PPI UTM_ Pancasila, Pemuda dan Karakter Bangsa.pptx
1. PANCASILA, PEMUDA DAN
KARAKTER BANGSA
Dr. M. SHOKHEH, MA
Disampaikan dalam Webinar
MAWAS BERBANGSA
PERSATUAN PELAJAR INDONESIA (PPI)
UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA
16 AGUSTUS 2022
2. M. SHOKHEH, SPD, MA, Ph.D
Jalan Kyai Sanun, Ngijo, Kec Gunung Pati, Kota Semarang
Telp: 08179552070, Email: shokheh_unnes@yahoo.co.id
S1 – SEJARAH UNNES 1998-2003
S2 – ILMU SEJARAH UGM, 2007-2010
S3 – Univ Teknologi Malaysia 2017-2021
Dosen Jurusan SEJARAH FIS UNNES
Senior Trainer TRUSTCO NUSANTARA
Reviewer Jurnal Nasional dan Internasional
Direktur LPR Mitra Cendekia Muda
Peneliti LP3S
Owner PT Tubisa Global Wisata
Konsultan Yayasan Mutiara Hati Semarang
Masyarakat Sejarawan Indonesia
Pengalaman
Riwayat Pendidikan
4. 01
Pancasila lahir, tumbuh, menyatu dan menjadi
kenyataan obyektif historis yang ada dalam mayarakat
Indonesia.
.
02
Nusantara dengan segenap kompleksitasnya adalah
rahim Pancasila melalui proses sejarah yang panjang
(Pra Aksara, Kerajaan Hindu Budha, kesultanan Islam,
Kolonial)
03
Pancasila merupakan karya bersama anak bangsa
yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara.
PANCASILA: Karya Jenius Bangsa
Sosio historis
Proses Sejarah
Karya Bersama
5. Kedudukan Pancasila
Pancasila adalah dasar statis yang mempersatukan sekaligus bintang penuntun (Leitstar) yang
dinamis, yang mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya (Latif, 2011: 41).
Sebagai falsafah negara, Pancasila
adalah sumber nilai dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Bagi bangsa Indonesia,
Pancasila pada
hakikatnya adalah dasar
negara sekaligus
pandangan hidup
(filosofische
groundslaag).
01 02
7. Gotong Royong: DNA orang Indonesia
Mappatettong dan mappalette Bola Gugur Gunung Bangun Jalan
8. 4 World tangible Heritage
Cultural Sites
6 World intagible heritage
Culture elements
Indonesia merupakan negara KEPULAUAN
terluas, yang dihuni lebih dari 300 suku bangsa,
memiliki 742 bahasa dan dialek, merupakan
laboratorium antropologi yang
terbesar di dunia.
Memiliki 64.844peninggalan
purbakala di Indonesia (berupa 11.616
situs dan 53.228 benda bergerak),
sekitar 1,16% atau 749 telah
ditetapkan sebagai Cagar Budaya
8
ASPEK SOSIOLOGIS (Keragaman Kebudayaan Indonesia)
8
9. PERSEBARAN KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA
4. Keragaman Seni dan Budaya
Indonesia
memiliki seni dan
budaya yang
beragam , baik
seni sastra, seni
tari, seni musik,
seni drama, seni
rupa dan
sebagainya
11. CITRA HEROISME PEMUDA
Pemuda Konsep
Historis
(Peran)
Pemuda Konsep
Sosiologis
(Nilai)
Pemuda dan Imaji
Kepahlawanan
12. Kesadaran Sejarah: Modal Kesadaran Nasional
Embrio
Nasionalisme
Abad ke ke-7 sd 19
Nasionalisme
Politik
Sebagai Gerakan
(Perintis-Penegas)
Awal Abad ke-20
Nation-state
(Percobaan-
Pendobrak)
1942-1950
Civic Nationalism
(Pelaksanaan)
1950-sekarang
1 3
2 4
13. NASIONALISME POLITIK
Transformasi Strategi Perjuangan: Fisik menuju Organisasi Modern.
