SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Download to read offline
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP
BAHAYA KEBAKARAN DI PT. PERTAMINA EP
REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH
Toto Setyono
R.0009097
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU
JAWA TENGAH
Toto Setyono*), Henry Sulistyo ST*), Tutug Bolet Atmojo**)
Tujuan : Untuk mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan dan
pengendalian terhadap bahaya kebakaran yang telah dilaksanakan oleh PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. Upaya pencegahan dan pengendalian
tersebut bertujuan untuk mengantisipasi secara dini terhadap bahaya kebakaran
sehingga tercipta lingkungan kerja yang selamat, bersih, nyaman, dan bebas dari
sumber sumber bahaya kebakaran.
Metode : Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif yaitu
dengan memberikan gambaran mengenai obyek penelitian. Data diperoleh secara
langsung dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pekerja serta
dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian
terhadap bahaya kebakaran.
Hasil : Dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu telah menyediakan sarana untuk pemadam kebakaran seperti APAR,
hydrant, mobil pemadam kebakaran, tindakan darurat, tim pemadam dan usaha-
usaha lain seperti pemasangan penyalur petir, bak pasir, tanda peringatan dan fire
blanket.
Simpulan : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu telah melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran antara lain dengan penyediaan sarana pemadam kebakaran seperti
APAR, hydrant, mobil pemadam kebakaran, tindakan darurat, tim pemadam dan
usaha-usaha lain seperti pemasangan penyalur petir, bak pasir dan papan
peringatan sebagai antisipasi dini sebagai upaya terhadap bahaya kebakaran.
Saran yang dapat diberikan adalah upaya perusahaan meningkatkan perawatan
dan pengecekan sarana tersebut dengan baik agar siap pakai apabila terjadi
kebakaran dan peningkatan pengawasaan terhadap upaya-upaya tersebut.
Kata Kunci : Pencegahan, Pengendalian Kebakaran
* Mahasiswa Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS
**Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
PREVENTION AND CONTROL OF FIRE HAZARD IN PT. PERTAMINA
EP REGION JAWA FIELD CEPU CENTRAL JAVA
Toto Setyono*), Henry Sulistyo, ST**), Tutug Bolet Atmojo, SKM**)
Objective : To know and understand about the prevention and control of fire
hazards that have been carried out by PT. Pertamina EP Cepu Field Java Region.
Prevention and control aims to anticipate an early stage of a fire hazard so as to
create a safe working environment, clean, comfortable and free from sources of
fire hazards.
Methods : The research method used is descriptive research is to provide an
overview of the research object. Data obtained directly by means of direct
observation and interviews with workers and of reference books relating to the
prevention and control of fire hazards.
Result : Of the efforts that have been made for the prevention and control of fire
hazards in the PT. Pertamina EP Cepu Field Region Java has provided a means
for extinguishing fires such as the APAR, hydrant, fire trucks, emergency
measures, fire teams and other efforts such as the installation of a lightning
arrester, a sandbox, a warning sign and fire blanket.
Conclusion : The results can be concluded that the PT. Pertamina EP Cepu Field
Java Region has implemented a fire prevention and control efforts include the
provision of facilities such as APAR fire, hydrant, fire trucks, emergency
measures, fire teams and other efforts such as the installation of a lightning
arrester, a sandbox and warning signs as anticipation of an attempt against fire.
Advice can be given is the company's efforts to improve the care and well-
checking facilities to be ready to use in case of fire and increased pengawasaan
against such efforts.
Keyword : Prevention, Fire Control
*Diploma III Students of Hiperkes dan KK FK UNS
**Diploma III Study Program of Hiperkes dan KK FK UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat melaksanakan magang di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dan menyusun laporan magang ini.
Laporan magang ini disusun berdasarkan orientasi-orientasi di berbagai unit
khususnya mengenai Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya
Kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dengan ditunjang oleh
data-data dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari pembimbing.
Atas terlaksananya Magang serta tersusunnya laporan Magang ini, penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2011-2015.
2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta periode 2011-2015 sekaligus penguji.
3. Bapak Henry Sulistyo, ST selaku pembimbing I yang telah memberi
bimbingan dan arahan kepada penulis.
4. Bapak Tutug Bolet Atmojo, SKM selaku pembimbing II yang telah memberi
bimbingan dan arahan masukan kepada penulis.
5. Ibu Salamah, selaku Ka. Jasa HR PT Pertamina EP Region Jawa Field Cepu,
yang telah menyetujui pengajuan Proposal Kerja Praktek penyusun dan
memberikan ijin untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu.
6. Bapak Sigit Isbiantoro, selaku Ka. HSE PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu.
7. Bapak Rudiyono, selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktek di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu yang telah memberikan arahan dan
memberikan ijin kepada penyusun untuk mendapatkan dan menganalisis data-
data yang diperlukan.
8. Ibu Riska Perdani, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan
memberikan ijin kepada penyusun untuk melakukan praktek pengukuran
faktor fisik di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
9. Segenap Tim di HSE yang tidak dapat dsebutkan satu persatu, terima kasih
atas informasi yang diberikan.
10. Ibu, Bapak, Adik dan saudara-saudaraku semua, terima kasih atas semua
dukungan moril.
11. Kekasih, Khairina Hidayati, terima kasih atas segala dukungan yang luar
biasa kepada penyusun selama pelaksanakan kerja praktek di PT. Pertamina
EP Region Jawa Field Cepu.
12. Teman-teman senasib sepenanggungan yang magang di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu.
13. Seluruh teman-teman seperjuangan di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan
Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan penyusun demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ini.
Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukan.
Surakarta, 12 Juli 2012
Penulis,
Toto Setyono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN............................................ iii
ABSTRAK..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 5
B. Kerangka Pemikiran.................................................................. 24
BAB III HASIL MAGANG......................................................................... 25
A. Metode Penelitian...................................................................... 25
B. Lokasi Penelitian....................................................................... 25
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ....................................... 25
D. Sumber Data.............................................................................. 26
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 26
F. Pelaksanaan............................................................................... 27
G. Analisis Data............................................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 29
B. Pembahasan............................................................................... 53
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................... 59
A. Simpulan .................................................................................. 59
B. Saran.......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Peralatan Fire Box ............................................................... 40
Tabel 2. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Truck ................................. 42
Tabel 3. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Jeep ................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Segitiga Api ................................................................................. 10
Gambar 2. Piramida Api ................................................................................ 19
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran.......................................................... 24
Gambar 4. APAR 20 Dry Chemical............................................................... 33
Gambar 5. Hydrant......................................................................................... 37
Gambar 6. Fire Jeep dan Fire Truck.............................................................. 41
Gambar 7. Papan Peringatan.......................................................................... 48
Gambar 8. Bak Pasir ...................................................................................... 49
Gambar 9. Fire Blanket dan Pelatihan Penggunaannya................................. 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Magang
Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Magang
Lampiran 3 : Daftar Presensi Mahasiswa Magang
Lampiran 4 : Kebijakan QHSE PT. Pertamina EP Field Cepu
Lampiran 5 : Diagram OPKD PT. Pertamina EP Field Cepu
Lampiran 6 : Struktur Organisasi PT. Pertamina EP
Lampiran 7 : Surat Ijin Kerja Aman
Lampiran 8 : Struktur Organisasi Tim OPKD
Lampiran 9 : Lay Out PPP PT. Pertamina EP Field Cepu
Lampiran 10 : Lay Out Hidrant PPP PT. Pertamina EP Field Cepu
Lampiran 11 : Lay Out Hidrant PT. Pertamina EP Field Cepu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pengolahan minyak dan gas bumi, maka semakin besar pula resiko bahaya
kebakaran dan kecelakaan yang mungkin timbul.
Di sini peranan K3LL sangat penting untuk menunjang keselamatan
kerja, pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta pengendalian
pencemaran lingkungan. Menurut keputusan menteri tenaga kerja No. Kep.
186/MEN/1999 penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk
mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap
perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana
penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja telah
mengantsipasi dalam hal mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
memberi jalan penyelamatan, penyelenggaraan latihan penanggulangan kebakaran
yang ditetapkan di setiap tempat kerja dari perencanaan sampai ada sanksi hukum
terhadap pelanggaran.
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu yang dalam kegiatan
eksplorasi pengambilan dan penampungan minyak mentah (crude oil) . Maka
untuk menunjang kegiatan tersebut perlu dilengkapi dan dipasang fasilitas
pemadam secara tetap dan tidak tetap untuk mencegah dan menanggulangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kebakaran. Hal ini sangat penting dan perlu mendapat perhatian dalam
melindungi aset perusahaan demi lancarnya operasi pruduksi minyak mentah
(crude oil).
Ada 3 jenis tingkatan istilah dalam bahaya kebakaran :
1. Bahaya Kebakaran Ringan
Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar rendah, sehingga menjalarnya api rendah. Contohya :
Tempat ibadah, rumah makan, sekolahan, kantor, dan rumah sakit.
2. Bahaya Kebakaran Sedang
Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sedang, sehingga menjalarnya api cukup berat.
Contohnya : Bengkel mobil, pabrik ban dan lain-lain.
3. Bahaya Kebakaran Berat
Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sangat tinggi, sehingga menjalarnya api sangat tinggi
dan cepat. Contohnya : pabrik kimia dengan tingkat kemudahan terbakar
tinggi, pabrik bahan peledak dan lain-lain.
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu termasuk dalam jenis
kebakaran tingkat tinggi karena memproduksi bahan-bahan yang mudah
meledak terutama pada bagian penampungan minyak mentah (crude oil).
Berdasarkan dari uraian di atas maka prektek kerja lapangan ini akan
membahas tentang Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya Kebakaran di
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka timbul rumusan
permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya Kebakaran
di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu”.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sarana pemadam kebakaran yang tersedia di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu.
2. Mengetahui pemeriksaan sarana pemadam kebakaran di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu.
3. Mengetahui sistem pemadaman kebakaran di PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu.
D. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini diharapkan tercapainya
manfaat sebagai berikut :
1. Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
perusahaan dan dapat digunakan untuk evaluasi dalam upaya pencegahan
dan pengendalian bahaya kebakaran yang sudah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
a. Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar khususnya
tentang pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran di tempat kerja.
b. Sebagai bentuk kerjasama antar institusi, yakni antara PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu dengan Program Diploma III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja agar tercipta suatu penerapan ilmu yang sinkron dan
sesuai.
3. Penulis
a. Dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya
kebakaran serta usaha-usaha pencegahan dan pengendalian yang
diterapkan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
b. Dapat mengetahui sarana atau alat untuk pemadaman kebakaran di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
c. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan saat
perkuliahan.
4. Pembaca
Diharapkan dapat memberi gambaran tentang sistem proteksi
pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran yang ada disebuah
perusahaan pada umumnya dan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu pada khususnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempat Kerja
Definisi tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha, dan dimana terdapat sumber-
sumber bahaya. Termasuk didalamnya adalah semua ruangan, lapangan,
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang
berhubungan degan tempat kerja tersebut yang terdapat dalam Undang-
Undang No. 1 tahun 1970. Oleh karena itu untuk menunjang tempat kerja
yang aman harus selalu diperhatikan dalam pengaturan, tata letak dan
desain semua peralatan, mesin dan bahan supaya tidak menimbulkan
kecelakaan kerja.
Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan
bekerja lebih optimal dan ini tentu akan berdampak pada produk yang
dihasilkan. Pada gilirannya ini akan meningkatkan kualitas produk dan jasa
