SlideShare a Scribd company logo
1 of 224
Download to read offline
iii
Serial Buku Pegangan Kuliah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
AL UBUDIYAH
Cetakan 1, Edisi Revisi, Agustus 2011
Cetakan 2, Edisi Revisi, Agustus 2012
Cetakan 3, Edisi Revisi, Agustus 2013
Cetakan 4, Edisi Revisi, Agustus 2014
Cetakan 5, Edisi Revisi, Agustus 2015
Cetakan 6, Edisi Revisi, Agustus 2016
Cetakan 7, Edisi Revisi, Agustus 2017
Cetakan 8, Edisi Revisi, Agustus 2018
Cetakan 9, Edisi Revisi, Agustus 2019
Cetakan 10, Edisi Revisi, Agustus 2020
Copy right@Edisi Revisipada LPPIK UMS
All right reserved
Penyunting
Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag.
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Penyusun:
Tim LPPIK UMS
Penerbit :
Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan
(LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1
Telp. (0271) 717417, Ex. 157/198. Fax. (0271) 715448
Surakarta 57102
iv
DARI PENERBIT
Buku yang hadir di hadapan Anda ini adalah edisi
revisi dari buku Pedoman Asistensi Bimbingan al-lslam
dan Kcmuhammadiyahan (AIK) yang disusun oleh Tim
DP2AK (Dcpartemen Pembinaan dan Pengembangan AIK),
terdiri atas Dosen dan Asisten AIK senior (yang semula
dalam bentuk diktat).
Sejak tahun 1984 DP2AK diganti dan dilanjutkan
oleh Lembaga Studi Islam (LSI) yang mengadakan program
asistensi AIK. Karena program tersebut dianggap kurang
efektif, maka mulai tahun 2001 Lembaga Pengembangan
Pondok, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK)
sebagai pemegang tongkat cstafet khususnya di bidang
penataan kurikulum AIK memandang perlu untuk
menerbitkan buku tersebut. Program asistensi dan
bimbingan AIK di lingkungan Universitas harus terus
dilakukan sebagai bagian dari kegiatan akademik dan
keislaman.
Namun perkembangan ilmu-ilmu keislaman semakin
cepat dan Tim LPPIK memandang perlu untuk melakukan
revisi buku tersebut. Untuk itu kontribusi dan peran serta
pembaca sangat diharapkan untuk memberikan koreksi yang
dipandang perlu guna kesempurnaan buku ini pada
penerbitan di masa mendatang. Atas partisipasinya yang
diberikan kami haturkan terima kasih.
Akhirnya, semoga buku ini membawa manfaat bagi
kita di dunia maupun di akhirat. Amin
v
PENGANTAR EDISI REVISI
Alhamdulillah, buku al-'Ubudiyah : Tuntunan
Praktis Ibadah Mahdhah dalam edisi revisi ini secara
esensial tidak mengalami perubahan. Namun dari aspek
pcnyuntingan banyak perubahan dan penyempumaan seperti
koreksi kesalahan pengetikan pada cetakan terdahulu,
perubahan sistematika pada bab-bab tertentu, perbaikan
kebahasaan dan dalil-dalil yang lebih menyesuaikan dengan
Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Keputusan Muktamar
Tarjih Muhammadiyah ke XX di Garut (terutama masalah
shalat 'Idain dan shalat Istisqa'), ke XXI di Klaten dan ke
XXI1 di Malang (tentang bacaan tatswib pada azan subuh).
Saran dan koreksi dari pembaca tetap kami harapkan
selalu untuk kesempurnaan buku ini lebih lanjut. Semoga
bermanfaat.
LP1K UMS
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur yang hakiki hanya milik Allah SWT
semata, yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya buat
seluruh umat dan alam semesta. Shalawat dan salam
teruntuk manusia pilihan lllahi yakni Nabi Muhammad
SAW, yang dengan perjuangannya dapat mengantarkan kita
menjadi umat pilihan yang terlahir untuk seluruh umat
manusia demi menuju ridha-Nya.
Pendidikan Al-lslam dan Kemuhammadiyahan (AIK)
bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), seperti
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), merupakan
spirit (ruh) yang menjadi esensi keberadaannya. Oleh karena
itu pendidikan AIK memiliki peran yang amat sangat
strategis sebagai mata kuliah misi dan upaya membentuk
sarjana muslim yang berakhlak (berkarakter) mulia dan
mampu mengamalkan ilmunya sebagai darma baktinya
kepada umat, bangsa dan persyarikatan, demi landasan-
landasan nilai-nilai Islam yang kokoh dan berwawasan
sosio-kultural secara cerdas dan kreatif.
Sebagai konsekuensi logis dari kesadaran di atas,
maka upaya peningkatan dan pengembangan MK ini perlu
dilakukan secara terus menerus dan simultan. Peningkatan
dan pengembangan yang dimaksud meliputi aspek-aspek
kurikulum atau materi, metode pembelajaran, sumber daya
vii
manusia (human ware) dan lingkungan yang kondusif.
Terbitnya buku al-'Ubudiyah: Tuntunan lbadah
Praktis ini merupakan langkah riil dari upaya-upaya sadar
yang telah disebutkan di muka.
Buku ini merupakan revisi dari diktat Pedoman
Asistensi al-lslam dan Kemuhammadiyahan yang
diterbitkan oleh Departemen Pembinaan dan Pengembangan
AIK (DP2AK) UMS beberapa tahun yang lalu. Upaya
Lembaga Pengembangan Pondok, Al Islam dan
Kemuhammadiyahan (LPPIK) UMS untuk merevisi dan
menerbitkan ulang buku ini, merupakan langkah tepat
mengiringi upaya pembaharuan dan penyegaran kurikulum
AIK di lingkungan UMS.
Akhirnya, semoga langkah ini merupakan langkah
awal yang akan diikuti oleh langkah-langkah berikutnya
demi terwujudnya cita-cita pendidikan Muhammadiyah
yang suci dan mulia.
Surakarta, 8 September 2017
Wakil Rektor IV,
ttd
Dr. M. Fattah Santoso, M.Ag
viii
Daftar Isi
Dari Penerbit ......................................................................... iv
Pengantar Edisi Revisi ............................................................ v
Kata Pengantar ........................................................................ vi
Daftar Isi ............................................................................... viii
BAB I THAHARAH ......................................................... 1
A. Pendahuluan ....................................................... 1
1. Pengertian Thaharah ..................................... 1
2. Dasar Thaharah ............................................. 1
3. Fungsi Thaharah ........................................... 3
4. Alat Thaharah ............................................... 4
B. Sebab-Scbab dan Macam Thaharah ................... 10
1. Masalah Hadas dan Najis............................... 10
2. Macam-macam Thaharah .............................. 23
C. Wudhu................................................................. 45
1. Landasar Berwudhu....................................... 45
2. Keutamaan Berwudhu ................................... 45
3. Cara Berwudhu ............................................. 47
D. Tayamum ........................................................... 50
1. Landasan ....................................................... 50
2. Sebab-Sebab Bertayamum ............................ 51
3. Cara Bertayamum .......................................... 53
4. Membatalkan Tayamum ............................... 54
BAB II SHALAT ............................................................... 56
A. PENDAHULUAN ............................................. 56
1. Pengertian shalat ........................................... 56
2. Dasar Hukum Shalat ..................................... 57
ix
3. Faedah Shalat ................................................ 58
B. Cara Mengerjakan Shalat, Bacaan &Artinya...... 59
C. Macam-Macam Shalat ....................................... 76
1. ShalatWajib ................................................... 76
2. Shalat Tathawwu' (Sunnah) ........................... 80
D. Batalnya Shalat .................................................. 111
1. Pengertian Batalnya Shalat ............................ 111
2. Hal-hal yang Membatalkan Shalat................. 111
3. Menuju Sempurnanya Shalat......................... 111
E. Macam-Macam Sujud ........................................ 116
1. Sujud Sahwi .................................................. 116
2. Sujud Tilawah ............................................... 121
3. Sujud Syukur ................................................. 123
BAB III SHALAT JAMA'AH ........................................... 124
A. Pengertian Shalat Jama'ah .................................. 124
B. Landasan Syar'i .................................................. 124
C. Azan Dan lqamah ............................................... 125
D. Ketentuan Imam ................................................. 132
E. Cara Shalat Jama'ah ........................................... 132
F. Keutamaan Shalat ............................................... 137
BAB IV SHALAT JUM'AT ................................................ 138
A. Landasan Disyariatkannya ................................. 138
B. Yang Diwajibkan Shalat Jum'at.......................... 138
C. Perbuatan-Perbuatan yang dianjurkan dalam
Shalat Jum'at ...................................................... 140
D. Cara Shalat Jum'at .............................................. 141
x
BAB V QHASAR DAN JAMA' DALAM SHALAT......... 145
A. Qashar Shalat .................................................... 145
1. Pengertian Qashar Shalat .............................. 145
2. Dasar Hukum ................................................ 145
3. Cara Mengerjakan Qashar Shalat ................ 146
B. Jama' Shalat ........................................................ 146
1. Pengertian Jama' ............................................ 146
2. Dasar hukum Jama'Shalat ............................. 147
3. CaraMelaksanakan Jama' Shalat ................... 148
4. Sebab-sebab diperbolehkannya Menjama' Shalat 148
C. Shalat Dalam Keadaan Darurat .......................... 149
1. Shalat bagi Orang Sakit ................................. 149
2. Shalat di atas Kendaraan ............................... 150
3. Shalat Khauf (dalam keadaan bahaya) .......... 151
BAB VI PENGURUSAN JENAZAH.................................. 155
A. Pendahuluan ....................................................... 155
B. Cara Memandikan Mayat.................................... 158
C. Mengkafankan (Membungkus) Mayat................ 162
D. Shalat Jenazah..................................................... 165
1. Dasar Hukumnya .......................................... 165
2. Syarat Menunaikan Shalat Jenazah ............... 165
3. Cara Melaksanakannya.................................. 165
E. Menguburkan Mayat........................................... 167
F. Ta'ziyah (Mengunjungi Keluarga Yang Kematian) .. 173
BAB V KITAB SHIYAM ................................................... 175
A. Pendahuluan........................................................ 175
1. Untuk Melatih Disiplin Spiritual (Rohani) ... 175
2. Shiyam Menjadi Dasar Disiplin Moral ......... 176
3. Nilai Sosial Ibadah Shiyam............................ 176
xi
4. Hikmah Shiyam bagi Kesehatan Jasmani ..... 177
B. Macam Macam Puasa ......................................... 178
1. Shiyam Wajib ............................................... 178
a. Shiyam Ramadhan ................................. 178
1) Pengertian
2) Hukum Shiyam Ramadhan
3) Cara Bershiyam
4) Mereka yang boleh tidak puasa
dan ketentuan baginya
5) Yang Membatalkan Shiyam
6) Hal-hal yang Mengurangi Nilai Shiyam .
7) Amalan-amalan yang utama di bulan
Ramadhan
b. Shiyam Nazar ...................................... 193
c. Shiyam Qadha ..................................... 194
d. Shiyam Kifarat (tebusan) .................... 194
e. Shiyam Fidyah ...................................... 195
2. Shiyam Tathawwu'......................................... 196
a. Pengertian Shiyam Tathawwu' ............... 196
b. Macam-macam Shiyam Tathawwu' ....... 196
c. Batasan Shiyam Sunnah.......................... 201
1
BAB I
TAHARAH
A. PENDAHULUAN
Dalam hukum Islam, soal bersuci dan segala seluk-
beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan yang sangat
penting. Karena, di antara syarat-syarat sahnya shalat adalah
orang harus dalam keadaan suci dari hadas dan suci pula dari
badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Sementara shalat
adalah tiang agama Islam.
Dalam hukum Islam, kata-kata thaharah (bersuci) ada
kalanya dipakai dalam arti yang sesungguhnya (dzati atau
'aini), misalnya bersuci dengan air. Adakalanya dipakai
dalam arti hukmi atau syar'i bersuci memakai debu
(tayamum). Oleh karena itu thaharah dalam konteks ini
pengertiannya berbeda dengan pengertian bersuci dalam
konteks lain, misalnya kesucian ruhani dalam ilmu tasawuf.
Selanjutnya, dalam bab pendahuluan ini akan dibahas
empat hal yaitu (1) pengertian thaharah (2) dasar thaharah
(3) fungsi thaharah dan (4) alat thaharah.
1. Pengertian Thaharah
Thaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu
sebagaimana diatur syara' guna mensucikan diri dari
hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat
shalat dari najis.
2. Dasar Thaharah
Landasan disyariatkan thaharah atau bersuci ialah
firman Allah SWT:
2
َّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫ه‬‫للا‬
‫ينه‬ ِ
‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬
.
(
: ‫البقرة‬
222
)
Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat
dan orang-orang yang suci" (QS. AI- Baqarah (2):
222).
ْ‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ث‬ ‫ه‬‫و‬
،
) ْ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫زه‬ْ‫ج‬ُّ‫الر‬ ‫ه‬‫و‬
: ‫ثر‬‫(المد‬ .
4
-
5
)
"Sucikanlah pakaianmu, -Dan jauhilah segala kotoran”
(QS. Al -Mudastsir (74): 4-5).
ِ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬
‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬
‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬
‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬
‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٍ
‫ر‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫س‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ‫ى‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬
ْ‫س‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬
‫َل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬
‫ُوا‬‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِ‫ي‬‫ه‬‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫ص‬ ‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬
ُ‫د‬‫ي‬ ِ
‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬
ُ‫للا‬
ٍ‫ج‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ج‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ َّ‫م‬ِ‫ت‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ
‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬
ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬‫ه‬‫ت‬
‫ون‬
: ‫(المائدة‬ .
6
)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junuh Maka mandilah dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan
(bersetubuh), lalu kamu tidak memperoleh air, maka
3
bertayammumlah dengan tanah' yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.
Juga sabda Nabi SAW:
ِ‫للا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ْ‫ي‬ ِ
‫ر‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ش‬‫ه‬‫أل‬ْ‫ا‬ ٍ‫الك‬‫ه‬‫م‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ان‬‫ه‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫هط‬‫ش‬ ُ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫الط‬ :‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
)‫وأحمد‬ ‫الترمذي‬ ‫و‬ ‫مسلم‬ ‫(رواه‬
"Suci itu setengah dari iman ". (HR. Muslim, Tirmidzi
dan Ahmad)
3. Fungsi Thaharah
Fungsi thaharah adalah untuk memenuhi syarat
sahnya shalat dan untuk menyempurnakan ibadah.
Orang yang shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
ْ‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬
ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ه‬‫َل‬ : ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫للا‬ ُ‫ل‬
ُ‫ط‬ ِ
‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬
‫وأبوداود‬ ‫وأحمد‬ ‫مسمل‬ ‫(رواه‬ ِ
‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬
)‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫والترمذى‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak diterima shalat tanpa bersuci (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah)
ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
:
‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ‫ه‬‫ث‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫َل‬
.‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬
‫و‬‫مسلم‬‫(رواه‬
‫غيرهما‬
)
"Allah tidak akan menerima shalat seorang di antara
4
kamu yang berhadas sehingga ia berwudhu" (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Turmuzi).
5
Istimbat Hukum
Hadis pertama menyatakan tidak sahnya shalat
yang tidak didahului bersuci. Termasuk bersuci ialah :
mandi janabat, wudhu, tayamum, istinja' atau
menghilangkan najis. Jadi hadist pertama berisi perintah
bersuci secara umum. Hadis kedua khusus menekankan
pentingnya wudhu bagi yang berhadas kecil bila hendak
shalat.
Dari kedua hadis tersebut dapat diambil konsepsi
hukum bahwa fungsi thaharah atau bersuci, baik bersuci
dari hadas besar maupun bersuci dari hadas kecil dan
juga bersuci dari najis adalah mutlak perlu bagi orang
yang hendak mengerjakan shalat agar shalatnya sah.
4. Alat Thaharah
Alat thaharah telah ditetapkan syara' hanya ada tiga macam:
a. Air
Air adalah alat bersuci yang paling besar peranannya
dalam bab thaharah ini. Namun demikian tidak
semua jenis air sah untuk bersuci. Untuk jelasnya
perhatikan klasifikasi berikut:
1) Air Mutlak
Air yang termasuk jenis ini:
a) Air alam yang masih murni
Macam-macamnya: air hujan, salju,
air embun termasuk juga air yang keluar dari
mata air. Air jenis ini suci dan mensucikan.
Lihat dalil-dalil berikut:
ُ‫ل‬‫نز‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬
‫اس‬‫ه‬‫ع‬ُّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫هش‬‫غ‬ُ‫ي‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
6
‫ه‬‫ط‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ‫زه‬ْ‫ج‬ ِ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬ِ‫ه‬ْ‫ذ‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬
‫ا‬‫ه‬‫د‬ْ‫ق‬‫األ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ت‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ث‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫م‬
.
)
:‫األنفال‬
11
(
"Dan Dia Allah menurunkan untukmu sekalian
air dari langit supaya kalian menggunakannya
untuk bersuci"
(QS. Al-Anfal (8): 11).
ْ‫ي‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ح‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ِ
‫الر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫و‬
‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ‫ها‬‫ن‬ْ‫ل‬‫زه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ه‬‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ر‬
‫ا‬ً‫ر‬
.
: ‫(القرقان‬
44
)
“ Dan Kami (Allah) turunkan air dari langit
yang suci dan mensucikan " (QS. Al-Furqan
(25): 48).
Istimbat Hukum:
Air yang turun dari langit, baik berupa air
hujan maupun air embun dan salju hukumnya
suci, sah dipakai untuk bersuci. Tentang
sucinya air salju, air dan embun didasarkan
doa iftitah shalat, seperti diriwayatkan dari
Abu Hurairah:
ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫اي‬‫ه‬‫ي‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫خ‬ ْ‫ِل‬‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬
ِ‫د‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ه‬‫و‬
‫اَل‬ ‫الجماعة‬ ‫(رواه‬ .
)‫الترمذى‬
"...Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-
kesalahanku dengan air, salju, dan embun "
(HR. Jama'ah kecuali Tirmizi).
b) Air laut
Sama dengan air jenis pertama tadi,
7
air laut juga suci menyucikan, bahkan
bangkainya halal dimakan.
8
Hadis dari Abu Hurairah, meriwayatkan,
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah:
"Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di
lautan dan hanya membawa bekal air sedikit.
Jika air itu kami berwudhu dengan air laut?
" Rasulullah menjawab:
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ُّ‫ل‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬َّ‫الط‬ ‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬
)‫الخمسة‬ ‫(رواه‬ .
"Laut itu airnya suci dan menyucikan,
bangkainya halal dimakan ". (HR. Lima Ahli
Hadis).
c) Air Telaga atau Danau.
Air ini termasuk air yang suci dan
menyucikan. Berdasarkan riwayat Ali r.a.
bahwa Rasulullah meminta seember air
telaga zam-zam, diminumnya sedikit lalu
dipakai buat berwudhu (HR. Ahmad).
d) Air kolam, air sungai, air dalam genangan
yang cukup besar termasuk air sawah dan
sebagainya.
Air jenis ini termasuk air yang suci
dan menyucikan. Alasannya:
ِ‫ي‬ ِ
‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ٍ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ه‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ ‫ه‬‫ر‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
:
ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ش‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِ‫هج‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ه‬
‫َل‬ ٌ‫ور‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ُ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬
‫(رواه‬ .
)‫وأحمد‬ ‫والنساء‬ ‫أبوداود‬
“Dari Abu Sa'id al-Khudhri r.a, telah
9
bersabda Rasulullah SAW: 'Air itu suci, tidak
ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya."
(HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad).
Juga berdasarkan hadist Ibn Umar r.a,
dia meriwayatkan, Rasulullah SAW.
Bersabda “Apabila air itu sebanyak dua
kulah atau lebih maka ia kedap najis." (HR.
Empat Ahli Hadis dan disahihkan oleh Ibn
Khuzaimah, Hakim, dan Ibn Hi ban. Lihat
Subulus Salam 1:19)
Istimbat Hukum
Berdasarkan kedua hadist di atas, penyusun
menetapkan bahwa air dalam jumlah banyak
(dua kulah lebih) hukumnya suci dan
menyucikan, meskipun di dalam air tersebut
terdapat najis).
Catatan:
Memang ada dua hadist dhaif yang masing-
masing diriwayatkan oleh Ibn Majah
bersumber dari Abu Umamah dan riwayat
Baihaqi dengan sumber Abu Umamah juga,
yang meriwayatkan bahwa air tidak bisa
dinajiskan kecuali kemasukan barang yang
menyebabkan berubahnya bau, rasa dan
warnanya.
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
:
ُ‫ه‬ُ‫س‬ِ‫هج‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ه‬
‫َل‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ‫ي‬ ِ
‫ر‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫غ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ش‬
ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ح‬
ِ‫ه‬ِ‫ن‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬
)‫والبيهقي‬ ‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫(رواه‬ .
Dari Abu Umamah al-Bahily berkata: Rasulullah
bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak dapat
10
dinajiskan oleh sesuatu, kecuali bila barang
najis itu menyebabkan berubahnya bau, rasa
dan warnanya " (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
2) Air Musta'mal (air sudah terpakai)
Menurut beberapa hadist yang sudah penyusun
teliti air musta'mal (air yang sudah terpakai untuk
bersuci) hukumnya sah untuk bersuci (mandi atau
wudhu), sebagaimana air mutlak.
Hadist-hadist yang mendukung pendapat ini
antara lain:
ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫للا‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ِ
