SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 136/PMK.05/2016
Menimbang
Mengingat
TENTANG
PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 2 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Pengelolaan Aset pada Badan Layanan
Umum;
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
www.jdih.kemenkeu.go.id
Menetapkan
-2-
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5340);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN
ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1 . Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU
adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencan keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
2. Aset BLU adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh BLU sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh serta
dapat diukur dalam satuan uang, dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
3 . Aset Lancar BLU adalah Aset BLU yang diperkirakan akan
direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dimiliki untuk
diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek yang
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 1 2 (dua
belas) bulan dari tanggal neraca, dan/atau berupa kas
atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi,
www.jdih.kemenkeu.go.id
-3-
meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka,
dan biaya dibayar di muka.
4. Aset Tetap BLU adalah Aset BLU yang berwujud dan
mempunyai masa manfaat lebih dari1 2 (dua belas) bulan
untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan,
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
5. Aset Lainnya BLU adalah Aset BLU selain Aset Lancar
BLU, investasi jangka panjang BLU, dan Aset Tetap BLU.
6 . Kerja Sama Operasional yang selanjutnya disingkat KSO
adalah pendayagunaan Aset BLU dan/atau aset milik
pihak lain dalam rangka tugas dan fungsi BLU, melalui
kerja sama antara BLU dengan pihak lain yang dituangkan
dalam naskah perjanjian.
7. Kerja Sama Sumber Daya Manusia dan/atau Manajemen
yang selanjutnya disebut KSM adalah pendayagunaan
Aset BLU dan/atau aset milik pihak lain dengan
mengikutsertakan sumber daya manusia dan/atau
kemampuan manajerial dari BLU dan/atau pihak lain,
dalam rangka mengembangkan kapasitas layanan dan
meningkatkan daya guna, nilai tambah, dan manfaat
ekonomi dari Aset BLU.
8. Mitra KSO atau KSM yang selanjutnya disebut Mitra
adalah pihak lain yang melakukan perikatan dengan BLU
dalam rangka KSO atau KSM.
9. Tugas dan Fungsi BLU adalah kegiatan/aktivitas yang
dilaksanakan oleh pejabat pengelola dan/atau pegawai
pada BLU dalam rangka memberikan dan/atau
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan struktur organisasi dan tata kerja pada BLU yang
telah ditetapkan menteri/pimpinan lembaga.
1 O. KSO Tanah dan Bangunan adalah pendayagunaan atas
tanah dan/atau gedung dan bangunan milik BLU untuk
digunakan BLU dan/atau Mitra, sesuai dengan perjanjian.
11. KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan adalah
pendayagunaan atas aset selain tanah dan/atau
ff
www.jdih.kemenkeu.go.id
-4-
bangunan yang dikuasi atau dimiliki oleh BLU untuk
digunakan BLU dan/atau Mitra, sesuai dengan perjanjian.
12. Rencana Bisnis dan Anggaran BLU yang selanjutnya
disebut RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan
penganggaran yang berisi program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran suatu BLU.
Pasal 2
(1) BLU bertugas mengelola aset pada BLU.
(2) Hasil pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
digunakan sepenuhnya untuk menyelenggarakan
kegiatan BLU dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Pasal 3
Pengelolaan aset pada BLU meliputi:
a. pelaksanaan pengelolaan Aset BLU; dan
b. pelaksanaan pengelolaan aset pihak lain.
Pasal4
Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 meliputi perencanaan dan penganggaran, penggunaan,
pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan, dan
penghapusan.
BAB II
ASAS UMUM
Pasal 5
Pengelolaan aset pada BLU dilaksanakan berdasarkan asas
fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan,
efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-
BAB III
PELAKSANAAN PENGELOLAAN ASET BLU
DAN ASET PIHAK LAIN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 berpedoman pada ketentuan perundang-undangan
di bidang pengelolaan barang milik negara sepanjang tidak
diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
(1) Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
a. tidak mengganggu kegiatan pemberian pelayanan
umum kepada masyarakat;
b. biaya dalam rangka pelaksanaan kerja sama tidak
dapat dibebankan pada Rupiah Murni APBN;
c. Aset BLU dapat digunakan sebagai dasar penerbitan
surat berharga setelah mendapatkan izin dari
Menteri Keuangan; dan
d. tidak berakibat terjadinya pengalihan Aset BLU
kepada pihak lain.
(2) Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan mekanisme KSO atau
KSM.
(3) Biaya yang timbul dalam rangka persiapan pelaksanaan