yang dihasilkan ketimbang sebelum dilaksanakannya penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja (Rudi Suardi, 1996).
2. Sebab Terjadinya Kebakaran
Menurut Depnakertrans RI, 2002, penyebab kebakaran dan peledakan
pada umumnya bersumber pada tiga faktor yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
a. Faktor Manusia
Manusia sebagai faktor penyebab terjadinya kebakaran dan peledakan
antara lain :
1) Pekerja
a) Tidak mau tahu atau kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan
kebakaran dan peledakan.
b) Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah terbakar
tanpa menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran dan
peledakan.
c) Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, atau melebihi kapasitas
yang telah ditentukan.
d) Kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin.
e) Adanya unsur-unsur kesengajaan.
2) Pengelola
a) Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja.
b) Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja.
c) Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dengan baik, terutama
dalam bidang kegiatan penentuan bahaya, penerangan bahaya dan
lain-lain.
d) Tidak adanya standard atau kode yang tidak dapat diandalkan atau
penerapan tidak tegas, terutama yang menyangkut bagian kritis dari
peralatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
e) Sistem penanggulangan bahaya kebakaran baik sistem tekanan
udara dan instalasi pemadam kebakaran tidak diawasi dengan
baik.
b. Faktor Teknis
1) Melalui proses fisik atau mekanis dimana dua faktor penting yang
menjadi peranan dalam proses ini adalah timbulnya panas akibat
kenaikan suhu atau timbulnya panas akibat dari pengetasan benda-
benda, maupun adanya api terbuka.
2) Melalui proses kimia yaitu terjadi sewaktu-waktu pengangkutan
bahan-bahan kimia berbahaya, penyimpanan, dan penanganan
(handling) tanpa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada.
3) Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena hubungan arus
pendek sehingga menimbulkan panas atau bunga api dan menyalakan
atau membakar komponen yang lain.
c. Faktor Alam
1) Petir
2) Gunung Meletus
3. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi potensi bahaya kebakaran ditinjau dari tempat kerja
sesuai dengan Kepmenaker nomor 189 tahun 1999, yaitu:
a. Bahaya Kebakaran Ringan
Bahaya kebakaran ringan adalah jenis hunian yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
melepas panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat. Contoh :
gedung pendidikan, museum, perkantoran, perhotelan, dan perpustakaan.
b. Bahaya Kebakaran Sedang
1) Bahaya Kebakaran Sedang I
Bahaya kebakaran sedang kelompok I adalah jenis hunian
yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 2,5 m, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang. Contoh : pabrik mobil, pabrik roti,
pabrik elektronika, pabrik susu, dan pabrik barang gelas.
2) Bahaya Kebakaran Sedang II
Bahaya kebakaran sedang kelompok II adalah jenis hunian
yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 4 m, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga menjalarnya api sedang. Contoh : pabrik kimia, pabrik
tembakau, pabrik barang kulit, dan pabrik tekstil.
3) Bahaya Kebakaran Sedang III
Bahaya kebakaran sedang kelompok III adalah jenis hunian
yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan yang tinggi, sehingga menjalarnya api
cepat. Contoh : pabrik makanan, pabrik sabun, pabrik mobil, pabrik
ban, pabrik tepung terigu, dan pabrik pakaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Bahaya Kebakaran Berat
Bahaya kebakaran berat adalah jenis hunian yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas yang tinggi, penyimpanan cairan yang mudah
terbakar, serat, atau bahan lain yang apabila terbakar apinya cepat
membesar dengan melepaskan panas yang tinggi sehingga menjalarnya
api menjadi cepat. Contoh : pabrik kimia, pabrik api, pabrik korek api,
pabrik bahan peledak, penyulingan minyak bumi kembang.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1980
kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu :
1) Kebakaran Kelas A
Kebakaran yang terjadi pada bahan padat kecuali logam, kelas
inmempunyai ciri jenis kebakaran yang meninggalkan arang dan abu.
Unsur bahayang terbakar biasanya mengandung karbon. Misalnya
kayu, plastik, tekstil, dan karet.
2) Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang terjadi pada bahan cair dan gas yang mudah
terbakar. Kelas ini terdiri dari unsur bahan yang mengandung
Hidrokarbon dari minyak bumi dan turunan kimianya. Misalnya :
minyak, gas alam, dan bensin.
3) Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang terjadi pada instalasi listrik, misalnya
peristiwa arus pendek pada instalasi listrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4) Kebakaran Kelas D
Kebakaran yang terjadi pada bahan logam seperti titanium,
magnesium, besi, dan baja.
4. Terjadinya Api
Api merupakan suatu reaksi kimia atau reaksi oksidasi yang bersifat
eksotermis dan diikuti oleh evolusi atau pengeluaran cahaya dan panas serta
dapat menghasilkan nyala, asap dan bara. Proses terjadinya api ini dimulai
bila terdapat tiga unsur, yaitu bahan mudah terbakar, oksigen dan panas.
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam kondisi yang seimbang atau
dalam konsentrasi tertentu, timbullah reaksi oksidasi atau dikenal sebagai
proses pembakaran. Bila api awal ini telah terjadi maka sebagian panas
tersebut akan diserap bahan bakar atau benda disekelilingnya yang
kemudian melepaskan uap dan gas yang dapat menyala berganti-ganti
setelah bercampur dengan oksigen (diudara), proses ini disebut reaksi
berantai (Suma’mur P.K, 1996).
Ketiga unsur tersebut dikenal dengan sebutan segitiga api :
Oksigen Bahan Bakar
Panas
Gambar 1. Segitiga Api
Sumber : Permenakertrans RI No.Per-04/MEN/1980
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a. Bahan Bakar
Pada umumnya semua bahan bakar dapat terbakar, yang menjadi
perbedaan masing-masing bahan tersebut adalah titik nyala (flash point)
yang dimiliki bahan, yaitu temperatur terendah dari suatu bahan untuk
merubah bentuknya menjadi uap dan akan menyala sendiri apabila
bersentuhan dengan api (Suma’mur P.K, 1996).
b. Oksigen
Udara disekitar kita dalam keadaan normal mengandung ± 21%, 78
% Nitrogen (N2) dan 1 % gas-gas lainnya. Maka 21% zat asam inilah yang
menunjang berlangsungnya proses pembakaran dan batas minimal untuk
memelihara terjadinya nyala api adalah 15%, sedangkan pada kadar kurang
dari 12 % pembakaran tidak berlangsung (PPT. Pusdiklat Migas Cepu).
c. Panas
Berdasarkan buku ”Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan”
halaman 54 dikarang oleh Dr. Suma’mur P.K, M. Sc, menerangkan bahwa
tenaga kerja minimal sumber api adalah 0,1 mj (Suma’mur P.K, 1996).
5. Sumber Nyala Api
a. Listrik
Instalasi listrik yang digunakan dapat mengakibatkan nyala api
oleh karena faktor-faktor :
1). Instalasi tidak memakai sekring atau sekring diganti dengan kawat.
2). Pemasangan kabel-kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan
pendek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3). Keadaan kabel-kabel, baik dalam instalasi listrik, maupun dalam
peralatan listrik yang sudah usang atau rusak (Suma’mur P.K, 1996).
b. Rokok
Merokok ditempat terlarang atau membuang puntung rokok
(masih menyala) sembarangan ditempat kerja sehingga dapat
menimbulkan kebakaran (Suma’mur P.K, 1996).
c. Pemanasan Berlebih
Pemanasan berlebih bisa timbul dari pengoperasian alat-alat yang
tidak terkontrol dengan baik dan mesin mesin yang tak terawat, misalkan
pengoprasian ketel uap yang tidak terkontrol air pengisinya (Suma’mur
P.K, 1996).
d. Api Terbuka
Penggunaan api pada tempat-tempat yang terdapat bahan mudah
terbakar, misalnya menyalakan api di tempat penimbunan bahan bakar
(bensin) untuk penerangan (Suma’mur P.K, 1996).
e. Percikan Bara Pembakaran
Bunga api bisa berasal dari knalpot mesin diesel ataupun dari
kendaraan angkutan, dari kegiatan pengelasan dan penggerindaan
(Suma’mur P.K, 1996).
f. Sambaran Petir
Bahaya dari sambaran petir yang ada dapat mengenai obyek-
obyek yang tidak terlindungi oleh penangkal petir atau pada instalasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang penangkal petirnya tidak memenuhi syarat (PPT. Pusdiklat Migas
Cepu).
g. Reaksi Kimia
Nyala api timbul dari reaksi bahan-bahan kimia tertentu yang
menghasilkan cukup panas yang berakibat terjadinya kebakaran
(Suma’mur P.K, 1996).
6. Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pencegahan yaitu semua tindakan yang berhubungan dengan
pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran meliputi perlindungan
jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan kekayaan. Pencegahan
kebakaran dan pengurangan korban tergantung dari lima prinsip pokok
sebagai berikut :
a. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau keadaan panik.
b. Pembuatan bangunan yang tahan api.
c. Pengawasan yang teratur dan berkala.
d. Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamnya.
e. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat
kebakaran dan tindakan pemadamnya (Suma’mur P.K, 1996).
Hal yang diperlukan proteksi pencegahan kebakaran :
a. Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran
1) Poster Peringatan
Pemasangan poster larangan merokok adalah pencegahan dini
yang umum dilakukan oleh perusahaan. Namun dalam kenyataanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
larangan tersebut tidak sepenuhnya ditaati, untuk itu perusahaan perlu
menyediakan waktu dan tempat khusus untuk merokok dengan
maksud untuk mengurangi keinginan merokok pada saat sedang kerja
(Suma’mur P.K, 1996).
2) Instalasi Penyalur Petir
Instalasi Penyalur Petir menurut peraturan menteri tenaga
kerja No. PER/02/MEN/1989 ialah seluruh susunan sarana penyalur
petir terdiri atas penerima (Air Terminal/Rod), penghantar (Down
Conductor), elektroda bumi (Earth Electrode) termasuk perlengkapan
lainnya yang merupakan satu kesatuan berfungsi untuk menangkap
muatan petir dan menyalurkannya ke bumi (Suma’mur P.K, 1996).
b. Pelatihan Peadam Kebakaran
Petugas pemadam kebakaran tidak dipilih berdasarkan
pengalaman saja, melainkan dibentuk dan dibina melalui program
latihan yang meliputi pendidikan teori latihan jasmani, praktek dan
pengalaman-pengalaman yang benar-benar didapat dari pelatihan
pemadaman kebakaran (Suma’mur, 1996).
c. Surat Ijin Kerja
Surat ijin kerja pada prinsipnya adalah dokumen tertulis sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan berbahaya dan
memperhatikan bahaya potensial yang ada serta langkah pencegahannya
yang harus dilakukan (Syukri Syihab, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7. Pengendalian Bahaya Kebakaran
a. Sarana Pengendalian Bahaya Kebakaran
1) APAR
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
nomor PER-04/MEN/1980 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
adalah alat pemadam yang mudah dibawa atau dipindahkan dan dapat
dipakai oleh satu orang.
Secara umum jenis APAR ada 4 macam :
a) Jenis busa (foam)
b) Jenis serbuk tepung kering (dry chemical)
c) Jenis CO2
d) Jenis air
Panduan pemasangan APAR menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER-04/MEN/1980 adalah:
Bab II pasal 4
(1) Setiap satu kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi pemberian tanda pemasangan.
(2) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125
cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok pemadam api
ringan yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(3) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran
(4) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu
dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan
lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(5) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.
Bab II pasal 5
Dilarang memasang dan menggunakanalat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
Bab II pasal 6
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan kontruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari
atau peti (box) yang tidak dikunci.
Bab II pasal 7
(1) Sengkang atau kontruksi penguat lainnya seperti pasal 6 ayat (1)
tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati.
Bab II pasal 8
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian ruap sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang dari 15 cm dari permukaan lantai.
Bab II pasal 9
Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasng dalam ruangan atau
tepat dimana suhu melebihi 49ºC atau turun sampai minus 44ºC
kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk
suhu diluar batas tersebut diatas.
Bab III pasal 11
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu :
a. Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan.
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan.
(2) Cacat pada perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera
diganti dengan yang tidak cacat.
Bab III pasal 14
Petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat
dibaca dengan jelas.
2) Hydrant
Hydrant adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang
bekerja menggunakan air bertekanan. (BPP Semseter II, 2011)
Komponen hydrant kebakaran terdiri dari:
a) Sumber penyediaan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Pompa-pompa kebakaran
c) Selang kebakaran
d) Kopling penyambung
e) Nozzle dan perlengkapan lain
Terdapat 2 (dua) penggolongan tipe hydrant, yaitu
berdasarkan dari katupnya dan berdasarkan fungsinya :
a. Berdasarkan Letak Katupnya
Berdasarkan letak katupnya, fire hydrant terdiri atas :
1) Hydrant Sistem Basah (Wet Barrel Fire Hydrant)
2) Hydrant Sistem Kering (Dry Barrel Fire Hydrant)
b. Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan letak fungsinya, fire hydrant terdiri atas :
1) Hydrant Pemadam
2) Hydrant Monitor (Fixed Water Monitor). (PPT. Migas Cepu)
3) Mobil Pemadam Kebakaran
Fire truck (mobil pemadam kebakaran) adalah merupakan
suatu rangkaian dari beberapa unit sistem yang secara garis besar
terdiri dari
a) Engine dan Chasis kendaraan
b) Pompa dan PTO (Power Talk Olf)
Yang dirangkai melalui sistem mekanik, elektrik, konstruksi
body dan sistem perpipaan, sehingga merupakan suatu unit secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
utuh dan dapat berfungsi sebagai kendaraan pemadam kebakaran dan
media yang sesuai dengan kebutuhan (PPT Migas Cepu).
b. Teknik Pemadaman Kebakaran
Pemadaman kebakaran yang dilakukan harus diperhatikan
tentang keefektifannya agar tidak membahayakan keselamatan sendiri.
Karena seringkali jika pemadaman yang dilakukan tanpa perhitungan
yang tepat, justru akan membahayakan petugas pemadam tersebut.
Untuk itu agar pemadaman kebakaran dapat lebih efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal mengenai teknik pemadaman kebakaran.
Prinsip dasar menanggulangi kebakaran adalah memadamkan api
