Dokumen ini berisi diskusi mengenai penggunaan herbal untuk mengobati impotensi dan gejala menopause. Ada beberapa pertanyaan dari peserta diskusi mengenai kontraindikasi Black cohosh, jenis impotensi yang dapat diobati Tribulus terrestris, interaksi Tribulus terrestris dengan obat konvensional, dan saran untuk pasien yang mengeluh impotensi psikologis.
1. Hasil Diskusi “Herbal Medicine For Tourism”
Materi : Impotensi dan Menopause
Tanggal : 5 November 2010
1. Pety Wulandari (1008515051)
Pertanyaan :
Bisa dijelaskan mengenai kontraindikasi Black cohosh, yang dikontraindikasikan pada
kehamilan dan anak-anak di bawah 12 tahun, padahal indikasi obat Black cohosh adalah
untuk mengobati gejala menopause?
Jawaban :
Kontraindikasi adalah suatu petunjuk yang menunjukkan suatu obat tidak boleh
digunakan pada pasien tertentu. Kontraindikasi mungkin disebabkan akibat keadaaan
penyakit si pasien, hipersensitivitas terhadap obat, atau terjadi interaksi atau terjadi interaksi
dengan bahan obat lain yang sedang dipakai (Ansel, 2005).
Dalam hal ini tanaman herbal Black cohosh pada dasarnya digunakan untuk menangani
sindrome klimakterik (termasuk yang terjadi pada masa premenopause, menopause dan
pascamenopause). Masa pramenopause terjadi dalam kurun waktu 4-5 tahun sebelum
menopause. Pada masa ini masih terdapat peluang terjadinya kehamilan pada pasien. Jadi
penggunaan Black cohosh pada pasien hamil dikontraindikasikan. Karena ketika Black
cohosh digunakan selama kehamilan dapat berpotensi untuk merangsang kontraksi rahim.
Sedangkan pada kasus anak usia dibawah 12 tahun, bahwa menstruasi dapat terjadi
pada anak usia dibawah 12 tahun. Sedangkan Black cohosh sendiri, selain dapat digunakan
menangani sindrom klimakterik dapat pula digunakan untuk mengobati nyeri haid. Sehingga
dikontraindikasikan penggunaan Black cohosh pada anak dibawah 12 tahun yang mengalami
nyeri haid pada saat menstruasi.
2. Parmana (1008515018)
Pertanyaan :
Jenis impotensi ada 3, yaitu impotensi organik (impotensi essensial), impotensi
fungsional dan impotensi psikis. Tribulus terrestris dapat menangani jenis impotensi yang
mana?
2. Jawaban :
Protodioscin yang terkandung dalam ekstrak Tribulus terrestris dapat meningkatkan
durasi ereksi penis dan meningkatkan ejakulasi pada pria dan memberikan kontribusi bagi
perbaikan sirkulasi darah serta sistem transportasi oksigen, dengan cara meningkatkan level
dehydroepiandrosterone (DHEA) untuk membentuk testosteron atau dihidrotestosteron
(DHT) yang berperan penting dalam fungsi ereksi.
Tribulus terestris dapat digunakan pada ketiga jenis impotensi, karena pada dasarnya
pengobatan impotensi adalah melancarkan sirkulasi darah terutama ke daerah penis. Namun
penggunaan obat herbal ini berbeda-beda tergantung pada jenis impotensi yang diderita oleh
pasien. Pada penanganan impotensi organik, dimana pasien sama sekali tidak memiliki
kemampuan ereksi, pengobatan dengan tanaman obat hanya diarahkan untuk memperlancar
peredaran darah dan mengurangi sumbatan pembuluh darah dan mengaktifkan fungsi syaraf
yang terganggu. Namun pengobatan dengan herbal ini harus didukung oleh pengobatan
tradisional lain seperti pijat terapi dan akupuntur.
Pada penanganan impotensi fungsional, dimana penyebabnya adalah faktor-faktor
patologis atau penyakit gangguan hormon, komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian
obat-obatan dan alkohol, pengobatan dengan tanaman hanya dapat digunakan dengan tujuan
sebagai penyegar, tonik serta meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan impotensi
gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri atau merasa
disepelekan, kebosanan dan perasaan takut atau was-was. Dalam hal ini pengobatan secara
psikologis lebih diutamakan, namun pengobatan dengan herbal dapat digunkan untuk
mendukung terapi psikologi ini.
3. Herleeyana Meriyani (1008515012)
Pertanyaan :
Bagaimana jika obat herbal Tribulus terrestris diberikan bersamaan dengan obat
antihipertensi atau obat antidiabetes konvensional, sedangkan pada herbal Tribulus terrestris
dapat diketahui terdapat indikasi tambahan yaitu dapat menurunkan tekanan darah dan kadar
gula darah. Apakah dapat meningkatkan efek hipotensi atau hipoglikemi?
Jawaban :
3. Ada tidaknya penurunan tekanan darah (efek hipotensi) yang dihasilkan dari
penggunaan bersama antara Tribulus terrestris dengan obat antihipertensi, tergantung dari
jenis obat yang diajak berinteraksi. Menurut Philips (2005), bahwa dapat terjadi penurunan
tekanan darah paling tinggi pada pemakaian bersamaan Tribulus terrestris dengan
pyrilamine, dibandingkan dengan penggunaan tribulus tunggal, maupun penggunaan bersama
antara Tribulus terrestris dengan propanolamine atau chlorisondamine. Tribulus terrestris
juga memiliki kemampuan menurunkan kadar gula darah, sehingga bila digunakan bersama
dengan obat antidiabetes konvensional dapat memungkinkan terjadinya hipoglikemi.
4. IGAM Susanti (1008515043)
Pertanyaan :
Bagaimana pendapat anda sebagai apoteker ketika ada pasien datang ke apotek yang
mengeluh impoten psikologis? Terapi serta informasi apa yang dapat diberikan?
Jawaban :
Impoten psikologis dapat disebabkan oleh hal-hal yang bersifat kejiwaan seperti
gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri atau merasa
disepelekan, kebosanan atau rutinitas dan perasaan takut atau was-was.
Sebagai seorang apoteker untuk pengobatan impotensi ini pertama dilakukan dengan
pendekatan psikologi, misalnya adalah mengembalikan mood pasien terlebih dahulu. Hal ini
dapat dilakukan dengan melalui pemberian terapi relaksasi dengan aroma terapi. Diharapkan
dengan pemberian aroma terapi ini dapat meningkatkan mood pasien sehingga memperbaiki
kondisi impotensi pasien. Selain penanganan dengan terapi psikologi, pengobatan dengan
tanaman obat, dalam hal ini Tribulus terrestris juga diperlukan, dengan tujuan untuk
menyertai penyembuhan secara psikologis.