3. Keadilan.
Mungkin keadilan adalah kata yang
paling sensitif bagi sebagian besar warga
Indonesia kala itu. Bagaimana tidak, jika
pada masa pemerintahan Orde Baru,
banyak sekali kasus pelanggaran hukum
yang terjadi, salah satunya adalah
pelanggaran hak asasi manusia.
6. Seperti kasus Ambon
(1999), kasus Poso (1998-
2000), kasus Dayak-Madura
(2000), kasus pembunuhan
Munir (2004), dan
serentetan kasus-kasus
yang lain.
9. KARIR PENGHARGAAN
O Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau
HAM Indonesia Imparsial
O Ketua Dewan Pengurus KONTRAS
(2001)
O Koordinator Badan Pekerja KONTRAS
(16 April 1998-2001)
O Wakil Ketua Dewan Pengurus YLBHI
(1998)
O Wakil Ketua Bidang Operasional YLBHI
(1997)
O Sekretaris Bidang Operasional YLBHI
(1996)
O - Direktur LBH Semarang (1996)
O - Kepala Bidang Operasional LBH
Surabaya (1993-1995)
O Koordinator Divisi Pembunuhan dan
Divisi Hak Sipil Politik LBH Surabaya
(1992-1993)
O Ketua LBH Surabaya Pos Malang
O Relawan LBH Surabaya (1989)
O Right Livelihood Award 2000,
Penghargaan pengabdian bidang
kemajuan HAM dan kontrol sipil
terhadap militer (Swedia, 8 Desember
2000)
O Mandanjeet Singh Prize, UNESCO,
untuk kiprahnya mempromosikan
Toleransi dan Anti-Kekerasan (2000)
O Salah satu Pemimpin Politik Muda Asia
pada Milenium Baru (Majalah
Asiaweek, Oktober 1999)
O Man of The Year versi majalah Ummat
(1998).
O Suardi Tasrif Awards, dari Aliansi
Jurnalis Independen, (1998) atas nama
Kontras
O Serdadu Awards, dari Organisasi
Seniman dan Pengamen Jalanan
Jakarta (1998)
O Yap Thiam Hien Award (1998)
O Satu dari seratus tokoh Indonesia abad
XX, majalah Forum Keadilan
10. Seorang tokoh penegak hukum ,yang
fenomenal dimana kasus
pembunuhannya begitu misterius
sebab sampai sekarang belum tau
siapa pelakunya. Aktivis HAM yang
sangat aktif dalam penuntasan kasus
orang hilang ini, ternyata sejak tahun
1998, ia telah berhasil menyelesaikan
banyak kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia.
11.
12. Mungkin karena kebencian
para penguasa orde baru
terhadap gerakan ‘human
right’ (Munir) sangatlah
beralasan. Mereka yang telah
semena-mena menindas,
membunuh, dan membantai
rakyat kecil mendapat
perlawanan keras dari Munir.
13.
14. Saat itu, pesawat baru saja tinggal
landas dari bandara Changi Singapura,
Munir tiba-tiba mengeluh sakit perut
dan meminta obat pada pramugari
yang tengah melintas saat itu. Namun,
obat yang dikehendaki Munir tidak
tersedia saat itu, sehingga Munir
hanya bisa menahan sakit dan
berulang kali buang air besar, hingga
perjalanan sampai di India.
15. Hingga akhirnya dalam
rentang waktu Munir
beristirahat - sebelum 2 jam
pesawat mendarat di Bandara
Schipol - purser yang menjaga
Munir, menemukan Munir
tertidur dalam posisi miring
dengan air liur tak berbusa.
16. Kematian Munir di
pesawat Garuda pada 7
September 2004, mungkin
menjadi kemenangan
terbesar bagi para
penjahat kemanusiaan di
negeri ini.
17.
18. Usaha para jaksa
membongkar kasus
pembunuhan dan
menuntut pelaku
pembunuhan, kandas
ditangan majelis hakim PN
Jakarta Selatan.
19. Kurangkah bukti di
pengadilan? Ataukah ada
rupiah atau ancaman yang
diterima oleh para ‘penegak
hukum’ di institusi peradilan
kita???
20.
21. Berkat upaya dan jasanya yang
telah membantu
memperjuangkan HAM,
Munir diusulkan menjadi
pahlawan nasional. Kini,
Munir dimakamkan di
Pemakaman Umum Kota Batu.
22.
23.
24. Seorang wartawan harian
yang sangat kritis dengan
kebijakan masa orde baru dan
ia kerap menulis artikel yang
mengkritik kebijakan
pemerintah Orde Baru dan
militer. Ia menjadi wartawan di
Harian Bernas sejak 1986.
25.
26. Selasa malam, sekitar pukul
23.30 WIB, 13 Agustus 1996,
ia dianiaya pria tak dikenal
di depan rumah
kontrakannya, di dusun
Gelangan Samalo, Jalan
Parangtritis Km 13
Yogyakarta.
27. Udin, yang sejak malam
penganiayaan itu, terus
berada dalam keadaannya
koma dan dirawat di RS
Bethesda, Yogyakarta.
Esok paginya, Udin
menjalani operasi otak di
rumah sakit tersebut.
28. Namun, dikarenakan parahnya
sakit yang diderita akibat
pukulan batang besi di bagian
kepala itu, akhirnya Udin
meninggal dunia pada Jumat,
16 Agustus 1996, pukul 16.50
WIB.