Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
BudidayaBandeng
1. PROSPEK BUDIDAYA IKAN BANDENG KABUPATEN SIDOARJO
SOLUSI BAGI PEMBANTU PEREKONOMIAN MASYARAKAT
ABSTRAK
Nama :Rara Hardini
NRP :50145210831
Jurusan :TPS
2. A.Latar Belakang
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah
yang memiliki area tambak yang sangat besar dengan
32, 17% dari luas wilayah tambak di Propinsi Jawa
Timur, sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan
tempat budidaya ikan bandeng yang diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
penghasilan masyarakat yang lebih baik.
3. Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten
yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Menurut (BPS,
2002; Ikanmania, 2008) Propinsi Jawa Timur memiliki
luasan tambak terluas di Indonesia terutama berpusat
pada Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo.
Luasan tersebut mencapai 53. 423 ha atau 15% dari
keseluruhan luas wilayah tambak di seluruh
Indonesia.
4. Secara teknis budidaya ikan bandeng di
Kabupaten Sidoadrjo sangat mendukung.
Letaknya yang strategis antara jarak lokasi
tambak dan kota yang relatif dekat turut
membantu proses pemasaran ikan bandeng
produksi para petani Kabupaten Sidoarjo
(Hamdani, 2007).
5. Hasil Pengamatan
Provinsi Jawa Timur merupakan merupakan provinsi yang
memiliki area tambak terluas di Indonesia. Tahun 2000
tambak Jawa Timur tercatat seluas 53.423 ha atau 15% dari
luas tambak di tanah air (BPS, 2002; Abidin, 2010).
Pada saat ini masyarakat lebih berminat membudidayakan
ikan bandeng dibanding dengan udang windu. Hal ini
dikarenakan adanya serangan penyakit bercak putih yang
menyerang udang windu. Alasan lain yaitu ikan bandeng
lebih tahan terhadap berbagai penyakit yang menyerang
hewan air, dan ketika proses pembibitan sampai siap panen
ikan bandeng tidak membutuhkan perawatan khusus dan
rumit (Ikanmania, 2008).
6. Berikut adalah tabel data tentang luas tambak pertahun dan hasil
panen dari ikan bandeng menurut (BPS, 2002; Ikanmania, 2008):
Tahun Luas (Ha) Produksi (Ton)
1993 432156 355
1994 469839 346
1995 486611 361
1996 492879 404
1997 500468 370
1998 499818 354
1999 523818 413
2000 551778 430
2001 n.a 455
2002 n.a 472
7. Jika dilihat dari aspek ekonomi, budidaya ikan
bandeng juga lebih menguntungkan dari budidaya
ikan tambak jenis lainnya seperti, ikan mujair, nila
dan keting. Hal ini dikarenakan permintaan ikan
bandeng baik di kota dan desa lebih banyak bila
dibandingkan permintaan jenis ikan tambak
lainnya (Hamdani, 2007).
8. Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng
1.Penjemuran tambak Pada tahap penjemuran tambak, langka-
langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut,
a. Air dikeringkan terlebih dahulu melalui saluaran-saluran
pembuangam air yang telah tersedia, biasanya juga dapat mengguanakan
tenaga mesin untuk menyedot air yang masih tersisa dalam tambak.
b. Mengecek seluruh bagian tangul tambak, apabila terdapat kebocoran
segera diperbaiki dan diperkuat.
c. Lumpur yang cair dibuang atau dinakkan dari dalam tambak
d. Pengeringan tambak dilakukan kurang lbih selama dua minggu,
sampai tanah bagian dasar tambak terlihat retak-retak, hal ini bertujuan agar
tanah tambak terjadi sirkulasi udara karena beberapa bulan sebelumnya
selalu terendam air, selain itu juga dapat memudahkan proses selanjutnya
yakni pemupukan.
e. Pintu masuk air yang bocor juga harus diperbaiki untuk menghindari
kerusakan yang lebih parah, karena bagian ini sangat penting untuk
mendukung kebutuhan dan menjaga kesetabilan ketinggian air di dalam
tambak.
f. Pintu pembuangan air harus dibuat lebih rendah yang berfungsi untuk
mempercepat pembuangan air ketika tambak ingin dipanen.
9. 2.Pemupukan dan Pengapuran
Setelah tanah terlihat retak-retak barulah proses
pemupukan dilakukan. Sebaiknya petani tambak
menggunakan pupuk organik karena tidak ada efek
sampingnya bahkan membuat kualitas tanah bertambah
bagus. Apabila menggunakan pupuk anorganik, pupuk ini
cenderung tidak bertahan lama, dan apabila penggunaanya
secara berlebihan maka membuat tanah semakin keras.
Proses pemupukan sendiri terdiri dari:
a. Taburi pupuk kompos yang berasal dari kotoran
hewan dengan dosis 1—3 ton per Ha.
b. Taburi kapur sebanyak 1—2 ton per Ha, tergantung
dari keasaman pH tanah yang terdapat pada tambak.
c. Semprotkan atau siram dengan pupuk cair organik
sebanyak 4 liter per Ha, dan kemudian pemupukan secara
rutin harus dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai akhir
masa panen.
10. 3.Penebaran Benih Gelondongan
a.Setelah pemupukan benih tambak dilakukan, maka air
dimasukkan secara bertahap sebanyak 30% sebanyak tiga
kali hingga ketinggian 50 cm.
b.Selama air dimasukkan biarkan selama 2 minggu.
c. Setelah 2 minggu barulah penebaran benih gelondongan
ukuran 10 cm dengan padat tebar 50 ekor/meter.
Penebaran benih dilakukan terlebih dahulu dengan cara
memasukkan packing plastic ikan yang berisi nener
kedalam tambak selama 1—2 jam, hal ini bertujuan untuk
membantu adaptasi dari nener (bibit bandeng) dan agar
nener tidak stress ketika sudah dilepaskan dalam tambak.
11. 4.Pemberian pakan
a.Benih gelondongan yang baru ditebar cukup memakan
makanan alami yang ada di tambak.
b.Setelah 2 minggu penebaran ditaburkan lagi pupuk cair
organik yang bertujuan unutk menumbuhkan pakan alami
di tambak.
c.Memasukkan pupuk kompos ke dalam tambak yang
bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami, sehingga
mengurangi biaya untuk menghindari membeli pakan
buatan.
d.Pakan buatan dapat diberikan setelah bandeng berusia 3
bulan sampai musim panen, banyaknya memberikan
pakan buatan juga tergantung kebutuhan seberaba besar
ukuran ikan bandeng yang diinginkan ketika dipanen.
12. 5.Pemanen Ikan Bandeng
Pemanenan ikan bandeng terdapt du cara, yaitu cara panen selektif
dan panen total, berikut adalah penjelasannya.
a. Panen Selektif
Panen secara selektif menggunakan cara mengeringkan atau
membuang air dari tambak sebanyak 70%, kemudian menyeser
ikan dan dilakukan penyortiran, ikan yang dipanen adalah ikan
yang sudah memenuhi ukuran yang diharapkan dan kemudian
dijual kpada tengkulak maupun ke pasar.
b. Panen Total
Pemanenan dengan cara ini yaitu memanen semua secara serentak
ikan bandeng yang berada di tambak, pemanena secara ini tidak
memperhatikan besar kecil ukuran ikan, melainkan berdasarkan
lama waktu yang telah ditetapkan atau direnncanakan mulai dari
menebar benih sampai pada pemanenan. Dan semua hasilnya di
jual kepada tengkulak maupun ke pasar.