SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ISSN 0215 - 8250
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKTUAL DENGAN
PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN LITERASI SAINS
SISWA SLTP NEGERI 2 SINGARAJA
oleh
Nyoman Subratha
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji perbedaan efektivitas antara
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi
sains siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SLTP Negeri 2 Singaraja
tahun ajaran 2002/2003. Data dikumpulkan dengan metode tes, observasi, dan
wawancara. Hasil analisis data melalui statistik deskriptif dan statistik infrensial
menunjukan bahwa dalam kelas dengan pembelajaran kontektual dengan
pendekatan STM, ketuntasan hasil belajar dan literasi sains siswa tercapai,
sedangkan dalam kelas dengan pembelajaran konvensional, ketuntasan kelas
belum tercapai. Hasil uji statistik infrensial menunjukan bahwa pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan STM lebih efektif dalam meningkatkan hasil
belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Pembelajaran Kontektual, Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
(STM), Peningkatan Prestasi belajar, Literasi sains siswa.
ABSTRACT
The aims of this research was to testify the differences between the
effectiveness of contextual learning with the science approach of society
technology to the conventional learning in promoting the student’s achievement
and student science literacy. The subject of this research were class 3 of SLTP 2
Negeri Singaraja in the academic year 2002/2003. Data were gathered with the test
method, observation and interview.The result of data analysis through the
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
45
ISSN 0215 - 8250
descriptive statistic and inferential statistic show that: the study resut and student’s
science literacy is higher in class with the contextual learning wth the science
approach of society technology, but in class with the conventional learning the
subject mastery obtained could not be. The result of inferential statistic show that
contextual learning with science approach of society technology is more effective
to increase the achievement and student science literacy than the conventional
learning.
Key word: Contextual learning, The science approach of society technology,
Increasing the achievement of study, science literacy of student.:
1. Pendahuluan
Sains (IPA) dan teknologi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Sains dan teknologi mempunyai peran yang sangat besar
dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Menurut Prabowo (2000:3),
fisika merupakan bagian dari sains yang mempunyai peran strategis dalam
pengembangan sains dan teknologi. Pengembangan fisika tidak akan lepas dari
peran pendidikan fisika. Oleh karena itu, upaya pengembangan sains dan teknologi
harus disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidikan fisika. Di sisi lain,
dampak negatif dari perkembangan sains dan teknologi juga selalu membayangi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, literasi sains dan teknologi (Scientific and
technology literacy) sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi agar kita
mampu memanfaatkan sains dan teknologi untuk kesejahteraan dan keselamatan
umat manusia (Poedjiadi, 1993).
Dalam aspek kualitas, pendidikan di Indonesia memprihatinkan. Hal ini
tercermin antara lain dari ukuran Humen Development Index (HDI) yang
menunjukan rendahnya kualitas SDM Indonesia yang berada pada tingkat
memprihatinkan. Hal ini tercermin, antara lain, dari peringkat 109 dari 174 negara
yang diukur (Depdiknas, 2001). Rata-rata NEM nasional tingkat SLTP dan SLTA
untuk semua mata pelajaran yang “diebtanaskan” (kecuali PPKn) dalam empat
tahun terakhir selalu dibawah 6,0 (Depdiknas, 2002). Selanjutnya, terdapat
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
46
ISSN 0215 - 8250
petunjuk yang menyokong bahwa kebanyakan guru mengajar dengan tidak
memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau tidak mengajar secara bermakna
(Wardani, 1998). Dengan kata lain, guru tidak memberikan kesempatan kepada
siswanya untuk mengkontruksi pengetahuan IPA nya yang akan menjadi milik
siswa sendiri.
Menurut Poedjiadi (dalam Sadia, 1998: 2), pendidikan Sains (IPA) di
sekolah perlu direformasi dan diarahkan menuju penciptaan masyarakat yang
memiliki literasi sains dan teknologi. Tujuan pendidikan sains di sekolah SLTP
tidak semata-mata menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lebih daripada itu membentuk individu siswa
yang memiliki literasi sains dan teknologi. Siswa yang memiliki literasi sains dan
teknologi adalah siswa yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta,
konsep, prinsip, dan teori sains serta kemampuan mengaplikasikannya, mampu
mengambil keputusan berdasarkan konsep, prinsip, dan teori-teori ilmiah; mampu
memilah dan memilih teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan
mampu mengembangkan karyanya di masa depan.
Dalam pengajaran IPA, proses pengembangan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan IPA harus bermula dari dunia nyata. Dunia nyata ini tidak berarti
konkret secara fisik dan kasat mata, namun juga termasuk yang dapat dibayangkan
oleh pikiran anak (Heuvel-Panhuizen, 1998). Jadi, dunia nyata ini juga
mengandung arti sesuatu yang masih kontekstual dengan apa yang ada dalam
pikiran anak. Atau dengan pengetahuan awal siswa. Pembelajaran kontektual ini
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anngota keluarga, warga negara, dan tenaga
kerja.
Karyadi (1996) berpendapat bahwa dilihat dari fungsi dan tujuan IPA yang
terdapat dalam Buku Landasan, Program, dan Pengembangan dalam Buku tentang
Garis-garis Besar Program Pengajaran IPA di Sekolah Dasar dan SLTP, siswa
lulusan Pendidikan Dasar “seharusnya sudah melek dalam sains dan teknologi”.
Namun, dengan mengacu kepada hasil penelitian Tim Balitbang Depdikbud (1996)
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
47
ISSN 0215 - 8250
tentang Literasi Sains dan Teknologi, disimpulkan masih perlu dilakukan usaha-
usaha atau pendekatan belajar yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
IPA di SLTP tersebut. Menurut Yager (Sadia, 1998:4), pengajaran sains di sekolah
hendaknya tidak semata-mata diarahkan untuk menyiapkan anak didik untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, yang lebih penting
adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep sains
yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat dengan
menggunakan konsep-konsep ilmiah, (3) mampu mengantisipasi dampak-dampak
negatif sains dan teknologi, dan (4) mampu berpikir antisipatif ke masa depan.
Salah satu upaya untuk mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan
penguasaan siswa atas konsep-konsep IPA serta menumbuhkembangkan literasi
sains dan teknologi siswa, adalah pengajaran IPA di sekolah hendaknya selalu
dikaitkan dan disepadankan (link and match) dengan isu-isu sosial di lingkungan
siswa, serta bersifat kontekstual dengan pengetahuan awal siswa. Salah satu
pendekatan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut di atas
adalah pembelajaran dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) serta
pembelajaran hendaknya kontektual dengan pengalaman dan pengetahuan awal
siswa. Pendekatan STM dalam pembelajaran IPA merupakan perekat yang
mempersatukan sains, teknologi, dan masyarakat (Rustum R., 1983, dalam Sadia,
1998: 15) dan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya (Nur, 2001:2).
Ditinjau dari aspek bahan kajian, kegiatan guru, dan kegiatan murid,
pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai
keunggulan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta literasi sains siswa
dibandingkan dengan pembelajaran dengan pendekatan tradisional (Hadiat, dalam
Winarno, 1999: 7). Suatu pokok bahasan atau bahan kajian bisa disajikan dengan
pendekatan STM dengansyarat (1) ada isu sosial dan teknologinya, dan (2) isu
sosial dan teknologi pokok bahasan atau bahan kajian tersebut ada di sekitar
kehidupan siswa.
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
48
ISSN 0215 - 8250
Dalam penelitian ini, diambil pokok bahasan hukum ohm dan hambatan
listrik. Pokok bahasan ini diambil karena (1) pokok bahasan ini mengandung isu
sosial dan teknologi, (2) isu sosial dan teknologi yang terkait dengan pokok
bahasan ini ada di linhkungan siswa, dan (3) pokok bahasan ini menurut
kurikulum SLTP tahun 1994, ada pada kelas III semester 1, sehingga sesuai
dengan jadwal pelaksanaan penelitian yang direncanakan.
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana hasil
belajar dan literai sains siswa SLTP Negeri 2 Singaraja untuk pokok bahsan
hukum Ohm dan hambatan listrik melalui pembelajaran kontektual dengan
pendekatan STM; (2) bagaimana efektivitas pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sain siswa SLTP;
dan (3) kendala-kendala apa yang dialami guru IPA-Fisika SLTP Negeri 2 dalam
mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hasil belajar dan literasi
sains siswa SLTP Negeri 2 Singaraja untuk pokok bahsan hukum Ohm dan
hambatan litrik, (2) menguji efektivitas pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa SLTP
Negeri 2 Singaraja, dan (3) mengidentifikasi dan menganalisis kendala-kendala
yang dialami guru IPA (Fisika) SLTP dalam mengimplementasikan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan STM
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah (1) memberi
kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada
pengembangan strategi dan metode pembelajaran IPA-Fisika di SLTP. Di samping
itu, temuan-temuan tentang keunggulan pembelajaran kontektual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains, serta
kendala-kendala implementasinya, akan sangat bermanfaat bagi para guru IPA-
Fisika sebagai praktisi di lapangan.
2. Metode Penelitian
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
49
ISSN 0215 - 8250
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SLTP Negeri 2 Singaraja tahun
ajaran 2002/2003. Penentuan subjek penelitian ini dilakukan secara random
sampling. Objek penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
menggunakan rancangan “pretest-posttest control group design”. Pembelajaran
yang akan diuji dan dikembangkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan STM.
Variabel bebas atau variabel perlakuan (treatment) penelitian ini adalah
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat yang
dikenakan pada kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional yang dikenakan
pada kelas kontrol. Variabel ini merupakan variabel yang akan diukur efeknya
melalui penelitian quasi eksperimen ini. Variabel tak bebasnya adalah prestasi
belajar siswa dalam materi ajar hukum ohm dan hambatan listrik, dan perubahan
literasi sains siswa. Di samping itu, dalam penelitian ini juga akan diungkap
kendala-kendala implementasi pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM
dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains siswa.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data
penelitian, yaitu: (1) hasil belajar dan literasi sains siswa dikumpulkan
menggunakan tes (post-test), (2) efektivitas pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dikumpulkan dengan tes (pre-test dan pos-test), dan (3) kendala-
kendala yang dialami guru fisika (IPA) dalam mengimplementasikan pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan STM dikumpulkan dengan teknik observasi
terstuktur dan pemberian angket.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
statistik deskriptif dan statistik infrensial. Untuk mendiskripsikan hasil belajar dan
literasi sains siswa digunakan ketuntasan individual dan klasikal terhadap TPK
yang ingin dicapai. Untuk menguji efektivitas pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM terhadap pembelajaran dengan pendekatan konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa, dilakukan perbandingan hasil
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
50
ISSN 0215 - 8250
pre-test dan postes, kemudian dilakukan uji perbedaan antara dua mean melalui
uji-t. Data tentang kendala-kendala implemetasi pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM, serta data tentang keterbatasan pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa,
dideskripsikan secara naratif.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran kontekstual
dengan pendekatan STM dan ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas dengan
pembelajaran konvensional adalah seperti berikut
Tabel 1 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kelas % Ketuntasan Individual Ketuntasan
KelasikalTuntas Tidak Tuntas
Pembelajaran Kontekstual
dengan Pendekatan STM
96,28 3,72 Tercapai/tuntas
Pembelajaran Konvensional 69,06 30,94 Tidak Tercapai/
tidak tuntas
Ketuntasan literasi sains siswa kelas dengan pembelajaran kontekstual
dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional adalah seperti berikut
Tabel 2 : Ketuntasan Literasi Sains Siswa
Kelas % Ketuntasan Individual Ketuntasan
KelasikalTuntas Tidak Tuntas
Pembelajaran Kontekstual
dengan Pendekatan STM
95,45 4,55 Tercapai/tuntas
Pembelajaran Konvensional 28,57 71,43 Tidak Tercapai/
tidak tuntas
Hasil uji perbedaan Mean (
−
X ) hasil belajar antara pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional adalah
seperti berikut
Tabel 3 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas Rerata Skor dan Harga t
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
51
ISSN 0215 - 8250
Simpangan Baku t hitung ttabel
Pembelajaran Kontekstual
Dengan Pendekatan STM
−
X = 29,64
SB = 4,57 9,07 2,66
Pembelajaran Konvensional −
X = 20,31
SB = 4,97
Hasil uji perbedaan Mean (
−
X ) antara pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan literasi
sains adalah seperti berikut
Tabel 4 : Peningkatan Hasil Literasi Sains Siswa
Kelas Rerata Skor Dan
Simpangan Baku
Harga t
t hitung ttabel
Pembelajaran Kontekstual
Dengan Pendekatan STM
−
X = 29,86
SB = 5,33 10,24 2,66
Pembelajaran Konvensional −
X = 16,79
SB = 3,59
Beberapa kendala dan hambatan dalam mengimplementasikan
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM adalah seperti berikut (1) Pada
awal–awal pelaksanaan, guru kurang mengaitkan konsep yang dipelajari siswa
dengan kehidupan nyata di masyarakat. (2) Siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM ini. Siswa kurang terbiasa
menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang dialami dalam
sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna. (3) Tidak semua
topik bisa/mudah disajikan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran
kontekstual, karena kesulitan menghubungkannya dengan kenyataan yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Pembahasan
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
52
ISSN 0215 - 8250
Hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM pencapaiannya termasuk kategori tuntas; sedangkan kelas
dengan pembelajaran konvensional pencapaiannya termasuk kategori belum
tuntas. Temuan-temuan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual
dengan pendekatan STM bisa dipakai meningkatkan hasil belajar siswa dan lebih
baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Temuan ini sesuai
dengan pendapat Hadiat (Winarno: 1999) yang menyatakan bahwa pengajaran
sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai keunggulan
dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains siswa daripada
pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Temuan ini sesuai pula dengan hasil
penelitian yang dilakukan Winarno (1998) yang menemukan bahwa pendekatan
sains teknologi masyarakat cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar dan
literasi sains siswa.
Literasi sains siswa kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan STM termasuk kategori tuntas, sedangkan kelas dengan pembelajaran
konvensional pencapaiannya termasuk belum tuntas. Temuan-temuan tersebut
menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM bisa
dipakai meningkatkan literasi sains siswa dan lebih baik jika dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Temuan ini sesuai dengan pendapat Hadiat (Winarno:
1999) yang menyatakan bahwa pengajaran sains dengan pendekatan sains
teknologi masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan prestasi
belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan
tradisional. Temuan ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
Winarno (1998) yang menemukan bahwa pendekatan sains teknologi masyarakat
cukuk baik untuk meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa.
Hasil yang diperoleh dari uji perbedaan mean (
−
X ) hasil belajar dengan
pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran
konvensional menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi 5
%. Hasil uji perbedaan mean (
−
X ) literasi sains antara siswa pembelajaran
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
53
ISSN 0215 - 8250
kontekstual dengan pendekatan STM dan siswa dengan pembelajaran
konvensional menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi
5%. Temuan ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan pendekataan STM lebih
unggul daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar dan
literasi sains siswa. Hasil ini sesuai dengan pendapat Hadiat (Winarno, 1999) yang
mengatakan bahwa pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi
masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi
sains siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan tradisional.
Kendala-kendala yang dialami dalam mengimplementasikan pembelajaran
kontektual dengan pendekatan STM, adalah guru sulit menghubungkan konsep
yang dibahas dengan lingkungan siswa, dan siswa sulit menghubungkan konsep
yang dipelajari dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta
tidak semua materi mudah diajarkan dengan pendekatan ini. Kendala-kendala
tersebut merupakan hambatan yang wajar karena model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran baru bagi guru dan siswa. Hambatan ini akan
dapat diatasi setelah guru dan siswa terbiasa dengan model pembelajaran ini yaitu
selalu harus menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan
lingkungan sekitar siswa, sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna.
4. Penutup
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan, dan analisis data serta
pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil simpulan seperti berikut:
Pertama, hasil belajar siswa dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan
STM memenuhi ketuntasan kelasikal, sedangkan hasil belajar siswa dengan
pembelajaran IPA konvensional belum memenuhi ketuntasan kelsikal. Kedua,
literasi sains siswa dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM,
mencapai ketuntasan kelasikal (≥ 85 %), sedangkan literasi sains siswa
pembelajaran konvensional belum mencapai ketuntasan kelasikal (≤ 85 %).
Ketiga, efektivitas pembelajaran dengan pembelajaran kontektual dengan
pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa lebih besar daripada
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
54
ISSN 0215 - 8250
efektivitas pembelajaran konvensional. Keempat, efektivitas pembelajaran dengan
pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan literasi
sains siswa lebih besar daripada efektivitas pembelajaran konvensional. Kelima,
kendala-kendala yang dialami dalam implementasi pembelajaran kontektual
dengan pendekatan STM pada umumnya adalah siswa dan guru belum terbiasa
mengaitkan konsep dan prinsip yang dipelajari dengan penerapan konsep dan
prinsip tersebut dalam kehidupan di masyarakat atau apa yang dipelajari siswa
tidak kontekstual dengan kehidupan siswa di masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa
saran seperti berikut. Pertama, guru IPA-Fisika SLTP Negeri 2 Singaraja
hendaknya dapat melanjutkan penerapan model pembelajaran kontekstual ini pada
pokok bahasan yang lain, mengingat model pembelajaran ini lebih efektif dalam
meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa daripada model pembelajaran
konvensional.Kedua, guru IPA-Fisika lokasi penelitian ini diharapkan dapat
menularkan model pembelajaran kontekstual ini pada guru-guru yang lain
terutama pada guru-guru IPA, mengingat model ini merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa.
Ketiga, untuk pebinaan pembelajaran IPA di SLTP, hendaknya para kepala
sekolah dan instansi terkait dapat menerapkan hasil-hasil penelitian dan perlu
melakukan pengkajian pada model-model pembelajaran yang inovatif untuk
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran di SLTP yang lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, R.I., 1997. Classroom and Management. USA: McGraw-Hill Companies,
Inc.
Borich, G.D. 1994. Obsevation Skill for Effective Teaching.New York: Macmillan
Publishing Company.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
55
ISSN 0215 - 8250
Depdikbud RI. 1993.Kurikulum Pendidikan Dasar. Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta.
Hidayat, E.M.1996. Sains Teknologi Masyarakat: Makalah seminar Literasi sains
dan Teknologi Pendidikan Dasar. Jakarta: 13 Agustus 1996.
Karyadi, B.1996. Gagasan Tentang Pelaksanaan Sains-Teknologi Masyarakat di
Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Makalah Seminar
Literasi sains dan Teknologi. Jakarta: Balitbang.
Nur, M., 2001. Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual: Makalah yang
disajikan pada pelatihan pada TOT Guru-Guru SLTP tanggal: 20 Juni s/d
2001 di Puasat Pendidikan dan Latihan Wilayah IV Surabaya.
Poedjadi, A., 1996. Peningkatan Kualitas Daya Manusia Melalui Literasi Sains
Dan Teknologi Bagi Masyarakat; Makalah Seminar Literasi Sains Dan
tenologi Siswa Pendidikan Dasar. Jakarta: 13 Agustus 1996.
Prabowo. 2001. Pendidikan Fisika Dalam Mengatasi Tantangan Abad XXI, Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru BesarMadya Dalam Ilmu Pendidikan
FisikaUniversitas Negeri Surabaya. Surabaya: 16 Mei 2000.
Sadia, W., 1998. Reformasi Pendidikan Sains (IPA) Menuju Masyarakat Yang
Literasi Sains dan Teknologi; Orasi Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam
Pendidikan Fisika pada STKIP Singaraja. Singaraja: 14 Oktober 1998.
Sarna, K., 1997. Studi tentang Kebijakan Pengelolaan Proses Pembelajaran
Bidang Studi MIPA Dengan Pendekatan Partisipatif Pada Anak-anak
Kelas II SMU Laboratorium Singaraja 1997/1998. Laporan Penelitian.
TIM Balitbang. 1996. Literasi Sains dan Teknologi (laporan Penelitian), Jakarta:
Pusat Penelitian dan Kebudayaan.
Winarno R. & Susilo H., 1999. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Sains Dengan
PendekatanSains-Teknologi-Masyarakat (STM). Malang.
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVII Oktober 2004
56

