6. Karakteristik Cybercrime
Ruang lingkup kejahatan.
Sifat kejahatan.
Pelaku kejahatan.
Modus kejahatan
Jenis kerugian yang ditimbulkan
7. Cara penanganan Cybercrime
Cyberpiracy adalah penggunaan teknologi komputer
untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu
mendistribusikan informasi atau software tersebut
melalui Jaringan teknologi komputer.
Cybertrespass adalah penggunaan teknologi
komputer untuk meningkatkan akses pada system
komputer suatu organisasi atau individu dan Web
site yang di-protect dengan password.
Cybervandalism adalah penggunaan teknologi
komputer untuk membuat program yang menganggu
proses transmisi elektronik, dan menghancurkan
data dikomputer.
9. Jenis-jenis cybercrime berdasarkan jenis
kejahatannya
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang
lain
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain.
Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain
Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar
mau memberikaninformasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya
(password) pada suatu website yangsudah di-deface
Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail)
yang tak dikehendaki
Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software.
11. Jenis-jenis cybercrime berdasarkan korbannya
- cybercrime yang menyerang individu
- cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik)
- cybercrime yang menyerang pemerintah
12. Pengertian Carding
Carding
Berbelanja menggunakan nomor dan
identitas kartu kredit orang lain, yang
diperoleh secara ilegal, biasanya
dengan mencuri data di internet
Sebutan pelakunya adalah Carder.
Sebutan lain untuk kejahatan jenis
ini adalah cyberfroud alias
penipuan di dunia maya
13. Sifat Kejahatan
Nasional adalah pelaku carding melakukannya dalam
lingkup satu Negara
Transnasional adalah pelaku
carding melakukkannya melewati batas negara.
Sifat carding secara umum adalah non-violence
14. Pihak yang terkait dalam pelaku carding antara lain:
Carder adalah pelaku dari carding,
Carder menggunakan e-mail,
banner atau pop-up window untuk
menipu netter ke suatu situs web
palsu, dimana netter diminta
untuk memberikan informasi
pribadinya
Target carder yaitu pengguna
layanan internet banking atau
situs-situs iklan, jejaring sosial,
online shopping dan sejenisnya
yang ceroboh dan tidak teliti
dalam melakukan transaksi secara
online melalui situs internet
Netter adalah pengguna
internet, dalam hal ini adalah
penerima email (nasabah
sebuah bank) yang dikirimkan
oleh para carder
Cracker adalah sebutan untuk
orang yang mencari kelemahan
sistem dan memasukinya untuk
kepentingan pribadi dan mencari
keuntungan dari sistem yang
dimasuki seperti pencurian
data,penghapusan,penipuan dan
banyak yang lainnya.
15. Modus Kejahatan Carding
1. Mendapatkan nomor kartu kredit (CC) dari tamu hotel,
khususnya orang asing.
2. Mendapatkan nomor kartu kredit melalui kegiatan chatting di
Internet.
3. Melakukan pemesanan barang ke perusahaan di luar negeri
dengan menggunakan Jasa Internet.
4. Mengambil dan manipulasi data di internet.
5. Memberikan keterangan palsu, baik pada waktu pemesanan
maupun pada saat pengambilan barang di Jasa pengiriman (kantor
pos, UPS, Fedex, HL, TNT, dan lain sebagainya).
6. Mendapatkan nomor kartu kredit yang bisa dilakukan dengan cara
melacak nomor kartu kredit melalui struk belanja para costumer.
Didalam struck belanja costumer, hanya tertera 3 digit terakhir dari
nomor kartu kredit. Namun jiak carder memahami
16. Extrapolasi
Seperti yang diketahui, 16 digit nomor kartu kredit memiliki pola algoritma
tertentu. Extrapolasi dilakukan pada sebuah kartu kredit yang biasa disebut
sebagai kartu master, sehingga dapat diperoleh nomor kartu kredit lain yang
nantinya digunakan untuk bertransaksi.
Hacking
Pembajakan metode ini dilakukan dengan membobol sebuah website toko yang
memiliki sistem pengaman yang lemah.
Sniffer
Metode ini dilakukan dengan mengendus dan merekam transaksi yang dilakukan
oleh seorang pengguna kartu kredit dengan menggunakan software
Phising
Pelaku carding akan mengirim email secara acak dan massal atas nama suatu
instansi seperti bank, toko, atau penyedia layanan jasa, yang berisikan
pemberitahuan dan ajakan untuk login ke situs instansi tersebut
18. CONTOH
KASUS
1. Pada April 2010, Aparat satuan Fiskal,
Moneter, dan Devisa (Fismondev)
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap
kawanan pemalsu kartu kredit. Dari kawanan
ini, polisi berhasil disita 266 kartu kredit palsu
lokal dan internasional dengan total nilai Rp 2,5
miliar. Kawanan ini memiliki mesin untuk
mencetak kartu kredit palsu sendiri di sebuah
rumah di Jalan Kartini, Mangga Besar Jakarta
Pusat. Pemalsuan kartu kredit dilakukan dengan
menggandakan data kartu kredit milik orang
lain.Data tersebut kemudian dimasukkan dalam
kartu kredit palsu. Penangkapan kawanan
pemalsu kartu kredit ini bermula dari laporan
seorang kasir di salah satu pusat perbelanjaan di
Blok M yang curiga terhadap seorang pembeli
yang menggunakan kartu kredit mereka yang
bentuknya tidak seperti kartu kredit asli.