‫ر‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬
:
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ْ‫و‬ُ‫ع‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬
‫َل‬ ٌ‫يض‬ِ
‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ها‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ُ‫د‬
ُ‫ت‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬‫ه‬‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ب‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ع‬‫ه‬‫أ‬
.
)‫حبان‬‫وابن‬‫والبيهقي‬‫البخارى‬‫(رواه‬
Jabir Ibn Abdullah meriwayatkan: "Pada suatu hari
Rasulullah menjenguk aku kala sakit dan tidak
sadarkan diri, maka Rasulullah berwudhu lalu
menuangkan (sisa) air wudhunya kepadaku". (HR.
Bukhari, Baihaqi danm Ibn Hibban).
Istimbat Hukum
Air yang telah dipakai berwudhu tidak najis. Istimbat
ini juga didasarkan pada amalan Rasulullah
sebagaimana diterangkan oleh riwayat berikut:
َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬ ٍ
‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ‫ْنه‬‫ب‬‫ا‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ ِ‫ل‬ْ‫ض‬‫ه‬‫ف‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
.
)‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬
“Dari Abbas menerangkan, bawasannya Nabi
SAW: pernah mandi dengan sisa air yang
dipakai isterinya, Maimunah ". (HR. Ahmad
11
dan Muslim).
Dalam versi Ibn Abbas juga meriwayatkan
bahwa salah seorang istri Rasulullah mandi pada
suatu jafnah (guci). Kemudian datang Rasulullah
SAW. untuk berwudhu atau mandi dengan air
(sisa) yang tinggal dalam guci tersebut. Segera
istri Rasulullah mencegahnya: "Ya Rasulullah,
saya telah mandi junub dengan air tersebut".
Rasulullah menjawab: "Air itu tiada berjunub ".
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasal dan
Turmuzi).
3) Air suci yang tidak menyucikan.
Air jenis ini banyak sekali macamnya.
Misalnya air teh, air kelapa, air gula dan
sebagainya. Air semacam itu tidak bisa dipakai
bersuci, meskipun zatnya tergolong suci. Lain
halnya jika mutlak yang tercampur benda suci
seperti tercampur sabun, tepung dan sebagainya,
namun kemutlakannya tetap terjaga, ia tidak
tergolong air suci yang menyucikan.
4) Air Mutanajjis (Air yang tercampur dengan
najis)
Bila air ini dalam jumlah sedikit jelas tidak
dapat digunakan untuk bersuci. Karena ia sendiri
tidak suci. Tetapi bila air ini dalam jumlah besar
dan mengalir, maka dihukumi sebagai air yang
dapat digunakan untuk bersuci, karena air itu
dapat dirubah oleh najis tersebut, dan tetap suci.
b. Debu
Debu yang sah untuk bersuci lalah debu yang
suci dan kering. Debu semacam ini biasa ada di
tanah kering, pasir, tembok, di balik tikar dan Iain-
lain. Debu yang digunakan untuk bersuci, yaitu
12
untuk tayamum.
13
c. Batu dan Benda-benda Kesat lainnya, selain Tahi
dan Tulang
Benda-benda jenis ini dapat digunakan untuk
bersuci, yaitu istinja'.
B. Sebab-Sebab Dan Macam Thaharah
Thaharah itu bisa disebabkan karena hadas dan bisa
disebabkan karena najis. Dari dua sebab yang berbeda itu
mengakibatkan disyariatkannya macam-macam thaharah
yang berbeda pula.
1. Masalah Hadas dan Najis
a. Pengertian hadas dan macamnya
Hadas ialah sautu kejadian yang mengenai pribadi
seorang muslim, sehinga menyebabkan rusaknya kesucian
seseorang, yang mengakibatkan batalnya shalat atau
thawaf. Artinya shalat atau thawaf yang dilakukannya
dinyatakan tidak sah karena dirinya dalam keadaan
berhadas.
Sebab-sebab seseorang dihukumkan sebagai orang
yang berhadas ada bermacam-macam, yang kemudian oleh
para ahli fiqh dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
1) Hadas kecil
Yang menyebabkan seseorang dihukumkan terkena
hadas kecil antara lain dapat disebutkan sebagai berikut;
a) Mengeluarkan sesuatu dari dubur atau
kubulnya yang dapat berupa
(1) Buang air kecil atau buang air besar
Berdasarkan firma Allah:
ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬
"... atau salah seorang dari kalian datang dari
jamban (buang air) "(QS.Al-Maidah (5) : 6).
14
(2) Mengeluarkan angin busuk (kentut).
Berdasarkan sebuah hadist:
ْ‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ع‬ِ‫م‬‫ه‬‫س‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ٍ‫ه‬ِ‫هب‬‫ن‬ُ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ام‬َّ‫م‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ر‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
:
‫ه‬
‫َل‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ‫ه‬‫ث‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬
‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ث‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫و‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ْر‬‫ض‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫ر‬
ٌ‫ط‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ض‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٌ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ُ‫ف‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬
)‫عليه‬‫(متفق‬.
Dari Hamam bin Munabih bahwa ia
mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah
SAW.bersabda: "Tidak akan diterima shalat
seseorang yang berhadas sampai ia
berwudhu". Maka bertanyalah seorang lelaki
dari Hadramaut: "Apakah artinya hadas itu
ya Abu Hurairah?", Ia menjawab" "Kentut
atau berak" (Bukhari-Muslim).
(3) Mengeluarkan madzi atau wadi
Berdasarkan hadist:
‫ه‬‫ع‬
ْ‫ن‬
ُ‫ز‬
ْ‫ر‬
‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ة‬
ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬
‫ه‬‫ع‬ ‫بى‬
ْ‫ب‬
ِ‫د‬
َّ‫الر‬
ْ‫ح‬
‫ه‬‫م‬
ِ‫ن‬
‫ه‬‫ق‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬
‫ه‬‫س‬
ِ‫م‬
ْ‫ع‬
ُ‫ت‬
ِ‫ا‬
ْ‫ب‬
‫نه‬
‫ه‬‫ع‬
َّ‫ب‬
ٍ
‫اس‬
‫ه‬‫ي‬
ُ‫ق‬
ْ‫و‬
ُ‫ل‬
:
‫ا‬
‫ى‬ِ‫ن‬‫ه‬‫م‬ْ‫ل‬
‫ه‬‫و‬
‫ى‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬
‫ه‬‫و‬
ْ‫ا‬
‫ه‬‫لو‬
ْ‫د‬
ُ‫ى‬
،
‫ه‬‫أ‬
َّ‫م‬
‫ا‬
‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬
ُّ‫ى‬ِ‫ن‬
‫ه‬‫ف‬
ُ‫ه‬
‫ه‬‫و‬
َّ‫ال‬
ِ‫ذ‬
ِ‫م‬ ‫ى‬
ْ‫ن‬
ُ‫ه‬
ْ‫ا‬
ُ‫غ‬‫ل‬
ْ‫س‬
ُ‫ل‬
،
‫ه‬‫و‬
‫ه‬‫أ‬
َّ‫م‬
‫ا‬
ْ‫ا‬
‫ه‬‫لو‬
ْ‫د‬
ُ‫ى‬
‫ه‬‫و‬
ْ‫د‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬
ُ‫ى‬
‫ه‬‫ف‬
‫ه‬‫ق‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬
:
ْ‫غ‬‫ا‬
ِ‫س‬
ْ‫ل‬
‫ه‬‫ذ‬
‫ه‬‫ك‬
‫ه‬‫ر‬
‫ه‬‫ك‬
‫ه‬‫أ‬
ْ‫و‬
‫ه‬‫م‬
‫ه‬‫ذ‬
ِ‫ك‬‫ا‬
ْ‫ي‬
‫ه‬‫ر‬
‫ه‬‫ك‬
‫ه‬‫و‬
‫ه‬‫ت‬
‫ه‬‫و‬
َّ‫ض‬
ْ‫أ‬
ُ‫و‬
ُ‫ض‬
ْ‫و‬
ِ‫ء‬
‫ه‬‫ك‬
ِ‫ل‬
َّ‫ص‬‫ل‬
‫ه‬‫َل‬
ِ‫ة‬
.
)‫البيهقي‬‫(رواه‬
Dari Zur'ah Abi Abdirrahman berkata :
Aku mendengar Ibn Abbas r.a berkata :
Mani, madzi dan wadi. Adapun mengenai
mani, itulah yang diwajibkan mandi
15
karenanya. Adapun mazi atau wadi,
hendaklah engkau basuh kemaluanmu atau
sekitarnya, kemudian berwudhulah sebagai
wudhumu untuk shalat dan berwudhulah
sebagaimana wudhumu untuk shalat”. HR.
Al-Baihaqi).
b) Menyentuh kamaluanmu tanpa memakai alas.
Berdasarkan hadits :
ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ب‬
ِ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬
َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫انه‬‫ه‬‫و‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ص‬
َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ْ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ َّ‫س‬‫ه‬‫م‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
‫(رواه‬ .
)‫وأحمد‬‫والترمذى‬‫أبوداود‬
Dari Basrah binti Safwan, bahwa Nabi SAW, telah
bersabda: “Barang siapa menyentuh kemaluannya,
maka jangan shalat sebelum berwudhu.” (HR. Abu
Dawud,Tirmidzi dan Ahmad)
c) Tidur nyenyak dengan posisi terlentang.
Hal ini berdasarkan sebuah hadits :
‫ه‬‫ي‬ ِ
‫ض‬‫ه‬‫ر‬ ٍ‫ب‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫للا‬
ُ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ِ‫و‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ْ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫هام‬‫ن‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫هان‬‫ن‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬َّ‫س‬‫ال‬
Telah berkata Ali ra. Bahwa Rasulullah SAW.
bersabda: “Mata itu bagaikan tali penutup
dubur. Maka barang siapa telah tidur,
berwudhulah.” (HR. Abu Dawud)
Dari beberapa penegasan seperti tersebut
di atas dapat ditarik kesimpulan umum bahwa
seorang akan menjadi batal wudhunya apabila
terkena salah satu dari apa yang telah
disebutkan di atas. Atau dengan kata lain
seseorang yang berkehendak akan melakukan
16
shalat atau thawaf, maka dirinya wajib
berwudhu terlebih dahulu. Dan penegasan di
atas memberikan petunjuk pula bahwa
beringgungan kulit antara pria dan wanita,
sekalipun antara keduanya tidak ada hubungan
mahram tidak menjadikan batal wudhunya.
ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬
ِ
‫ر‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬‫ه‬‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ُ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬
‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ٌ‫ة‬‫ه‬‫ض‬
‫ه‬‫ر‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫د‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ِ‫ة‬‫هازه‬‫ن‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ه‬
‫اض‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬
ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َّ‫س‬‫ه‬‫م‬
)‫والنسائى‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬
Dari Aisyah berkata: “Sesungguhnya Rasulullah
SAW. bershalat sedang aku berbaring di mukanya
melintang sepeerti jenazah, sehingga ketika beliau
akan witir, beliau menyentuh diriku dengan
kakinya.” (HR. Ahmad dan Nasai).
2) Hadas Besar
Yang menyebabkan seseorang dihukumkan
terkena hadas besar antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut :
a) Mengeluarkan mani (sperma)
Peristiwa keluarnya mani ini dapat terjadi bila
dalam berbagai keadaan, baik di waktu jaga
maupun di waktu tidur atau mimpi, baik bagi pria
atau wanita.
Hal ini didasarkan pada hadits :
‫ه‬‫ي‬ ِ
‫ض‬ ‫ه‬‫ر‬ ٍ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ك‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ي‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ْت‬‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ ُ‫و‬ ْ‫َّأ‬‫ض‬ ‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ ْ‫ِل‬‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬
ْ‫ِل‬‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫خ‬‫ه‬‫ض‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬
.
‫أقوداود‬ ‫(رواه‬
‫ر‬
‫والنسا‬
‫ئى‬
)
17
Dari Ali, bahwa Rasulullah SAW. telah
bersabda: “Apabila kalian melihat madzi
maka cucilah dzakarmu dan berwudhulah
sebagaimana wudhumu untuk shalat. Dan
apabila air itu terpancar keras (mani), maka
mandilah.” (HR. Abu Dawud).
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬ ِ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ا‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ى‬ ِ
‫ض‬‫ه‬‫ر‬
ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ُّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬
ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫ْم‬‫ي‬‫ه‬‫ل‬ُ‫س‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬
ِ‫للا‬
َّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫ه‬‫للا‬
ِ‫ق‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬
‫َل‬
‫ه‬‫ف‬
ْ‫ل‬‫ه‬‫ه‬
ِ‫ة‬‫ه‬‫أ‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ٌ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ت‬ْ‫اح‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬
:
ْ‫ت‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ر‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ن‬
‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬
)‫وغيرهما‬‫ومسلم‬‫البخارى‬‫(رواه‬.
Dari Ummu Salamah berkata: Telah datang
Ummu Sulaim r.a kepada Rasulullah, maka ia
berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah
tidak main mengenai kebenaran! Wajibkan
perempuan itu mandi bilamana ia bermimpi?
beliau menjawab benar, bila ia melihat air" (HR.
Bukhari dan Muslim serta lain-Iainnya).
b) Hubungan Kelamin (Coitus, Jima'), baik
disertai keluarnya mani ataupun belum keluar.
Hal ini didasarkan pada firman Allah:
‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬
: ‫(المائدة‬ .
6
)
"Dan jikalau kamu sekalian junub hendaklah
bersuci" (QS. Al-Maidah (5): 6).
Demikian pula Rasulullah menerangkan dalam
sebuah hadistnya:
18
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ
‫َّللا‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ر‬‫ه‬ ْ
‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ُ‫ش‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬
‫س‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ج‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ ْ‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ها‬‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬
ِ‫ث‬‫ِي‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬‫و‬
ْ‫ل‬ ِ
‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ٍ
‫ر‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫م‬
)‫عليه‬ ‫(متفق‬ .
“Jika seseorang telah bersetubuh maka sungguh
wajib untuk mandi" dalam riwayat Mathar:
"meskipun tidak mengeluarkan mani" (HR.
Bukhari-Muslim).
c) Haid dan Nifas
Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah :
‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫و‬
ُ‫م‬ُ‫ك‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ْث‬‫ي‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬َّ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬
ُ‫للا‬
َّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫ه‬‫للا‬
ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬
ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬
‫ينه‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
: ‫(البقرة‬ .
222
)
"Dan janganlah kamu dekati istri (yang sedang
haid) sehingga bersuci. Dan apabila sudah
bersuci (mandi) maka campurailah mereka itu
sebagaimana diperintahkan Allah kepadamu".
(QS. Baqarah: 222)
Adapun terhadap masalah nifas maka
berdasarkan ijma' sahabat ia dihukumkan sama
denga haid.
Walhasil yang dititikberatkan dalam hadist
ini ialah proses kejadiannya, bukan bendanya.
b. Hal-hal terlarang dikerjakan bagi orang yang
berhadas
1) Bagi yang berhadas kecil, dilarang melakukan
shalat.
2) Bagi yang berhadas besar, dilarang melakukan hal-
19
hal sebagai berikut:
a) Shalat
Sebab shalat tidak sah bagi orang
yang berhadas, baik hadas kecil apalagi
hadas besar. Rasulullah bersabda "Allah
tidak akan menerima shalat seseorang di
antara yang berhadas sampai ia
berwudhu." (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan Turmuzi). Dalam hadist lain
Nabi bersabda: "Allah tidak akan
menerima shalat seseorang tanpa
didahului bersuci." (HR. Jama'ah ahli
hadist selain Bukhari).
b) MelakukanThawaf
Nabi SAW. Bersabda:
ٍ
‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ح‬ ُ‫اف‬‫ه‬‫و‬َّ‫الط‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ونه‬ُ‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬
ٍ
‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫خ‬ِ‫ب‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬
‫الترمذى‬ ‫(رواه‬ .
‫الحاك‬ ‫وصححه‬ ‫والدارقطني‬
)‫م‬
“Dan Ibn Abbas bahwa Nabi SAW
bersabda: "Thawaf di sekitar Ka'bah itu
seperti shalat. Hanya saja kalian boleh
bercakap-cakap di dalamnya. Barangsiapa
bercakap-cakap, jangan berkata-kata, kecuali
dengan perkataan yang baik saja") HR.
Turmudzi dan Daruqutni, dan disahkan
oleh Hakim).
c) Berdiam di masjid (I'tikaf)
Larangan berdiam di masjid bagi
orang yang berhadas ini antara lain
20
berdasarkan hadist-hadist berikut: "Rasulullah
SAW. datang, sedang bagian depan rumah
para sahabat menjorok ke dalam masjid. Maka
Rasulullah berseru: pindahkan beranda
rumahmu ini dari masjid! Lalu Rasulullah
masuk. Sedang para sahabat tidak
melaksanakan perintah tersebut karena
mengharap dispensai. Maka Rasulullah keluar
menemui mereka dan bersabda: Pisahkan
rumah-rumah ini dari masjid, saya tidak
membolehkan masjid itu bagi wanita haid dan
orang junub. (HR. Abu Dawud).
Juga berdasar hadist Umi Salamah:
"Rasulullah masuk ke halaman masjid dan
berseru sekeras suara: "Sungguh, masjid
tidak dibolehkan bagi wanita haid maupun
orang junub!". (HR. Ibnu Majah dan
Tabrani).
Akan tetapi kalau sekedar lewat di
masjid tidak terlarang. Perhatikan firman
Allah:
‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ٍ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫س‬ ‫ي‬ ِ
‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫َل‬‫ه‬‫و‬
: ‫(االنساء‬ .
44
)
".... Demikian pula orang yang yang
sedang junub-tidak boleh mendekati
tempat shalat kecuali lewat, sampai kalian
mandi (janabat). (QS. An Nisa': 43).
d) Menyentuh mushaf atau membacanya
Hanya saja hal ini masih diperselisihkan
oleh para ulama. Maksudnya, sebagian ulama
mengharamkan orang yang berhadas (besar)
menyentuh mushaf atau membacanya, dan
sebagian yang lain memperbolehkannya, dan
21
yang rajih adalah bahwa hadas, baik kecil
maupun besar tidak menghalangi menyentuh
atau membaca mushaf al-Quran.
Sedangkan suci dari hadas dalam
membawa mushaf dan membacanya
merupakan adab atau akhlak yang baik dalam
membaca Quran (Adab Tilawatil Quran).
c. Pengertian Najis dan Macam-macamnya
Najis ialah sesuatu yang dipandang kotor
oleh Syara', dan menghalangi kesucian dalam
melakukan ibadah.
Berdasarkan beberapa dalil dapat disimpulkan
bahwa benda-benda yang termasuk najis ialah: tahi,
air kencing, air mazi, darah haid, darah nifas, dan
air liur anjing. Di bawah ini akan dijelaskan satu per
satu benda-benda najis yang sudah disebutkan di
atas berdasarkan dalil-dalil.
1) Tahi (Tinja)
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ه‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫م‬ ْ‫هب‬‫ه‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫هب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ي‬ِ
‫ز‬ْ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ب‬ِ‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ٍ
‫ار‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ث‬ِ‫ب‬
.
)‫والدارمي‬‫والنسائى‬‫أحمد‬‫(رواه‬
Nabi bersabda "Apabila di antara kalian
buang air besar, maka hendaklah bersuci
dengan tiga batu itu sudah cukup.
(HR. Ahmad, Nasai dan Ad Darimi).
2) Air Kencing
ِ‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ْ‫هي‬‫ش‬ِ‫ل‬ ُ‫ح‬ُ‫ل‬ْ‫ص‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬
‫َل‬ ‫ه‬‫د‬ِ‫اج‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ِ
‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ه‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫و‬
ِ‫للا‬
‫ه‬‫ع‬
ِ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬‫ه‬‫و‬ َّ‫ل‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ َّ‫ز‬
ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ق‬‫ه‬‫و‬
)‫مسلم‬ ‫(رواه‬.
"Masjid-masjid ini tidak pantas buat kencing dan
22
buat (tempat) benda-benda kotor, tetapi tempat untuk
dzikrul-lah, shalat dan membaca al-Quran ". (HR.
Muslim).
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ
‫هس‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫للا‬
ُ‫للا‬ ‫صلى‬
‫عليه‬
ِ
‫ْر‬‫ب‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬َّ‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ل‬ْ‫و‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ه‬َّ‫هز‬‫ن‬‫ه‬‫ت‬ ‫وسلم‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬
)‫الدارقطنى‬‫(رواه‬
Nabi bersabda: "Bersucilah kalian dari air
kencing karena kebanyakan azab itu
disebabkan olehnya. " (HR. Daruqutni).
3) Mazi (Air Syahwat)
ٍ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬‫ه‬‫و‬ ً‫ء‬‫ا‬َّ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ ً
‫َل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ُ‫للا‬
ِ‫ان‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫د‬‫ه‬‫و‬ْ‫س‬‫ه‬ ْ
‫األ‬ ‫ْنه‬‫ب‬ ‫ه‬‫د‬‫ا‬‫ه‬‫د‬ْ‫ق‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ه‬‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬
ُ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬
)‫عليه‬ ‫(متفق‬ .
Berkata Ali: "aku seorang yang banyak
mengeluarkan mazi, tapi aku malu
menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Maka
aku menyuruh Miqdad bin Aswad bertanya kepada
Nabi SAW. Beliaupun menjawab: "hendaklah
dicuci kemaluannya dan berwudhulah "
(Mutafaq'alaih).
4) Darah Haid
ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ا‬
‫ا‬‫ه‬‫ذ‬
ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫د‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬‫ه‬‫أ‬
‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬
‫ه‬‫َّم‬‫د‬‫ال‬ ِ‫ك‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬
‫البخارى‬ ‫(رواه‬ .
)‫والدارمي‬ ‫النسائى‬ ‫وأبوداود‬ ‫ومسلم‬
Dari Aisyiyah berkata Nabi SAW bersabda:
"Maka apabila datang haid, tinggalkan shalat.
23
Apabila haid sudah berhenti, bersihkanlah
darah itu darimu dan tunaikanlah shalat" (HR.
Bukhari).
5) Darah Nifas
Hukum darah nifas sama dengan darah haid, yaitu
najis.
6) Air Liur Anjing
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah:
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
:
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫هاء‬‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ب‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬
،
َّ‫ن‬ُ‫ه‬ ‫ه‬
‫وَل‬ُ‫أ‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ع‬ْ‫ب‬‫ه‬‫س‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ُّ‫ت‬‫ال‬ِ‫ب‬
‫رواية‬ ‫وفى‬ )‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬ .
‫بالتراب‬ ‫أخراهن‬ ‫أو‬ ‫أوَلهن‬ ‫للترمذى‬
.
"Sucinya bejana salah seorang dari kami
sekalian, apabila digunakan minum anjing,
hendaklah dicuci tujuh kali permulaannya
disertai debu" (HR. Muslim dan Ahmad)
dalam riwayat Tirmidzi: "Permulaannya atau
penghabisannya dengan debu".
Istimbath Hukum
Dan pembahasan mengenai hadas dan najis
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan
utama antara hadas dan najis. ialah jika hadas
suatu kejadian atau keadaan yang merusak
kesucian seseorang. sedangkan najis ialah benda-
benda yang kotor yang dipandang menggannggu
atau merusak kesucian dan menghalangi
pelaksanaan ibadah.
Karena hadas yang dihukumi ialah kejadian
atau keadaan yang mengenai seseorang, maka
24
proses penyuciannya dilakukan dengan perbuatan-
perbuatan syar'i tertentu, seperti wudhu,
tayammum dan mandi. Sedangkan najis, karena
berupa benda (zat), maka proses penyuciaannya
dengan cara menghilangkan dan langsung
berhubungan dengan benda najis yang
bersangkutan .
d. Pembagian Najis
Betapapun kita sudah memberikan pengertian
dan macam-macam najis, di sini perlu dikemukakan
pembagian najis yang ada disebutkan dalam nash-nash
ajaran Islam, agar menjadi jelas.
1. Najis bila mengenai badan, pakaian atau tempat
Termasuk najis jenis ini ialah kotoran
manusia, air kencing, air mazi, darah haid,
darah nifas dan air liur. Dalil-dalil agama
memang menyatakan perintah untuk mencuci
anggota badan, pakaian atau tempat shalat
yang terkena najis-najis jenis ini. Dan inilah
najis yang menjadi thaharah.
2. Najis dimakan, diminum atau diperbuat
Najis-najis ini misalnya: darah, bangkai, daging
babi, arak, berjudi, mengundi nasib dan
sebagainya. Benda-benda tersebut memang