More Related Content

What's hot

51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peragaTata Lela
 
Jurnal Pendidikan Khas
Jurnal Pendidikan KhasJurnal Pendidikan Khas
Jurnal Pendidikan KhasAnjini Anjni
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwianirsu
 
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia SYAKHIRA HUSNA ILLIAS
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaJx Proezack
 
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...Siti Saharudin
 
Laporan ulasan jurnal
Laporan ulasan jurnalLaporan ulasan jurnal
Laporan ulasan jurnalNur Kareena
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...ikhwankmk92
 
Tugas jurnal bhs indonesia
Tugas jurnal bhs indonesia Tugas jurnal bhs indonesia
Tugas jurnal bhs indonesia anirsu
 
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik Darjah
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik DarjahPendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik Darjah
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik DarjahFarah Waheeda
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningAmalinaAzizah
 
Ulasan kritis bf
Ulasan kritis bfUlasan kritis bf
Ulasan kritis bfLee Roy
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...AmalinaAzizah
 
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)NorZie Ali
 
Teknologi mekanik
Teknologi mekanikTeknologi mekanik
Teknologi mekanikRiza Latif
 
TUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALTUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALrichimaryadi
 

What's hot (19)

Bab i dari nora
Bab i dari noraBab i dari nora
Bab i dari nora
 
51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga
 
Jurnal Pendidikan Khas
Jurnal Pendidikan KhasJurnal Pendidikan Khas
Jurnal Pendidikan Khas
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
 
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia
Pola penyelidikan ICT dalam pendidikan guru di malaysia
 
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia SiswaSkripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
Skripsi Minat Prestasi Belajar Kimia Siswa
 
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
 
Math anxiety 3
Math anxiety 3Math anxiety 3
Math anxiety 3
 
Laporan ulasan jurnal
Laporan ulasan jurnalLaporan ulasan jurnal
Laporan ulasan jurnal
 
1 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-241 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-24
 
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
Kepercayaan Guru Terhadap Kurikulum, Sifat, Pengajaran dan Pembelajaran Matem...
 