Menguatnya
Frasa Pemuda
Kristalisasi
Gerakan
nasionalis
Penyemaian
Ide
lahir generasi muda,
golongan intelektual
terdidik dengan ikatan
solidaritas
Kebangsaan
Kesadaran tentang
identitas kepemudaan
dan pemikiran
tentang sebuah
"bangsa yang baru"
terus menguat
Pencarian identitas nasional : Transformasi nasionalisme dari
cultural nationalism ke dalam political nationalism
14. MEMBAYANGKAN INDONESIA
A. Satu cara pandang revolusioner tentang ’nation’
telah terjadi pada awal abad ke-20, ketika kaum
muda berpikir revolusioner, mengesampingkan
kenyataan bahwa sebetulnya kerajaan-kerajaan di
nusantara pernah saling berperang dan
menaklukan.
B. Perjuangan melawan sesuatu yang ’asing’ atau
’Barat’ yang dulu dilakukan para elite lokal, tidak
pernah merujuk pada bayangan tentang ’Indonesia’.
“Kaum muda pada Kongres Pemuda 1928, dengan kesadaran baru, membangun
satu komitmen politik Indonesia modern, suatu benih konsep tentang ’bangsa’.
Sumpah Pemuda adalah produk kesadaran kolektif yang melintasi imajinasi
zamannya
15. NASIONALISME
POLITIK
Dr Satiman Wirjosandjojo
Dr Cipto Mangunkusumo
Your Text Here
Emansipasi wanita
SAREKAT ISLAM
menuntut pemerintahan
sendiri (Zelfbestuur).
Cinta Tanah Air
Cinta-cita nasional
Hindia
Budi Utomo
Gunawan Mangunkusumo:
Motivator BU
16. Pembentukan Negara Bangsa
Sejak zaman KNIL, pendudukan Jepang, hingga era Revolusi, Pemuda telah ikut
dalam pelbagai pertempuran.
Easy to change colors,
photos and Text.
Jendral urip
Sumoharjo
Tentara KNIL
Latihan Dasar
Kemiliteran
Jenderal
Sudirman
ERA REVOLUSI KEMERDEKAAN
•Tentara Pelajar aktif dalam
berbagai front: Jrakah, Candiroto
dan Ambarawa.
•Pertahanan rakyat semesta, bela
Negara dan teknik kemiliteran:
membuat rintangan di jalan, lubang
perlindungan, pengumpulan bahan
makanan
•Bergabung sebagai relawan KODM
(Komando Order Distrik Militer) dan
Palang Merah Indonesia (PMI).
PENDUDUKAN JEPANG
Barisan
Pemuda (Seinendan ), Pembantu
Polisi (Keibodan), Barisan
Pelopor (Gyugun Syuinsintai),
dan Pembela Tanah Air (Peta).
Pelajar membentuk
perhimpunan Syoto
Chugakko (SMP) dan Chugakko
(SMA/SMK). Mereka dilatih (latihan
dasar kemiliteran)
17. Dari Perumusan Menuju Pengesahan UUD 1945
Wakil-wakil golongan Islam di BPUPK:
K. H. A. Sanusi (PUI), Ki Bagus Hadikusumo, K. H. Mas Mansur,
Abdul Kahar Muzakkir (Muhammadiyah), K. H. A. Wachid Hasjim,
K. H. Masjkur (NU), Sukiman Wirjosandjojo (PII ), Abikusno
Tjokrosujoso (PSII), Agus Salim (Penyadar), K. H. Abdul Halim (PUI)
18. Pengusulan Pancasila
Sidang BPUPKI I
Nilai Demokrasi dan
Permusyawaratan:
M Yamin, Woerjanto, Soesanto Tirtoprojo,
Abdurahim Pratalykrama, KH Bagoes
Hadikoesoemo, Soepomo.
