2. ْسُو ه
َلِّإ اًسْفان ُ ه
َّللا ُفِّلاكُي ا
َل
ااهاع
Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.
QS. Albaqarah : 286
TAKLIF DAN MUKALLAF
Allah SWT berfirman: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepadaKu".
Pada ayat itu Allah menyebut jin dan manusia bersama-sama, yang
dinyatakan sebagai makhluk yang ditugasi untuk mengabdi(ibadah)
kepada-Nya. Pernyataan dalam ayat itu mengandung arti bahwa manusia
dan jin adalah pihak yang terkena taklif untuk beribadah kepada Allah.
Karena manusia dinyatakan menjadi mukallaf maka jin juga tentu
Mukallaf sebab, keduanya disebut bersama-sama.
3. DEFINISI TAKLIF DAN
MUKALLAF
TAKLIF, berarti “pembebanan” syari’at. Dalam kata lain taklif adalah
pembebanan atau tuntutan syari’at kepada manusia untuk dipenuhinya
. Sedangkan, orang yang diberi beban atau tugas untuk melakukan se
suatu perbuatan syari’at disebut MUKALLAF. Ia adalah subyek hukum
yang oleh ilmu Ushul Fiqh disebut mahkum ‘alaih, di mana perbuatan-
nya menjadi tempat berlakunya hukum Allah dan firmannya.
Menurut al-Gazali, taklif adalah kepatuhan atau ketaatan dalam melaks
anakan sesuatu perbuatan. Dalam hal ini tidak mungkin dilakukan oleh
siapapun kecuali ada kesengajaan, dimana kesengajaan ini diisyarat-
kan mengetahui apa yang dimaksudkan. Sehingga dalam pembahasan
taklif (pembebanan tugas yang harus dipatuhi), ada dasar utama atau
syarat seseorang DAPAT dikatakan sebagai mukallaf
4. Hukum Taklif ada 5 perkara, yaitu:
◦ Wajib,
◦ Sunnah,
◦ Mubah,
◦ Makruh
◦ Haram.
4
Seseorang jika sudah mukallaf maka ia menjadi
subjek atas hukum taklif.
5. Rasulullah SAW bersab
da: “Pena diangkat
(perbuatannya tidak
dicatat/diperhitungkan)
dari tiga golongan
orang: dari bayi sampai
ia baligh, dari orang
tidur sampai ia bangun,
dan dari orang gila
sampai ia sembuh.”
BERAKAL
SYARAT-SYARAT MUKALLAF
Dalilnya adalah ijma’
(kesepakatan ulama)
bahwasanya seorang
kafir tidak diterima dari
nya amalan. Seorang
Kafir dituntut untuk me
nerima pokok agama
terlebih dahulu yaitu
Islam, baru setelah itu
ia dituntut menjalanka
n cabang agama beru
pa hukum-hukum.
ISLAM
Ulama Malikiah berpendapat
bahwa seorang anak kecil
akan mendapat pahala jika ia
melakukan yang wajib, akan
tetapi ia belum berdosa jika
meninggalkan kewajiban
tersebut. Demikian juga ia
berpahala jika mengerjakan
yang sunnah dan menjauhi
yang haram, dan belum
berdosa jika ia
mengerjakannya. Demikian
juga ia berpahala jika
menjauhi yang makruh.
BALIGH
MAMPU
Mampu: perintah itu tergantung kepada kemapuan, karena tidak berlaku sebuah perintah jika lemah,
dan tidak pula berlaku larangan jika terpakasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika ak
u perintah kalian untuk mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah sejauh kemampuan kalian.”
6. 1. ISLAM
Terkait bagaimana cara masuk Islam, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
dalam Kitab Al-Ghunyah menjelaskan:
بالشهادتين يتلفظ أن أوَل
:
ك من ويتبرأ هللا رسول محمد ،إَلهللا إله َل
دين ل
تعالى هللا وحدانية بقلبه ويعتقد ،اإلسالم دين غير
…
.
علي يجب ثم
ه
الغسل
أثال بن ثمامة أمر وسلم عليه هللا صلى النبي أن روى لما لإلسالم
وق
يس
بالغسل أسلما لما عاصم بن
…
و قول اإليمان ألن الصالة عليه تجب ثم
،عمل
روحها والعمل صورة والقول ،البينة هو والعمل دعوى القول ألن
“Pertama, melafalkan dua kalimat syahadat, la ilaha illallah muham
mad rasulullah/tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Alla
h. Berlepas diri dari agama selain Islam. Meyakini dalam hatinya ke
esaan Allah SWT. Kemudian diwajibkan mandi sebagaimana Rasulu
llah memerintahkan mandi Tsumamah bin Utsal dan Qis bin ‘Ashim
ketika masuk Islam. Kemudian diwajibkan shalat karena iman mesti
berbarengan antara perkataan dan perbuatan, sebab perkataan ibar
at klaim dan amal sebagai bukti. Perkataan merupakan bentuk form
al, sementara amalan substansi atau ruhnya.”