Tugas jurnal bhs indonesia
Tugas jurnal bhs indonesia Tugas jurnal bhs indonesia
Tugas jurnal bhs indonesia
 
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik Darjah
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik DarjahPendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik Darjah
Pendekatan Pengajaran Matematik yang Dilakukan dalam Bilik Darjah
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
 
Ulasan kritis bf
Ulasan kritis bfUlasan kritis bf
Ulasan kritis bf
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
 
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)
Ulasan dapatan jurnalkrp6044 norziah binti md ali(m20141000701)
 
Teknologi mekanik
Teknologi mekanikTeknologi mekanik
Teknologi mekanik
 
TUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALTUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNAL
 

Similar to Peningkatan Literasi Sains

3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm3842 8495-1-sm
3842 8495-1-smriko45
 
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatKeterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatHerry Purwanto Panjaitan
 
Hsp sains tingkatan 4 bm
Hsp sains tingkatan 4 bmHsp sains tingkatan 4 bm
Hsp sains tingkatan 4 bmAzwina_AAK
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learningguestf6b63af
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
contoh 2 (1).pdf
contoh 2 (1).pdfcontoh 2 (1).pdf
contoh 2 (1).pdfElokAllamah
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdf
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdfANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdf
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdfDewaGdeWira
 
46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdfLiraAgustriani
 
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)Putra Adam Hisham
 
Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Eko Raharjo
 

Similar to Peningkatan Literasi Sains (20)

3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm3842 8495-1-sm
3842 8495-1-sm
 
Agen Milagros Lerepkebumen
Agen Milagros LerepkebumenAgen Milagros Lerepkebumen
Agen Milagros Lerepkebumen
 
Modul sce 3104
Modul sce 3104Modul sce 3104
Modul sce 3104
 
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatKeterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
 
JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4
 
Analogi dalam Sains
Analogi dalam SainsAnalogi dalam Sains
Analogi dalam Sains
 
Hsp sains tingkatan 4 bm
Hsp sains tingkatan 4 bmHsp sains tingkatan 4 bm
Hsp sains tingkatan 4 bm
 
BAB I ok
BAB I okBAB I ok
BAB I ok
 
Literasisains
LiterasisainsLiterasisains
Literasisains
 
Tesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based LearningTesis Problem Based Learning
Tesis Problem Based Learning
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
contoh 2.pdf
contoh 2.pdfcontoh 2.pdf
contoh 2.pdf
 
contoh 2 (1).pdf
contoh 2 (1).pdfcontoh 2 (1).pdf
contoh 2 (1).pdf
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdf
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdfANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdf
ANALISIS PROBLEMATIKA LITERASI SAINS PESERTA DIDIK.pdf
 
PenerapanTPACKdiIndonesia.pdf
PenerapanTPACKdiIndonesia.pdfPenerapanTPACKdiIndonesia.pdf
PenerapanTPACKdiIndonesia.pdf
 
46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf
 
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)
Modul sce3104 topik 1 5 ipg kpt 2012 (2)
 
Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Peningkatan Literasi Sains

  • 1. ISSN 0215 - 8250 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKTUAL DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN LITERASI SAINS SISWA SLTP NEGERI 2 SINGARAJA oleh Nyoman Subratha Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menguji perbedaan efektivitas antara pembelajaran kontekstual dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SLTP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2002/2003. Data dikumpulkan dengan metode tes, observasi, dan wawancara. Hasil analisis data melalui statistik deskriptif dan statistik infrensial menunjukan bahwa dalam kelas dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM, ketuntasan hasil belajar dan literasi sains siswa tercapai, sedangkan dalam kelas dengan pembelajaran konvensional, ketuntasan kelas belum tercapai. Hasil uji statistik infrensial menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran konvensional. Kata kunci: Pembelajaran Kontektual, Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), Peningkatan Prestasi belajar, Literasi sains siswa. ABSTRACT The aims of this research was to testify the differences between the effectiveness of contextual learning with the science approach of society technology to the conventional learning in promoting the student’s achievement and student science literacy. The subject of this research were class 3 of SLTP 2 Negeri Singaraja in the academic year 2002/2003. Data were gathered with the test method, observation and interview.The result of data analysis through the _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 45
  • 2. ISSN 0215 - 8250 descriptive statistic and inferential statistic show that: the study resut and student’s science literacy is higher in class with the contextual learning wth the science approach of society technology, but in class with the conventional learning the subject mastery obtained could not be. The result of inferential statistic show that contextual learning with science approach of society technology is more effective to increase the achievement and student science literacy than the conventional learning. Key word: Contextual learning, The science approach of society technology, Increasing the achievement of study, science literacy of student.: 1. Pendahuluan Sains (IPA) dan teknologi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sains dan teknologi mempunyai peran yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Menurut Prabowo (2000:3), fisika merupakan bagian dari sains yang mempunyai peran strategis dalam pengembangan sains dan teknologi. Pengembangan fisika tidak akan lepas dari peran pendidikan fisika. Oleh karena itu, upaya pengembangan sains dan teknologi harus disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidikan fisika. Di sisi lain, dampak negatif dari perkembangan sains dan teknologi juga selalu membayangi kehidupan manusia. Oleh karena itu, literasi sains dan teknologi (Scientific and technology literacy) sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi agar kita mampu memanfaatkan sains dan teknologi untuk kesejahteraan dan keselamatan umat manusia (Poedjiadi, 1993). Dalam aspek kualitas, pendidikan di Indonesia memprihatinkan. Hal ini tercermin antara lain dari ukuran Humen Development Index (HDI) yang menunjukan rendahnya kualitas SDM Indonesia yang berada pada tingkat memprihatinkan. Hal ini tercermin, antara lain, dari peringkat 109 dari 174 negara yang diukur (Depdiknas, 2001). Rata-rata NEM nasional tingkat SLTP dan SLTA untuk semua mata pelajaran yang “diebtanaskan” (kecuali PPKn) dalam empat tahun terakhir selalu dibawah 6,0 (Depdiknas, 2002). Selanjutnya, terdapat _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 46
  • 3. ISSN 0215 - 8250 petunjuk yang menyokong bahwa kebanyakan guru mengajar dengan tidak memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau tidak mengajar secara bermakna (Wardani, 1998). Dengan kata lain, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkontruksi pengetahuan IPA nya yang akan menjadi milik siswa sendiri. Menurut Poedjiadi (dalam Sadia, 1998: 2), pendidikan Sains (IPA) di sekolah perlu direformasi dan diarahkan menuju penciptaan masyarakat yang memiliki literasi sains dan teknologi. Tujuan pendidikan sains di sekolah SLTP tidak semata-mata menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lebih daripada itu membentuk individu siswa yang memiliki literasi sains dan teknologi. Siswa yang memiliki literasi sains dan teknologi adalah siswa yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta, konsep, prinsip, dan teori sains serta kemampuan mengaplikasikannya, mampu mengambil keputusan berdasarkan konsep, prinsip, dan teori-teori ilmiah; mampu memilah dan memilih teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan mampu mengembangkan karyanya di masa depan. Dalam pengajaran IPA, proses pengembangan konsep-konsep dan gagasan-gagasan IPA harus bermula dari dunia nyata. Dunia nyata ini tidak berarti konkret secara fisik dan kasat mata, namun juga termasuk yang dapat dibayangkan oleh pikiran anak (Heuvel-Panhuizen, 1998). Jadi, dunia nyata ini juga mengandung arti sesuatu yang masih kontekstual dengan apa yang ada dalam pikiran anak. Atau dengan pengetahuan awal siswa. Pembelajaran kontektual ini memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anngota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Karyadi (1996) berpendapat bahwa dilihat dari fungsi dan tujuan IPA yang terdapat dalam Buku Landasan, Program, dan Pengembangan dalam Buku tentang Garis-garis Besar Program Pengajaran IPA di Sekolah Dasar dan SLTP, siswa lulusan Pendidikan Dasar “seharusnya sudah melek dalam sains dan teknologi”. Namun, dengan mengacu kepada hasil penelitian Tim Balitbang Depdikbud (1996) _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 47
  • 4. ISSN 0215 - 8250 tentang Literasi Sains dan Teknologi, disimpulkan masih perlu dilakukan usaha- usaha atau pendekatan belajar yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran IPA di SLTP tersebut. Menurut Yager (Sadia, 1998:4), pengajaran sains di sekolah hendaknya tidak semata-mata diarahkan untuk menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, yang lebih penting adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, (3) mampu mengantisipasi dampak-dampak negatif sains dan teknologi, dan (4) mampu berpikir antisipatif ke masa depan. Salah satu upaya untuk mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan penguasaan siswa atas konsep-konsep IPA serta menumbuhkembangkan literasi sains dan teknologi siswa, adalah pengajaran IPA di sekolah hendaknya selalu dikaitkan dan disepadankan (link and match) dengan isu-isu sosial di lingkungan siswa, serta bersifat kontekstual dengan pengetahuan awal siswa. Salah satu pendekatan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut di atas adalah pembelajaran dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) serta pembelajaran hendaknya kontektual dengan pengalaman dan pengetahuan awal siswa. Pendekatan STM dalam pembelajaran IPA merupakan perekat yang mempersatukan sains, teknologi, dan masyarakat (Rustum R., 1983, dalam Sadia, 1998: 15) dan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya (Nur, 2001:2). Ditinjau dari aspek bahan kajian, kegiatan guru, dan kegiatan murid, pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta literasi sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran dengan pendekatan tradisional (Hadiat, dalam Winarno, 1999: 7). Suatu pokok bahasan atau bahan kajian bisa disajikan dengan pendekatan STM dengansyarat (1) ada isu sosial dan teknologinya, dan (2) isu sosial dan teknologi pokok bahasan atau bahan kajian tersebut ada di sekitar kehidupan siswa. _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 48
