SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
86
Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai …
SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN DAERAH
Pujiati Utami
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto
ABSTRAK
akanan yang aman adalah makanan yang bebas dari cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
dengan kata lain makanan yang aman adalah makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dari aspek kesehatan dan kenyamanan bathiniah. Sehubungan dengan
kenyamanan bathiniah tersebut adalah produk pangan dapat dibedakan antara yang halal dan
haram. Dalam Islam panduan dalam mengkonsumsi makanan sudah diatur dalam QS Al
Baqarah: 168, yang artinya : “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
PENDAHULUAN
Pangan adalah kebutuhan
pokok manusia yang hakiki untuk
dapat hidup. Undang-Undang No 7
Tahun 1996 tentang pangan
menyebutkan bahwa pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia
yang pemenuhannya menjadi hak asasi
setiap rakyat Indonesia dalam
mewujudkan sumber daya manusia
berkualitas untuk melaksanakan
pembangunan nasional (Tjahjadi,
2003). Hal tersebut mengisyaratkan
kita bahwa betapa pentingnya masalah
pangan untuk ditangani dan
merupakan tanggung jawab semua
pihak.
Masalah pangan tidak terlepas
dari berbagai subsistem yang saling
berhubungan mulai dari subsistem
ketersediaan pangan, distribusi pangan,
konsumsi pangan, kewaspadaan
pangan sampai bagaimana
pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung program ketahanan
pangan dapat dilakukan (Sulistyowati,
2003). Berkaitan dengan persoalan
tersebut, keamanan pangan di
Indonesia merupakan bagian dari
ketahanan pangan. Pada aspek
M
87
AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95
kebijakan keamanan pangan tersebut
diarahkan agar masyarakat menjadi
terjamin dan aman mengkonsumsi
pangan terhadap adanya residu dan
cemaran lainnya. Selain itu masyarakat
dapat mengkonsumsi pangan dari
berbagai produk sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing
(Moerad, 2002).
Makanan yang aman adalah
makanan yang bebas dari cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang
mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia
dengan kata lain makanan yang aman
adalah makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dari aspek
kesehatan dan kenyamanan bathiniah.
Sehubungan dengan kenyamanan
bathiniah tersebut adalah produk
pangan dapat dibedakan antara yang
halal dan haram. Dalam Islam
panduan dalam mengkonsumsi
makanan sudah diatur dalam QS Al
Baqarah: 168, yang artinya : “Hai
sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan; karena sesungguhnya setan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” Selain itu
terdapat juga dalam hadist Rasullullah
SAW yang diriwayatkan oleh Muslim,
yang artinya “Yang halal itu sudah jelas
dan yang haram pun sudah jelas; dan di
antara keduanya ada hal-hal yang
musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak
jelas halal haramnya), kebanyakan manusia
tidak mengetahui hukumnya. Barangsiapa
hati-hati dari perkara syubhat, sungguh ia
telah menyelamatkan agama dan harga
dirinya.”
Di Indonesia masalah
kehalalan itu sangat penting karena
sebagian besar konsumennya adalah
kalangan muslim dimana secara
statistik lebih dari 80% penduduk
Indonesia beragama Islam. Kegiatan
mengkonsumsi suatu bahan pangan
bagi seorang muslim tidak hanya
sekedar untuk memenuhi rasa lapar
tetapi lebih dari itu yaitu bentuk ibadah
kepada Sang Khaliq.
Makanan halal merupakan
kebutuhan yang mutlak bagi setiap
muslim, karena harus mengikuti ajaran
agamanya. Kebutuhan akan makanan
88
Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai …
yang halal sekaligus juga menjadi Hak
Asasi Manusia yang diakui
keberadaanya sehingga harus dijamin
dan dilindungi oleh semua pihak secara
bertanggungjawab. Maka mendapatkan
pangan yang halal di pasar bebas bagi
orang yang memeluk agama (Islam)
secara otomatis merupakan salah satu