termasuk najis/rijis, tapi maksudnya najis dimakan,
diminum atau dikerjakan Jadi kita wajib
menjauhinya.
Selama tidak ada dalil yang menyatakan najis
menyentuhnya maka benda-benda tersebut
tidak bisa kita katakan najis.
Perhatikan firman-firman Allah di bawah ini:
ُ‫اب‬‫ه‬‫ص‬ْ‫ن‬‫األ‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫ِر‬‫س‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫هم‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
25
ِ‫ان‬‫ه‬‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ِ‫ل‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ُ‫م‬‫َل‬ ْ‫األز‬ ‫ه‬‫و‬
‫ونه‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ِ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫اج‬‫ه‬‫ف‬
(
:‫المائدة‬
09
)
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
(meminum) khamar berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (QS. Al-Maidah |5|: 90)
‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ا‬ً‫م‬َّ‫ر‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫وح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫أ‬ ‫َل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬
‫ا‬ً‫م‬‫ه‬‫د‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫م‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ٍ‫م‬ِ‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬
‫ا‬ً‫ق‬ْ‫س‬ِ‫ف‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ٍ
‫نزير‬ِ‫خ‬ ‫ه‬‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬
ِ
‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ِ‫ل‬ َّ‫ل‬ِ‫ه‬ُ‫أ‬
ِ‫للا‬
‫َل‬‫ه‬‫و‬ ٍ‫اغ‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ِ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ح‬‫ه‬‫ر‬ ٌ‫ور‬ُ‫ف‬‫ه‬‫غ‬ ‫ه‬‫َّك‬‫ب‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ٍ‫د‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬
: ‫(األنعام‬ .
145
)
Katakanlah: "tidaklah aku peroleh dalam
waktu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali bangkai, darah yang
mengalir atau daging babi, karena makanan-
makanan itu termasuk najis/rijis". (QS.A1-
An'am(6):145).
3. Najis/Rijis Aqidah
Misalnya : syirik, nifak, kafir, dosa,
kejahatan dan sebagainya. Orang musyrik
termasuk najis. Firman Allah:
26
‫َل‬‫ه‬‫ف‬ ٌ‫س‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫ن‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬ِ
‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬
ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫د‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ام‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ب‬‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ي‬
ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫ف‬ْ‫و‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ً‫ة‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫خ‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ء‬‫ها‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
َّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫ه‬‫للا‬
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ه‬‫ح‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬
:‫(التوبة‬.
24
)
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu najis, Maka
janganlah mereka mendekati Masjidil haram
sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi
miskin [637]. Maka Allah nanti akan memberimu
kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S at-Taubah
(9) :28).
Kekufuran juga tergolong najis, firman Allah:
‫ا‬ِ‫ب‬ ‫ونه‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫س‬
ِ‫لل‬
ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ض‬ ِ
‫ْر‬‫ع‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ض‬ ِ
‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬
‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ب‬ ً‫ء‬‫ا‬ ‫زه‬‫ه‬‫ج‬ ُ‫م‬َّ‫ن‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫أ‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫و‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬
‫ُونه‬‫ب‬ِ‫س‬ْ‫ك‬‫ه‬‫ي‬
: ‫(التوبة‬ .
05
)
"Mereka akan bersumpah kepadamu dengan noma
Allah, apabila kamu kembali kepada mereka,
supaya kamu berpaling dari mereka. Maka
berpalinglah dari mereka, karena Sesungguhnya
mereka itu adalah najis.... "(Q.S. at-Taubah (9):
95).
2. Macam-macam Thaharah
Sebagaimana dikemukan di atas, bahwa thaharah
dilakukan untuk mensucikan diri dari hadas dan najis.
Maka macam-macam thaharah itu oleh kedua penyebab
tersebut.
27
2.1. Thaharah karena Hadas
Adapun thaharah yang disyariatkan dalam rangka
menyucikan diri dari hadas ialah:
a. Wudhu
1) Pengertian Wudhu
Wudhu ialah dengan menggunakan air,
mengenai muka, kedua tangan sampai siku,
mengusap kepala, mencuci kaki sampai kedua
matakaki.
2) Dasar untuk Melaksanakan Wudhu
ِ‫ة‬‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬
ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬
ْ‫ام‬‫ه‬‫و‬
ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬
‫ى‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬
ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٍ
‫ر‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫س‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬
‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬‫َل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫ي‬‫ه‬‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫ص‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬
: ‫(المائدة‬ .
6
)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjkakan shalat maka basuhlah
mukamu dan kedua tanganmu sampai ke siku,
usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai
kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka
berscucilah (mandilah). Dan jika kamu sakit
atau berpergian, atau salah seorang dari kamu
buang air atau kamu sentuh wanita
(bersetubuh) dan kamu mendapatkan air, maka
bertayamumlah dengan debu yang bersih, yakni
usaplah mukamu dan tanganmu dengan debit
itu... "(QS. Al-Maidah [51]: 6)
28
3) Cara Berwudhu
a. Mengikhlaskan niat seraya membaca
basmalah
b. Mencuci kedua teiapak tangan tiga kali
c. Berkumur dan menghisap air ke hidung tiga
kali
d. Membasuh muka/wajah tiga kali
e. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga
kali, kemudian dilanjutkan tangan kiri
secara sama.
f. Mengusap kepala dan telinga
g. Membasuh kaki kanan sampai mata kaki
tiga kali, kemudian dilanjutkan kaki kiri
secara sama.
Cara dan tuntunan di atas didasarkan
pada hadist-hadist berikut:
‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ
‫هس‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬
ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ص‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ض‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ط‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫م‬ ْ‫هل‬‫ه‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫وا‬ُ‫ئ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬
ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬
.ِ‫للا‬
‫النسائى‬ ‫(رواه‬
)
Dari Anas berkata: sebagian sahabat meminta
air wudhu kepada Nabi, maka Nabi bersabda:
"Apakah kalian tidak punya air wudhu? Maka
beliau meletakkan tangannya di air dan
bersabda: "Berwudhulah kamu dengan
membaca Bismilah'.. (HR. An-Nasai).
ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫م‬ُ‫ع‬
ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫هط‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ْنه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ُ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ع‬‫ه‬ ْ
‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ت‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬
)‫عليه‬ ‫(متفق‬ .
29
Dan Umar bin Khattab berkata : Rasulullah
bersabda : "Sesungguhnya semua pekerjaan
itu disertai dengan niatnya " (Mutafaq
'alaih).
‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬ ‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ْ‫و‬‫ه‬‫م‬ ‫انه‬‫ه‬‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ح‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
‫ه‬‫ي‬ ِ
‫ض‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ع‬ ‫ْنه‬‫ب‬
ُ‫للا‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ٍ‫ُوء‬‫ض‬‫ه‬‫و‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫د‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬
‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ج‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ث‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬
‫ض‬‫ه‬‫م‬ْ‫ض‬‫ه‬‫م‬
ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬
ِ‫ق‬‫ه‬‫ف‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬
‫ه‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ه‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ث‬
‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫س‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
‫ه‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫هح‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬
‫َل‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ام‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫هح‬‫ن‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫َّم‬‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫س‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ن‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ِث‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ُ‫ي‬
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ذ‬
.
)‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬
Humran pembantu Usman bin Affan
mengkhabarkan: "Sungguh Usman telah minta
air wudhu, maka berwudhulah ia dengan
mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, lalu
berkumur dan menghisap air dan
menyemburkannya, kemudian membasuh
mukanva tiga kali lain membasuh tangannya
yang kanan sampai sikunya tiga kali dan yang
kiri seperti yang kanan tiga kali dan yang kiri
sedemikian itu pula, kemudian mengusap
30
kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan
sampai kepada dua mata kaki tiga kali dan
yang kiri seperti itu pula. Lalu berkata "Aku
melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti
wudhuku mi. Dan ketika itu Rasulullah
bersabda: Siapa yang berwudhu seperti
Wudhuku disertai shalat dua rekaat sesudahnya,
dan tidak bercakap di dalam keduanya, maka
diampuni segala dosanya yang telah lalu".
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Selain hal-hal di atas, ada hal yang perlu
diperhatikan sebagai keutamaan dalam ber-
wudhu berdasarkan contohRasulullah SAW.
a) Bersiwak sebelum berwudhu
b) Menyelai-nyelai jari-jari tangan ketika
membasuh tangan
c) Membersihkan kotoran-kotoran sudut
mata
d) Melonggarkan dan melebihkan dalam
membasuh
e) Menyelai-nyelai jenggot bagi yang
punya jenggot
f) Dalam mengusap kepala dengan
menggosokkan telapak tangan dari jidat
hingga tengkuk. kemudian dikembalikan
lagi.
g) Dalam mengusap telinga dengan
memasuk-kan jari telunjuk ke dalam
telinga, dan mengusap bagian luar
dengan ibu jari,
h) Mendahulukan kanan
i) Urut dan tertib
j) Membaca doa setelah wudhu
31
‫له‬ ‫شريك‬ ‫َل‬ ‫وحده‬ ‫للا‬ ‫إَل‬ ‫إله‬ ‫َل‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬
‫أن‬ ‫وأشهد‬
‫ورسوله‬ ‫عبده‬ ‫محمد‬
"Asyhadu al-la-ila-ha illallahu wadahu la
syari-ka lah wa asyhadu anna muhamadan
'abduhu wa ras-alah ".
Hal-hal di atas berdasarkan pada
hadits-hadits sebagai berikut:
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ث‬‫ِي‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬ِ‫ن‬ِ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ق‬ُ‫ش‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬
‫َل‬ْ‫و‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ه‬‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ِ‫اك‬‫ه‬‫ِو‬‫الس‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬ ‫ه‬
‫أل‬ ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ه‬ُ‫ز‬
ٍ‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬‫ه‬‫ص‬
)‫وأحمد‬‫وأبوداود‬‫ومسلم‬‫البخارى‬‫(رواه‬.
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau
bersabda : "Kalau aku tidak akan
menyusahkan kaum mukminin (dalam hadist
Zuhairi atas umatku), niscaya aku
perintahkan kepada mereka bersiwak
(menggosokkan gigi) pada tiap wudhu "
(Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan Ahmad).
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ب‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫يط‬ِ‫ق‬‫ه‬‫ل‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫م‬ ِ
‫اص‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬
ِ‫للا‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬
‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ْ‫غ‬ِ‫ب‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫أل‬‫ا‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫ه‬‫خ‬‫ه‬‫و‬
‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫و‬
ْ‫ا‬
‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ق‬‫ها‬‫ش‬ْ‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ ِ
‫َل‬
‫(رواه‬ .
)‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫وأحمد‬ ‫والنساء‬ ‫أبوداود‬
Karena hadist Laqit bin Shaburah dari ayahnya:
"Sempurnakanlah wudhu, selesailah di antara
jari-jari dan sempurnakanlah dalam mengisap
32
air. kecuali kamu sedang berpuasa."
(Diriwayatkan oleh Imam Empat : Abu
Dawud, Nasai, Tirmizi, dan Ibnu Majah dan
disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫أ‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫و‬
ُ‫للا‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ق‬ْ‫أ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫م‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
.
Dari Abu Umamah ketika ia menerangkan
wudhunya Rasulullah ia berkata: "Rasulullah
SAW. mengiisap dua sudut mata" (HR. Abu
Dawud, Ahmad dan Ibn Majah)
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ي‬ ‫ونه‬ُ‫ل‬َّ‫ج‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
ْ‫ل‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ِ‫اغ‬‫ه‬‫ب‬ْ‫س‬ِ‫إ‬
‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬َّ‫ر‬ُ‫غ‬
ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬‫ي‬ِ‫ج‬ْ‫ح‬
)‫مسلم‬ ‫(رواه‬ .
Dai Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda: "Kalian pada hari kiamat akan
bersinar karena sempurnanya wudlu, maka
siapa dari kalian bisa memperpanjang
cahayanya sinarnya hendaklah ia lakukan. " (H
R.Muslim)
ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫للا‬
ْ‫ب‬
ٍ‫د‬ْ‫ي‬‫زه‬ ِ‫ن‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ُ‫للا‬
ُ‫ك‬ُ‫ل‬ْ‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ه‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬ ‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
.
)‫أحمد‬ ‫(رواه‬
Dari Abdullah bin Zaid bin Asim, bahwa
Rasulullah SAW. berwudhu, maka beliau
mengerjakan demikian, yakni menggosok
(Diriwayatkan oleh Ahmad).
33
‫انه‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ُ‫للا‬
ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ح‬ِ‫ل‬ ُ‫ل‬ِ‫هل‬‫خ‬ُ‫ي‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫(رواه‬ .
)‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫الترمذى‬
Karena hadis Usman bin Affan, bahwa
Rasulullah SAW. Menselai-selai janggutnya.
(Tirmizi dan Ibn Majah).
ِ‫للا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ٍ‫م‬ ِ
‫اص‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ ‫زه‬ ِ‫ْن‬‫ب‬
‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ب‬
ُ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫ق‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫هب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ِ‫َّم‬‫د‬‫ه‬‫ق‬ُ‫م‬ِ‫ب‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ب‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫ه‬َّ‫د‬ ‫ه‬‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬
)‫عليه‬ ‫(متفق‬ .
Karewa hadits Abdullah bin laid bin Ashin
dalam sifat wudhu, ia berkata "Dan memulai
dengan permulaan kepalanya sehingga
menjalankan kedua tanganya sampai pada
tengkuknya, kemu dian mengembalikannya
pada tempat memulainya." (Mutafaq 'alaih).
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ
‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫هر‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬
‫ض‬‫ه‬‫م‬ْ‫ض‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ج‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫هقه‬‫ش‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬‫ه‬‫و‬
‫ه‬
‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬
ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬
ِ
‫ر‬ِ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ظ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ح‬‫َّا‬‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬ِ‫اط‬‫ه‬‫ب‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬‫ه‬‫و‬
‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬
‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬
‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
Dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah
34
shallallalm 'alaihi wasallam berwudlu, beliau
menyiduk satu ciduk air untuk berkumur, dan
memasukkan air ke hidungnya, kemudian
menyiduk lagi satu ciduk air untuk membasuh
wajahnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk
untuk membasuh tangan kanan. Kemudian
menyiduk lagi untuk membasuh tangan kiri,
kemudian mengusap kepalanya beserta kedua
telinganya, bagian dalam telinga dengan
kedua jari telunjuknya dan bagian luar telinga
dengan kedua ibu jari. Lalu beliau menyiduk
lagi untuk membasuh kaki kanan dan menyiduk
lagi untuk membasuh kaki kiri." (HR. An-
Nasai)
ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬
ُ‫للا‬
‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫نه‬ُّ‫م‬‫ه‬‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ع‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ج‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ ِ
‫ور‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫هأ‬‫ش‬
.
)‫والنسائى‬ ‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬
Menurut yang diriwayatkan oleh Aisyah,
telah berkata: "bahwa Rasulullah SAW.
Menyukai mendahulukan kanannya sejauh
kemampuannya dalam berbagai keadaan,
dalam wudhunya, bersisir dan memakai
sandal". (Diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim dan An-Nasai).
ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫هط‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫ر‬‫ه‬‫م‬ُ‫ع‬
ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ِ‫ه‬
‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
ُ‫ِن‬‫س‬ْ‫ح‬ُ‫ي‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ٍ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬
ُ‫د‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ش‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫غ‬ُ‫ر‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ي‬ ‫ينه‬ِ‫ح‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬
َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬
‫َل‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ُ‫للا‬
‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫يك‬ ِ
‫هر‬‫ش‬ ‫ه‬
‫َل‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫و‬
ُ‫اب‬‫ه‬‫ْو‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ِ‫ت‬ُ‫ف‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬
ِ‫ة‬َّ‫ن‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ال‬
35
‫ه‬‫ء‬‫ها‬‫ش‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫الث‬
‫وأحمد‬ ‫مسلم‬ ‫(رواه‬ .
)‫وأبوداود‬
Dan Umar bin Khatab r.a bahwa ia berkata:
sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: "Tidak
seorang dari kamu yang berwudhu dengan
sempurna lain setelah selesai wudhunya
mengucapkan: "Asyhadu al-la-ila-ha illallahu
wadahu la syari ka lah wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhu wa rasulah" melainkan
akan dibukakanlah baginya pintu-pintu surga
yang delapan, yang dapat dimasuki darimana
yang ia kehendaki''. (Diriwayatkan oleh Muslim,
Ahmad danAbu Dawud)
b. Mandi
1) Pengertian mandi
Mandi dalam pengertian syar'i ialah
sebagai salah satu cara bersuci untuk
menghilangkan/mensucikan hadas besar
atau untuk keperluan-keperluan lain seperti
yang telah disyari'atkan ajaran Islam.
2) Landasan disyariatkan mandi
Firman Allah SWT:
‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬
: ‫(المائدة‬ .
6
)
". dan jika junub, maka bersuci (mandi) lah
kamu" (QS. Al Maidah (5) :6).
Hadis Rasulullah:
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
َّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
ِ‫للا‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬
ُ‫للا‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ر‬‫ه‬ ْ
‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ُ‫ش‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬
‫س‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ج‬ ‫ا‬
ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ ْ‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ها‬‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬
‫مسلم‬ ‫(رواه‬ .
)‫ماجه‬ ‫ودوابن‬ ‫وأبودا‬ ‫وأحمد‬
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau
36
bersabda: "Apabila seorang bersetubuh, maka
wajiblah mandi (HR Muslim, Ahmad, Abu
Dawud dan Ibn Maj ah).
3) Sebab-sebab diwajibkannya mandi
Mandi dalam arti syar'i tersebut
diwajibkan bagi mereka yang berhadas
besar, yaitu melakukan persetubuhan
(sebagaimana dalil di atas), mengeluarkan
air mani, mengeluarkan darah haid dan
nifas. Dan demikian bagi mereka yang akan
mengerjakan shalat shalat Jum'at (ada yang
berpendapat wajib) dan shalat 'idain.
Berdasarkan dalil-dalil yang telah
disebutkan dan dalil-dalil berikut:
‫نه‬ ْ‫ر‬َّ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫و‬
ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ْث‬‫ي‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ف‬
: ‫(البقرة‬ .ُ‫للا‬
222
)
"...dan janganlah kamu mendekati istri (yang)
sedang haid sehingga bersuci, dan apabila
sudah bersuci (mandi), maka datangilah
mereka sebagai diperintahkan Allah
kepadamu.'' (QS.Al-Baqarah (2): 222)
‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬
ْ‫هت‬‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ ٍ
‫ْش‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬ِ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬
‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫اض‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬ُ‫ت‬
ُ‫للا‬
‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫س‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ ٌ‫ق‬ْ‫ر‬ِ‫ع‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬
‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬
‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫د‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ة‬ ‫ه‬
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬
‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬
)‫البخارى‬ ‫(رواه‬ .
Dari Aisyah ra. Bahwa Fatimah binti Abi
Hubais "berair merah" (istihadah) lalu
menanyakan kepada Nabi SA W., maka beliau
SAW. Bersabda : "itulah darah penyakit, bukan
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi
Al-Ubudiyah Edisi Revisi