  • 5. ISSN 0215 - 8250 Dalam penelitian ini, diambil pokok bahasan hukum ohm dan hambatan listrik. Pokok bahasan ini diambil karena (1) pokok bahasan ini mengandung isu sosial dan teknologi, (2) isu sosial dan teknologi yang terkait dengan pokok bahasan ini ada di linhkungan siswa, dan (3) pokok bahasan ini menurut kurikulum SLTP tahun 1994, ada pada kelas III semester 1, sehingga sesuai dengan jadwal pelaksanaan penelitian yang direncanakan. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana hasil belajar dan literai sains siswa SLTP Negeri 2 Singaraja untuk pokok bahsan hukum Ohm dan hambatan listrik melalui pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM; (2) bagaimana efektivitas pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sain siswa SLTP; dan (3) kendala-kendala apa yang dialami guru IPA-Fisika SLTP Negeri 2 dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hasil belajar dan literasi sains siswa SLTP Negeri 2 Singaraja untuk pokok bahsan hukum Ohm dan hambatan litrik, (2) menguji efektivitas pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa SLTP Negeri 2 Singaraja, dan (3) mengidentifikasi dan menganalisis kendala-kendala yang dialami guru IPA (Fisika) SLTP dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah (1) memberi kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada pengembangan strategi dan metode pembelajaran IPA-Fisika di SLTP. Di samping itu, temuan-temuan tentang keunggulan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains, serta kendala-kendala implementasinya, akan sangat bermanfaat bagi para guru IPA- Fisika sebagai praktisi di lapangan. 2. Metode Penelitian _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 49
  • 6. ISSN 0215 - 8250 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SLTP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2002/2003. Penentuan subjek penelitian ini dilakukan secara random sampling. Objek penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan “pretest-posttest control group design”. Pembelajaran yang akan diuji dan dikembangkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM. Variabel bebas atau variabel perlakuan (treatment) penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat yang dikenakan pada kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelas kontrol. Variabel ini merupakan variabel yang akan diukur efeknya melalui penelitian quasi eksperimen ini. Variabel tak bebasnya adalah prestasi belajar siswa dalam materi ajar hukum ohm dan hambatan listrik, dan perubahan literasi sains siswa. Di samping itu, dalam penelitian ini juga akan diungkap kendala-kendala implementasi pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains siswa. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data penelitian, yaitu: (1) hasil belajar dan literasi sains siswa dikumpulkan menggunakan tes (post-test), (2) efektivitas pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dikumpulkan dengan tes (pre-test dan pos-test), dan (3) kendala- kendala yang dialami guru fisika (IPA) dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dikumpulkan dengan teknik observasi terstuktur dan pemberian angket. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik infrensial. Untuk mendiskripsikan hasil belajar dan literasi sains siswa digunakan ketuntasan individual dan klasikal terhadap TPK yang ingin dicapai. Untuk menguji efektivitas pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM terhadap pembelajaran dengan pendekatan konvensional dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa, dilakukan perbandingan hasil _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 50
  • 7. ISSN 0215 - 8250 pre-test dan postes, kemudian dilakukan uji perbedaan antara dua mean melalui uji-t. Data tentang kendala-kendala implemetasi pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM, serta data tentang keterbatasan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa, dideskripsikan secara naratif. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran konvensional adalah seperti berikut Tabel 1 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas % Ketuntasan Individual Ketuntasan KelasikalTuntas Tidak Tuntas Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan STM 96,28 3,72 Tercapai/tuntas Pembelajaran Konvensional 69,06 30,94 Tidak Tercapai/ tidak tuntas Ketuntasan literasi sains siswa kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional adalah seperti berikut Tabel 2 : Ketuntasan Literasi Sains Siswa Kelas % Ketuntasan Individual Ketuntasan KelasikalTuntas Tidak Tuntas Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan STM 95,45 4,55 Tercapai/tuntas Pembelajaran Konvensional 28,57 71,43 Tidak Tercapai/ tidak tuntas Hasil uji perbedaan Mean ( − X ) hasil belajar antara pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional adalah seperti berikut Tabel 3 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Rerata Skor dan Harga t _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 51
  • 8. ISSN 0215 - 8250 Simpangan Baku t hitung ttabel Pembelajaran Kontekstual Dengan Pendekatan STM − X = 29,64 SB = 4,57 9,07 2,66 Pembelajaran Konvensional − X = 20,31 SB = 4,97 Hasil uji perbedaan Mean ( − X ) antara pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan literasi sains adalah seperti berikut Tabel 4 : Peningkatan Hasil Literasi Sains Siswa Kelas Rerata Skor Dan Simpangan Baku Harga t t hitung ttabel Pembelajaran Kontekstual Dengan Pendekatan STM − X = 29,86 SB = 5,33 10,24 2,66 Pembelajaran Konvensional − X = 16,79 SB = 3,59 Beberapa kendala dan hambatan dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM adalah seperti berikut (1) Pada awal–awal pelaksanaan, guru kurang mengaitkan konsep yang dipelajari siswa dengan kehidupan nyata di masyarakat. (2) Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM ini. Siswa kurang terbiasa menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang dialami dalam sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna. (3) Tidak semua topik bisa/mudah disajikan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual, karena kesulitan menghubungkannya dengan kenyataan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. 3.2 Pembahasan _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 52
