengambilan keputusan yang
sangat dipengaruhi oleh latar belakang baik cirri-ciri ekonomi, social, budaya maupun sikap
pribadi penduduk. Latar belakang pribadi dapat diketahui dari informasi demografis dan
diperoleh dari sensus dan survei yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik atau lembaga riset.
Informasi karakteristik demografis berbagai kelompok pendapatan sangat penting untuk
menduga jenis keinginan, kebutuhan dan permintaan masyarakat. Namun kebutuhan dapat
berubah karena perubahan usia, siklus hidup serta selera ataupun sebagai akibat perubahan jaman
atau pengaruh promosi pabrikan. Jadi, pengetahuan mengenai karakteristik demogarafis akan
sangat membantu dalam menentukan segmentasi konsumen.
Dalam keadaan persaingan usaha yang keras, penentuan segmentasi konsumen dapat
membantu menentukan sasaran pemasaran dengan lebih baik. Segmentasi konsumen biasanya
disertai dengan penciptaan produk baru. Variabel demografi dapat menjadi dasar penting
segmentasi konsumen, apalagi bila digabung dengan variabel pendapatan, geografi, psikologi
serta tingkah laku. Umur dan tahap kehidupan dapat menjadi penunjang utama analisis dinamika
pasar. Hal ini terutama disebabkan karea keinginan serta kemampuan konsumen dapat berubah
dengan meningkatnya usia.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.) Apa yang dimaksud dengan peluang usaha?
2.) Bagaimana aspek demografis dalam menentukan peluang usaha ?
1.3 Tujuan
1.) Untuk mengetahui mengenai peluang usaha
2.) Untuk mengetahui aspek demografis dalam menentukan peluang usaha
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peluang Usaha
Peluang usaha adalah sebuah kesempatan dengan nilai ekonomi didalamnya dengan
memanfaatkan kemampuan dalam menghasilkan sebuah produk atau jasa yang bernilai guna
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik secara umum maupun khusus.
Peluang usaha bersifat sangat kompleks dan kerap kali berbeda-beda berdasar beragam kriteria.
Peluang usaha dalam satu daerah bias berbeda dengan peluang usaha pada daerah lain. Peluang
usaha pada satu kelompok social juga akan berbeda dengan kelompok social lain. Oleh karena
itu pengertian peluang usaha sangat terkait dengan pemahaman akan sumber daya yang ada, baik
dari sisi pasar maupun dari sisi pelaku usaha.
Sumber daya pada pasar disini bias berarti kondisi khusus yang menjadi karakter lokasi
dan kondisi khusus yang menjadi karakter dari konsumen potensial yang bias berkembang
menjadi kebutuhan dan keinginan pasar. Sedangkan sumber daya pada pelaku usaha adalah
kemampuan dari pelaku usaha yang memiliki nilai ekonomi. Kemampuan ini bias berupa
kemampuan membuat produk, melakukan sebuah jasa, menyalurkan sebuah produk, atau
kemampuan menghasilkan gagasan dengan nilai ekonomi.
Artinya dalam memahami pengertian peluang usaha, terdapat dua aspek penting yang
terlibat di dalamnya yakni, sumber daya dari pasar dan sumber daya dari pelaku usaha itu sendiri
yang kemudian berkembang menjadi sebuah peluang yang berpotensi secara ekonomi.
Ciri-ciri peluang usaha yang baik adalah sebagai berikut.
a.) Peluang itu orisinil dan tidak meniru. Usaha yang sukses itu tidak meniru usaha orang
lain. Usaha yang meniru orang lain hasilnya belum tentu sama.
b.) Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar di
masa mendatang. Dalam arti, peluang itu bisa terus ditingkatkan nilai jualnya serta bisa
terus diinovasi.
c.) Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama.
d.) Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu dilakukan riset dan trial
(uji coba) dalam pasar.
6
e.) Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
f.) Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukse untuk menjalankannya.
g.) Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis tersebut.
2.2 Aspek Demografi dalam Menentukan Peluang Usaha
Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan,
kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Beberapa
ahli demografi terutama tertarik kepada statistik fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan
migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang
berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat
kelahiran, tingakt kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur
dan laju pertambahan atau penurunan penduduk.
Ternyata , demografi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen.
Karena, demografi termasuk salah satu faktor dalam pemasaran. Dari demografi para pengusaha
bisa melihat tingkat penduduk, moralitas dari masing – masing penduduk. Demografi termasuk
kedalam lingkungan sebuah sistem pemasaran yaitu lingkungan makro ekstren dan termasuk
variable penting bagi segmentasi pasar. Demografi dalam suatu pemasaran faktor terpenting agar
pengusaha tahu tentang suatu pasar yang dituju. Dalam suatu pemasaran , perilaku konsumen
disinilah faktor yang harus di lihat. Demografi yaitu meliputi umur, keluarga, siklus hidup,
pendapatan, pendidikan, dll. Dari segi umur , keluarga , siklus kehidupan , pendapatan dan
pendidikan kita bisa melihat bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan sesuatu untuk
membeli suatu barang atau jasa.
a.) Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Jumlah penduduk Indonesia telah
mengalami penurunan yaitu dari 2,31 persen per tahun pada periode 1971-1980 menjadi 1,98
persen per tahun pada periode 1980-1990 kemudian menurun menjadi 1,49 persen per tahun
pada periode 1990-2000 dan pada periode 2000-2010 pertumbuhan penduduk masih sama
sebesar 1,49 persen per tahun, kemudian menurun menjadi 1,40 persen per tahun pada
periode 2010-2014.
7
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2014 2
Aceh 2.93 2.72 1.46 2.36 1
2.06
Sumatera Utara 2.60 2.06 1.32 1.10 1.39
Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63 1.34 1.34
Riau 3.11 4.30 4.35 3.58 2.64
Jambi 4.07 3.40 1.84 2.56 1.85
Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39 1.85 1.50
Bengkulu 4.39 4.38 2.97 1.67 1.74
Lampung 5.77 2.67 1.17 1.24 1.26
Kepulauan Bangka Belitung - - 0.97 3.14 2.23
Kepulauan Riau - - - 4.95 3.16
DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17 1.41 1.11
Jawa Barat 2.66 2.57 2.03 1.90 1.58
Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94 0.37 0.82
DI Yogyakarta 1.10 0.57 0.72 1.04 1.20
Jawa Timur 1.49 1.08 0.70 0.76 0.69
Banten - - 3.21 2.78 2.30
Bali 1.69 1.18 1.31 2.15 1.24
Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82 1.17 1.40
Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64 2.07 1.71
Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29 0.91 1.68
Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99 1.79 2.38
Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45 1.99 1.87
Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81 3.81 2.64 3
Sulawesi Utara 2.31 1.60 1.33 1.28 1.17
Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57 1.95 1.71
Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49 1.17 1.13
Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15 2.08 2.20
Gorontalo - - 1.59 2.26 1.65
Sulawesi Barat - - - 2.68 1.95
Maluku 2.88 2.79 0.08 2.80 1.82
Maluku Utara - - 0.48 2.47 2.21
Papua Barat - - - 3.71 2.65
Papua 2.67 3.46 3.22 5.39 1.99
INDONESIA 2.31 1.98 1.49 1.49 1.40
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
8
JUMLAH PENDUDUK
Wilayah Jumlah Penduduk
1961 1971 1980 1985
Sumatera 15.739.369 20.808.148 28.016.160 32.666.566
Jakarta 2.973.052 4.579.303 6.503.449 7.829.299
Jawa Barat 17.614.555 21.623.529 27.733.253 30.733.253
Jawa Tengah 18.404.471 21.877.136 25.372.889 26.934.499
DIY 2.241.477 2.489.360 2.750.813 2.966.549
Jawa Timur 21.823.575 25.516.999 29.188.769 31.038.769
Pulau Lain 18.286.410 22.313.754 28.284.610 31.706.954
Indonesia 97.085.348 119.208.298 147.490.298 163.875.889
Walau akhir-akhir ini angka pertumbuhan penduduk telah menurun, namun peningkatan
jumlah penduduk masih akan terus berlangsung bahkan hingga abad 21. Jumlah penduduk
Indonesia akan mencapai 182 juta pada tahun 1990, yang berarti tiap tahun rata-rata terjadi
kenaikan jumlah penduduk sekitar 1,66 juta. Jumlah penduduk dan pertambahnnya yang sebesar
ini member implikasi bahwa jumlah konsumen potensial juga akan terus meningkat.
Jumlah penduduk yang besar itu tersebar tidak merata secara geografis. Sebagian besar
(kira-kira 60 persen) penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh
suburnya tanah di Jawa relative lebih baik disbanding dengan luar Jawa dan juga lebih
tersedianya berbagai prasana pembangunan di Jawa.
Walaupun ketidakmerataan geografis tidak harus berarti adanya ketimpangan distribusi
secara ekonomis, namun usaha pembangunan yang menitik beratkan pada pembangunan daerah
sebagai pusat pertumbuhannya, memberikan peluang untuk berbagai usaha pengangkutan dan
komunikasi. Penduduk akan pindah ke daerah yang menjanjikan suatu penghidupan yang lebih
baik. Bila pembangunan daerah berhasil menciptakan pusat pertumbuhan, maka penduduk di
daerah yang padat akan berusaha mencari pusat pertumbuhan tersebut. Kelancaran sarana
komunikasi dan pengangkutan akan memungkinkan penduduk memanfaatkan berbagai hasil
pusat pertumbuhan.
Program menggalakkan transmigrasi swakarya akan menciptakan iklim menarik bagi
para pengusaha bidang pengangkutan, komunikasi dan pemukiman terutama yang berkaitan
dengan daerah pusat pertumbuhan. Dalam usaha menarik swasta, pemerintah seyogyanya dapat
9
memberikan informasi akan usaha perdagangan, baik untuk memasarkan komoditi dari pusat
pertumbuhan maupun memasukkan komoditi untuk daerah pusat pertumbuhan. Hal ini
merupakan peluang usaha yang dapat tercipta sejalan dengan orientasi program tranmigrasi pada
usaha pembangunan daerah.
KEPADATAN PENDUDUK
Provinsi
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013 2014
ACEH 68 78 81 77 72 78 75 76 77 78 83 85
SUMUT 160 162 162 167 171 172 177 180 182 179 186 189
SUMBAR 101 100 104 102 108 108 111 113 114 116 121 122
RIAU 45 57 59 62 55 54 58 59 60 64 69 71
JAMBI 48 47 48 49 58 50 60 61 62 62 66 67
SUMSEL 68 78 70 71 113 74 116 118 120 82 85 87
BENGKULU 73 84 77 80 79 79 82 83 84 86 91 93
LAMPUNG 194 195 196 203 188 204 193 196 199 220 229 232
BANGKA
BELITUNG
55 57 61 59 65 66 67 68 69 75 80 82
KEP. RIAU 127 - - - 158 15 172 180 187 206 227 234
DKI
JAKARTA
12592 12623 12985 13006 12012 13499 12245 12355 12459 14518 15015 15173
JABAR 1010 1074 1100 1109 1060 1146 1092 1108 1124 1222 1282 1301
JATENG 952 977 987 976 972 989 987 995 1002 989 1014 1022
DIY 996 993 1007 1020 1074 1064 1096 1107 1118 1107 1147 1161
JATIM 727 735 756 739 781 764 790 794 798 786 803 808
BANTEN 838 996 1038 1047 1006 1066 1045 1065 1085 1106 1185 1211
BALI 545 573 596 592 625 609 639 645 652 676 702 710
NTB 216 206 199 213 211 211 218 221 225 243 254 257
NTT 78 83 86 86 93 92 96 98 100 97 102 103
KALBAR 27 29 27 29 34 28 35 35 36 30 32 32
KALTENG 12 13 12 14 13 13 13 13 14 14 16 16
KALSEL 77 70 73 73 85 77 87 89 90 94 99 101
KALTIM 12 11 12 12 15 13 16 16 16 17 19 26
KAL. UTARA - - - - - - - - - - - 8
SULUT 144 134 140 138 154 141 157 158 160 164 170 172
10
SULTENG 35 36 35 37 34 37 35 36 36 43 45 46
SUL SEL 153 133 132 135 162 87 167 169 171 173 179 180
SULAWESI
TENGGARA
48 51 49 53 53 52 55 56 58 59 63 64
GORONTALO 74 70 72 71 77 77 79 80 81 93 98 99
SULBAR 53 - - - 59 11 61 61 63 69 74 75
MALUKU 25 25 26 26 27 27 27 28 29 33 35 35
MALUKU
UTARA
25 24 28 28 23 30 24 24 25 33 35 36
PAPUA
BARAT
5 - - - 6 22 6 6 6 8 9 9
PAPUA 5 6 6 7 6 8 7 7 7 9 10 10
INDONESIA 107 112 114 114 118 118 121 123 124 124 130 132
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
Kepadatan Penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk dibagi dengan luas
wilayahnya. Kepadatan penduduk di Indonesia terus meningkat, terutama di kota besar. Di DKI
Jakarta misalnya kepadatan penduduk meningkatan dari 12592 penduduk per km persegi di
tahun 2000 menjadi 15173 penduduk per km persegi di tahun 2014. Kepadatan penduduk ini
antara lain menimbulkan kesulitan penyediaan air bersih. Sementara pemerintah berusaha
mengurangi timbulnya pencemaran air dan mengatasi dampak pencemaran air maupun dampak
penggunaan (penyedotan) air pada lingkungan fisik di sekitarnya, para pengusaha dapat mencoba
memasarkan air bersih. Komoditi ini dibutuhkan masyarakat, baik yang kaya maupun yang
miskin.
Kini telah beredar komoditi air bersih seperti aqua, namun harganya masih relative
mahal. Bila harganya bias lebih murah, mungkin penjualan akan meningkat besar atau dapat
diadakan segmentasi pasar yaitu komoditi air bersih yang lebih bergengsi untuk masyarakat
kaya dan komoditi air bersih sederhana (tetapi tetap sehat) untuk masyarakat yang miskin.
Kepadatan penduduk terutama di kota besar, juga ikut mempersulit masalah pengangkutan.
Kemacetan yang rutin menurunkan produktivitas pekerja. Usaha mengurangi jumlah kendaraan
di jalanan akan meringankan usaha pemerintah dalam mempelancar arus lalu lintas. Usaha itu
juga akan disambut para pemakai jalan karena mereka akan dapat lebih produktif.
11
b.) Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah bilangan yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir hidup dari
setiap seribu penduduk dalam satu tahun.
ANGKA FERTILITAS TOTAL DI INDONESIA
Provinsi 1971 1980 1990 1991 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012
Aceh 6.27 5.24 4.37 3.76 3.30 2.81 2.44 - 3.10 2.79 2.80
Sumatera Utara 7.20 5.94 4.29 4.17 3.88 3.10 2.84 3.00 3.80 3.01 3.00
Sumatera Barat 6.18 5.76 3.89 3.60 3.19 3.06 2.95 3.20 3.40 2.91 2.80
Riau 5.94 5.44 4.09 - 3.10 2.77 2.45 3.20 2.70 2.82 2.90
Jambi 6.39 5.57 3.76 - 2.97 2.67 2.37 2.70 2.80 2.51 2.30
Sumatera Selatan 6.33 5.59 4.22 3.43 2.87 2.88 2.33 2.30 2.70 2.56 2.80
Bengkulu 6.72 6.20 3.97 - 3.45 2.68 2.49 3.00 2.40 2.51 2.20
Lampung 6.36 5.75 4.05 3.20 3.45 2.65 2.42 2.70 2.50 2.45 2.70
Bangka Belitung - - - - - 2.60 2.53 2.40 2.50 2.54 2.60
Kepulauan Riau - - - - - - - - 3.10 2.38 2.60
DKI Jakarta 5.18 3.99 2.33 2.14 1.90 1.63 1.66 2.20 2.10 1.82 2.30
Jawa Barat 6.34 5.07 3.47 3.00 3.17 2.51 2.28 2.80 2.60 2.43 2.50
Jawa Tengah 5.33 4.37 3.05 2.85 2.77 2.06 2.14 2.10 2.30 2.20 2.50
DI Yogyakarta 4.76 3.42 2.08 2.04 1.79 1.44 1.79 1.90 1.80 1.94 2.10
Jawa Timur 4.72 3.56 2.46 2.00 2.22 1.71 1.87 2.10 2.10 2.00 2.30
Banten - - - - - 2.72 2.37 2.60 2.60 2.35 2.50
Bali 5.96 3.97 2.28 2.00 2.14 1.89 2.03 2.10 2.10 2.13 2.30
Nusa Tenggara
Barat 6.66 6.49 4.98 3.82 3.64 2.92 2.69 2.40 2.80 2.59 2.80
Nusa Tenggara
Timur 5.96 5.54 4.61 - 3.87 3.37 3.46 4.10 4.20 3.82 3.30
Kalimantan Barat 6.27 5.52 4.44 3.94 3.34 2.99 2.62 2.90 2.80 2.64 3.10
Kalimantan
Tengah 6.83 5.87 4.03 - 2.31 2.74 2.21 3.20 3.00 2.56 2.80
Kalimantan
Selatan 5.43 4.60 3.24 2.70 2.33 2.33 2.30 3.00 2.60 2.35 2.50
Kalimantan Timur 5.41 4.99 3.28 - 3.21 2.50 2.32 2.80 2.70 2.61 2.80
Sulawesi Utara 6.79 4.91 2.69 2.25 2.62 2.12 2.10 2.60 2.80 2.43 2.60
Sulawesi Tengah 6.53 5.90 3.85 - 3.08 2.75 2.81 3.20 3.30 2.94 3.20
Sulawesi Selatan 5.71 4.88 3.54 3.01 2.92 2.56 2.55 2.60 2.80 2.55 2.60
Sulawesi
Tenggara 6.45 5.82 4.91 - 3.50 3.31 3.14 3.60 3.30 3.20 3.00
Gorontalo - - - - - 2.70 2.63 2.80 2.60 2.76 2.60
Sulawesi Barat - - - - - - - - 3.50 3.33 3.60
Maluku 6.89 6.16 4.59 - 3.70 3.39 3.29 - 3.90 3.56 3.20
Maluku Utara - - - - - 3.17 3.04 - 3.20 3.35 3.10
Papua Barat - - - - - - - - 3.40 3.18 3.70
