Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha tertua di Jawa Tengah yang berdiri pada abad ke-6 Masehi. Ibukota Kalingga diduga berlokasi di antara Pekalongan dan Jepara dekat dengan Kecamatan Keling. Kerajaan ini memiliki beberapa raja awal seperti Wasumurti, Wasugeni, dan Wasudewa. Setelah Kalingga runtuh, wilayahnya dibagi menjadi Kerajaan Bhumi Sambhara
1. By Kelompok 2 / X MIPA 1
Kerajaan kalingga
Nama anggota:
• Diaz Fabian harahap
• Dwi Septi Putri Maharani
• Edo Prahastama
• Farhan Setiawan
• Fathur Ilham Hariyanto
• Ikhsan Yulipratama
• Izma Syabrian
• Kania Salwa .H
• Koen Rafy
• M. Abhinaya Farrel
2. Kerajaan Kalingga adalah kerajaan yang eksis
pada abad ke-6 Masehi. Kerajaan Itu adalah
kerajaan Hindu-Budha yang paling awal di Jawa
Tengah, dan bersama dengan Kutai dan
Tarumanagara adalah kerajaan tertua dalam
sejarah Indonesia. Tiga raja awal Kerajaan
Kalingga, yaitu: Wasumurti, Wasugeni dan
Wasudewa. Ada yang menyebukan bahwa
lokasinya di Keling Kepung Kediri (Jawa Timur).
Sementara, menurut Ali Sastramidjaja lokasi
Kalingga di Jawa Timur kemudian bergeser ke
Jawa Tengah. Temuan arkeologis dan catatan
sejarah Kalingga cukup langka. Lokasi persis
kerajaan tidak diketahui. Diperkirakan di antara
Pekalongan dan Jepara, terdapat Kecamatan
Keling di Pantura. Pekalongan diduga ubahan
kata dari Pekelingan atau Pekalinggaan
3. Catatan sejarah sebagian besar berasal dari Cina dan tradisi lokal. Catatan Dinasti Tang, menyebut
Keling di sebelah Laut Selatan(Nan Hai). Ibukota dikelilingi tembok dari tonggak kayu, raja tinggal di
bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasana dari gading. Warganya sudah
pandai membuat miras dari bunga kelapa. Daerah ini merupakan penghasil kulit kayu, emas, perak,
cula badak, dan gading gajah. Catatan Dinasti Tang menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat
Kalingga diperintah oleh Ratu Shima. Kerajaan sangat tentram.
Catatan dinasti Tang
4. Catatan I – Tsing menyebutkan bahwa pada abad ke 7, tanah Jawa telah menjadi pusat pengetahuan
Buddha Hinayana. Di Kalingga ada pendeta bernama Hi Ning, dia bekerja sama dengan pendeta Jawa.
Kitab itu membuat cerita tentang Nirwana. Sumber sejarah berasal dari Prasasti Tukmas, ditemukan di
lereng Gunung Merapi, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang. Prasasti bertuliskan Pallawa
berbahasa Sanskerta. Menyebutkan mata air jernih dan bersih. Sungai itu disamakan dengan Sungai
Gangga di India. Di Prasasti itu ditrmukan gambar Trisula, Kapak, Kendi, Keong, Cakra, dan Bunga Teratai
yang merupakan perlambangan keeratan hubungan manusia dan dewa-dewa Hindu. Dalam prasasti
Sojomerto, ditemukan di Kabupaten Batang, beraksara Kawi bahasa Melayu Kuno. Berasal dari abad ke 7
M. Prasasti bersifat keagamaan Siwais. Tokoh utamanya Dapunta Syailendra. Menurut Prof. Drs. Bukhori,
berpendapat bahwa Dapunta Syailendra adalah cikal bakal raja keturunan Dinasti Syailendra. Maka,
kawasan Pantura Jateng dan Jatim berkembang Kerajaan bercorak Hindu Siwa. Catatan ini menunjukkan
hubungan dengan wangsa Syailendra.
Catatan I-tsing
Pekalongan merupakan pelabuhan Kuno. Dulu, wilayah Pekalongan menjadi pintu masuk
perdagangan kuno. Kedatangan penghuni kerajaan Kalingga dari India melewati Pekalongan.
Kedatangan India membaur dengan warga asli. Banyak temuan megalitik di Pekalongan,
Pemalang, Tegal, Brebes, Pati, Klaten, Magelang dll. Maka sebelum ada masyarakt India telah ada
masyarakat Megalitik. Pada abad ke 12 M dalam naskah Wai Tai Ta dari Chau Ju-Kua, bahwa Jawa
disebut juga Poe-Chua-Lung sama dengan Pekalongan. Pada 1439 M, Laksamana Cheng Ho singgah
di Pekalongan. Ia menyebutnya pulau yg indah.