(sumber:http://www.tempo.co/read/news/201
0/11/01/064288714/Kawanan-Pemalsu-Kartu-
Kredit-Ditangkap)
19. CONTOH
KASUS
2. Pada Juli 2010, Direktorat Reserse Kriminal
Khusus menangkap karyawan kafe Starbucks
Tebet Jakarta Selatan, DDB, 26 tahun yang
terbukti melakukan pembajakan kartu kredit
para pelanggannya.Pelaku mengumpulkan data
kartu kredit dari konsumen tempatnya bekerja
dengan cara struk diprint ulang dan dicatat
kode verifikasinya. Dari situ pelaku berhasil
menguasai ratusan data kartu kredit.Data kartu
kredit selanjutnya digunakan untuk membayar
transaksi pembelian alat elektronik Ipod Nano
dan Ipod Touch secara online di Apple Online
Store Singapura hingga lebih dari 50 kali.
Tersangka dijerat pasal 362 KUHP tentang
penipuan dan atau pasal 378 KUHP tentang
pencurian serta UU no. 11 tahun 2008 tentang
ITE dengan ancaman penjara di atas lima
tahun.
(sumber:http://www.tempo.co/read/news/2010/0
7/19/064264510/Karyawan-S`tarbucks-Tebet-
Bajak-Ratusan-Kartu-Kredit).
20. CONTOH
KASUS
3. Pada Juli 2010, Direktorat Reserse Kriminal
Khusus menangkap karyawan kafe Starbucks
Tebet Jakarta Selatan, DDB, 26 tahun yang
terbukti melakukan pembajakan kartu kredit
para pelanggannya.Pelaku mengumpulkan data
kartu kredit dari konsumen tempatnya bekerja
dengan cara struk diprint ulang dan dicatat
kode verifikasinya. Dari situ pelaku berhasil
menguasai ratusan data kartu kredit.Data kartu
kredit selanjutnya digunakan untuk membayar
transaksi pembelian alat elektronik Ipod Nano
dan Ipod Touch secara online di Apple Online
Store Singapura hingga lebih dari 50 kali.
Tersangka dijerat pasal 362 KUHP tentang
penipuan dan atau pasal 378 KUHP tentang
pencurian serta UU no. 11 tahun 2008 tentang
ITE dengan ancaman penjara di atas lima
tahun.
(sumber:http://www.tempo.co/read/news/2010/0
7/19/064264510/Karyawan-S`tarbucks-Tebet-
Bajak-Ratusan-Kartu-Kredit).
21. CONTOH
KASUS
4.bersarang di National Hotel, South Beach
Miami pada Mei 2008, Albert Gonzales
(28) segera diringkus polisi. Bersamanya
ditemukan barang bukti dua perangkat
komputer, uang sebanyak $ 22.000, dan
senjata Glock 9. Albert Gonzales adalah
seorang hacker kartu kredit buronan polisi
yang dikenal dengan nama "soupnazi" di
internet. Gonzalez dituduh membobol
sistem komputer jaringan bisnis dan
mencuri kartu kredit serta kartu debit.
Gonzales pernah menjadi informan untuk
U.S. Secret Service. Sebanyak 170 juta akun
kartu kredit berhasil dia bobol. Atas sepak
terjangnya ini Gonzales dijuluki hacker
kartu kredit terbesar sepanjang dekade.
Jika terbukti bersalah, Gonzales akan
dipenjara seumur hidup. Saat ini dia masih
menunggu proses pengadilan di New York,
Massachusetts, serta New Jersey.
22. CONTOH
KASUS
5. Kasus pembobolan kartu kredir,
Rizky Martin, 27, alias Steve Rass,
28, dan Texanto alias Doni Michael
melakukan transaksi pembelian
barang atas nama Tim Tamsin Invex
Corp, perusahaan yang berlokasi di
AS melalui internet. Keduanya
menjebol kartu kredit melalui
internet banking sebesar Rp350
juta. Dua pelaku ditangkap aparat
Cyber Crime Polda Metro Jaya pada
10 Juni 2008 di sebuah warnet di
kawasan Lenteng Agung, Jaksel.
Awal Mei 2008 lalu, Mabes Polri
menangkap hacker bernama Iqra
Syafaat, 24, di satu warnet di Batam,
Riau.