Papua 7.20 5.35 4.70 - 3.15 3.28 2.38 - 2.90 2.87 3.70
INDONESIA 5.61 4.68 3.33 3.00 2.85 2.34 2.27 - 2.60 2.41 2.60
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010, Survei Demografi dan KesehatanIndonesia (SDKI) 1991,1994, 1997, 2002,2007
dan 2012
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
12
Angka kelahiran di Indonesia telah menurun dari 5,61 per wanita usia subur pada periode
1971-1979 menjadi 4,68 pada periode 1980-1989. Namun pada periode 2011-2012 angka
kelahiran mengalami peningkatan mencapi 2,60 per wanita usia subur. Angka kelahiran telah
menurun di semua provinsi terutama di Jawa maupun di Indonesia secara keseluruhan dan
mngalami peningkatan pada periode 2011-2012. Hal ini memberi implikasi bahwa jumlah anak
yang dimiliki tiap keluarga makin kecil. Walaupun demikian jumlah kelahiran dan jumlah anak
(secara absolut) masih terus membesar.
Kenaikan jumlah kelahiran ini disebabkan karena masih besarnya jumlah keluarga yang
ada. Jumlah kelahiran yang besar disebabkan karena banyaknya keluarga, bukan karena
banyaknya anak per keluarga. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk memperoleh pelayanan
bersalin yang lebih baik, maka dikota besar tampak dengan jelas bertumbuhnya klinik bersalin
swasta yang baik. Tiap keluarga kini lebih cenderung mementingkan mutu anak dari pada jumlah
anak. Mereka lebih memikirkan bagaimana memberi makan dan minum, pendidikan serta
pakaian yang lebih baik. Karena jumlah anak dalam tiap keluarga menjadi lebih kecil, maka
kemungkinan memakai barang bekas seperti mainan, buku, pakaian dan sepatu dari anak yang
lebih tua pun mengecil. Gejala ini memberikan suatu peluang usaha yang menarik yaitu:
 Pertama, munculnya pasaran pakaian bekas atau pengumpulan pakaian oleh usaha-usaha
sosial.
 Kedua, dapat dipasarkan jenis mainan anak-anak yang murah dan edukatif.
 Ketiga, tumbuhnya pusat rekreasi dan permainan anak di kota-kota dengan memberikan
permainan-permainan yang relatif mahal dan kurang mendidik.
Keinginan untuk memiliki jumlah anak yang lebih sedikit tetapi dengan mutu yang lebih
baik telah mendorong pula para orangtua untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman
anak mereka seperti susu karena susu merupakan komoditi penting bagi pertumbuhan anak.
Bersamaan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan mutu anak, muncul pula kesadaran
para ibu atau bapak untuk bekerja dengan lebih efisien, baik didalam maupun diluar rumah
sehingga alternatif kegiatan makin meningkat. Oleh sebab itu para pengelola rumah tangga
makin sadar akan perlunya efisiensi dalam mengurus anak-anak, sehingga memberikan peluang
usaha yaitu dipasarkannya popok kertas dan selendang penggendong bayi.
13
Memperoleh pembantu rumah tangga kini makin menjadi masalah sulit untuk masyarakat
kota. Hal ini akan memberikan peluang usaha yang bagus yaitu panti penitipan bayi yang dapat
dibuat menurut berbagai kelas sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
c.) Angka Kematian
Angka kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi berumur di bawah satu tahun per
1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Angka kematian bayi (akb) di suatu wilayah sangat
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Kebijakan
pemerintah untuk menekan tingkat kematian bayi di Indonesia sangat berperan untuk
meningkatkan angka harapan hidup bayi. Kurangnya perhatian terhadap masa-masa keemasan
anak, terutama pada awal-awal masa kehidupannya yakni masa bayi, kerap kali menimbulkan
masalah. Pengasuhan dan perlakuan yang kurang baik sebagai wujud kurangnya perhatian
terhadap pentingnya kesehatan bayi dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi bahkan
yang sangat fatal ialah kematian bayi. Hal ini kerap kali tercermin salah satunya melalui
pelayanan kesehatan yang kurang maksimal pada ibu dan bayi.
Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan. Di Indonesia pada periode
1971-1980 tercatat 218 menjadi 158 bayi meninggal sebelum usia lima tahun. Periode 1990-
1994 sebesar 99 menjadi 93, periode 1997-1999 sebesar 71 menjadi 60, dan kemudian menurun
menjadi 43 pada tahun 2007-2012. Walaupun ini masih dalam kriteria rendah, namun AKB di
Indonesia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya berkenaan dengan
kesehatan ibu dan anak.
Beberapa faktor penyebab kematian bayi adalah :
 Faktor ibu (umur, paritas, dan interval kelahiran)
 Lingkungan (kondisi udara, air, makanan, serangga yang menyebabkan penyakit)
 Adanya faktor politik (perang, bom)
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah
14
ANGKA KEMATIAN BAYI DIBAWAH USIA LIMA TAHUN MENURUT PROVINSI
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
Penurunan angka kematian ini berakibat semakin banyaknya penduduk yang lemah
dalam masyarakat. Di kala angka kematian tinggi penduduk yang lemah masih mampu bertahan
Provinsi
Angka Kematian Dibawah Usia Lima Tahun
1971 1980 1990 1994 1997 1999 2007 2012
Aceh 213 133 78 79 59 48 45 52
Sumatera Utara 179 126 82 97 72 52 67 54
Sumatera Barat 228 178 103 98 95 62 62 34
Riau 219 160 89 94 82 48 47 28
Jambi 232 178 102 88 82 55 47 36
Sumatera Selatan 233 147 98 92 70 62 52 37
Bengkulu 250 162 96 124 115 63 65 35
Lampung 218 143 96 58 64 60 55 38
Kepulauan Bangka Belitung - - - - 42 29 46 32
Kepulauan Riau - - - - 77 69 58 42
DKI Jakarta 191 115 55 50 60 45 36 31
Jawa Barat 251 199 129 120 30 30 49 38
Jawa Tengah 216 142 89 75 53 63 32 38
DI Yogyakarta 148 84 53 35 44 38 22 30
Jawa Timur 177 140 87 79 150 114 45 34
Banten - - - - 90 75 58 38
Bali 194 132 67 63 88 71 38 33
Nusa Tenggara Barat 328 283 216 160 69 38 92 75
Nusa Tenggara Timur 231 190 108 108 87 86 80 58
Kalimantan Barat 216 174 114 135 66 39 59 37
Kalimantan Tengah 192 144 77 38 61 46 34 56
Kalimantan Selatan 248 182 130 111 121 80 75 57
Kalimantan Timur 150 145 78 76 79 45 38 31
Sulawesi Utara 166 134 86 83 94 66 43 37
Sulawesi Tengah 225 193 132 127 48 50 69 85
Sulawesi Selatan 242 161 97 86 92 69 53 37
Sulawesi Tenggara 251 170 108 105 62 55
Gorontalo - - - - 69 78
Sulawesi Barat - - - - 96 70
Maluku 215 182 107 91 93 60
Maluku Utara - - - - 74 85
Papua Barat - - - - 64 109
Papua 122 152 113 88 62 115
INDONESIA 218 158 99 93 71 60 43
15
hidup. Akibatnya, akan sering banyak menjumpai penduduk tersebut dalam masyarakat.
Alasannya adalah masyarakat akan semakin membutuhkan jasa medis, seperti rumah sakit,
dokter, apotek, toko obat, dan macam-macam olahraga baik untuk menanggulangi penyakit
maupun untuk mencegah penyakit. Penurunan angka kematian ini bila dibarengi dengan
meningkatnya pendidikan akan meningkatkan permintaan anggota masyarakat akan makanan
dan minuman yang sehat.
Berbagai informasi mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit merupakan peluang
usaha yang baik berbarengan dengan menurunnya angka kematian. Permintaan akan meningkat
terhadap buku mengenai perawatan di kala hamil, perawatan anak cara menyusui bayi. Hal ini
sejalan dengan makin rendahnya angka kelahiran yang membuat pasangan lebih menginginkan
anak dengan mutu lebih tinggi dan bukan sekedar menginginkan anak yang banyak.
Pemerintah perlu memberi dukungan yang lebih pada usaha penyebaran informasi
mengenai kesehatan untuk masyarakat. Usaha ini dapat mengimbangi sebagian usaha masyarakat
yang cenderung menyalahgunakan peluang usaha, yang terliihat berbagai macam obat yang
sebenarnya tidak dibutuhkan atau bahkan merugikan diri sendiri.
d.) Besar Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Rata-rata besar keluarga di Indonesia adalah 4,81. Rata-rata ini lebih
tinggi di kota daripada di desa. Rata-rata tertinggi dijumpai di jakarta.
Wilayah Kota desa Total
Indonesia 5,19 4,71 4,81
Sumatera 5,73 5,10 5,21
Jakarta 5,23 4,99 5,52
Jawa barat 5,04 4,37 4,49
Jawa tengah 5,00 4,69 4,75
Yogyakarta 4,70 4,52 4,55
Jawa timur 4,83 4,39 4,47
Pulau-pulau lain 5,55 5,10 5,14
16
Perbedaan desa dan kota terlihat pada penduduk berumur 10 tahun ke atas. Di kota dari
100 keluarga terdapat 281 anggota keluarga yang berusia 10 tahun ke atas. Di desa terdapat 232
anggota keluarga berikut datanya :
Wilayah Kota Desa Kota Dan Desa
Fam
ili
Pembant
u
Tota
l
Famil
i
Pembant
u
Tota
l
Famil
i
Pembant
u
Tota
l
Sumatera 3,98 0,02 4,00 3,40 0,01 3,40 3,50 0,01 3,51
Jakarta 2,63 0,13 2,80 2,22 0,02 2,28 2,60 0,13 2,27
Jawa Barat 2,56 0,08 2,72 2,35 0,02 2,38 2,39 0,03 2,44
Yogyakarta 36 0,12 2,72 2,43 0,01 2,45 2,41 0,03 2,51
Jatim 2,49 0,09 2,68 2,22 0,02 2,27 2,27 0,03 2,34
Pulau Lain 2,53 0,04 3,88 3,43 0,01 3,45 2,47 0,02 3,49
Indonesia 2,64 0,07 2,81 2,28 0,01 2,32 2,38 0,02 2,42
Di indonesia setengah dari rumah tangga mempunyai anggota rumah tangga kurang lebih
lima orang. Presentase ini lebih besar di kota daripada di desa. Kondisi ini dijumpai di seluruh
indonesia kecuali jawa barat dan yogyakarta. Di jawa barat presentasenya lebih tinggi di desa,
sedangkan di yogyakarta presentasenya sama. Informasi mengenai besar keluarga, apabila
didukung dengan pendapatan keluarga merupakan suatu informasi yang sangat bermanfaat untuk
perencanaan suatu pemukiman. Dari informasi tersebut akan diperoleh pemukiman seperti apa
yang dibutuhkan dan dapat dibeli oleh suatu masyarkat, serta barang dan jasa yang diperlukan
oleh para penghuni pemukiman tersebut.
e.) Pendidikan
Pendidikan merupakan ilmu yang dapat kita pelajari. Dengan kata lain, pendidikan sangat
erat kaitannya dengan pengetahuan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan memiliki
peranan yang penting dalam meningkatkan taraf hidup. Seseorang dengan pendidikan yang
tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, sebaliknya seseorang dengan pendidikan
yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang baik. Mungkin anggapan itu tidak
benar seutuhnya, banyak orang di luar sana yang berpendidikan rendah, tetapi mereka
mempunyai tingkat kesejahteraan yang tinggi.
17
Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis
Kelamin, dan Jenjang Pendidikan tertinggi Yang Ditamatkan, 2009-2013
Sumber : www.bps.go.id
Di indonesia tahun 2009 tercatat 7,50 persen kepala rumah tangga tidak pernah sekolah.
Sedangkan pada tahun 2010 sebesar 7,28 persen, tahun 2011 sebesar 6,41 persen, tahun 2012
sebesar 5,88 persen, dan tahun 2013 sebesar 5,77 persen. Lain dengan tidak/belum pernah
sekolah, kepala rumah tangga yang belum tamat SD pada tahun 2009 sebesar 14,86 persen, tahun
2010 sebesar 12,74, tahun 2011 sebesar 14,69, tahun 2012 sebesar 13,90, dan tahun 2013 sebesar
14,13. Presentase dari mereka yang tidak/belum tamat sekolah lebih bsar prempuan daripada
laki-laki, lebih tinggi didesa daripada di kota.
Kurangnya perhatian orang tua telah mulai menggeser dari kuantitas anak ke kualitas
anak. Salah satu implikasinya adalah keinginan untuk pendidikan anak yang lebih serius. Hal ini
dapat berwujud permintaan akan fasilitas pendidikan yang lebih intensif. Seperti fasilitas gedung
yang lebih nyaman, tempat olahraga yang lengakp, perpustakaan yang lebih memadai, metode
pendidikan yang bermutu, dsb. Orang akan rela untuk membayar mahal demi pendidikan anak
yang lebih baik bahkan beberapa orang tua telah mencarikan guru untuk pelajaran tambahan.
Daerah
tempat
Tinggal
Jenis Kelamin
Tidak/Belum Pernah
Sekolah
Belum Tamat SD
2009 2010 2011 2012 2013
2009 2010 2011 2012 2013
Perkotaan
Laki-laki 2.15 2.09 2.01 1.69 1.73
9.0
2
7.6
9
9.1
1
8.3
7
8.6
2
Perempuan 6.54 5.91 5.93 5.04 4.98
10.
99
9.5
1
11.
44
10.
72
10.
98
Laki-
laki+Perempuan 4.40 4.02 4.00 3.36 3.36
10.
03
8.6
1
10.
29
9.5
5
9.8
1
Perdesaan
Laki-laki 6.38 6.71 5.51 5.29 5.05
19.
07
16.
54
18.
57
17.
84
17.
80
Perempuan 14.42 14.45 12.21 11.68 11.44
20.
05
17.
38
19.
79
19.
01
19.
44
Laki-
laki+Perempuan 10.52 10.61 8.87 8.49 8.26
19.
57
16.
96
19.
18
18.
42
18.
62
Perkotaan+
Perdesaan
Laki-laki 4.29 4.38 3.76 3.45 3.36
14.
10
12.
06
13.
82
13.
01
13.
13
Perempuan 10.54 10.12 9.02 8.30 8.15
15.
59
13.
40
15.
55
14.
79
15.
14
Laki-
laki+Perempuan 7.50 7.28 6.41 5.88 5.77 14.86 12.74 14.69 13.90 14.13
18
Gejala ini memunculkan peluang usaha untuk seseorang yang menaruh perhatian dan kasih
sayang terhadap anak-anak
f.) Migrasi
Angka migrasi tahun 1980 menurut tiga kriteria : menurut tempat lahir, tempat tinggal
sebelumnya dan tempat tinggal lima tahun yang lalu. Angka migrasi masuk ke Sumatra menurut
tempat lahir, misalnya, semata mata menunjukkan presentase penduduk Sumatra (di tahun 1980)
yang tidak dilahirkan di Sumatra. Angka migrasi keluar dari jawa timur menurut tempat tinggal 5
tahun yang lalu semata mata memperlihatkan presentase penduduk yang 5 tahun yang lalu
tinggal di jawa timur, tetapi pada tahun 1980 bukan penduduk jawa timur.
Migrasi Risen (Recent Migration) Tahun 1980, 1985, 1990 , 1995, 2000, 2005, 2010,
dan 2015
Provinsi 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Migrasi Masuk :
1 Aceh 51208 37692 56326 28498 15369 1) 63987 40616
2 Sumatera Utara 95586 59600 107882 103258 139887 107330 123962 142774
3 Sumatera Barat 93117 75757 129049 138531 109016 108252 130180 138826
4 Riau 98652 91881 245465 147518 358815 213867 294957 215350
5 Jambi 107273 52647 136397 57057 109534 66347 110114 67574
6 Sumatera Selatan 221165 105064 212196 128011 163250 65994 117396 75760
7 Bengkulu 66902 33386 82831 65933 68832 32668 47827 38574
8 Lampung 507803 126677 212298 114206 149013 91858 92439 81200
9
Kepulauan Bangka
Belitung 2) 2) 2) 2) 36536 19906 60808 32417
10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 206664 154291 210056 189498
11 DKI Jakarta 766363 684001 833029 594542 702202 575173 643959 499101
12 Jawa Barat 551960 560460 1350596 1117615 1097021 730878 1048964 750999
13 Jawa Tengah 183761 171473 384753 351942 354204 327604 301417 518103
14 DI Yogyakarta 98856 112331 161740 165324 196586 189890 227364 208257
15 Jawa Timur 203175 165731 328607 438446 185966 250155 243061 315543
16 Banten 4) 4) 4) 4) 620299 290876 465080 324472
17 B a l i 37254 23565 65967 58177 87225 76589 102425 139849
18 Nusa Tenggara Barat 26221 26762 37401 45914 59964 26947 47648 105470
19 Nusa Tenggara Timur 25976 20050 27107 32741 69910 33348 49339 66123
20 Kalimantan Barat 39380 19331 43809 44752 49202 16449 42650 37359
19
21 Kalimantan Tengah 49699 33328 78791 36477 124387 31513 122969 78396
22 Kalimantan Selatan 61704 55752 98330 69244 89320 62574 103455 86621
23 Kalimantan Timur 112620 83976 194531 138627 155498 149389 213558 120005
24 Kalimantan Utara 9) 9) 9) 9) 9) 9) 9) 34691
25 Sulawesi Utara 45498 14783 34736 21852 54504 28863 48042 33559
26 Sulawesi Tengah 83595 28067 70034 70833 75328 52297 61961 62862
27 Sulawesi Selatan 65208 48453 119455 137341 80648 107989 120638 136430
28 Sulawesi Tenggara 51014 69547 71143 56937 110289 40716 64097 57523
29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) 9257 11082 26695 15034
30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 33739 26104 37206 33941
31 Maluku 46904 23860 68701 22968 18657 9615 29236 25317
32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) 14764 10365 24462 20173
33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 25890 15897 53905 59777
34 Papua 33420 52771 73776 53298 49736 38996 66562 61203
Migrasi Keluar :
1 Aceh 28248 21269 49389 48478 161581 1) 38802 39649
2 Sumatera Utara 177289 163858 277647 198873 358521 201898 372644 270157
3 Sumatera Barat 153239 133285 173220 144607 233945 128758 150709 139548