HAM yang harus pula dilindungi.
Dalam hal ini, informasi yang jelas
tentang kandungan bahan yang
disajikan pada label kemasan
merupakan aplikasi dari HAM ini
untuk melindungi masyarakat dalam
memilih produk yang terjamin
kehalalannya sekaligus sebagai HAM
dalam menjalankan agama yang
dipeluknya.
PENTINGNYA SERTIFIKAT
HALAL
Dewasa ini masalah pangan
halal telah menjadi bagian dari isu
global menyusul adanya temuan bahwa
beberapa produk olahan terindikasikan
mengandung bahan baku berasal dari
bahan haram. Realitas ini menyadarkan
umat Islam bahwa untuk mengetahui
kehalalan suatu produk membutuhkan
pengkajian dan penelitian yang
mendalam. Berangkat dari hal tersebut
dikembangkan sistem sertifikasi halal
yang outputnya adalah diterbitkannya
sertifikat halal untuk produk-produk
yang telah memenuhi standar halal.
Dengan adanya sertifikat halal
dimaksudkan agar konsumen muslim
terlindungi dari produk-produk yang
tidak halal (Apriyatono, 2003)
Produk halal adalah produk
yang memenuhi syarat kehalalan sesuai
dengan syari'at Islam, yaitu : tidak
mengandung babi dan bahan yang
berasal dari babi, semua bahan yang
berasal dari hewan halal yang
disembelih menurut tata cara syari'at
Islam, semua tempat penyimpanan,
tempat penjualan, pengolahan, tempat
pengelolaan dan transportasinya tidak
digunakan untuk babi. Jika pernah
digunakan untuk babi atau barang
tidak halal lainnya terlebih dulu harus
dibersihkan dengan tata cara yang
diatur menurut syari'at Islam dan
semua makanan dan minuman yang
tidak mengandung khamar.
89
AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95
Dari sisi produsen sertifikat
halal mempunyai peran antara lain; (1)
sebagai pertanggungjawaban produsen
kepada konsumen muslim, mengingat
masalah halal merupakan bagian dari
prinsip hidup muslim, (2) meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan konsumen,
(3) meningkatkan citra dan daya saing
perusahaan, dan (4) sebagai alat
pemasaran serta untuk memperluas
area pemasaran.
Legalisasi halal terhadap setiap
produk pangan sangat diperlukan demi
terciptanya ketentraman bathin
masyarakat dalam memilih produk
pangan yang dikehendaki. Dalam hal
ini, pemerintah bertanggungjawab
dalam pelaksanaan legalisasi halal,
tidak terbatas pada pemberian instruksi
kepada para pengusaha untuk
mencantumkan label halal pada
produknya, tetapi perlu melalukan
pengujian dan pengawasan terhadap
setiap produk pangan yang beredar di
seluruh wilayah negara kita. Disamping
itu, pemerintah juga harus
memberikan kebebasan kepada
masyarakat dan instansi-instansi
terkait, seperti lembaga-lembaga
penelitian dan perguruan tinggi, untuk
ikut mengawasi semua produk pangan
yang beredar di masyarakat.
Kesadaran para pengusaha
produk makanan maupun minuman
untuk mencantumkan label halal pada
produknya lebih disebabkan pada
realitas banyaknya konsumen umat
Islam. Masalah ini yang selanjutnya
memunculkan banyak pengusaha yang
asal mencantumkan label halal, tanpa
prosedur yang disyaratkan berdasarkan
sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
obatan, dan kosmetika-Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM-MUI) berdasarkan
UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Pangan dan Undang-undang (UU)
Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan Konsumen. Legalisasi
Halal yang berupa Sertifikasi Halal
terhadap suatu produk pangan bukan
sekedar jaminan terhadap ketentraman
konsumen, tetapi juga jaminan bahwa
produknya akan semakin dibeli oleh
konsumen.
90
Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai …
PRODUK OLAHAN
KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN
Dalam rangka upaya
pembangunan ekonomi daerah,
inventarisasi potensi wilayah (daerah)
mutlak diperlukan agar dapat
ditetapkan kebijakan pola
pengembangan baik secara sektoral
maupun secara multisektoral. Salah
satu langkah inventarisasi potensi
ekonomi daerah adalah dengan
menginventarisasi produk unggulan
daerah. Produk unggulan daerah,
khususnya produk olahan komoditas
