SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
MAKALAH
PEMIKIRAN EKONOMI KHULAFAURRASYIDIN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi
Fakultas Syari’ah Jurusan Ekonomi Syari’ah
Dosen Pengampu :
Nurul Setianingrum, SE., MM
Disusun oleh :
Kelompok 6
Kelas K2
1. Putri Lailatul Mukaromah (083 134 071)
2. Ria Rosdiyana Dewi (083 134 090)
3. Ika Sri Wahyuni (083 134 102)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) JEMBER
ii
2014
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugerahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang
berjudul “Pemikiran Ekonomi Khulafaurrasyidin” ini dapat selesai tanpa
hambatan yang berarti. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya yang mengantarkan umat
manusia minadzdzulumati ilan-nuur, yakni ‘addinul Islam (dari zaman kegelapan
menuju zaman yang bercahaya, yakni agama Islam).
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Nurul Setianingrum, SE., MM sebagai dosen pembimbing matakuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi;
2. Rekan-rekan yang memberikan saran-sarannya dan semangat pada
pemakalah agar dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini.
Jember, 29 September 2014
Penulis
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.................................................................................................... La
tar Belakang ........................................................................................1
B.................................................................................................... Ru
musan Masalah....................................................................................1
C.................................................................................................... Tu
juan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.................................................................................................... Bi
ografi Singkat Khulafaurrasyidin.......................................................2
1............................................................................................... A
bu Bakar ash-Shiddiq 11-13 H (632 – 634 M)..............................2
2............................................................................................... U
mar bin Khattab 13-23 H (634-644 M).........................................3
3............................................................................................... Ut
sman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M).......................................4
4............................................................................................... Al
i bin Abi Thalib 35-40 H (656-661 M) .........................................5
B.................................................................................................... P
emikiran Ekonomi dan Kebijakan-kebijakan yang Diterapkan pada
Masa Khulafaurrasyidin .....................................................................5
1. .............................................................................................. Pe
rekonomian Masa Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M) ..............6
2. .............................................................................................. Pe
rekonomian Masa Umar ibn Al-Khattab (634-644 M)..................8
iv
3. .............................................................................................. Pe
rekonomian Masa Utsman bin Affan (644-656 M).......................14
4. .............................................................................................. Pe
rekonomian Masa ‘Ali bin Abi Thalib (656-661 M).....................16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .........................................................................................19
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, ilmu ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti dan akhirnya
berupaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan
cara Islami. Cara Islami berarti bahwa cara-cara yang didasarkan atas al-
Qur’an dan Sunnah. Perkembangan ekonomi Islam juga tidak lepas dari
pemikiran-pemikiran para cendekiawan muslim serta praktik dari Rasulullah
SAW. yang nantinya juga dijadikan sumber dalam melaksanakan
perekonomian Islam. Pemikiran-pemikiran ekonomi tersebut juga digunakan
dalam membuat atau menerapkan berbagai kebijakan ekonomi.
Setiap pemerintahan dalam periode Islam memiliki kebijakan ekonomi
tersendiri untuk menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Tidak terkecuali
para pemikir ekonomi Islam yang selalu memberikan pandangan-pandangan
mereka terhadap perekonmian Islam. Di antara pemikiran-pemikiran ekonomi
itu akhirnya mewujudkan sebuah kebijakan dalam pemerintahan. Dalam
makalah ini akan diuraikan beberapa pemikiran yang berbuah pada kebijakan
ekonomi pada masa Khulafaurrasyidin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi keempat khalifah (Khalafurrasyidin) ?
2. Bagaimana sistem ekonomi Khulafaurrasyidin ?
3. Apa saja kebijakan ekonomi yang dilakukan Khulafaurrasyidin ?
C. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan serta wawasan baru mengenai pemikiran
ekonomi Khulafaurrasyidin.
2. Membantu pelajar mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan
pemikiran ekonomi Khulafaurrasyidin.
3. Untuk bahan diskusi pembelajaran atau perkuliahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Singkat Khulafaurrasyidin
1. Abu Bakar ash-Shiddiq 11-13 H (632 – 634 M )
Namanya Abdullah ibnu Abi Qudhafah at Tamimi. Di masa jahiliyah,
bernama Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Nabi menjadi Abdullah Kuniyahnya
Abu Bakar. Beliau diberi kuniyah Abu Bakar (pemagi) karena dari pagi-pagi
betul beliau telah masuk Islam. Gelarnya : Ash-Shiddiq (yang amat
membenarkan). Beliau digelari ash-Shiddiq, karena amat segera
membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa
Isra’Mi’raj.
Di masa jahiliah Abu Bakar berniaga. Luas juga perniagaan beliau.
Sesudah memeluk agama Islam ditumpahakannya lah seluruh perhatiaanya
untuk mengabdi dan menyiarkan agama Islam. Tidak ada lagi perhatiannya
kepada urusan perniagaan, hanya sekedar untuk menutupi keperluan hidup
dengan keluarganya1
.
Ibunya ( Ummul Khyr Salma binti Syakhr Ibnu Amir ) pernah bernazar
bahwa kalau Tuhan menganugrahinya putra akan diberinya nama Abdul
Ka’bah ( Hamba Ka’bah ) dengan harapan akan memperoleh berkah dari
Baytullah. Setelah menanti lama lahirlah si buyung yang diharap–
harapkannya. Dan karena merupakan putra pertama yang hidup (lainnya
mati), maka diberi pula nama samaran “ Abu Bakar” yang berarti Bapak Si
Upik.
Beliaulah lelaki dewasa pertama yang memeluk Islam dan berhasil pula
“menggarap” banyak orang untuk masuk Islam, di antaranya Utsman bin
Affan, Zubayr bin Awwam, Thalhah bin Ubaidyllah, Ustman bin Maz’um,
Bilal bin Rabbah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Ubaydah bin Al- Jarrah, Saad
bin Abi waqqash, Arqam bin Abi Arqam, Abu Salmah bin Assad, dll. Tapi ia
“gagal” mengislamkan putranya sendiri, Abdul Ka’bah. Malah anaknya
1
A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983) hal 226
3
(Abdurrahman) memihak kafir Quraisy di perang Badar2
. Beliau wafat pada
malam Selasa 17 Jumadil Akhir 13 H, tepat 22 Agustus 634 dalam usia 63
tahun.
2. Umar bin Khattab 13-23 H (634-644 M)
Umar yang bergelar al-Faruq (orang yang membedakan antara yang
haq dan batil) seketurunan dengan Nabi pada nenek generasi ketujuh. Beliau
lebih muda 13 tahun dari Nabi (lahir 584 M, tahun ke-40 sebelum hijrah).
Ibunya yang bernama Hantamah binti Hisyam Al-Makhzumy bin Mughirah
bin Abdillah, adalah saudara perempuan Abu Jahal. Dan Ayahnya bernama
Nufail al Quraisy, dari suku Bani Adi. Sebelum Islam, suku Bani Adi ini
terkenal sebagai suku yang terpandang mulia, megah, dan berkedudukan
tinggi.3
Umar terpilih sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar mangkat pada
tahun 13 H (634 M) dan memerintah selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Watak
ekras dan sifatya yang berani dan adil tercermin dalam suatu hadits, “Demi
Allah yang menggenggam nyawaku. Kalau ada setan yang berpapasan
dengan Umar di jalan, niscaya si setan akan membelok mencari gang kecil.”
Keponakan Abu Jahal ini ditikan pedang beracun sebanyak tiga kali
pada saat mengimami shalat subuh di masjid Nabawi, pada 26 Dzulhijjah 23
H (634 M) oleh Fairus alias Abu Lu’lu’ (budak Mughirah bin Syu’bah yang
beragama Majusi dan berasal dari Nahrawan, Persia. Kabarnya, ia berkomplot
dengan orang-orang anti-Islam sebangsa Hurmuzan, Jufainal Al-Anbary dan
Ka’a Al-Ahbar. Si Lu’lu’ sendiri diketahui kemudia bunuh diri. Jasad
khalifah lanta digeletakkan begitu saja hingga usai shalat (yang diambil alih
imamnya oleh Abdurrahman bin Auf). Beliau baru menghembuskan napas
terakhirnya beberapa hari kemudian dalam usia 63 tahun, pada hari Ahad
awal Muharram tahun 23 H (634 M) setelah menyampaikan wasiat tentang
estafet kekhalifahan dengan mengajukan 6 calon khalifah berikutnya.4
2
Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah ( Bandung : Al-Bayyan, 1993) hal 75-76
3
A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hal 236
4
Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah, hal. 75-80
4
3. Utsman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M)
Beliau ialah Utsman ibnu ‘Affan ibnu Abil Ash ibnu Umaiyah.
Dilahirkan diwaktu Rasulullah berusia lima tahun dan masuk Islam atas
seruan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Utsman, yang biasa dipanggil Abu Abdullah,
AbuUmar atau Abu Amer, seketurunan Nabi pada nenek generasi ketiga
Abdu Manaf. Lahir di Thalif 576 M atau tahun 47 sebelum hijrah. Ibunya
bernama Arwa’ah binti Kuriz bin Rabi’ah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf.
Sedangkan neneknya bernama Al Baydha’ adalah putri Abdul Muthalib.
Beliau dikenal sebagai saudagar yang kaya tetapi dermawan.5
Sebelum agama
Islam datang dan sesudahnya juga, beliau terhitung saaudagar besar dan kaya
dan sangat menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan agama Islam6
.
Beliau terpilih sebagai khalifah ketiga pada usia 70 tahun pada akhir
Dzulhijjah 23 H (644 M) dan diresmikan pada Muharram 24 H.
Kekhalifahannya yang berlangsung selama 12 tahun cukup memberi banya
warna perubahan dan perluasan wilayah Islam. Seperti berhasil menyusun
dan menyempurnakan mushaf al-Qur’an yang dikenal dengan nama mushaf
Utsmani. Dan membangun kantor pengadilan. Di samping prestasi tersebut,
ternyata terdapat pula satu titik lemah yang antara lain berpangkal dari sifat
lemah lembut dan pemaaf beliau, selain dari usianya yang memang kian
menua.
Dan sekaligus hal itu sedikit banyak yang membuatnya banyak
diguncang orang-orang yang mengitarinya. Isu, bahkan fitnah pun
menerjangnya yang konon disponsori dan diapi-apikan oleh Abdullah bin
Saba’ (seorang Yahudi yang memeluk Islam) dengan berbagai cara termasuk
isu nepotisme dan kemudian berujung pada pembunuhan terhadap diri beliau,
yang dilakukan oleh seorang pemberontak ekstrem dari Mesir bernama
Humran bin Su’dan pada hari Jumat 18 (atau 22) Dzulhijjah 35 tepat 20 Mei
656 M dalam usia 82 tahun saat ia sedang berpuasa dan membaca al-Qur’an
hingga kitab suci itu turut tergenangi darah.
5
Ibid, hal. 80
6
A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hal 266
5
4. Ali bin Abi Thalib 35-40 H (656-661 M)
Beliau semula diberi nama Haydar (Al Haydar) oleh ibunya. Tapi oleh
ayahnya diganti dengan Ali. Nabi juga menghadiahi gelar Abu Turab (si
Bapak debu-tanah) karena pernah dijumpai sedang tidur di atas tanah. Nama
lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib Al-
Hasyimi Al-Quraisy, dan ibunya bernama Fatimah binti Azad bin Hasyim bin
Abdu Manaf. Lahir pada tahun 600 M, tahun 23 sebelum hijrah dan masuk
Islam dan masuk Islam sebaga Muslim pertama di usia 8-10 tahun.
Menginjak usia 25 tahun, beliau lalu dinikahkan dengan Fatimah putri Rasul.
Beliau sangat disegani karena kepiawaiannya dalam banyak macam
ilmu pengetahuan, terutama soal hukum sehingga dialah yang dianggap
paling terpelajar di antara semua sahabat Nabi. Beliau juga seorang jago
pedang yang hadir di semua perang yang diikuit Rasulullah SAW., kecuali
Perang Tabuk di mana beliau diserahi tugas sebagai wakil utama baginda di
Madinah. Setelah wafatnya Khalifah Utsman, beliaulah yang terpilih menjadi
khalifah yang keempat. Khalifah Ali menghembuskan napas terakhirnya pada
19 Ramadhan 40 H (25 Januari 661 M) dalam usia 63 tahun. Setelah dua haru
sebelumnya ditusuk dengan pedang beracun oleh Abdurrahman bin Muljam,
seorang ekstermis Khawarij di saat beliau mengimami shalat subuh di Masjid
Kufah.7
B. Pemikiran Ekonomi dan Kebijakan-kebijakan yang Diterapkan pada
Masa Khulafaurrasyidin
Setelah Rasulullah SAW. wafat, kepemimpinannya digantikan oleh