agar jangan membesar atau menjalar dengan memutuskan salah satu
rangkaian dari segitiga api. Segitiga api disempurnakan dengan
memperhitungkan reaksi kimia yang terdapat proses terjadinya api
(Depnakertrans RI, 2002).
Berikut gambar dari segitiga api yang disempurnakan dengan
memperhitungkan reaksi kimia :
Oksigen Bahan Bakar
Reaksi Kimia
Panas
Gambar 2. Piramida Api
Sumber : Depnakertrans RI, 2002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pada dasarnya didalam melakukan upaya pemadaman, prinsip
yang harus diingat adalah dengan cara merusak keseimbangan unsur-
unsur yang terlibat dalam bidang empat api :
Prinsip tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Starvation
Teknik pemadaman dengan metode starvation ini adalah
dengan cara mengambil atau mengurangi bahan bakar yang terbakar
sampai dibawah batas yang bisa terbakar dibagian bawah atau lower
flammable limit (Depnakertrans RI, 2002).
2) Smothering
Smothering adalah teknik pemadaman yang dilakukan dengan
cara memisahkan atau mengisolasi udara dengan bahan bakar yang
terbakar pada proses pembakaran. Cara ini dilakukan dengan
menyelimuti permukaan bahan bakar dengan menggunakan selimut
api atau fire blanket atau dengan menggunakan busa (Depnakertrans
RI, 2002).
3) Dilution
Dilution merupakan salah satu teknik pemadaman dengan cara
mengurangi atau dengan melakukan pengenceran kadar oksigen
diudara sampai dibawah batas minimum sehingga pembakaran tidak
lagi dapat brlangsung. Teknik pemadaman ini dilakukan dengan
menggunakan CO2 atau gas inert lainnya (Depnakertrans RI, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Cooling
Cooling merupakan teknik pemadaman kebakaran yang
dilakukan dengan cara mengambil atau menurunkan temperatur bahan
bakar yang terbakar sampai titik nyala terendah sehingga api padam.
Teknik pemadaman ini dapat dilakukan, misalnya dengan
menyemprotkan air pada tempat kebakaran pada kebakaran solid
material (Depnakertrans RI, 2002).
5) Break Chain Reaction
Teknik pemadaman dengan metode Break Chain Reaction ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara fisis dan kimiawi.
Secara fisis misalnya dengan cara peledakan atau dengan cara
menebas api. Sedangkan dengan cara kimiawi dapat dilakukan dengan
menyemprotkan sejumlah media pemadam halon, misalnya dengan
halon 1301 pada proses pemadaman (Depnakertrans RI, 2002).
c. Regu Penanggulangan Kebakaran
Menurut keputusan menteri tenaga kerja No. Kep.
186/MEN/1999 regu penanggulangan kebakaran adalah satuan tugas
yang mempunyai tugas khusus fungsional dibidang penganggulangan
kebakaran.
1) Jumlah Anggota Regu
Untuk tiap unit kerja harus dibentuk regu penanggulangan kebakaran
dengan ketentuan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a) Setiap regu berjumlah 4 sampai 5 orang, salah satunya sebagai
komandan regu.
b) Dalam satu perusahaan harus ada regu penanggulangan kebakaran.
c) 1 regu berasal dari satu ruangan.
2) Latihan
Petugas pemadam kebakaran tidak dipilih berdasarkan
pengalaman saja, melainkan dibentuk dan dibina melalui program
latihan yang meliputi pendidikan teori latihan jasmani, praktek dan
pengalaman-pengalaman yang benar-benar didapat dari pelatihan
pemadaman kebakaran (Suma’mur, 1996).
3) Kualifikasi
Tidak semua orang dapat dan mampu menjadi petugas
pemadam kebakaran. Orang-orang yang memilih pekerjaan ini mesti
memenuhi persyaratan fisik dan mental. Kualifikasi tersebut meliputi
kegesitan mental, kesehatan fisik, kemampuan fisik dan tingkat
kecekatan. Kesiapan mental diperoleh antara lain lewat pendidikan
dan latihan, dengan demikian seorang pemadam petugas pemadam
kebakaran memiliki kecepatan mengabil keputusan yang cepat,
kemampuan melakukan pengamatan, dan penilaian serta kesanggupan
menerima dan melaksanakan perintah dari pimpinan yang bersangkutan
(Suma’mur, 1996).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Tindakan Keadaan Darurat
Menurut Depnakertrans RI, 2002. Dalam kaitannya dengan
terjadinya peristiwa kebakaran selain cara penanggulangan api yang
diperlukan, maka upaya penyelamatan akibat terjadinya kebakaran
merupakan langkah penting untuk menghindari terjadinya kerugian
besar.
Upaya penyelamatan dimaksud tentunya sudah harus diterapkan
sejak awal perencanaan suatu kegiatan sampai dengan kemungkinan
terjadinya kebakaran.Upaya tersebut meliputi perencanaan keadaan
darurat dan system evakuasi, yang meliputi :
1) Pengaturan rencana evakuasi.
2) Prosedur evakuasi.
3) Pemilihan rute evakuasi
4) Pengamatan rute evakuasi
5) Latihan evakuasi
6) Latihan menguasai asap
7) Pendidikan evakuasi
8) P3K
9) Penyediaan tempat evakuasi (Depnakertrans RI, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran
Sumber : Gambar Penulis
PERUSAHAAN
Proses Produksi
Potensi Bahaya
Korban
Kerugian
Kerugian Terkendali
Tindakan Pencegahan
1. Sarana Pemadam Kebakaran
a. Pasif
b. Aktif
2. Tim Pemadam Kebakaran
3. Latihan dan Simulasi
4. Tindakan Penyelamatan
5. Surat Ijin Kerja Aman
6. Usaha-Usaha Lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah bersifat
deskriptif yaitu menggambarkan tentang upaya pencegahan dan pengendalian
terhadap bahaya kebakaran sebagai antisipasi dini terhadap bahaya kebakaran
di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
B. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu berlokasi di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Cepu, Kabupaten
Blora, Provinsi Jawa Tengah.
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Obyek penelitian adalah upaya pencegahan dan pengendalian terhadap
bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terutama di
area PPP (Pusat Pengumpul Produksi), yang meliputi sarana pemadam
kebakaran, tim pemadam kebakaran, training dan surat ijin kerja dan usaha-
usaha lain seperti pemasangan papan peringatan dan penyalur petir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
D. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, penulis mendapat data dari sumber
data-data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari melakukan observasi langsung ke tempat
kerja/lapangan, wawancara tenaga kerja dan konsultasi dengan pembimbing
lapangan selama melakukan praktek kerja lapangan yang berkaitan dengan
upaya pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari dokumen perusahaan, buku referensi
dan makalah mengenai kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian di HSE
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu ini adalah :
1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek
penelitian yaitu sistem proteksi dan pencegahan kebakaran di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terutama di area PPP (Pusat
Pengumpul Produksi).
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pekerja dan
pembimbing lapangan dalam ruang lingkup PT. Pertamina EP Region
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Jawa Field Cepu mengenai sarana pemadam kebakaran, tim pemadam
kebakaran, training, surat ijin kerja dan para pihak yang berkompeten
dalam menunjang upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran.
3. Studi Keputakaan, yaitu penulis dengan melakukan membaca buku-buku
yang ada hubungannya dengan masalah pencegahan dan pengendalian
terhadap bahaya kebakaran, laporan-laporan penelitian yang sudah ada,
dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian baik
dari perpustakaan AKAMIGAS Cepu yang dapat menunjang tentang
higene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja.
F. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
mengajukan proposal permohonon praktek kerja lapangan di PT. Pertamina
EP Region Jawa Field Cepu, disamping itu dalam tahap persiapan juga
melakukan pembelajaran kepustakaan yang berhubungan dengan
kebakaran.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penjelasan umum tentang latar belakang dan perkembangan PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
b. Observasi umum ke bagian produksi di PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Observasi awal dengan wawancara kepada tim pemadam kebakaran dan
pembimbing lapangan.
d. Pengamatan langsung terhadap sistem pencegahan dan pengendalian
terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu.
e. Pencarian data pelengkap melalui dokumen perusahaan dan buku
referensi.
G. Analisis Data
Dari data penelitian yang sudah diperoleh, maka penulis berusaha
untuk menganalisa hasil pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya
kebakaran dengan membandingkan data yang diperoleh dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu merupakan perusahaan
yang kegiatan utamanya adalah melakukan proses eksplorasi pengeboran
untuk pengambilan minyak mentah (crude oil) dan penampungan minyak
mentah di area PPP (Pusat Penampung Produksi). Didalam melakukan proses
produksinya PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu tidak lepas dari
bahaya kebakaran.
1. Sumber Potensi Kebakaran
a. Oksigen
Kadar oksigen yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu sangat banyak sumbernya yang tersebar di seluruh area tempat
kerja yang berpotensi dan mendukung terjadinya kebakaran di tempat
kerja, karena oksigen adalah suatu gas pembakar, maka keberadaan
oksigen akan sangat menentukan keaktifan pembakaran.
b. Panas
Faktor panas yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu juga mempunyai potensi dan mendukung terjadinya kebakaran di
tempat kerja, diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Sinar matahari
Potensi bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu yang ditimbulkan dari sinar matahari khususnya pada
siang hari yang menghasilkan energi panas yang bisa menjadikan
ancaman serius penyebab terjadinya kebakaran.
2) Panas mesin
Panas dapat menaikkan suhu atau temperatur suatu zat
sampai titik nyala api. Titik nyala ini yang nantinya menjadi penentu
sebesar apa nyala api yang timbul. Panas dapat berasal dari tekanan
panas kimia, mekanik maupun listrik. Di PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu sumber panas yang dapat menimbulkan potensi
bahaya kebakaran dapat berasal dari mesin pompa.
3) Listrik
Arus pendek yang sering terjadi juga bisa menyebabkan
konsletng listrik. Konsleting listrik ini kemudian menimbulkan
percikan api dan bisa menyebabkan kebakaran yang dimungkinkan
bisa menyebar ke area sekitarnya.
4) Api terbuka
Potensi bahaya dari api terbuka seperti rokok yang
merupakan konsumsi rutin bagi sebagian pekerja PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu bagi yang merokok. Akan tetapi dari hal
tersebut merupakan ancaman serius yang berpotensi menyebabkan
kebakaran. Larangan merokok di area rawan terjadi kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
seperti di area penampungan minyak mentah (crude oil) jelas sebagai
upaya pecegahan nyata.
5) Petir
Sambaran petir di daerah PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu dan sekitarnya memiliki intensitas yang cukup tinggi, hal
ini dikarenakan posisi Cepu yang didalam tanahnya memiliki
kandungan minyak bumi dan posisinya yang dekat dengan laut jawa
sehingga sering memunculkan loncatan listrik. Sebagai tindakan
antisipasi di beberapa di area PPP (Pusat Penampung Produksi)
dipasang sistem penangkal petir.
c. Bahan
1) Bahan Padat
a) Kertas
Kertas merupakan bahan padat yang sangat rantan terbakar.
Keberadaan kertas di PT. Pertamina EP Region Jawa field Cepu
banyak ditemukan disetiap unit kerja terutama di kantor yang
setiap hari mengurusi masalah administrasi yang pasti memerlukan
banyak kertas. Begitu banyak kertas bisa menjadi sumber potensi
bahaya kebakaran meskipun kecil, tetapi itu bisa menimbulkan
bahaya besar yang menimbulkan terjadinya kebakaran apabila
hanya dipandang sebelah mata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b) Sampah
Setiap hari sampah yang sebagian besar berasal dari daun-
daun kering yang berada di bak penampungan sampah. Selain
sampah dari daun kering, terdapat juga sampah dari bungkus
makanan yang terbuat dari plastik yang mudah tersulut api.
Sampah-sampah ini bisa menjadi sumber potensi bahaya kebakaran
yang sederhana tapi menimbulkan bencana apabila hanya
dipandang sebelah mata.
c) Kayu
Sebagian besar pembatas atau sekat di ruang kantor terbuat
dari kayu dan dipasang triplek yang rentan tersambar api yang bisa
menyebabkan kebakaran. Pertimbangan pemasangan triplek ini
karena triplek lebih kedap suara, lebih murah, dan mudah
dibongkar pasang apabila ada perbaikan ruangan. Akan tetapi perlu
diwaspadai mengingat menjadi bahan yang menyebabkan api
semakin membesar apabila terjadi kebakaran.
d) Kabel
Kabel yang terklupas dapat menimbulkan arus pendek yang
menyebabkan konsleting listrik. Kabel-kabel yang digunakan
disetiap kantor harus ditata serapi dan seaman mungkin untuk
menghindari bahaya kebakaran akibat konsleting listrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Bahan Gas
Sumber potensi kebakaran yang ditimbulkan dari gas adalah
terdapatnya gas H2S yang ada di penampungan minyak, serta dari gas
LPG yang digunakan di dapur kantor yang berpotensi menyebabkan
kebakaran.
3) Bahan Cair
a) Minyak Mentah (crude oil)
Minyak mentah (crude oil) merupakan produksi utama dari
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. Minyak mentah seperti
halnya jenis minyak yang lain memiliki berat jenis yang lebih
ringan dari pada air. Kebanyakan zat cair yang mudah terbakar
terapung diatas permukaan air. Hal ini tentu menjadi indikasi kuat
bahwa minyak mentah memiliki sifat bahaya kebakaran bagi
industry minyak dan gas bumi. Selain itu komposisi yang
menyusun minyak bumi terutama tersusun oleh hidrokarbon dan
alkana yang sangat reaktif dengan api.
b) Solar
Solar merupakan bahan bakar yang digunakan untuk
menggerakkan genset untuk memompa minyak ke penampungan
maupun air. Dari hal tersebut solar menjadi sumber potensi bahaya
kebakaran karena solar termasuk bahan bakar minyak yang
memiliki karakteristik yang kurang lebih sama seperti bensin
sehingga bersifat reaktif dengan api.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Sarana Pemadam Kebakaran
a. Aktif
1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu jenisnya adalah foam, dry chemical, CO2, dan halotron. Jumlah
APAR yang tersedia berdasarkan data pemeriksaan yang ada adalah
sebagai berikut :
a) Foam sebanyak 8 unit
b) Dry Chemical sebanyak 188 unit
c) CO2 sebanyak 30 unit
d) Halotron sebanyak 9 unit
Gambar 4. APAR 20 Dry Chemical
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu
Jadi jumlah APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu sebanyak 235 unit.
Cara penggunaan APAR jenis tabung ABC yang tepat, cepat,
dan aman adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Ambil APAR dari tiang lokasi kebakaran dengan cara di panggul dan
ditenteng.
a) Cabut segel/tarik pin.
b) Arahkan nozzle ke sumber api.
c) Tekan pengatupnya.
Sedangkan petunjuk pemakaian alat pemadam api tipe besar
atau trolly adalah :
a) Ambil trolly ke tempat terjadi kebakaran dengan cara didorong.