Keadilan/ Kesejahteraan
Sosial:
M Yamin, Soerio, Abdurahim
Pratalykrama, Abdul Kadir, KH Sanoesi,
KH Bagoes Hadikoesoemo, Soepomo,
Nilai Persatuan:
M Yamin, Sosrodiningrat, Wiranata koesoema, Woerjaningrat, Soerio,
Soesanto Tirtoprojo, Abdurahim Pratalykrama, Soekiman, Abdul Kadir,
Dahler, KH Bagoes Hadikoesoemo, Soepomo,.
Nilai Kemanusiaan:
Rajiman, M Yamin, Wiranata Koesoema,
Woerjaningrat, Soesanto Tirtoprojo,
Wongsonagoro, Soepomo, Liem Koen
Hian, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo
.
Nilai Ketuhanan:
M Yamin, Wiranata Kusuma, Soerio,
Soesanto Tirtoprojo, Dasaad, Agus
Salim, Abdurahim Pratalykrama,
Moh Hatta, Abdul Kadir, KH Sanoesi,
KH Bagoes Hadikoesoemo, Soepomo,
.
19. Penggalian Konsepsi Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia,
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan Perwakilan,
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Muhamad Yamin (Tertulis)
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan
Muhamad Yamin
(29 Mei 1945)
Pancasila
1. Kebangsaan Indonesia/ nasionalisme.
2. Internasionalisme/ Perikemanusiaan
3. Mufakat / demokrasi, 4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Tri Sila: 1. Sosio Nasionalisme, 2. Sosio Demokrasi,
3. Ketuhanan
Eka Sila: 1. Gotong royong
.
1. Persatuan,
2. Kekeluargaan,
3) Keseimbangan Lahir Batin,
4) Musyawarah,
5) Keadilan Rakyat
Mr Supomo (31 Mei 1945):
SUKARNO 1 JUNI 1945
20. Piagam Jakarta 22 Juni 1945
1. Ketuhanan dengan Kewajiban
Menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab,
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan Perwakilan,
5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
PERUMUSAN DAN
PENGESAHAN
PANCASILA
UUD 1945 18 Agustus 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab,
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
Perwakilan,
5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
PENGESAHAN
PERUMUSAN
21.
22. Umat Islam dan Jiwa Besar Kebangsaan
Presiden orang Indonesia asli
Ketuhanan Yang Maha Esa
Presiden orang Indonesia asli
dan beragama Islam
Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syar’iat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”
Sebelum
Perubaha
n
Content
Here
Diganti dengan kata
"Pembukaan
Kata "Mukaddimah"
Pasal 29 ayat (1) menjadi "Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa",
Negara berdasarkan atas Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syari'at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
PIAGAM
JAKARTA
PPKI
18-08-
1945
23. Pancasila (Historisitas dan Aktualitas)
PANCASILA Historisitas Aktualisasi dalam pancasila
Ketuhanan YME Agama memiliki peran penting di Nusantara
sejak zaman purba-sekarang (Menjelang
Kemerdekaan)
Meski golongan kebangsaan dan Agama berbeda pandangan
dalam relasi agama dan negara tetapi sepakat terkait nilai dan
dasar ketuhanan
Kemanusiaan yang Adil dan
beradab
Keadaban, globalitas dalam konstruk
keindonesiaan
Komitmen pada kemanusiaan, ketertiban dunia, perdamaian,
keadilan, pemuliaan HAM
Persatuan Indonesia Persamaan dalam Perbedaan, Nasionalisme, Persatuan, Kebangsaan, negara persatuan, nation and notion.
Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Demokrasi kekeluargaan menolak
individualisme menjadi titik temu
beragamnya spektrum ideologi-politik.
Pentingnya kedaulatan rakyat, dalam semangat kekeluargaan
(permusyawaratan), demokrasi.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
Kemakmuran yang menyejarah, Kapitalisme
dan Imperalisme sbg sumber kesengsaraan
masa kolonial.
