SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat
warga masyarakat, digunakan sebagai panduan, tatanan,
dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima;
dan aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai
tolak ukur menilai atau memperbandingkan sesuatu.
NORMADANSTANDARSETTING
HAKATASKEBEBASAN
2
Standar setting penjelasan, tafsiran, dan
elaborasi mendalam yang disusun Komnas
HAM terkait dengan prinsip dan norma
untuk menentukan bentuk-bentuk
perlanggaran dan/atau pembatasan hak
atas kebebasan berkumpul dan
berorganisasi sebagai acuan pelaksanaan
sekaligus menilai peraturan, kebijakan, dan
tindakan dalam penikmatan terhadap hak
atas berkumpul secara damai dan
berorganisasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
3
Terdapat tiga tujuan penyusunan standar
norma dan setting tentang hak atas
kebebasan berkumpul dan berorganisasi,
yaitu: (1) Memberikan pedoman kepada aparat
negara dalam memastikan tidak adanya
kebijakan dan tindakan pelanggaran
kebebasan berkumpul dan berorganisasi sejak
perencanaan, pengaturan, hingga
pelaksanaan, serta memastikan proses hukum
dan pemberian sanksi bagi pelaku atas setiap
tindakan pelanggaran hak atas kebebasan
berkumpul dan berorganisasi yang terjadi;
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
4
(2) Memberikan pedoman bagi individu, termasuk di
dalamnya adalah kelompok masyarakat, seperti partai
politik, organisasi masyarakat sipil, serikat buruh,
organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, dan
kelompok sosial lain, agar memahami segala hal
terkait tindakan pelanggaran kebebasan berkumpul
dan berorganisasi sehingga dapat memastikan hak
asasinya terlindungi dan tidak melakukan tindakan
atau perbuatan diskriminatif yang dapat memperkecil
ruang masyarakat sipil; (3) Memberikan pedoman
bagi aktor non-negara agar menghormati hak
masyarakat dengan cara menghindari tindakan yang
membatasi hak atas kebebasan berkumpul dan
berorganisasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
5
Hak atas kebebasan berkumpul adalah hak
untuk berkumpul secara publik atau privat dan
bersama-sama dalam rangka mengekspresikan,
mempromosikan, dan membela kepentingan
bersama. Hak untuk berkumpul secara damai
adalah milik semua individu, termasuk
kelompok minoritas dan orang yang memiliki
pendapat yang berbeda atau bekerja pada isu-
isu sensitif, seperti pembela hak asasi manusia,
anggota serikat pekerja, kelompok migran, dan
kelompok lain yang ingin menggunakan atau
mempromosikan hak-hak tersebut.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
6
Pemerintah bertanggung jawab secara
positif (positive responsibility) guna
menjamin kebebasan positif ataupun
negatif warga negara dengan mengurangi
pembatasan. Bila pembatasan memang
diperlukan, harus dengan parameter yang
jelas, objektif, dan tetap memfasilitasi
ekspresi masyarakat dalam berkumpul dan
berserikat dengan menjunjung tinggi asas
praduga tidak bersalah dan kesamaan di
hadapan hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
7
Perlindungan hak atas kebebasan berkumpul
secara damai diletakkan dalam bentuk atau
mekanisme pemberitahuan di muka (notification)
sehingga prosesnya tidak terlalu birokratis yang
merupakan hambatan bagi kebebasan berkumpul.
Mekanisme pemberitahuan tidak mengharuskan
adanya persetujuan otoritas negara (dalam hal ini
kepolisian). Kegiatan kebebasan berkumpul harus
disikapi berdasarkan prinsip praduga baik
sehingga tidak boleh dihalang-halangi, walaupun
hal ini memiliki pengecualian yang harus sah
(legitimate) dan terukur (measured).
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
8
Seseorang tidak terhenti haknya untuk berkumpul
secara damai walapunun terjadi kekerasan
sporadis atau tindakan yang dapat dihukum
lainnya yang dilakukan oleh orang lain selama
individu tersebut tetap damai dalam niat dan
perilaku dalam berkumpul. Bahkan, jika peserta
berkumpul tidak damai dan sebagai akibatnya
kehilangan hak mereka untuk berkumpul secara
damai, mereka tetap memiliki hak lainnya dan
tunduk pada pembatasan yang normal. Oleh
karena itu, tidak ada kegiatan berkumpul yang