pertanian unggulan daerah,
menggambarkan kemampuan daerah
menghasilkan produk, menciptakan
nilai, memanfaatkan sumber daya
secara nyata, memberi kesempatan
kerja, mendatangkan pendapatan bagi
masyarakat maupun pemerintah,
memiliki prospek untuk meningkatkan
produktivitas dan investasinya.
Sebuah produk dikatakan
unggul jika memiliki daya saing
sehingga mampu untuk menangkal
produk pesaing di pasar domestik dan
atau menembus pasar ekspor
(Anonim, 2000). Sementara menurut
Ahmadjayadi (2001), produk unggulan
daerah adalah produk yangmemiliki
ciri khas dan keunikan yang tidak
dimiliki daerah lain, berdaya saing
handal, memberikan peluang
kesempatan kerja kepada masyarakat
luas dan berorientasi ramah
lingkungan.
Produk olahan komoditas
pertanian digolongkan dalam subsistem
agroindustri, yang merupakan suatu
kegiatan merencanakan pengembangan
produk, pengembangan pascapanen
hingga ke tingkat pengolahan lanjut
demi peningkatan kualitas produk.
Agroindustri juga dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sangat luas,
dimulai dari pengadaan dan penyaluran
saprodi hingga memasarkan produk-
produk yang dihasilkan baik oleh petani
maupun agroindustri (Departemen
Pertanian, 1994).
Kegiatan agroindustri pada
beberapa tahun terakhir ini juga
dikembangkan di Kabupaten
Banyumas. Sektor tersebut dapat
memberikan lapangan pekerjaan yang
91
AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95
lebih luas bagi masyarakat sekitar, dapat
meningkatkan nilai tambah dari bahan
baku pertanian yang digunakan serta
dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pada
umumnya (Utami dan Pujiharto, 2007).
Dari beragam jenis unit usaha
agroindustri yang ada di Kabupaten
Banyumas, banyak yang menggunakan
ubikayu sebagai bahan baku utamanya.
Jenis produk yang dihasilkan dari
ubikayu sangat beragam, antara lain :
tapioka, ceriping ubikayu, kelanting,
dan getuk goreng. Getuk goreng
merupakan makanan tradisional khas
daerah Banyumas dengan sentra
produksi di Kecamatan Sokaraja.
Getuk goreng yang menjadi
salah satu produk olahan komoditas
pertanian unggulan dan khas
Kabupaten Banyumas, telah ada sejak
tahun 1918. Menurut Watemin dan
Utami (2006), proses pembuatan getuk
goreng Sokaraja relatif sederhana.
Ubikayu dikupas, dicuci lalu dikukus.
Setelah itu ditumbuk hingga halus dan
dibuang seratnya. Pada waktu
menumbuk, secara bertahap getuk
diberi gula kelapa yang telah dicairkan.
Setelah halus, getuk tersebut diletakkan
di meja yang telah ditaburi tepung
beras, kemudian digilas dengan
menggunakan bambu. Lempengan
getuk diiris kecil dengan ukuran 3 cm x
3 cm x 2 cm. Selanjutnya digoreng
dengan dilapisi adonan tepung beras
yang encer. Setelah berwarna
kecoklatan, getuk yang telah digoreng
kemudian diangkat dari penggorengan
dan ditiriskan. Untuk mempertahankan
citra tradisional, tempat mengemas
getuk goreng menggunakan besek yang
berasal dari anyaman bambu dengan
bebagai ukuran. Ukuran besek
digunakan adalah ukuran 0,5 kg dan 1
kg. Setelah dingin getuk goreng dapat
dikemas dalam besek berbagai ukuran.
SERTIFIKASI HALAL PADA
PRODUK OLAHAN
KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN DAERAH
Berdasarkan peraturan yang
berlaku, label halal yang dicantumkan
dalam suatu produk pangan dalam
kemasan harus didasarkan atas sertifikat
halal yang dimiliki oleh produk yang
92
Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai …
bersangkutan dimana sertifikat halal
tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang yaitu LPPOM MUI.
Untuk produk pangan hasil
industri kecil, masih bermasalah karena
masih cukup banyak yang
mencantumkan label halal walaupun
sebetulnya belum mendapatkan
sertifikat halal dari MUI, sebagian lagi
sudah didasarkan atas sertifikat halal
yang diperoleh dari MUI. Hal ini terjadi
karena ketidakfahaman industri kecil
dalam masalah sertifikasi halal. Oleh
karena dibutuhkan pengetahuan kita
dalam menilai apakah produk pangan
industri kecil ini diragukan kehalalannya
atau tidak.
