2. Profil Perusahaan
Berdiri pada tahun 1966, PT. Kalbe Farma
Tbk atau Kalbe mengalami perkembangan
yang pesat dari usaha sederhana di
sebuah garasi menjadi perusahaan
farmasi terdepan di Indonesia.
• Kalbe sendiri telah melakukan langkah
akuisisi beberapa perusahaan yang
masih bergerak di lingkungan bidang
kesehatan atau biasa dikenal dengan
akuisisi horizontal.
3. Akuisisi oleh PT. Kalbe Farma Tbk.
1985
PT. Bintang Toedjoe
di bidang obat
tradisional
1992
PT. Sanghiang
Perkasa di bidang
food nutrition
1997
PT. Saka Farma
Laboratories di
bidang
laboratorium
farmasi
2008
PT. Renalmed Tiara
Utama di bidang
peralatan
kesehatan
4. Visi dan Misi
Visi
"Menjadi perusahaan produk kesehatan
Indonesia terbaik dengan skala internasional
yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat,
dan manajemen yang prima."
Misi
"Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan
yang lebih baik."
6. Laporan Laba Rugi 2019 2020 2021
Penjualan Neto 22,633 23,112 26,261
Laba Bruto 10,243 10,246 11,283
Laba Sebelum Beban Pajak 3,402 3,627 4,143
Laba Tahun Berjalan 2,537 2,799 3,232
Data Laporan Keuangan 2019 - 2021
Sumber (Annual Report PT Kalbe Farma Tbk, 2021)
Laporan Posisi Keuangan 2019 2020 2021
Total Aset 20,264 22,564 25,666
Total Ekuitas 16,705 18,276 21,265
(Dalam miliar rupiah)
8. MARKET
Kalbe memiliki jaringan distribusi
yang luas guna menjangkau wilayah
kepulauan Indonesia
• 100% rumah sakit dan apotek di
Indonesia.
• 200.000 outlet secara langsung
maupun 1 juta outlet secara tidak
langsung.
• 76 cabang di 53 kota di Indonesia.
Kalbe telah melakukan ekspor produk ke
negara Nigeria, Afrika Selatan, Uni Emirat
Arab. Sri Langka, Myanmar, Vietnam,
Filipina, Singapura, dan Malaysia
9. NPM
2019 202
0
2021
15%
10%
5%
0%
11,2%
12,1% 12,3%
Dari dukungan sumber daya yang
baik pada jaringan distribusi dan
aktivitas ekspor di beberapa
negara. Maka dapat terlihat bahwa
marjin laba bersih tahun 2019 -
2021 mengalami kenaikan.
• Tetapi kenaikan yang terjadi di
tahun 2021 relatif kecil, dimana
hanya meningkat 0,2% dari tahun
sebelumnya.
10. BUSINESS UNIT
Dalam perkembangannya, Kalbe
memiliki empat unit bisnis:
• Divisi nutrisi, pengelola produk
susu dan non susu.
• Divisi distribusi dan logistik,
pengoperasian jaringan distribusi
produk farmasi.
• Divisi obat resep, produksi obat
generik merek dan non merek.
• Divisi produk kesehatan,
pengembangan produk
multivitamin dan mineral.
Divisi Distribusi dan Logistik memberikan
kontribusi terbesar yaitu sebesar 37,1%,
diikuti oleh Divisi Nutrisi sebesar 27,3%,
Divisi Obat Resep sebesar 21,8% dan
Divisi Produk Kesehatan sebesar 13,8%.
11. Diketahui beberapa produk OTC (obat -
obatan yang dapat dibeli tanpa
menggunakan resep dokter) pada divisi
produk kesehatan memanfaatkan
fasilitas produksi yang sama dengan
divisi obat resep.
• Langkah tersebut hanya dapat
menstabilkan tingkat pengembalian
aset, namun belum dapat menaikannya
secara signifikan karena kenaikan
hanya sebesar 0,2%.
