SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL
UU NO.11 TAHUN 1967
Pengelolaan Sumberdaya Mineral
• Undang-undang pertambangan yang
dipergunakan oleh Pemerintah Republik
Indonesia:
– UU No. 37 Prp Tahun 1960
– UU No.11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan
– UU No.4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
• Bahasan mengenai pengelolaan sumberdaya
mineral akan difokuskan pada UU No.11 Tahun
1967.
UU No.11 Tahun 1967
• UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan
• terdiri atas 37 Pasal dan 2 Bab
Penguasaan Bahan Galian
• Segala bahan galian yang terdapat dalam
wilayah hukum pertambangan Indonesia yang
merupakan endapan-endapan alam sebagai
karunia Tuhan yang Maha Esa, adalah
kekayaan Nasional bangsa Indonesia dan oleh
karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh
Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Penggolongan Bahan Galian
• Bahan-bahan galian dibagi atas tiga golongan :
– golongan bahan galian strategis (golongan A);
– golongan bahan galian vital (golongan B);
– golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam
golongan A atau B.
Penggolongan Bahan Galian
• Penguasaan bahan galian berdasarkan golongannya:
– Pelaksanaan Penguasaan Negara dan pengaturan usaha
pertambangan bahan galian huruf A dan B dilakukan oleh Menteri;
– Pelaksanaan Penguasaan Negara dan pengaturan usaha
pertambangan bahan galian huruf C dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Tingkat I tempat terdapatnya bahan galian itu;
– Dengan memperhatikan kepentingan pembangunan Daerah
khususnya dan Negara umumnya Menteri dapat menyerahkan
pengaturan usaha pertambangan bahan galian tertentu dari antara
bahan-bahan galian huruf B kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
tempat terdapatnya bahan galian itu.
Wilayah Pertambangan
• Untuk wilayah pertambangan secara terinci
tidak diatur dimana saja lokasi yang dapat
dijadikan lokasi penambangan , kecuali bahwa
usaha pertambangan tidak berlokasi di tempat
suci, kuburan, bangunan dll
Pelaksana Usaha Pertambangan
• Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri;
• Perusahaan Negara;
• Perusahaan Daerah;
• Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan
Daerah;
• Koperasi;
• Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat-
syarat;
• Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan/atau
Daerah dengan Koperasi dan/atau Badan/Perseorangan
Swasta yang memenuhi syarat-syarat;
• Pertambangan Rakyat;
Pelaksana Usaha Pertambangan
• Menteri dapat menunjukan pihak lain sebagai kontraktor apabila
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang belum atau
tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Instansi Pemerintah atau
Perusahaan Negara yang bersangkutan selaku pemegang kuasa
pertambangan.
• Dalam mengadakan perjanjian karya dengan kontraktor, Instansi
Pemerintah atau Perusahaan Negara harus berpegang pada pedoman-
pedoman, petunjuk-petunjuk, dan syarat-syarat yang diberikan oleh
Menteri.
• Perjanjian karya mulai berlaku sesudah disahkan oleh Pemerintah setelah
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat apabila menyangkut
eksploitasi golongan a dan/atau yang perjanjian karyanya berbentuk
penanaman modal asing.
Pertambangan Rakyat
• Pertambangan Rakyat bertujuan memberikan kesempatan
kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan galian
untuk turut serta membangun Negara dibidang
pertambangan dengan bimbingan Pemerintah.
• Pertambangan Rakyat hanya dapat dilakukan oleh Rakyat
setempat yang memegang Kuasa Pertambangan (Izin)
Pertambangan Rakyat.
Lingkup Usaha Pertambangan
• penyelidikan umum;
• eksplorasi;
• eksploitasi;
• pengolahan dan pemurnian;
• pengangkutan;
• penjualan;
Kuasa Pertambangan
• Kuasa Pertambangan vs Konsesi:
– Konsesi berkonotasi pelimpahan penguasaan akan bahan
galian dari negara ke pemegang hak
– Kuasa Pertambangan – wewenang yang diberikan oleh
pemilik bahan galian (bangsa Indonesia) kepada pemegang
KP untuk melakukan usaha pertambangan
• KP pertama kali pada Perpu 37/1960
• Usaha pertambangan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan
atau perseorangan apabila kepadanya telah diberikan kuasa
pertambangan.
• Ketentuan-ketentuan tentang isi, wewenang, luas wilayah dan
syarat-syarat kuasa pertambangan serta kemungkinan
pemberian jasa penemuan bahan galian baik langsung oleh
Pemerintah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Kuasa Pertambangan
• Kuasa Pertambangan diberikan dengan Keputusan Menteri.
• Kuasa pertambangan dapat dipindahkan kepada perusahaan
atau perseorangan lain bilamana memenuhi dengan
persetujuan Menteri.
• Dalam melakukan pekerjaan usaha pertambangan
berdasarkan suatu kuasa pertambangan, maka Pertambangan
Rakyat yang telah ada tidak boleh diganggu.
• Permintaan untuk memperoleh kuasa pertambangan diajukan
kepada Menteri.
Kuasa Pertambangan
• Berakhirnya Kuasa Pertambangan:
– karena dikembalikan;
– karena dibatalkan;
– karena habis waktunya
• Pemegang kuasa pertambangan dapat menyerahkan kembali
kuasa pertambangannya dengan pernyataan tertulis kepada
Menteri.
• Apabila waktu yang ditentukan dalam suatu kuasa
pertambangan telah berakhir, sedangkan untuk kuasa
pertambangan tersebut tidak diberikan perpanjangan maka
kuasa pertambangan tersebut berakhir menurut hukum.
Kuasa Pertambangan dan Hak Atas
Tanah
• Pemegang kuasa pertambangan diwajibkan mengganti
kerugian akibat dari usahanya pada segala sesuatu yang
berada di atas tanah kepada yang berhak atas tanah di dalam
lingkungan daerah kuasa pertambangan maupun di luarnya,
dengan tidak memandang apakah perbuatan itu dilakukan
dengan atau tidak dengan sengaja, maupun yang dapat atau
tidak dapat diketahui terlebih dahulu.
• Kerugian yang disebabkan oleh usaha-usaha dari dua
pemegang kuasa pertambangan atau lebih, dibebankan
kepada mereka bersama.
Kuasa Pertambangan dan Hak Atas
Tanah
• Apabila telah didapat izin kuasa pertambangan atas sesuatu
daerah atau wilayah menurut hukum yang berlaku, maka
kepada mereka yang berhak atas tanah diwajibkan
memperbolehkan pekerjaan pemegang kuasa pertambangan
atas tanah yang bersangkutan atas dasar mufakat kepadanya:
• sebelum pekerjaan dimulai, dengan diperlihatkannya surat
kuasa pertambangan atau salinannya yang sah diberitahukan
tentang maksud dan tempat pekerjaan-pekerjaan itu
akandilakukan ;
• diberi ganti kerugian atau jaminan ganti kerugian itu terlebih
dahulu.
Kuasa Pertambangan dan Hak Atas
Tanah
• Apabila telah ada hak tanah atas sebidang tanah yang
bersangkutan dengan wilayah kuasa pertambangan, maka
kepada yang berhak diberi ganti rugi yang jumlahnya
ditentukan bersama antara pemegang kuasa pertambangan
yang mempunyai hak atas tanah tersebut atas dasar
musyawarah dan mufakat, untuk penggantian sekali atau
selama hak itu tidak dapat diperguanakan.
• Apabila telah diberikan kuasa pertambangan pada sebidang
tanah yang diatasnya tidak terdapat hak tanah, maka atas
sebidang tanah tersebut atau bagian- bagiannya tidak dapat
diberi hak tanah kecuali dengan persetujuan Menteri.
Pungutan-Pungutan Negara
• Pemegang kuasa pertambangan membayar kepada Negara
iuran tetap, iuran eksplorasi dan/atau eksploitasi dan/atau
pembayaran-pembayaran lain yang berhubungan dengan
kuasa pertambangan yang bersangkutan.
• Pungutan-pungutan Negara diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
• Kepada Daerah Tingkat I dan II diberikan bagian dari
pungutan-pungutan Negara tersebut, yang ketentuannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Hal-hal Lain Menyangkut Pengelolaan
Pertambangan
• Pemegang KP membayar iuran tetap dan iuran
ekplorasi/eksploitasi
• Setelah selesai harus mengembalikan agar tidak
menimbulkan penyakit dan bahaya

More Related Content

Similar to UU11Pertambangan

Contract of work, mkn 2013
Contract of work, mkn 2013Contract of work, mkn 2013
Contract of work, mkn 2013Hanif S
 
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Nikka Sasongko
 
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4Uu tambang dan perburuhan m ateri 4
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4Sylvester Saragih
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaTaufik Rahman
 
Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3Sylvester Saragih
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1Sukman Sukman
 
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptMANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptAmpuangDekDuan
 
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docxMAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docxebbyabadi
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxary-red78
 
Reforma agraria solusi perubahan iklim
Reforma agraria solusi perubahan iklimReforma agraria solusi perubahan iklim
Reforma agraria solusi perubahan iklimswirawan
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiasitirahmadalimunte
 

Similar to UU11Pertambangan (15)

Contract of work, mkn 2013
Contract of work, mkn 2013Contract of work, mkn 2013
Contract of work, mkn 2013
 
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
Review Perbandingan UU Minerba No. 11 Th. 1967 VS UU No.4 Th. 2009
 
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4Uu tambang dan perburuhan m ateri 4
Uu tambang dan perburuhan m ateri 4
 
Hukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesiaHukum pertanahan indonesia
Hukum pertanahan indonesia
 
Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3Uu tambang dan perburuhan materi 3
Uu tambang dan perburuhan materi 3
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1
 
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptMANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docxMAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
 
Reforma agraria solusi perubahan iklim
Reforma agraria solusi perubahan iklimReforma agraria solusi perubahan iklim
Reforma agraria solusi perubahan iklim
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
 
LANDREFORM.pptx
LANDREFORM.pptxLANDREFORM.pptx
LANDREFORM.pptx
 
Pp1 2014bt
Pp1 2014btPp1 2014bt
Pp1 2014bt
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (12)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