Dalam prakteknya, proses
sertifikasi halal untuk produk olahan
komoditas pertanian adalah sebagai
berikut :
1. Setiap produsen yang mengajukan
Sertifikat Halal bagi produknya,
harus mengisi formulir yang telah
disediakan dengan melampirkan :
a. Spesifikasi dan sumber bahan
baku, bahan tambahan dan
bahan penolong serta bagan alir
proses dilakukan sesuai dengan
hukum Islam
b. Bahan yang berasal dari hewani
atau bagiannya maka harus
dilampiri dengan surat
keterangan dari Rumah Potong
Hewan (RPH) yang
menjelaskan bahwa
pemotongan hewan dilakukan
sesuai dengan hukum Islam.
c. Sistem halal termasuk panduan
halal dan prosedur baku
pelaksanaan, bahan, serta
dokumen lain yang dapat
mendukung kehalalan
produknya.
2. Tim Auditor LP POM MUI
melakukan pemeriksaan/audit ke
lokasi produsen setelah formulir
beserta lampiran-lampirannya
dikembalikan ke LP POM MUI
3. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil
laboratoirum dievaluasi dalam rapat
ahli LP POM MUI. Jika memenuhi
syarat, diajukan pada rapat Komisi
Fatwa MUI untuk diputuskan status
kehalalannya.
93
AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95
4. Rapat Komisi Fatwa dapat menolak
suatu produk jika belum memenuhi
syarat-syarat Syari'ah
5. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh
MUI setelah mendengar keputusan
rapat Komisi Fatwa MUI.
6. Perusahaan yang produknya telah
mendapatkan Sertifikat Halal, harus
mengangkat Internal Halal Auditor
untuk mengawasi sistem produk
halal pada produk mereka. Jika
kemudian ada perubahan dalam
penggunaan bahan baku, bahan
penolong, atau bahan tambahan
pada proses produksinya Internal
Auditor diwajibkan segera melapor
untuk mendapat persetujuan/tidak
keberatan atas penggunaannya.
Berikut ini adalah alur yang
biasanya digunakan dalam sertifikasi
halal :
94
Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai …
PENUTUP
Di Indonesia masalah
kehalalan itu sangat penting karena
sebagian besar konsumennya adalah
kalangan muslim dimana secara
statistik lebih dari 80% penduduk
Indonesia beragama Islam. Kegiatan
mengkonsumsi suatu bahan pangan
bagi seorang muslim tidak hanya
sekedar untuk memenuhi rasa lapar
tetapi lebih dari itu yaitu bentuk ibadah
kepada Sang Khaliq.
Makanan halal merupakan
kebutuhan yang mutlak bagi setiap
muslim, karena harus mengikuti ajaran
agamanya. Kebutuhan akan makanan
yang halal sekaligus juga menjadi Hak
Asasi Manusia yang diakui
keberadaanya sehingga harus dijamin
dan dilindungi oleh semua pihak secara
bertanggungjawab. Maka mendapatkan
pangan yang halal di pasar bebas bagi
orang yang memeluk agama (Islam)
secara otomatis merupakan salah satu
HAM yang harus pula dilindungi.
Dalam hal ini, informasi yang jelas
tentang kandungan bahan yang
disajikan pada label kemasan
merupakan aplikasi dari HAM ini
untuk melindungi masyarakat dalam
memilih produk yang terjamin
kehalalannya sekaligus sebagai HAM
dalam menjalankan agama yang
dipeluknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadjayadi Cahyana, 2001. Profil
Produk Unggulan Daerah.
Kabupaten Purbalingga.
Anonim, 2000. Analisis Produk Unggulan.
Undip. Semarang.
Apriyantono Anton. 2003. Alternatif
pengembangan Sistem Sertifikasi
Halal. www.indohalal.com.
Departemen Pertanian, 1994.
Moerad, B., 2002. Penerapan Jaminan
Keamanan Dan Mutu Produk
Pangan Asal Hewan. Pelatihan
Penerapan HACCP. Jakarta.
Sulistyowati, A. 2003. Dapatkah
Konsumen Mempengaruhi Mutu
Dan Ketersediaan Pangan di Era
Pasar Global.Wacana ELSPPAT
Edisi 27/VI April-Mei
2003. Jakarta.
Tjahjadi, D. 2003. Pentingnya Sosialisasi
Ketahanan Pangan.
www.suarapembaruan.Com.
95
AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95
Utami Pujiati dan Pujiharto, 2007.
Identifikasi Profil Agroindustri Di
Kabupaten Banyumas. Laporan
Penelitian. Fakukltas Pertanian
UMP. Purwokerto.
Watemin dan Utami Pujiati, 2006.
Analisis Nilai Tambah
Agroindustri Getuk Goreng Di
Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas. Laporan Penelitian.
Fakultas Pertanian UMP.
Purwokerto.