para sahabat dekatnya yang dikenal dengan sebutan “Khulafaurrasyidin”.
Khulafaurrasyidin memegang peranan sebagai kepala negara atau khalifah
yang melakukan segala aktifitas kenegaraan. Mulai dari sosial, politik hingga
ekonomi. Beberapa pemikiran ekonomi melahirkan kebijakan-kebijakan
ekonomi demi terselenggaranya perekonomian yang memegang teguh nilai-
nilai Islam. Di bawah ini merupakan bentuk-bentuk pemikiran serta kebijakan
7
Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah, hal. 83-86
6
ekonomi yang dibuat oleh setiap khalifah yang termasuk dalam
Khulafaurrasyidin:
1. Perekonomian Masa Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M)
Setelah Rasulullah SAW. wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih
menjadi Khalifah Islam yang pertama. Ia merupakan pemimpin agama
sekaligus kepala negara kaum Muslimin. Pada masa pemerintahannya
yang berlangsung selama dua tahun, Abu Bakar ash-Shiddiq banyak
menghadapi persoalan dalam negeri yang berasal dari kelompok murtad,
nabi palsu, dan pembangkang zakat. Berdasarkan hasil musyawarah
dengan para sahabat yang lain, ia memutuskan untuk memerangi
kelompok tersebut melalui apa yang disebut sebagai Perang Riddah
(Perang mealawan kemurtadan). Setelah berhasil menyelesaikan urusan
dalam negeri, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi ke wilayah utara
untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang selalu mengancam
kedudukan umat Islam. Namun, ia meninggal sebelum usaha ini selesai
dilakukan.
Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, Khalifah
Abu Bakar ash-Shiddiq melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi yang
telah dipraktikkan Rasulullah SAW. Ia sangat memerhatikan keakuratan
penghitungan zakat, sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan
pembayarannya. Pada kesempatan lain, Abu Bakar ash-Shiddiq
menginstruksikan pada amil yang sama, "Kekayaan dari orang yang
berbeda tidak dapat digabung, atau kekayaan yang telah digabung tidak
dapat dipisahkan.”8
Beliau membangun lagi Baitul Mal dan meneruskan
sistem pendistribusian harta untuk rakyat sebagaimana pada masa
Rasulullah SAW.9
Hasil pengumpulan zakat tersebut dijadikan sebagai
pendapatan negara dan disimpan dalam Baitul Mal untuk langsung
didistribusikan seluruhnya hingga tidak ada yang tersisa.
8
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2002) hal. 187
9
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam,
(Jakarta: RajaGrafindo, 2008) hal. 101
7
Dalam berinvestasi, Abu Bakar ash-Shiddiq juga melaksanakan
kebijakan pembagian tanah hasil taklukan seperti halnya Rasulullah SAW.
Sebagian diberikan kepada kaum Muslimin dan sebagian yang lain tetap
menjadi tanggungan negara. Di samping itu, ia juga mengambil alih tanah-
tanah orang-orang yang murtad untuk kemudian dimanfaatkan demi
kepentingan umat Islam secara keseluruhan.
Dalam pendistribusian harta Baitul Mal tersebut, Abu Bakar ash-
Shiddiq menerapkan prinsip kesamarataan, yakni memberikan jumlah
yang sama kepada semua sahabat Rasulullah SAW. dan tidak membeda-
bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk Islam dengan
sahabat yang kemudian, antara hamba dengan orang merdeka, dan antara
pria dengan wanita. Menurutnya, dalam hal keutamaan beriman, Allah
SWT. yang akan memberikan ganjarannya, sedangkan dalam masalah
kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih baik daripada prinsip keutamaan.
Selanjutnya, terdapat pula langkah yang dilakukan Abu Bakar ash-
Shiddiq dalam menyempurnakan ekonomi Islam10
:
a. Perhatian terhadap keakuratan perhitungan zakat, seperti yang
dikatakan Anas (seorang amil) bahwa: jika seseorang yang harus
membayar unta betina berumur satu tahun sedangkan dia tidak
memilikinya dan ia menawarkan untuk memberikan seekor unta
betina berumur dua tahun, hal tersebut dapat diterima. Kolektor zakat
akan mengembalikan 20 dirham atau dua ekor kambing padanya
(sebagai kelebihan pembayaran). Dalam kesempatan lain Abu Bakar
juga menginstruksikan kepada amil yang sama, kekayaan dari orang
yang berbeda tidak dapat digabung atau kekayaan yang telah digabung
tidak bisa dipisahkan (dikhawatirkan akan kelebihan pembayaran atau
kekurangan penerimaan zakat).
b. Pengembangan pembangunan Baitul Mal dan penanggung jawab
Baitul Mal (Abu Ubaida).
10
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.
233-234
8
c. Menerapkan konsep balance budget policy pada Baitul Mal.
d. Melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau
mambayar zakat dan pajak.
e. Secara individu, Abu Bakar adalah seorang praktisi akad-akad
perdagangan.
2. Perekonomian Masa Umar ibn Al-Khattab (634-644 M)
Berdasarkan hasil musyawarah dengan para pemuka tentang
pengganti Abu Bakar ash-Shiddiq, beliau menunjuk Umar ibn Al-Khattab
sebagai Khalifah Islam kedua. Keputusan itu diterima dengan baik oleh
kaum Muslimin. Setelah diangkat sebagai khalifah, Umar ibn Al-Khattab
memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (Komandan Orang-orang yang
Beriman). Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh
tahun, ia dipandang paling banyak melakukan inovasi dalam
perekonomian.
Dapat dikatakan pemerintahan Umar merupakan abad keemasan
dalam sejarah Islam. Dalam aspek ekonomi yang dikembangkan
berdasarkan kepada keadilan dan kebersamaan dan disinilah letak
ketinggian ajaran Islam. Sistem tersebut didasarkan pada prinsip
pengambilan sebagian kekayaan orang-orang kaya untuk dibagikan kepada
orang-orang miskin. Faktor-faktor produksi yang dimiliki tidak berada
dalam kekuasaan individu. Semua faktor produksi, tanah, tenaga kerja,
modal dan organisasi berada pada komunitas. Kontribusi yang diberikan
Umar untuk mengembangkan ekonomi Islam antara lain11
:
a. Reorganisasi Baitul Mal, dengan mendirikan Diwan Islam yang
pertama yang disebut dengan al-Divan (sebuah kantor yang ditujukan
untuk membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiunan
serta tunjangan-tunjangan lain.
b. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
makanan dan pakaian kepada warga negaranya.
11
Ibid., hal. 234
9
c. Diversifikasi terhadap objek zakat (zakat terhadap karet di
Semenanjung Yaman), tarif zakat (misalnya mengenakan dasar
advalorem, satu untuk 40 dirham).
d. Pengembangan ushr (pajak) pertanian (misalnya pembebanan
sepersepuluh hasil pertanian).
e. Undang-undang perubahan kepemilikan tanah (land reform).
f. Pengelompokan pendapatan negara dalam 4 bagian:
Sumber Pendapatan Pengeluaran
Zakat dan Ushr Pendistribusian untuk lokal jika
berlebihan disimpan
Khums Shadaqah Fakir miskin dan kesejahteraan
Kharaj, Fay, Jizyah, Ushr, Sewa
Tetap
Dana pensiun, Dana pinjaman
(allowance)
Pendapatan dari semua sumber Pekerja, pemelihara anak
terlantar dan dana sosial
Penjelasan beberapa tindakan yang dilakukan oleh Umar ibn Al-
Khattab antara lain sebagai berikut:
a. Pendirian lembaga Baitul Mal
Setelah wilayah kekuasaan Islam pada masa pemerintahan Umar
semakin meluas, pendapatan negara mengalami peningkatan yang
signifikan. Sehingga memerlukan perhatian khusus untuk mengelolanya.
Dia memfungsikan Baitul Mal menjadi lembaga yang reguler dan
permanen. Dan dilengkapi dengan sistem administrasi yang tertata baik
dan rapi. Khalifah Umar memutuskan untuk tidak mendistribusika harta
Baitul Mal, tetapi disimpan sebagai cadangan, baik untuk keperluan
darurat, pembayaran gaji para tentara maupun berbagai kebutuhan umat
lainnya. Sebagai tindak lanjutnya, pada tahun yang sama dibangunlah
lembaga Baitul Mal pertama kali didirikan dengan Madinah sebagai
pusatnya. Hal ini kemudian diikuti dengan pendirian cabang-cabangnya di
ibukota provinsi.
Secara tidak langsung, Baitul Mal berfungsi sebagai pelaksanaan
kebijakan fiskal negara Islam dan Khalifah merupakan pihak yang
berkuasa penuh terhadap harta Baitul Mal. Namun demikian, Khalifah
10
tidak diperbolehkan menggunakan harta Baitul Mal untuk kepentingan
pribadi. Dalam hal pendistribusian harta Baitul Mal, sekalipun berada
dalam kendali dan tanggung jawabnya, para pejabat Baitul Mal tidak
mempunyai wewenang dalam membuat keputusan terhadap harta Baitul
Mal yang berupa zakat dan ushr. Harta Baitul Mal dianggap sebagai harta
kaum Muslimin, sedangkan Khalifah dan para amil hanya berperan
sebagai pemegang amanah.12
Khalifah Umar juga membuat ketentuan bahwa pihak eksekutif tidak
boleh turut campur dalam mengelola harta Baitul Mal. Di tingkat provinsi,
pejabat yang bertanggung jawab terhadap harta umat tidak bergantung
kepada gubernur dan mereka mempunyai otoritas penuh dalam
melaksanakan tugasnya serta bertanggung jawab langsung kepada
pemerintah pusat. Untuk mendistribusikan harta Baitul Mal, Khalifah
Umar ibn Al-Khattab mendirikan beberapa departemen yang dianggap
perlu, seperti: departemen pelayanan militer, departemen kehakiman dan
eksekutif, departemen pendidikan dan pengembangan Islam dan
departemen jaminan sosial.
Khalifah Umar ibn Al-Khattab menerapkan prinsip keutamaan dalam
mendistribusikan harta Baitul Mal. Ia berpendapat bahwa kesulitan yang
dihadapi umat Islam harus diperhitungkan dalam menetapkan bagian
seseorang dari harta negara dan karenanya, keadilan menghendaki usaha
seseorang serta tenaga yang telah dicurahkan dalam memperjuangkan
Islam harus dipertahankan dan dibalas dengan sebaik-baiknya. Kebijakan
Khalifah ini mengundang reaksi dari salah seorang sahabat yang bernama
Hakiam bin Hizam. Menurutnya, dalam hal ini tindakan Umar akan
memicu lahirnya sifat malas di kalangan para pedagang yang berakibat
fatal bagi kelangsungan hidup mereka sendiri jika suatu saat pemerintah
menghentikan kebijakan tersebut.
12
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006)
hal. 61
11
Kaum Muslimin dan para sejarawan meyakini bahwa pada dasarnya,
kebijakan Khalifah Umar tersebut semata-mata hanya untuk menghormati
orang-orang yang telah gigih berjuang membela dan menegakkan agama
Islam di masa-masa awal kehadirannya. Khalifah sendiri sangat tidak
menginginkan terbentuknya suatu kelompok prejudices dalam suatu
masyarakat ataupun membuat bangsa Arab malas dan tergantung. Hal ini
setidaknya tercermin dari rasa penyesalannya di kemudian hari. Beliau
menyadari bahwa cara tersebut keliru karena membawa dampak negatif
terhadap strata sosial dan kehidupam masyarakat.
b. Kepemilikan tanah
Selama pemerintahan Khalifah Umar, wilayah kekuasaan Islam
semakin luas seiring dengan banyaknya daerah yang berhasil ditaklukkan,
baik melalui peperangan maupun secara damai. Para tentara dan beberapa
sahabat terkemuka menuntut agar tanah hasil taklukan tersebut dibagikan
kepada mereka yang terlibat dalam peperangan sementara sebagian kaum
Muslimin menolak pendapat tersebut.
Salah seorang di antara mereka yang menolak adalah Muadz bin Jabal
mengatakan, “Apabila engkau membagikan tanah tersebut, hasilnya tidak
akan menggembirakan. Bagian yang bagus akan menjadi milik mereka
yang tidak lama lagi akan meninggal dunia dan keseluruhan akan menjadi
milik seorang saja. Ketika generasi selanjutnya datang dan mereka
mempertahankan Islam dengan sangat berani namun mereka tidak akan
menemukan apa pun yang tersisa. Oleh karena itu, carilah rencana yang
baik dan tepat untuk mereka yang datang pertama dan yang akan datang
kemudian.”13
Setelah mendengar saran tersebut dan melalui debat yang panjang,
akhirnya Umar memutuskan untuk memperlakukan tanah-tanah tersebut
sebagai fai. Dalam memperlakukan tanah-tanah taklukannya, Khalifah
Umar tidak membagi-bagikannya kepada kaum Muslimin, tetapi
13
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,
2002) hal. 189
12
membiarkan tanah tersebut tetap berada pada pemiliknya dengan syarat
membayar kharaj dan jizyah. Ia beralasan bahwa penaklukan yang
dilakukan pada masa pemerintahannya meliputi tanah yang demikian luas
sehingga bila dibagi-bagikan dikhawatirkan akan mengarah kepada praktik
tuan tanah. Di samping itu, ia menghadiahkan tanah pertanian kepada
masyarakat yang bersedia menggarapnya. Namun, siapa saja yang gagal
mengelolanya selama 3 tahun maka ia akan kehilangan hak
kepemilikannya atas tanah tersebut.14
c. Zakat
Di antara beberapa barang, Abu Bakar membebani zakat terhadap
war, sejenis rumput herbal yang digunakan untuk membuat bedak dan
parfum. Sementara itu, Umar mengenakan khums zakat atas karet yang
ditemukan di Semenanjung Yaman, antara Aden dan Mukha, dan hasil laut
karena barang-barang tersebut sebagai hadiah dari Allah.
d. Ushr
Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang,
dibayar hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku bagi barang yang
nilainya lebih dari 200 dirham.15
Pada masa Umar, hukum perdagangan
mengalami penyempurnaan guna menciptakan perekonomian secara sehat.
Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang, pajak
perdagangan nabati dan kurma Syiria sebesar 50%. Hal ini untuk
memperlancar arus pemasukan bahan makanan ke kota-kota. Pada saat