dapat dipertimbangkan untuk tidak dilindungi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
9
Di dalam Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia
(DUHAM) 1948 dan Kovenan Internasional Hak-hak
Sipil dan Politik (KIHSP), kebebasan berorganisasi
merupakan salah satu hak yang tidak boleh
diintervensi, baik oleh negara maupun pihak lain,
mengingat pentingnya hak kebebasan
berorganisasi bagi ada dan berfungsinya
demokrasi. Melalui suatu organisasi, pun
kepentingan individu akan lebih kuat
diperjuangkan. Artinya, selain bersifat individual
hak atas kebebasan berorganisasi juga bersifat
kolektif, mengingat kepentingan yang hendak
diperjuangkan dari suatu organisasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
10
Berdasarkan Pasal 20 DUHAM dan Pasal 22 ayat (1)
KIHSP, ruang lingkup hak kebebasan berorganisasi
setidaknya meliputi hak untuk membentuk organisasi dan
bergabung dalam organisasi. Hak ini juga menjamin
perlindungan atas kebebasan dalam memilih organisasi
mana pun yang diiinginkan oleh individu. Walaupun hanya
ada satu individu sekali pun, jika dia tidak menyetujui
metode maupun tujuan suatu organisasi, maka dia tidak
dapat dipaksa untuk bergabung dalam organisasi tersebut,
meskipun organisasi tersebut merupakan organisasi satu-
satunya yang ada dalam suatu negara. Sebaliknya,
Kovenan menjamin hak individu tersebut–bersama orang
lain tentunya—untuk membentuk organisasi lain seperti
yang diinginkan, sebagai instrumen pelaksanaan hak untuk
mengembangkan diri dan terlibat dalam pembangunan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
11
Kebebasan berorganisasi berfungsi sebagai
kendaraan untuk pelaksanaan hak-hak sipil, politik,
serta sekaligus hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya lainnya. Hak atas kebebasan berorganisasi
merupakan komponen penting bagi demokrasi
karena memberdayakan laki-laki dan perempuan
untuk: mengekspresikan pendapat; terlibat dalam
kegiatan sastra, seni, budaya, ekonomi dan sosial,
ibadah agama atau keyakinan; membentuk dan
bergabung dengan serikat buruh dan koperasi;
serta memilih pihak yang bertanggungjawab
mewakili kepentingan mereka.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
12
Perlindungan terhadap kebebasan
berorganisasi juga diberikan termasuk kepada
anak-anak, masyarakat adat, penyandang
disabilitas, orang yang tergolong kelompok
minoritas atau kelompok lainnya yang
beresiko—rentan, termasuk para korban
diskriminasi karena orientasi seksual dan
identitas gender, non-warga negara termasuk
orang-orang tanpa kewarganegaraan,
pengungsi atau imigran, serta organisasi,
termasuk kelompok-kelompok yang tidak
terdaftar.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
13
Dalam hukum Indonesia, kebebasan berorganisasi telah
diakui sebagai bagian dari hak konstitusional warga
negara, sebagaimana dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) UUD
1945. Namun demikian rumusan konstitusi belum detail
mengatur cakupan perlindungan kebebasan, termasuk
alasan dan mekanisme pembatasannya. Jika mengacu
pada hukum internasional hak asasi manusia, pembatasan
hak hanya boleh berdasar klausul pembatas pada hak
tersebut, bukan menggunakan rumusan pasal penutup
yang menjadi acuan pembatasan dari keseluruhan hak
yang dijamin. Pasal 28 UUD 1945 hanya mengatakan
bahwa pelaksanaan kebebasan ini akan diatur dengan
undang-undang. Hal inilah yang memunculkan perdebatan
dan perebutan tafsir atas ruang lingkup dari kebebasan
berorganisasi dan alasan pembatasannya.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
14
Hukum internasional hak asasi manusia
mengakui dan melindungi hampir semua
bentuk organisasi dengan tujuan apa pun.
Berbagai bentuk organisasi yang dilindungi
termasuk di dalamnya serikat buruh,
perkumpulan seni/budaya, klub olahraga,
perkumpulan agama, organisasi non-
pemerintah, hingga partai politik. Praktik-
praktik terbaik dalam hukum internasional hak
asasi manusia menekankan untuk tidak
memaksakan suatu rezim peraturan khusus
pada beragam bentuk organisasi tersebut.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
15
Terdapat dua prinsip utama yang harus menjadi