More Related Content

Similar to SERHAL

Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan HalalPengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan HalalJarwadi MJ
 
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejatiekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejatiAlfaRohmatin
 
MPH KEL 3.pptx
MPH KEL 3.pptxMPH KEL 3.pptx
MPH KEL 3.pptxALFINNAJID
 
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAM
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAMISU MAKANAN HALAL DAN HARAM
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAMtaufikjohan
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Ruyung Movia
 
Menjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPHMenjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPHBimo Prasetio
 
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptx
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptxHUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptx
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptxFitrianiChairunnisaa
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamcupian amir zaelani
 
Produk jaminan halal
Produk jaminan halalProduk jaminan halal
Produk jaminan halalAgil Winarko
 
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfadhehilda1
 
Isi Buku Sertifikasi Halal.ppt
Isi Buku Sertifikasi Halal.pptIsi Buku Sertifikasi Halal.ppt
Isi Buku Sertifikasi Halal.pptkallistaEstifada1
 
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055retnoduwi
 
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055retnoduwi
 
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANANPENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANANaldika wau, SH,MH ALDIKA
 
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdfSERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdfrizkyhusein1
 
Notes frozen desserts item_KSKV 2018
Notes frozen desserts item_KSKV 2018Notes frozen desserts item_KSKV 2018
Notes frozen desserts item_KSKV 2018Marzyah Omar
 

Similar to SERHAL (20)

Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan HalalPengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
Pengenalan Sertifikat Halal MUI dan Sistem Jaminan Halal
 
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejatiekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
ekonomi menjadi salah satu pencaharian sejati
 
MPH KEL 3.pptx
MPH KEL 3.pptxMPH KEL 3.pptx
MPH KEL 3.pptx
 
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAM
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAMISU MAKANAN HALAL DAN HARAM
ISU MAKANAN HALAL DAN HARAM
 
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM
 
seminar proposal.pptx
seminar proposal.pptxseminar proposal.pptx
seminar proposal.pptx
 
Menjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPHMenjamin industri halal melalui UU JPH
Menjamin industri halal melalui UU JPH
 
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
 
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptx
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptxHUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptx
HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN FARMASI.pptx
 
akadusyifa
akadusyifaakadusyifa
akadusyifa
 
PANG4413-M1.pdf
PANG4413-M1.pdfPANG4413-M1.pdf
PANG4413-M1.pdf
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
Produk jaminan halal
Produk jaminan halalProduk jaminan halal
Produk jaminan halal
 
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdfHACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
HACCP dan Implementasinya Dalam Industri Pangan.pdf
 
Isi Buku Sertifikasi Halal.ppt
Isi Buku Sertifikasi Halal.pptIsi Buku Sertifikasi Halal.ppt
Isi Buku Sertifikasi Halal.ppt
 
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
 
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen childa k g34090055
 
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANANPENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
PENGATURAN TULISAN LABEL DALUARSA PRODUK OBAT DAN MAKANAN
 
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdfSERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
SERTIFIKASI HALAL DAN REGULASI TERBARU.pdf
 
Notes frozen desserts item_KSKV 2018
Notes frozen desserts item_KSKV 2018Notes frozen desserts item_KSKV 2018
Notes frozen desserts item_KSKV 2018
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 