yang sama, juga dibangun pasar-pasar, termasuk di daerah pedalaman
seperti di Ubulla, Yaman, Damaskus, Makkah dan Bahrain.
Pekan-pekan dagang berkedudukan penting dalam menggerakkan roda
perekonomian. Beberapa pekan dagang yang menonjol adalah pekan
dagang ‘Ukaz yang berada di Hijaz yang berdekatan dengan Sukar, dan
yang lainnya. ‘Ukaz adalah sebuah Oasis di antara Ta’if dan Nukhlah.
14
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam,
(Jakarta: RajaGrafindo, 2008) hal. 102
15
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.
229
13
Pekan dagang itu berlangsung pada 1-20 Dzulkaidah.16
Pos pengumpulan
ushr terletak di berbagai tempat yang berbeda-beda, termasuk di ibukota.
Menurut Saib bin Yazid, pengumpul ushr di pasar-pasar Madinah, orang-
orang Nabaetean yang berdagang di Madinah juga dikenakan pajak pada
tingkat yang umum, tetapi setelah beberapa waktu Umar menurunkan
presentasenya menjadi 5% untuk minyak dan gandum untuk mendorong
impor barang-barang tersebut di kota.
e. Alokasi pendapatan negara
Sebelum masa pemerintahan Abu Bakar, kebijakan pemerintah
terhadap pendapatan negara adalah dengan mendistribusikan seluruh
pendapatan yang diterima. Kebijakan ini mengalami perubahan pada masa
Umar. Pendapatan negara dikumpulkan dan dijadikan cadangan untuk
selanjutnya digunakan untuk berbagai kegiatan pengeluaran dari Baitul
Mal. Seperti membagikannya kepada fakir miskin atau untuk membiayai
kesejahteraan mereka tanpa membedakan apakah ia seorang Muslim atau
bukan, membayar para pekerja, pemeliharaan anak-anak terlantar, dana
sosial dan digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan
serta untuk menutupi biaya operasional administrasi, kebutuhan militer,
dan sebagainya.
Angkatan bersenjata juga dipersenjatai dengan pelindung, pedang dan
tombak, anak panah, dan busur panah. Khalifah Umar juga membangun
markas–markas militer di Bashra, Kufah, Fastal, Qairawan, dan lain-lain.
pengeluaran untuk hal-hal ini termasuk bagian dari pengeluaran
pertahanan negara. Ia juga membangun sistem administrasi pemerintahan
Islam dan membagi daerah-daerah taklukan ke dalam satu organisasi
pemerintahan yang tertata rapi, sehingga memungkinkan para wakilnya di
daerah mengembangkan berbagai sumber daya di wilayahnya masing-
masing.
16
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam,
hal. 102
14
Khalifah Umar menetapkan perbaikan ekonomi di bidang pertanian
dan perdagangan sebagai prioritas utama. Saluran irigasi terbentang hingga
di daerah-daerah taklukan dan sebuah departemen besar didirikan untuk
membangun waduk-waduk, tangki-tangki, kanal-kanal dan pintu-pintu air
serbaguna demi kelancaran dan distribusi air. Menurut Maqrizi, di Mesir
saja ada sekitar 120.000 buruh yang bekerja setiap hari sepanjang tahun.
Mereka digaji dari harta kekayaan umat. Juza bin Muawiyah dengan seizin
Umar, banyak membangun kanal-kanal di distrik Khuziztan dan Ahwaz,
yang memungkinkan pembukaan dan pengolahan banyak sekali ladang
pertanian.17
Selain itu, Khalifah Umar memperkenalkan sistem jaga malam dan
patroli serta mendirikan dan mensubsidi sekolah-sekolah dan masjid-
masjid di seluruh wilayah negara. Ia juga menjamin orang-orang yang
melakukan ibadah haji dan para pengembara dapat menikmati fasilitas air
dan tempat peristirahatan di sepanjang jalan antara Makkah dan Madinah,
di samping membangun depot makanan dan gudang tempat penyimpanan
makanan persediaan dan perlengkapan yang dibutuhkan. Dalam
perkembangan selanjutnya, setelah kondisi Baitul Mal dianggap cukup
kuat, ia menambahkan beberapa pengeluaran lain dan memasukkannya ke
dalam daftar kewajiban negara, seperti memberi pinjaman untuk
perdagangan dan konsumsi.
3. Perekonomian Masa Utsman bin Affan (644-656 M)
Sebelum Khalifah Umar wafat, ia membentuk tim yang etrdiri dari
enam orang untuk memilih seorang di antara mereka sebagai
penggantinya. Keenam orang itu adalah Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi
Thalib, Thalhah, Zubair ibn al-Awwam, Sa’ad ibn Abi Waqqas, dan
Abdurrahman bin Auf. Setelah Umar wafat, tim tersebut bermusyarah dan
berhasil menunjuk Utsman ibn Affan sebagai Khalifah Islam ketiga. Pada
masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, Khalifah
Utsman berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Armenia, Tunisia,
17
Ibid., hal. 103
15
Cyprus, Rhodes, bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan
Tabaristan.
Pada awal pemerintahan, Utsman mencoba melanjutkan dan
mengembangkan kebijaksanaan yang dijalankan khalifah Umar. Antara
lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut18
:
a. Pembangunan pengairan.
b. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan
perdagangan.
c. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
d. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan
hasilnya mengalami peningkatan bila dibandingkan pada masa Umar
dari 9 juta menjadi 50 juta dirham.
Pemasukan negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan perang
semakin besar. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya, Balkh,
Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukkan. Untuk menata pendapatan
baru, kebijakan Umar diikuti. Tidak lama, Islam mengakui empat kontrak
dagang setelah negara-negara tersebut ditaklukkan kemudian tindakan
efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran
air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan
keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi
kepolisian tetap.
Khalifah Utsman tetap mempertahankan sistem pemberian bantuan
dan santunan serta memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat
yang berbeda-beda. Meskipun meyakini prinsip persamaan dalam
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia memberikan bantuan yang
berbeda pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam pengelolaan zakat, khalifah
Utsman mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada
para pemiliknya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan
18
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.
235
16
zakat dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan
yang tidak jelas oleh oknum pengumpul zakat.
Dengan harapan dapat memberikan tambahan pemasukan bagi Baitul
Mal, Khalifah Utsman menerapkan kebijakan membagi-bagikan tanah
negara kepada individu-individu untuk tujuan reklamasi. Dari hasil
kebijakannya, negara mempeolrh pendapatan sebesar 50 juta dirham atau
naik 41 juta dirham jika dibandingkan pada masa Umar bin Khattab yang
tidak membagi-bagikan tanah tersebut. Memasuki enam tahun kedua masa
pemerintahan Utsman bin Affan, tidak terdapat perubahan sistem ekonomi
yang cukup signifikan. Berbagai kebijakan Khalifah Utsman yang banyak
menguntungkan keluarganya telah menimbulkan benih kekecewaan yang
mendalam pada sebagian besar kaum Muslimin. Akibatnya, pada masa ini
pemerintahannya lebih banyak diwarnai oleh kekacauan politik yang
berakhir dengan terbunuhnya sang Khalifah.19
4. Perekonomian Masa ‘Ali bin Abi Thalib (656-661 M)
Setelah diangkat menjadi Khalifah Islam yang keempat oleh segenap
kaum Muslimin, ‘Ali bin Abi Thalib langsung mengambil beberapa
tindakan, seperti memberhentikan para pejabat yang korup, membuka
kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang
kesayangan Utsman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Umar bin Khattab. Masa
pemerintahan yang hanya berlangsung selama enam tahun selalu diwarnai
dengan ketidakstabilan kehidupan politik. Sekalipun demikian, Khalifah
Ali bin Abi Thalib tetap berusaha untuk melaksanakan berbagai kebijakan
yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan umat Islam.
Sebagai khalifah yang keempat, Ali terkenal sangat sederhana.
Mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah yang luas, tetapi banyak
potensi konflik dari khalifah sebelumnya, Ali harus mengelola
perekonomian secara hati-hati. Ia secara sukarela menarik dirinya dari
19
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006)
hal. 81
17
daftar penerima dana bantuan Baitul Mal, bahkan menurut yang lainnya
dia memberikan 5.000 dirham setiap tahunnya. Ali sangat ketat dalam
menjalankan keuangan negara. Meski termasuk ahlul bait (keluarga Nabi),
beliau selalu bekerja mandiri, tidak meminta fasilitas dari Rasulullah
SAW. Beliau selalu bekerja keras untuk perekonomiannya, bahkan
sebelum menjadi khalifah ia bekerja sebagai buruh orang Yahudi. Hal ini
mencontohkan beliau seorang wirausahawan mandiri yang tidak
tergantung fasilitas pejabat dan jabatan.20
Dan pada masanya juga pernah
dicetak mata uang dengan ciri khusus. Namun peredarannya sangat
terbatas karena keadaan politik saat itu.21
Ketika Umar masih menjadi Khalifah, ia memutuskan untuk tidak
mendistribusikan seluruh pendapatan Baitul Mal, tetapi menyimpannya
sebagai cadangan. Ali menolak seluruh hasil pertemuan itu dengan
berpendirian bahwa seluruh pendapatan Baitul Mal harus didistribusikan
seluruhnya tanpa menyisakan sedikit pun sebagai cadangan.22
Oleh karena
itu, setelah ia diangkat menjadi Khalifah, Ali mendistribusikan seluruh
pendapatan yang ada di Baitul Mal. Pada masa pemerintahannya, prinsip
utama dari pemerataan distribusi uanag telah diperkenalkan. Sistem
distribusi setiap pekan sekali untuk pertama kalinya diadopsi.
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, alokasi pengeluaran kurang
lebih masih tetap sama sebagaimana halnya pada masa Khalifah Umar.
Dengan adanya penjagaan malam dan patroli yang telah terbentuk sejak
masa pemerintahan Umar bin Khattab, Ali membentuk polisi yang
terorganisasi secara resmi yang disebut dengan syurthah dan pemimpinnya
diberi gelar Shahibus Syurthah. Fungsi lainnya dari Baitul Mal masih tetap
sama dan tidak ada perkembangan aktifitas yang berarti pada masa ini.
20
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012) hal. 33
21
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.
246
22
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006)
hal. 83
18
Khalifah Ali memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahan,
administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya.
Konsep ini dijelaskan dalam suratnya yang terkenal yang ditujukan
kepada Malik Ashter bin Harits. Suratnya berisi pendeskripsian tugas,
kewajiban, serta tanggung jawab para penguasa dan pejabat tinggi serta
staf-stafnya. Bagaimana berhubungan dengn masyarakat sipil, lembaga
peradilan dan angkatan perang. Ali menekankan Malik agar lebih
memerhatikan kesejahteraan para prajurit dan keluarganya. Dalam syarat
tersebut, juga terdapat instruksi untuk melawan korupsi dan penindasan,
mengontrol pasar, dan memberantas para tukang catut laba, penimbun
barang dan memberantas pasar gelap. Beberapa perubahan kebijaksanaan
yang dilakukan pada masa khalifah Ali antara lain:
1. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Mal berbeda
dengan Umar yang menyisihkan untuk cadangan.
2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
3. Adanya kebijakan pengetahuan anggaran. 23
23
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.
236
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perekonomian pada masa Khulafaurrasyidin pada prinsipnya mengikuti
ajaran yang diterapkan oleh Rasulullah SAW. dalam mengatur roda perekonomian
selama masih menjadi pemimpin umat. Hanya saja dalam beberapa hal
mengalami perubahan dan pembaharuan maupun pembuatan kebijakan baru
karena keadaan dan kondisi yang telah berubah pada setiap masa pemerintahan.
Di samping itu, perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu hal juga dapat
mendukung perbedaan kebijakan yang dilakukan para pemimpin umat setelah
wafatnya Rasulullah SAW.
Seluruh kebijakan yang dibuat itu pada akhirnya bertujuan demi
kesejahteraan umat Islam dalam pemerintahan Islam. Di antaranya:
pendistribusian seluruh harta dari Baitul Mal untuk masyarakat Islam pada masa
Abu Bakar sehingga tidak ada yang tersisa sepeser pun. Namun, pada masa Umar
bin Khattab, terjadi pemusatan pendapatan negara di Baitul Mal dan
penditribusian dilakukan secara bertahap dan terdapat spesifikasi tersendiri
terhadapnya. Pada masa Utsman bin Affan terjadi pembagian tanah agar diolah
oleh masyarakat sehingga terjadi peningkatan pendapatan yang melonjak drastis
daripada pemerintahan khalifah sebelumnya. Dan pada masa Ali, administrasi
umum terkonsep dengan begitu matang dan tegas.
Daftar Pustaka
A.Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. 1983. Jakarta: Pustaka Al-Husna
Arsyad, Natsir. Seputar Sejarah dan Muamalah. 1993. Bandung : Al-Bayyan
Hakim, Lukman. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. 2012. Jakarta: Erlangga
Muhammad. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. 2002. Jakarta:
Salemba Empat
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. 2007. Jakarta:
Kencana
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta.
Ekonomi Islam. 2008. Jakarta: RajaGrafindo

