2. Metode Analisis Kualitatif
1. Metode analisis yang terikat pada posisi teoretis atau
epistemologi tertentu
Contoh: IPA (interpretatitive phenomenological analysis) yang
bertujuan memahami pengalaman individu sehari-hari tentang
realitasnya
2. Metode analisis yang tidak terikat pada teori atau
epistemologi tertentu
Contoh: analisis tematik (thematic analysis)
3. Tipe-tipe data
Data corpus: seluruh data yang dikumpulkan untuk
suatu penelitian
Data set: semua data dari corpus yang digunakan
untuk analisis tertentu
Menggunakan semua sumber data
Hanya menggunakan data yang terkait dengan topik
tertentu
4. Tipe-tipe data
Data item: setiap potongan data yang dikumpulkan (hasil
wawancara subjek, film dokumenter, satu website tertentu).
Data extract: sekumpulan data yang telah diberi kode,
diambil dari data item. Data ini yang akan muncul pada
analisis final.
5. Definisi analisis tematik
Analisis tematik adalah suatu metode untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan melaporkan pola-pola (tema-tema) di dalam
data.
Tidak terikat pada teori atau pendekatan tertentu seperti
misalnya pada grounded theory.
Teknik ini terutama bermanfaat bagi peneliti pemula di bidang
penelitian kualitatif.
6. Bentuk analisis tematik
a. Realist: melaporkan pengalaman, makna dan realitas dari
partisipan
b. Constructionist: mencari tahu bagaimana kejadian,
realitas, makna dan pengalaman dibentuk di dalam
masyarakat
c. Contextualist: menjelaskan bagaimana individu
menciptakan makna dan juga konteks sosial yang
mempengaruhi makna tersebut
7. Apakah TEMA?
Theme refers to a specific pattern of meaning found
in the data (Joffe, 2012)
Theme captures something important about the
data in relation to the research question, and
represents some level of patterned response or
meaning within the data set (Braun and Clarke,
2006)
8. Menemukan tema
Apa yang dianggap sebagai tema tergantung pada pertanyaan
penelitian dan pendekatan epistemologi:
Social phenomenology: memahami realitas sosial yang
dialami secara subjektif oleh sekelompok individu dalam
kehidupan sehari-hari.
Social representations theory: bagaimana fenomena sosial
dikonseptualisasi dan sajikan oleh
individu/organisasi/institusi; juga bagaimana perubahannya
sepanjang waktu
9. Cara analisis tema
1. Menyajikan deskripsi tematik yang kaya dari seluruh data set
sehingga dapat dikenali tema-tema penting pada data.
Biasanya sebagian dari kedalaman dan kompleksitas data
akan hilang.
Cara ini tepat dilakukan pada penelitian area-area yang
masih sedikit diteliti.
10. Cara analisis tema
2. Menyajikan satu atau sekelompok tema secara lebih
mendetil dan berlapis-lapis.
Biasanya berkaitan dengan pertanyaan khusus atau
bidang minat khusus dalam data.
11. Induktif vs Teoretis
Analisis tematik induktif:
Proses analisis tidak didasarkan pada teori tertentu,
kerangka koding yang sudah ada, maupun prekonsepsi
peneliti
Analisis tematik teoretis:
Proses koding lebih diarahkan oleh teori dan pandangan
peneliti pada area penelitian
12. Tema semantik vs laten
Tema Semantik:
Identifikasi tema didasarkan pada data eksplisit atau arti di
permukaan, jadi tidak melihat pada hal-hal yang tersirat
dari perkataan partisipan. Tahapan analisis dimulai dari
deksripsi (data diorganisasi untuk menunjukkan pola-pola
pada level semantik) menuju interpretasi (menggunakan
teori untuk melihat signifikansi pola-pola dan arti yang lebih
luas).
13. Tema semantik vs laten
Tema Laten:
Mencoba menemukan ide, asumsi, dan konsep, yang
berdasarkan teori dianggap membentuk isi semantik dari
data.
14. Sumber Data
• Transkrip wawancara
• Transkrip FGD
• Artikel dari media massa
• Diari, surat dan sms/WA personal
• Pemikiran bebas partisipan tentang topik penelitian
16. 1. Mengenali Data
• Penting untuk “masuk” ke dalam data sehingga tahu betul
tentang kedalaman dan keluasan isinya.
• Membaca data beberapa kali, membaca secara aktif (cari
arti, pola, hal yang berulang).