4 Riau 53757 45656 92903 126372 88708 98794 125814 131711
5 Jambi 36178 32160 64033 52695 83346 51367 52689 66794
6 Sumatera Selatan 132011 111645 198841 187213 151956 106772 129814 110308
7 Bengkulu 15899 14082 28595 35739 35831 29982 26910 27477
8 Lampung 45594 85136 135907 165921 149258 110869 154420 124478
9
Kepulauan Bangka
Belitung 2) 2) 2) 2) 33773 17791 17054 21554
10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 41340 8605 54847 67520
11 DKI Jakarta 382326 398737 993377 823045 850343 734584 883423 706353
12 Jawa Barat 468441 350074 495727 448779 631753 443039 595877 506573
13 Jawa Tengah 908302 607532 1159694 732415 1017494 662193 979860 647482
14 DI Yogyakarta 72933 102453 120777 111019 129530 87741 103492 84915
15 Jawa Timur 570555 336177 647348 410609 529037 344266 528370 421349
16 Banten 4) 4) 4) 4) 207358 132867 192983 207385
17 B a l i 52404 26688 56127 45298 47353 38959 41216 50887
18 Nusa Tenggara Barat 38987 15722 36853 34916 50714 32340 40982 46504
19 Nusa Tenggara Timur 34713 24598 45620 43248 54989 30200 67484 66115
20 Kalimantan Barat 28431 18534 44686 34030 45682 32955 42144 34994
21 Kalimantan Tengah 15989 18306 37015 43071 24903 47273 34506 52463
22 Kalimantan Selatan 46061 50782 76447 56360 62612 41824 55292 55117
23 Kalimantan Timur 20334 30456 68192 76009 42817 47478 73039 101169
24 Kalimantan Utara 9) 9) 9) 9) 9) 9) 9) 18478
25 Sulawesi Utara 38259 30230 51272 48142 38830 31813 45473 35851
20
26 Sulawesi Tengah 17282 12008 28038 28017 30555 27464 39174 37416
27 Sulawesi Selatan 147855 89819 161050 149148 185215 148333 208570 177336
28 Sulawesi Tenggara 29575 12771 36681 38806 22251 30685 42613 46234
29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) 33448 15616 16820 17110
30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 19078 21887 20053 27439
31 Maluku 26995 24547 38899 45936 92781 30417 30179 37157
32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) 28480 16529 14887 14617
33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 17623 12015 16835 20188
34 Papua 16191 18760 31631 26496 24329 25117 38803 47849
Migrasi Neto :
1 Aceh 22960 16423 6937 -19980 -146212 1) 25185 967
2 Sumatera Utara -81703 -104258 -169765 -95615 -218634 -94568 -248682 -127383
3 Sumatera Barat -60122 -57528 -44171 -6076 -124929 -20506 -20529 -722
4 Riau 44895 46225 152562 21146 270107 115073 169143 83639
5 Jambi 71095 20487 72364 4362 26188 14980 57425 780
6 Sumatera Selatan 89154 -6581 13355 -59202 11294 -40778 -12418 -34548
7 Bengkulu 51003 19304 54236 30194 33001 2686 20917 11097
8 Lampung 462209 41541 76391 -51715 -245 -19011 -61981 -43278
9
Kepulauan Bangka
Belitung 2) 2) 2) 2) 2763 2115 43754 10863
10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 165324 145686 155209 121978
11 DKI Jakarta 384037 285264 -160348 -228503 -148141 -159411 -239464 -207252
12 Jawa Barat 83519 210386 854869 668836 465268 287839 453087 244426
13 Jawa Tengah -724541 -436059 -774941 -380473 -663290 -334589 -678443 -129379
14 DI Yogyakarta 25923 9878 40963 54305 67056 102149 123872 123342
15 Jawa Timur -367380 -170446 -318741 27837 -343071 -94111 -285309 -105806
16 Banten 4) 4) 4) 4) 412941 158009 272097 117087
17 B a l i -15150 -3123 9840 12879 39872 37630 61209 88962
18 Nusa Tenggara Barat -12766 11040 548 10998 9250 -5393 6666 58966
19 Nusa Tenggara Timur -8737 -4548 -18513 -10507 14921 3148 -18145 8
20 Kalimantan Barat 10949 797 -877 10722 3520 -16506 506 2365
21 Kalimantan Tengah 33710 15022 41776 -6594 99484 -15760 88463 25933
22 Kalimantan Selatan 15643 4970 21883 12884 26708 20750 48163 31504
23 Kalimantan Timur 92286 53520 126339 62618 112681 101911 140519 18836
24 Kalimantan Utara 16213
25 Sulawesi Utara 7239 -15447 -16536 -26290 15674 -2950 2569 -2292
26 Sulawesi Tengah 66313 16059 41996 42816 44773 24833 22787 25446
27 Sulawesi Selatan -82647 -41366 -41595 -11807 -104567 -40344 -87932 -40906
28 Sulawesi Tenggara 21439 56776 34462 18131 88038 10031 21484 11289
29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) -24191 -4534 9875 -2076
30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 14661 4217 17153 6502
21
Dengan semua kriteria, tidak pandang lokasi, Jakarta mempunyai angka migrasi tertinggi.
Namun, Jakarta juga memiliki angka migrasi keluar yang tinggi. Walaupun bukan yang tertinggi.
Dengan semua criteria, jawa tengah dan jawa timur mempunyai angka migrasi masuk yang kecil.
Pola di atas berubah drastic bila kita membatasi pada penduduk terkecil. Walaupun demikian,
perlu dicatat bahwa angka ini tidak membedakan penduduk menurut desa dan kota. Di pihak
lain, pola migrasi masuk tidak banyak berubah. Jakarta masih memiliki angka tertinggi, tidak
pandang apakah pada tahun 1980 mereka tinggal di kota atau desa.
Disayangkan data dan analisis migrasi di Indonesia relative masih sedikit. Oleh sebab itu,
analisis peluang dari data migrasi pun relative lebih sulit dibuat. Namun, penelitian intensif dapat
dimulai, misalnya, mengenai komposisi penduduk menurut daerah asalnya. Di suatu masyarakat
yang banyak pendatang dari Yogyakarta umpamanya, mungkin akan lebih tepat untuk
mendirikan rumah makan gudeg daripada rumah makan dari daerah lainnya. Data menegenai
karakteristik migrant dan calon migrant dapat pula membantu menentukan jenis barang dan jasa
yang dikonsumsi di tempat asal danb alat pengangkut yang dibutuhkan masyarakat.
g.) Stuktur Umur dan Jenis Kelamin
Piramida penduduk Indonesia di tahun 1971 dan piramida penduduk Indonesia tahun
1980. Piramida penduduk tersebut memperlihatkan distribusi presentase penduduk dalam tiap
kelompok umur dan jenis kelamin
31 Maluku 19909 -687 29802 -22968 -74124 -20802 -943 -11840
32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) -13716 -6164 9575 5556
33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 8267 3882 37070 39589
34 Papua 17229 34011 42145 26802 25407 13879 27759 13354
22
23
Terlihat bahwa presentase penduduk usia di bawah 10 tahun menurun. Penurunan
presentase ini merupakan cerminan penurunan angka kelahiran dalam dasawarsa tujuh puluh.
Penurunan presentase di bawah 10 tahun ini di barengi dengan peningkatan presentase penduduk
diatas 50 tahun. Peningkatan presentase penduduk di atas 50 tahun. Peningkatan presentase ini
mencerminkan perbaikan kesehatan di antara penduduk usia tua serta angka kelahiran yang
tinggi di masa yang lalu.
Presentase penduduk usia 15-19 dan 20-24 tahun juga menaik. Data tahun 1971
memperlihatkan kohor yang dilahirkan antara tahun 1946 dan 1956, yang merupakan periode
perang. Data tahun 1980 memperlihatkan kohor yang dilahirkan antara tahun 1955 dan 1965,
yang merupakan suatu periode yang relative lebih damai. Oleh sebab itu, naiknya presentase
tersebut dapat semata memperlihatkan bergeraknya kohor baby boom yang berasal dari jaman
damai. Namun, peningkatan presentase ini akan berakhir tidak lama lagi, karena terjadinya
penurunan angka kelahiran pada generasi yang lebih muda.
Presentase penduduk usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun juga menurun. Data tahun 1971
mengacu pada kohor yang dilahirkan antara tahun 1931 dan 1941, suatu periode sebelum perang,
sedangkan data tahun 1980 mengacu pada kohor yang dilahirkan pada periode perang 1940-
1950. Hal ini sejalan dengan kesimpulan bahwa periode 1940-1950 adalah periode dengan angka
kelahiran yang rendah dan angka kematian bayi dan anak yang tinggi.
Pola di atas dijumpai baik untuk desa maupun kota, dengan sedikit perbedaan yang paling
menyolok adalah bahwa di kota penurunan presentase penduduk yang sangat muda dijumpai
bahkan untuk penduduk 10-14 tahun. Di desa presentase tersebut tidak berubah antara tahun
1971 dan 1980. Pola ini sejalan dengan diskusi bahwa penurunan angka kelahiran lebih cepat di
kota daripada di desa.
Semua daerah di Indonesia mempunyai pola yang serupa dengan pola untuk Indonesia
secara keseluruhan . satu pola yang berbeda ditemui di Yogyakarta dan jawa timur. Di daerah
desa dan juga desa plus kota, persentase penduduk 0-4 telah lebih kecil daripada presentase
penduduk 5-9 pola ini ditemukan juga untuk data tahun 1971, laki-laki dan perempuan pola ini
tidak terlihat untuk data jawa timur kota tahun 1971. Dalam tahun 1980 presentase penduduk
kota jawa timur 0-4 sama dengan presentasi untuk penduduk 5-9. Di Yogyakarta, presentase
24
penduduk 0-4, 5-9 dan 10-14 lebih kecil dari pada kohor berikutnya 15-19 dan 20-24. Presentase
yang lebih besar pada penduduk 15-19 dan 20-24 ini mungkin disebabkan Karen arus masuk
pelajar ke Yogyakarta.
Pada tahun 1980 anak balita di Indonesia berjumlah 21,1 juta, terdiri dari 10,8 juta laki-
laki dan 10,4 juta perempuan. Anak balita merupakan 14,44 persen seluruh Indonesia. Artinya
tiap 100 penduduk Indonesia rata-rata terdapat anak 14 anak balita. Pada tahun 1980 manula (
manusia usia lanjut, penduduk berusia 65 tahun ke atas) di Indonesia berjumlah 4,8 juta, terdiri
dari 2,2 juta laki-laki dan 2,6 juta perempuan. Tampak bahwa lebih banyak manula perempuan
dari pada manula laki-laki. Laju pertumbuhan jumlah manula (antara tahun 1971 dan 1980) 5,6
persen per tahun, yang lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan jumlah anak balita, yang hanya
1,1 persen per tahun.
Di masa depan diproporsi manula akan meningkat. Jumlah sekarang memamng masih
kecil. Tetapi 20-30 tahun mendatang akan membesa. Untuk penduduk yang sekarang berusia 35
tahun ke atas, sudah waktunya untuk memikirkan kondisi ekonomi social manula. Waktu 20-30
tahun bukan waktu yang lama untuk suatu perencanaan pembangunan. Berbagai barang dan jasa
untuk para manula perlu disiapkan sejak sekarang. Para manula tersebut akan didominasi oleh
manula perempuan, dengan tiap 100 manula laki laki terdapat 118 manula perempuan. Kegiatan
ini termasuk memberikan pekerjaan yang massih mungkin dekerjakan oleh para manula tersebut.
Bersama dengan makin menurunnya angka kematian perlu pula kacamata dan sejenisnya
(seperti lensa kontak) dipasarkan dengan lebih intensif dan dengan harga yang lebih murah.
Industri kacamata dan media cetak merupakan peluang usaha di masa depan. Sebab di tahun
tahun mendatang para manula akan mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dan kebutuhan
untuk membaca/atau menulis akan lebih besar. Selai itu siaran komersial audio-visual dapat pula
mengisi waktu luang para manual. Mengecilnya jumlah anak per keluarga membuat para manula
makin sulit untuk menggantungkan hidup mereka pada anak-anak. Kegiatan di bidang panti
orang tua merupakan peluang usaha menarik di masa depan. Panti ini tentu saja dapat dibuat
menurut berbagai kelasnya. Satu hal tidak boleh dilupakan adalah pengelolaannya haruslah orang
yang mempunyai kasih sayang terhadap orang tua .
25
Peningkatan presentase penduduk berusia muda (15-19, 20-24), dan (25-29) rupanya telah
dimanfaatkan oleh sekelompok pengusah. Menjelang dan pada bulan februari beberapa took
menjual kartu maupun hadiah untuk menyambut hari ‘’cinta kasih’’ (Valentine Day), karena
mereka beranggapan bahwa kebutuhan untuk ‘’pengungkapan cinta kasih’’ pada kalangan muda
dapat mereka ciptakan.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peluang usaha adalah sebuah kesempatan dengan nilai ekonomi didalamnya dengan
memanfaatkan kemampuan dalam menghasilkan sebuah produk atau jasa yang bernilai guna
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik secara umum maupun khusus.
Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan,
kematian dan migrasi. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingkat
kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju
pertambahan atau penurunan penduduk. Ternyata , demografi memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap perilaku konsumen. Karena, demografi termasuk salah satu faktor dalam
pemasaran. Demografi dalam suatu pemasaran faktor terpenting agar pengusaha tahu tentang
suatu pasar yang dituju. Dari segi umur , keluarga , siklus kehidupan , pendapatan dan
pendidikan kita bisa melihat bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan sesuatu untuk
membeli suatu barang atau jasa.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan ketidakmerataan
geografis. Walaupun terjadi ketidakmerataan geografis tidak harus berarti adanya ketimpangan
distribusi secara ekonomis, namun usaha pembangunan yang menitik beratkan pada
pembangunan daerah sebagai pusat pertumbuhannya, akan memberikan peluang untuk berbagai
yaitu usaha pengangkutan dan komunikasi serta kepadatan penduduk di kota besar akan
menyebabkan masalah kesulitan pencemaran air bersih sehingga akan memberikan peluang
usaha yaitu penyediaan komoditi air bersih. Angka kelahiran di Indonesia mengalami penurunan,
sehingga orang tua akan lebih memprioritaskan mutu anak. Akibat hal ini maka akan
memberikan peluang usaha yaitu dipasarkan permainan anak, tempat permainan anak dan panti
penitipan bayi.
Kebijakan pemerintah untuk menekan tingkat kematian bayi di Indonesia sangat berperan
untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi. Kurangnya perhatian terhadap masa-masa
keemasan anak, kerap kali menimbulkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada bayi bahkan yang sangat fatal ialah kematian bayi. Di Indonesia angka kematian
bayi menurun. Akibatnya, akan sering dijumpai penduduk yang lemah dalam masyarakat.
27
Dengan demikian akan semakin banyak dibutuhkan tenaga medis untuk mencegah maupun
menanggulangi penyakit. Besarnya anggota rumah tangga dan Informasi mengenai besar
keluarga, apabila didukung dengan pendapatan keluarga merupakan suatu informasi yang sangat
bermanfaat untuk perencanaan suatu pemukiman. Dengan demikian akan memberikan peluang
usaha mengenai jenis pemukiman seperti apa yang dibutuhkan dan dapat dibeli oleh suatu
masyarkat, serta barang dan jasa yang diperlukan oleh para penghuni pemukiman tersebut.
Kurangnya perhatian orang tua telah mulai menggeser dari kuantitas anak ke kualitas
anak. Alasnnya adalah keinginan untuk pendidikan anak yang lebih serius. Dengan adanya
masalah ini akan memberikan peluang yaitu bisnis kursus privat dapat menjadi alternatif
pengusaan materi. Banyaknya migrasi keluar dan masuk dapat memberikan peluang usaha
misalnya, di suatu masyarakat yang banyak pendatang dari Yogyakarta a, mungkin akan lebih
tepat untuk mendirikan rumah makan gudeg daripada rumah makan dari daerah lainnya, selain
itu dapat pula membantu menentukan jenis barang dan jasa yang dikonsumsi di tempat asal danb
alat pengangkut yang dibutuhkan masyarakat. Peningkatan presentase penduduk berusia muda
dapat memberikan peluang usaha. Misalnya, menjelang dan pada bulan februari beberapa toko
menjual kartu maupun hadiah untuk menyambut hari ‘’cinta kasih’’ karena mereka beranggapan
bahwa kebutuhan untuk ‘’pengungkapan cinta kasih’’ pada kalangan muda dapat mereka
ciptakan.
28
DAFTAR PUSTAKA
www.bps.go.id/Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 Dan 1997
Www.Bps.Go.Id
Biro Pusat Statistik. Penduduk Indonesia 1981-2012.Jakarta: Biro Pusat Statistik
Ananta, Aris.1990.Ekonomi Sumber Daya Manusi. Jakarta. Lembaga Demografi, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
http://tonytrisetiawan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-migrasi-secara-umum.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/
https://idtesis.com/angka-kematian-bayi-adalah/