  • 9. ISSN 0215 - 8250 Hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM pencapaiannya termasuk kategori tuntas; sedangkan kelas dengan pembelajaran konvensional pencapaiannya termasuk kategori belum tuntas. Temuan-temuan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM bisa dipakai meningkatkan hasil belajar siswa dan lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Temuan ini sesuai dengan pendapat Hadiat (Winarno: 1999) yang menyatakan bahwa pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Temuan ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Winarno (1998) yang menemukan bahwa pendekatan sains teknologi masyarakat cukup baik untuk meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Literasi sains siswa kelas dengan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM termasuk kategori tuntas, sedangkan kelas dengan pembelajaran konvensional pencapaiannya termasuk belum tuntas. Temuan-temuan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM bisa dipakai meningkatkan literasi sains siswa dan lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Temuan ini sesuai dengan pendapat Hadiat (Winarno: 1999) yang menyatakan bahwa pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan prestasi belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Temuan ini sesuai pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Winarno (1998) yang menemukan bahwa pendekatan sains teknologi masyarakat cukuk baik untuk meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Hasil yang diperoleh dari uji perbedaan mean ( − X ) hasil belajar dengan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan STM dan pembelajaran konvensional menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi 5 %. Hasil uji perbedaan mean ( − X ) literasi sains antara siswa pembelajaran _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 53
  • 10. ISSN 0215 - 8250 kontekstual dengan pendekatan STM dan siswa dengan pembelajaran konvensional menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi 5%. Temuan ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan pendekataan STM lebih unggul daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Hasil ini sesuai dengan pendapat Hadiat (Winarno, 1999) yang mengatakan bahwa pengajaran sains dengan pendekatan sains teknologi masyarakat mempunyai keunggulan dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Kendala-kendala yang dialami dalam mengimplementasikan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM, adalah guru sulit menghubungkan konsep yang dibahas dengan lingkungan siswa, dan siswa sulit menghubungkan konsep yang dipelajari dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta tidak semua materi mudah diajarkan dengan pendekatan ini. Kendala-kendala tersebut merupakan hambatan yang wajar karena model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran baru bagi guru dan siswa. Hambatan ini akan dapat diatasi setelah guru dan siswa terbiasa dengan model pembelajaran ini yaitu selalu harus menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan lingkungan sekitar siswa, sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna. 4. Penutup Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan, dan analisis data serta pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil simpulan seperti berikut: Pertama, hasil belajar siswa dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM memenuhi ketuntasan kelasikal, sedangkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran IPA konvensional belum memenuhi ketuntasan kelsikal. Kedua, literasi sains siswa dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM, mencapai ketuntasan kelasikal (≥ 85 %), sedangkan literasi sains siswa pembelajaran konvensional belum mencapai ketuntasan kelasikal (≤ 85 %). Ketiga, efektivitas pembelajaran dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa lebih besar daripada _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 54
  • 11. ISSN 0215 - 8250 efektivitas pembelajaran konvensional. Keempat, efektivitas pembelajaran dengan pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM dalam meningkatkan literasi sains siswa lebih besar daripada efektivitas pembelajaran konvensional. Kelima, kendala-kendala yang dialami dalam implementasi pembelajaran kontektual dengan pendekatan STM pada umumnya adalah siswa dan guru belum terbiasa mengaitkan konsep dan prinsip yang dipelajari dengan penerapan konsep dan prinsip tersebut dalam kehidupan di masyarakat atau apa yang dipelajari siswa tidak kontekstual dengan kehidupan siswa di masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran seperti berikut. Pertama, guru IPA-Fisika SLTP Negeri 2 Singaraja hendaknya dapat melanjutkan penerapan model pembelajaran kontekstual ini pada pokok bahasan yang lain, mengingat model pembelajaran ini lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa daripada model pembelajaran konvensional.Kedua, guru IPA-Fisika lokasi penelitian ini diharapkan dapat menularkan model pembelajaran kontekstual ini pada guru-guru yang lain terutama pada guru-guru IPA, mengingat model ini merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa. Ketiga, untuk pebinaan pembelajaran IPA di SLTP, hendaknya para kepala sekolah dan instansi terkait dapat menerapkan hasil-hasil penelitian dan perlu melakukan pengkajian pada model-model pembelajaran yang inovatif untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran di SLTP yang lebih berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Arens, R.I., 1997. Classroom and Management. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. Borich, G.D. 1994. Obsevation Skill for Effective Teaching.New York: Macmillan Publishing Company. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga. _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 55
  • 12. ISSN 0215 - 8250 Depdikbud RI. 1993.Kurikulum Pendidikan Dasar. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta. Hidayat, E.M.1996. Sains Teknologi Masyarakat: Makalah seminar Literasi sains dan Teknologi Pendidikan Dasar. Jakarta: 13 Agustus 1996. Karyadi, B.1996. Gagasan Tentang Pelaksanaan Sains-Teknologi Masyarakat di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Makalah Seminar Literasi sains dan Teknologi. Jakarta: Balitbang. Nur, M., 2001. Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual: Makalah yang disajikan pada pelatihan pada TOT Guru-Guru SLTP tanggal: 20 Juni s/d 2001 di Puasat Pendidikan dan Latihan Wilayah IV Surabaya. Poedjadi, A., 1996. Peningkatan Kualitas Daya Manusia Melalui Literasi Sains Dan Teknologi Bagi Masyarakat; Makalah Seminar Literasi Sains Dan tenologi Siswa Pendidikan Dasar. Jakarta: 13 Agustus 1996. Prabowo. 2001. Pendidikan Fisika Dalam Mengatasi Tantangan Abad XXI, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru BesarMadya Dalam Ilmu Pendidikan FisikaUniversitas Negeri Surabaya. Surabaya: 16 Mei 2000. Sadia, W., 1998. Reformasi Pendidikan Sains (IPA) Menuju Masyarakat Yang Literasi Sains dan Teknologi; Orasi Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam Pendidikan Fisika pada STKIP Singaraja. Singaraja: 14 Oktober 1998. Sarna, K., 1997. Studi tentang Kebijakan Pengelolaan Proses Pembelajaran Bidang Studi MIPA Dengan Pendekatan Partisipatif Pada Anak-anak Kelas II SMU Laboratorium Singaraja 1997/1998. Laporan Penelitian. TIM Balitbang. 1996. Literasi Sains dan Teknologi (laporan Penelitian), Jakarta: Pusat Penelitian dan Kebudayaan. Winarno R. & Susilo H., 1999. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Sains Dengan PendekatanSains-Teknologi-Masyarakat (STM). Malang. _____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004 56