KSO atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dibebankan pada Rupiah Murni APBN.
Pasal 8
KSO atau KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
bertujuan untuk:
a. meningkatkan penyediaan pelayanan umum kepada
masyarakat;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6-
b. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Aset BLU; dan
c. meningkatkan pendapatan BLU yang dapat digunakan
langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA.
Pasal 9
KSO atau KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
berupa:
a. KSO terhadap Aset BLU;
b. KSO terhadap aset pihak lain; dan
c. KSM pada BLU dan/atau pihak lain.
Pasal 10
(1) Pemimpin BLU melakukan KSO dan/atau KSM dalam
rangka Tugas dan Fungsi pada BLU.
(2) KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan melibatkan pihak lain sebagai Mitra.
(3) KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dituangkan dalam naskah perjanjian antara pemimpin
BLU dengan Mitra.
Pasal 11
Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan
yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh
pemimpin BLU sesuai ketentuan peraturan perundang­
undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU.
Mitra terdiri atas:
a. pemerintah daerah;
Bagian Kedua
Mitra
Pasal 12
b. badan usaha milik negara;
c. badan usaha milik daerah;
d. BLU;
e. BLU daerah;
f. perusahaan swasta;
www.jdih.kemenkeu.go.id
g. yayasan;
- 7-
h. koperasi; dan/atau
i. perorangan.
Bagian Ketiga
Perencanaan KSO dan/atau KSM
Pasal 13
(1) Pemimpin BLU menyusun rencana KSO dan/atau KSM
yang paling sedikit menjelaskan secara ringkas mengenai
maksud dan tujuan, bentuk, dan hasil analisis dan
evaluasi dari aspek teknis, aspek keuangan, dan aspek
hukum.
(2) Analisis dan evaluasi dari aspek teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk berupa spesifikasi
teknis/kualifikasi dan/atau kegiatan terkait objek KSO
dan/atau KSM.
(3) Analisis dan evaluasi dari aspek keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk proyeksi pendapatan
dan biaya yang timbul dari pelaksanaan KSO dan/atau
KSM.
(4) Analisis dan evaluasi dari aspek hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk kelengkapan bukti
kepemilikan aset, resiko, dan/atau rekam jejak Mitra.
(5) Rencana KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dicantumkan dalam RBA.
Bagian Keempat
KSO Terhadap Aset BLU
Pasal 14
(1) KSO terhadap Aset BLU dilakukan terhadap objek KSO
berupa:
a. tanah;
b. gedung dan bangunan; dan/atau
c. selain tanah dan/atau bangunan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-8-
(2) Aset BLU selain tanah dan/atau bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c termasuk aset tak
berwujud.
(3) Aset tak berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas:
a. perangkat lunak komputer (software);
b. lisensi dan franchise;
c. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat
jangka panjang;
d. hak cipta (copyright), paten, dan hak kekayaan
intelektual lainnya;
e. merk dagang;
f. karya sem yang mempunyai nilai sejarah/budaya;
dan
g. aset tak berwujud lainnya.
Pasal1 5
KSO terhadap Aset BLU dilakukan dalam bentuk:
a. KSO Tanah dan Bangunan; dan/atau
b. KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan.
Pasal 16
KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 5 huruf a dilakukan dalam bentuk:
a. Mitra mendayagunakan tanah dan/atau gedung dan
bangunan milik BLU dalam rangka pelaksanaan Tugas
dan Fungsi BLU selama jangka waktu tertentu yang
disepakati dalam perjanjian;
b. Mitra mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya di atas tanah milik BLU, dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan kepada BLU, untuk
kemudian digunakan oleh Mitra atau Mitra bersama BLU
dalam rangka pelaksanaan Tugas dan Fungsi BLU selama
jangka waktu tertentu yang disepakati dalam perjanjian;
dan/atau
c. Mitra mendirikan gedung dan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya di atas tanah milik BLU, untuk
"'
www.jdih.kemenkeu.go.id
-9-
kemudian digunakan oleh Mitra dalam rangka
pelaksanaan Tugas dan Fungsi BLU, dan Mitra
menyerahkan gedung dan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya kepada BLU sesuai jangka waktu yang
disepakati dalam perjanjian.
Pasal 17
KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU.
b. Jangka waktu KSO dapat dilakukan berdasarkan
periodesitas pendayagunaan per tahun, per bulan, per
hari, atau per jam.
c. Jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b
paling lama 15 (lima belas) tahun sejak ditandatanganinya
perJanJ1an.
d. Jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b
apabila telah berakhir dapat diperpanjang setelah
dilakukan evaluasi.
Pasal 18
(1) Dalam pelaksanaan KSO sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, selain mendapatkan kompensasi tetap,
pem1mpm BLU dapat mengenakan imbal hasil kepada
Mitra.
(2) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan memperhitungkan:
a. omzet;
b. keuntungan; atau
c. biaya operasional.