More Related Content

What's hot (8)

Modul Ekonomi Bisnis_SMK
Modul Ekonomi Bisnis_SMKModul Ekonomi Bisnis_SMK
Modul Ekonomi Bisnis_SMK
 
Sub sektorindustri, 113 133abas
Sub sektorindustri, 113 133abasSub sektorindustri, 113 133abas
Sub sektorindustri, 113 133abas
 
Permasalahan pokok ekonomi
Permasalahan pokok ekonomiPermasalahan pokok ekonomi
Permasalahan pokok ekonomi
 
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojkImplementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
Implementasi visi dan nilai strategis bank indonesia pasca ojk
 
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
 
Makalah pasar lelang
Makalah pasar lelangMakalah pasar lelang
Makalah pasar lelang
 
Pertumbuhan ekonomi jawa barat tahun 2006 masih di dominasi pengeluaran sekto...
Pertumbuhan ekonomi jawa barat tahun 2006 masih di dominasi pengeluaran sekto...Pertumbuhan ekonomi jawa barat tahun 2006 masih di dominasi pengeluaran sekto...
Pertumbuhan ekonomi jawa barat tahun 2006 masih di dominasi pengeluaran sekto...
 
Masalah ekonomi mikro
Masalah ekonomi mikroMasalah ekonomi mikro
Masalah ekonomi mikro
 

Similar to Makalh esdm

Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
ketutsuardanajogja
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah Assagaf
 
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
guestc91ada
 
jikmh2.1artikel08
jikmh2.1artikel08jikmh2.1artikel08
jikmh2.1artikel08
mediahusada
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
ervinayulianti
 

Similar to Makalh esdm (20)

Demographics, psychographics, and personality
Demographics, psychographics, and personalityDemographics, psychographics, and personality
Demographics, psychographics, and personality
 
Analisis dan prediksi prilaku komsumen (1).pptx
Analisis dan prediksi prilaku komsumen (1).pptxAnalisis dan prediksi prilaku komsumen (1).pptx
Analisis dan prediksi prilaku komsumen (1).pptx
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
 
101.pptx
101.pptx101.pptx
101.pptx
 
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumenMakalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
 
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan destinas...
 
Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroe
 
Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
 
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
KAJIAN TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARA...
 
4, sm, rame priyanto, hapzi ali, external environmental analysis, universitas...
4, sm, rame priyanto, hapzi ali, external environmental analysis, universitas...4, sm, rame priyanto, hapzi ali, external environmental analysis, universitas...
4, sm, rame priyanto, hapzi ali, external environmental analysis, universitas...
 
jikmh2.1artikel08
jikmh2.1artikel08jikmh2.1artikel08
jikmh2.1artikel08
 
Gd
GdGd
Gd
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
 
PPW_PAPER_DIY.pdf
PPW_PAPER_DIY.pdfPPW_PAPER_DIY.pdf
PPW_PAPER_DIY.pdf
 

Recently uploaded

15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
TaufikTito
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
IniiiHeru
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
DosenBernard
 
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponenDiac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
BangMahar
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptxRESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
mirzagozali2
 
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).pptSIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
EndangNingsih7
 

Recently uploaded (20)

15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWUHasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
Hasil wawancara usaha lumpia basah tugas PKWU
 
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppTPERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponenDiac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
Diac & Triac untuk memenuhi tugas komponen
 
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.pptDATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
DATA MINING : ESTIMASI, PREDIKSI, KLASIFIKASI, KLASTERING, DAN ASOSIASI.ppt
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptxRESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
RESUME KEWARGANEGARAAN_7 DAN 9._tugas ke 2pptx
 
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).pptSIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
SIMPUS SIMPUS SIMPUS & E- PUSKESMAS (3).ppt
 