b) Putar segel.
c) Arahkan nozzle ke sumber api.
d) Tekan pengatupnya.
Adapun pemasangan APAR adalah sebagai berikut :
a) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan dapat diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
b) APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, dicapai, dan di
ambil dengan mudah.
c) Jarak pemasangan APAR tidak lebih dari 15 meter antara APAR
satu dengan APAR yang lainnya.
d) Ketinggian pemasangan APAR 125 cm dari dasar lantai tepat di
atas 1 atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
e) APAR dipasang menggantung pada dinding dengan penguat dan
ada juga yang diletakkan di bawah ataupun rak yang terbuat dari
besi.
f) Penempatan mudah di jangkau dan suhu penempatan yang
ditentukan adalah tidak kurang dari -4° C dan tidak lebuh dari
49°C.
g) APAR yang tersedia di lengkapi dengan pemberian tanda yaitu :
(1) : Tanda pada tiang dimana terdapat APAR.
(2) : Tanda pada tembok dimana terdapat
APAR.
h) Pin pengaman sebagai segel masih dalam keadaan baik.
i) Dilengkapi dengan label jaminan dan stiker yang berisi identitas
APAR.
Check sheet pemeriksaan APAR meliputi :
a) Tabung APAR atau body.
b) Pin pengaman atau segel, harus dalam keadaan masih terikat.
c) Pressure gauge, harus menunjukan pada warna hijau.
d) Blangko, yang berisi :
(1) Nama seksi
(2) Lokasi
(3) Nomer tabung
e) Label jaminan, berisi tanggal pemeriksaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
f) Serbuk beku atau tidak jika jenisnya dry chemical, jika jenisnya
CO2 maka harus ditimbang untuk mengetahui volumenya.
g) Tanda merah pada dinding atau tiang untuk mengetahui
keberadaan APAR.
Dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan
pembimbing lapangan, APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu berjumlah 235 unit yang terdiri dari jenis
foam, dry chemical, CO2, dan halotron. Dalam pemasangannya
APAR dipasang dengan tinggi 125 cm dan jarak APAR satu dengan
yang lainnya 15 meter, pada penempatan APAR diatas diberi tanda
garis merah tebal pada tiang dan tanda segitiga pada dinding, dan
semua tabung APAR bewarna merah. Dalam penempatannya ada
yang digantung dan ada yang di tempatkan dalam rak yang terbuat
dari besi dan adapula diletakkan di lantai. Pemeriksaan APAR
dilakukan setiap 6 bulan sekali. Dari hasil tersebut maka pemasangan
APAR sudah cukup dan sesuai untuk pemadaman saat terjadi
kebakaran yang mudah dilihat dan mudah untuk dijangkau.
Pemeriksaan APAR terakhir terhitung pada bulan februari
sampai agustus 2012.
2) Hydrant
Hydrant adalah instalasi pemadam kebakaran, yang dipasang
permanen berupa jaringan perpipaan berisi air yang bertekanan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
siap untuk memadamkan kebakaran. Di PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu terdapat 39 titik pilar hydrant dengan rincian :
a) PPP Menggung sebanyak 11 unit
b) Distrik I Kawengan sebanyak 10 unit
c) Distrik II Nglobo – Ledok sebanyak 8 unit
d) Kantor Mentul sebanyak 10 unit
Gambar 5. Hydrant
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
Pada setiap perangkat hydrant dilengkapi dengan :
a) Nozzle
b) Selang.
c) Kopling penyambung.
d) Valve atau keran pembuka.
e) Pressure gauge.
f) Pagar pengaman bercat merah.
g) Pintu hydrant yang bertulis ”HYDRANT”, nomor hydrant.
Petunjuk penggunaan hydrant adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a) Lebih cocok untuk memadamkan jenis kebakaran benda padat
atau bangunan.
b) Dilakukan oleh 5 orang.
c) Pembagian tugas dalam pemakaian hydrant adalah sebagai
berikut :
(1) 3 orang didepan yaitu 1 orang sebagai leader, 1 orang sebagai
pembantu sebelah kanan, 1 orang sebagai pembantu sebelah
kiri.
(2) 1orang meluruskan hose atau selang.
(3) 1 orang membuka valve atau kran.
d) Setelah selesai pemadam, keringkan selang dengan cara
mengeringkan air yang ada dalam selang dengan mengangkat
selang dari ujung ke ujung.
e) Setelah itu gulung selang dengan memberi lubang pada awal
gulungan untuk disimpan pada tempatnya.
Pemeriksaan Hydrant terakhir terhitung pada bulan september
2011 sampai maret 2012.
Check sheet hydrant meliputi :
a) Nozzle
b) Valve
c) Hose
d) Pintu
e) Body
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
f) Pressure gauge
Sistim persediaan air yang dipakai berasal dari air yang
ditampung di tangki, dengan air berasal dari sungai bengawan solo
yang sebelumnya sudah di olah oleh Pusdiklat Migas dan untuk
penggeraknya menggunakan pompa diesel dengan tekanan 500 pps.
Tetapi kapasitas penampungan air untuk penanggulangan kebakaran
apabila terjadi kebakaran pada tangki penampungan minyak mentah
(crude oil) belum bisa mencukupi untuk menanggulangi kebekaran
tersebut. Hydrant yang ada sudah dilakukan pemeriksaan setiap 6
bulan sekali oleh petugas.
3) Fire Box
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah
menyediakan sarana pemadam api yaitu fire box. Fire box
merupakan alat pemadam api yang di tempatkan di setiap area.
Dalam penyediaan fire box ini sudah dilakukan pemeriksaan
peralatan yang ada didalamnya agar selalu siap pakai dalam kondisi
bagus.
Fire box di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
berjumlah 19 unit, dengan rincian yaitu :
a) PPP Menggung sebanyak 2 unit
b) Distrik I Kawengan sebanyak 10 unit
c) Distrik II Nglobo sebanyak 6 unit
d) Distrik II Ledok sebanyak 1 unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adapun isi dari fire box :
Tabel 1. Daftar Peralatan Fire Box
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Fire Hose 2.1/2" 2 Siap Pakai
2 Fire Hose 1.1/2" 6 Siap Pakai
3 Nozzle Spray 5 Siap Pakai
4 Nozzle Foam 1 Siap Pakai
5 Ground Monitor Single 2 Siap Pakai
6 Y-Piece 1 Siap Pakai
7 Foam Compound 585 Siap Pakai
8 Sarung Tangan 12 Siap Pakai
9 Kunci Hydrant 3 Siap Pakai
4) Foam Chamber
Dalam upaya penanggulangan terhadap bahaya kebakaran
yang berada di area penampungan minyak mentah (crude oil), PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berupaya untuk
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dengan melakukan
pemasangan foam chamber disetiap tangki penampungan minyak
mentah (crude oil). Foam chamber merupakan suatu alat pemadam
api yang terpasang pada tangki-tangki penampung minyak mentah
(crude oil) yang apabila terjadi kebakaran maka kaca foam chamber
akan pecah ketika mendapat tekanan dari saluran air yang dibuka,
tapi sebelumnya air akan bercampur dengan busa di tangki
pembentuk busa. Setelah itu air yang telah bercampur dengan busa
akan dialirkan melalui pipa-pipa foam chamber dan masuk kedalam
tangki-tangki lewat pipa besi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5) Water Grencing
Dalam upaya penanggulangan terhadap bahaya kebakaran
yang berada di area penampungan minyak mentah (crude oil), PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berupaya untuk
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dengan melakukan
pemasangan Water Grencing disetiap tangki penampungan minyak
mentah (crude oil). Water Grencing merupakan alat pemadam api
yang dipasang pada tangki-tangki yang apabila terjadi kebakaran
maka saluran hydrant dibuka dan water grencing akan terbuka dan
memancarkan air ke bagian atas tangki penampungan minyak
mentah (crude oil). Water grencing bekerja secara penyelimutan,
yaitu menyelimuti seluruh lapisan tangki dengan air. Dan seperti di
area PPP (Pusat Penampung Produksi) yang terdapat 6 tangki
penampungan, apabila ada 1 tangki mengalami kebakaran dan
dilakukan upaya coolant dari foam chamber dan water grencing
maka untuk tangki yang lain juga dilakukan coolant untuk mencegah
panas yang menjalar.
6) Mobil Pemadam Kebakaran
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu mempunyai 4
mobil pemadam kebakaran yaitu 1 fire jeep dan 3 fire truck yang
mempunyai kapasitas tangki air sebesar 6000 liter, kapisitas tangki
foam 500 liter, dan kapasitas pompa 750 gpm, adapun mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pemadam jenis fire truck yang mempunyai media air dan foam untuk
pemadaman.
Gambar 6. a) Fire Jeep ; b) Fire Truck
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
Di bawah ini adalah data daftar peralatan di mobil pemadam
kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu :
a) Fire Truck
Tabel 2. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Truck
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 APAR DP 50 CP 6 Siap Pakai
2 Angkus 2 Siap Pakai
3 Bak Karet 3 Ton 1 Siap Pakai
4 Dongkrak 1 Siap Pakai
5 Fire Hose 2.1/2" 15 Siap Pakai
6 Fire Hose 1.1/2" 10 Siap Pakai
7 Flash Light 1 Siap Pakai
8 Foam Master 2 Siap Pakai
9 Ground Monitor Tri Inlet 1 Siap Pakai
10 Helmet (Merah) 4 Siap Pakai
11 Kapak 1 Siap Pakai
12 Kunci Roda 1 Siap Pakai
13 Kunci Hydrant 1 Siap Pakai
14 Lampu Rotary Merah 2 Siap Pakai
15 Line Inductor 1 Siap Pakai
16 Nozzle Spray 2 Siap Pakai
17 Nozzle Jet 2 Siap Pakai
18 Suction Hose 4" 4 Siap Pakai
19 Strainner 1 Siap Pakai
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Sambungan
20 Tangga 1 Siap Pakai
21 Tandu 1 Siap Pakai
22 Tabung B.A Auver 2 Siap Pakai
23 Y-Piece 2 Siap Pakai
24 B.A (Auver) 1 Siap Pakai
25 APAR CO 1 Siap Pakai
26 Kunci Suction Hose 2 Siap Pakai
b) Fire Jeep
Tabel 3. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Jeep
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 APAR DP 20 CP 2 Siap Pakai
2 Dongkrak 1 Siap Pakai
3 Foam 2 Siap Pakai
4 Fire Hose 1.1/2" 6 Siap Pakai
5 Fire Hose 2.1/2" 1 Siap Pakai
6 Foam Master 1 Siap Pakai
7 Helmet 2 Lama
8 Kunci Suction Hose 1 Siap Pakai
9 Kunci Hydrant 1 Siap Pakai
10 Line Inductor 1 Siap Pakai
11 Lampu Rotary Biru 2 Rusak
12 Nozzle Spray 2 Lama
13 Nozzle Jet 2 Siap Pakai
14 Suction Hose 4" 2 Lama
15 Strainner 1 Siap Pakai
16 Tangga 1 Siap Pakai
17 Y-Piece 1 Siap Pakai
18 Tandu 1 Siap Pakai
19 Kapak 1 Siap Pakai
7) Tim Pemadam Kebakaran
Tim pemadam kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu adalah tim OPKD (Organisasi Penanggulangan Keadaan
Darurat) yang terdiri dari 3 kelompok yang selalu siap siaga 24 jam,
dan setiap kelompok beranggotakan 3 orang. Dengan jam kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
secara shift siang dan malam, untuk setiap shift baik siang maupun
malam tim pemadam kebakaran yang berjaga 1 kelompok dengan
jumlah anggota 3 orang.
Adapun tugas dari tim pemadam kebakaran adalah :
a) Memadamkan api disetiap seksinya dan di seksi terdekatnya serta
melokalisir kebakaran yang terjadi.
b) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor bahaya
yang dapat menimbulkan kebakaran.
c) Menyelamatkan korban dari tempat kejadian.
d) Memelihara semua peralatan pemadam kebakaran agar selalu
siap pakai.
b. Pasif
1) Fire Alarm System
Untuk saat ini fire alarm system di PT. Pertamina EP Region
Jawa Field Cepu masih menggunakan sistem manual dalam
pengoperasiannya. Sistem manual yang dimaksudkan adalah apabila
terjadi kebakaran tidak ada alat pendeteksinya yang bekerja secara
otomatis, melainkan dengan isyarat sebagai tanda bahaya dengan
membunyikan bel, seperti :
a) ●●●●● : Bunyi 1 kali panjang terus-menerus
mengisyaratkan adanya bahaya kebakaran.
b) ●● ●● ●● ●● : Bunyi 2 kali pendek terus menerus
mengisyaratkan adanya bahaya gempa bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Bunyi isyarat tanda bahaya tersebut berada di kantor yang
dibunyikan apabila terjadi bahaya seperti kebakaran dan gempa
bumi. Untuk di sekitar lokasi penampungan minyak mentah (crude
oil) isyarat tanda bahaya dengan membunyikan lonceng yang terbuat
dari besi yang digantung di setiap pos jaga (security). Apabila isyarat
tanda bahaya baik dari bel maupun lonceng berbunyi maka untuk
semua pekerja diwajibkan melakukan tindakan yang aman dan
selamat dengan berkumpul di muster point untuk menunggu tim
evakuasi melakukan evakuasi di sekitar tempat kejadian. Semua
pekerja diharuskan untuk berkumpul di muster point guna untuk
mempermudah tim evakuasi melakukan evakuasi..
2) Emergency Respons Plan
Untuk menghadapi keadaan darurat yang terjadi di PT.
Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah membentuk tim untuk
menangani keadaan darurat, yaitu tim OPKD (Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat). Untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan tim OPKD maka dari perusahaan
memberikan pelatihan dan simulasi untuk menghadapi keadaan
darurat.
Tim OPKD tersebut ditugaskan untuk mengatasi keadaan
darurat yang terjadi di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu,
yang meliputi kebakaran dan gempa bumi. Untuk persiapan dalam
menghadapi keadaan darurat tersebut PT. Pertamina EP Region Jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Field Cepu telah menyiapkan beberapa program yaitu pembentukan
personil yang bertanggungjawab melaksanakan tugas, fasilitas dan
sarana penunjang pelatihan, kerjasama tim, respon awal, serta
simulasi.
3) Assembly Point
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
menyediakan tempat berkumpul sementara atau assembly point yang
letaknya sudah diperuntukkan untuk tempat yang aman bagi
karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan
keadaan darurat dengan pemasangan tanda yang jelas bertuliskan
muster point.
4) Tanda Peringatan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
memasang tanda peringatan mengenai keselamatan kerja yang
diletakkan di seluruh area tempat kerja terutama di tempat-tempat
yang mudah terlihat oleh tenaga kerja. Tanda peringatan ini dibuat
dan dipasang sebagai pemberitahuan, pengarahan, perhatian dan
larangan bagi setiap pekerja dan orang lain yang berada di tempat
kerja guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3. Pelatihan
Kegiatan pelatihan pemadam kebakaran atau biasa disebut
penyegaran yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
ditujukan kepada tenaga kerja baru dan karyawan lama yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
mengikuti training atau pelatihan. Training untuk pekerja di PT. Pertamina
EP Region Jawa Field Cepu dilakukan setiap 1 bulan 2 sekali yang di latih
oleh Tim Pemadam Kebakaran. Sedangkan untuk Tim Pemadam
Kebakaran itu sendiri melakukan pelatihan pemadam kebakaran setiap 1
bulan sekali. Training atau pelatihan ini dilakukan bertujuan agar apabila
terjadi kebakaran semua pekerja tidak panik dan bisa menenggulangi
kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api yang telah ada.
4. Tindakan Penyelamatan
Untuk tindakan kadaan darurat PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu sudah menyediakan jalur atau pintu darurat khususnya dikantor,
apabila ada bahaya kebakaran maka suara sirine akan berbunyi untuk
menandakan kalau ada kebakaran. Untuk pekerja yang berada pada tempat
terjadinya kebakaran agar melakukan upaya penyelamatan diri dengan
menjauh dari sumber kebakaran keluar melalui pintu darurat yang ada
dengan mengikuti arah dan mendekat atau berkumpul di Muster Point.
Setelah itu akan ada Tim Penanggulangan Keadaan Darurat datang untuk