ROA
201
9
2020 202
1
15%
10%
5%
0%
12,5% 12,4% 12,6%
12. PRODUCTION
• Kalbe menyadari pentingnya
fasilitas produksi dengan standar
kualitas tinggi. Kemampuan
produksi perusahaan yang solid
didukung oleh 15 fasilitas
produksi, 13 diantaranya berada
di Indonesia dan 1 berlokasi di
Nigeria dan 1 di Myanmar.
Untuk merespon tren kebutuhan
konsumen dan meraih peluang pasar,
perusahaan secara berkelanjutan
membangun fasilitas-fasilitas produksi
baru dalam beberapa tahun terakhir.
13. Pada tahun 2019 - 2021 biaya
operasional mengalami kenaikan yang
cukup signifikan.
• Di tahun 2020, marjin laba kotor
menurun 1% karena peningkatan
pembayaran utang bank jangka pendek
dan panjang
• Di tahun 2021, marjin laba kotor
menurun 1,3% karena penyediaan
permesinan dan peralatan berbasis
ramah lingkungan
2019 2020 2021
50%
40%
30%
20%
10%
0%
45,3% 44,3% 43%
14. SUPPLY CHAIN
• Untuk aktivitas produksi, Kalbe
memerlukan bahan baku tertentu
yang terkadang sulit ditemukan
di negara Indonesia. Oleh karena
itu, perusahaan memutuskan
untuk melakukan impor bahan
baku dari luar negeri.
Perputaran persediaan masing-masing
sebesar 129 hari dan 122 hari di tahun
2021 dibandingkan 120 hari dan 101 hari
di tahun sebelumnya
15. Sebagian besar bahan baku Kalbe
diimpor, hal ini menimbulkan
dampak dalam bentuk kerentanan
terhadap fluktuasi valuta asing dan
efektivitas pengelolaan dana dalam
mengoptimalisasi penghasilan per
saham.
• Tingkat pengembalian ekuitas relatif
berjalan stabil karena penurunan
dan kenaikan rata - rata hanya 0,1%
RO
E
201
9
202
0
202
1
20%
15%
10%
5%
0%
15,2% 15,3% 15,2%
17. MARKET
STRATEGI
Perusahan dapat melakukan
perluasan pemasaran internasional
dengan fokus pada negara - negara
yang memiliki hambatan minim,
salah satunya adalah Brunei
Darusallam
KELEBIHAN
• Pasar Potensial
• Keterkaitan Ekonomi
• Kebutuhan akan Obat-
Obatan
• Dukungan Pemerintah Jalur
transportasi
18. BUSINESS UNIT
STRATEGI
Perusahaan dapat melakukan
langkah pemangkasan produk atau
penghilangan produk, utamanya
pada divisi produk kesehatan
berupa butiran yang mengalami
penurunan minat pembelian hingga
88%
19. PRODUCTION
STRATEGI
Perusahan dapat mempertimbangkan
pemilihan mesin baru yang bukan
hanya berfokus pada kecanggihan
yang ramah lingkungan, namun juga
biaya pemeliharaan mesin yang
membutuhkan tenaga profesional
sehingga dapat menambah biaya.
Budget maintenance dapat
memakan biaya operasional
sekitar 30-50% yang tergantung
dari jenis industrinya
(Kusnadi, Ari, 2011)
20. SUPPLY CHAIN
Pada 2022, PT Kalbe Farma Tbk.
(KLBF) telah mulai mengurangi
bahan baku impor dengan
menggunakan bahan baku lokal
dalam memproduksi obat-obatan.
Tetapi untuk memanfaatkan bahan
baku lokal harus dibangun fasilitas
pendukung sehingga dapat
menambah biaya.
STRATEGI
Perusahan dapat mencari investor
baik dari dalam maupun luar negeri
sebagai langkah penambahan modal
perusahaan untuk membangun
fasilitas produksi obat - obatan
dengan bahan baku lokal. Dari 30ribu
jenis tanaman yang berkhasiat di
Indonesia, baru 800 jenis yang
digunakan.