Recently uploaded (12)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 

SERHAL

  • 1. 86 Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai … SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto ABSTRAK akanan yang aman adalah makanan yang bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia dengan kata lain makanan yang aman adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari aspek kesehatan dan kenyamanan bathiniah. Sehubungan dengan kenyamanan bathiniah tersebut adalah produk pangan dapat dibedakan antara yang halal dan haram. Dalam Islam panduan dalam mengkonsumsi makanan sudah diatur dalam QS Al Baqarah: 168, yang artinya : “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” PENDAHULUAN Pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang hakiki untuk dapat hidup. Undang-Undang No 7 Tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional (Tjahjadi, 2003). Hal tersebut mengisyaratkan kita bahwa betapa pentingnya masalah pangan untuk ditangani dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Masalah pangan tidak terlepas dari berbagai subsistem yang saling berhubungan mulai dari subsistem ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan, kewaspadaan pangan sampai bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program ketahanan pangan dapat dilakukan (Sulistyowati, 2003). Berkaitan dengan persoalan tersebut, keamanan pangan di Indonesia merupakan bagian dari ketahanan pangan. Pada aspek M
  • 2. 87 AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95 kebijakan keamanan pangan tersebut diarahkan agar masyarakat menjadi terjamin dan aman mengkonsumsi pangan terhadap adanya residu dan cemaran lainnya. Selain itu masyarakat dapat mengkonsumsi pangan dari berbagai produk sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (Moerad, 2002). Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia dengan kata lain makanan yang aman adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari aspek kesehatan dan kenyamanan bathiniah. Sehubungan dengan kenyamanan bathiniah tersebut adalah produk pangan dapat dibedakan antara yang halal dan haram. Dalam Islam panduan dalam mengkonsumsi makanan sudah diatur dalam QS Al Baqarah: 168, yang artinya : “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” Selain itu terdapat juga dalam hadist Rasullullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya “Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas; dan di antara keduanya ada hal-hal yang musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halal haramnya), kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barangsiapa hati-hati dari perkara syubhat, sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga dirinya.” Di Indonesia masalah kehalalan itu sangat penting karena sebagian besar konsumennya adalah kalangan muslim dimana secara statistik lebih dari 80% penduduk Indonesia beragama Islam. Kegiatan mengkonsumsi suatu bahan pangan bagi seorang muslim tidak hanya sekedar untuk memenuhi rasa lapar tetapi lebih dari itu yaitu bentuk ibadah kepada Sang Khaliq. Makanan halal merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap muslim, karena harus mengikuti ajaran agamanya. Kebutuhan akan makanan
  • 3. 88 Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai … yang halal sekaligus juga menjadi Hak Asasi Manusia yang diakui keberadaanya sehingga harus dijamin dan dilindungi oleh semua pihak secara bertanggungjawab. Maka mendapatkan pangan yang halal di pasar bebas bagi orang yang memeluk agama (Islam) secara otomatis merupakan salah satu HAM yang harus pula dilindungi. Dalam hal ini, informasi yang jelas tentang kandungan bahan yang disajikan pada label kemasan merupakan aplikasi dari HAM ini untuk melindungi masyarakat dalam memilih produk yang terjamin kehalalannya sekaligus sebagai HAM dalam menjalankan agama yang dipeluknya. PENTINGNYA SERTIFIKAT HALAL Dewasa ini masalah pangan halal telah menjadi bagian dari isu global menyusul adanya temuan bahwa beberapa produk olahan terindikasikan mengandung bahan baku berasal dari bahan haram. Realitas ini menyadarkan umat Islam bahwa untuk mengetahui kehalalan suatu produk membutuhkan pengkajian dan penelitian yang mendalam. Berangkat dari hal tersebut dikembangkan sistem sertifikasi halal yang outputnya adalah diterbitkannya sertifikat halal untuk produk-produk yang telah memenuhi standar halal. Dengan adanya sertifikat halal dimaksudkan agar konsumen muslim terlindungi dari produk-produk yang tidak halal (Apriyatono, 2003) Produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari'at Islam, yaitu : tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi, semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syari'at Islam, semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan transportasinya tidak digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya terlebih dulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari'at Islam dan semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar.