Keadilan dan kesejahteraan rakyat
24. Pancasila dan Dinamika Perkembangannya
1. 1945-1968 : Tahap Politis
2. 1969-1994 : Tahap Pembangunan Ekonomi
3. 1995- Sekarang : Tahap Repositioning Pancasila
25. GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUDAYAAN
INDONESIA
Globalisasi (Selo Soemardjan) : proses terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia
CIRI-CIRI GLOBALISASI
Meningkatnya masalah bersama
Peningkatan interaksi kultural
melalui media massa
Saling ketergantungan pasar di
berbagai negara
Perubahan dalam ruang dan
waktu
30. •Core values adalah
seperangkat sumber perilaku
yang disepakati bersama
•Nilai ibarat KOMPAS
•Menentukan keputusan,
tujuan dan perilaku
(decision, goals, and
behavior)
Manusia Perlu ‘Core Values’
32. 1. Tangguh;
2. Kompetitif;
3. Berakhlak
mulia;
4. Bermoral;
5. Bertoleran;
6. Bergotong
royong;
7. Berjiwa
patriotik;
8. Berkembang
dinamis;
9. Berorientasi
Iptek yang
semuanya
dijiwai oleh
IMTAQ kepada
Tuhan Yang
Maha Esa
berdasarkan
Pancasila
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA YANG
BERAKHLAK
MULIA,
BERMORAL,
BERETIKA,
BERBUDAYA
DAN BERADAB
BERDASARKAN
PANCASILA
Pembangunan
Karakter Bangsa
R A N:
POLHUKAM,
KESRA,
PEREKONOMIAN
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
1. Disorientasi dalam
implementasi nilai-nilai
Pancasila;
2. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara;
3. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai
budaya bangsa;
4. Ancaman disintegrasi
bangsa ;
5. Melemahnya
kemandirian bangsa
STRATEGI:
1.Sosialisasi/
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama
1. Pancasila
2. UUD 45
3. Bhinneka
Tunggal Ika
4. NKRI
KONSENSUS
NASIONAL
LINGKUNGAN
STRATEGIS
Global,
Regional,
Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
+
FITRAH MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL YANG BERHARKAT DAN BERMARTABAT
32
33. OLAH
HATI
OLAH
PIKIR
OLAH
RASA/
KARSA
OLAH
RAGA
beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko,
pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik
ramah, saling
menghargai, toleran,
peduli, suka menolong,
gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretos
kerja
bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria,
dan gigih
cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi Ipteks,
dan reflektif
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)
33
34. PERBUATAN NILAI
MELAKUKANNYA LAGI
KEBIASAAN
S I F A T
KARAKTER
PROSES AKTUALISASI NILAI MENJADI KARAKTER
Nilai yang dihidupi
Perilaku yang dilakukan
terus-menerus membentuk
kebiasaan (habit)
Kebiasaan yang sangat
menonjol, diulangi pada
berbagai kondisi dan situasi.
Sifat yang sangat
menonjol, melekat
pada diri (pola
pikir, pola rasa,
pola laku)
35. Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
Nilai-nilai Karakter
Olah Hati
Olah
Pikir
Olah Karsa
Olah
Raga
Filosofi Pendidikan Karakter
Ki Hajar Dewantara
35
(Etika)
(Literasi)
(Kinestetika)
(Estetika)
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER
Nilai
Utama
Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong
Royong
Integritas
*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah
PEMBELAJARAN
Kristalisasi Nilai-Nilai
37. IMPLEMENTASI PENGUATAN KARAKTER
Menghargai religiusitas dan
keberagaman (Yayasan Sultan
Iskandar Muda, Medan)
Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai
mandiri, kerja keras dan gotong
royong.
Persatuan Indonesia dengan
mencintai dan menghormati
keberagaman budaya di Indonesia.
Berbagi, Peduli
Sesama
aktualisasi
nilai-nilai
Kemanusiaan
37
Zona Integritas
pembiasaan
ekosistem nilai-nilai
integritas.