acuan terkait kebebasan berkumpul dan
berorganisasi, yaitu prinsip non-diskriminasi dan
prinsip proporsionalitas. Prinsip non-diskriminasi
melarang diskriminasi langsung dan tidak
langsung yang mensyaratkan bahwa semua
orang menerima perlindungan hukum yang setara
dan tidak boleh didiskriminasi sebagai akibat dari
penerapan praktis tindakan apa pun. Setiap orang
dan kelompok yang ingin membentuk organisasi
harus dapat melakukannya atas dasar perlakuan
yang sama di hadapan hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
16
Prinsip non-diskriminasi juga berarti bahwa undang-
undang dan otoritas negara harus memperlakukan
organisasi secara adil berkenaan dengan peraturan
tentang pendirian, pendaftaran (jika berlaku), dan
kegiatannya. Perlakuan berbeda terhadap organisasi yang
berbeda bersifat diskriminatif jika tidak memiliki tujuan
dan alasan yang wajar. Prinsip non-diskriminasi untuk
kelompok minoritas erat kaitannya dengan prinsip negara
hukum (rule of law), yang dalam salah satu prinsipnya
menekankan asas kesetaraan di hadapan hukum (equality
before the law). Setiap orang berhak, tanpa diskriminasi
dan praduga bersalah, menjalankan kebebasan berkumpul
secara damai dan berorganisasi. Setiap orang, termasuk
kelompok rentan, berhak mendapatkan perlindungan
hukum yang efektif, tidak bias, dan berperspektif afirmasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
17
Prinsip proposionalitas bertujuan memastikan
bahwa campur tangan negara dalam
pelaksanaan kebebasan dasar tidak melebihi
batas-batas kebutuhan dalam masyarakat
demokratis, dan menuntut keseimbangan
yang wajar antara semua kepentingan yang
berlawanan dan memastikan bahwa cara yang
dipilih adalah yang paling tidak membatasi
untuk melayani kepentingan tersebut. Sebagai
contoh, larangan atau pembubaran tidak boleh
digunakan untuk mengatasi pelanggaran kecil.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
18
Pada saat ada kepentingan yang saling berhadapan
antara kebebasan berkumpul dan berorganisasi dengan
stabilitas dan ketertiban umum, Negara harus
berorientasi pada asas keseimbangan, yaitu tetap
bertugas menjaga stabilitas negara namun tanpa
mengurangi hak warga negara dalam berekpresi dan
berkumpul. Otoritas negara berfungsi sebagai fasilitator
aktif dan pengamat pasif dari aktivitas berkumpul dan
berorganisasi. Penghormatan dan perlindungan
terhadap kebebasan individu harus ditempatkan sebagai
aturan/norma. Pembatasan (limitation) atas kebebasan
harus dimaknai sebagai pengecualian dari kebebasan itu
sendiri. Pembatasan harus dimaknai dalam bingkai
negara hukum (rule of law) dan demokrasi.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
19
Pembatasan dalam wujud
pelarangan terhadap kebebasan
berkumpul dan berorganisasi tidak
boleh dilakukan dengan alasan
karena kelompok minoritas
memiliki pandangan tidak sama
sama dengan pihak pemerintah
atau kelompok mayoritas.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
20
Negara wajib mengakui dan
memberikan perlindungan
terhadap hak berorganisasi setiap
warga negara tanpa dibatasi
dengan pilihan jenis organisasinya,
baik berbadan hukum (seperti
yayasan dan perkumpulan)
maupun yang tidak berbadan
hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
21
Negara wajib bertanggung jawab secara
positif (positive responsibility) guna
menjamin kebebasan positif ataupun negatif
warga negara dengan mengurangi semua
bentuk pembatasan. Bila pembatasan
memang diperlukan, harus dengan parameter
yang jelas, obyektif, dan memfasilitasi segala
bentuk ekspresi masyarakat dalam
berkumpul dan berserikat dengan
menjunjung tinggi asas praduga tidak
bersalah dan kesamaan di hadapan hukum.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
22
Negara wajib memfasilitasi adanya
kerjasama atau kemitraan antara
organisasi lokal dengan organisasi nirlaba
asing. Negara tidak boleh
mengenyampingkan relasi yang muncul
karena adanya situasi saling
membutuhkan dan kerja sama yang saling
menuntungkan, dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, antara organisasi
lokal dengan organisasi nirlaba asing.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT

More Related Content

What's hot

Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Uji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfUji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfAnaFNisa
 
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuQorry Annisya
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantaranurainiai
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Awang Ramadhani
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudentDevandy Enda
 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)reno sutriono
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)natal kristiono
 
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKA
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKAPAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKA
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKAltryohandoko
 
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensi
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensiChi square/ kai kuadrat untuk uji independensi
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensiBudi Setiawan
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 

What's hot (20)

Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Laporan Mini riset
Laporan Mini risetLaporan Mini riset
Laporan Mini riset
 
Uji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdfUji Chi Square k-sampel.pdf
Uji Chi Square k-sampel.pdf
 
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)
P10_penyebaran data simpangan baku (standar deviasi)
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian)
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudent
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)
 
7. f
7. f7. f
7. f
 
Analisis tabel silang
Analisis tabel silangAnalisis tabel silang
Analisis tabel silang
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 
Perubahan sosial veblen
Perubahan sosial veblenPerubahan sosial veblen
Perubahan sosial veblen
 
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)
Tugas 5.1 implementasi politik strategi nasional (koni luhur ds)(1)
 
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKA
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKAPAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKA
PAKET PROGRAM SIMULASI STATISTIKA
 
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensi
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensiChi square/ kai kuadrat untuk uji independensi
Chi square/ kai kuadrat untuk uji independensi
 
Metode mix 1
Metode mix 1 Metode mix 1
Metode mix 1
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 

Similar to Norma dan Standar Setting Hak Atas Kebebasan

Similar to Norma dan Standar Setting Hak Atas Kebebasan (20)

Softskill 11
Softskill 11Softskill 11
Softskill 11
 
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-okePresentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
Penerapan prinsip rule of law, mensyaratkan adanya penyelenggaraan pemerintah...
 
PB10.pptx
PB10.pptxPB10.pptx
PB10.pptx
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdfmateri_265_4.  Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
materi_265_4. Jaminan Hak Konstitusional Warga Negara_Dr. Khairul Fahmi.pdf
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi (2)
Makalah demokrasi (2)Makalah demokrasi (2)
Makalah demokrasi (2)
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Rukun negara
Rukun negaraRukun negara
Rukun negara
 
Hukum dan ham
Hukum dan hamHukum dan ham
Hukum dan ham
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Memahami Pemasyarakatan
Memahami PemasyarakatanMemahami Pemasyarakatan
Memahami Pemasyarakatan
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Norma Kaidah
Norma KaidahNorma Kaidah
Norma Kaidah
 

More from Lestari Moerdijat

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Lestari Moerdijat
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaLestari Moerdijat
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluLestari Moerdijat
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatLestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiLestari Moerdijat
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniLestari Moerdijat
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPRLestari Moerdijat
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaLestari Moerdijat
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Lestari Moerdijat
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiLestari Moerdijat
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususLestari Moerdijat
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Lestari Moerdijat
 

More from Lestari Moerdijat (20)

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan Keberadaannya
 
Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
 
Jarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan KarantinaJarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan Karantina
 
Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19 Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan Dini
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 