(3) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh pemimpin BLU.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-10-
Pasal 19
KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf b dan huruf c dilakukan berdasarkan
keputusan pemimpin BLU.
Pasal 20
(1) BLU mendapatkan imbalan dari hasil KSO Tanah dan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 berupa
kompensasi tetap dan/atau imbal hasil.
(2) Besaran kompensasi tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh pemimpin BLU dengan paling
sedikit mempertimbangkan:
a. nilai wajar atas tanah milik BLU yang menjadi objek
KSO;
b. nilai penghapusan bangunan; dan
c. estimasi nilai sisa bangunan pada akhir pelaksanaan
KSO (terminal value).
(3) Nilai penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b diperhitungkan dalam hal terdapat bangunan
yang dihapuskan di atas tanah milik BLU yang menjadi
objek KSO.
(4) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dihitung dengan mempertimbangkan pendapatan dan
belanja KSO.
Pasal 21
(1) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ditetapkan dengan
memperhitungkan masa manfaat bangunan.
(2) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 30
(tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.
(3) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya berlaku untuk
1 (satu) kali perjanjian dan tidak dapat dilakukan
perpanJangan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-11-
Pasal 22
(1) Dalam hal KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 berakhir, Mitra dapat
melanjutkan kerja sama dengan bentuk KSO Tanah dan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6
huruf a.
(2) Pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah:
a. evaluasi terhadap pelaksanaan KSO Tanah dan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
huruf b dan huruf c, yang telah dilaksanakan dengan
Mitra yang ingin melanjutkan kerja sama;
b. rencana KSO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) telah disusun pemimpin BLU; dan
c. ditetapkan dalam naskah perjanjian.
Pasal 23
KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan berdasarkan
keputusan pemimpin BLU.
Pasal 24
KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. BLU mendapatkan imbalan berupa kompensasi tetap,
imbal hasil, dan/atau manfaat ekonomi lainnya.
b. Setelah jangka waktu KSO berakhir, Mitra dapat
mengajukan perpanjangan kerja sama.
c. Perpanjangan kerja sama sebagaimana dimaksud pada
huruf b, ditetapkan pemimpin BLU setelah dilakukan
evaluasi dan penyesuaian klausul dalam perjanjian.
d. Dalam hal Mitra tidak mengajukan perpanjangan kerja
sama sebagaimana dimaksud pada huruf b, Mitra tidak
diperbolehkan menggunakan manfaat dari aset selain
tanah dan/atau bangunan milik BLU demi kepentingan
""·
www.jdih.kemenkeu.go.id
-12-
sencliri, clan menjamin bebas clari segala tuntutan hukum
clan hak-hak pihak ketiga.
Bagian Kelima
KSO Terhaclap Aset Pihak Lain
Pasal25
KSO terhaclap aset pihak lain clilakukan terhaclap objek KSO
berupa peralatan clan mesin milik Mitra.
Pasal26
KSO terhaclap aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam
Pasal 25 clilakukan clengan cara BLU menclayagunakan
peralatan clan mesin milik Mitra, untuk selanjutnya cligunakan
clalam pemberian pelayanan umum BLU sesuai jangka waktu
tertentu yang clisepakati.
Pasal27
KSO terhaclap aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam
Pasal25 clilakukan berclasarkan keputusan pemimpin BLU.
Pasal 28
BLU menclapatkan imbal hasil clari pelaksanaan KSO terhaclap
aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam Pasal25.
Pasal29
Jangka waktu tertentu sebagaimana climaksucl clalam Pasal26
clitetapkan clengan memperhitungkan masa manfaat peralatan
clan mesin.
Bagian Keenam
KSM
Pasal 30
BLU clapat melakukan KSM clalam bentuk:
a. Penclayagunaan aset BLU clan/atau Mitra clalam rangka
menghasilkan layanan, clengan menggunakan/
�
www.jdih.kemenkeu.go.id
-13-
menyertakan sumber daya manus1a dan/atau
kemampuan manajerial yang dimiliki BLU.
b. Pendayagunaan aset BLU dan/atau Mitra dalam rangka
menghasilkan layanan, dengan menggunakan/
menyertakan sumber daya manus1a dan/atau
kemampuan manajerial yang dimiliki Mitra.
Pasal 31
KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU.
b. Jangka waktu KSM paling lama 5 (lima) tahun sejak
ditandatanganinya perjanjian.
c. Jangka waktu KSM sebagaimana dimaksud pada huruf b
apabila telah berakhir dapat diperpanjang setelah
dilakukan evaluasi dan penyesuaian klausul dalam
perJanJian.
Pasal 32
BLU mendapatkan imbalan dari pelaksanaan KSM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sesuai dengan
perJanJian.
Bagian Ketujuh
Pemilihan Mitra
Pasal 33
Pemilihan Mitra dilakukan dengan mekanisme penunjukan
langsung terhadap calon Mitra yang mengajukan permohonan
KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf a.
Pasal 34
Pemilihan Mitra dilakukan melalui mekanisme lelang terhadap
calon Mitra pada:
a. KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b;
rJ
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14-
b. KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf c;
c. KSO terhadap aset pihak lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25; dan
d. KSM dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf b.
Pasal 35
(1) Pemilihan Mitra terhadap KSO Aset Selain Tanah
dan/atau Bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme
penunjukan langsung, perizinan, atau lelang terhadap
calon Mitra.
(2) Mekanisme pemilihan Mitra sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh pemimpin BLU.
Pasal 36
(1) Pemilihan Mitra dilakukan melalui mekanisme perizinan
terhadap calon Mitra yang mengajukan permohonan KSM
dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
huruf a.
(2) Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh pemimpin BLU.
Bagian Kedelapan
Naskah Perjanjian KSO atau KSM
Pasal 37
(1) Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah
perJanJ1an.
(2) Naskah perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling kurang memuat:
a. para pihak dalam perjanjian;
b. objek KSO atau KSM;
c. bentuk KSO atau KSM;
d. jangka waktu KSO atau KSM;
e. volume kegiatan;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-15-
f. besaran kompensasi tetap, imbal hasil, dan/atau
bentuk imbalan lainnya;
g. jadwal pembayaran kompensasi tetap, imbal hasil
dan/atau imbalan lainnya;
h. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam
perJallJian;
i. terminasi (klausul mengenai pengakhiran kontrak
lebih awal);
J. sanksi;
k. force majeur, dan
1. penyelesaian perselisihan.
(3 ) Kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf h, antara lain kewajiban Mitra menyerahkan
objek KSO atau KSM berupa Aset BLU dalam keadaan
baik/layak fungsi dan menjamin bebas dari segala
tuntutan hukum dan hak-hak pihak ketiga, kepada
pemimpin BLU.
(4) Dalam hal KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b dan
huruf c, kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf h antara lain kewajiban Mitra
menyerahkan objek KSO berupa bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. diserahkan dalam keadaan baik/layak fungsi dan
menjamin bebas dari segala tuntutan hukum dan
hak-hak pihak ketiga; dan
b. disertai dengan laporan hasil pemeriksaan teknis
terhadap bangunan dan berita acara serah terima
bangunan.
Pasal 38
Naskah perjanjian untuk KSO Tanah dan Bangunan dengan
jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun dibuat di hadapan
notaris.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-1 6-
BAB IV
AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Pasal 39
BLU melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi dari
pelaksanaan pengelolaan aset pada BLU.
Pasal40
Pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan pengelolaan aset
dengan menggunakan mekanisme KSO atau KSM sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 merupakan pendapatan BLU yang
dapat · digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU
sesuai RBA.
Pasal 41
Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dicatat
sebagai PNBP BLU.
Pasal42
Peralatan dan mesin milik Mitra sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 tidak dicatat sebagai Aset BLU.
Pasal43
Tanah milik BLU yang akan didirikan bangunan di atasnya oleh
Mitra pada KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 6 huruf b dan huruf c, pada saat penyerahan
direklasifikasi menjadi Aset Lainnya BLU berupa aset
kemitraan dengan pihak ketiga pada neraca BLU.
Pasal44
Ketentuan lebih lanjut mengenai akuntansi dan pelaporan dari
pelaksanaan pengelolaan aset pada BLU mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai standar akuntansi
pemerintahan dan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-17-
BABV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal45
Pemimpin BLU melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap pengelolaan aset pada BLU. yang berada dalam
penguasaannya.
BABVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal46
Pemimpin BLU menetapkan standar pedoman operasional yang
diperlukan sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini.
Pasal47
Peraturan Menteri m1 tidak berlaku untuk BLU yang
pengelolaan asetnya telah diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan tersendiri.
BABVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal48
KSO dan KSM yang telah dilaksanakan oleh BLU sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini tetap berlaku, dan dalam
jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun harus menyesuaikan
dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini.
BABVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Peraturan Menteri 1m mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
J
www.jdih.kemenkeu.go.id
-18-
Agar setiap oran·g mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 14 September 2016
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 September 2016
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 201 6 NOMOR 1377
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
www.jdih.kemenkeu.go.id

