Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang adzan, iqamah, dan tata cara shalat berjamaah.
2. Adzan adalah panggilan untuk melaksanakan shalat secara berjamaah, sedangkan iqamah adalah petanda shalat akan dimulai.
3. Shalat berjamaah dilaksanakan secara bersama oleh dua orang atau lebih dengan salah satunya menjadi imam dan yang l
2. Pengertian, Hukum Adzan dan Iqamat
• Adzan adalah tanda bahwa waktu shalat
fardhu telah tiba. Adzan juga merupakan
panggilan bagi kaum muslimin untuk
melaksanakan shalat secara berjamaah.
Sedangkan Iqamah adalah petanda bahwa
shalat berjamaah akan segera dimulai.
3. Syarat sahnya adzan
– Hendaknya adzan dibaca secara berurutan dan
bersambung
– Dilakukan masuknya waktu shalat
– Mu`adzin adalah seorang muslim, laki-laki,
amanah, berakal, adil, baligh atau tamyiz
– Hendaknya adzan diucapkan dengan bahasa arab
demikian pula dengan iqamah.
– Tertib lafaznya
6. Shalat Jamaah
1. Pengertian Shalat Jama`ah
Secara bahasa, jama`ah berarti kumpulan atau
bersama-sama. Sedangkan secara istilah,
shalat jamaah berarti shalat yang dilaksanakan
secara bersama-sama oleh dua orang atau
lebih, salah satunya menjadi imam dan yang
lain menjadi makmum.
7. Ketentuan Shalat Berjamaah
Syarat Menjadi Imam
• imam dalam shalat adalah seseorang yang diangkat
untuk memimpin pelaksanajan shalat berjamaah.
• Ketentuan untukmenjadi imam shalat meliputi:
• Bacaannya fasih
• Orang yang lebih dalam ilmu agamanya
• Orang yang lebih tua umurnya dan baik penampilannya
• Orang yang berakhlak mulia
• Laki-laki apabila makmumnya laki-laki
• Imam handaknya berdiri di depan makmum
• Berniat menjadi Imam
8. Syarat Menjadi Makmum
syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi
makmum adalah shalat berjamaah sebagai
berikut:
1. Makmum hendaknya berniat mengikuti imam
2. Makmum hendaknya mengetahui gerakan
imam
3. Makmum hendaknya berdiri di belakang imam
4. Makmum hendaknya berdiri tidak lebih maju
kedepan daripada imam
9. Tatacara Shalat Berjamaah
• Shalat berjamaah yang sah hanya bisa terwujud
dengan syarat-syarat dan cara-cara tertentu yang
wajib diperhatikan, yang ringkasnya sebagai
berikut:
a. Tempat ma’mum tidak boleh di depan imam.
Jika hal ini terjadi, maka ke ma’mumannya batal.
b. Mengikuti imam dalam semua perpindahan-
perpindahan dan rukun-rukun fi’liyah dalam
shalat yang dilakukan.
10. c. Mengetahui perpindahan-perpindahan imam,
dengan cara melihatnya langsung, atau
melihat sebagian shaf, atau mendengar suara
muballigh.
d. Antara imam dan ma’mum tidak ada jarak
tempat yang terlampau jauh, apabila kedua-
duanya tidak berada dalam masjid.
e. Ma’mum berniat berjamaah atau mennjadi
ma’mun.
11. Ketentuan Makmum Masbuk
• Makmum masbuq adalah makmum yang
datangnya terlambat, yaitu ketika imamnya
telah melakukan ruku`. Makmum tersebut
dianggap ketinggalan 1 raka`at. Makmum
masbuq setelah datang langsung takbiratul
ihram dan segera mengikuti gerakan imam.