Recently uploaded (14)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 

Norma dan Standar Setting Hak Atas Kebebasan

  • 1. Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat, digunakan sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima; dan aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur menilai atau memperbandingkan sesuatu. NORMADANSTANDARSETTING HAKATASKEBEBASAN
  • 2. 2 Standar setting penjelasan, tafsiran, dan elaborasi mendalam yang disusun Komnas HAM terkait dengan prinsip dan norma untuk menentukan bentuk-bentuk perlanggaran dan/atau pembatasan hak atas kebebasan berkumpul dan berorganisasi sebagai acuan pelaksanaan sekaligus menilai peraturan, kebijakan, dan tindakan dalam penikmatan terhadap hak atas berkumpul secara damai dan berorganisasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 3. 3 Terdapat tiga tujuan penyusunan standar norma dan setting tentang hak atas kebebasan berkumpul dan berorganisasi, yaitu: (1) Memberikan pedoman kepada aparat negara dalam memastikan tidak adanya kebijakan dan tindakan pelanggaran kebebasan berkumpul dan berorganisasi sejak perencanaan, pengaturan, hingga pelaksanaan, serta memastikan proses hukum dan pemberian sanksi bagi pelaku atas setiap tindakan pelanggaran hak atas kebebasan berkumpul dan berorganisasi yang terjadi; Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 4. 4 (2) Memberikan pedoman bagi individu, termasuk di dalamnya adalah kelompok masyarakat, seperti partai politik, organisasi masyarakat sipil, serikat buruh, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, dan kelompok sosial lain, agar memahami segala hal terkait tindakan pelanggaran kebebasan berkumpul dan berorganisasi sehingga dapat memastikan hak asasinya terlindungi dan tidak melakukan tindakan atau perbuatan diskriminatif yang dapat memperkecil ruang masyarakat sipil; (3) Memberikan pedoman bagi aktor non-negara agar menghormati hak masyarakat dengan cara menghindari tindakan yang membatasi hak atas kebebasan berkumpul dan berorganisasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 5. 5 Hak atas kebebasan berkumpul adalah hak untuk berkumpul secara publik atau privat dan bersama-sama dalam rangka mengekspresikan, mempromosikan, dan membela kepentingan bersama. Hak untuk berkumpul secara damai adalah milik semua individu, termasuk kelompok minoritas dan orang yang memiliki pendapat yang berbeda atau bekerja pada isu- isu sensitif, seperti pembela hak asasi manusia, anggota serikat pekerja, kelompok migran, dan kelompok lain yang ingin menggunakan atau mempromosikan hak-hak tersebut. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 6. 6 Pemerintah bertanggung jawab secara positif (positive responsibility) guna menjamin kebebasan positif ataupun negatif warga negara dengan mengurangi pembatasan. Bila pembatasan memang diperlukan, harus dengan parameter yang jelas, objektif, dan tetap memfasilitasi ekspresi masyarakat dalam berkumpul dan berserikat dengan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah dan kesamaan di hadapan hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 7. 7 Perlindungan hak atas kebebasan berkumpul secara damai diletakkan dalam bentuk atau mekanisme pemberitahuan di muka (notification) sehingga prosesnya tidak terlalu birokratis yang merupakan hambatan bagi kebebasan berkumpul. Mekanisme pemberitahuan tidak mengharuskan adanya persetujuan otoritas negara (dalam hal ini kepolisian). Kegiatan kebebasan berkumpul harus disikapi berdasarkan prinsip praduga baik sehingga tidak boleh dihalang-halangi, walaupun hal ini memiliki pengecualian yang harus sah (legitimate) dan terukur (measured). Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 8. 8 Seseorang tidak terhenti haknya untuk berkumpul secara damai walapunun terjadi kekerasan sporadis atau tindakan yang dapat dihukum lainnya yang dilakukan oleh orang lain selama individu tersebut tetap damai dalam niat dan perilaku dalam berkumpul. Bahkan, jika peserta berkumpul tidak damai dan sebagai akibatnya kehilangan hak mereka untuk berkumpul secara damai, mereka tetap memiliki hak lainnya dan tunduk pada pembatasan yang normal. Oleh karena itu, tidak ada kegiatan berkumpul yang dapat dipertimbangkan untuk tidak dilindungi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 9. 