More Related Content

What's hot

Kti mc stem sa8 - Muhammad Sobri Maulana
Kti mc stem   sa8 - Muhammad Sobri MaulanaKti mc stem   sa8 - Muhammad Sobri Maulana
Kti mc stem sa8 - Muhammad Sobri MaulanaMuhammad sobri maulana
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70DEPDIKNASBUD
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Henda Suhenda
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...Warnet Raha
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUUofa_Unsada
 
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...NURIMAN NOVIANTO
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
Psikotropika By Childern
Psikotropika By ChildernPsikotropika By Childern
Psikotropika By Childernpauwabega
 
Buku materi-pramuka-penegak-berdiri
Buku materi-pramuka-penegak-berdiriBuku materi-pramuka-penegak-berdiri
Buku materi-pramuka-penegak-berdiriAyah Absar
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaAnanda Fadhil
 
Pedoman hisab Muhammadiyah
Pedoman hisab MuhammadiyahPedoman hisab Muhammadiyah
Pedoman hisab MuhammadiyahLP3I Palembang
 
5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuanganMuhammad Love Kian
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfOnlineShop15
 

What's hot (20)

Kti mc stem sa8 - Muhammad Sobri Maulana
Kti mc stem   sa8 - Muhammad Sobri MaulanaKti mc stem   sa8 - Muhammad Sobri Maulana
Kti mc stem sa8 - Muhammad Sobri Maulana
 
Kti darmina
Kti darminaKti darmina
Kti darmina
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
 
Kti novensky e.m
Kti novensky e.mKti novensky e.m
Kti novensky e.m
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 
Lembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scrLembar depan yani‮cod.scr
Lembar depan yani‮cod.scr
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
 
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI DENGAN SH...
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
Psikotropika By Childern
Psikotropika By ChildernPsikotropika By Childern
Psikotropika By Childern
 
Buku materi-pramuka-penegak-berdiri
Buku materi-pramuka-penegak-berdiriBuku materi-pramuka-penegak-berdiri
Buku materi-pramuka-penegak-berdiri
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustaka
 
Pedoman hisab Muhammadiyah
Pedoman hisab MuhammadiyahPedoman hisab Muhammadiyah
Pedoman hisab Muhammadiyah
 
5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan5060 skripsi analisi rasio keuangan
5060 skripsi analisi rasio keuangan
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
 

Similar to Al-Ubudiyah Edisi Revisi

Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranLumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranlombkTBK
 
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchson
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchsonSMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchson
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchsonsekolah maya
 