More Related Content

Similar to Makalah_Pemikiran_Ekonomi_Khulafaurrasyi.doc

Pernikahan ummu kultsum dengan umar
Pernikahan ummu kultsum dengan umarPernikahan ummu kultsum dengan umar
Pernikahan ummu kultsum dengan umarRamlee Nooh
 
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docx
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docxMAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docx
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docxMediaDesa3
 
Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5mas karebet
 
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Mahasiswa
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah057SherliIsraniHukum
 
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...Shazwan Zafran
 
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu YusufSejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusufteguh catur cahyono
 
Jamaah jumat rahimakumullah
Jamaah jumat rahimakumullahJamaah jumat rahimakumullah
Jamaah jumat rahimakumullahekoriyadi2012
 
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidinBelajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidinsyarifuddienahmad
 
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptx
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptxDr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptx
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptxHasaniahmadsaid
 
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptx
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptxKel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptx
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptxMethaKurniaPutra
 
Dinasti al ayyubiah
Dinasti al ayyubiahDinasti al ayyubiah
Dinasti al ayyubiahdzikri07
 
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizh
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizhMakalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizh
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizhAnisAlHafizh
 

Similar to Makalah_Pemikiran_Ekonomi_Khulafaurrasyi.doc (20)

Pernikahan ummu kultsum dengan umar
Pernikahan ummu kultsum dengan umarPernikahan ummu kultsum dengan umar
Pernikahan ummu kultsum dengan umar
 
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docx
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docxMAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docx
MAKALAH UMAR BIN KHATTAB.docx
 
Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5Tarikh tasyrik 5
Tarikh tasyrik 5
 
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3Islam masa khulafaur rasydin kel 3
Islam masa khulafaur rasydin kel 3
 
Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
 
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...
Pemerintahan zaman Khulafa’ Ar-Rasydin, prinsip pemerintahan dan penyebaran i...
 