Makalh esdm

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Ekonomi Sumber Daya Manusia 1 dengan tema “ASPEK DEMOGRAFIS PELUANG USAHA”. Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen Ekonomi Sumber Daya Manuisa I dan teman-teman yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Serta orang- orang yang membantu dalam penyelesaian ini. Jember, 5 Mei 2016 Penyusun
  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3 1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3 1.2Rumusan Masalah................................................................................................................4 1.3Tujuan...................................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5 2.1 Pengertian Peluang Usaha...................................................................................................5 2.2 Aspek Demografi dalam Menentukan Peluang Usaha.......................................................6 BAB III PENUTUP.................................................................................................................26 3.1 Kesimpulan........................................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
  • 3. 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan suatu jenis barang dan jasa tergantung pada jumlah komposisi penduduk, pendapatan penduduk, kualitas dan harga barang, selera dan manfaat barang tersebut bagi penduduk/konsumen. Dengan mengetahui kelima variabel tersebut, kita dapat menduga kebutuhan (needs) serta keinginan (wants) yang terwujud dalam permintaan (demand), yang merupakan inti konsep pemasaran suatu barang. Penduduk, baik sebagai individu maupun unsur rumah tangga, merupakan konsumen yang membeli atau membutuhkan barang dan/atau jasa untuk konsumsi atau investasi. Konsumen ini dapat dibedakan dalam berbagai kelompok yang berbeda menurut umur, pendapatan, pendidikan, mobilitas dan selera. Ciri-ciri konsumen tersebut dapat dipakai oleh produsen/penjual untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup dan keinginan mereka. Sebelum konsumen membeli terdapat serangkaian proses pengambilan keputusan yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang baik cirri-ciri ekonomi, social, budaya maupun sikap pribadi penduduk. Latar belakang pribadi dapat diketahui dari informasi demografis dan diperoleh dari sensus dan survei yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik atau lembaga riset. Informasi karakteristik demografis berbagai kelompok pendapatan sangat penting untuk menduga jenis keinginan, kebutuhan dan permintaan masyarakat. Namun kebutuhan dapat berubah karena perubahan usia, siklus hidup serta selera ataupun sebagai akibat perubahan jaman atau pengaruh promosi pabrikan. Jadi, pengetahuan mengenai karakteristik demogarafis akan sangat membantu dalam menentukan segmentasi konsumen. Dalam keadaan persaingan usaha yang keras, penentuan segmentasi konsumen dapat membantu menentukan sasaran pemasaran dengan lebih baik. Segmentasi konsumen biasanya disertai dengan penciptaan produk baru. Variabel demografi dapat menjadi dasar penting segmentasi konsumen, apalagi bila digabung dengan variabel pendapatan, geografi, psikologi serta tingkah laku. Umur dan tahap kehidupan dapat menjadi penunjang utama analisis dinamika pasar. Hal ini terutama disebabkan karea keinginan serta kemampuan konsumen dapat berubah dengan meningkatnya usia.
  • 4. 4 1.2 Rumusan Masalah 1.) Apa yang dimaksud dengan peluang usaha? 2.) Bagaimana aspek demografis dalam menentukan peluang usaha ? 1.3 Tujuan 1.) Untuk mengetahui mengenai peluang usaha 2.) Untuk mengetahui aspek demografis dalam menentukan peluang usaha
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Peluang Usaha Peluang usaha adalah sebuah kesempatan dengan nilai ekonomi didalamnya dengan memanfaatkan kemampuan dalam menghasilkan sebuah produk atau jasa yang bernilai guna dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik secara umum maupun khusus. Peluang usaha bersifat sangat kompleks dan kerap kali berbeda-beda berdasar beragam kriteria. Peluang usaha dalam satu daerah bias berbeda dengan peluang usaha pada daerah lain. Peluang usaha pada satu kelompok social juga akan berbeda dengan kelompok social lain. Oleh karena itu pengertian peluang usaha sangat terkait dengan pemahaman akan sumber daya yang ada, baik dari sisi pasar maupun dari sisi pelaku usaha. Sumber daya pada pasar disini bias berarti kondisi khusus yang menjadi karakter lokasi dan kondisi khusus yang menjadi karakter dari konsumen potensial yang bias berkembang menjadi kebutuhan dan keinginan pasar. Sedangkan sumber daya pada pelaku usaha adalah kemampuan dari pelaku usaha yang memiliki nilai ekonomi. Kemampuan ini bias berupa kemampuan membuat produk, melakukan sebuah jasa, menyalurkan sebuah produk, atau kemampuan menghasilkan gagasan dengan nilai ekonomi. Artinya dalam memahami pengertian peluang usaha, terdapat dua aspek penting yang terlibat di dalamnya yakni, sumber daya dari pasar dan sumber daya dari pelaku usaha itu sendiri yang kemudian berkembang menjadi sebuah peluang yang berpotensi secara ekonomi. Ciri-ciri peluang usaha yang baik adalah sebagai berikut. a.) Peluang itu orisinil dan tidak meniru. Usaha yang sukses itu tidak meniru usaha orang lain. Usaha yang meniru orang lain hasilnya belum tentu sama. b.) Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan pasar di masa mendatang. Dalam arti, peluang itu bisa terus ditingkatkan nilai jualnya serta bisa terus diinovasi. c.) Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama. d.) Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu dilakukan riset dan trial (uji coba) dalam pasar.
  • 6. 6 e.) Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain. f.) Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukse untuk menjalankannya. g.) Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis tersebut. 2.2 Aspek Demografi dalam Menentukan Peluang Usaha Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Beberapa ahli demografi terutama tertarik kepada statistik fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingakt kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk. Ternyata , demografi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Karena, demografi termasuk salah satu faktor dalam pemasaran. Dari demografi para pengusaha bisa melihat tingkat penduduk, moralitas dari masing – masing penduduk. Demografi termasuk kedalam lingkungan sebuah sistem pemasaran yaitu lingkungan makro ekstren dan termasuk variable penting bagi segmentasi pasar. Demografi dalam suatu pemasaran faktor terpenting agar pengusaha tahu tentang suatu pasar yang dituju. Dalam suatu pemasaran , perilaku konsumen disinilah faktor yang harus di lihat. Demografi yaitu meliputi umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll. Dari segi umur , keluarga , siklus kehidupan , pendapatan dan pendidikan kita bisa melihat bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan sesuatu untuk membeli suatu barang atau jasa. a.) Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Jumlah penduduk Indonesia telah mengalami penurunan yaitu dari 2,31 persen per tahun pada periode 1971-1980 menjadi 1,98 persen per tahun pada periode 1980-1990 kemudian menurun menjadi 1,49 persen per tahun pada periode 1990-2000 dan pada periode 2000-2010 pertumbuhan penduduk masih sama sebesar 1,49 persen per tahun, kemudian menurun menjadi 1,40 persen per tahun pada periode 2010-2014.
  • 7. 7 PERTUMBUHAN PENDUDUK Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2014 2 Aceh 2.93 2.72 1.46 2.36 1 2.06 Sumatera Utara 2.60 2.06 1.32 1.10 1.39 Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63 1.34 1.34 Riau 3.11 4.30 4.35 3.58 2.64 Jambi 4.07 3.40 1.84 2.56 1.85 Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39 1.85 1.50 Bengkulu 4.39 4.38 2.97 1.67 1.74 Lampung 5.77 2.67 1.17 1.24 1.26 Kepulauan Bangka Belitung - - 0.97 3.14 2.23 Kepulauan Riau - - - 4.95 3.16 DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17 1.41 1.11 Jawa Barat 2.66 2.57 2.03 1.90 1.58 Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94 0.37 0.82 DI Yogyakarta 1.10 0.57 0.72 1.04 1.20 Jawa Timur 1.49 1.08 0.70 0.76 0.69 Banten - - 3.21 2.78 2.30 Bali 1.69 1.18 1.31 2.15 1.24 Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82 1.17 1.40 Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64 2.07 1.71 Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29 0.91 1.68 Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99 1.79 2.38 Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45 1.99 1.87 Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81 3.81 2.64 3 Sulawesi Utara 2.31 1.60 1.33 1.28 1.17 Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57 1.95 1.71 Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49 1.17 1.13 Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15 2.08 2.20 Gorontalo - - 1.59 2.26 1.65 Sulawesi Barat - - - 2.68 1.95 Maluku 2.88 2.79 0.08 2.80 1.82 Maluku Utara - - 0.48 2.47 2.21 Papua Barat - - - 3.71 2.65 Papua 2.67 3.46 3.22 5.39 1.99 INDONESIA 2.31 1.98 1.49 1.49 1.40 Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
  • 8. 8 JUMLAH PENDUDUK Wilayah Jumlah Penduduk 1961 1971 1980 1985 Sumatera 15.739.369 20.808.148 28.016.160 32.666.566 Jakarta 2.973.052 4.579.303 6.503.449 7.829.299 Jawa Barat 17.614.555 21.623.529 27.733.253 30.733.253 Jawa Tengah 18.404.471 21.877.136 25.372.889 26.934.499 DIY 2.241.477 2.489.360 2.750.813 2.966.549 Jawa Timur 21.823.575 25.516.999 29.188.769 31.038.769 Pulau Lain 18.286.410 22.313.754 28.284.610 31.706.954 Indonesia 97.085.348 119.208.298 147.490.298 163.875.889 Walau akhir-akhir ini angka pertumbuhan penduduk telah menurun, namun peningkatan jumlah penduduk masih akan terus berlangsung bahkan hingga abad 21. Jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 182 juta pada tahun 1990, yang berarti tiap tahun rata-rata terjadi kenaikan jumlah penduduk sekitar 1,66 juta. Jumlah penduduk dan pertambahnnya yang sebesar ini member implikasi bahwa jumlah konsumen potensial juga akan terus meningkat. Jumlah penduduk yang besar itu tersebar tidak merata secara geografis. Sebagian besar (kira-kira 60 persen) penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh suburnya tanah di Jawa relative lebih baik disbanding dengan luar Jawa dan juga lebih tersedianya berbagai prasana pembangunan di Jawa. Walaupun ketidakmerataan geografis tidak harus berarti adanya ketimpangan distribusi secara ekonomis, namun usaha pembangunan yang menitik beratkan pada pembangunan daerah sebagai pusat pertumbuhannya, memberikan peluang untuk berbagai usaha pengangkutan dan komunikasi. Penduduk akan pindah ke daerah yang menjanjikan suatu penghidupan yang lebih baik. Bila pembangunan daerah berhasil menciptakan pusat pertumbuhan, maka penduduk di daerah yang padat akan berusaha mencari pusat pertumbuhan tersebut. Kelancaran sarana komunikasi dan pengangkutan akan memungkinkan penduduk memanfaatkan berbagai hasil pusat pertumbuhan. Program menggalakkan transmigrasi swakarya akan menciptakan iklim menarik bagi para pengusaha bidang pengangkutan, komunikasi dan pemukiman terutama yang berkaitan dengan daerah pusat pertumbuhan. Dalam usaha menarik swasta, pemerintah seyogyanya dapat
  • 9. 9 memberikan informasi akan usaha perdagangan, baik untuk memasarkan komoditi dari pusat pertumbuhan maupun memasukkan komoditi untuk daerah pusat pertumbuhan. Hal ini merupakan peluang usaha yang dapat tercipta sejalan dengan orientasi program tranmigrasi pada usaha pembangunan daerah. KEPADATAN PENDUDUK Provinsi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013 2014 ACEH 68 78 81 77 72 78 75 76 77 78 83 85 SUMUT 160 162 162 167 171 172 177 180 182 179 186 189 SUMBAR 101 100 104 102 108 108 111 113 114 116 121 122 RIAU 45 57 59 62 55 54 58 59 60 64 69 71 JAMBI 48 47 48 49 58 50 60 61 62 62 66 67 SUMSEL 68 78 70 71 113 74 116 118 120 82 85 87 BENGKULU 73 84 77 80 79 79 82 83 84 86 91 93 LAMPUNG 194 195 196 203 188 204 193 196 199 220 229 232 BANGKA BELITUNG 55 57 61 59 65 66 67 68 69 75 80 82 KEP. RIAU 127 - - - 158 15 172 180 187 206 227 234 DKI JAKARTA 12592 12623 12985 13006 12012 13499 12245 12355 12459 14518 15015 15173 JABAR 1010 1074 1100 1109 1060 1146 1092 1108 1124 1222 1282 1301 JATENG 952 977 987 976 972 989 987 995 1002 989 1014 1022 DIY 996 993 1007 1020 1074 1064 1096 1107 1118 1107 1147 1161 JATIM 727 735 756 739 781 764 790 794 798 786 803 808 BANTEN 838 996 1038 1047 1006 1066 1045 1065 1085 1106 1185 1211 BALI 545 573 596 592 625 609 639 645 652 676 702 710 NTB 216 206 199 213 211 211 218 221 225 243 254 257 NTT 78 83 86 86 93 92 96 98 100 97 102 103 KALBAR 27 29 27 29 34 28 35 35 36 30 32 32 KALTENG 12 13 12 14 13 13 13 13 14 14 16 16 KALSEL 77 70 73 73 85 77 87 89 90 94 99 101 KALTIM 12 11 12 12 15 13 16 16 16 17 19 26 KAL. UTARA - - - - - - - - - - - 8 SULUT 144 134 140 138 154 141 157 158 160 164 170 172
  • 10. 10 SULTENG 35 36 35 37 34 37 35 36 36 43 45 46 SUL SEL 153 133 132 135 162 87 167 169 171 173 179 180 SULAWESI TENGGARA 48 51 49 53 53 52 55 56 58 59 63 64 GORONTALO 74 70 72 71 77 77 79 80 81 93 98 99 SULBAR 53 - - - 59 11 61 61 63 69 74 75 MALUKU 25 25 26 26 27 27 27 28 29 33 35 35 MALUKU UTARA 25 24 28 28 23 30 24 24 25 33 35 36 PAPUA BARAT 5 - - - 6 22 6 6 6 8 9 9 PAPUA 5 6 6 7 6 8 7 7 7 9 10 10 INDONESIA 107 112 114 114 118 118 121 123 124 124 130 132 Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997 Kepadatan Penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk di Indonesia terus meningkat, terutama di kota besar. Di DKI Jakarta misalnya kepadatan penduduk meningkatan dari 12592 penduduk per km persegi di tahun 2000 menjadi 15173 penduduk per km persegi di tahun 2014. Kepadatan penduduk ini antara lain menimbulkan kesulitan penyediaan air bersih. Sementara pemerintah berusaha mengurangi timbulnya pencemaran air dan mengatasi dampak pencemaran air maupun dampak penggunaan (penyedotan) air pada lingkungan fisik di sekitarnya, para pengusaha dapat mencoba memasarkan air bersih. Komoditi ini dibutuhkan masyarakat, baik yang kaya maupun yang miskin. Kini telah beredar komoditi air bersih seperti aqua, namun harganya masih relative mahal. Bila harganya bias lebih murah, mungkin penjualan akan meningkat besar atau dapat diadakan segmentasi pasar yaitu komoditi air bersih yang lebih bergengsi untuk masyarakat kaya dan komoditi air bersih sederhana (tetapi tetap sehat) untuk masyarakat yang miskin. Kepadatan penduduk terutama di kota besar, juga ikut mempersulit masalah pengangkutan. Kemacetan yang rutin menurunkan produktivitas pekerja. Usaha mengurangi jumlah kendaraan di jalanan akan meringankan usaha pemerintah dalam mempelancar arus lalu lintas. Usaha itu juga akan disambut para pemakai jalan karena mereka akan dapat lebih produktif.