mengevakuasi dan membawa semua pekerja ke Muster Area.
5. Surat Ijin Kerja Aman
Kontraktor atau pelaksana pekerjaan, bidang teknik atau inspeksi,
operasi, safety dan keamanan harus melakukan persiapan atau koordinasi
sebelum pekerjaan dimulai dan surat ijin kerja dikeluarkan. Surat ijin kerja
dapat berupa ijin kerja panas, ijin kerja dingin, ijin kerja masuk ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
terbatas, ijin kerja listrik, ijin kerja galian. Berikut adalah penjelasan dan
masing-masing ijin kerja :
a. Ijin Kerja Panas
Ijin kerja yang digunakan apabila akan melaksanakan kegiatan
yang menggunakan atau yang dapat menimbulkan sumber penyalaan
yang dapat mengakibatkan timbulnya penyalaan/kebakaran seperti :
1) Pekerjaan memakai las listrik/las potong.
2) Pekerjaan dengan mesin gerinda atau alat potong.
3) Pekerjaan hot tapping equipment.
4) Sand blasting.
5) Menyalakan burner pada furnace.
b. Ijin Kerja Dingin
Ijin kerja yang digunakan apabila melaksanakan suatu kegiatan
yang tidak meggunakan atau yang tidak dapat menimbulkan sumber
penyalaan kebakaran seperti :
1) Mencabut sorotan pada pipa, melepas flange atau baut dan
sebagainya.
2) Membuka peralatan proses baik yang digerakkan oleh penggeraknya
atau tidak, termasuk juga as, coupling, dan pemasangan gland
packing dan sebagainya.
3) Membuka semua jenis vessel, tower, drum, heat exchanger,
condenser, cooler, filter, dapur, dan tanki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas
Ijin masuk yang dapat digunakan apabila seseorang pekerjaan
atau lebih akan melakukan suatu kegiatan didalam ruangan baik itu
vessel, tanki, column, oil sump, ataupun lubang galian yang mencapai
kedalaman lebih dari 1, 3 meter ataupun tempat-tempat lain yang
memungkinkan terdapat gas, debu, fume, yang berbahaya dan dapat
merusak pernapasan / kesehatan.
d. Ijin Penggalian
Setiap akan diadakan kegiatan penggalian, tanpa dilihat dari
kedalamannya harus melengkapi Izin Kerja Penggalian sebelum
pekerjaan dimulai. Pada saat akan memulai pengajuan izin, juga
dilengkapi dengan denah dan lokasi yang akan digali yang bertujuan
agar dapat diketahui yang sebenarnya, apakah jalur yang akan digali
terdapat jalur pipa, jalur listrik telepon ataupun jalur yang bebahaya.
6. Usaha Lain
a. Listrik
Seluruh instalasi kelistrikan di PT. Pertamina EP Region Jawa
Field Cepu telah dilengkapi dengan pengaman listrik berupa sakelar dan
sekering. Sistem perkabelannya sudah tersusun cukup rapi tetapi belum
pernah dilakukan inspeksi atau pemeriksaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Penyalur Petir
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah memasang
instalasi penyalur petir di bangunan kantor dan di tangki penampungan
minyak mentah (crude oil) dalam usaha pencegahan kebakaran.
c. Papan Peringatan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah
terpasang tanda peringatan untuk bahaya api atau kebakaran, antara lain :
1) Dilarang merokok
2) Dilarang membawa korek api
3) Dilarang membuat api
4) Dilarang membawa senjata api
Gambar 7. Papan Peringatan
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
d. Bak Pasir
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdapat bak
penampung pasir yang terbuat dari semen cor dengan ukuran 1 m × 1,5
m × 1 m yang berfungsi untuk langkah awal untuk pemadaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kebakaran skala kecil selain menggunakan APAR. Penyediaan bak pasir
terdapat di setiap stasiun pengumpul (SP) minyak mentah (crude oil).
Gambar 8. Bak Pasir
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu
e. Fire Blanket
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah menyediakan
fire blanket yang merupakan alat yang berbentuk selembar kain yang
penggunaannya dibasahi dengan air terlebih dahulu yang berfungsi untuk
pemadaman kebakaran yang berskala kecil dan mencegah kebakaran
bertambah besar.
Gambar 9. a) Fire Blanket ; b) Pelatihan Penggunaan Fire
Blanket
Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
B. Pembahasan
Dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya mengenai tindakan-
tindakan yang telah dilaksanakan sebagai usaha pencegahan dan pengendalian
terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu,
maka penulis akan membahas hasil penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Sarana Pemadam Kebakaran
a. Sarana kebakaran aktif
Sarana pemadam kebakaran yang ada di PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu meliputi Alat Pemadam Api Ringan, hydrant,
fire box, foam chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran, dan
tim pemadam kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker
No.Kep. 186/MEN/1999 Pasal 2 (b) dan (d) yaitu, ”Kewajiban
mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja
yang meliputi; penyediaan sarana deteksi, alarm sistem, pemadam
kebakaran, sarana evakuasi, dan pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja”.
Untuk pemasangan APAR telah sesuai dengan Permenakertrans
No.Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR BAB II Pasal 4 yang menyatakan bahwa “Tinggi
pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan,
sedangkan penempatan antara APAR yang satu dengan lainnya atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”.
b. Sarana kebakaran pasif
1) Alarm kebakaran
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdapat jenis
alarm kebakaran manual.
Hal ini belum sesuai dengan Kepmenaker No. Kep.
186/MEN/1999 Pasal 2 (b) yaitu, ”Kewajiban mencegah,
mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang
meliputi; penyediaan sarana deteksi, alarm sistem, pemadam
kebakaran, sarana evakuasi, dan pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja”.
2) Emergency respons plan
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah membentuk
tim untuk menangani keadaan darurat, yaitu tim OPKD (Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat) yang bertanggungjawab
melaksanakan tugas, fasilitas dan sarana penunjang pelatihan,
kerjasama tim, respon awal, serta simulasi.
Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker RI No.Kep-
186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja (BAB II Pasal 5) yang menyatakan bahwa “Unit
penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud terdiri dari
petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
koordinator unit penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis”.
3) Assembly point
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
menyediakan tempat berkumpul sementara atau assembly point yang
letaknya sudah diperuntukkan untuk tempat yang aman bagi pekerja
yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan keadaan darurat
dengan pemasangan tanda yang jelas bertuliskan assembly point.
Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat 1 poin d yang menyatakan
“Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian yang berbahaya”.
4) Tanda peringatan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
memasang tanda peringatan mengenai keselamatan kerja yang
diletakkan di seluruh area tempat kerja terutama di tempat-tempat
yang mudah terlihat oleh tenaga kerja.
Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 point b yang menyatakan bahwa
“Pengurus diwajibkan memasang dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja”.
2. Pelatihan
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu menyelenggarakan
kegiatan pelatihan pemadam kebakaran atau biasa disebut penyegaran yang
ditujukan kepada tenaga kerja baru dan karyawan lama yang harus
mengikuti training atau pelatihan. Pelatihan untuk pekerja di PT. Pertamina
EP Region Jawa Field Cepu dilakukan hampir setiap 1 bulan 2 sekali yang
di latih oleh Tim Pemadam Kebakaran. Sedangkan untuk Tim Pemadam
Kebakaran itu sendiri melakukan pelatihan pemadam kebakaran setiap 1
bulan sekali.
Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker No. Kep-186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja yaitu pasal 2 ayat
1 yang menyebutkan ”Pengurus ataun pengusaha wajib mencegah,
mengurangi, dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja”.
3. Tindakan Penyelamatan
Untuk tindakan kadaan darurat PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu sudah menyediakan jalur atau pintu darurat khususnya dikantor,
apabila ada bahaya kebakaran maka suara sirine akan berbunyi untuk
menandakan kalau ada kebakaran. Untuk pekerja yang berada pada tempat
terjadinya kebakaran agar melakukan upaya penyelamatan diri dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menjauh dari sumber kebakaran keluar melalui pintu darurat yang ada
dengan mengikuti arah dan mendekat atau berkumpul di Muster Point.
Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pada
pasal 3 ayat (1) point (d) menyebutkan “syarat-syarat keselamatan kerja
untuk memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya”.
4. Surat Ijin Kerja Aman
Pemberian ijin kerja diberikan sebelum melaksanakan pekerjaan
baik yang tidak berpotensi menimbulkan api maupun yang berpotensi
menimbulkan api. Ijin kerja ini telah dilakukan oleh PT. Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu seperti ijin kerja panas, ijin kerja dingin, ijin kerja
masuk ruang terbatas, ijin kerja penggalian. Ijin kerja ini dilakukan untuk
menciptakan situasi dan cara kerja yang aman bagi para pekerja.
Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di lampiran II bagian 6 “Bahwa petugas yang berkompeten
mengidentifikasi bahaya yang potensial dan telah menilai risiko-risiko yang
timbul dari suatu proses kerja, atau terdapat prosedur kerja yang
didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem ijin kerja
untuk tugas yang berisiko tinggi”.
5. Usaha Lain
Dalam upaya pencegahan dari bahaya kebakaran yang ditimbulkan
oleh sambaran petir, PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memasang instalasi penyalur petir di bangunan kantor dan di tangki
penampungan minyak mentah (crude oil).
Hal di atas telah sesuai menurut Permenaker No.
PER.02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir pasal 2
ayat 1 yang berbunyi “Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat,
dipasang, dan dipelihara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan menteri
ini dan atau standar yang diakui.
Usaha lain yang dilakukan PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu dalam upayanya untuk pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya
kebakaran yaitu dengan penyediaan sarana seperti papan peringatan, bak
pasir, dan fire blanket. Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang Nomer
1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (b) yang berisi mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran.
Untuk instalasi kelistrikan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu telah dilengkapi dengan pengaman listrik berupa sakelar dan
sekering. Sistem perkabelannya sudah tersusun cukup rapi tetapi belum
pernah dilakukan inspeksi atau pemeriksaan.
Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 point (q) yang menyatakan bahwa
“Syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sarana Pemadam Kebakaran
a. Aktif
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah tersedia sarana
pemadam kebakaran aktif meliputi APAR, hydrant, fire box, foam
chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran, dan tim pemadam
kebakaran dan sudah sesuai dengan Kepmenaker No.Kep.
186/MEN/1999 Pasal 2 (b) dan (d).
b. Pasif
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah tersedia sarana
pemadam kebakaran pasif meliputi :
1) Alarm kebakaran dan belum sesuai dengan Kepmenaker No. Kep.
186/MEN/1999 Pasal 2 (b).
2) Emergency respons plan dan telah sesuai dengan Kepmenaker RI
No.Kep- 186/MEN/1999 BAB II Pasal 5.
3) Assembly point dan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun
1970 pasal 3 ayat 1 poin d.
4) Tanda peringatan dan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 point b.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Pemeriksaan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dalam upaya proteksi
terhadap bahaya kebakaran telah melakukan pemeriksaan terhadap
peralatan atau sarana pemadam kebakaran yang ada seperti APAR, hydrant,
fire box, foam chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran.
3. Sistem pemadaman kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field
Cepu terdiri dari :
a. Pelatihan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah melakukan
pelatihan hampir setiap 1 bulan 2 sekali yang di latih oleh Tim
Pemadam Kebakaran sesuai dengan Kepmenaker No. Kep-
186/MEN/1999 pasal 2 ayat 1.
b. Tindakan Penyelamatan
Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah menyediakan jalur
darurat dengan arah yang jelas menuju Muster Point dan telah sesuai
dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pada pasal 3 ayat (1) point
(d).
c. Surat Ijin Kerja Aman
Semua jenis pekerjaan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
sudah dilengkapi dengan izin kerja dan telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 lampiran II bagian 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
d. Usaha Lain
Selain penyediaan sarana pemadam adapun usaha-usaha lain yang
dilakukan sebagai upaya pencegahan kebakaran yaitu
1) Kelistrikan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 point (q).
2) Penyalur petir telah sesuai menurut Permenaker No.
PER.02/MEN/1989 pasal 2 ayat 1.
3) Papan peringatan, bak pasir, fire blanket dan telah sesuai dengan
Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (b).
B. Saran
1. Untuk pemasangan dan penempatan poster atau papan peringatan sebaiknya
diperhatikan lagi untuk kondisi dan kejelasan tulisan pada papan peringatan
agar siapapun yang berada ditempat tersebut bisa mengetahui, memahami,
dan jelas untuk membacanya.
2. Untuk instalasi kelistrikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan mengenai
kondisinya seperti jenis kabel yang dipakai, arus listrik, sistem instalasi dan
kerapian perkabelan dalam penempatan dalam posisi yang aman agar
terhindar dari konsleting listrik dan kondisi kabel yang tetap bagus dan rapi.
3. Sebaiknya dilakukan pemasangan alat pendeteksi dini dari bahaya
kebakaran seperti alat pendeteksi panas, pendeteksi asap, dan pemasangan
alarm sistem agar bisa mengetahui lebih awal dari bahaya kebakaran yang
mungkin terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4. Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi pengawasan dan ketegasan terhadap
peraturan-peraturan yang ada saat memasuki lokasi tempat kerja seperti
peraturan larangan merokok, larangan membawa atau mengaktifkan
handphone, larangan membawa pemantik api.
5. Sebaiknya untuk kapasitas air yang digunakan untuk pemadaman
kebakaran perlu diperhatikan lebih serius lagi mengenai kapasitas airnya
agar bisa mengcover apabila terjadi kebakaran.