Khulafaur Rasydin
Khulafaur RasydinKhulafaur Rasydin
Khulafaur Rasydin
 
Fiqh al sirah
Fiqh al sirahFiqh al sirah
Fiqh al sirah
 
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu YusufSejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
Sejarah dan Pemikiran Islam Abu Yusuf
 
Jamaah jumat rahimakumullah
Jamaah jumat rahimakumullahJamaah jumat rahimakumullah
Jamaah jumat rahimakumullah
 
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidinBelajar dien kepada para khulafaur rosyidin
Belajar dien kepada para khulafaur rosyidin
 
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptx
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptxDr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptx
Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A. - Sejarah al-Qur'ab - MRAH - Sabtu 9 Sep 23.pptx
 
Abu yusuf
Abu yusufAbu yusuf
Abu yusuf
 
Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1
 
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptx
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptxKel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptx
Kel 4_PPI masa khulafa ur Rasyidin.pptx
 
Dinasti al ayyubiah
Dinasti al ayyubiahDinasti al ayyubiah
Dinasti al ayyubiah
 
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizh
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizhMakalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizh
Makalah sejarah peradaban islam oleh anis al hafizh
 
Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1
 
Kelas 9 ski
Kelas 9 skiKelas 9 ski
Kelas 9 ski
 

Recently uploaded

Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptJhonSutarka1
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaMichael Rada
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTRikoMappedeceng1
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 

Recently uploaded (20)

Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 

Makalah_Pemikiran_Ekonomi_Khulafaurrasyi.doc

  • 1. MAKALAH PEMIKIRAN EKONOMI KHULAFAURRASYIDIN Untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Fakultas Syari’ah Jurusan Ekonomi Syari’ah Dosen Pengampu : Nurul Setianingrum, SE., MM Disusun oleh : Kelompok 6 Kelas K2 1. Putri Lailatul Mukaromah (083 134 071) 2. Ria Rosdiyana Dewi (083 134 090) 3. Ika Sri Wahyuni (083 134 102) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
  • 2. ii 2014 Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang berjudul “Pemikiran Ekonomi Khulafaurrasyidin” ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya yang mengantarkan umat manusia minadzdzulumati ilan-nuur, yakni ‘addinul Islam (dari zaman kegelapan menuju zaman yang bercahaya, yakni agama Islam). Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Nurul Setianingrum, SE., MM sebagai dosen pembimbing matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi; 2. Rekan-rekan yang memberikan saran-sarannya dan semangat pada pemakalah agar dapat menyusun makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Jember, 29 September 2014 Penulis
  • 3. iii Daftar Isi Kata Pengantar ...................................................................................................ii Daftar Isi ..............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A.................................................................................................... La tar Belakang ........................................................................................1 B.................................................................................................... Ru musan Masalah....................................................................................1 C.................................................................................................... Tu juan......................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A.................................................................................................... Bi ografi Singkat Khulafaurrasyidin.......................................................2 1............................................................................................... A bu Bakar ash-Shiddiq 11-13 H (632 – 634 M)..............................2 2............................................................................................... U mar bin Khattab 13-23 H (634-644 M).........................................3 3............................................................................................... Ut sman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M).......................................4 4............................................................................................... Al i bin Abi Thalib 35-40 H (656-661 M) .........................................5 B.................................................................................................... P emikiran Ekonomi dan Kebijakan-kebijakan yang Diterapkan pada Masa Khulafaurrasyidin .....................................................................5 1. .............................................................................................. Pe rekonomian Masa Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M) ..............6 2. .............................................................................................. Pe rekonomian Masa Umar ibn Al-Khattab (634-644 M)..................8
  • 4. iv 3. .............................................................................................. Pe rekonomian Masa Utsman bin Affan (644-656 M).......................14 4. .............................................................................................. Pe rekonomian Masa ‘Ali bin Abi Thalib (656-661 M).....................16 BAB III PENUTUP Kesimpulan .........................................................................................19 Daftar Pustaka
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, ilmu ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti dan akhirnya berupaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara Islami. Cara Islami berarti bahwa cara-cara yang didasarkan atas al- Qur’an dan Sunnah. Perkembangan ekonomi Islam juga tidak lepas dari pemikiran-pemikiran para cendekiawan muslim serta praktik dari Rasulullah SAW. yang nantinya juga dijadikan sumber dalam melaksanakan perekonomian Islam. Pemikiran-pemikiran ekonomi tersebut juga digunakan dalam membuat atau menerapkan berbagai kebijakan ekonomi. Setiap pemerintahan dalam periode Islam memiliki kebijakan ekonomi tersendiri untuk menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Tidak terkecuali para pemikir ekonomi Islam yang selalu memberikan pandangan-pandangan mereka terhadap perekonmian Islam. Di antara pemikiran-pemikiran ekonomi itu akhirnya mewujudkan sebuah kebijakan dalam pemerintahan. Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa pemikiran yang berbuah pada kebijakan ekonomi pada masa Khulafaurrasyidin. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi keempat khalifah (Khalafurrasyidin) ? 2. Bagaimana sistem ekonomi Khulafaurrasyidin ? 3. Apa saja kebijakan ekonomi yang dilakukan Khulafaurrasyidin ? C. Tujuan 1. Memberikan pengetahuan serta wawasan baru mengenai pemikiran ekonomi Khulafaurrasyidin. 2. Membantu pelajar mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran ekonomi Khulafaurrasyidin. 3. Untuk bahan diskusi pembelajaran atau perkuliahan.
  • 6. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Singkat Khulafaurrasyidin 1. Abu Bakar ash-Shiddiq 11-13 H (632 – 634 M ) Namanya Abdullah ibnu Abi Qudhafah at Tamimi. Di masa jahiliyah, bernama Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Nabi menjadi Abdullah Kuniyahnya Abu Bakar. Beliau diberi kuniyah Abu Bakar (pemagi) karena dari pagi-pagi betul beliau telah masuk Islam. Gelarnya : Ash-Shiddiq (yang amat membenarkan). Beliau digelari ash-Shiddiq, karena amat segera membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra’Mi’raj. Di masa jahiliah Abu Bakar berniaga. Luas juga perniagaan beliau. Sesudah memeluk agama Islam ditumpahakannya lah seluruh perhatiaanya untuk mengabdi dan menyiarkan agama Islam. Tidak ada lagi perhatiannya kepada urusan perniagaan, hanya sekedar untuk menutupi keperluan hidup dengan keluarganya1 . Ibunya ( Ummul Khyr Salma binti Syakhr Ibnu Amir ) pernah bernazar bahwa kalau Tuhan menganugrahinya putra akan diberinya nama Abdul Ka’bah ( Hamba Ka’bah ) dengan harapan akan memperoleh berkah dari Baytullah. Setelah menanti lama lahirlah si buyung yang diharap– harapkannya. Dan karena merupakan putra pertama yang hidup (lainnya mati), maka diberi pula nama samaran “ Abu Bakar” yang berarti Bapak Si Upik. Beliaulah lelaki dewasa pertama yang memeluk Islam dan berhasil pula “menggarap” banyak orang untuk masuk Islam, di antaranya Utsman bin Affan, Zubayr bin Awwam, Thalhah bin Ubaidyllah, Ustman bin Maz’um, Bilal bin Rabbah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Ubaydah bin Al- Jarrah, Saad bin Abi waqqash, Arqam bin Abi Arqam, Abu Salmah bin Assad, dll. Tapi ia “gagal” mengislamkan putranya sendiri, Abdul Ka’bah. Malah anaknya 1 A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983) hal 226
  • 7. 3 (Abdurrahman) memihak kafir Quraisy di perang Badar2 . Beliau wafat pada malam Selasa 17 Jumadil Akhir 13 H, tepat 22 Agustus 634 dalam usia 63 tahun. 2. Umar bin Khattab 13-23 H (634-644 M) Umar yang bergelar al-Faruq (orang yang membedakan antara yang haq dan batil) seketurunan dengan Nabi pada nenek generasi ketujuh. Beliau lebih muda 13 tahun dari Nabi (lahir 584 M, tahun ke-40 sebelum hijrah). Ibunya yang bernama Hantamah binti Hisyam Al-Makhzumy bin Mughirah bin Abdillah, adalah saudara perempuan Abu Jahal. Dan Ayahnya bernama Nufail al Quraisy, dari suku Bani Adi. Sebelum Islam, suku Bani Adi ini terkenal sebagai suku yang terpandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi.3 Umar terpilih sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar mangkat pada tahun 13 H (634 M) dan memerintah selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Watak ekras dan sifatya yang berani dan adil tercermin dalam suatu hadits, “Demi Allah yang menggenggam nyawaku. Kalau ada setan yang berpapasan dengan Umar di jalan, niscaya si setan akan membelok mencari gang kecil.” Keponakan Abu Jahal ini ditikan pedang beracun sebanyak tiga kali pada saat mengimami shalat subuh di masjid Nabawi, pada 26 Dzulhijjah 23 H (634 M) oleh Fairus alias Abu Lu’lu’ (budak Mughirah bin Syu’bah yang beragama Majusi dan berasal dari Nahrawan, Persia. Kabarnya, ia berkomplot dengan orang-orang anti-Islam sebangsa Hurmuzan, Jufainal Al-Anbary dan Ka’a Al-Ahbar. Si Lu’lu’ sendiri diketahui kemudia bunuh diri. Jasad khalifah lanta digeletakkan begitu saja hingga usai shalat (yang diambil alih imamnya oleh Abdurrahman bin Auf). Beliau baru menghembuskan napas terakhirnya beberapa hari kemudian dalam usia 63 tahun, pada hari Ahad awal Muharram tahun 23 H (634 M) setelah menyampaikan wasiat tentang estafet kekhalifahan dengan mengajukan 6 calon khalifah berikutnya.4 2 Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah ( Bandung : Al-Bayyan, 1993) hal 75-76 3 A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hal 236 4 Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah, hal. 75-80
  • 8. 4 3. Utsman Ibnu ‘Affan 23-35 H (644-656 M) Beliau ialah Utsman ibnu ‘Affan ibnu Abil Ash ibnu Umaiyah. Dilahirkan diwaktu Rasulullah berusia lima tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Utsman, yang biasa dipanggil Abu Abdullah, AbuUmar atau Abu Amer, seketurunan Nabi pada nenek generasi ketiga Abdu Manaf. Lahir di Thalif 576 M atau tahun 47 sebelum hijrah. Ibunya bernama Arwa’ah binti Kuriz bin Rabi’ah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Sedangkan neneknya bernama Al Baydha’ adalah putri Abdul Muthalib. Beliau dikenal sebagai saudagar yang kaya tetapi dermawan.5 Sebelum agama Islam datang dan sesudahnya juga, beliau terhitung saaudagar besar dan kaya dan sangat menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan agama Islam6 . Beliau terpilih sebagai khalifah ketiga pada usia 70 tahun pada akhir Dzulhijjah 23 H (644 M) dan diresmikan pada Muharram 24 H. Kekhalifahannya yang berlangsung selama 12 tahun cukup memberi banya warna perubahan dan perluasan wilayah Islam. Seperti berhasil menyusun dan menyempurnakan mushaf al-Qur’an yang dikenal dengan nama mushaf Utsmani. Dan membangun kantor pengadilan. Di samping prestasi tersebut, ternyata terdapat pula satu titik lemah yang antara lain berpangkal dari sifat lemah lembut dan pemaaf beliau, selain dari usianya yang memang kian menua. Dan sekaligus hal itu sedikit banyak yang membuatnya banyak diguncang orang-orang yang mengitarinya. Isu, bahkan fitnah pun menerjangnya yang konon disponsori dan diapi-apikan oleh Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi yang memeluk Islam) dengan berbagai cara termasuk isu nepotisme dan kemudian berujung pada pembunuhan terhadap diri beliau, yang dilakukan oleh seorang pemberontak ekstrem dari Mesir bernama Humran bin Su’dan pada hari Jumat 18 (atau 22) Dzulhijjah 35 tepat 20 Mei 656 M dalam usia 82 tahun saat ia sedang berpuasa dan membaca al-Qur’an hingga kitab suci itu turut tergenangi darah. 5 Ibid, hal. 80 6 A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hal 266
  • 9. 5 4. Ali bin Abi Thalib 35-40 H (656-661 M) Beliau semula diberi nama Haydar (Al Haydar) oleh ibunya. Tapi oleh ayahnya diganti dengan Ali. Nabi juga menghadiahi gelar Abu Turab (si Bapak debu-tanah) karena pernah dijumpai sedang tidur di atas tanah. Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib Al- Hasyimi Al-Quraisy, dan ibunya bernama Fatimah binti Azad bin Hasyim bin Abdu Manaf. Lahir pada tahun 600 M, tahun 23 sebelum hijrah dan masuk Islam dan masuk Islam sebaga Muslim pertama di usia 8-10 tahun. Menginjak usia 25 tahun, beliau lalu dinikahkan dengan Fatimah putri Rasul. Beliau sangat disegani karena kepiawaiannya dalam banyak macam ilmu pengetahuan, terutama soal hukum sehingga dialah yang dianggap paling terpelajar di antara semua sahabat Nabi. Beliau juga seorang jago pedang yang hadir di semua perang yang diikuit Rasulullah SAW., kecuali Perang Tabuk di mana beliau diserahi tugas sebagai wakil utama baginda di Madinah. Setelah wafatnya Khalifah Utsman, beliaulah yang terpilih menjadi khalifah yang keempat. Khalifah Ali menghembuskan napas terakhirnya pada 19 Ramadhan 40 H (25 Januari 661 M) dalam usia 63 tahun. Setelah dua haru sebelumnya ditusuk dengan pedang beracun oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang ekstermis Khawarij di saat beliau mengimami shalat subuh di Masjid Kufah.7 B. Pemikiran Ekonomi dan Kebijakan-kebijakan yang Diterapkan pada Masa Khulafaurrasyidin Setelah Rasulullah SAW. wafat, kepemimpinannya digantikan oleh para sahabat dekatnya yang dikenal dengan sebutan “Khulafaurrasyidin”. Khulafaurrasyidin memegang peranan sebagai kepala negara atau khalifah yang melakukan segala aktifitas kenegaraan. Mulai dari sosial, politik hingga ekonomi. Beberapa pemikiran ekonomi melahirkan kebijakan-kebijakan ekonomi demi terselenggaranya perekonomian yang memegang teguh nilai- nilai Islam. Di bawah ini merupakan bentuk-bentuk pemikiran serta kebijakan 7 Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah, hal. 83-86
  • 10. 6 ekonomi yang dibuat oleh setiap khalifah yang termasuk dalam Khulafaurrasyidin: 1. Perekonomian Masa Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M) Setelah Rasulullah SAW. wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih menjadi Khalifah Islam yang pertama. Ia merupakan pemimpin agama sekaligus kepala negara kaum Muslimin. Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama dua tahun, Abu Bakar ash-Shiddiq banyak menghadapi persoalan dalam negeri yang berasal dari kelompok murtad, nabi palsu, dan pembangkang zakat. Berdasarkan hasil musyawarah dengan para sahabat yang lain, ia memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut melalui apa yang disebut sebagai Perang Riddah (Perang mealawan kemurtadan). Setelah berhasil menyelesaikan urusan dalam negeri, Abu Bakar mulai melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan Persia yang selalu mengancam kedudukan umat Islam. Namun, ia meninggal sebelum usaha ini selesai dilakukan. Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi yang telah dipraktikkan Rasulullah SAW. Ia sangat memerhatikan keakuratan penghitungan zakat, sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pembayarannya. Pada kesempatan lain, Abu Bakar ash-Shiddiq menginstruksikan pada amil yang sama, "Kekayaan dari orang yang berbeda tidak dapat digabung, atau kekayaan yang telah digabung tidak dapat dipisahkan.”8 Beliau membangun lagi Baitul Mal dan meneruskan sistem pendistribusian harta untuk rakyat sebagaimana pada masa Rasulullah SAW.9 Hasil pengumpulan zakat tersebut dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan dalam Baitul Mal untuk langsung didistribusikan seluruhnya hingga tidak ada yang tersisa. 8 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002) hal. 187 9 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008) hal. 101
  • 11. 7 Dalam berinvestasi, Abu Bakar ash-Shiddiq juga melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan seperti halnya Rasulullah SAW. Sebagian diberikan kepada kaum Muslimin dan sebagian yang lain tetap menjadi tanggungan negara. Di samping itu, ia juga mengambil alih tanah- tanah orang-orang yang murtad untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Dalam pendistribusian harta Baitul Mal tersebut, Abu Bakar ash- Shiddiq menerapkan prinsip kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah SAW. dan tidak membeda- bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk Islam dengan sahabat yang kemudian, antara hamba dengan orang merdeka, dan antara pria dengan wanita. Menurutnya, dalam hal keutamaan beriman, Allah SWT. yang akan memberikan ganjarannya, sedangkan dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan lebih baik daripada prinsip keutamaan. Selanjutnya, terdapat pula langkah yang dilakukan Abu Bakar ash- Shiddiq dalam menyempurnakan ekonomi Islam10 : a. Perhatian terhadap keakuratan perhitungan zakat, seperti yang dikatakan Anas (seorang amil) bahwa: jika seseorang yang harus membayar unta betina berumur satu tahun sedangkan dia tidak memilikinya dan ia menawarkan untuk memberikan seekor unta betina berumur dua tahun, hal tersebut dapat diterima. Kolektor zakat akan mengembalikan 20 dirham atau dua ekor kambing padanya (sebagai kelebihan pembayaran). Dalam kesempatan lain Abu Bakar juga menginstruksikan kepada amil yang sama, kekayaan dari orang yang berbeda tidak dapat digabung atau kekayaan yang telah digabung tidak bisa dipisahkan (dikhawatirkan akan kelebihan pembayaran atau kekurangan penerimaan zakat). b. Pengembangan pembangunan Baitul Mal dan penanggung jawab Baitul Mal (Abu Ubaida). 10 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 233-234
  • 12. 8 c. Menerapkan konsep balance budget policy pada Baitul Mal. d. Melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau mambayar zakat dan pajak. e. Secara individu, Abu Bakar adalah seorang praktisi akad-akad perdagangan. 2. Perekonomian Masa Umar ibn Al-Khattab (634-644 M) Berdasarkan hasil musyawarah dengan para pemuka tentang pengganti Abu Bakar ash-Shiddiq, beliau menunjuk Umar ibn Al-Khattab sebagai Khalifah Islam kedua. Keputusan itu diterima dengan baik oleh kaum Muslimin. Setelah diangkat sebagai khalifah, Umar ibn Al-Khattab memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (Komandan Orang-orang yang Beriman). Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun, ia dipandang paling banyak melakukan inovasi dalam perekonomian. Dapat dikatakan pemerintahan Umar merupakan abad keemasan dalam sejarah Islam. Dalam aspek ekonomi yang dikembangkan berdasarkan kepada keadilan dan kebersamaan dan disinilah letak ketinggian ajaran Islam. Sistem tersebut didasarkan pada prinsip pengambilan sebagian kekayaan orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin. Faktor-faktor produksi yang dimiliki tidak berada dalam kekuasaan individu. Semua faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi berada pada komunitas. Kontribusi yang diberikan Umar untuk mengembangkan ekonomi Islam antara lain11 : a. Reorganisasi Baitul Mal, dengan mendirikan Diwan Islam yang pertama yang disebut dengan al-Divan (sebuah kantor yang ditujukan untuk membayar tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiunan serta tunjangan-tunjangan lain. b. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian kepada warga negaranya. 11 Ibid., hal. 234
  • 13. 9 c. Diversifikasi terhadap objek zakat (zakat terhadap karet di Semenanjung Yaman), tarif zakat (misalnya mengenakan dasar advalorem, satu untuk 40 dirham). d. Pengembangan ushr (pajak) pertanian (misalnya pembebanan sepersepuluh hasil pertanian). e. Undang-undang perubahan kepemilikan tanah (land reform). f. Pengelompokan pendapatan negara dalam 4 bagian: Sumber Pendapatan Pengeluaran Zakat dan Ushr Pendistribusian untuk lokal jika berlebihan disimpan Khums Shadaqah Fakir miskin dan kesejahteraan Kharaj, Fay, Jizyah, Ushr, Sewa Tetap Dana pensiun, Dana pinjaman (allowance) Pendapatan dari semua sumber Pekerja, pemelihara anak terlantar dan dana sosial Penjelasan beberapa tindakan yang dilakukan oleh Umar ibn Al- Khattab antara lain sebagai berikut: a. Pendirian lembaga Baitul Mal Setelah wilayah kekuasaan Islam pada masa pemerintahan Umar semakin meluas, pendapatan negara mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga memerlukan perhatian khusus untuk mengelolanya. Dia memfungsikan Baitul Mal menjadi lembaga yang reguler dan permanen. Dan dilengkapi dengan sistem administrasi yang tertata baik dan rapi. Khalifah Umar memutuskan untuk tidak mendistribusika harta Baitul Mal, tetapi disimpan sebagai cadangan, baik untuk keperluan darurat, pembayaran gaji para tentara maupun berbagai kebutuhan umat lainnya. Sebagai tindak lanjutnya, pada tahun yang sama dibangunlah lembaga Baitul Mal pertama kali didirikan dengan Madinah sebagai pusatnya. Hal ini kemudian diikuti dengan pendirian cabang-cabangnya di ibukota provinsi. Secara tidak langsung, Baitul Mal berfungsi sebagai pelaksanaan kebijakan fiskal negara Islam dan Khalifah merupakan pihak yang berkuasa penuh terhadap harta Baitul Mal. Namun demikian, Khalifah
  • 14. 10 tidak diperbolehkan menggunakan harta Baitul Mal untuk kepentingan pribadi. Dalam hal pendistribusian harta Baitul Mal, sekalipun berada dalam kendali dan tanggung jawabnya, para pejabat Baitul Mal tidak mempunyai wewenang dalam membuat keputusan terhadap harta Baitul Mal yang berupa zakat dan ushr. Harta Baitul Mal dianggap sebagai harta kaum Muslimin, sedangkan Khalifah dan para amil hanya berperan sebagai pemegang amanah.12 Khalifah Umar juga membuat ketentuan bahwa pihak eksekutif tidak boleh turut campur dalam mengelola harta Baitul Mal. Di tingkat provinsi, pejabat yang bertanggung jawab terhadap harta umat tidak bergantung kepada gubernur dan mereka mempunyai otoritas penuh dalam melaksanakan tugasnya serta bertanggung jawab langsung kepada pemerintah pusat. Untuk mendistribusikan harta Baitul Mal, Khalifah Umar ibn Al-Khattab mendirikan beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti: departemen pelayanan militer, departemen kehakiman dan eksekutif, departemen pendidikan dan pengembangan Islam dan departemen jaminan sosial. Khalifah Umar ibn Al-Khattab menerapkan prinsip keutamaan dalam mendistribusikan harta Baitul Mal. Ia berpendapat bahwa kesulitan yang dihadapi umat Islam harus diperhitungkan dalam menetapkan bagian seseorang dari harta negara dan karenanya, keadilan menghendaki usaha seseorang serta tenaga yang telah dicurahkan dalam memperjuangkan Islam harus dipertahankan dan dibalas dengan sebaik-baiknya. Kebijakan Khalifah ini mengundang reaksi dari salah seorang sahabat yang bernama Hakiam bin Hizam. Menurutnya, dalam hal ini tindakan Umar akan memicu lahirnya sifat malas di kalangan para pedagang yang berakibat fatal bagi kelangsungan hidup mereka sendiri jika suatu saat pemerintah menghentikan kebijakan tersebut. 12 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006) hal. 61
  • 15. 11 Kaum Muslimin dan para sejarawan meyakini bahwa pada dasarnya, kebijakan Khalifah Umar tersebut semata-mata hanya untuk menghormati orang-orang yang telah gigih berjuang membela dan menegakkan agama Islam di masa-masa awal kehadirannya. Khalifah sendiri sangat tidak menginginkan terbentuknya suatu kelompok prejudices dalam suatu masyarakat ataupun membuat bangsa Arab malas dan tergantung. Hal ini setidaknya tercermin dari rasa penyesalannya di kemudian hari. Beliau menyadari bahwa cara tersebut keliru karena membawa dampak negatif terhadap strata sosial dan kehidupam masyarakat. b. Kepemilikan tanah Selama pemerintahan Khalifah Umar, wilayah kekuasaan Islam semakin luas seiring dengan banyaknya daerah yang berhasil ditaklukkan, baik melalui peperangan maupun secara damai. Para tentara dan beberapa sahabat terkemuka menuntut agar tanah hasil taklukan tersebut dibagikan kepada mereka yang terlibat dalam peperangan sementara sebagian kaum Muslimin menolak pendapat tersebut. Salah seorang di antara mereka yang menolak adalah Muadz bin Jabal mengatakan, “Apabila engkau membagikan tanah tersebut, hasilnya tidak akan menggembirakan. Bagian yang bagus akan menjadi milik mereka yang tidak lama lagi akan meninggal dunia dan keseluruhan akan menjadi milik seorang saja. Ketika generasi selanjutnya datang dan mereka mempertahankan Islam dengan sangat berani namun mereka tidak akan menemukan apa pun yang tersisa. Oleh karena itu, carilah rencana yang baik dan tepat untuk mereka yang datang pertama dan yang akan datang kemudian.”13 Setelah mendengar saran tersebut dan melalui debat yang panjang, akhirnya Umar memutuskan untuk memperlakukan tanah-tanah tersebut sebagai fai. Dalam memperlakukan tanah-tanah taklukannya, Khalifah Umar tidak membagi-bagikannya kepada kaum Muslimin, tetapi 13 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002) hal. 189
  • 16. 12 membiarkan tanah tersebut tetap berada pada pemiliknya dengan syarat membayar kharaj dan jizyah. Ia beralasan bahwa penaklukan yang dilakukan pada masa pemerintahannya meliputi tanah yang demikian luas sehingga bila dibagi-bagikan dikhawatirkan akan mengarah kepada praktik tuan tanah. Di samping itu, ia menghadiahkan tanah pertanian kepada masyarakat yang bersedia menggarapnya. Namun, siapa saja yang gagal mengelolanya selama 3 tahun maka ia akan kehilangan hak kepemilikannya atas tanah tersebut.14 c. Zakat Di antara beberapa barang, Abu Bakar membebani zakat terhadap war, sejenis rumput herbal yang digunakan untuk membuat bedak dan parfum. Sementara itu, Umar mengenakan khums zakat atas karet yang ditemukan di Semenanjung Yaman, antara Aden dan Mukha, dan hasil laut karena barang-barang tersebut sebagai hadiah dari Allah. d. Ushr Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku bagi barang yang nilainya lebih dari 200 dirham.15 Pada masa Umar, hukum perdagangan mengalami penyempurnaan guna menciptakan perekonomian secara sehat. Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang, pajak perdagangan nabati dan kurma Syiria sebesar 50%. Hal ini untuk memperlancar arus pemasukan bahan makanan ke kota-kota. Pada saat yang sama, juga dibangun pasar-pasar, termasuk di daerah pedalaman seperti di Ubulla, Yaman, Damaskus, Makkah dan Bahrain. Pekan-pekan dagang berkedudukan penting dalam menggerakkan roda perekonomian. Beberapa pekan dagang yang menonjol adalah pekan dagang ‘Ukaz yang berada di Hijaz yang berdekatan dengan Sukar, dan yang lainnya. ‘Ukaz adalah sebuah Oasis di antara Ta’if dan Nukhlah. 14 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo, 2008) hal. 102 15 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 229
  • 17. 13 Pekan dagang itu berlangsung pada 1-20 Dzulkaidah.16 Pos pengumpulan ushr terletak di berbagai tempat yang berbeda-beda, termasuk di ibukota. Menurut Saib bin Yazid, pengumpul ushr di pasar-pasar Madinah, orang- orang Nabaetean yang berdagang di Madinah juga dikenakan pajak pada tingkat yang umum, tetapi setelah beberapa waktu Umar menurunkan presentasenya menjadi 5% untuk minyak dan gandum untuk mendorong impor barang-barang tersebut di kota. e. Alokasi pendapatan negara Sebelum masa pemerintahan Abu Bakar, kebijakan pemerintah terhadap pendapatan negara adalah dengan mendistribusikan seluruh pendapatan yang diterima. Kebijakan ini mengalami perubahan pada masa Umar. Pendapatan negara dikumpulkan dan dijadikan cadangan untuk selanjutnya digunakan untuk berbagai kegiatan pengeluaran dari Baitul Mal. Seperti membagikannya kepada fakir miskin atau untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa membedakan apakah ia seorang Muslim atau bukan, membayar para pekerja, pemeliharaan anak-anak terlantar, dana sosial dan digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biaya operasional administrasi, kebutuhan militer, dan sebagainya. Angkatan bersenjata juga dipersenjatai dengan pelindung, pedang dan tombak, anak panah, dan busur panah. Khalifah Umar juga membangun markas–markas militer di Bashra, Kufah, Fastal, Qairawan, dan lain-lain. pengeluaran untuk hal-hal ini termasuk bagian dari pengeluaran pertahanan negara. Ia juga membangun sistem administrasi pemerintahan Islam dan membagi daerah-daerah taklukan ke dalam satu organisasi pemerintahan yang tertata rapi, sehingga memungkinkan para wakilnya di daerah mengembangkan berbagai sumber daya di wilayahnya masing- masing. 16 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta, Ekonomi Islam, hal. 102
  • 18. 14 Khalifah Umar menetapkan perbaikan ekonomi di bidang pertanian dan perdagangan sebagai prioritas utama. Saluran irigasi terbentang hingga di daerah-daerah taklukan dan sebuah departemen besar didirikan untuk membangun waduk-waduk, tangki-tangki, kanal-kanal dan pintu-pintu air serbaguna demi kelancaran dan distribusi air. Menurut Maqrizi, di Mesir saja ada sekitar 120.000 buruh yang bekerja setiap hari sepanjang tahun. Mereka digaji dari harta kekayaan umat. Juza bin Muawiyah dengan seizin Umar, banyak membangun kanal-kanal di distrik Khuziztan dan Ahwaz, yang memungkinkan pembukaan dan pengolahan banyak sekali ladang pertanian.17 Selain itu, Khalifah Umar memperkenalkan sistem jaga malam dan patroli serta mendirikan dan mensubsidi sekolah-sekolah dan masjid- masjid di seluruh wilayah negara. Ia juga menjamin orang-orang yang melakukan ibadah haji dan para pengembara dapat menikmati fasilitas air dan tempat peristirahatan di sepanjang jalan antara Makkah dan Madinah, di samping membangun depot makanan dan gudang tempat penyimpanan makanan persediaan dan perlengkapan yang dibutuhkan. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah kondisi Baitul Mal dianggap cukup kuat, ia menambahkan beberapa pengeluaran lain dan memasukkannya ke dalam daftar kewajiban negara, seperti memberi pinjaman untuk perdagangan dan konsumsi. 3. Perekonomian Masa Utsman bin Affan (644-656 M) Sebelum Khalifah Umar wafat, ia membentuk tim yang etrdiri dari enam orang untuk memilih seorang di antara mereka sebagai penggantinya. Keenam orang itu adalah Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Thalhah, Zubair ibn al-Awwam, Sa’ad ibn Abi Waqqas, dan Abdurrahman bin Auf. Setelah Umar wafat, tim tersebut bermusyarah dan berhasil menunjuk Utsman ibn Affan sebagai Khalifah Islam ketiga. Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, Khalifah Utsman berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Armenia, Tunisia, 17 Ibid., hal. 103
  • 19. 15 Cyprus, Rhodes, bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Pada awal pemerintahan, Utsman mencoba melanjutkan dan mengembangkan kebijaksanaan yang dijalankan khalifah Umar. Antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut18 : a. Pembangunan pengairan. b. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan. c. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum. d. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan hasilnya mengalami peningkatan bila dibandingkan pada masa Umar dari 9 juta menjadi 50 juta dirham. Pemasukan negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan perang semakin besar. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukkan. Untuk menata pendapatan baru, kebijakan Umar diikuti. Tidak lama, Islam mengakui empat kontrak dagang setelah negara-negara tersebut ditaklukkan kemudian tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi kepolisian tetap. Khalifah Utsman tetap mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat yang berbeda-beda. Meskipun meyakini prinsip persamaan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia memberikan bantuan yang berbeda pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam pengelolaan zakat, khalifah Utsman mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada para pemiliknya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan 18 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 235
  • 20. 16 zakat dari berbagai gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh oknum pengumpul zakat. Dengan harapan dapat memberikan tambahan pemasukan bagi Baitul Mal, Khalifah Utsman menerapkan kebijakan membagi-bagikan tanah negara kepada individu-individu untuk tujuan reklamasi. Dari hasil kebijakannya, negara mempeolrh pendapatan sebesar 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham jika dibandingkan pada masa Umar bin Khattab yang tidak membagi-bagikan tanah tersebut. Memasuki enam tahun kedua masa pemerintahan Utsman bin Affan, tidak terdapat perubahan sistem ekonomi yang cukup signifikan. Berbagai kebijakan Khalifah Utsman yang banyak menguntungkan keluarganya telah menimbulkan benih kekecewaan yang mendalam pada sebagian besar kaum Muslimin. Akibatnya, pada masa ini pemerintahannya lebih banyak diwarnai oleh kekacauan politik yang berakhir dengan terbunuhnya sang Khalifah.19 4. Perekonomian Masa ‘Ali bin Abi Thalib (656-661 M) Setelah diangkat menjadi Khalifah Islam yang keempat oleh segenap kaum Muslimin, ‘Ali bin Abi Thalib langsung mengambil beberapa tindakan, seperti memberhentikan para pejabat yang korup, membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang kesayangan Utsman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Umar bin Khattab. Masa pemerintahan yang hanya berlangsung selama enam tahun selalu diwarnai dengan ketidakstabilan kehidupan politik. Sekalipun demikian, Khalifah Ali bin Abi Thalib tetap berusaha untuk melaksanakan berbagai kebijakan yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan umat Islam. Sebagai khalifah yang keempat, Ali terkenal sangat sederhana. Mewarisi kendali pemerintahan dengan wilayah yang luas, tetapi banyak potensi konflik dari khalifah sebelumnya, Ali harus mengelola perekonomian secara hati-hati. Ia secara sukarela menarik dirinya dari 19 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006) hal. 81
  • 21. 17 daftar penerima dana bantuan Baitul Mal, bahkan menurut yang lainnya dia memberikan 5.000 dirham setiap tahunnya. Ali sangat ketat dalam menjalankan keuangan negara. Meski termasuk ahlul bait (keluarga Nabi), beliau selalu bekerja mandiri, tidak meminta fasilitas dari Rasulullah SAW. Beliau selalu bekerja keras untuk perekonomiannya, bahkan sebelum menjadi khalifah ia bekerja sebagai buruh orang Yahudi. Hal ini mencontohkan beliau seorang wirausahawan mandiri yang tidak tergantung fasilitas pejabat dan jabatan.20 Dan pada masanya juga pernah dicetak mata uang dengan ciri khusus. Namun peredarannya sangat terbatas karena keadaan politik saat itu.21 Ketika Umar masih menjadi Khalifah, ia memutuskan untuk tidak mendistribusikan seluruh pendapatan Baitul Mal, tetapi menyimpannya sebagai cadangan. Ali menolak seluruh hasil pertemuan itu dengan berpendirian bahwa seluruh pendapatan Baitul Mal harus didistribusikan seluruhnya tanpa menyisakan sedikit pun sebagai cadangan.22 Oleh karena itu, setelah ia diangkat menjadi Khalifah, Ali mendistribusikan seluruh pendapatan yang ada di Baitul Mal. Pada masa pemerintahannya, prinsip utama dari pemerataan distribusi uanag telah diperkenalkan. Sistem distribusi setiap pekan sekali untuk pertama kalinya diadopsi. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, alokasi pengeluaran kurang lebih masih tetap sama sebagaimana halnya pada masa Khalifah Umar. Dengan adanya penjagaan malam dan patroli yang telah terbentuk sejak masa pemerintahan Umar bin Khattab, Ali membentuk polisi yang terorganisasi secara resmi yang disebut dengan syurthah dan pemimpinnya diberi gelar Shahibus Syurthah. Fungsi lainnya dari Baitul Mal masih tetap sama dan tidak ada perkembangan aktifitas yang berarti pada masa ini. 20 Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012) hal. 33 21 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 246 22 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: RajaGarfindo, 2006) hal. 83
  • 22. 18 Khalifah Ali memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahan, administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Konsep ini dijelaskan dalam suratnya yang terkenal yang ditujukan kepada Malik Ashter bin Harits. Suratnya berisi pendeskripsian tugas, kewajiban, serta tanggung jawab para penguasa dan pejabat tinggi serta staf-stafnya. Bagaimana berhubungan dengn masyarakat sipil, lembaga peradilan dan angkatan perang. Ali menekankan Malik agar lebih memerhatikan kesejahteraan para prajurit dan keluarganya. Dalam syarat tersebut, juga terdapat instruksi untuk melawan korupsi dan penindasan, mengontrol pasar, dan memberantas para tukang catut laba, penimbun barang dan memberantas pasar gelap. Beberapa perubahan kebijaksanaan yang dilakukan pada masa khalifah Ali antara lain: 1. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Mal berbeda dengan Umar yang menyisihkan untuk cadangan. 2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan. 3. Adanya kebijakan pengetahuan anggaran. 23 23 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 236
  • 23. 19 BAB III PENUTUP Kesimpulan Perekonomian pada masa Khulafaurrasyidin pada prinsipnya mengikuti ajaran yang diterapkan oleh Rasulullah SAW. dalam mengatur roda perekonomian selama masih menjadi pemimpin umat. Hanya saja dalam beberapa hal mengalami perubahan dan pembaharuan maupun pembuatan kebijakan baru karena keadaan dan kondisi yang telah berubah pada setiap masa pemerintahan. Di samping itu, perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu hal juga dapat mendukung perbedaan kebijakan yang dilakukan para pemimpin umat setelah wafatnya Rasulullah SAW. Seluruh kebijakan yang dibuat itu pada akhirnya bertujuan demi kesejahteraan umat Islam dalam pemerintahan Islam. Di antaranya: pendistribusian seluruh harta dari Baitul Mal untuk masyarakat Islam pada masa Abu Bakar sehingga tidak ada yang tersisa sepeser pun. Namun, pada masa Umar bin Khattab, terjadi pemusatan pendapatan negara di Baitul Mal dan penditribusian dilakukan secara bertahap dan terdapat spesifikasi tersendiri terhadapnya. Pada masa Utsman bin Affan terjadi pembagian tanah agar diolah oleh masyarakat sehingga terjadi peningkatan pendapatan yang melonjak drastis daripada pemerintahan khalifah sebelumnya. Dan pada masa Ali, administrasi umum terkonsep dengan begitu matang dan tegas.
  • 24. Daftar Pustaka A.Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. 1983. Jakarta: Pustaka Al-Husna Arsyad, Natsir. Seputar Sejarah dan Muamalah. 1993. Bandung : Al-Bayyan Hakim, Lukman. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. 2012. Jakarta: Erlangga Muhammad. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. 2002. Jakarta: Salemba Empat Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. 2007. Jakarta: Kencana Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII-Yogyakarta. Ekonomi Islam. 2008. Jakarta: RajaGrafindo