9 Di dalam Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948 dan Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik (KIHSP), kebebasan berorganisasi merupakan salah satu hak yang tidak boleh diintervensi, baik oleh negara maupun pihak lain, mengingat pentingnya hak kebebasan berorganisasi bagi ada dan berfungsinya demokrasi. Melalui suatu organisasi, pun kepentingan individu akan lebih kuat diperjuangkan. Artinya, selain bersifat individual hak atas kebebasan berorganisasi juga bersifat kolektif, mengingat kepentingan yang hendak diperjuangkan dari suatu organisasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 10. 10 Berdasarkan Pasal 20 DUHAM dan Pasal 22 ayat (1) KIHSP, ruang lingkup hak kebebasan berorganisasi setidaknya meliputi hak untuk membentuk organisasi dan bergabung dalam organisasi. Hak ini juga menjamin perlindungan atas kebebasan dalam memilih organisasi mana pun yang diiinginkan oleh individu. Walaupun hanya ada satu individu sekali pun, jika dia tidak menyetujui metode maupun tujuan suatu organisasi, maka dia tidak dapat dipaksa untuk bergabung dalam organisasi tersebut, meskipun organisasi tersebut merupakan organisasi satu- satunya yang ada dalam suatu negara. Sebaliknya, Kovenan menjamin hak individu tersebut–bersama orang lain tentunya—untuk membentuk organisasi lain seperti yang diinginkan, sebagai instrumen pelaksanaan hak untuk mengembangkan diri dan terlibat dalam pembangunan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 11. 11 Kebebasan berorganisasi berfungsi sebagai kendaraan untuk pelaksanaan hak-hak sipil, politik, serta sekaligus hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lainnya. Hak atas kebebasan berorganisasi merupakan komponen penting bagi demokrasi karena memberdayakan laki-laki dan perempuan untuk: mengekspresikan pendapat; terlibat dalam kegiatan sastra, seni, budaya, ekonomi dan sosial, ibadah agama atau keyakinan; membentuk dan bergabung dengan serikat buruh dan koperasi; serta memilih pihak yang bertanggungjawab mewakili kepentingan mereka. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 12. 12 Perlindungan terhadap kebebasan berorganisasi juga diberikan termasuk kepada anak-anak, masyarakat adat, penyandang disabilitas, orang yang tergolong kelompok minoritas atau kelompok lainnya yang beresiko—rentan, termasuk para korban diskriminasi karena orientasi seksual dan identitas gender, non-warga negara termasuk orang-orang tanpa kewarganegaraan, pengungsi atau imigran, serta organisasi, termasuk kelompok-kelompok yang tidak terdaftar. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 13. 13 Dalam hukum Indonesia, kebebasan berorganisasi telah diakui sebagai bagian dari hak konstitusional warga negara, sebagaimana dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) UUD 1945. Namun demikian rumusan konstitusi belum detail mengatur cakupan perlindungan kebebasan, termasuk alasan dan mekanisme pembatasannya. Jika mengacu pada hukum internasional hak asasi manusia, pembatasan hak hanya boleh berdasar klausul pembatas pada hak tersebut, bukan menggunakan rumusan pasal penutup yang menjadi acuan pembatasan dari keseluruhan hak yang dijamin. Pasal 28 UUD 1945 hanya mengatakan bahwa pelaksanaan kebebasan ini akan diatur dengan undang-undang. Hal inilah yang memunculkan perdebatan dan perebutan tafsir atas ruang lingkup dari kebebasan berorganisasi dan alasan pembatasannya. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 14. 14 Hukum internasional hak asasi manusia mengakui dan melindungi hampir semua bentuk organisasi dengan tujuan apa pun. Berbagai bentuk organisasi yang dilindungi termasuk di dalamnya serikat buruh, perkumpulan seni/budaya, klub olahraga, perkumpulan agama, organisasi non- pemerintah, hingga partai politik. Praktik- praktik terbaik dalam hukum internasional hak asasi manusia menekankan untuk tidak memaksakan suatu rezim peraturan khusus pada beragam bentuk organisasi tersebut. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 15. 