2. Sejarah Fraud
Pemalsu dari abad 16, Albrecht Durer, dari
gaya printmaking, meningkatkan pasar untuk
mencetak sendiri oleh mereka
menandatangani, yang membuat mereka
disebut pemalsuan. Pada abad ke 20 yang
membuat pasar seni hasil pemalsuan sangat
menguntungkan. Ada yang luas terutama
pemalsuan bernilai seni, seperti gambar
dimaksudkan menjadi oleh Picasso, Klee, dan
Matisse.
3. Pengertian Fraud
Pemalsuan (fraud) adalah proses pembuatan, beradaptasi,
meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen , dengan
maksud untuk menipu. Kejahatan yang serupa dengan
penipuan adalah kejahatan memperdaya yang lain, termasuk
melalui penggunaan benda yang diperoleh melalui pemalsuan.
Menyalin, penganda, dan mereproduksi tidak dianggap sebagai
pemalsuan, meski pun mungkin mereka nanti dapat menjadi
pemalsuan selama mengetahui dan berkeinginan untuk tidak
dipublikasikan. Dalam hal penempaan uang atau mata uang itu
lebih sering disebut pemalsuan. Barang konsumen tetapi juga
meniru ketika mereka tidak diproduksi atau yang dihasilkan
oleh manufaktur atau produsen diberikan pada label atau
merek dagang tersebut ditandai oleh simbol. Ketika objek-
adakan adalah catatan atau dokumen ini sering disebut sebagai
dokumen palsu.
5. Study Kasus
Sukses membobol pulsa senilai Rp 5 juta milik PT CTC dan PT Global Provider, melalui jaringan internet, AR (18),
pelajar SMK kelas dua di Kalimantan Timur, dibekuk anggota Polda Jawa Timur.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono, penangkapan tersangka yang
tinggal di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Sangatta Utara, Kalimantan Timur ini, bermula dari
laporan dua perusahaan atau agen pulsa di Surabaya.
"Pada 8 hingga 21 Febuari lalu, pelapor mengetahui server miliknya dibobol atau dihack orang tak
dikenal dengan cara mencuri pulsa dan menembus sistem keamanan jaringan milik pelapor.
Kemudian, si pelapor, perusahaan pulsa yang ada di Surabaya ini melapor ke Unit Perbankan Polda
Jatim, dan dilakukan penelusuran," terang Awi Setiyono di Mapolda Jawa Timur. Awi melanjutkan,
dalam sistem tersebut, belum diketahui cara atau metode pembobolannya, sehingga pulsa yang di
server milik pelapor berkurang dan berpindah ke handphone (HP) penerima yang bukan pembeli
resmi, dengan nomor 085389757xxx, 082255935xxx, dan beberapa pulsa yang lain. "Dari aksi
tersangka ini, korban dalam hal ini dua agen pulsa, yaitu PT CTC dan PT Global Provider
mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta," ungkap Awi.
Mantan Wadirlantas Polda Jawa Timur ini juga mengungkap, modus kejahatan pelajar kelas dua
SMK ini, dengan melakukan deface melalui situs dork google di Warnet @dinet yang ada di Jalan
Yus Sudarso, Kalimantan Timur.
"Selain itu, tersangka juga melakukan deface voucer game online milik PT Creon Indonesia yang
dijual ke peminat melalui internet," ungkap dia lagi.
6. Penyelesaian
Atas kejahatannya itu, tersangka dijerat dengan Pasal
30 ayat 3. Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor
11 tahun 2008, tentang informasi dna transaksi
elektronik dengan ancaman pidana paling lama
delapan tahun penjara dan atau denda maksimal Rp
800 juta.
"Tersangka juga dijerat dengan Pasal 362 KUHP dengan
ancaman penjara maksimal lima tahun dan atau denda
maksimal Rp 60 juta," tegas petugas
Akibat perbuatannya itu tersangka dijatuhi hukuman
penjara selama 13 Thun.
7. Kesimpulan dan Saran
Semakin berkembangnya tekhnologi memudahkan bagi
setiap orang untuk mengakses beragai informasi
khususnya dalam dunia maya. Untuk itu perlu
ditingkatkan pendidikan, khususnya bagi anak-anak
(pelajar) mengenai pemanfaatan kemajuan tekhnologi
agar tidak disalahgunakan.
Bagi perusahaan, instansi atau perorangan yang
memiliki kebutuhan yang penting dan erat
hubungannya dengan pemanfaatan internet, sebaiknya
lebih meningkatkan pengamanannya untuk data-data
yang dianggap penting agar tidak terjadi pencurian data
informasi tersebut.