• Mulai membuat catatan atau menulis ide-ide untuk koding.
Koding akan terus berkembang dan didefinisikan sepanjang
proses analisis.
• Melalui proses pembuatan verbatim peneliti akan lebih
memahami data yang diperoleh
17. 2. Menghasilan kode awal
• Fase ini dimulai saat peneliti lebih memahami data dan
menghasilkan daftar ide tentang apa yang terdapat pada data
dan hal apa saja yang menarik.
• Cara melakukannya: membuat catatan pada transkrip, highlight
warna-warni, post-it.
• Sangat penting untuk melakukan koding pada keseluruhan data
dan menyatukannya dalam kelompok-kelompok.
18. 2. Menghasilan kode awal
• Saran-saran untuk tahap ini:
a) Buatlah kode sebanyak-banyaknya untuk nantinya
menemukan tema atau pola penting
b) Kaitkan konteks dari data
c) Setiap data extract bisa memiliki beberapa tema yang
berbeda, jadi bisa diberi kode beberapa kali
19. 3. Mencari tema-tema
• Setelah diperoleh daftar panjang dari kode-kode, kemudian
memfokus pada tema yang lebih luas.
• Sejumlah kode dapat digabungkan menjadi satu tema.
Gunakan alat bantu visual seperti tabel, mind-maps, kartu
kode.
• Kode-kode yang ada bisa menjadi tema utama atau sub-
tema. Bila tidak bisa masuk ke kelompok tema tertentu,
dapat dimasukan ke tema lain-lain.
21. 3. Mencari tema-tema
• Tujuan tahap ini tercapai bila telah berhasil ditemukan
sekumpulan tema utama dan sub-tema, serta keterkaitan
diantara mereka.
• Peneliti lebih paham tentang masing-masing tema.
• Pada tahap ini jangan membuang apapun karena
kemungkinan masih bermanfaat pada tahap selanjutnya.
22. 4. Mereview Tema-tema
• Peneliti meninjau kembali tema-tema yang sudah ditemukan.
Mungkin ada tema yang datanya tidak mencukupi atau yang
perlu dipecah menjadi dua tema berbeda.
• Data extract yang berada dalam satu tema perlu koheren. Bila
tidak, maka perlu memeriksa apakah temanya yang kurang
tepat atau data extract tertentu tidak tepat dimasukkan pada
tema tersebut.
23. 4. Mereview Tema-tema
• Selanjutnya membandingkan setiap tema dengan
keseluruhan data set.
• Tujuannya untuk melihat apakah tema-tema yang ada sejalan
dengan keseluruhan data dan melakukan koding tambahan
yang belum dilakukan pada tahap sebelumnya.
• Proses terjadi berulang kali sampai ditemukan “thematic
map” yang memuaskan.
24. 5. Mendefinisikan dan Memberi Nama
Tema-tema
• Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi “esensi” dari
masing-masing tema dan menentukan aspek apa yang
tercakup pada tema.
• Untuk setiap tema, perlu dilakukan analisis secara
mendetil dan juga bagaimana tema tersebut cocok
dengan kisah keseluruhan dari data.
• Memperhalus tema-tema artinya menemukan sub-tema,
menetapkan keterkaitan diantara tema dan memberi
nama tema secara singkat dan jelas.
27. 6. Menulis Laporan
• Laporan ditujukan untuk mengungkapkan kompleksitas data
dan menunjukkan analisis yang valid. Oleh karena itu perlu
dimasukkan juga verbatim pada setiap tema dan sub-tema.
• Laporan yang baik: singkat, koheren, logis, tidak repetitif dan
menarik.
• Data extract perlu dimasukkan dalam naratif analitik sehingga
memberikan ilustrasi yang menarik dari kisah yang dibuat
berdasarkan data.
28. Kesalahan dalam Analisis Tematik
• Tidak melakukan analisis sama sekali, hanya mengambil
sejumlah data extract (verbatim)
• Menggunakan pertanyaan wawancara/FGD sebagai tema tanpa
melakukan analisis keseluruhan data
• Tema-tema yang ditemukan tidak meyakinkan, saling tumpang
tindih (kemungkinan karena data tidak lengkap dan dangkal)
29. Kesalahan dalam Analisis Tematik
• Ketidakcocokan antara tema dengan data extract
• Ketidakcocokan antara teori dengan hasil analisis, antara
pertanyaan penelitian dengan cara analisis.