Tesis Isi perkembangan peserta didik
Tesis Isi perkembangan peserta didikTesis Isi perkembangan peserta didik
Tesis Isi perkembangan peserta didiksintaroyani
 
Kelas6 sd ips_tri_jaya_suranto
Kelas6 sd ips_tri_jaya_surantoKelas6 sd ips_tri_jaya_suranto
Kelas6 sd ips_tri_jaya_surantokalinegoro
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 
Antropologi Budaya.pdf
Antropologi Budaya.pdfAntropologi Budaya.pdf
Antropologi Budaya.pdfAchmad Hidir
 
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxlaporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxMuhammadArkan27
 
Inovasi Pendidikan.pdf
Inovasi Pendidikan.pdfInovasi Pendidikan.pdf
Inovasi Pendidikan.pdfStQomariyah
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pw0nd0
 
PKn KELAS 7
PKn KELAS 7PKn KELAS 7
PKn KELAS 7Pakdahli
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitsekolah maya
 
Geografi 2
Geografi  2Geografi  2
Geografi 2lombkTBK
 
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugeng
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugengKelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugeng
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugengAchmad Junaidi
 

Similar to Al-Ubudiyah Edisi Revisi (20)

Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranLumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
 
K8 bg pa katolik
K8 bg   pa katolikK8 bg   pa katolik
K8 bg pa katolik
 
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchson
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchsonSMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchson
SMP-MTs kelas07 ctl pkn sugeng djaenudin anang cholisin muchson
 
Tesis Isi perkembangan peserta didik
Tesis Isi perkembangan peserta didikTesis Isi perkembangan peserta didik
Tesis Isi perkembangan peserta didik
 
Kls 6 ips
Kls 6 ipsKls 6 ips
Kls 6 ips
 
Kelas6 sd ips_tri_jaya_suranto
Kelas6 sd ips_tri_jaya_surantoKelas6 sd ips_tri_jaya_suranto
Kelas6 sd ips_tri_jaya_suranto
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
 
Antropologi Budaya.pdf
Antropologi Budaya.pdfAntropologi Budaya.pdf
Antropologi Budaya.pdf
 
NEW LAPORAN AKHIR KKN03.pdf
NEW LAPORAN AKHIR KKN03.pdfNEW LAPORAN AKHIR KKN03.pdf
NEW LAPORAN AKHIR KKN03.pdf
 
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docxlaporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
laporan kelompok 1 metodologi pembelajaran al quran .docx
 
Kelas11 sej triyono
Kelas11 sej triyonoKelas11 sej triyono
Kelas11 sej triyono
 
Fisika X (BSE) KTSP
Fisika X (BSE) KTSPFisika X (BSE) KTSP
Fisika X (BSE) KTSP
 
Inovasi Pendidikan.pdf
Inovasi Pendidikan.pdfInovasi Pendidikan.pdf
Inovasi Pendidikan.pdf
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
 
PKn KELAS 7
PKn KELAS 7PKn KELAS 7
PKn KELAS 7
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Geografi 2
Geografi  2Geografi  2
Geografi 2
 
Geografi Kelas XII
Geografi Kelas XIIGeografi Kelas XII
Geografi Kelas XII
 
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugeng
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugengKelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugeng
Kelas07 pendidikan kewarganegaraan-sugeng
 

Recently uploaded

TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxYasfinaQurrotaAyun
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 