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPenataan Ruang
 
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021CIkumparan
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Penataan Ruang
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraJoy Irman
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...temanna #LABEDDU
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipayunussetyawan07
 
Permendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDPermendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDzuhrimail
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPenataan Ruang
 
Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Mulyadin Sayuti
 
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...Yudhi Aldriand
 
Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)rachmat k yusna
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Penataan Ruang
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkadPA_Klaten
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Penataan Ruang
 
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraUu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraMystic333
 

What's hot (20)

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan DaerahPeraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
 
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN...
 
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipaPermenkeu171 pmk-02-2013 dipa
Permenkeu171 pmk-02-2013 dipa
 
Permendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDPermendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUD
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)Permendagri 03 1998(bumd)
Permendagri 03 1998(bumd)
 
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILI...
 
Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)
 
72~pmk.05~2016 per
72~pmk.05~2016 per72~pmk.05~2016 per
72~pmk.05~2016 per
 
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Kh...
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraUu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
 

Similar to 136~pmk.05~2016 aset blu

Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSlide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSuganda Saputro
 
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiranssuser279f7e
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik NegaraPMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik NegaraKaka Ited
 
Permendagri No. 79 Tahun 2018 Tentang BLUD
Permendagri No. 79 Tahun 2018   Tentang BLUDPermendagri No. 79 Tahun 2018   Tentang BLUD
Permendagri No. 79 Tahun 2018 Tentang BLUDSatrial Bagni
 
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptxCheetahShop14
 
Pengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptPengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptHMToha1
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014santoni toni
 
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfPEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfsdmkkotasurakarta
 
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdfpenjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdffathiaumara
 
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfIAPtAstitiPadmaW
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenagus_ibnu_hasan
 
Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Ambara Sugama
 
Pembekalan magang blu blud
Pembekalan magang blu bludPembekalan magang blu blud
Pembekalan magang blu bludsridermawani
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfPeraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfharyonopkamase1
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Kaka Ited
 
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.ppt
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.pptPengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.ppt
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.pptFPMJ604FIKRIRIANDRA
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 

Similar to 136~pmk.05~2016 aset blu (20)

Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker bluSlide kinerja pengelolaan aset satker blu
Slide kinerja pengelolaan aset satker blu
 
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik NegaraPMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
PMK Nomor 1 PMK 06 Tahun 2013 tentang penyusutan Barang Milik Negara
 
Permendagri No. 79 Tahun 2018 Tentang BLUD
Permendagri No. 79 Tahun 2018   Tentang BLUDPermendagri No. 79 Tahun 2018   Tentang BLUD
Permendagri No. 79 Tahun 2018 Tentang BLUD
 
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
 
Pengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptPengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.ppt
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
 
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfPEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
 
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdfpenjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
 
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
 
Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014Seminar blu aset 6mar2014
Seminar blu aset 6mar2014
 
PPK BLU
PPK BLUPPK BLU
PPK BLU
 
Pembekalan magang blu blud
Pembekalan magang blu bludPembekalan magang blu blud
Pembekalan magang blu blud
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfPeraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
 
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.ppt
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.pptPengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.ppt
Pengelolaan-BMN-dalam-instansi-BLU.ppt
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 

Recently uploaded

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

136~pmk.05~2016 aset blu

  • 1. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.05/2016 Menimbang Mengingat TENTANG PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 2 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Aset pada Badan Layanan Umum; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 2. Menetapkan -2- Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1 . Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 2. Aset BLU adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh BLU sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh serta dapat diukur dalam satuan uang, dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 3 . Aset Lancar BLU adalah Aset BLU yang diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek yang diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 1 2 (dua belas) bulan dari tanggal neraca, dan/atau berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi, www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 3. -3- meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka, dan biaya dibayar di muka. 4. Aset Tetap BLU adalah Aset BLU yang berwujud dan mempunyai masa manfaat lebih dari1 2 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. 5. Aset Lainnya BLU adalah Aset BLU selain Aset Lancar BLU, investasi jangka panjang BLU, dan Aset Tetap BLU. 6 . Kerja Sama Operasional yang selanjutnya disingkat KSO adalah pendayagunaan Aset BLU dan/atau aset milik pihak lain dalam rangka tugas dan fungsi BLU, melalui kerja sama antara BLU dengan pihak lain yang dituangkan dalam naskah perjanjian. 7. Kerja Sama Sumber Daya Manusia dan/atau Manajemen yang selanjutnya disebut KSM adalah pendayagunaan Aset BLU dan/atau aset milik pihak lain dengan mengikutsertakan sumber daya manusia dan/atau kemampuan manajerial dari BLU dan/atau pihak lain, dalam rangka mengembangkan kapasitas layanan dan meningkatkan daya guna, nilai tambah, dan manfaat ekonomi dari Aset BLU. 8. Mitra KSO atau KSM yang selanjutnya disebut Mitra adalah pihak lain yang melakukan perikatan dengan BLU dalam rangka KSO atau KSM. 9. Tugas dan Fungsi BLU adalah kegiatan/aktivitas yang dilaksanakan oleh pejabat pengelola dan/atau pegawai pada BLU dalam rangka memberikan dan/atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja pada BLU yang telah ditetapkan menteri/pimpinan lembaga. 1 O. KSO Tanah dan Bangunan adalah pendayagunaan atas tanah dan/atau gedung dan bangunan milik BLU untuk digunakan BLU dan/atau Mitra, sesuai dengan perjanjian. 11. KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan adalah pendayagunaan atas aset selain tanah dan/atau ff www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 4. -4- bangunan yang dikuasi atau dimiliki oleh BLU untuk digunakan BLU dan/atau Mitra, sesuai dengan perjanjian. 12. Rencana Bisnis dan Anggaran BLU yang selanjutnya disebut RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU. Pasal 2 (1) BLU bertugas mengelola aset pada BLU. (2) Hasil pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pasal 3 Pengelolaan aset pada BLU meliputi: a. pelaksanaan pengelolaan Aset BLU; dan b. pelaksanaan pengelolaan aset pihak lain. Pasal4 Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi perencanaan dan penganggaran, penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan. BAB II ASAS UMUM Pasal 5 Pengelolaan aset pada BLU dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 5. -5- BAB III PELAKSANAAN PENGELOLAAN ASET BLU DAN ASET PIHAK LAIN Bagian Kesatu Umum Pasal 6 Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berpedoman pada ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 7 (1) Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan dengan prinsip-prinsip: a. tidak mengganggu kegiatan pemberian pelayanan umum kepada masyarakat; b. biaya dalam rangka pelaksanaan kerja sama tidak dapat dibebankan pada Rupiah Murni APBN; c. Aset BLU dapat digunakan sebagai dasar penerbitan surat berharga setelah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan; dan d. tidak berakibat terjadinya pengalihan Aset BLU kepada pihak lain. (2) Pelaksanaan pengelolaan aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mekanisme KSO atau KSM. (3) Biaya yang timbul dalam rangka persiapan pelaksanaan KSO atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibebankan pada Rupiah Murni APBN. Pasal 8 KSO atau KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bertujuan untuk: a. meningkatkan penyediaan pelayanan umum kepada masyarakat; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 6. - 6- b. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Aset BLU; dan c. meningkatkan pendapatan BLU yang dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA. Pasal 9 KSO atau KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) berupa: a. KSO terhadap Aset BLU; b. KSO terhadap aset pihak lain; dan c. KSM pada BLU dan/atau pihak lain. Pasal 10 (1) Pemimpin BLU melakukan KSO dan/atau KSM dalam rangka Tugas dan Fungsi pada BLU. (2) KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan melibatkan pihak lain sebagai Mitra. (3) KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam naskah perjanjian antara pemimpin BLU dengan Mitra. Pasal 11 Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh pemimpin BLU sesuai ketentuan peraturan perundang­ undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU. Mitra terdiri atas: a. pemerintah daerah; Bagian Kedua Mitra Pasal 12 b. badan usaha milik negara; c. badan usaha milik daerah; d. BLU; e. BLU daerah; f. perusahaan swasta; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 7. g. yayasan; - 7- h. koperasi; dan/atau i. perorangan. Bagian Ketiga Perencanaan KSO dan/atau KSM Pasal 13 (1) Pemimpin BLU menyusun rencana KSO dan/atau KSM yang paling sedikit menjelaskan secara ringkas mengenai maksud dan tujuan, bentuk, dan hasil analisis dan evaluasi dari aspek teknis, aspek keuangan, dan aspek hukum. (2) Analisis dan evaluasi dari aspek teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk berupa spesifikasi teknis/kualifikasi dan/atau kegiatan terkait objek KSO dan/atau KSM. (3) Analisis dan evaluasi dari aspek keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk proyeksi pendapatan dan biaya yang timbul dari pelaksanaan KSO dan/atau KSM. (4) Analisis dan evaluasi dari aspek hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk kelengkapan bukti kepemilikan aset, resiko, dan/atau rekam jejak Mitra. (5) Rencana KSO dan/atau KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam RBA. Bagian Keempat KSO Terhadap Aset BLU Pasal 14 (1) KSO terhadap Aset BLU dilakukan terhadap objek KSO berupa: a. tanah; b. gedung dan bangunan; dan/atau c. selain tanah dan/atau bangunan. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 8. -8- (2) Aset BLU selain tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c termasuk aset tak berwujud. (3) Aset tak berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. perangkat lunak komputer (software); b. lisensi dan franchise; c. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang; d. hak cipta (copyright), paten, dan hak kekayaan intelektual lainnya; e. merk dagang; f. karya sem yang mempunyai nilai sejarah/budaya; dan g. aset tak berwujud lainnya. Pasal1 5 KSO terhadap Aset BLU dilakukan dalam bentuk: a. KSO Tanah dan Bangunan; dan/atau b. KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan. Pasal 16 KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 5 huruf a dilakukan dalam bentuk: a. Mitra mendayagunakan tanah dan/atau gedung dan bangunan milik BLU dalam rangka pelaksanaan Tugas dan Fungsi BLU selama jangka waktu tertentu yang disepakati dalam perjanjian; b. Mitra mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya di atas tanah milik BLU, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada BLU, untuk kemudian digunakan oleh Mitra atau Mitra bersama BLU dalam rangka pelaksanaan Tugas dan Fungsi BLU selama jangka waktu tertentu yang disepakati dalam perjanjian; dan/atau c. Mitra mendirikan gedung dan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya di atas tanah milik BLU, untuk "' www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 9. -9- kemudian digunakan oleh Mitra dalam rangka pelaksanaan Tugas dan Fungsi BLU, dan Mitra menyerahkan gedung dan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya kepada BLU sesuai jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian. Pasal 17 KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU. b. Jangka waktu KSO dapat dilakukan berdasarkan periodesitas pendayagunaan per tahun, per bulan, per hari, atau per jam. c. Jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b paling lama 15 (lima belas) tahun sejak ditandatanganinya perJanJ1an. d. Jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b apabila telah berakhir dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi. Pasal 18 (1) Dalam pelaksanaan KSO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, selain mendapatkan kompensasi tetap, pem1mpm BLU dapat mengenakan imbal hasil kepada Mitra. (2) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan memperhitungkan: a. omzet; b. keuntungan; atau c. biaya operasional. (3) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh pemimpin BLU. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 10. -10- Pasal 19 KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b dan huruf c dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU. Pasal 20 (1) BLU mendapatkan imbalan dari hasil KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 berupa kompensasi tetap dan/atau imbal hasil. (2) Besaran kompensasi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pemimpin BLU dengan paling sedikit mempertimbangkan: a. nilai wajar atas tanah milik BLU yang menjadi objek KSO; b. nilai penghapusan bangunan; dan c. estimasi nilai sisa bangunan pada akhir pelaksanaan KSO (terminal value). (3) Nilai penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diperhitungkan dalam hal terdapat bangunan yang dihapuskan di atas tanah milik BLU yang menjadi objek KSO. (4) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung dengan mempertimbangkan pendapatan dan belanja KSO. Pasal 21 (1) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ditetapkan dengan memperhitungkan masa manfaat bangunan. (2) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani. (3) Jangka waktu pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya berlaku untuk 1 (satu) kali perjanjian dan tidak dapat dilakukan perpanJangan. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 11. -11- Pasal 22 (1) Dalam hal KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 berakhir, Mitra dapat melanjutkan kerja sama dengan bentuk KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6 huruf a. (2) Pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah: a. evaluasi terhadap pelaksanaan KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b dan huruf c, yang telah dilaksanakan dengan Mitra yang ingin melanjutkan kerja sama; b. rencana KSO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) telah disusun pemimpin BLU; dan c. ditetapkan dalam naskah perjanjian. Pasal 23 KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU. Pasal 24 KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. BLU mendapatkan imbalan berupa kompensasi tetap, imbal hasil, dan/atau manfaat ekonomi lainnya. b. Setelah jangka waktu KSO berakhir, Mitra dapat mengajukan perpanjangan kerja sama. c. Perpanjangan kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf b, ditetapkan pemimpin BLU setelah dilakukan evaluasi dan penyesuaian klausul dalam perjanjian. d. Dalam hal Mitra tidak mengajukan perpanjangan kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf b, Mitra tidak diperbolehkan menggunakan manfaat dari aset selain tanah dan/atau bangunan milik BLU demi kepentingan ""· www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 12. -12- sencliri, clan menjamin bebas clari segala tuntutan hukum clan hak-hak pihak ketiga. Bagian Kelima KSO Terhaclap Aset Pihak Lain Pasal25 KSO terhaclap aset pihak lain clilakukan terhaclap objek KSO berupa peralatan clan mesin milik Mitra. Pasal26 KSO terhaclap aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam Pasal 25 clilakukan clengan cara BLU menclayagunakan peralatan clan mesin milik Mitra, untuk selanjutnya cligunakan clalam pemberian pelayanan umum BLU sesuai jangka waktu tertentu yang clisepakati. Pasal27 KSO terhaclap aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam Pasal25 clilakukan berclasarkan keputusan pemimpin BLU. Pasal 28 BLU menclapatkan imbal hasil clari pelaksanaan KSO terhaclap aset pihak lain sebagaimana climaksucl clalam Pasal25. Pasal29 Jangka waktu