7. TANDA-TANDA BALIGH
7
2. BALIGH
1. KELUARNYA MANI dari kemaluan, baik dalam kondisi tidur atau dala
m kondisi terjaga (tidak tidur). Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
ُنِّذْأاتْسايْلاف امُلُحْلا ُمُكْنِّم ُلاافْطا ْ
األ اغالاب ااذِّإاو
ْنِّم اِّينذهلا اناذْأاتْسا ااماك وا
ْمِّهِّلْباق
“Dan apabila anak-anakmu telah ihtilaam, maka hendaklah mereka memin
ta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin.”
(QS. An-Nuur [24]: 59)
Dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘ala
ihi wa sallam bersabda,
مِّلاتْحُم ُِّلك ىالاع ٌب ِّاجاو ِّةاعُمُجال ام ْواي ُلْسُغال
“Mandi hari Jum’at itu wajib bagi setiap orang yang telah mengalami ihtila
am.” (HR. Bukhari no. 858 dan Muslim no. 846)
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa salla
m bersabda,
ةَث َ
َلَث ْنَع ُمَلَقْال َعِفُر
:
َتْسَي ىَّتَح ِمِئاَّنال ِنَع
َتْحَي ىَّتَح ِيِبَّصال ِنَع َو ،َظِقْي
ْجَمْال ِنَع َو ،َمِل
َلِقْعَي ىَّتَح ِونُن
“Diangkatlah pena (dosa) dari tiga golongan: (1) orang yang tidur hingga ia
bangun; (2) anak kecil hingga dia ihtilaam; (3) dan orang gila hingga dia
berakal (sembuh).”
(HR. Abu Dawud 4402, Tirmidzi no. 1423, An-Nasa’i no. 3432, Ibnu Majah no. 2041, shahih)
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,
أو يقظة من خرج فكيفما الولد منه يخلق الذي الدافق الماء وهو قبله من المني خروج فأولها
ذلك في نعلم ال البلوغ به حصل ذلك غير أو احتَلم أو بجماع منام
اختَلفا
(Tanda balingh) yang pertama adalah keluarnya air mani dari kemaluan.
Yaitu air yang memancar yang darinya tercipta anak keturunan. Ketika air
tersebut keluar, baik dalam kondisi terjaga, tidur, karena jimak, ihtilaam,
atau selain itu, maka sudah baligh” (Al-Mughni, 4: 551)
8. TANDA-TANDA BALIGH
8
2. BALIGH
2. (Ke dua), TUMBUHNYA RAMBUT KASAR DI SEKITAR KEMALUAN.
Dari ‘Athiyah Al-Qurazhi, beliau berkata,
اساو ِّهْيالاع ُ ه
َّللا ىهلاص ِّيِّبهنال ىالاع اانْض ِّ
ُرع
اأ ْنام ااناكاف اةاظْيارُق ام ْواي امهل
،الِّتُق تاابْن
همِّم ُتْنُكاف ،ُهُليِّباس ايِّلُخ ْتِّبْنُي ْمال ْناماو
ايِّلُخاف ْتِّبْنُي ْمال ْن
يِّليِّباس
“Pada perang bani Quraizhah, kami dihadapkan kepada Nabi shallalla
hu ‘alaihi wa sallam. Saat itu, orang-orang yang telah tumbuh bulu ke
maluannya dibunuh, sementara orang-orang yang belum tumbuh bulu
kemaluannya dibiarkan hidup. Dan aku termasuk orang-orang yang be
lum tumbuh bulu kemaluannya, maka aku pun dibiarkan.”
(HR. Abu Dawud no. 4404, Tirmidzi no. 1510, An-Nasa’i no. 3375, dan Ibnu Majah no. 2532, shahih)
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
المرأة فرج أو الرجل ذكر حول الخشن الشعر ينبت أن فهو اَلنبات وأما
يث فإنه به اعتبرا فال الضعيف الزغب وأما بالموسى أخذه استحق الذي
في والشافعي مالك قال وبهذا الصغير حق في بت
قول
“Adapun al-inbaat, yaitu tumbuhnya rambut kasar di sekitar dzakar laki-l
aki atau farji wanita, yang hendaknya dibersihkan dengan pisau cukur.
Adapun bulu-bulu halus, maka tidak dianggap. Bulu halus ini biasanya
sudah tumbuh pada masa anak-anak. Inilah yang menjadi pendapat
Imam Malik, dan juga Imam Asy-Syafi’i dalam salah satu pendapatnya.
” (Al-Mughni, 4: 551)