  • 4. 89 AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95 Dari sisi produsen sertifikat halal mempunyai peran antara lain; (1) sebagai pertanggungjawaban produsen kepada konsumen muslim, mengingat masalah halal merupakan bagian dari prinsip hidup muslim, (2) meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen, (3) meningkatkan citra dan daya saing perusahaan, dan (4) sebagai alat pemasaran serta untuk memperluas area pemasaran. Legalisasi halal terhadap setiap produk pangan sangat diperlukan demi terciptanya ketentraman bathin masyarakat dalam memilih produk pangan yang dikehendaki. Dalam hal ini, pemerintah bertanggungjawab dalam pelaksanaan legalisasi halal, tidak terbatas pada pemberian instruksi kepada para pengusaha untuk mencantumkan label halal pada produknya, tetapi perlu melalukan pengujian dan pengawasan terhadap setiap produk pangan yang beredar di seluruh wilayah negara kita. Disamping itu, pemerintah juga harus memberikan kebebasan kepada masyarakat dan instansi-instansi terkait, seperti lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi, untuk ikut mengawasi semua produk pangan yang beredar di masyarakat. Kesadaran para pengusaha produk makanan maupun minuman untuk mencantumkan label halal pada produknya lebih disebabkan pada realitas banyaknya konsumen umat Islam. Masalah ini yang selanjutnya memunculkan banyak pengusaha yang asal mencantumkan label halal, tanpa prosedur yang disyaratkan berdasarkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat- obatan, dan kosmetika-Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen. Legalisasi Halal yang berupa Sertifikasi Halal terhadap suatu produk pangan bukan sekedar jaminan terhadap ketentraman konsumen, tetapi juga jaminan bahwa produknya akan semakin dibeli oleh konsumen.
  • 5. 90 Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai … PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN Dalam rangka upaya pembangunan ekonomi daerah, inventarisasi potensi wilayah (daerah) mutlak diperlukan agar dapat ditetapkan kebijakan pola pengembangan baik secara sektoral maupun secara multisektoral. Salah satu langkah inventarisasi potensi ekonomi daerah adalah dengan menginventarisasi produk unggulan daerah. Produk unggulan daerah, khususnya produk olahan komoditas pertanian unggulan daerah, menggambarkan kemampuan daerah menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumber daya secara nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah, memiliki prospek untuk meningkatkan produktivitas dan investasinya. Sebuah produk dikatakan unggul jika memiliki daya saing sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestik dan atau menembus pasar ekspor (Anonim, 2000). Sementara menurut Ahmadjayadi (2001), produk unggulan daerah adalah produk yangmemiliki ciri khas dan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain, berdaya saing handal, memberikan peluang kesempatan kerja kepada masyarakat luas dan berorientasi ramah lingkungan. Produk olahan komoditas pertanian digolongkan dalam subsistem agroindustri, yang merupakan suatu kegiatan merencanakan pengembangan produk, pengembangan pascapanen hingga ke tingkat pengolahan lanjut demi peningkatan kualitas produk. Agroindustri juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sangat luas, dimulai dari pengadaan dan penyaluran saprodi hingga memasarkan produk- produk yang dihasilkan baik oleh petani maupun agroindustri (Departemen Pertanian, 1994). Kegiatan agroindustri pada beberapa tahun terakhir ini juga dikembangkan di Kabupaten Banyumas. Sektor tersebut dapat memberikan lapangan pekerjaan yang
  • 6. 91 AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95 lebih luas bagi masyarakat sekitar, dapat meningkatkan nilai tambah dari bahan baku pertanian yang digunakan serta dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya (Utami dan Pujiharto, 2007). Dari beragam jenis unit usaha agroindustri yang ada di Kabupaten Banyumas, banyak yang menggunakan ubikayu sebagai bahan baku utamanya. Jenis produk yang dihasilkan dari ubikayu sangat beragam, antara lain : tapioka, ceriping ubikayu, kelanting, dan getuk goreng. Getuk goreng merupakan makanan tradisional khas daerah Banyumas dengan sentra produksi di Kecamatan Sokaraja. Getuk goreng yang menjadi salah satu produk olahan komoditas pertanian unggulan dan khas Kabupaten Banyumas, telah ada sejak tahun 1918. Menurut Watemin dan Utami (2006), proses pembuatan getuk goreng Sokaraja relatif sederhana. Ubikayu dikupas, dicuci lalu dikukus. Setelah itu ditumbuk hingga halus dan dibuang seratnya. Pada waktu menumbuk, secara bertahap getuk diberi gula kelapa yang telah dicairkan. Setelah halus, getuk tersebut diletakkan di meja yang telah ditaburi tepung beras, kemudian digilas dengan menggunakan bambu. Lempengan getuk diiris kecil dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 2 cm. Selanjutnya digoreng dengan dilapisi adonan tepung beras yang encer. Setelah berwarna kecoklatan, getuk yang telah digoreng kemudian diangkat dari penggorengan dan ditiriskan. Untuk mempertahankan citra tradisional, tempat mengemas getuk goreng menggunakan besek yang berasal dari anyaman bambu dengan bebagai ukuran. Ukuran besek digunakan adalah ukuran 0,5 kg dan 1 kg. Setelah dingin getuk goreng dapat dikemas dalam besek berbagai ukuran. SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Berdasarkan peraturan yang berlaku, label halal yang dicantumkan dalam suatu produk pangan dalam kemasan harus didasarkan atas sertifikat halal yang dimiliki oleh produk yang