More Related Content

Similar to toto.pdf

101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampungBenze Aris
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniFurqaan Hamsyani
 
Yustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkYustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkrundee87
 
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...Fenti Anita Sari
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balitaopal nofal
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561Agus Witono
 
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing huluLaporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulusapri yanto
 
Skrining kecelakaan kerja epidemiologi
Skrining kecelakaan kerja epidemiologiSkrining kecelakaan kerja epidemiologi
Skrining kecelakaan kerja epidemiologilenalda febriany
 
Budidaya Rumput Laut K. alvarezii
Budidaya Rumput Laut K. alvareziiBudidaya Rumput Laut K. alvarezii
Budidaya Rumput Laut K. alvareziiesri yanti
 
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling PolitaniProposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling PolitaniFurqaan Hamsyani
 
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IX
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IXProgram kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IX
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IXJeny Hardiah
 
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Arif Wahyudi
 
Proposal Kerja Praktek
Proposal Kerja PraktekProposal Kerja Praktek
Proposal Kerja PraktekSony Pratama
 

Similar to toto.pdf (20)

101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
 
Yustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkYustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lk
 
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...
PROPOSAL PENGAJUAN OBSERVASI LAPANGAN ANALISIS PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PEMBANG...
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balita
 
sistem pakar
sistem pakarsistem pakar
sistem pakar
 
155112208201011561
155112208201011561155112208201011561
155112208201011561
 
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing huluLaporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
 
Skrining kecelakaan kerja epidemiologi
Skrining kecelakaan kerja epidemiologiSkrining kecelakaan kerja epidemiologi
Skrining kecelakaan kerja epidemiologi
 
Budidaya Rumput Laut K. alvarezii
Budidaya Rumput Laut K. alvareziiBudidaya Rumput Laut K. alvarezii
Budidaya Rumput Laut K. alvarezii
 
tesis.pdf
tesis.pdftesis.pdf
tesis.pdf
 
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling PolitaniProposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
 
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IX
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IXProgram kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IX
Program kerja kkN SMA NEGERI 3 WATANSOPPENG ANGKATAN IX
 