  • 11. 11 b.) Angka Kelahiran Angka kelahiran adalah bilangan yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam satu tahun. ANGKA FERTILITAS TOTAL DI INDONESIA Provinsi 1971 1980 1990 1991 1994 1997 2000 2002 2007 2010 2012 Aceh 6.27 5.24 4.37 3.76 3.30 2.81 2.44 - 3.10 2.79 2.80 Sumatera Utara 7.20 5.94 4.29 4.17 3.88 3.10 2.84 3.00 3.80 3.01 3.00 Sumatera Barat 6.18 5.76 3.89 3.60 3.19 3.06 2.95 3.20 3.40 2.91 2.80 Riau 5.94 5.44 4.09 - 3.10 2.77 2.45 3.20 2.70 2.82 2.90 Jambi 6.39 5.57 3.76 - 2.97 2.67 2.37 2.70 2.80 2.51 2.30 Sumatera Selatan 6.33 5.59 4.22 3.43 2.87 2.88 2.33 2.30 2.70 2.56 2.80 Bengkulu 6.72 6.20 3.97 - 3.45 2.68 2.49 3.00 2.40 2.51 2.20 Lampung 6.36 5.75 4.05 3.20 3.45 2.65 2.42 2.70 2.50 2.45 2.70 Bangka Belitung - - - - - 2.60 2.53 2.40 2.50 2.54 2.60 Kepulauan Riau - - - - - - - - 3.10 2.38 2.60 DKI Jakarta 5.18 3.99 2.33 2.14 1.90 1.63 1.66 2.20 2.10 1.82 2.30 Jawa Barat 6.34 5.07 3.47 3.00 3.17 2.51 2.28 2.80 2.60 2.43 2.50 Jawa Tengah 5.33 4.37 3.05 2.85 2.77 2.06 2.14 2.10 2.30 2.20 2.50 DI Yogyakarta 4.76 3.42 2.08 2.04 1.79 1.44 1.79 1.90 1.80 1.94 2.10 Jawa Timur 4.72 3.56 2.46 2.00 2.22 1.71 1.87 2.10 2.10 2.00 2.30 Banten - - - - - 2.72 2.37 2.60 2.60 2.35 2.50 Bali 5.96 3.97 2.28 2.00 2.14 1.89 2.03 2.10 2.10 2.13 2.30 Nusa Tenggara Barat 6.66 6.49 4.98 3.82 3.64 2.92 2.69 2.40 2.80 2.59 2.80 Nusa Tenggara Timur 5.96 5.54 4.61 - 3.87 3.37 3.46 4.10 4.20 3.82 3.30 Kalimantan Barat 6.27 5.52 4.44 3.94 3.34 2.99 2.62 2.90 2.80 2.64 3.10 Kalimantan Tengah 6.83 5.87 4.03 - 2.31 2.74 2.21 3.20 3.00 2.56 2.80 Kalimantan Selatan 5.43 4.60 3.24 2.70 2.33 2.33 2.30 3.00 2.60 2.35 2.50 Kalimantan Timur 5.41 4.99 3.28 - 3.21 2.50 2.32 2.80 2.70 2.61 2.80 Sulawesi Utara 6.79 4.91 2.69 2.25 2.62 2.12 2.10 2.60 2.80 2.43 2.60 Sulawesi Tengah 6.53 5.90 3.85 - 3.08 2.75 2.81 3.20 3.30 2.94 3.20 Sulawesi Selatan 5.71 4.88 3.54 3.01 2.92 2.56 2.55 2.60 2.80 2.55 2.60 Sulawesi Tenggara 6.45 5.82 4.91 - 3.50 3.31 3.14 3.60 3.30 3.20 3.00 Gorontalo - - - - - 2.70 2.63 2.80 2.60 2.76 2.60 Sulawesi Barat - - - - - - - - 3.50 3.33 3.60 Maluku 6.89 6.16 4.59 - 3.70 3.39 3.29 - 3.90 3.56 3.20 Maluku Utara - - - - - 3.17 3.04 - 3.20 3.35 3.10 Papua Barat - - - - - - - - 3.40 3.18 3.70 Papua 7.20 5.35 4.70 - 3.15 3.28 2.38 - 2.90 2.87 3.70 INDONESIA 5.61 4.68 3.33 3.00 2.85 2.34 2.27 - 2.60 2.41 2.60 Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010, Survei Demografi dan KesehatanIndonesia (SDKI) 1991,1994, 1997, 2002,2007 dan 2012 Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997
  • 12. 12 Angka kelahiran di Indonesia telah menurun dari 5,61 per wanita usia subur pada periode 1971-1979 menjadi 4,68 pada periode 1980-1989. Namun pada periode 2011-2012 angka kelahiran mengalami peningkatan mencapi 2,60 per wanita usia subur. Angka kelahiran telah menurun di semua provinsi terutama di Jawa maupun di Indonesia secara keseluruhan dan mngalami peningkatan pada periode 2011-2012. Hal ini memberi implikasi bahwa jumlah anak yang dimiliki tiap keluarga makin kecil. Walaupun demikian jumlah kelahiran dan jumlah anak (secara absolut) masih terus membesar. Kenaikan jumlah kelahiran ini disebabkan karena masih besarnya jumlah keluarga yang ada. Jumlah kelahiran yang besar disebabkan karena banyaknya keluarga, bukan karena banyaknya anak per keluarga. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk memperoleh pelayanan bersalin yang lebih baik, maka dikota besar tampak dengan jelas bertumbuhnya klinik bersalin swasta yang baik. Tiap keluarga kini lebih cenderung mementingkan mutu anak dari pada jumlah anak. Mereka lebih memikirkan bagaimana memberi makan dan minum, pendidikan serta pakaian yang lebih baik. Karena jumlah anak dalam tiap keluarga menjadi lebih kecil, maka kemungkinan memakai barang bekas seperti mainan, buku, pakaian dan sepatu dari anak yang lebih tua pun mengecil. Gejala ini memberikan suatu peluang usaha yang menarik yaitu:  Pertama, munculnya pasaran pakaian bekas atau pengumpulan pakaian oleh usaha-usaha sosial.  Kedua, dapat dipasarkan jenis mainan anak-anak yang murah dan edukatif.  Ketiga, tumbuhnya pusat rekreasi dan permainan anak di kota-kota dengan memberikan permainan-permainan yang relatif mahal dan kurang mendidik. Keinginan untuk memiliki jumlah anak yang lebih sedikit tetapi dengan mutu yang lebih baik telah mendorong pula para orangtua untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman anak mereka seperti susu karena susu merupakan komoditi penting bagi pertumbuhan anak. Bersamaan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan mutu anak, muncul pula kesadaran para ibu atau bapak untuk bekerja dengan lebih efisien, baik didalam maupun diluar rumah sehingga alternatif kegiatan makin meningkat. Oleh sebab itu para pengelola rumah tangga makin sadar akan perlunya efisiensi dalam mengurus anak-anak, sehingga memberikan peluang usaha yaitu dipasarkannya popok kertas dan selendang penggendong bayi.
  • 13. 13 Memperoleh pembantu rumah tangga kini makin menjadi masalah sulit untuk masyarakat kota. Hal ini akan memberikan peluang usaha yang bagus yaitu panti penitipan bayi yang dapat dibuat menurut berbagai kelas sesuai dengan fasilitas yang diberikan. c.) Angka Kematian Angka kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi berumur di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Angka kematian bayi (akb) di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Kebijakan pemerintah untuk menekan tingkat kematian bayi di Indonesia sangat berperan untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi. Kurangnya perhatian terhadap masa-masa keemasan anak, terutama pada awal-awal masa kehidupannya yakni masa bayi, kerap kali menimbulkan masalah. Pengasuhan dan perlakuan yang kurang baik sebagai wujud kurangnya perhatian terhadap pentingnya kesehatan bayi dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi bahkan yang sangat fatal ialah kematian bayi. Hal ini kerap kali tercermin salah satunya melalui pelayanan kesehatan yang kurang maksimal pada ibu dan bayi. Angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan. Di Indonesia pada periode 1971-1980 tercatat 218 menjadi 158 bayi meninggal sebelum usia lima tahun. Periode 1990- 1994 sebesar 99 menjadi 93, periode 1997-1999 sebesar 71 menjadi 60, dan kemudian menurun menjadi 43 pada tahun 2007-2012. Walaupun ini masih dalam kriteria rendah, namun AKB di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya berkenaan dengan kesehatan ibu dan anak. Beberapa faktor penyebab kematian bayi adalah :  Faktor ibu (umur, paritas, dan interval kelahiran)  Lingkungan (kondisi udara, air, makanan, serangga yang menyebabkan penyakit)  Adanya faktor politik (perang, bom)  Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • 14. 14 ANGKA KEMATIAN BAYI DIBAWAH USIA LIMA TAHUN MENURUT PROVINSI Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997 Penurunan angka kematian ini berakibat semakin banyaknya penduduk yang lemah dalam masyarakat. Di kala angka kematian tinggi penduduk yang lemah masih mampu bertahan Provinsi Angka Kematian Dibawah Usia Lima Tahun 1971 1980 1990 1994 1997 1999 2007 2012 Aceh 213 133 78 79 59 48 45 52 Sumatera Utara 179 126 82 97 72 52 67 54 Sumatera Barat 228 178 103 98 95 62 62 34 Riau 219 160 89 94 82 48 47 28 Jambi 232 178 102 88 82 55 47 36 Sumatera Selatan 233 147 98 92 70 62 52 37 Bengkulu 250 162 96 124 115 63 65 35 Lampung 218 143 96 58 64 60 55 38 Kepulauan Bangka Belitung - - - - 42 29 46 32 Kepulauan Riau - - - - 77 69 58 42 DKI Jakarta 191 115 55 50 60 45 36 31 Jawa Barat 251 199 129 120 30 30 49 38 Jawa Tengah 216 142 89 75 53 63 32 38 DI Yogyakarta 148 84 53 35 44 38 22 30 Jawa Timur 177 140 87 79 150 114 45 34 Banten - - - - 90 75 58 38 Bali 194 132 67 63 88 71 38 33 Nusa Tenggara Barat 328 283 216 160 69 38 92 75 Nusa Tenggara Timur 231 190 108 108 87 86 80 58 Kalimantan Barat 216 174 114 135 66 39 59 37 Kalimantan Tengah 192 144 77 38 61 46 34 56 Kalimantan Selatan 248 182 130 111 121 80 75 57 Kalimantan Timur 150 145 78 76 79 45 38 31 Sulawesi Utara 166 134 86 83 94 66 43 37 Sulawesi Tengah 225 193 132 127 48 50 69 85 Sulawesi Selatan 242 161 97 86 92 69 53 37 Sulawesi Tenggara 251 170 108 105 62 55 Gorontalo - - - - 69 78 Sulawesi Barat - - - - 96 70 Maluku 215 182 107 91 93 60 Maluku Utara - - - - 74 85 Papua Barat - - - - 64 109 Papua 122 152 113 88 62 115 INDONESIA 218 158 99 93 71 60 43
  • 15. 15 hidup. Akibatnya, akan sering banyak menjumpai penduduk tersebut dalam masyarakat. Alasannya adalah masyarakat akan semakin membutuhkan jasa medis, seperti rumah sakit, dokter, apotek, toko obat, dan macam-macam olahraga baik untuk menanggulangi penyakit maupun untuk mencegah penyakit. Penurunan angka kematian ini bila dibarengi dengan meningkatnya pendidikan akan meningkatkan permintaan anggota masyarakat akan makanan dan minuman yang sehat. Berbagai informasi mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit merupakan peluang usaha yang baik berbarengan dengan menurunnya angka kematian. Permintaan akan meningkat terhadap buku mengenai perawatan di kala hamil, perawatan anak cara menyusui bayi. Hal ini sejalan dengan makin rendahnya angka kelahiran yang membuat pasangan lebih menginginkan anak dengan mutu lebih tinggi dan bukan sekedar menginginkan anak yang banyak. Pemerintah perlu memberi dukungan yang lebih pada usaha penyebaran informasi mengenai kesehatan untuk masyarakat. Usaha ini dapat mengimbangi sebagian usaha masyarakat yang cenderung menyalahgunakan peluang usaha, yang terliihat berbagai macam obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau bahkan merugikan diri sendiri. d.) Besar Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Rata-rata besar keluarga di Indonesia adalah 4,81. Rata-rata ini lebih tinggi di kota daripada di desa. Rata-rata tertinggi dijumpai di jakarta. Wilayah Kota desa Total Indonesia 5,19 4,71 4,81 Sumatera 5,73 5,10 5,21 Jakarta 5,23 4,99 5,52 Jawa barat 5,04 4,37 4,49 Jawa tengah 5,00 4,69 4,75 Yogyakarta 4,70 4,52 4,55 Jawa timur 4,83 4,39 4,47 Pulau-pulau lain 5,55 5,10 5,14
  • 16. 16 Perbedaan desa dan kota terlihat pada penduduk berumur 10 tahun ke atas. Di kota dari 100 keluarga terdapat 281 anggota keluarga yang berusia 10 tahun ke atas. Di desa terdapat 232 anggota keluarga berikut datanya : Wilayah Kota Desa Kota Dan Desa Fam ili Pembant u Tota l Famil i Pembant u Tota l Famil i Pembant u Tota l Sumatera 3,98 0,02 4,00 3,40 0,01 3,40 3,50 0,01 3,51 Jakarta 2,63 0,13 2,80 2,22 0,02 2,28 2,60 0,13 2,27 Jawa Barat 2,56 0,08 2,72 2,35 0,02 2,38 2,39 0,03 2,44 Yogyakarta 36 0,12 2,72 2,43 0,01 2,45 2,41 0,03 2,51 Jatim 2,49 0,09 2,68 2,22 0,02 2,27 2,27 0,03 2,34 Pulau Lain 2,53 0,04 3,88 3,43 0,01 3,45 2,47 0,02 3,49 Indonesia 2,64 0,07 2,81 2,28 0,01 2,32 2,38 0,02 2,42 Di indonesia setengah dari rumah tangga mempunyai anggota rumah tangga kurang lebih lima orang. Presentase ini lebih besar di kota daripada di desa. Kondisi ini dijumpai di seluruh indonesia kecuali jawa barat dan yogyakarta. Di jawa barat presentasenya lebih tinggi di desa, sedangkan di yogyakarta presentasenya sama. Informasi mengenai besar keluarga, apabila didukung dengan pendapatan keluarga merupakan suatu informasi yang sangat bermanfaat untuk perencanaan suatu pemukiman. Dari informasi tersebut akan diperoleh pemukiman seperti apa yang dibutuhkan dan dapat dibeli oleh suatu masyarkat, serta barang dan jasa yang diperlukan oleh para penghuni pemukiman tersebut. e.) Pendidikan Pendidikan merupakan ilmu yang dapat kita pelajari. Dengan kata lain, pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan taraf hidup. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, sebaliknya seseorang dengan pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang baik. Mungkin anggapan itu tidak benar seutuhnya, banyak orang di luar sana yang berpendidikan rendah, tetapi mereka mempunyai tingkat kesejahteraan yang tinggi.
  • 17. 17 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan tertinggi Yang Ditamatkan, 2009-2013 Sumber : www.bps.go.id Di indonesia tahun 2009 tercatat 7,50 persen kepala rumah tangga tidak pernah sekolah. Sedangkan pada tahun 2010 sebesar 7,28 persen, tahun 2011 sebesar 6,41 persen, tahun 2012 sebesar 5,88 persen, dan tahun 2013 sebesar 5,77 persen. Lain dengan tidak/belum pernah sekolah, kepala rumah tangga yang belum tamat SD pada tahun 2009 sebesar 14,86 persen, tahun 2010 sebesar 12,74, tahun 2011 sebesar 14,69, tahun 2012 sebesar 13,90, dan tahun 2013 sebesar 14,13. Presentase dari mereka yang tidak/belum tamat sekolah lebih bsar prempuan daripada laki-laki, lebih tinggi didesa daripada di kota. Kurangnya perhatian orang tua telah mulai menggeser dari kuantitas anak ke kualitas anak. Salah satu implikasinya adalah keinginan untuk pendidikan anak yang lebih serius. Hal ini dapat berwujud permintaan akan fasilitas pendidikan yang lebih intensif. Seperti fasilitas gedung yang lebih nyaman, tempat olahraga yang lengakp, perpustakaan yang lebih memadai, metode pendidikan yang bermutu, dsb. Orang akan rela untuk membayar mahal demi pendidikan anak yang lebih baik bahkan beberapa orang tua telah mencarikan guru untuk pelajaran tambahan. Daerah tempat Tinggal Jenis Kelamin Tidak/Belum Pernah Sekolah Belum Tamat SD 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Perkotaan Laki-laki 2.15 2.09 2.01 1.69 1.73 9.0 2 7.6 9 9.1 1 8.3 7 8.6 2 Perempuan 6.54 5.91 5.93 5.04 4.98 10. 99 9.5 1 11. 44 10. 72 10. 98 Laki- laki+Perempuan 4.40 4.02 4.00 3.36 3.36 10. 03 8.6 1 10. 29 9.5 5 9.8 1 Perdesaan Laki-laki 6.38 6.71 5.51 5.29 5.05 19. 07 16. 54 18. 57 17. 84 17. 80 Perempuan 14.42 14.45 12.21 11.68 11.44 20. 05 17. 38 19. 79 19. 01 19. 44 Laki- laki+Perempuan 10.52 10.61 8.87 8.49 8.26 19. 57 16. 96 19. 18 18. 42 18. 62 Perkotaan+ Perdesaan Laki-laki 4.29 4.38 3.76 3.45 3.36 14. 10 12. 06 13. 82 13. 01 13. 13 Perempuan 10.54 10.12 9.02 8.30 8.15 15. 59 13. 40 15. 55 14. 79 15. 14 Laki- laki+Perempuan 7.50 7.28 6.41 5.88 5.77 14.86 12.74 14.69 13.90 14.13
  • 18. 18 Gejala ini memunculkan peluang usaha untuk seseorang yang menaruh perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anak f.) Migrasi Angka migrasi tahun 1980 menurut tiga kriteria : menurut tempat lahir, tempat tinggal sebelumnya dan tempat tinggal lima tahun yang lalu. Angka migrasi masuk ke Sumatra menurut tempat lahir, misalnya, semata mata menunjukkan presentase penduduk Sumatra (di tahun 1980) yang tidak dilahirkan di Sumatra. Angka migrasi keluar dari jawa timur menurut tempat tinggal 5 tahun yang lalu semata mata memperlihatkan presentase penduduk yang 5 tahun yang lalu tinggal di jawa timur, tetapi pada tahun 1980 bukan penduduk jawa timur. Migrasi Risen (Recent Migration) Tahun 1980, 1985, 1990 , 1995, 2000, 2005, 2010, dan 2015 Provinsi 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Migrasi Masuk : 1 Aceh 51208 37692 56326 28498 15369 1) 63987 40616 2 Sumatera Utara 95586 59600 107882 103258 139887 107330 123962 142774 3 Sumatera Barat 93117 75757 129049 138531 109016 108252 130180 138826 4 Riau 98652 91881 245465 147518 358815 213867 294957 215350 5 Jambi 107273 52647 136397 57057 109534 66347 110114 67574 6 Sumatera Selatan 221165 105064 212196 128011 163250 65994 117396 75760 7 Bengkulu 66902 33386 82831 65933 68832 32668 47827 38574 8 Lampung 507803 126677 212298 114206 149013 91858 92439 81200 9 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2) 2) 36536 19906 60808 32417 10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 206664 154291 210056 189498 11 DKI Jakarta 766363 684001 833029 594542 702202 575173 643959 499101 12 Jawa Barat 551960 560460 1350596 1117615 1097021 730878 1048964 750999 13 Jawa Tengah 183761 171473 384753 351942 354204 327604 301417 518103 14 DI Yogyakarta 98856 112331 161740 165324 196586 189890 227364 208257 15 Jawa Timur 203175 165731 328607 438446 185966 250155 243061 315543 16 Banten 4) 4) 4) 4) 620299 290876 465080 324472 17 B a l i 37254 23565 65967 58177 87225 76589 102425 139849 18 Nusa Tenggara Barat 26221 26762 37401 45914 59964 26947 47648 105470 19 Nusa Tenggara Timur 25976 20050 27107 32741 69910 33348 49339 66123 20 Kalimantan Barat 39380 19331 43809 44752 49202 16449 42650 37359