Pekalongan sebagai Pelabuhan Utama Kalingga?
5. 01
02
03
04
Raja – raja kerajaan Keling (Kalingga)
Prabhu Wasumurti
05
06
07
Prabhu Wasugeni
Prabhu Wasudewa
Prabhu Kirathasingha
Prabhu Wasukawi
Prabhu Kartikeyasingha
Sri Maharani Mahisasuramardini
Satyaputikeswara (Dewi Shimha)
Setelah Ratu Shima wafat, Kerajaan Keling
dibagi 2 yakni Bhumi Sambhara (Keling) di
selatan dan Bhumi Mataram (Medang) di
utara.
7. 01
02
03
04
B. Kerajaan Bhumi Matharam (medang)
05
Rani Dewi Parwati Tunggalpratiwi 695-709
Dewi Sannaha 709-716
Sang Bratasennawa (Sanna) 716-732
Prabhu Sanjaya Ksatrabhimaparakrama Yudhenipuna
Bratasennawaputra (Rakai Medang Sang Ratu Sanjaya) 732-754
Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah
Sangkara Tejahpurnapana
Panangkarana 754-782
8. Wangsa Syailendra
Sejak pemerintahan Sanjaya, menjadi cikal bakal Wangsa
Sanjaya dan disaat bersamaan muncul Wangsa Syailendra. Meski ada yang
menganggap keduanya termasuk Wangsa Syailendra. Keberadaan Wangsa
Syailendra terkait penaklukan Bumi Jawa oleh Sriwijaya dalam prasasti
Kota Kapur. Menjelaskan penyerangan Sriwijaya yang sulit ditaklukkan.
Dinasti Sanjaya didirikan pada 332 M, bercorak Hindu, oleh
Sanjaya. Lalu, Dinasti Syailendra didirikan oleh Banu pada 352 M, bercorak
Buddha Mahayana. Kedua Dinasti berkuasa berdampingan. Nama
Mataram disebut pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa
Dyah Balitung. Lalu, Kerajaan dibagi 2 menjadi Panjalu dan Jenggala.
Menurut prasasti Kota Kapur, kerajaan Kalingga dan Tarumanegara runtuh
ditaklukkan Sriwijaya. Sriwijaya telah menguasai bagian selatan Sumatra,
Bangka Belitung, dan Lampung. Disebutkan Sri Jayanasa menghukum
Bhumi Jawa karena tidak mau tunduk kepada Sriwijaya. Peristiwa ini
bersamaan dengan dugaan runtuhnya Tarumanegara dan Kalingga.
Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina Selatan,
laut Sunda, dan Selat Karimata.
9. Nama raja Mataram dari Dinasti Syailendra
• Sri Maharaja Dharanindra Sang Prabhu Sri Wirawairimathana (raja daerah di
Bhumisambara 755-782) 782-801
• Sri Maharaja Samaratungga (Samaragrawira) 801-846
• Pramodawardhani (Sri Kahulunan) menikah dengan Rakai Pikatan
• Rakai Panunggalan Lingganagarottama (Prabhu Dyah Panunggalan
Bhimaparakrama Linggaprawita Jawabhumandala) 782-800
• Rakai Warak Dyah Watukura Lingganarottama Satyajayabhumi 800-819
• Rakai Garung Dang Rakarayan Patapan Pu Palar 819-840
• Rakai Pikatan Dyah Kamulyan Sang Prabhu Linggeswara Sakalabhumandala
840-856
• Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (Sri Maharaja Kayuwangi Tunggalkawasa
Sakalabhumi / Sri Maharaja Rakai Kayuwangi Sri Sajanotsawatungga) 856-886
• Sri Maharaja Gurunwangi Dyah Saladu & Rakai Gurunwangi Dyah Ranumanggala
886-890
• Sri Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra 890-896
• Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (Pu Tguh!) 896-898
• Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambhu (Sri
Iswarakesawa Samarottungga) 898-910
• Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya (Rakai Kalungwarak Pu
Daksa) 910-919
10. Nama raja Mataram dari Dinasti Syailendra
• Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodong Sri Sajjana Sanmattanuragatunggadewa 919-
924
• Sri Maharaja Rakai Pangkaja/Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamotungga 924-929
• Sri Maharaja Rakai Hino Pu Sindok Sri Isanawikramadharmotunggadewa 929-947
• Rani Sri Isanatunggawijaya & Sri Lokapala 947-960
• Sri Maharaja Makutawangsawardhana 960-980
• Sri Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa (Sang Apanji
Wijayamertawardhana) 980-1016
• Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramotunggadewa 1019-1043
11. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik
Terima Kasih
Please keep this slide for attribution