Lap. skripsi anang
Lap. skripsi anangLap. skripsi anang
Lap. skripsi anang
 
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750 Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
Sistem Keamanan dan Optimalisasi Bandwidth menggunakan MikroTik RB750
 
Perencanaan sprinkler
Perencanaan sprinklerPerencanaan sprinkler
Perencanaan sprinkler
 
Proposal Kerja Praktek
Proposal Kerja PraktekProposal Kerja Praktek
Proposal Kerja Praktek
 
LAPORAN Alat Praktikum Ikke.pdf
LAPORAN Alat Praktikum Ikke.pdfLAPORAN Alat Praktikum Ikke.pdf
LAPORAN Alat Praktikum Ikke.pdf
 
Cover bapak
Cover bapakCover bapak
Cover bapak
 
K3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptxK3-UNDARU.pptx
K3-UNDARU.pptx
 

Recently uploaded

GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 

Recently uploaded (6)

GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 

toto.pdf

  • 1. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH Toto Setyono R.0009097 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012
  • 4. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU JAWA TENGAH Toto Setyono*), Henry Sulistyo ST*), Tutug Bolet Atmojo**) Tujuan : Untuk mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran yang telah dilaksanakan oleh PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. Upaya pencegahan dan pengendalian tersebut bertujuan untuk mengantisipasi secara dini terhadap bahaya kebakaran sehingga tercipta lingkungan kerja yang selamat, bersih, nyaman, dan bebas dari sumber sumber bahaya kebakaran. Metode : Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai obyek penelitian. Data diperoleh secara langsung dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pekerja serta dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran. Hasil : Dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah menyediakan sarana untuk pemadam kebakaran seperti APAR, hydrant, mobil pemadam kebakaran, tindakan darurat, tim pemadam dan usaha- usaha lain seperti pemasangan penyalur petir, bak pasir, tanda peringatan dan fire blanket. Simpulan : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran antara lain dengan penyediaan sarana pemadam kebakaran seperti APAR, hydrant, mobil pemadam kebakaran, tindakan darurat, tim pemadam dan usaha-usaha lain seperti pemasangan penyalur petir, bak pasir dan papan peringatan sebagai antisipasi dini sebagai upaya terhadap bahaya kebakaran. Saran yang dapat diberikan adalah upaya perusahaan meningkatkan perawatan dan pengecekan sarana tersebut dengan baik agar siap pakai apabila terjadi kebakaran dan peningkatan pengawasaan terhadap upaya-upaya tersebut. Kata Kunci : Pencegahan, Pengendalian Kebakaran * Mahasiswa Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS **Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS
  • 5. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRACT PREVENTION AND CONTROL OF FIRE HAZARD IN PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU CENTRAL JAVA Toto Setyono*), Henry Sulistyo, ST**), Tutug Bolet Atmojo, SKM**) Objective : To know and understand about the prevention and control of fire hazards that have been carried out by PT. Pertamina EP Cepu Field Java Region. Prevention and control aims to anticipate an early stage of a fire hazard so as to create a safe working environment, clean, comfortable and free from sources of fire hazards. Methods : The research method used is descriptive research is to provide an overview of the research object. Data obtained directly by means of direct observation and interviews with workers and of reference books relating to the prevention and control of fire hazards. Result : Of the efforts that have been made for the prevention and control of fire hazards in the PT. Pertamina EP Cepu Field Region Java has provided a means for extinguishing fires such as the APAR, hydrant, fire trucks, emergency measures, fire teams and other efforts such as the installation of a lightning arrester, a sandbox, a warning sign and fire blanket. Conclusion : The results can be concluded that the PT. Pertamina EP Cepu Field Java Region has implemented a fire prevention and control efforts include the provision of facilities such as APAR fire, hydrant, fire trucks, emergency measures, fire teams and other efforts such as the installation of a lightning arrester, a sandbox and warning signs as anticipation of an attempt against fire. Advice can be given is the company's efforts to improve the care and well- checking facilities to be ready to use in case of fire and increased pengawasaan against such efforts. Keyword : Prevention, Fire Control *Diploma III Students of Hiperkes dan KK FK UNS **Diploma III Study Program of Hiperkes dan KK FK UNS
  • 6. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat melaksanakan magang di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dan menyusun laporan magang ini. Laporan magang ini disusun berdasarkan orientasi-orientasi di berbagai unit khususnya mengenai Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya Kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dengan ditunjang oleh data-data dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari pembimbing. Atas terlaksananya Magang serta tersusunnya laporan Magang ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2011-2015. 2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2011-2015 sekaligus penguji. 3. Bapak Henry Sulistyo, ST selaku pembimbing I yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis. 4. Bapak Tutug Bolet Atmojo, SKM selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan arahan masukan kepada penulis. 5. Ibu Salamah, selaku Ka. Jasa HR PT Pertamina EP Region Jawa Field Cepu, yang telah menyetujui pengajuan Proposal Kerja Praktek penyusun dan memberikan ijin untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 6. Bapak Sigit Isbiantoro, selaku Ka. HSE PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 7. Bapak Rudiyono, selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktek di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu yang telah memberikan arahan dan memberikan ijin kepada penyusun untuk mendapatkan dan menganalisis data- data yang diperlukan. 8. Ibu Riska Perdani, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan memberikan ijin kepada penyusun untuk melakukan praktek pengukuran faktor fisik di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 9. Segenap Tim di HSE yang tidak dapat dsebutkan satu persatu, terima kasih atas informasi yang diberikan. 10. Ibu, Bapak, Adik dan saudara-saudaraku semua, terima kasih atas semua dukungan moril. 11. Kekasih, Khairina Hidayati, terima kasih atas segala dukungan yang luar biasa kepada penyusun selama pelaksanakan kerja praktek di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 12. Teman-teman senasib sepenanggungan yang magang di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 13. Seluruh teman-teman seperjuangan di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
  • 7. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vi Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penyusun demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi yang memerlukan. Surakarta, 12 Juli 2012 Penulis, Toto Setyono
  • 8. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN............................................ iii ABSTRAK..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. Latar Belakang masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5 A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 5 B. Kerangka Pemikiran.................................................................. 24 BAB III HASIL MAGANG......................................................................... 25 A. Metode Penelitian...................................................................... 25 B. Lokasi Penelitian....................................................................... 25 C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ....................................... 25 D. Sumber Data.............................................................................. 26 E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 26 F. Pelaksanaan............................................................................... 27 G. Analisis Data............................................................................. 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29 A. Hasil Penelitian ......................................................................... 29 B. Pembahasan............................................................................... 53 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................... 59 A. Simpulan .................................................................................. 59 B. Saran.......................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63 LAMPIRAN
  • 9. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user viii DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar Peralatan Fire Box ............................................................... 40 Tabel 2. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Truck ................................. 42 Tabel 3. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Jeep ................................... 42
  • 10. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Segitiga Api ................................................................................. 10 Gambar 2. Piramida Api ................................................................................ 19 Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran.......................................................... 24 Gambar 4. APAR 20 Dry Chemical............................................................... 33 Gambar 5. Hydrant......................................................................................... 37 Gambar 6. Fire Jeep dan Fire Truck.............................................................. 41 Gambar 7. Papan Peringatan.......................................................................... 48 Gambar 8. Bak Pasir ...................................................................................... 49 Gambar 9. Fire Blanket dan Pelatihan Penggunaannya................................. 50
  • 11. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keterangan Magang Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Magang Lampiran 3 : Daftar Presensi Mahasiswa Magang Lampiran 4 : Kebijakan QHSE PT. Pertamina EP Field Cepu Lampiran 5 : Diagram OPKD PT. Pertamina EP Field Cepu Lampiran 6 : Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Lampiran 7 : Surat Ijin Kerja Aman Lampiran 8 : Struktur Organisasi Tim OPKD Lampiran 9 : Lay Out PPP PT. Pertamina EP Field Cepu Lampiran 10 : Lay Out Hidrant PPP PT. Pertamina EP Field Cepu Lampiran 11 : Lay Out Hidrant PT. Pertamina EP Field Cepu
  • 12. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengolahan minyak dan gas bumi, maka semakin besar pula resiko bahaya kebakaran dan kecelakaan yang mungkin timbul. Di sini peranan K3LL sangat penting untuk menunjang keselamatan kerja, pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta pengendalian pencemaran lingkungan. Menurut keputusan menteri tenaga kerja No. Kep. 186/MEN/1999 penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja telah mengantsipasi dalam hal mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, memberi jalan penyelamatan, penyelenggaraan latihan penanggulangan kebakaran yang ditetapkan di setiap tempat kerja dari perencanaan sampai ada sanksi hukum terhadap pelanggaran. PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu yang dalam kegiatan eksplorasi pengambilan dan penampungan minyak mentah (crude oil) . Maka untuk menunjang kegiatan tersebut perlu dilengkapi dan dipasang fasilitas pemadam secara tetap dan tidak tetap untuk mencegah dan menanggulangi
  • 13. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 kebakaran. Hal ini sangat penting dan perlu mendapat perhatian dalam melindungi aset perusahaan demi lancarnya operasi pruduksi minyak mentah (crude oil). Ada 3 jenis tingkatan istilah dalam bahaya kebakaran : 1. Bahaya Kebakaran Ringan Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, sehingga menjalarnya api rendah. Contohya : Tempat ibadah, rumah makan, sekolahan, kantor, dan rumah sakit. 2. Bahaya Kebakaran Sedang Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, sehingga menjalarnya api cukup berat. Contohnya : Bengkel mobil, pabrik ban dan lain-lain. 3. Bahaya Kebakaran Berat Adalah jenis kebakaran dengan hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, sehingga menjalarnya api sangat tinggi dan cepat. Contohnya : pabrik kimia dengan tingkat kemudahan terbakar tinggi, pabrik bahan peledak dan lain-lain. PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu termasuk dalam jenis kebakaran tingkat tinggi karena memproduksi bahan-bahan yang mudah meledak terutama pada bagian penampungan minyak mentah (crude oil). Berdasarkan dari uraian di atas maka prektek kerja lapangan ini akan membahas tentang Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya Kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
  • 14. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 3 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka timbul rumusan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Pencegahan dan Pengendalian Terhadap Bahaya Kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu”. C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sarana pemadam kebakaran yang tersedia di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 2. Mengetahui pemeriksaan sarana pemadam kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 3. Mengetahui sistem pemadaman kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. D. Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini diharapkan tercapainya manfaat sebagai berikut : 1. Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan dapat digunakan untuk evaluasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran yang sudah dilakukan.
  • 15. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 4 2. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja a. Menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar khususnya tentang pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran di tempat kerja. b. Sebagai bentuk kerjasama antar institusi, yakni antara PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dengan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja agar tercipta suatu penerapan ilmu yang sinkron dan sesuai. 3. Penulis a. Dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya kebakaran serta usaha-usaha pencegahan dan pengendalian yang diterapkan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. b. Dapat mengetahui sarana atau alat untuk pemadaman kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. c. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan saat perkuliahan. 4. Pembaca Diharapkan dapat memberi gambaran tentang sistem proteksi pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran yang ada disebuah perusahaan pada umumnya dan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu pada khususnya.