  • 19. 19 21 Kalimantan Tengah 49699 33328 78791 36477 124387 31513 122969 78396 22 Kalimantan Selatan 61704 55752 98330 69244 89320 62574 103455 86621 23 Kalimantan Timur 112620 83976 194531 138627 155498 149389 213558 120005 24 Kalimantan Utara 9) 9) 9) 9) 9) 9) 9) 34691 25 Sulawesi Utara 45498 14783 34736 21852 54504 28863 48042 33559 26 Sulawesi Tengah 83595 28067 70034 70833 75328 52297 61961 62862 27 Sulawesi Selatan 65208 48453 119455 137341 80648 107989 120638 136430 28 Sulawesi Tenggara 51014 69547 71143 56937 110289 40716 64097 57523 29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) 9257 11082 26695 15034 30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 33739 26104 37206 33941 31 Maluku 46904 23860 68701 22968 18657 9615 29236 25317 32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) 14764 10365 24462 20173 33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 25890 15897 53905 59777 34 Papua 33420 52771 73776 53298 49736 38996 66562 61203 Migrasi Keluar : 1 Aceh 28248 21269 49389 48478 161581 1) 38802 39649 2 Sumatera Utara 177289 163858 277647 198873 358521 201898 372644 270157 3 Sumatera Barat 153239 133285 173220 144607 233945 128758 150709 139548 4 Riau 53757 45656 92903 126372 88708 98794 125814 131711 5 Jambi 36178 32160 64033 52695 83346 51367 52689 66794 6 Sumatera Selatan 132011 111645 198841 187213 151956 106772 129814 110308 7 Bengkulu 15899 14082 28595 35739 35831 29982 26910 27477 8 Lampung 45594 85136 135907 165921 149258 110869 154420 124478 9 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2) 2) 33773 17791 17054 21554 10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 41340 8605 54847 67520 11 DKI Jakarta 382326 398737 993377 823045 850343 734584 883423 706353 12 Jawa Barat 468441 350074 495727 448779 631753 443039 595877 506573 13 Jawa Tengah 908302 607532 1159694 732415 1017494 662193 979860 647482 14 DI Yogyakarta 72933 102453 120777 111019 129530 87741 103492 84915 15 Jawa Timur 570555 336177 647348 410609 529037 344266 528370 421349 16 Banten 4) 4) 4) 4) 207358 132867 192983 207385 17 B a l i 52404 26688 56127 45298 47353 38959 41216 50887 18 Nusa Tenggara Barat 38987 15722 36853 34916 50714 32340 40982 46504 19 Nusa Tenggara Timur 34713 24598 45620 43248 54989 30200 67484 66115 20 Kalimantan Barat 28431 18534 44686 34030 45682 32955 42144 34994 21 Kalimantan Tengah 15989 18306 37015 43071 24903 47273 34506 52463 22 Kalimantan Selatan 46061 50782 76447 56360 62612 41824 55292 55117 23 Kalimantan Timur 20334 30456 68192 76009 42817 47478 73039 101169 24 Kalimantan Utara 9) 9) 9) 9) 9) 9) 9) 18478 25 Sulawesi Utara 38259 30230 51272 48142 38830 31813 45473 35851
  • 20. 20 26 Sulawesi Tengah 17282 12008 28038 28017 30555 27464 39174 37416 27 Sulawesi Selatan 147855 89819 161050 149148 185215 148333 208570 177336 28 Sulawesi Tenggara 29575 12771 36681 38806 22251 30685 42613 46234 29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) 33448 15616 16820 17110 30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 19078 21887 20053 27439 31 Maluku 26995 24547 38899 45936 92781 30417 30179 37157 32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) 28480 16529 14887 14617 33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 17623 12015 16835 20188 34 Papua 16191 18760 31631 26496 24329 25117 38803 47849 Migrasi Neto : 1 Aceh 22960 16423 6937 -19980 -146212 1) 25185 967 2 Sumatera Utara -81703 -104258 -169765 -95615 -218634 -94568 -248682 -127383 3 Sumatera Barat -60122 -57528 -44171 -6076 -124929 -20506 -20529 -722 4 Riau 44895 46225 152562 21146 270107 115073 169143 83639 5 Jambi 71095 20487 72364 4362 26188 14980 57425 780 6 Sumatera Selatan 89154 -6581 13355 -59202 11294 -40778 -12418 -34548 7 Bengkulu 51003 19304 54236 30194 33001 2686 20917 11097 8 Lampung 462209 41541 76391 -51715 -245 -19011 -61981 -43278 9 Kepulauan Bangka Belitung 2) 2) 2) 2) 2763 2115 43754 10863 10 Kepulauan Riau 3) 3) 3) 3) 165324 145686 155209 121978 11 DKI Jakarta 384037 285264 -160348 -228503 -148141 -159411 -239464 -207252 12 Jawa Barat 83519 210386 854869 668836 465268 287839 453087 244426 13 Jawa Tengah -724541 -436059 -774941 -380473 -663290 -334589 -678443 -129379 14 DI Yogyakarta 25923 9878 40963 54305 67056 102149 123872 123342 15 Jawa Timur -367380 -170446 -318741 27837 -343071 -94111 -285309 -105806 16 Banten 4) 4) 4) 4) 412941 158009 272097 117087 17 B a l i -15150 -3123 9840 12879 39872 37630 61209 88962 18 Nusa Tenggara Barat -12766 11040 548 10998 9250 -5393 6666 58966 19 Nusa Tenggara Timur -8737 -4548 -18513 -10507 14921 3148 -18145 8 20 Kalimantan Barat 10949 797 -877 10722 3520 -16506 506 2365 21 Kalimantan Tengah 33710 15022 41776 -6594 99484 -15760 88463 25933 22 Kalimantan Selatan 15643 4970 21883 12884 26708 20750 48163 31504 23 Kalimantan Timur 92286 53520 126339 62618 112681 101911 140519 18836 24 Kalimantan Utara 16213 25 Sulawesi Utara 7239 -15447 -16536 -26290 15674 -2950 2569 -2292 26 Sulawesi Tengah 66313 16059 41996 42816 44773 24833 22787 25446 27 Sulawesi Selatan -82647 -41366 -41595 -11807 -104567 -40344 -87932 -40906 28 Sulawesi Tenggara 21439 56776 34462 18131 88038 10031 21484 11289 29 Gorontalo 5) 5) 5) 5) -24191 -4534 9875 -2076 30 Sulawesi Barat 6) 6) 6) 6) 14661 4217 17153 6502
  • 21. 21 Dengan semua kriteria, tidak pandang lokasi, Jakarta mempunyai angka migrasi tertinggi. Namun, Jakarta juga memiliki angka migrasi keluar yang tinggi. Walaupun bukan yang tertinggi. Dengan semua criteria, jawa tengah dan jawa timur mempunyai angka migrasi masuk yang kecil. Pola di atas berubah drastic bila kita membatasi pada penduduk terkecil. Walaupun demikian, perlu dicatat bahwa angka ini tidak membedakan penduduk menurut desa dan kota. Di pihak lain, pola migrasi masuk tidak banyak berubah. Jakarta masih memiliki angka tertinggi, tidak pandang apakah pada tahun 1980 mereka tinggal di kota atau desa. Disayangkan data dan analisis migrasi di Indonesia relative masih sedikit. Oleh sebab itu, analisis peluang dari data migrasi pun relative lebih sulit dibuat. Namun, penelitian intensif dapat dimulai, misalnya, mengenai komposisi penduduk menurut daerah asalnya. Di suatu masyarakat yang banyak pendatang dari Yogyakarta umpamanya, mungkin akan lebih tepat untuk mendirikan rumah makan gudeg daripada rumah makan dari daerah lainnya. Data menegenai karakteristik migrant dan calon migrant dapat pula membantu menentukan jenis barang dan jasa yang dikonsumsi di tempat asal danb alat pengangkut yang dibutuhkan masyarakat. g.) Stuktur Umur dan Jenis Kelamin Piramida penduduk Indonesia di tahun 1971 dan piramida penduduk Indonesia tahun 1980. Piramida penduduk tersebut memperlihatkan distribusi presentase penduduk dalam tiap kelompok umur dan jenis kelamin 31 Maluku 19909 -687 29802 -22968 -74124 -20802 -943 -11840 32 Maluku Utara 7) 7) 7) 7) -13716 -6164 9575 5556 33 Papua Barat 8) 8) 8) 8) 8267 3882 37070 39589 34 Papua 17229 34011 42145 26802 25407 13879 27759 13354
  • 22. 22
  • 23. 23 Terlihat bahwa presentase penduduk usia di bawah 10 tahun menurun. Penurunan presentase ini merupakan cerminan penurunan angka kelahiran dalam dasawarsa tujuh puluh. Penurunan presentase di bawah 10 tahun ini di barengi dengan peningkatan presentase penduduk diatas 50 tahun. Peningkatan presentase penduduk di atas 50 tahun. Peningkatan presentase ini mencerminkan perbaikan kesehatan di antara penduduk usia tua serta angka kelahiran yang tinggi di masa yang lalu. Presentase penduduk usia 15-19 dan 20-24 tahun juga menaik. Data tahun 1971 memperlihatkan kohor yang dilahirkan antara tahun 1946 dan 1956, yang merupakan periode perang. Data tahun 1980 memperlihatkan kohor yang dilahirkan antara tahun 1955 dan 1965, yang merupakan suatu periode yang relative lebih damai. Oleh sebab itu, naiknya presentase tersebut dapat semata memperlihatkan bergeraknya kohor baby boom yang berasal dari jaman damai. Namun, peningkatan presentase ini akan berakhir tidak lama lagi, karena terjadinya penurunan angka kelahiran pada generasi yang lebih muda. Presentase penduduk usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun juga menurun. Data tahun 1971 mengacu pada kohor yang dilahirkan antara tahun 1931 dan 1941, suatu periode sebelum perang, sedangkan data tahun 1980 mengacu pada kohor yang dilahirkan pada periode perang 1940- 1950. Hal ini sejalan dengan kesimpulan bahwa periode 1940-1950 adalah periode dengan angka kelahiran yang rendah dan angka kematian bayi dan anak yang tinggi. Pola di atas dijumpai baik untuk desa maupun kota, dengan sedikit perbedaan yang paling menyolok adalah bahwa di kota penurunan presentase penduduk yang sangat muda dijumpai bahkan untuk penduduk 10-14 tahun. Di desa presentase tersebut tidak berubah antara tahun 1971 dan 1980. Pola ini sejalan dengan diskusi bahwa penurunan angka kelahiran lebih cepat di kota daripada di desa. Semua daerah di Indonesia mempunyai pola yang serupa dengan pola untuk Indonesia secara keseluruhan . satu pola yang berbeda ditemui di Yogyakarta dan jawa timur. Di daerah desa dan juga desa plus kota, persentase penduduk 0-4 telah lebih kecil daripada presentase penduduk 5-9 pola ini ditemukan juga untuk data tahun 1971, laki-laki dan perempuan pola ini tidak terlihat untuk data jawa timur kota tahun 1971. Dalam tahun 1980 presentase penduduk kota jawa timur 0-4 sama dengan presentasi untuk penduduk 5-9. Di Yogyakarta, presentase
  • 24. 24 penduduk 0-4, 5-9 dan 10-14 lebih kecil dari pada kohor berikutnya 15-19 dan 20-24. Presentase yang lebih besar pada penduduk 15-19 dan 20-24 ini mungkin disebabkan Karen arus masuk pelajar ke Yogyakarta. Pada tahun 1980 anak balita di Indonesia berjumlah 21,1 juta, terdiri dari 10,8 juta laki- laki dan 10,4 juta perempuan. Anak balita merupakan 14,44 persen seluruh Indonesia. Artinya tiap 100 penduduk Indonesia rata-rata terdapat anak 14 anak balita. Pada tahun 1980 manula ( manusia usia lanjut, penduduk berusia 65 tahun ke atas) di Indonesia berjumlah 4,8 juta, terdiri dari 2,2 juta laki-laki dan 2,6 juta perempuan. Tampak bahwa lebih banyak manula perempuan dari pada manula laki-laki. Laju pertumbuhan jumlah manula (antara tahun 1971 dan 1980) 5,6 persen per tahun, yang lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan jumlah anak balita, yang hanya 1,1 persen per tahun. Di masa depan diproporsi manula akan meningkat. Jumlah sekarang memamng masih kecil. Tetapi 20-30 tahun mendatang akan membesa. Untuk penduduk yang sekarang berusia 35 tahun ke atas, sudah waktunya untuk memikirkan kondisi ekonomi social manula. Waktu 20-30 tahun bukan waktu yang lama untuk suatu perencanaan pembangunan. Berbagai barang dan jasa untuk para manula perlu disiapkan sejak sekarang. Para manula tersebut akan didominasi oleh manula perempuan, dengan tiap 100 manula laki laki terdapat 118 manula perempuan. Kegiatan ini termasuk memberikan pekerjaan yang massih mungkin dekerjakan oleh para manula tersebut. Bersama dengan makin menurunnya angka kematian perlu pula kacamata dan sejenisnya (seperti lensa kontak) dipasarkan dengan lebih intensif dan dengan harga yang lebih murah. Industri kacamata dan media cetak merupakan peluang usaha di masa depan. Sebab di tahun tahun mendatang para manula akan mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk membaca/atau menulis akan lebih besar. Selai itu siaran komersial audio-visual dapat pula mengisi waktu luang para manual. Mengecilnya jumlah anak per keluarga membuat para manula makin sulit untuk menggantungkan hidup mereka pada anak-anak. Kegiatan di bidang panti orang tua merupakan peluang usaha menarik di masa depan. Panti ini tentu saja dapat dibuat menurut berbagai kelasnya. Satu hal tidak boleh dilupakan adalah pengelolaannya haruslah orang yang mempunyai kasih sayang terhadap orang tua .
  • 25. 25 Peningkatan presentase penduduk berusia muda (15-19, 20-24), dan (25-29) rupanya telah dimanfaatkan oleh sekelompok pengusah. Menjelang dan pada bulan februari beberapa took menjual kartu maupun hadiah untuk menyambut hari ‘’cinta kasih’’ (Valentine Day), karena mereka beranggapan bahwa kebutuhan untuk ‘’pengungkapan cinta kasih’’ pada kalangan muda dapat mereka ciptakan.
  • 26. 26 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Peluang usaha adalah sebuah kesempatan dengan nilai ekonomi didalamnya dengan memanfaatkan kemampuan dalam menghasilkan sebuah produk atau jasa yang bernilai guna dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik secara umum maupun khusus. Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingkat kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk. Ternyata , demografi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Karena, demografi termasuk salah satu faktor dalam pemasaran. Demografi dalam suatu pemasaran faktor terpenting agar pengusaha tahu tentang suatu pasar yang dituju. Dari segi umur , keluarga , siklus kehidupan , pendapatan dan pendidikan kita bisa melihat bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan sesuatu untuk membeli suatu barang atau jasa. Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan ketidakmerataan geografis. Walaupun terjadi ketidakmerataan geografis tidak harus berarti adanya ketimpangan distribusi secara ekonomis, namun usaha pembangunan yang menitik beratkan pada pembangunan daerah sebagai pusat pertumbuhannya, akan memberikan peluang untuk berbagai yaitu usaha pengangkutan dan komunikasi serta kepadatan penduduk di kota besar akan menyebabkan masalah kesulitan pencemaran air bersih sehingga akan memberikan peluang usaha yaitu penyediaan komoditi air bersih. Angka kelahiran di Indonesia mengalami penurunan, sehingga orang tua akan lebih memprioritaskan mutu anak. Akibat hal ini maka akan memberikan peluang usaha yaitu dipasarkan permainan anak, tempat permainan anak dan panti penitipan bayi. Kebijakan pemerintah untuk menekan tingkat kematian bayi di Indonesia sangat berperan untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi. Kurangnya perhatian terhadap masa-masa keemasan anak, kerap kali menimbulkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi bahkan yang sangat fatal ialah kematian bayi. Di Indonesia angka kematian bayi menurun. Akibatnya, akan sering dijumpai penduduk yang lemah dalam masyarakat.
  • 27. 27 Dengan demikian akan semakin banyak dibutuhkan tenaga medis untuk mencegah maupun menanggulangi penyakit. Besarnya anggota rumah tangga dan Informasi mengenai besar keluarga, apabila didukung dengan pendapatan keluarga merupakan suatu informasi yang sangat bermanfaat untuk perencanaan suatu pemukiman. Dengan demikian akan memberikan peluang usaha mengenai jenis pemukiman seperti apa yang dibutuhkan dan dapat dibeli oleh suatu masyarkat, serta barang dan jasa yang diperlukan oleh para penghuni pemukiman tersebut. Kurangnya perhatian orang tua telah mulai menggeser dari kuantitas anak ke kualitas anak. Alasnnya adalah keinginan untuk pendidikan anak yang lebih serius. Dengan adanya masalah ini akan memberikan peluang yaitu bisnis kursus privat dapat menjadi alternatif pengusaan materi. Banyaknya migrasi keluar dan masuk dapat memberikan peluang usaha misalnya, di suatu masyarakat yang banyak pendatang dari Yogyakarta a, mungkin akan lebih tepat untuk mendirikan rumah makan gudeg daripada rumah makan dari daerah lainnya, selain itu dapat pula membantu menentukan jenis barang dan jasa yang dikonsumsi di tempat asal danb alat pengangkut yang dibutuhkan masyarakat. Peningkatan presentase penduduk berusia muda dapat memberikan peluang usaha. Misalnya, menjelang dan pada bulan februari beberapa toko menjual kartu maupun hadiah untuk menyambut hari ‘’cinta kasih’’ karena mereka beranggapan bahwa kebutuhan untuk ‘’pengungkapan cinta kasih’’ pada kalangan muda dapat mereka ciptakan.
  • 28. 28 DAFTAR PUSTAKA www.bps.go.id/Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 Dan 1997 Www.Bps.Go.Id Biro Pusat Statistik. Penduduk Indonesia 1981-2012.Jakarta: Biro Pusat Statistik Ananta, Aris.1990.Ekonomi Sumber Daya Manusi. Jakarta. Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia http://tonytrisetiawan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-migrasi-secara-umum.html http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ https://idtesis.com/angka-kematian-bayi-adalah/