Al-Ubudiyah Edisi Revisi

  • 1. iii Serial Buku Pegangan Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan AL UBUDIYAH Cetakan 1, Edisi Revisi, Agustus 2011 Cetakan 2, Edisi Revisi, Agustus 2012 Cetakan 3, Edisi Revisi, Agustus 2013 Cetakan 4, Edisi Revisi, Agustus 2014 Cetakan 5, Edisi Revisi, Agustus 2015 Cetakan 6, Edisi Revisi, Agustus 2016 Cetakan 7, Edisi Revisi, Agustus 2017 Cetakan 8, Edisi Revisi, Agustus 2018 Cetakan 9, Edisi Revisi, Agustus 2019 Cetakan 10, Edisi Revisi, Agustus 2020 Copy right@Edisi Revisipada LPPIK UMS All right reserved Penyunting Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag. Dr. Abdullah Aly, M.Ag. Penyusun: Tim LPPIK UMS Penerbit : Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1 Telp. (0271) 717417, Ex. 157/198. Fax. (0271) 715448 Surakarta 57102
  • 2. iv DARI PENERBIT Buku yang hadir di hadapan Anda ini adalah edisi revisi dari buku Pedoman Asistensi Bimbingan al-lslam dan Kcmuhammadiyahan (AIK) yang disusun oleh Tim DP2AK (Dcpartemen Pembinaan dan Pengembangan AIK), terdiri atas Dosen dan Asisten AIK senior (yang semula dalam bentuk diktat). Sejak tahun 1984 DP2AK diganti dan dilanjutkan oleh Lembaga Studi Islam (LSI) yang mengadakan program asistensi AIK. Karena program tersebut dianggap kurang efektif, maka mulai tahun 2001 Lembaga Pengembangan Pondok, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) sebagai pemegang tongkat cstafet khususnya di bidang penataan kurikulum AIK memandang perlu untuk menerbitkan buku tersebut. Program asistensi dan bimbingan AIK di lingkungan Universitas harus terus dilakukan sebagai bagian dari kegiatan akademik dan keislaman. Namun perkembangan ilmu-ilmu keislaman semakin cepat dan Tim LPPIK memandang perlu untuk melakukan revisi buku tersebut. Untuk itu kontribusi dan peran serta pembaca sangat diharapkan untuk memberikan koreksi yang dipandang perlu guna kesempurnaan buku ini pada penerbitan di masa mendatang. Atas partisipasinya yang diberikan kami haturkan terima kasih. Akhirnya, semoga buku ini membawa manfaat bagi kita di dunia maupun di akhirat. Amin
  • 3. v PENGANTAR EDISI REVISI Alhamdulillah, buku al-'Ubudiyah : Tuntunan Praktis Ibadah Mahdhah dalam edisi revisi ini secara esensial tidak mengalami perubahan. Namun dari aspek pcnyuntingan banyak perubahan dan penyempumaan seperti koreksi kesalahan pengetikan pada cetakan terdahulu, perubahan sistematika pada bab-bab tertentu, perbaikan kebahasaan dan dalil-dalil yang lebih menyesuaikan dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Keputusan Muktamar Tarjih Muhammadiyah ke XX di Garut (terutama masalah shalat 'Idain dan shalat Istisqa'), ke XXI di Klaten dan ke XXI1 di Malang (tentang bacaan tatswib pada azan subuh). Saran dan koreksi dari pembaca tetap kami harapkan selalu untuk kesempurnaan buku ini lebih lanjut. Semoga bermanfaat. LP1K UMS
  • 4. vi KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Puji dan syukur yang hakiki hanya milik Allah SWT semata, yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya buat seluruh umat dan alam semesta. Shalawat dan salam teruntuk manusia pilihan lllahi yakni Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangannya dapat mengantarkan kita menjadi umat pilihan yang terlahir untuk seluruh umat manusia demi menuju ridha-Nya. Pendidikan Al-lslam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), merupakan spirit (ruh) yang menjadi esensi keberadaannya. Oleh karena itu pendidikan AIK memiliki peran yang amat sangat strategis sebagai mata kuliah misi dan upaya membentuk sarjana muslim yang berakhlak (berkarakter) mulia dan mampu mengamalkan ilmunya sebagai darma baktinya kepada umat, bangsa dan persyarikatan, demi landasan- landasan nilai-nilai Islam yang kokoh dan berwawasan sosio-kultural secara cerdas dan kreatif. Sebagai konsekuensi logis dari kesadaran di atas, maka upaya peningkatan dan pengembangan MK ini perlu dilakukan secara terus menerus dan simultan. Peningkatan dan pengembangan yang dimaksud meliputi aspek-aspek kurikulum atau materi, metode pembelajaran, sumber daya
  • 5. vii manusia (human ware) dan lingkungan yang kondusif. Terbitnya buku al-'Ubudiyah: Tuntunan lbadah Praktis ini merupakan langkah riil dari upaya-upaya sadar yang telah disebutkan di muka. Buku ini merupakan revisi dari diktat Pedoman Asistensi al-lslam dan Kemuhammadiyahan yang diterbitkan oleh Departemen Pembinaan dan Pengembangan AIK (DP2AK) UMS beberapa tahun yang lalu. Upaya Lembaga Pengembangan Pondok, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) UMS untuk merevisi dan menerbitkan ulang buku ini, merupakan langkah tepat mengiringi upaya pembaharuan dan penyegaran kurikulum AIK di lingkungan UMS. Akhirnya, semoga langkah ini merupakan langkah awal yang akan diikuti oleh langkah-langkah berikutnya demi terwujudnya cita-cita pendidikan Muhammadiyah yang suci dan mulia. Surakarta, 8 September 2017 Wakil Rektor IV, ttd Dr. M. Fattah Santoso, M.Ag
  • 6. viii Daftar Isi Dari Penerbit ......................................................................... iv Pengantar Edisi Revisi ............................................................ v Kata Pengantar ........................................................................ vi Daftar Isi ............................................................................... viii BAB I THAHARAH ......................................................... 1 A. Pendahuluan ....................................................... 1 1. Pengertian Thaharah ..................................... 1 2. Dasar Thaharah ............................................. 1 3. Fungsi Thaharah ........................................... 3 4. Alat Thaharah ............................................... 4 B. Sebab-Scbab dan Macam Thaharah ................... 10 1. Masalah Hadas dan Najis............................... 10 2. Macam-macam Thaharah .............................. 23 C. Wudhu................................................................. 45 1. Landasar Berwudhu....................................... 45 2. Keutamaan Berwudhu ................................... 45 3. Cara Berwudhu ............................................. 47 D. Tayamum ........................................................... 50 1. Landasan ....................................................... 50 2. Sebab-Sebab Bertayamum ............................ 51 3. Cara Bertayamum .......................................... 53 4. Membatalkan Tayamum ............................... 54 BAB II SHALAT ............................................................... 56 A. PENDAHULUAN ............................................. 56 1. Pengertian shalat ........................................... 56 2. Dasar Hukum Shalat ..................................... 57
  • 7. ix 3. Faedah Shalat ................................................ 58 B. Cara Mengerjakan Shalat, Bacaan &Artinya...... 59 C. Macam-Macam Shalat ....................................... 76 1. ShalatWajib ................................................... 76 2. Shalat Tathawwu' (Sunnah) ........................... 80 D. Batalnya Shalat .................................................. 111 1. Pengertian Batalnya Shalat ............................ 111 2. Hal-hal yang Membatalkan Shalat................. 111 3. Menuju Sempurnanya Shalat......................... 111 E. Macam-Macam Sujud ........................................ 116 1. Sujud Sahwi .................................................. 116 2. Sujud Tilawah ............................................... 121 3. Sujud Syukur ................................................. 123 BAB III SHALAT JAMA'AH ........................................... 124 A. Pengertian Shalat Jama'ah .................................. 124 B. Landasan Syar'i .................................................. 124 C. Azan Dan lqamah ............................................... 125 D. Ketentuan Imam ................................................. 132 E. Cara Shalat Jama'ah ........................................... 132 F. Keutamaan Shalat ............................................... 137 BAB IV SHALAT JUM'AT ................................................ 138 A. Landasan Disyariatkannya ................................. 138 B. Yang Diwajibkan Shalat Jum'at.......................... 138 C. Perbuatan-Perbuatan yang dianjurkan dalam Shalat Jum'at ...................................................... 140 D. Cara Shalat Jum'at .............................................. 141
  • 8. x BAB V QHASAR DAN JAMA' DALAM SHALAT......... 145 A. Qashar Shalat .................................................... 145 1. Pengertian Qashar Shalat .............................. 145 2. Dasar Hukum ................................................ 145 3. Cara Mengerjakan Qashar Shalat ................ 146 B. Jama' Shalat ........................................................ 146 1. Pengertian Jama' ............................................ 146 2. Dasar hukum Jama'Shalat ............................. 147 3. CaraMelaksanakan Jama' Shalat ................... 148 4. Sebab-sebab diperbolehkannya Menjama' Shalat 148 C. Shalat Dalam Keadaan Darurat .......................... 149 1. Shalat bagi Orang Sakit ................................. 149 2. Shalat di atas Kendaraan ............................... 150 3. Shalat Khauf (dalam keadaan bahaya) .......... 151 BAB VI PENGURUSAN JENAZAH.................................. 155 A. Pendahuluan ....................................................... 155 B. Cara Memandikan Mayat.................................... 158 C. Mengkafankan (Membungkus) Mayat................ 162 D. Shalat Jenazah..................................................... 165 1. Dasar Hukumnya .......................................... 165 2. Syarat Menunaikan Shalat Jenazah ............... 165 3. Cara Melaksanakannya.................................. 165 E. Menguburkan Mayat........................................... 167 F. Ta'ziyah (Mengunjungi Keluarga Yang Kematian) .. 173 BAB V KITAB SHIYAM ................................................... 175 A. Pendahuluan........................................................ 175 1. Untuk Melatih Disiplin Spiritual (Rohani) ... 175 2. Shiyam Menjadi Dasar Disiplin Moral ......... 176 3. Nilai Sosial Ibadah Shiyam............................ 176
  • 9. xi 4. Hikmah Shiyam bagi Kesehatan Jasmani ..... 177 B. Macam Macam Puasa ......................................... 178 1. Shiyam Wajib ............................................... 178 a. Shiyam Ramadhan ................................. 178 1) Pengertian 2) Hukum Shiyam Ramadhan 3) Cara Bershiyam 4) Mereka yang boleh tidak puasa dan ketentuan baginya 5) Yang Membatalkan Shiyam 6) Hal-hal yang Mengurangi Nilai Shiyam . 7) Amalan-amalan yang utama di bulan Ramadhan b. Shiyam Nazar ...................................... 193 c. Shiyam Qadha ..................................... 194 d. Shiyam Kifarat (tebusan) .................... 194 e. Shiyam Fidyah ...................................... 195 2. Shiyam Tathawwu'......................................... 196 a. Pengertian Shiyam Tathawwu' ............... 196 b. Macam-macam Shiyam Tathawwu' ....... 196 c. Batasan Shiyam Sunnah.......................... 201
  • 10. 1 BAB I TAHARAH A. PENDAHULUAN Dalam hukum Islam, soal bersuci dan segala seluk- beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan yang sangat penting. Karena, di antara syarat-syarat sahnya shalat adalah orang harus dalam keadaan suci dari hadas dan suci pula dari badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Sementara shalat adalah tiang agama Islam. Dalam hukum Islam, kata-kata thaharah (bersuci) ada kalanya dipakai dalam arti yang sesungguhnya (dzati atau 'aini), misalnya bersuci dengan air. Adakalanya dipakai dalam arti hukmi atau syar'i bersuci memakai debu (tayamum). Oleh karena itu thaharah dalam konteks ini pengertiannya berbeda dengan pengertian bersuci dalam konteks lain, misalnya kesucian ruhani dalam ilmu tasawuf. Selanjutnya, dalam bab pendahuluan ini akan dibahas empat hal yaitu (1) pengertian thaharah (2) dasar thaharah (3) fungsi thaharah dan (4) alat thaharah. 1. Pengertian Thaharah Thaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu sebagaimana diatur syara' guna mensucikan diri dari hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. 2. Dasar Thaharah Landasan disyariatkan thaharah atau bersuci ialah firman Allah SWT:
  • 11. 2 َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫للا‬ ‫ينه‬ ِ ‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ . ( : ‫البقرة‬ 222 ) Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suci" (QS. AI- Baqarah (2): 222). ْ‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ث‬ ‫ه‬‫و‬ ، ) ْ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫زه‬ْ‫ج‬ُّ‫الر‬ ‫ه‬‫و‬ : ‫ثر‬‫(المد‬ . 4 - 5 ) "Sucikanlah pakaianmu, -Dan jauhilah segala kotoran” (QS. Al -Mudastsir (74): 4-5). ِ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٍ ‫ر‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫س‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ‫ى‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫س‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِ‫ي‬‫ه‬‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫ص‬ ‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ ‫ر‬ُ‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ُ‫للا‬ ٍ‫ج‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ج‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ َّ‫م‬ِ‫ت‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ ‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬‫ه‬‫ت‬ ‫ون‬ : ‫(المائدة‬ . 6 ) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junuh Maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan (bersetubuh), lalu kamu tidak memperoleh air, maka
  • 12. 3 bertayammumlah dengan tanah' yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Juga sabda Nabi SAW: ِ‫للا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ْ‫ي‬ ِ ‫ر‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ش‬‫ه‬‫أل‬ْ‫ا‬ ٍ‫الك‬‫ه‬‫م‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫هط‬‫ش‬ ُ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫الط‬ :‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ )‫وأحمد‬ ‫الترمذي‬ ‫و‬ ‫مسلم‬ ‫(رواه‬ "Suci itu setengah dari iman ". (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ahmad) 3. Fungsi Thaharah Fungsi thaharah adalah untuk memenuhi syarat sahnya shalat dan untuk menyempurnakan ibadah. Orang yang shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: ْ‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ه‬‫َل‬ : ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫للا‬ ُ‫ل‬ ُ‫ط‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬ ‫وأبوداود‬ ‫وأحمد‬ ‫مسمل‬ ‫(رواه‬ ِ ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫ه‬ )‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫والترمذى‬ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diterima shalat tanpa bersuci (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah) ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ : ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ‫ه‬‫ث‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫َل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫َل‬ .‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ‫و‬‫مسلم‬‫(رواه‬ ‫غيرهما‬ ) "Allah tidak akan menerima shalat seorang di antara
  • 13. 4 kamu yang berhadas sehingga ia berwudhu" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Turmuzi).
  • 14. 5 Istimbat Hukum Hadis pertama menyatakan tidak sahnya shalat yang tidak didahului bersuci. Termasuk bersuci ialah : mandi janabat, wudhu, tayamum, istinja' atau menghilangkan najis. Jadi hadist pertama berisi perintah bersuci secara umum. Hadis kedua khusus menekankan pentingnya wudhu bagi yang berhadas kecil bila hendak shalat. Dari kedua hadis tersebut dapat diambil konsepsi hukum bahwa fungsi thaharah atau bersuci, baik bersuci dari hadas besar maupun bersuci dari hadas kecil dan juga bersuci dari najis adalah mutlak perlu bagi orang yang hendak mengerjakan shalat agar shalatnya sah. 4. Alat Thaharah Alat thaharah telah ditetapkan syara' hanya ada tiga macam: a. Air Air adalah alat bersuci yang paling besar peranannya dalam bab thaharah ini. Namun demikian tidak semua jenis air sah untuk bersuci. Untuk jelasnya perhatikan klasifikasi berikut: 1) Air Mutlak Air yang termasuk jenis ini: a) Air alam yang masih murni Macam-macamnya: air hujan, salju, air embun termasuk juga air yang keluar dari mata air. Air jenis ini suci dan mensucikan. Lihat dalil-dalil berikut: ُ‫ل‬‫نز‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬ ‫اس‬‫ه‬‫ع‬ُّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫هش‬‫غ‬ُ‫ي‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬
  • 15. 6 ‫ه‬‫ط‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ‫زه‬ْ‫ج‬ ِ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬ِ‫ه‬ْ‫ذ‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫د‬ْ‫ق‬‫األ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ت‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ث‬ُ‫ي‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫م‬ . ) :‫األنفال‬ 11 ( "Dan Dia Allah menurunkan untukmu sekalian air dari langit supaya kalian menggunakannya untuk bersuci" (QS. Al-Anfal (8): 11). ْ‫ي‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ح‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ِ ‫الر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫و‬ ‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ‫ها‬‫ن‬ْ‫ل‬‫زه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ه‬‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬ً‫ر‬ . : ‫(القرقان‬ 44 ) “ Dan Kami (Allah) turunkan air dari langit yang suci dan mensucikan " (QS. Al-Furqan (25): 48). Istimbat Hukum: Air yang turun dari langit, baik berupa air hujan maupun air embun dan salju hukumnya suci, sah dipakai untuk bersuci. Tentang sucinya air salju, air dan embun didasarkan doa iftitah shalat, seperti diriwayatkan dari Abu Hurairah: ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫اي‬‫ه‬‫ي‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫خ‬ ْ‫ِل‬‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫الل‬ ِ‫د‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ج‬ْ‫ل‬َّ‫ث‬‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ‫اَل‬ ‫الجماعة‬ ‫(رواه‬ . )‫الترمذى‬ "...Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan- kesalahanku dengan air, salju, dan embun " (HR. Jama'ah kecuali Tirmizi). b) Air laut Sama dengan air jenis pertama tadi,
  • 16. 7 air laut juga suci menyucikan, bahkan bangkainya halal dimakan.
  • 17. 8 Hadis dari Abu Hurairah, meriwayatkan, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di lautan dan hanya membawa bekal air sedikit. Jika air itu kami berwudhu dengan air laut? " Rasulullah menjawab: ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُّ‫ل‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬َّ‫الط‬ ‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ )‫الخمسة‬ ‫(رواه‬ . "Laut itu airnya suci dan menyucikan, bangkainya halal dimakan ". (HR. Lima Ahli Hadis). c) Air Telaga atau Danau. Air ini termasuk air yang suci dan menyucikan. Berdasarkan riwayat Ali r.a. bahwa Rasulullah meminta seember air telaga zam-zam, diminumnya sedikit lalu dipakai buat berwudhu (HR. Ahmad). d) Air kolam, air sungai, air dalam genangan yang cukup besar termasuk air sawah dan sebagainya. Air jenis ini termasuk air yang suci dan menyucikan. Alasannya: ِ‫ي‬ ِ ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ٍ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ ‫ه‬‫ر‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ : ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ش‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِ‫هج‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ٌ‫ور‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ُ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫(رواه‬ . )‫وأحمد‬ ‫والنساء‬ ‫أبوداود‬ “Dari Abu Sa'id al-Khudhri r.a, telah
  • 18. 9 bersabda Rasulullah SAW: 'Air itu suci, tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya." (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad). Juga berdasarkan hadist Ibn Umar r.a, dia meriwayatkan, Rasulullah SAW. Bersabda “Apabila air itu sebanyak dua kulah atau lebih maka ia kedap najis." (HR. Empat Ahli Hadis dan disahihkan oleh Ibn Khuzaimah, Hakim, dan Ibn Hi ban. Lihat Subulus Salam 1:19) Istimbat Hukum Berdasarkan kedua hadist di atas, penyusun menetapkan bahwa air dalam jumlah banyak (dua kulah lebih) hukumnya suci dan menyucikan, meskipun di dalam air tersebut terdapat najis). Catatan: Memang ada dua hadist dhaif yang masing- masing diriwayatkan oleh Ibn Majah bersumber dari Abu Umamah dan riwayat Baihaqi dengan sumber Abu Umamah juga, yang meriwayatkan bahwa air tidak bisa dinajiskan kecuali kemasukan barang yang menyebabkan berubahnya bau, rasa dan warnanya. ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ : ُ‫ه‬ُ‫س‬ِ‫هج‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ي‬ ِ ‫ر‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫غ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ح‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ )‫والبيهقي‬ ‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫(رواه‬ . Dari Abu Umamah al-Bahily berkata: Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya air itu tidak dapat
  • 19. 10 dinajiskan oleh sesuatu, kecuali bila barang najis itu menyebabkan berubahnya bau, rasa dan warnanya " (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi) 2) Air Musta'mal (air sudah terpakai) Menurut beberapa hadist yang sudah penyusun teliti air musta'mal (air yang sudah terpakai untuk bersuci) hukumnya sah untuk bersuci (mandi atau wudhu), sebagaimana air mutlak. Hadist-hadist yang mendukung pendapat ini antara lain: ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫للا‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ِ ‫ر‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ : ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ٌ‫يض‬ِ ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ها‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ُ‫د‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬‫ه‬‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ب‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ع‬‫ه‬‫أ‬ . )‫حبان‬‫وابن‬‫والبيهقي‬‫البخارى‬‫(رواه‬ Jabir Ibn Abdullah meriwayatkan: "Pada suatu hari Rasulullah menjenguk aku kala sakit dan tidak sadarkan diri, maka Rasulullah berwudhu lalu menuangkan (sisa) air wudhunya kepadaku". (HR. Bukhari, Baihaqi danm Ibn Hibban). Istimbat Hukum Air yang telah dipakai berwudhu tidak najis. Istimbat ini juga didasarkan pada amalan Rasulullah sebagaimana diterangkan oleh riwayat berikut: َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬ ٍ ‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ‫ْنه‬‫ب‬‫ا‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ ِ‫ل‬ْ‫ض‬‫ه‬‫ف‬ِ‫ب‬ ُ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ . )‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬ “Dari Abbas menerangkan, bawasannya Nabi SAW: pernah mandi dengan sisa air yang dipakai isterinya, Maimunah ". (HR. Ahmad