UU11Pertambangan

  • 2. Pengelolaan Sumberdaya Mineral • Undang-undang pertambangan yang dipergunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia: – UU No. 37 Prp Tahun 1960 – UU No.11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan – UU No.4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara • Bahasan mengenai pengelolaan sumberdaya mineral akan difokuskan pada UU No.11 Tahun 1967.
  • 3. UU No.11 Tahun 1967 • UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pertambangan • terdiri atas 37 Pasal dan 2 Bab
  • 4. Penguasaan Bahan Galian • Segala bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan endapan-endapan alam sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa, adalah kekayaan Nasional bangsa Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  • 5. Penggolongan Bahan Galian • Bahan-bahan galian dibagi atas tiga golongan : – golongan bahan galian strategis (golongan A); – golongan bahan galian vital (golongan B); – golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam golongan A atau B.
  • 6. Penggolongan Bahan Galian • Penguasaan bahan galian berdasarkan golongannya: – Pelaksanaan Penguasaan Negara dan pengaturan usaha pertambangan bahan galian huruf A dan B dilakukan oleh Menteri; – Pelaksanaan Penguasaan Negara dan pengaturan usaha pertambangan bahan galian huruf C dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I tempat terdapatnya bahan galian itu; – Dengan memperhatikan kepentingan pembangunan Daerah khususnya dan Negara umumnya Menteri dapat menyerahkan pengaturan usaha pertambangan bahan galian tertentu dari antara bahan-bahan galian huruf B kepada Pemerintah Daerah Tingkat I tempat terdapatnya bahan galian itu.
  • 7. Wilayah Pertambangan • Untuk wilayah pertambangan secara terinci tidak diatur dimana saja lokasi yang dapat dijadikan lokasi penambangan , kecuali bahwa usaha pertambangan tidak berlokasi di tempat suci, kuburan, bangunan dll
  • 8. Pelaksana Usaha Pertambangan • Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri; • Perusahaan Negara; • Perusahaan Daerah; • Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan Daerah; • Koperasi; • Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat- syarat; • Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan/atau Daerah dengan Koperasi dan/atau Badan/Perseorangan Swasta yang memenuhi syarat-syarat; • Pertambangan Rakyat;
  • 9. Pelaksana Usaha Pertambangan • Menteri dapat menunjukan pihak lain sebagai kontraktor apabila diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang belum atau tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Instansi Pemerintah atau Perusahaan Negara yang bersangkutan selaku pemegang kuasa pertambangan. • Dalam mengadakan perjanjian karya dengan kontraktor, Instansi Pemerintah atau Perusahaan Negara harus berpegang pada pedoman- pedoman, petunjuk-petunjuk, dan syarat-syarat yang diberikan oleh Menteri. • Perjanjian karya mulai berlaku sesudah disahkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat apabila menyangkut eksploitasi golongan a dan/atau yang perjanjian karyanya berbentuk penanaman modal asing.
  • 10. Pertambangan Rakyat • Pertambangan Rakyat bertujuan memberikan kesempatan kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan galian untuk turut serta membangun Negara dibidang pertambangan dengan bimbingan Pemerintah. • Pertambangan Rakyat hanya dapat dilakukan oleh Rakyat setempat yang memegang Kuasa Pertambangan (Izin) Pertambangan Rakyat.
  • 11. Lingkup Usaha Pertambangan • penyelidikan umum; • eksplorasi; • eksploitasi; • pengolahan dan pemurnian; • pengangkutan; • penjualan;
  • 12. Kuasa Pertambangan • Kuasa Pertambangan vs Konsesi: – Konsesi berkonotasi pelimpahan penguasaan akan bahan galian dari negara ke pemegang hak – Kuasa Pertambangan – wewenang yang diberikan oleh pemilik bahan galian (bangsa Indonesia) kepada pemegang KP untuk melakukan usaha pertambangan • KP pertama kali pada Perpu 37/1960 • Usaha pertambangan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan atau perseorangan apabila kepadanya telah diberikan kuasa pertambangan. • Ketentuan-ketentuan tentang isi, wewenang, luas wilayah dan syarat-syarat kuasa pertambangan serta kemungkinan pemberian jasa penemuan bahan galian baik langsung oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 13. Kuasa Pertambangan • Kuasa Pertambangan diberikan dengan Keputusan Menteri. • Kuasa pertambangan dapat dipindahkan kepada perusahaan atau perseorangan lain bilamana memenuhi dengan persetujuan Menteri. • Dalam melakukan pekerjaan usaha pertambangan berdasarkan suatu kuasa pertambangan, maka Pertambangan Rakyat yang telah ada tidak boleh diganggu. • Permintaan untuk memperoleh kuasa pertambangan diajukan kepada Menteri.
  • 14. Kuasa Pertambangan • Berakhirnya Kuasa Pertambangan: – karena dikembalikan; – karena dibatalkan; – karena habis waktunya • Pemegang kuasa pertambangan dapat menyerahkan kembali kuasa pertambangannya dengan pernyataan tertulis kepada Menteri. • Apabila waktu yang ditentukan dalam suatu kuasa pertambangan telah berakhir, sedangkan untuk kuasa pertambangan tersebut tidak diberikan perpanjangan maka kuasa pertambangan tersebut berakhir menurut hukum.
  • 15. Kuasa Pertambangan dan Hak Atas Tanah • Pemegang kuasa pertambangan diwajibkan mengganti kerugian akibat dari usahanya pada segala sesuatu yang berada di atas tanah kepada yang berhak atas tanah di dalam lingkungan daerah kuasa pertambangan maupun di luarnya, dengan tidak memandang apakah perbuatan itu dilakukan dengan atau tidak dengan sengaja, maupun yang dapat atau tidak dapat diketahui terlebih dahulu. • Kerugian yang disebabkan oleh usaha-usaha dari dua pemegang kuasa pertambangan atau lebih, dibebankan kepada mereka bersama.
  • 16. Kuasa Pertambangan dan Hak Atas Tanah • Apabila telah didapat izin kuasa pertambangan atas sesuatu daerah atau wilayah menurut hukum yang berlaku, maka kepada mereka yang berhak atas tanah diwajibkan memperbolehkan pekerjaan pemegang kuasa pertambangan atas tanah yang bersangkutan atas dasar mufakat kepadanya: • sebelum pekerjaan dimulai, dengan diperlihatkannya surat kuasa pertambangan atau salinannya yang sah diberitahukan tentang maksud dan tempat pekerjaan-pekerjaan itu akandilakukan ; • diberi ganti kerugian atau jaminan ganti kerugian itu terlebih dahulu.
  • 17. Kuasa Pertambangan dan Hak Atas Tanah • Apabila telah ada hak tanah atas sebidang tanah yang bersangkutan dengan wilayah kuasa pertambangan, maka kepada yang berhak diberi ganti rugi yang jumlahnya ditentukan bersama antara pemegang kuasa pertambangan yang mempunyai hak atas tanah tersebut atas dasar musyawarah dan mufakat, untuk penggantian sekali atau selama hak itu tidak dapat diperguanakan. • Apabila telah diberikan kuasa pertambangan pada sebidang tanah yang diatasnya tidak terdapat hak tanah, maka atas sebidang tanah tersebut atau bagian- bagiannya tidak dapat diberi hak tanah kecuali dengan persetujuan Menteri.
  • 18. Pungutan-Pungutan Negara • Pemegang kuasa pertambangan membayar kepada Negara iuran tetap, iuran eksplorasi dan/atau eksploitasi dan/atau pembayaran-pembayaran lain yang berhubungan dengan kuasa pertambangan yang bersangkutan. • Pungutan-pungutan Negara diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. • Kepada Daerah Tingkat I dan II diberikan bagian dari pungutan-pungutan Negara tersebut, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 19. Hal-hal Lain Menyangkut Pengelolaan Pertambangan • Pemegang KP membayar iuran tetap dan iuran ekplorasi/eksploitasi • Setelah selesai harus mengembalikan agar tidak menimbulkan penyakit dan bahaya