  • 7. 92 Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai … bersangkutan dimana sertifikat halal tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang yaitu LPPOM MUI. Untuk produk pangan hasil industri kecil, masih bermasalah karena masih cukup banyak yang mencantumkan label halal walaupun sebetulnya belum mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sebagian lagi sudah didasarkan atas sertifikat halal yang diperoleh dari MUI. Hal ini terjadi karena ketidakfahaman industri kecil dalam masalah sertifikasi halal. Oleh karena dibutuhkan pengetahuan kita dalam menilai apakah produk pangan industri kecil ini diragukan kehalalannya atau tidak. Dalam prakteknya, proses sertifikasi halal untuk produk olahan komoditas pertanian adalah sebagai berikut : 1. Setiap produsen yang mengajukan Sertifikat Halal bagi produknya, harus mengisi formulir yang telah disediakan dengan melampirkan : a. Spesifikasi dan sumber bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta bagan alir proses dilakukan sesuai dengan hukum Islam b. Bahan yang berasal dari hewani atau bagiannya maka harus dilampiri dengan surat keterangan dari Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjelaskan bahwa pemotongan hewan dilakukan sesuai dengan hukum Islam. c. Sistem halal termasuk panduan halal dan prosedur baku pelaksanaan, bahan, serta dokumen lain yang dapat mendukung kehalalan produknya. 2. Tim Auditor LP POM MUI melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi produsen setelah formulir beserta lampiran-lampirannya dikembalikan ke LP POM MUI 3. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratoirum dievaluasi dalam rapat ahli LP POM MUI. Jika memenuhi syarat, diajukan pada rapat Komisi Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya.
  • 8. 93 AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95 4. Rapat Komisi Fatwa dapat menolak suatu produk jika belum memenuhi syarat-syarat Syari'ah 5. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI setelah mendengar keputusan rapat Komisi Fatwa MUI. 6. Perusahaan yang produknya telah mendapatkan Sertifikat Halal, harus mengangkat Internal Halal Auditor untuk mengawasi sistem produk halal pada produk mereka. Jika kemudian ada perubahan dalam penggunaan bahan baku, bahan penolong, atau bahan tambahan pada proses produksinya Internal Auditor diwajibkan segera melapor untuk mendapat persetujuan/tidak keberatan atas penggunaannya. Berikut ini adalah alur yang biasanya digunakan dalam sertifikasi halal :
  • 9. 94 Pujiati Utami : Sertifikasi Halal Sebagai … PENUTUP Di Indonesia masalah kehalalan itu sangat penting karena sebagian besar konsumennya adalah kalangan muslim dimana secara statistik lebih dari 80% penduduk Indonesia beragama Islam. Kegiatan mengkonsumsi suatu bahan pangan bagi seorang muslim tidak hanya sekedar untuk memenuhi rasa lapar tetapi lebih dari itu yaitu bentuk ibadah kepada Sang Khaliq. Makanan halal merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap muslim, karena harus mengikuti ajaran agamanya. Kebutuhan akan makanan yang halal sekaligus juga menjadi Hak Asasi Manusia yang diakui keberadaanya sehingga harus dijamin dan dilindungi oleh semua pihak secara bertanggungjawab. Maka mendapatkan pangan yang halal di pasar bebas bagi orang yang memeluk agama (Islam) secara otomatis merupakan salah satu HAM yang harus pula dilindungi. Dalam hal ini, informasi yang jelas tentang kandungan bahan yang disajikan pada label kemasan merupakan aplikasi dari HAM ini untuk melindungi masyarakat dalam memilih produk yang terjamin kehalalannya sekaligus sebagai HAM dalam menjalankan agama yang dipeluknya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadjayadi Cahyana, 2001. Profil Produk Unggulan Daerah. Kabupaten Purbalingga. Anonim, 2000. Analisis Produk Unggulan. Undip. Semarang. Apriyantono Anton. 2003. Alternatif pengembangan Sistem Sertifikasi Halal. www.indohalal.com. Departemen Pertanian, 1994. Moerad, B., 2002. Penerapan Jaminan Keamanan Dan Mutu Produk Pangan Asal Hewan. Pelatihan Penerapan HACCP. Jakarta. Sulistyowati, A. 2003. Dapatkah Konsumen Mempengaruhi Mutu Dan Ketersediaan Pangan di Era Pasar Global.Wacana ELSPPAT Edisi 27/VI April-Mei 2003. Jakarta. Tjahjadi, D. 2003. Pentingnya Sosialisasi Ketahanan Pangan. www.suarapembaruan.Com.
  • 10. 95 AGRITECH, Vol. XIII No. 1 Juni 2011 : 86 – 95 Utami Pujiati dan Pujiharto, 2007. Identifikasi Profil Agroindustri Di Kabupaten Banyumas. Laporan Penelitian. Fakukltas Pertanian UMP. Purwokerto. Watemin dan Utami Pujiati, 2006. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Getuk Goreng Di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian UMP. Purwokerto.