15 Terdapat dua prinsip utama yang harus menjadi acuan terkait kebebasan berkumpul dan berorganisasi, yaitu prinsip non-diskriminasi dan prinsip proporsionalitas. Prinsip non-diskriminasi melarang diskriminasi langsung dan tidak langsung yang mensyaratkan bahwa semua orang menerima perlindungan hukum yang setara dan tidak boleh didiskriminasi sebagai akibat dari penerapan praktis tindakan apa pun. Setiap orang dan kelompok yang ingin membentuk organisasi harus dapat melakukannya atas dasar perlakuan yang sama di hadapan hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 16. 16 Prinsip non-diskriminasi juga berarti bahwa undang- undang dan otoritas negara harus memperlakukan organisasi secara adil berkenaan dengan peraturan tentang pendirian, pendaftaran (jika berlaku), dan kegiatannya. Perlakuan berbeda terhadap organisasi yang berbeda bersifat diskriminatif jika tidak memiliki tujuan dan alasan yang wajar. Prinsip non-diskriminasi untuk kelompok minoritas erat kaitannya dengan prinsip negara hukum (rule of law), yang dalam salah satu prinsipnya menekankan asas kesetaraan di hadapan hukum (equality before the law). Setiap orang berhak, tanpa diskriminasi dan praduga bersalah, menjalankan kebebasan berkumpul secara damai dan berorganisasi. Setiap orang, termasuk kelompok rentan, berhak mendapatkan perlindungan hukum yang efektif, tidak bias, dan berperspektif afirmasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 17. 17 Prinsip proposionalitas bertujuan memastikan bahwa campur tangan negara dalam pelaksanaan kebebasan dasar tidak melebihi batas-batas kebutuhan dalam masyarakat demokratis, dan menuntut keseimbangan yang wajar antara semua kepentingan yang berlawanan dan memastikan bahwa cara yang dipilih adalah yang paling tidak membatasi untuk melayani kepentingan tersebut. Sebagai contoh, larangan atau pembubaran tidak boleh digunakan untuk mengatasi pelanggaran kecil. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 18. 18 Pada saat ada kepentingan yang saling berhadapan antara kebebasan berkumpul dan berorganisasi dengan stabilitas dan ketertiban umum, Negara harus berorientasi pada asas keseimbangan, yaitu tetap bertugas menjaga stabilitas negara namun tanpa mengurangi hak warga negara dalam berekpresi dan berkumpul. Otoritas negara berfungsi sebagai fasilitator aktif dan pengamat pasif dari aktivitas berkumpul dan berorganisasi. Penghormatan dan perlindungan terhadap kebebasan individu harus ditempatkan sebagai aturan/norma. Pembatasan (limitation) atas kebebasan harus dimaknai sebagai pengecualian dari kebebasan itu sendiri. Pembatasan harus dimaknai dalam bingkai negara hukum (rule of law) dan demokrasi. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 19. 19 Pembatasan dalam wujud pelarangan terhadap kebebasan berkumpul dan berorganisasi tidak boleh dilakukan dengan alasan karena kelompok minoritas memiliki pandangan tidak sama sama dengan pihak pemerintah atau kelompok mayoritas. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 20. 20 Negara wajib mengakui dan memberikan perlindungan terhadap hak berorganisasi setiap warga negara tanpa dibatasi dengan pilihan jenis organisasinya, baik berbadan hukum (seperti yayasan dan perkumpulan) maupun yang tidak berbadan hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 21. 21 Negara wajib bertanggung jawab secara positif (positive responsibility) guna menjamin kebebasan positif ataupun negatif warga negara dengan mengurangi semua bentuk pembatasan. Bila pembatasan memang diperlukan, harus dengan parameter yang jelas, obyektif, dan memfasilitasi segala bentuk ekspresi masyarakat dalam berkumpul dan berserikat dengan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah dan kesamaan di hadapan hukum. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 22. 22 Negara wajib memfasilitasi adanya kerjasama atau kemitraan antara organisasi lokal dengan organisasi nirlaba asing. Negara tidak boleh mengenyampingkan relasi yang muncul karena adanya situasi saling membutuhkan dan kerja sama yang saling menuntungkan, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, antara organisasi lokal dengan organisasi nirlaba asing. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT