Makalah ini membahas tentang Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam yang memerintah dari tahun 634-644 M. Pada masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab berhasil memperluas wilayah Islam, membangun sistem pemerintahan Islam, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta seni bangunan. Ia mendirikan lembaga-lembaga seperti majelis syura, departemen keuangan, dan kehakiman gun
1. 1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
guna mengumpulkan tugas siroh dengan judul “Umar bin Khattab”
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan di isi maupun
penulisan yang kurang baik.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Probolinggo, 20 September 2022
Penulis
2. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.2
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidakdapat diganti oleh
siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai
pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang itulah yang dinamakan “Khalifah”
artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam)
dalam memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama
Islam.Dialah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah
Islam dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab,Usman bin affan, dan Ali ibn
Abi Thalib.
Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran danIslam
sebagai institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masatersebut. Dalam Islam
kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para pengganti Nabi tidak memiliki fasilitas
“ekstra” dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah hukum baru, namun mereka termasuk
pelaksana hukum.Pada makalah ini ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Umar
binKhattab yang dimulai sejak pengangkatanya sampai kontribusi-kontribusi yangtelah
diberikanya untuk islam dan masyarakat.
1.2.Rumusan Masalah
Secara garis besar pembuatan makalah kami ini akan membahas tentang:
1.Mengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa Umar BinKhattab.
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan Umar bin Khattab.
3. Kontribusi-kontribusi Umar bin Khattab yang disumbangkan pada islam danmasyarakat.
1.3.Tujuan
1.Mengetahui sejarah tentang peradaban pada masa Umar Bin Khattab.
2. Mengetahui kebijakan- kebijakan pada kepemimpinan Umar bin Khattab.
3. Mengetahui kontribusi Umar bin Khattab yang disumbangkan pada islamdan masyarakat.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13– 23 H = 634 –644 M)
2.1.1Masa Awal Pemerintahan Umar bin Khattab
Sebelum Khalifah Abu Bakar wafat, beliau telah menunjuk Umar sebagai
penggantiposisinya dengan meminta pendapat dari tokoh-tokoh terkemuka darikalangan sahabat
seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman, dan Tolhah binUbaidillah. Masa pemerintahan Umar bin
Khatab berlangsung selama 10 tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun
23H/644M.
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab
(581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah
kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang
digolongkansebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).Beliau dilahirkan 12tahun
setelah kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah.
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun sukuQuraisy, suku
terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan
ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-
Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliauditikam ketika
sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al Fairus dari
Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi.
Umar bin Khattab dimakamkan disamping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63
tahun.
5. 5
2.1.2. Ahlu Al Halli Wal ‘Aqdi
Secara etimologi, ahlul hall wal aqdi adalah lembaga penengah dan pemberifatwa.
Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang duduksebagai anggota majelis
syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik pandai (cendekiawan) yang menjadi
pemimpin-pemimpin rakyat dan dipilih atasmereka. Dinamakan ahlul hall wal aqdi untuk
menekankan wewenang merekaguna menghapuskan dan membatalkan. Penjelasan tentangnya
merupakandeskripsi umum saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum
dapatdilaksanakan (Rahman, 1994 :194).
Anggota dewan ini terpilih karena dua hal yaitu: pertama, mereka yang telahmengabdi
dalam Dunia politik, militer, dan misi Islam, selama 8 sampai dengan10 tahun. kedua, orang-
orang yang terkemuka dalam hal keluasan wawasan dandalamnya pengetahuan tentang
yurisprudensi dan Quran (Al Maududi, 1995:261).Dalam masa pemerintahannya, Umar telah
membentuk lembaga-lembaga yangdisebut juga dengan ahlul hall wal aqdi, di antaranya adalah:
1.Majelis Syura(Dewan Penasihat), ada tiga bentuk :
Dewan Penasihat Tinggi, yang terdiri dari para pemuka sahabat yangterkenal, antara
lain Ali, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Muadz binJabbal, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit,
Tolhah dan Zubair.
Dewan Penasihat Umum, terdiri dari banyak sahabat (Anshar danMuhajirin) dan
pemuka berbagai suku, bertugas membahas masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan umum.
Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum. Beranggotakan para sahabat(Anshar dan
Muhajirin) yang dipilih, hanya membahas masalah-masalah khusus.
2. Al-Katib(Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.
3. Nidzamul Maly(Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan dengan pemasukan dari
pajak bumi, ghanimah, jizyah, fai’ dan lain lain
4. Nidzamul Idary(Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada
masyarakat, di antaranya adalahdiwanul jund yang bertugasmenggaji pasukan perang dan
pegawai pemerintahan
6. 6
5.Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanandalam negara.
6. Departemen Pendidikan dan lain-lain (Ali Khan, 1978:122-123). Pada masaUmar, badan-
badan tersebut belumlah terbentuk secara resmi, dalam artisecara de jure belum terbentuk, tapi
secara de facto telah dijalankan tugas-tugas badan tersebut. Meskipun demikian, dalam
menjalankan roda pemerintahannya, Umar senantiasa mengajak musyawarah para
sahabatnya(Hasjmy , 1995:61-69).
2.1.3. Pengembangan Islam Sebagai Kekuatan Politik
Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan “abad emas” Islam dalam
segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah Rasulullah dengan segenap
kemampuannya, terutama pengembanganIslam. Ia bukan sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi
seorang pemimpin pemerintahan yang professional. Ia adalah pendiri sesungguhnya dari sistem
politik Islam. Ia melaksanakan hukum-hukum Ilahiyah (syariat)sebagai code (kitab undang-
undang) suatu masyarakat Islam yang baru dibentuk.Maka tidak heran jika ada yang mengatakan
bahwa beliaulah pendiri daulah islamiyah (tanpa mengabaikan jasa-jasa Khalifah sebelumnya).
Banyak metode yang digunakan Umar dalam melakukan perluasan wilayah,sehingga
musuh mau menerima Islam karena perlakuan adil kaum Muslim. Disitulah letak kekuatan politik
terjadi. Dari usahanya, pasukan kaum Muslimmendapatkan gaji dari hasil rampasan sesuai
dengan hukum Islam. Untukmengurusi masalah ini, telah dibentuk Diwanul Jund (Majid,
1978:86).Sedangkan untuk pegawai biasa, di samping menerima gaji tetap (rawatib), juga
menerima tunjangan (al- itha’). Khusus untuk Amr bin Ash, Umar menggajinyasebesar 200 dinar
mengingat jasanya yang besar dalam ekspansi. Dan untuk Imar bin Yasar, diberi 60 dinar
disamping tunjangan (al-jizyaat) karena hanya sebagaikepala daerah (al-amil).
Dalam rangka desentralisasi kekuasaan, pemimpin pemerintahan pusat tetapdipegang
oleh Khalifah Umar bin Khattab. Sedangkan di propinsi, ditunjukGubernur (oramg Islam) sebagai
pembantu Khalifah untuk menjalankan roda pemerintahan. Di antaranya adalah :
1. Muawiyah bin Abu Sufyan, Gubernur Syiria, dengan ibukota Damaskus.
2. Nafi’ bin Abu Harits, Gubernur Hijaz, dengan ibu kota Mekkah.
3. Abu Musa Al Asy’ary, Gubernur Iran, dengan ibu kota Basrah.
4. Mughirah bin Su’bah, Gubernur Irak, dengan ibu kota Kufah.
5. Amr bin Ash, Gubernur Mesir, dengan ibu kota Fustat.6.
7. 7
6. Alqamah bin Majaz, Gubernur Palestina, dengan ibu kotai Jerussalem.
7. Umair bin Said, Gubernur jazirah Mesopotamia, dengan ibu kota Hims.
8. Khalid bin Walid, Gubernur di Syiria Utara dan Asia Kecil.9.
9. Khalifah sebagai penguasa pusat di Madinah (Suaib, 1979:185)..
Tentang ghanimah, harta yang didapat dari hasil perang Islam setelahmendapat keme-
nangan, dibagi sesuai dengan syariat Islam yang berlaku. Setelahdipisahkan dari assalb,
ghanimah dimasukkan ke baitul maal. Bahkan ketika itu, peran diwanul jund, sangat berarti
dalam mengelola harta tersebut, tidak sepertizaman Nabi yang membagi menurut ijtihad beliau.