  • 20. 11 dan Muslim). Dalam versi Ibn Abbas juga meriwayatkan bahwa salah seorang istri Rasulullah mandi pada suatu jafnah (guci). Kemudian datang Rasulullah SAW. untuk berwudhu atau mandi dengan air (sisa) yang tinggal dalam guci tersebut. Segera istri Rasulullah mencegahnya: "Ya Rasulullah, saya telah mandi junub dengan air tersebut". Rasulullah menjawab: "Air itu tiada berjunub ". (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasal dan Turmuzi). 3) Air suci yang tidak menyucikan. Air jenis ini banyak sekali macamnya. Misalnya air teh, air kelapa, air gula dan sebagainya. Air semacam itu tidak bisa dipakai bersuci, meskipun zatnya tergolong suci. Lain halnya jika mutlak yang tercampur benda suci seperti tercampur sabun, tepung dan sebagainya, namun kemutlakannya tetap terjaga, ia tidak tergolong air suci yang menyucikan. 4) Air Mutanajjis (Air yang tercampur dengan najis) Bila air ini dalam jumlah sedikit jelas tidak dapat digunakan untuk bersuci. Karena ia sendiri tidak suci. Tetapi bila air ini dalam jumlah besar dan mengalir, maka dihukumi sebagai air yang dapat digunakan untuk bersuci, karena air itu dapat dirubah oleh najis tersebut, dan tetap suci. b. Debu Debu yang sah untuk bersuci lalah debu yang suci dan kering. Debu semacam ini biasa ada di tanah kering, pasir, tembok, di balik tikar dan Iain- lain. Debu yang digunakan untuk bersuci, yaitu
  • 22. 13 c. Batu dan Benda-benda Kesat lainnya, selain Tahi dan Tulang Benda-benda jenis ini dapat digunakan untuk bersuci, yaitu istinja'. B. Sebab-Sebab Dan Macam Thaharah Thaharah itu bisa disebabkan karena hadas dan bisa disebabkan karena najis. Dari dua sebab yang berbeda itu mengakibatkan disyariatkannya macam-macam thaharah yang berbeda pula. 1. Masalah Hadas dan Najis a. Pengertian hadas dan macamnya Hadas ialah sautu kejadian yang mengenai pribadi seorang muslim, sehinga menyebabkan rusaknya kesucian seseorang, yang mengakibatkan batalnya shalat atau thawaf. Artinya shalat atau thawaf yang dilakukannya dinyatakan tidak sah karena dirinya dalam keadaan berhadas. Sebab-sebab seseorang dihukumkan sebagai orang yang berhadas ada bermacam-macam, yang kemudian oleh para ahli fiqh dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: 1) Hadas kecil Yang menyebabkan seseorang dihukumkan terkena hadas kecil antara lain dapat disebutkan sebagai berikut; a) Mengeluarkan sesuatu dari dubur atau kubulnya yang dapat berupa (1) Buang air kecil atau buang air besar Berdasarkan firma Allah: ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ "... atau salah seorang dari kalian datang dari jamban (buang air) "(QS.Al-Maidah (5) : 6).
  • 23. 14 (2) Mengeluarkan angin busuk (kentut). Berdasarkan sebuah hadist: ْ‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ع‬ِ‫م‬‫ه‬‫س‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ٍ‫ه‬ِ‫هب‬‫ن‬ُ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ام‬َّ‫م‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ر‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ : ‫ه‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ‫ه‬‫ث‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ث‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫و‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ْر‬‫ض‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫ر‬ ٌ‫ط‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ض‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٌ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ُ‫ف‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ )‫عليه‬‫(متفق‬. Dari Hamam bin Munabih bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW.bersabda: "Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadas sampai ia berwudhu". Maka bertanyalah seorang lelaki dari Hadramaut: "Apakah artinya hadas itu ya Abu Hurairah?", Ia menjawab" "Kentut atau berak" (Bukhari-Muslim). (3) Mengeluarkan madzi atau wadi Berdasarkan hadist: ‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬ ُ‫ز‬ ْ‫ر‬ ‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬ ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ع‬ ‫بى‬ ْ‫ب‬ ِ‫د‬ َّ‫الر‬ ْ‫ح‬ ‫ه‬‫م‬ ِ‫ن‬ ‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫ه‬‫س‬ ِ‫م‬ ْ‫ع‬ ُ‫ت‬ ِ‫ا‬ ْ‫ب‬ ‫نه‬ ‫ه‬‫ع‬ َّ‫ب‬ ٍ ‫اس‬ ‫ه‬‫ي‬ ُ‫ق‬ ْ‫و‬ ُ‫ل‬ : ‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫ه‬‫م‬ْ‫ل‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ى‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ْ‫ا‬ ‫ه‬‫لو‬ ْ‫د‬ ُ‫ى‬ ، ‫ه‬‫أ‬ َّ‫م‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ى‬ِ‫ن‬ ‫ه‬‫ف‬ ُ‫ه‬ ‫ه‬‫و‬ َّ‫ال‬ ِ‫ذ‬ ِ‫م‬ ‫ى‬ ْ‫ن‬ ُ‫ه‬ ْ‫ا‬ ُ‫غ‬‫ل‬ ْ‫س‬ ُ‫ل‬ ، ‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫أ‬ َّ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫ا‬ ‫ه‬‫لو‬ ْ‫د‬ ُ‫ى‬ ‫ه‬‫و‬ ْ‫د‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ى‬ ‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬ : ْ‫غ‬‫ا‬ ِ‫س‬ ْ‫ل‬ ‫ه‬‫ذ‬ ‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫أ‬ ْ‫و‬ ‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ذ‬ ِ‫ك‬‫ا‬ ْ‫ي‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ َّ‫ض‬ ْ‫أ‬ ُ‫و‬ ُ‫ض‬ ْ‫و‬ ِ‫ء‬ ‫ه‬‫ك‬ ِ‫ل‬ َّ‫ص‬‫ل‬ ‫ه‬‫َل‬ ِ‫ة‬ . )‫البيهقي‬‫(رواه‬ Dari Zur'ah Abi Abdirrahman berkata : Aku mendengar Ibn Abbas r.a berkata : Mani, madzi dan wadi. Adapun mengenai mani, itulah yang diwajibkan mandi
  • 24. 15 karenanya. Adapun mazi atau wadi, hendaklah engkau basuh kemaluanmu atau sekitarnya, kemudian berwudhulah sebagai wudhumu untuk shalat dan berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat”. HR. Al-Baihaqi). b) Menyentuh kamaluanmu tanpa memakai alas. Berdasarkan hadits : ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ب‬ ِ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫انه‬‫ه‬‫و‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ َّ‫س‬‫ه‬‫م‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ‫(رواه‬ . )‫وأحمد‬‫والترمذى‬‫أبوداود‬ Dari Basrah binti Safwan, bahwa Nabi SAW, telah bersabda: “Barang siapa menyentuh kemaluannya, maka jangan shalat sebelum berwudhu.” (HR. Abu Dawud,Tirmidzi dan Ahmad) c) Tidur nyenyak dengan posisi terlentang. Hal ini berdasarkan sebuah hadits : ‫ه‬‫ي‬ ِ ‫ض‬‫ه‬‫ر‬ ٍ‫ب‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫للا‬ ُ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ِ‫و‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ْ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫هام‬‫ن‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫هان‬‫ن‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬َّ‫س‬‫ال‬ Telah berkata Ali ra. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Mata itu bagaikan tali penutup dubur. Maka barang siapa telah tidur, berwudhulah.” (HR. Abu Dawud) Dari beberapa penegasan seperti tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan umum bahwa seorang akan menjadi batal wudhunya apabila terkena salah satu dari apa yang telah disebutkan di atas. Atau dengan kata lain seseorang yang berkehendak akan melakukan
  • 25. 16 shalat atau thawaf, maka dirinya wajib berwudhu terlebih dahulu. Dan penegasan di atas memberikan petunjuk pula bahwa beringgungan kulit antara pria dan wanita, sekalipun antara keduanya tidak ada hubungan mahram tidak menjadikan batal wudhunya. ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ر‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ع‬ُ‫م‬‫ه‬‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ُ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ٌ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ ‫ه‬‫ر‬ِ‫ت‬‫و‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫د‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ِ‫ة‬‫هازه‬‫ن‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ه‬ ‫اض‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َّ‫س‬‫ه‬‫م‬ )‫والنسائى‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬ Dari Aisyah berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW. bershalat sedang aku berbaring di mukanya melintang sepeerti jenazah, sehingga ketika beliau akan witir, beliau menyentuh diriku dengan kakinya.” (HR. Ahmad dan Nasai). 2) Hadas Besar Yang menyebabkan seseorang dihukumkan terkena hadas besar antara lain dapat disebutkan sebagai berikut : a) Mengeluarkan mani (sperma) Peristiwa keluarnya mani ini dapat terjadi bila dalam berbagai keadaan, baik di waktu jaga maupun di waktu tidur atau mimpi, baik bagi pria atau wanita. Hal ini didasarkan pada hadits : ‫ه‬‫ي‬ ِ ‫ض‬ ‫ه‬‫ر‬ ٍ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ك‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ي‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ْت‬‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ ُ‫و‬ ْ‫َّأ‬‫ض‬ ‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ ْ‫ِل‬‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ِل‬‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫خ‬‫ه‬‫ض‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ . ‫أقوداود‬ ‫(رواه‬ ‫ر‬ ‫والنسا‬ ‫ئى‬ )
  • 26. 17 Dari Ali, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda: “Apabila kalian melihat madzi maka cucilah dzakarmu dan berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat. Dan apabila air itu terpancar keras (mani), maka mandilah.” (HR. Abu Dawud). ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬ ِ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ى‬ ِ ‫ض‬‫ه‬‫ر‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫ْم‬‫ي‬‫ه‬‫ل‬ُ‫س‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ِ‫للا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫للا‬ ِ‫ق‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫ف‬ ْ‫ل‬‫ه‬‫ه‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫أ‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ٌ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ت‬ْ‫اح‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ : ْ‫ت‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ر‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ن‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ )‫وغيرهما‬‫ومسلم‬‫البخارى‬‫(رواه‬. Dari Ummu Salamah berkata: Telah datang Ummu Sulaim r.a kepada Rasulullah, maka ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak main mengenai kebenaran! Wajibkan perempuan itu mandi bilamana ia bermimpi? beliau menjawab benar, bila ia melihat air" (HR. Bukhari dan Muslim serta lain-Iainnya). b) Hubungan Kelamin (Coitus, Jima'), baik disertai keluarnya mani ataupun belum keluar. Hal ini didasarkan pada firman Allah: ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬ : ‫(المائدة‬ . 6 ) "Dan jikalau kamu sekalian junub hendaklah bersuci" (QS. Al-Maidah (5): 6). Demikian pula Rasulullah menerangkan dalam sebuah hadistnya:
  • 27. 18 ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ َّ ‫َّللا‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ر‬‫ه‬ ْ ‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ُ‫ش‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬ ‫س‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ج‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ ْ‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ها‬‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬ ِ‫ث‬‫ِي‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬‫و‬ ْ‫ل‬ ِ ‫ز‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ٍ ‫ر‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫م‬ )‫عليه‬ ‫(متفق‬ . “Jika seseorang telah bersetubuh maka sungguh wajib untuk mandi" dalam riwayat Mathar: "meskipun tidak mengeluarkan mani" (HR. Bukhari-Muslim). c) Haid dan Nifas Ketentuan ini didasarkan pada firman Allah : ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ْث‬‫ي‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬َّ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ ُ‫للا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫للا‬ ِ‫ب‬‫ا‬ َّ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬ ‫ينه‬ ِ‫ر‬ِ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ : ‫(البقرة‬ . 222 ) "Dan janganlah kamu dekati istri (yang sedang haid) sehingga bersuci. Dan apabila sudah bersuci (mandi) maka campurailah mereka itu sebagaimana diperintahkan Allah kepadamu". (QS. Baqarah: 222) Adapun terhadap masalah nifas maka berdasarkan ijma' sahabat ia dihukumkan sama denga haid. Walhasil yang dititikberatkan dalam hadist ini ialah proses kejadiannya, bukan bendanya. b. Hal-hal terlarang dikerjakan bagi orang yang berhadas 1) Bagi yang berhadas kecil, dilarang melakukan shalat. 2) Bagi yang berhadas besar, dilarang melakukan hal-
  • 28. 19 hal sebagai berikut: a) Shalat Sebab shalat tidak sah bagi orang yang berhadas, baik hadas kecil apalagi hadas besar. Rasulullah bersabda "Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara yang berhadas sampai ia berwudhu." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Turmuzi). Dalam hadist lain Nabi bersabda: "Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa didahului bersuci." (HR. Jama'ah ahli hadist selain Bukhari). b) MelakukanThawaf Nabi SAW. Bersabda: ٍ ‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ح‬ ُ‫اف‬‫ه‬‫و‬َّ‫الط‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ونه‬ُ‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ٍ ‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫خ‬ِ‫ب‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫الترمذى‬ ‫(رواه‬ . ‫الحاك‬ ‫وصححه‬ ‫والدارقطني‬ )‫م‬ “Dan Ibn Abbas bahwa Nabi SAW bersabda: "Thawaf di sekitar Ka'bah itu seperti shalat. Hanya saja kalian boleh bercakap-cakap di dalamnya. Barangsiapa bercakap-cakap, jangan berkata-kata, kecuali dengan perkataan yang baik saja") HR. Turmudzi dan Daruqutni, dan disahkan oleh Hakim). c) Berdiam di masjid (I'tikaf) Larangan berdiam di masjid bagi orang yang berhadas ini antara lain
  • 29. 20 berdasarkan hadist-hadist berikut: "Rasulullah SAW. datang, sedang bagian depan rumah para sahabat menjorok ke dalam masjid. Maka Rasulullah berseru: pindahkan beranda rumahmu ini dari masjid! Lalu Rasulullah masuk. Sedang para sahabat tidak melaksanakan perintah tersebut karena mengharap dispensai. Maka Rasulullah keluar menemui mereka dan bersabda: Pisahkan rumah-rumah ini dari masjid, saya tidak membolehkan masjid itu bagi wanita haid dan orang junub. (HR. Abu Dawud). Juga berdasar hadist Umi Salamah: "Rasulullah masuk ke halaman masjid dan berseru sekeras suara: "Sungguh, masjid tidak dibolehkan bagi wanita haid maupun orang junub!". (HR. Ibnu Majah dan Tabrani). Akan tetapi kalau sekedar lewat di masjid tidak terlarang. Perhatikan firman Allah: ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ٍ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫س‬ ‫ي‬ ِ ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫َل‬‫ه‬‫و‬ : ‫(االنساء‬ . 44 ) ".... Demikian pula orang yang yang sedang junub-tidak boleh mendekati tempat shalat kecuali lewat, sampai kalian mandi (janabat). (QS. An Nisa': 43). d) Menyentuh mushaf atau membacanya Hanya saja hal ini masih diperselisihkan oleh para ulama. Maksudnya, sebagian ulama mengharamkan orang yang berhadas (besar) menyentuh mushaf atau membacanya, dan sebagian yang lain memperbolehkannya, dan
  • 30. 21 yang rajih adalah bahwa hadas, baik kecil maupun besar tidak menghalangi menyentuh atau membaca mushaf al-Quran. Sedangkan suci dari hadas dalam membawa mushaf dan membacanya merupakan adab atau akhlak yang baik dalam membaca Quran (Adab Tilawatil Quran). c. Pengertian Najis dan Macam-macamnya Najis ialah sesuatu yang dipandang kotor oleh Syara', dan menghalangi kesucian dalam melakukan ibadah. Berdasarkan beberapa dalil dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang termasuk najis ialah: tahi, air kencing, air mazi, darah haid, darah nifas, dan air liur anjing. Di bawah ini akan dijelaskan satu per satu benda-benda najis yang sudah disebutkan di atas berdasarkan dalil-dalil. 1) Tahi (Tinja) ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫م‬ ْ‫هب‬‫ه‬ْ‫ذ‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫هب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ي‬ِ ‫ز‬ْ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ب‬ِ‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ٍ ‫ار‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ث‬ِ‫ب‬ . )‫والدارمي‬‫والنسائى‬‫أحمد‬‫(رواه‬ Nabi bersabda "Apabila di antara kalian buang air besar, maka hendaklah bersuci dengan tiga batu itu sudah cukup. (HR. Ahmad, Nasai dan Ad Darimi). 2) Air Kencing ِ‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ْ‫هي‬‫ش‬ِ‫ل‬ ُ‫ح‬ُ‫ل‬ْ‫ص‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫د‬ِ‫اج‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ه‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫و‬ ِ‫للا‬ ‫ه‬‫ع‬ ِ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬‫ه‬‫و‬ َّ‫ل‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ َّ‫ز‬ ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ق‬‫ه‬‫و‬ )‫مسلم‬ ‫(رواه‬. "Masjid-masjid ini tidak pantas buat kencing dan
  • 31. 22 buat (tempat) benda-benda kotor, tetapi tempat untuk dzikrul-lah, shalat dan membaca al-Quran ". (HR. Muslim). ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ ‫هس‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫للا‬ ُ‫للا‬ ‫صلى‬ ‫عليه‬ ِ ‫ْر‬‫ب‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬َّ‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ل‬ْ‫و‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ه‬َّ‫هز‬‫ن‬‫ه‬‫ت‬ ‫وسلم‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ )‫الدارقطنى‬‫(رواه‬ Nabi bersabda: "Bersucilah kalian dari air kencing karena kebanyakan azab itu disebabkan olehnya. " (HR. Daruqutni). 3) Mazi (Air Syahwat) ٍ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ي‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬‫ه‬‫و‬ ً‫ء‬‫ا‬َّ‫ذ‬‫ه‬‫م‬ ً ‫َل‬ُ‫ج‬‫ه‬‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫للا‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫د‬‫ه‬‫و‬ْ‫س‬‫ه‬ ْ ‫األ‬ ‫ْنه‬‫ب‬ ‫ه‬‫د‬‫ا‬‫ه‬‫د‬ْ‫ق‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ه‬‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬ ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬ )‫عليه‬ ‫(متفق‬ . Berkata Ali: "aku seorang yang banyak mengeluarkan mazi, tapi aku malu menanyakannya kepada Rasulullah SAW. Maka aku menyuruh Miqdad bin Aswad bertanya kepada Nabi SAW. Beliaupun menjawab: "hendaklah dicuci kemaluannya dan berwudhulah " (Mutafaq'alaih). 4) Darah Haid ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫د‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬‫ه‬‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫َّم‬‫د‬‫ال‬ ِ‫ك‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬ . )‫والدارمي‬ ‫النسائى‬ ‫وأبوداود‬ ‫ومسلم‬ Dari Aisyiyah berkata Nabi SAW bersabda: "Maka apabila datang haid, tinggalkan shalat.
  • 32. 23 Apabila haid sudah berhenti, bersihkanlah darah itu darimu dan tunaikanlah shalat" (HR. Bukhari). 5) Darah Nifas Hukum darah nifas sama dengan darah haid, yaitu najis. 6) Air Liur Anjing Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ : ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫هاء‬‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ور‬ُ‫ه‬‫ه‬‫ط‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ب‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ، َّ‫ن‬ُ‫ه‬ ‫ه‬ ‫وَل‬ُ‫أ‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ع‬ْ‫ب‬‫ه‬‫س‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ه‬‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬ُّ‫ت‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫رواية‬ ‫وفى‬ )‫ومسلم‬ ‫أحمد‬ ‫(رواه‬ . ‫بالتراب‬ ‫أخراهن‬ ‫أو‬ ‫أوَلهن‬ ‫للترمذى‬ . "Sucinya bejana salah seorang dari kami sekalian, apabila digunakan minum anjing, hendaklah dicuci tujuh kali permulaannya disertai debu" (HR. Muslim dan Ahmad) dalam riwayat Tirmidzi: "Permulaannya atau penghabisannya dengan debu". Istimbath Hukum Dan pembahasan mengenai hadas dan najis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan utama antara hadas dan najis. ialah jika hadas suatu kejadian atau keadaan yang merusak kesucian seseorang. sedangkan najis ialah benda- benda yang kotor yang dipandang menggannggu atau merusak kesucian dan menghalangi pelaksanaan ibadah. Karena hadas yang dihukumi ialah kejadian atau keadaan yang mengenai seseorang, maka
  • 33. 24 proses penyuciannya dilakukan dengan perbuatan- perbuatan syar'i tertentu, seperti wudhu, tayammum dan mandi. Sedangkan najis, karena berupa benda (zat), maka proses penyuciaannya dengan cara menghilangkan dan langsung berhubungan dengan benda najis yang bersangkutan . d. Pembagian Najis Betapapun kita sudah memberikan pengertian dan macam-macam najis, di sini perlu dikemukakan pembagian najis yang ada disebutkan dalam nash-nash ajaran Islam, agar menjadi jelas. 1. Najis bila mengenai badan, pakaian atau tempat Termasuk najis jenis ini ialah kotoran manusia, air kencing, air mazi, darah haid, darah nifas dan air liur. Dalil-dalil agama memang menyatakan perintah untuk mencuci anggota badan, pakaian atau tempat shalat yang terkena najis-najis jenis ini. Dan inilah najis yang menjadi thaharah. 2. Najis dimakan, diminum atau diperbuat Najis-najis ini misalnya: darah, bangkai, daging babi, arak, berjudi, mengundi nasib dan sebagainya. Benda-benda tersebut memang termasuk najis/rijis, tapi maksudnya najis dimakan, diminum atau dikerjakan Jadi kita wajib menjauhinya. Selama tidak ada dalil yang menyatakan najis menyentuhnya maka benda-benda tersebut tidak bisa kita katakan najis. Perhatikan firman-firman Allah di bawah ini: ُ‫اب‬‫ه‬‫ص‬ْ‫ن‬‫األ‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫ِر‬‫س‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫هم‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
  • 34. 25 ِ‫ان‬‫ه‬‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ ِ‫ل‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ُ‫م‬‫َل‬ ْ‫األز‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ونه‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ِ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫اج‬‫ه‬‫ف‬ ( :‫المائدة‬ 09 ) Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah |5|: 90) ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ا‬ً‫م‬َّ‫ر‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫وح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫أ‬ ‫َل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ه‬‫د‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫م‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ٍ‫م‬ِ‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬ ‫ا‬ً‫ق‬ْ‫س‬ِ‫ف‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ٍ ‫نزير‬ِ‫خ‬ ‫ه‬‫م‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬ ِ ‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ِ‫ل‬ َّ‫ل‬ِ‫ه‬ُ‫أ‬ ِ‫للا‬ ‫َل‬‫ه‬‫و‬ ٍ‫اغ‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ِ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ح‬‫ه‬‫ر‬ ٌ‫ور‬ُ‫ف‬‫ه‬‫غ‬ ‫ه‬‫َّك‬‫ب‬‫ه‬‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ٍ‫د‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ : ‫(األنعام‬ . 145 ) Katakanlah: "tidaklah aku peroleh dalam waktu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali bangkai, darah yang mengalir atau daging babi, karena makanan- makanan itu termasuk najis/rijis". (QS.A1- An'am(6):145). 3. Najis/Rijis Aqidah Misalnya : syirik, nifak, kafir, dosa, kejahatan dan sebagainya. Orang musyrik termasuk najis. Firman Allah:
  • 35. 26 ‫َل‬‫ه‬‫ف‬ ٌ‫س‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫ن‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬ِ ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫د‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ام‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ب‬‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫ف‬ْ‫و‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ً‫ة‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫خ‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ء‬‫ها‬‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫للا‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬‫ه‬‫ح‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ع‬ :‫(التوبة‬. 24 ) Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini, dan jika kamu khawatir menjadi miskin [637]. Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S at-Taubah (9) :28). Kekufuran juga tergolong najis, firman Allah: ‫ا‬ِ‫ب‬ ‫ونه‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫س‬ ِ‫لل‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ق‬ْ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ض‬ ِ ‫ْر‬‫ع‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ض‬ ِ ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ب‬ ً‫ء‬‫ا‬ ‫زه‬‫ه‬‫ج‬ ُ‫م‬َّ‫ن‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫أ‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫و‬ ٌ‫س‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ُونه‬‫ب‬ِ‫س‬ْ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ : ‫(التوبة‬ . 05 ) "Mereka akan bersumpah kepadamu dengan noma Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka, karena Sesungguhnya mereka itu adalah najis.... "(Q.S. at-Taubah (9): 95). 2. Macam-macam Thaharah Sebagaimana dikemukan di atas, bahwa thaharah dilakukan untuk mensucikan diri dari hadas dan najis. Maka macam-macam thaharah itu oleh kedua penyebab tersebut.
  • 36. 27 2.1. Thaharah karena Hadas Adapun thaharah yang disyariatkan dalam rangka menyucikan diri dari hadas ialah: a. Wudhu 1) Pengertian Wudhu Wudhu ialah dengan menggunakan air, mengenai muka, kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, mencuci kaki sampai kedua matakaki. 2) Dasar untuk Melaksanakan Wudhu ِ‫ة‬‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫آ‬ ‫ِينه‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ُّ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ِ‫ق‬ِ‫ف‬‫ا‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ام‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ل‬ُ‫ج‬ْ‫ر‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ ‫ى‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ط‬ِ‫ئ‬‫ها‬‫غ‬ْ‫ال‬ ‫نه‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ٍ ‫ر‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫س‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ج‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬‫ه‬‫م‬‫َل‬ ْ‫و‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ي‬‫ه‬‫ط‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫ام‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ : ‫(المائدة‬ . 6 ) “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjkakan shalat maka basuhlah mukamu dan kedua tanganmu sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka berscucilah (mandilah). Dan jika kamu sakit atau berpergian, atau salah seorang dari kamu buang air atau kamu sentuh wanita (bersetubuh) dan kamu mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan debu yang bersih, yakni usaplah mukamu dan tanganmu dengan debit itu... "(QS. Al-Maidah [51]: 6)
  • 37. 28 3) Cara Berwudhu a. Mengikhlaskan niat seraya membaca basmalah b. Mencuci kedua teiapak tangan tiga kali c. Berkumur dan menghisap air ke hidung tiga kali d. Membasuh muka/wajah tiga kali e. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian dilanjutkan tangan kiri secara sama. f. Mengusap kepala dan telinga g. Membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, kemudian dilanjutkan kaki kiri secara sama. Cara dan tuntunan di atas didasarkan pada hadist-hadist berikut: ‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ ‫هس‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ص‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ض‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ط‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫م‬ ْ‫هل‬‫ه‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ئ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬‫ه‬‫و‬ ِ‫اء‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ف‬ ٌ‫ء‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ .ِ‫للا‬ ‫النسائى‬ ‫(رواه‬ ) Dari Anas berkata: sebagian sahabat meminta air wudhu kepada Nabi, maka Nabi bersabda: "Apakah kalian tidak punya air wudhu? Maka beliau meletakkan tangannya di air dan bersabda: "Berwudhulah kamu dengan membaca Bismilah'.. (HR. An-Nasai). ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫م‬ُ‫ع‬ ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫هط‬‫خ‬ْ‫ال‬ ‫ْنه‬‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ُ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ْ‫ع‬‫ه‬ ْ ‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ت‬‫َّا‬‫ي‬ِ‫الن‬ِ‫ب‬ )‫عليه‬ ‫(متفق‬ .
  • 38. 29 Dan Umar bin Khattab berkata : Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya semua pekerjaan itu disertai dengan niatnya " (Mutafaq 'alaih). ‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬ ‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ْ‫و‬‫ه‬‫م‬ ‫انه‬‫ه‬‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ح‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ي‬ ِ ‫ض‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ع‬ ‫ْنه‬‫ب‬ ُ‫للا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ٍ‫ُوء‬‫ض‬‫ه‬‫و‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫د‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ج‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ث‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ض‬‫ه‬‫م‬ْ‫ض‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ِ‫ق‬‫ه‬‫ف‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ه‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫س‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َّ‫ر‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫ث‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ث‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ع‬‫ه‬‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫هح‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ع‬ْ‫ك‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ام‬‫ه‬‫ق‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫و‬ْ‫هح‬‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫َّم‬‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫س‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ن‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ِث‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ُ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ذ‬ . )‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬ Humran pembantu Usman bin Affan mengkhabarkan: "Sungguh Usman telah minta air wudhu, maka berwudhulah ia dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, lalu berkumur dan menghisap air dan menyemburkannya, kemudian membasuh mukanva tiga kali lain membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali dan yang kiri seperti yang kanan tiga kali dan yang kiri sedemikian itu pula, kemudian mengusap
  • 39. 30 kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai kepada dua mata kaki tiga kali dan yang kiri seperti itu pula. Lalu berkata "Aku melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhuku mi. Dan ketika itu Rasulullah bersabda: Siapa yang berwudhu seperti Wudhuku disertai shalat dua rekaat sesudahnya, dan tidak bercakap di dalam keduanya, maka diampuni segala dosanya yang telah lalu". (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Selain hal-hal di atas, ada hal yang perlu diperhatikan sebagai keutamaan dalam ber- wudhu berdasarkan contohRasulullah SAW. a) Bersiwak sebelum berwudhu b) Menyelai-nyelai jari-jari tangan ketika membasuh tangan c) Membersihkan kotoran-kotoran sudut mata d) Melonggarkan dan melebihkan dalam membasuh e) Menyelai-nyelai jenggot bagi yang punya jenggot f) Dalam mengusap kepala dengan menggosokkan telapak tangan dari jidat hingga tengkuk. kemudian dikembalikan lagi. g) Dalam mengusap telinga dengan memasuk-kan jari telunjuk ke dalam telinga, dan mengusap bagian luar dengan ibu jari, h) Mendahulukan kanan i) Urut dan tertib j) Membaca doa setelah wudhu
  • 40. 31 ‫له‬ ‫شريك‬ ‫َل‬ ‫وحده‬ ‫للا‬ ‫إَل‬ ‫إله‬ ‫َل‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ ‫أن‬ ‫وأشهد‬ ‫ورسوله‬ ‫عبده‬ ‫محمد‬ "Asyhadu al-la-ila-ha illallahu wadahu la syari-ka lah wa asyhadu anna muhamadan 'abduhu wa ras-alah ". Hal-hal di atas berdasarkan pada hadits-hadits sebagai berikut: ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ث‬‫ِي‬‫د‬‫ه‬‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ه‬‫و‬ ‫ينه‬ِ‫ن‬ِ‫ؤْم‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ق‬ُ‫ش‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬ ‫َل‬ْ‫و‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ه‬‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ِ‫اك‬‫ه‬‫ِو‬‫الس‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬ ‫ه‬ ‫أل‬ ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ه‬ُ‫ز‬ ٍ‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬‫ه‬‫ص‬ )‫وأحمد‬‫وأبوداود‬‫ومسلم‬‫البخارى‬‫(رواه‬. Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Kalau aku tidak akan menyusahkan kaum mukminin (dalam hadist Zuhairi atas umatku), niscaya aku perintahkan kepada mereka bersiwak (menggosokkan gigi) pada tiap wudhu " (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad). ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ب‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫يط‬ِ‫ق‬‫ه‬‫ل‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫م‬ ِ ‫اص‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ‫للا‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫خ‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ْ‫غ‬ِ‫ب‬ْ‫س‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫أل‬‫ا‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ْ‫ل‬ِ‫ل‬‫ه‬‫خ‬‫ه‬‫و‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫غ‬ِ‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫و‬ ْ‫ا‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬ ‫ونه‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ت‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ق‬‫ها‬‫ش‬ْ‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ ِ ‫َل‬ ‫(رواه‬ . )‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫وأحمد‬ ‫والنساء‬ ‫أبوداود‬ Karena hadist Laqit bin Shaburah dari ayahnya: "Sempurnakanlah wudhu, selesailah di antara jari-jari dan sempurnakanlah dalam mengisap
  • 41. 32 air. kecuali kamu sedang berpuasa." (Diriwayatkan oleh Imam Empat : Abu Dawud, Nasai, Tirmizi, dan Ibnu Majah dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah). ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫و‬ ُ‫للا‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ق‬ْ‫أ‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ح‬‫ه‬‫س‬ْ‫م‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ . Dari Abu Umamah ketika ia menerangkan wudhunya Rasulullah ia berkata: "Rasulullah SAW. mengiisap dua sudut mata" (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Ibn Majah) ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ه‬‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ي‬ ‫ونه‬ُ‫ل‬َّ‫ج‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُّ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ْ‫ل‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ ِ‫اغ‬‫ه‬‫ب‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬َّ‫ر‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬‫ي‬ِ‫ج‬ْ‫ح‬ )‫مسلم‬ ‫(رواه‬ . Dai Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: "Kalian pada hari kiamat akan bersinar karena sempurnanya wudlu, maka siapa dari kalian bisa memperpanjang cahayanya sinarnya hendaklah ia lakukan. " (H R.Muslim) ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫للا‬ ْ‫ب‬ ٍ‫د‬ْ‫ي‬‫زه‬ ِ‫ن‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫للا‬ ُ‫ك‬ُ‫ل‬ْ‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫ه‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫أ‬َّ‫ض‬ ‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ . )‫أحمد‬ ‫(رواه‬ Dari Abdullah bin Zaid bin Asim, bahwa Rasulullah SAW. berwudhu, maka beliau mengerjakan demikian, yakni menggosok (Diriwayatkan oleh Ahmad).
  • 42. 33 ‫انه‬َّ‫ف‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ‫انه‬‫ه‬‫م‬ْ‫ث‬ُ‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫للا‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ْ‫ح‬ِ‫ل‬ ُ‫ل‬ِ‫هل‬‫خ‬ُ‫ي‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫(رواه‬ . )‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫الترمذى‬ Karena hadis Usman bin Affan, bahwa Rasulullah SAW. Menselai-selai janggutnya. (Tirmizi dan Ibn Majah). ِ‫للا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ٍ‫م‬ ِ ‫اص‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ ‫زه‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ب‬ ُ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫ق‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫هب‬‫ه‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ِ‫َّم‬‫د‬‫ه‬‫ق‬ُ‫م‬ِ‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ب‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ِ‫ان‬‫ه‬‫ك‬‫ه‬‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ُ‫ه‬َّ‫د‬ ‫ه‬‫ر‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬ )‫عليه‬ ‫(متفق‬ . Karewa hadits Abdullah bin laid bin Ashin dalam sifat wudhu, ia berkata "Dan memulai dengan permulaan kepalanya sehingga menjalankan kedua tanganya sampai pada tengkuknya, kemu dian mengembalikannya pada tempat memulainya." (Mutafaq 'alaih). ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ٍ ‫َّاس‬‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫هر‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬ ‫ض‬‫ه‬‫م‬ْ‫ض‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ج‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫هقه‬‫ش‬ْ‫ن‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬‫ه‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫م‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ي‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ِ ‫ر‬ِ‫ه‬‫ا‬‫ه‬‫ظ‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ح‬‫َّا‬‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ب‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬ِ‫اط‬‫ه‬‫ب‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ن‬ُ‫ذ‬ُ‫أ‬‫ه‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ِ‫ه‬ ‫هى‬‫ن‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫م‬‫ا‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ‫ى‬‫ه‬‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ ‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫غ‬‫ه‬‫ف‬ ً‫ة‬‫ه‬‫ف‬ْ‫هر‬‫غ‬ ‫ه‬‫ف‬‫ه‬‫هر‬‫غ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ Dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah
  • 43. 34 shallallalm 'alaihi wasallam berwudlu, beliau menyiduk satu ciduk air untuk berkumur, dan memasukkan air ke hidungnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk air untuk membasuh wajahnya, kemudian menyiduk lagi satu ciduk untuk membasuh tangan kanan. Kemudian menyiduk lagi untuk membasuh tangan kiri, kemudian mengusap kepalanya beserta kedua telinganya, bagian dalam telinga dengan kedua jari telunjuknya dan bagian luar telinga dengan kedua ibu jari. Lalu beliau menyiduk lagi untuk membasuh kaki kanan dan menyiduk lagi untuk membasuh kaki kiri." (HR. An- Nasai) ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫انه‬‫ه‬‫ك‬ ُ‫للا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬‫ع‬‫ا‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ‫نه‬ُّ‫م‬‫ه‬‫ي‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫ي‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ع‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُّ‫ج‬ ‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ت‬ ‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ ِ ‫ور‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫هأ‬‫ش‬ . )‫والنسائى‬ ‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬ Menurut yang diriwayatkan oleh Aisyah, telah berkata: "bahwa Rasulullah SAW. Menyukai mendahulukan kanannya sejauh kemampuannya dalam berbagai keadaan, dalam wudhunya, bersisir dan memakai sandal". (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan An-Nasai). ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫هط‬‫خ‬ْ‫ال‬ ُ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫ر‬‫ه‬‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ُ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ِ‫ه‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ِن‬‫س‬ْ‫ح‬ُ‫ي‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫َّأ‬‫ض‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ت‬‫ه‬‫ي‬ ٍ‫د‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫ه‬‫م‬ ُ‫د‬‫ه‬‫ه‬ْ‫ش‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ئ‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫غ‬ُ‫ر‬ْ‫ف‬‫ه‬‫ي‬ ‫ينه‬ِ‫ح‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬‫ه‬‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ه‬‫ء‬‫و‬ُ‫ض‬ُ‫و‬ْ‫ال‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫للا‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬‫ه‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ‫ه‬‫يك‬ ِ ‫هر‬‫ش‬ ‫ه‬ ‫َل‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫د‬ْ‫ح‬‫ه‬‫و‬ ُ‫اب‬‫ه‬‫ْو‬‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ل‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ِ‫ت‬ُ‫ف‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬‫ه‬‫ج‬ْ‫ال‬
  • 44. 35 ‫ه‬‫ء‬‫ها‬‫ش‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ي‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬‫ه‬‫ي‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫م‬َّ‫الث‬ ‫وأحمد‬ ‫مسلم‬ ‫(رواه‬ . )‫وأبوداود‬ Dan Umar bin Khatab r.a bahwa ia berkata: sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: "Tidak seorang dari kamu yang berwudhu dengan sempurna lain setelah selesai wudhunya mengucapkan: "Asyhadu al-la-ila-ha illallahu wadahu la syari ka lah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasulah" melainkan akan dibukakanlah baginya pintu-pintu surga yang delapan, yang dapat dimasuki darimana yang ia kehendaki''. (Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad danAbu Dawud) b. Mandi 1) Pengertian mandi Mandi dalam pengertian syar'i ialah sebagai salah satu cara bersuci untuk menghilangkan/mensucikan hadas besar atau untuk keperluan-keperluan lain seperti yang telah disyari'atkan ajaran Islam. 2) Landasan disyariatkan mandi Firman Allah SWT: ‫وا‬ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ ‫ا‬ً‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫و‬ : ‫(المائدة‬ . 6 ) ". dan jika junub, maka bersuci (mandi) lah kamu" (QS. Al Maidah (5) :6). Hadis Rasulullah: ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ْر‬‫ي‬‫ه‬‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ِ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ ُ‫للا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ع‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ر‬‫ه‬ ْ ‫األ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ه‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ع‬ُ‫ش‬ ‫ْنه‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ ‫ه‬ ‫س‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ج‬ ‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ‫ه‬‫ب‬‫ه‬‫ج‬‫ه‬‫و‬ ْ‫د‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ها‬‫ه‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ج‬ ‫مسلم‬ ‫(رواه‬ . )‫ماجه‬ ‫ودوابن‬ ‫وأبودا‬ ‫وأحمد‬ Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau
  • 45. 36 bersabda: "Apabila seorang bersetubuh, maka wajiblah mandi (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Maj ah). 3) Sebab-sebab diwajibkannya mandi Mandi dalam arti syar'i tersebut diwajibkan bagi mereka yang berhadas besar, yaitu melakukan persetubuhan (sebagaimana dalil di atas), mengeluarkan air mani, mengeluarkan darah haid dan nifas. Dan demikian bagi mereka yang akan mengerjakan shalat shalat Jum'at (ada yang berpendapat wajib) dan shalat 'idain. Berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan dan dalil-dalil berikut: ‫نه‬ ْ‫ر‬َّ‫ه‬‫ه‬‫ط‬‫ه‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ‫نه‬ ْ‫ر‬ُ‫ه‬ْ‫ط‬‫ه‬‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬‫ه‬‫ح‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ‫ه‬‫ر‬ْ‫ق‬‫ه‬‫ت‬ ‫َل‬ ‫ه‬‫و‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ ُ‫ْث‬‫ي‬‫ه‬‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬‫ه‬‫ف‬ : ‫(البقرة‬ .ُ‫للا‬ 222 ) "...dan janganlah kamu mendekati istri (yang) sedang haid sehingga bersuci, dan apabila sudah bersuci (mandi), maka datangilah mereka sebagai diperintahkan Allah kepadamu.'' (QS.Al-Baqarah (2): 222) ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫هت‬‫ن‬‫ا‬‫ه‬‫ك‬ ٍ ‫ْش‬‫ي‬‫ه‬‫ب‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫أ‬ ‫ه‬‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫ه‬‫ة‬‫ه‬‫م‬ِ‫اط‬‫ه‬‫ف‬ َّ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ه‬‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫أ‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫اض‬‫ه‬‫ح‬‫ه‬‫ت‬ْ‫س‬ُ‫ت‬ ُ‫للا‬ ‫ه‬‫م‬َّ‫ل‬‫ه‬‫س‬‫ه‬‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ع‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫ب‬ْ‫ق‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫ف‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫س‬ْ‫ي‬‫ه‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ ٌ‫ق‬ْ‫ر‬ِ‫ع‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ذ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ا‬‫ه‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬ ‫ه‬‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫س‬‫ه‬‫ت‬ْ‫غ‬‫ا‬‫ه‬‫ف‬ ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬‫ه‬‫ب‬ْ‫د‬‫ه‬‫أ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ذ‬ِ‫إ‬‫ه‬‫و‬‫ه‬‫ة‬ ‫ه‬ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ع‬‫ه‬‫د‬‫ه‬‫ف‬ ُ‫ة‬‫ه‬‫ض‬ْ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ه‬‫ص‬‫ه‬‫و‬ )‫البخارى‬ ‫(رواه‬ . Dari Aisyah ra. Bahwa Fatimah binti Abi Hubais "berair merah" (istihadah) lalu menanyakan kepada Nabi SA W., maka beliau SAW. Bersabda : "itulah darah penyakit, bukan