2. PENGERTIAN LAPORAN INTERNAL
AUDIT
Sebagai hasil adari pekerjaannya, internal audit harus membuat laporan
kepada manajemen. Laporan tersebut merupakan suatu alat dan
kesempatanbagi internal Audit untuk menarik perhatian manajemen dan
membuka mata manajemen mengenai mamfaat dari Internal Audit
Departement apa saja yang siudah dan dapat dikerjakan IAD, ha, penting apa
saja dari manajemen. Untuk itu IAD harus menyampaikan laporan yang :
-obiective
-clear(jelas)
-consise(singkat tetapi padat)
-constuctive(membangun)
-timely(tepat waktu)
3. HAL-HAL PENTING DALAM TEMUAN AUDIT
Major deficiency findings adalah kelemahan dlm internal control perusahaan
yang mengakibatkan hambatan bagi suatu organisasi atas suatu unit dlm
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Misalkan tujuan dibagian
utang adalah melakukan pembayaran untuk tagihan yang sudah jatuh tempo
pada waktunya dan dalam jumlah yang sebenarnya kelemahan internal
control mengakibatkan terjadinya double payment.
Minor deficiency findings adalah kelemahan dalam internal control
perusahaan yang walaupun tidak sampai menghambat pencapaian tujuan dari
suatu unit organisasi namun perlu di laporkan kepada manajemen karena
kalua tidak diperbaiki dapat merugikan perusahaan .
4. Findings yang disusun dengan baik harus
mencakup :
Criteria : ukuran atau standar yang harus diikuti atau kondisi yang
seharusnya ada
Statement of condition : bagaimana kenyataan atau audisi yang terjadi di
perusahaan.
Effect : bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi di perusahaan
(effect yang negative berupa penyimpangan, effect yg positif
berupa hasil yang lebih baik dari standar yang sudah ditentukan.
Cause : apa penyebab terjadinya kondisi tersebut di perusahaan dan
bagaimana terjadinya
5. Ada beberapa prinsip yang harus diikuti agar
bisa diperoleh rekomendasi yang efektif.
. Rekomendasi harus komprehensif
. Rekomendasi harus spesifik
. Rekomendasi harus disusun dengan baik
. Rekomendasi harus mudah dijalankan
. Rekomendasi harus beralasan
6. STANDAR PELAPORAN
Ikatan Akuntan Indonesia belum menerbitkan suatu standar pelaporan bagi
internal auditor. Standar professional akuntan publik lebih banyak
memberikan petunjuk kepada akuntan publik. Karena itu dalam menyusun
laporannya internal auditor banyak mengacu pada standards of eporting yang
dikeluarkan oleh the institute of internal Auditors (IIA).
LAPORAN INTERNAL
Jika dalam pelaksanaan audit, internal audt menemukan hal-hal penting
yang perlu segera dilaporkan kepada manajemen agar bisa segera dilakukan
tindakan perbaikan oleh manajemen, maka hal tersebut akan disampaikan
dalam bentuk informal Report, misalnya ada project yang sedang atau baru
akan berjalan yang menurut internal auditor perlu ditunda atau dibatalkan
pelaksanaannya. Informalreport bias disampaikan secara lisan (melalui
telepon atau dalam rapat/pertemuan khusus) atau secara tertulis.
7.
8. Keterampilan Audit (Audit Skills)
Keterampilan seorang auditor sangat dipengaruhi oleh tingkat keopetensi
dasar (soft competency) dan kompetensi berpikir serta bertindak (hard
competncy) yang dituntut relatif tinggi. Kompetensi tersebut masih perlu
dilengkapi lagi dengan seabreg pengetahuan relevan (knowledge) yang harus
dikuasai sesuai bisnis/industri yang digeluti dan setelah itu barulah
keterampilan auditor terlihat sebagai suatu extraordinary skills. Secara umum
keterampilan auditor dapat ditinjau dari 2 persfektif yaitu:
1. Keterampilan menjalan siklus audit, yaitu keterampilan dalam
menjalnkan aktivitas – aktivitas internal audit mulai dari hulu hingga hilir,
dari perencanaan hingga evaluasi.
2. Keterampilan mempraktekkan teknik pemeriksaan, yaitu keterampilan
yang lebih spesifik terkait pelaksanaan audit (identifikasi masalah,
mengumpulkan data pendukung, dan menyimpan temuan).
9. Keterampilan Menguasai Siklus Audit
(Skills in Audit Cycles)
auditor dapat dibagi ke dalam 2 keterampilan yaitu:
1. Auditor pemula (beginner/junior auditor)
2. Auditor berpengalaman (well experienced/senior auditor)
Seorang auditor junior maupun auditor pada umumnya harus dapat menjabarkan
lingkup/objek audit yang dipercayakan kepadanya ke dalam hitungan waktu kerja dan
menuangkannya dalam jadwal ditambah anggaran pelaksanaan. Di samping itu, auditor juga
harus menguasai teknis pelaksanaan audit (termasuk menggali fakta melalui teknik
wawancara), mendapatkan pengakuan auditee atas temuan audit via konfirmasi tertulis
(dengan kaidah bahasa dan konstruksi kalimat yang baik), serta menindaklanjutitemuan
melalui pemantauan pascapelaksanaan audit.
Keterampilan dasar ini juga harus dimilik ketika berada di jejaring senior auditor.
Pada jenjang lanjutan ini, auditor dituntut memiliki kemampuan leadership, managerial, dan
kematangan teknis setingkat advisor. Auditor diakui sudah cukup berpengalaman apabila
mampu membangun panduan dan kertas kerja audit, memimpin tim audit (termasuk
melakukan investigasi hingga menjurus ke arah fraud sekalipun), menyusun laporan audit,
serta meluncurkan hasil evaluasi periodik.
10. Keterampilan Melaksanakan Audit
(Skills in Audit Execution)
Terdapat sejumlah teknik pemeriksaan yang sering diterapkan dalam mengankat suatu
masalah. Secara umum, teknik pemeriksaan berdasarkan metodenya dapat dibedakan ke
dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Teknik audit deduktif (deductive audit techniques), yaitu berpangkal pada suatu objek,
indikasi atau informasi awal sebagai titik masuk (entry point), selanjutnya dikembangkan
atau diuraikan menjadi kesimpulan fakta yang lengkap, luas dan saling berhubungan. Teknik-
teknik yang diterapkan dalam melakukan identifikasi hingga pendalaman dan perluasan
fakta tergolong dalam teknik deduktif.
2. Teknik audit induktif (inductive audit techniques), yaitu berbekal dari banyak
informasi, fakta serta bukti pendukung ditinjau dari hubungan sebab akibat, persamaan, dan
perbedaan hingga berulang pada pengambilan kesimpulan. Teknik-teknik yang tidak efektif
pada identifikasi masalah dan hanya digunakan pada pendalaman serta perluasan hingga
didapatkan kesimpulan akhir, dapat dikategorikan ke dalam teknik induktif.
11. Berdasarkan pemahamn mengenai teknik
deduktif dan induktif, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Beberapa teknik deduktif murni yang efektif untuk melakukan
identifikasi antara lain mapping, review, survey, inspection,
dan scanning.
2. Beberapa teknik dapat dipakai untuk pendekatan deduktif maupun
induktif, tergantung pada situasi permasalahan yaitu
observation,comparison,reconciliation,verification, interview, dan cross
checking.
3. Sejumlah teknik yang efektif untuk pemeriksaan tahap lanjut
(pendalaman dan perluasan) yang mengarah pada pengmabilan
kesimpulan antara lain analysis, counting, testing, sampling, vouching,
dan tracing.