Khalifah Umar bukan saja menciptakan peraturan-peraturan baru, beliau
jugamemperbaiki dan mengadakan perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang perludirevisi
dan dirubah. Umpamanya aturan yang telah berjalan tentang sistem pertanahan, bahwa kaum
muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatuyang didapat dengan berperang. Umar
mengubah peraturan ini, tanah-tanah ituharus tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi
bertalian dengan ini diadakan pajak tanah (al-kharaj). Umar juga meninjau kembali bagian-
bagian zakat yangdiperuntukkan kepada orang-orang yang dijinaki hatinya (al-
muallafatuqulubuhum).
Di samping itu, Umar juga mengadakan “ Dinas Malam ” yang nantinya mengilhami
dibentuknya as-syurthah pada masa kekhalifahan Ali. Disampingitu Nidzamul Qadhi (departemen
kehakiman) telah dibentuk, dengan hakim yang sangat terkenal yaitu Ali bin Abu Thalib. Dalam
masyarakat, yang sebelumnya terdapat penggolongan masyarakat berdasarkan kasta, setelah
Islam datang, tidakada lagi istilah kasta tersebut (thabaqatus sya’by). Kedudukan wanita
sangatdiperhatikan dalam semua aspek kehidupan. Istana dan makanan Khalifahdikelola
sesederhana mungkin. Terhadap golongan minoritas (Yahudi- Nasrani),diberikan kebebasan
menjalankan perintah agamanya. Tidak ada perbedaan kaya-miskin. Hal ini menunjukkan
realisasi ajaran Islam telah nampak pada masaUmar.
Mengenai ilmu keislaman pada saat itu berkembang dengan pesat. Paraulama
menyebarkan ke kota-kota yang berbeda, baik untuk mencari ilmu maupunmengajarkannya
kepada muslimin yang lainnya. Hal ini sangat berbeda dengansebelum Islam datang, dimana
penduduk Arab, terutama Badui, merupakanmasyarakat yang terbelakang dalam masalah ilmu
pengetahuan. Buta huruf dan buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa.
Di samping ilmu pengetahuan, seni bangunan, baik itu bangunansipil (imarah madaniyah),
bangunan agama (imarah diniyah), ataupun bangunanmiliter (imarah harbiyah), mengalami
kemajuan yang cukup pesat pula.
8. 8
Kota-kota gudang ilmu, di antaranya adalah Basrah, Hijaz, Syam, dan Kuffahseakan menjadi idola
ulama dalam menggali keberagaman dan kedalaman ilmu pengetahuan.
Ahli-ahli kebudayaan membagi ilmu Islam menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Al ulumul islamiyah atau al adabul islamiyah atau al ulumun naqliyah atau alulumus
syariat yang meliputi ilmu-ilmu Quran, hadis, kebahasaan (lughat), fikih, dan sejarah
(tarikh).
2. Al adabul arabiyah atau al adabul jahiliyah yang meliputi syairdan khitabah (retorika)
yang sebelumnya memang telah ada, tapi mengalamikemajuan pesat pada masa
permulaan Islam.
3. Al ulumul aqliyah yang meliputi psikologi, kedokteran, tehnik, falak, dan filsafat.
Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu pengetahuan karena:
Mereka mengalami kesulitan memahami Al Qur’an
Sering terjadi perkosaan terhadap hukum.
Dibutuhkan dalam istimbath (pengambilan) hukum.
Kesukaran dalam membaca Al Qur’an.
Oleh karena itulah, banyak orang yang berasumsi bahwa kebangkitan Arabmasa itu didorong
oleh kebangkitan Islam dalam menyadari pentingnya ilmu pengetahuan. Apabila ada orang
menyebut, “ilmu pengetahuan Arab”, pada masa permulaan Islam, berarti itu adalah “ilmu
pengetahuan Islam”.
Dalam masaklah peradilan Umar bin Khattamb melimpahkan wewenangkepada haikm daerah
yang ditunjukan melalui, surat yang Beliau kirim kepadaAbu Musa Al- Asy’ari (hakim Kufah) yang
isinya mengandung pokok-pokok atau prinsip-prinsip berperkara di persidangan dalam
lingkungan peradilan. Isi surat tersebut adalah:
Memutuskan perkara di pengadilan adalah kewajiban yang harus dikokohkandan sunah
yang harus diikuti.
Sebelum sebuah perkara diputuskan, ia harus dipahami terlebih dahulu agar (hakim) dapat
bertindak adil. Sesungguhnya berbicara keadilan tanpa ditegakkan, tidaklah bermanfaat.
Pihak-pihak yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam persidangan maupun
dalam menetapkan keputusan, sehingga pejabat tidakmengharap menang (karena ketidak
adilan peradilan) dan orang-orang lemahtidak putus asa dalam memperjuangkan keadilan.
Alat bukti dibebankan kepada penggugat, sedangkan sumpah dibebankankepada pihak
tergugat. Kelima, dama i– sebagai jalan keluar dari persengketaan- dibolehkan selama tidak
menghalalkan yang haram ataumengharamkan yang halal.
9. 9
Berilah waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat bukti; dan persengketaan
diputuskan harus berdasarkan alat-alat bukti.
Hakim harus berani mengakui kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya terdapat
kekeliruan (prinsip peninjauan kembali).
Kesaksian seorang muslim dapat diterima kecuali muslim yang pernahmemberikan kesaksian
palsu, pernah dijatuhi hukuman had , atau yang asal-usulnya diragukan. Kedelapan, seorang
hakim dibenarkan melakukan analogi (qiyas) dalam memutuskan perkara apabila perkara
yang hendak diselesaikantidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak bolehdalam keadaan
marah, berpikiran kacau (goyah), jemu, bersikap keras, danhendaklah memutuskan perkara
dilakukan dengan ikhlas hati dan berharap pahala dari Allah SWT
Dalam masa kekhalifahannya pula, Umar bin Khatab telah membuatmasyarakat semakin
makmur. Umar memperlihatkan kegeniusan dalam mengaturadministrasi sipil. Setiap negeri dibagi
menjadi propinsi-propinsi, pendataan tanahdan sensus diadakan, kantor-kantor didirikan,angkatan
kepolisian disusun,saluran-saluran digali, kas negara dimulai. Kalender Hijriyah yang
sangatmembantu pencatatan sejarah juga mulai dikenalkan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu bakar, Umarmenjadi khalifah yang
ditunjuk langsung oleh Abu Bakar. Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan
“Abad Emas” Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah
Rasulullah dengansegenap kemampuannya, terutama pengembangan Islam. Ia bukan sekeda
rseorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin pemerintahan yang professional.
Pada masa pemerintahan beliau, banyak wilayah-wilayah yang telahditaklukan Islam,
misalnya dikawasan barat, Islam berhasil menaklukanDamaskus, wilayah pantai Syam, Mesir,
Libya. Sedangkan dikawasan sebelah timur, Islam telah menaklukan Madain, Jalawla’, Nahawand
dan ke berbagai wilayah Persia. Selain itu juga beliau berhasil dalam hal pemerintahan
negara,ilmu keislaman, system pertahanan dan lain sebagainya.
Gagasan Umar mengenai prinsip peradilan dapat dijadikan dasar untuk menjadikan Umar
sebagai “Bapak Peradilan”. Khalifah Umar telah memerintahselama 10 tahun lebih 6 bulan, dan
hari kematiannya sangat tragis, Abu Lu’luah secara tiba-tiba menyerangnya dengan tikaman
pisau tajam ke arah Umar yangsedang melaksanakan shalat subuh.
10. 10
3.2.Saran
Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh dengantantangan.
Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan tanpa putus asa, penuh kesabaran,
kebijakan dan ketentraman hati, juga memohonkepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah
Islamiyyah, agar tercipta suatutatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera
dengan persatuandan kesatuan yang kokoh.