tertentu sebagaimana climaksucl clalam Pasal26 clitetapkan clengan memperhitungkan masa manfaat peralatan clan mesin. Bagian Keenam KSM Pasal 30 BLU clapat melakukan KSM clalam bentuk: a. Penclayagunaan aset BLU clan/atau Mitra clalam rangka menghasilkan layanan, clengan menggunakan/ � www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 13. -13- menyertakan sumber daya manus1a dan/atau kemampuan manajerial yang dimiliki BLU. b. Pendayagunaan aset BLU dan/atau Mitra dalam rangka menghasilkan layanan, dengan menggunakan/ menyertakan sumber daya manus1a dan/atau kemampuan manajerial yang dimiliki Mitra. Pasal 31 KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLU. b. Jangka waktu KSM paling lama 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian. c. Jangka waktu KSM sebagaimana dimaksud pada huruf b apabila telah berakhir dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi dan penyesuaian klausul dalam perJanJian. Pasal 32 BLU mendapatkan imbalan dari pelaksanaan KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sesuai dengan perJanJian. Bagian Ketujuh Pemilihan Mitra Pasal 33 Pemilihan Mitra dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung terhadap calon Mitra yang mengajukan permohonan KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a. Pasal 34 Pemilihan Mitra dilakukan melalui mekanisme lelang terhadap calon Mitra pada: a. KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b; rJ www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 14. - 14- b. KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c; c. KSO terhadap aset pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25; dan d. KSM dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b. Pasal 35 (1) Pemilihan Mitra terhadap KSO Aset Selain Tanah dan/atau Bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme penunjukan langsung, perizinan, atau lelang terhadap calon Mitra. (2) Mekanisme pemilihan Mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh pemimpin BLU. Pasal 36 (1) Pemilihan Mitra dilakukan melalui mekanisme perizinan terhadap calon Mitra yang mengajukan permohonan KSM dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a. (2) Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pemimpin BLU. Bagian Kedelapan Naskah Perjanjian KSO atau KSM Pasal 37 (1) Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perJanJ1an. (2) Naskah perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling kurang memuat: a. para pihak dalam perjanjian; b. objek KSO atau KSM; c. bentuk KSO atau KSM; d. jangka waktu KSO atau KSM; e. volume kegiatan; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 15. -15- f. besaran kompensasi tetap, imbal hasil, dan/atau bentuk imbalan lainnya; g. jadwal pembayaran kompensasi tetap, imbal hasil dan/atau imbalan lainnya; h. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perJallJian; i. terminasi (klausul mengenai pengakhiran kontrak lebih awal); J. sanksi; k. force majeur, dan 1. penyelesaian perselisihan. (3 ) Kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf h, antara lain kewajiban Mitra menyerahkan objek KSO atau KSM berupa Aset BLU dalam keadaan baik/layak fungsi dan menjamin bebas dari segala tuntutan hukum dan hak-hak pihak ketiga, kepada pemimpin BLU. (4) Dalam hal KSO Tanah dan Bangunan dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b dan huruf c, kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf h antara lain kewajiban Mitra menyerahkan objek KSO berupa bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya dengan ketentuan sebagai berikut: a. diserahkan dalam keadaan baik/layak fungsi dan menjamin bebas dari segala tuntutan hukum dan hak-hak pihak ketiga; dan b. disertai dengan laporan hasil pemeriksaan teknis terhadap bangunan dan berita acara serah terima bangunan. Pasal 38 Naskah perjanjian untuk KSO Tanah dan Bangunan dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun dibuat di hadapan notaris. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 16. -1 6- BAB IV AKUNTANSI DAN PELAPORAN Pasal 39 BLU melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi dari pelaksanaan pengelolaan aset pada BLU. Pasal40 Pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan pengelolaan aset dengan menggunakan mekanisme KSO atau KSM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 merupakan pendapatan BLU yang dapat · digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA. Pasal 41 Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dicatat sebagai PNBP BLU. Pasal42 Peralatan dan mesin milik Mitra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 tidak dicatat sebagai Aset BLU. Pasal43 Tanah milik BLU yang akan didirikan bangunan di atasnya oleh Mitra pada KSO Tanah dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6 huruf b dan huruf c, pada saat penyerahan direklasifikasi menjadi Aset Lainnya BLU berupa aset kemitraan dengan pihak ketiga pada neraca BLU. Pasal44 Ketentuan lebih lanjut mengenai akuntansi dan pelaporan dari pelaksanaan pengelolaan aset pada BLU mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai standar akuntansi pemerintahan dan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 17. -17- BABV PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal45 Pemimpin BLU melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan aset pada BLU. yang berada dalam penguasaannya. BABVI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal46 Pemimpin BLU menetapkan standar pedoman operasional yang diperlukan sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. Pasal47 Peraturan Menteri m1 tidak berlaku untuk BLU yang pengelolaan asetnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri. BABVII KETENTUAN PERALIHAN Pasal48 KSO dan KSM yang telah dilaksanakan oleh BLU sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini tetap berlaku, dan dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini. BABVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Peraturan Menteri 1m mulai berlaku pada tanggal diundangkan. J www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 18. -18- Agar setiap oran·g mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 14 September 2016 Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 13 September 2016 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 201 6 NOMOR 1377 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b. www.jdih.kemenkeu.go.id