  • 16. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Definisi tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha, dan dimana terdapat sumber- sumber bahaya. Termasuk didalamnya adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan degan tempat kerja tersebut yang terdapat dalam Undang- Undang No. 1 tahun 1970. Oleh karena itu untuk menunjang tempat kerja yang aman harus selalu diperhatikan dalam pengaturan, tata letak dan desain semua peralatan, mesin dan bahan supaya tidak menimbulkan kecelakaan kerja. Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih optimal dan ini tentu akan berdampak pada produk yang dihasilkan. Pada gilirannya ini akan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan ketimbang sebelum dilaksanakannya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (Rudi Suardi, 1996). 2. Sebab Terjadinya Kebakaran Menurut Depnakertrans RI, 2002, penyebab kebakaran dan peledakan pada umumnya bersumber pada tiga faktor yaitu :
  • 17. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 6 a. Faktor Manusia Manusia sebagai faktor penyebab terjadinya kebakaran dan peledakan antara lain : 1) Pekerja a) Tidak mau tahu atau kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan kebakaran dan peledakan. b) Menempatkan barang atau menyusun barang yang mudah terbakar tanpa menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran dan peledakan. c) Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan, atau melebihi kapasitas yang telah ditentukan. d) Kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin. e) Adanya unsur-unsur kesengajaan. 2) Pengelola a) Sikap pengelola yang tidak memperhatikan keselamatan kerja. b) Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja. c) Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dengan baik, terutama dalam bidang kegiatan penentuan bahaya, penerangan bahaya dan lain-lain. d) Tidak adanya standard atau kode yang tidak dapat diandalkan atau penerapan tidak tegas, terutama yang menyangkut bagian kritis dari peralatan.
  • 18. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 e) Sistem penanggulangan bahaya kebakaran baik sistem tekanan udara dan instalasi pemadam kebakaran tidak diawasi dengan baik. b. Faktor Teknis 1) Melalui proses fisik atau mekanis dimana dua faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya panas akibat dari pengetasan benda- benda, maupun adanya api terbuka. 2) Melalui proses kimia yaitu terjadi sewaktu-waktu pengangkutan bahan-bahan kimia berbahaya, penyimpanan, dan penanganan (handling) tanpa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada. 3) Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena hubungan arus pendek sehingga menimbulkan panas atau bunga api dan menyalakan atau membakar komponen yang lain. c. Faktor Alam 1) Petir 2) Gunung Meletus 3. Klasifikasi Kebakaran Klasifikasi potensi bahaya kebakaran ditinjau dari tempat kerja sesuai dengan Kepmenaker nomor 189 tahun 1999, yaitu: a. Bahaya Kebakaran Ringan Bahaya kebakaran ringan adalah jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran
  • 19. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 8 melepas panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat. Contoh : gedung pendidikan, museum, perkantoran, perhotelan, dan perpustakaan. b. Bahaya Kebakaran Sedang 1) Bahaya Kebakaran Sedang I Bahaya kebakaran sedang kelompok I adalah jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 m, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Contoh : pabrik mobil, pabrik roti, pabrik elektronika, pabrik susu, dan pabrik barang gelas. 2) Bahaya Kebakaran Sedang II Bahaya kebakaran sedang kelompok II adalah jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Contoh : pabrik kimia, pabrik tembakau, pabrik barang kulit, dan pabrik tekstil. 3) Bahaya Kebakaran Sedang III Bahaya kebakaran sedang kelompok III adalah jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan yang tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Contoh : pabrik makanan, pabrik sabun, pabrik mobil, pabrik ban, pabrik tepung terigu, dan pabrik pakaian.
  • 20. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 c. Bahaya Kebakaran Berat Bahaya kebakaran berat adalah jenis hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas yang tinggi, penyimpanan cairan yang mudah terbakar, serat, atau bahan lain yang apabila terbakar apinya cepat membesar dengan melepaskan panas yang tinggi sehingga menjalarnya api menjadi cepat. Contoh : pabrik kimia, pabrik api, pabrik korek api, pabrik bahan peledak, penyulingan minyak bumi kembang. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1980 kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu : 1) Kebakaran Kelas A Kebakaran yang terjadi pada bahan padat kecuali logam, kelas inmempunyai ciri jenis kebakaran yang meninggalkan arang dan abu. Unsur bahayang terbakar biasanya mengandung karbon. Misalnya kayu, plastik, tekstil, dan karet. 2) Kebakaran Kelas B Kebakaran yang terjadi pada bahan cair dan gas yang mudah terbakar. Kelas ini terdiri dari unsur bahan yang mengandung Hidrokarbon dari minyak bumi dan turunan kimianya. Misalnya : minyak, gas alam, dan bensin. 3) Kebakaran Kelas C Kebakaran yang terjadi pada instalasi listrik, misalnya peristiwa arus pendek pada instalasi listrik.
  • 21. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10 4) Kebakaran Kelas D Kebakaran yang terjadi pada bahan logam seperti titanium, magnesium, besi, dan baja. 4. Terjadinya Api Api merupakan suatu reaksi kimia atau reaksi oksidasi yang bersifat eksotermis dan diikuti oleh evolusi atau pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara. Proses terjadinya api ini dimulai bila terdapat tiga unsur, yaitu bahan mudah terbakar, oksigen dan panas. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam kondisi yang seimbang atau dalam konsentrasi tertentu, timbullah reaksi oksidasi atau dikenal sebagai proses pembakaran. Bila api awal ini telah terjadi maka sebagian panas tersebut akan diserap bahan bakar atau benda disekelilingnya yang kemudian melepaskan uap dan gas yang dapat menyala berganti-ganti setelah bercampur dengan oksigen (diudara), proses ini disebut reaksi berantai (Suma’mur P.K, 1996). Ketiga unsur tersebut dikenal dengan sebutan segitiga api : Oksigen Bahan Bakar Panas Gambar 1. Segitiga Api Sumber : Permenakertrans RI No.Per-04/MEN/1980
  • 22. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 11 a. Bahan Bakar Pada umumnya semua bahan bakar dapat terbakar, yang menjadi perbedaan masing-masing bahan tersebut adalah titik nyala (flash point) yang dimiliki bahan, yaitu temperatur terendah dari suatu bahan untuk merubah bentuknya menjadi uap dan akan menyala sendiri apabila bersentuhan dengan api (Suma’mur P.K, 1996). b. Oksigen Udara disekitar kita dalam keadaan normal mengandung ± 21%, 78 % Nitrogen (N2) dan 1 % gas-gas lainnya. Maka 21% zat asam inilah yang menunjang berlangsungnya proses pembakaran dan batas minimal untuk memelihara terjadinya nyala api adalah 15%, sedangkan pada kadar kurang dari 12 % pembakaran tidak berlangsung (PPT. Pusdiklat Migas Cepu). c. Panas Berdasarkan buku ”Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan” halaman 54 dikarang oleh Dr. Suma’mur P.K, M. Sc, menerangkan bahwa tenaga kerja minimal sumber api adalah 0,1 mj (Suma’mur P.K, 1996). 5. Sumber Nyala Api a. Listrik Instalasi listrik yang digunakan dapat mengakibatkan nyala api oleh karena faktor-faktor : 1). Instalasi tidak memakai sekring atau sekring diganti dengan kawat. 2). Pemasangan kabel-kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan pendek.
  • 23. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 12 3). Keadaan kabel-kabel, baik dalam instalasi listrik, maupun dalam peralatan listrik yang sudah usang atau rusak (Suma’mur P.K, 1996). b. Rokok Merokok ditempat terlarang atau membuang puntung rokok (masih menyala) sembarangan ditempat kerja sehingga dapat menimbulkan kebakaran (Suma’mur P.K, 1996). c. Pemanasan Berlebih Pemanasan berlebih bisa timbul dari pengoperasian alat-alat yang tidak terkontrol dengan baik dan mesin mesin yang tak terawat, misalkan pengoprasian ketel uap yang tidak terkontrol air pengisinya (Suma’mur P.K, 1996). d. Api Terbuka Penggunaan api pada tempat-tempat yang terdapat bahan mudah terbakar, misalnya menyalakan api di tempat penimbunan bahan bakar (bensin) untuk penerangan (Suma’mur P.K, 1996). e. Percikan Bara Pembakaran Bunga api bisa berasal dari knalpot mesin diesel ataupun dari kendaraan angkutan, dari kegiatan pengelasan dan penggerindaan (Suma’mur P.K, 1996). f. Sambaran Petir Bahaya dari sambaran petir yang ada dapat mengenai obyek- obyek yang tidak terlindungi oleh penangkal petir atau pada instalasi
  • 24. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 13 yang penangkal petirnya tidak memenuhi syarat (PPT. Pusdiklat Migas Cepu). g. Reaksi Kimia Nyala api timbul dari reaksi bahan-bahan kimia tertentu yang menghasilkan cukup panas yang berakibat terjadinya kebakaran (Suma’mur P.K, 1996). 6. Pencegahan Bahaya Kebakaran Pencegahan yaitu semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan kekayaan. Pencegahan kebakaran dan pengurangan korban tergantung dari lima prinsip pokok sebagai berikut : a. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau keadaan panik. b. Pembuatan bangunan yang tahan api. c. Pengawasan yang teratur dan berkala. d. Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamnya. e. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran dan tindakan pemadamnya (Suma’mur P.K, 1996). Hal yang diperlukan proteksi pencegahan kebakaran : a. Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran 1) Poster Peringatan Pemasangan poster larangan merokok adalah pencegahan dini yang umum dilakukan oleh perusahaan. Namun dalam kenyataanya
  • 25. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 14 larangan tersebut tidak sepenuhnya ditaati, untuk itu perusahaan perlu menyediakan waktu dan tempat khusus untuk merokok dengan maksud untuk mengurangi keinginan merokok pada saat sedang kerja (Suma’mur P.K, 1996). 2) Instalasi Penyalur Petir Instalasi Penyalur Petir menurut peraturan menteri tenaga kerja No. PER/02/MEN/1989 ialah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri atas penerima (Air Terminal/Rod), penghantar (Down Conductor), elektroda bumi (Earth Electrode) termasuk perlengkapan lainnya yang merupakan satu kesatuan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke bumi (Suma’mur P.K, 1996). b. Pelatihan Peadam Kebakaran Petugas pemadam kebakaran tidak dipilih berdasarkan pengalaman saja, melainkan dibentuk dan dibina melalui program latihan yang meliputi pendidikan teori latihan jasmani, praktek dan pengalaman-pengalaman yang benar-benar didapat dari pelatihan pemadaman kebakaran (Suma’mur, 1996). c. Surat Ijin Kerja Surat ijin kerja pada prinsipnya adalah dokumen tertulis sebagai persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan berbahaya dan memperhatikan bahaya potensial yang ada serta langkah pencegahannya yang harus dilakukan (Syukri Syihab, 1997).
  • 26. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 15 7. Pengendalian Bahaya Kebakaran a. Sarana Pengendalian Bahaya Kebakaran 1) APAR Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER-04/MEN/1980 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam yang mudah dibawa atau dipindahkan dan dapat dipakai oleh satu orang. Secara umum jenis APAR ada 4 macam : a) Jenis busa (foam) b) Jenis serbuk tepung kering (dry chemical) c) Jenis CO2 d) Jenis air Panduan pemasangan APAR menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER-04/MEN/1980 adalah: Bab II pasal 4 (1) Setiap satu kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi pemberian tanda pemasangan. (2) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok pemadam api ringan yang bersangkutan.
  • 27. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 16 (3) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran (4) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. (5) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah. Bab II pasal 5 Dilarang memasang dan menggunakanalat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat. Bab II pasal 6 (1) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan kontruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. Bab II pasal 7 (1) Sengkang atau kontruksi penguat lainnya seperti pasal 6 ayat (1) tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati. Bab II pasal 8 Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian ruap sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
  • 28. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 17 dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang dari 15 cm dari permukaan lantai. Bab II pasal 9 Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasng dalam ruangan atau tepat dimana suhu melebihi 49ºC atau turun sampai minus 44ºC kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas. Bab III pasal 11 (1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu : a. Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan. b. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan. (2) Cacat pada perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu pemeriksaan harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat. Bab III pasal 14 Petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas. 2) Hydrant Hydrant adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang bekerja menggunakan air bertekanan. (BPP Semseter II, 2011) Komponen hydrant kebakaran terdiri dari: a) Sumber penyediaan air
  • 29. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 18 b) Pompa-pompa kebakaran c) Selang kebakaran d) Kopling penyambung e) Nozzle dan perlengkapan lain Terdapat 2 (dua) penggolongan tipe hydrant, yaitu berdasarkan dari katupnya dan berdasarkan fungsinya : a. Berdasarkan Letak Katupnya Berdasarkan letak katupnya, fire hydrant terdiri atas : 1) Hydrant Sistem Basah (Wet Barrel Fire Hydrant) 2) Hydrant Sistem Kering (Dry Barrel Fire Hydrant) b. Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan letak fungsinya, fire hydrant terdiri atas : 1) Hydrant Pemadam 2) Hydrant Monitor (Fixed Water Monitor). (PPT. Migas Cepu) 3) Mobil Pemadam Kebakaran Fire truck (mobil pemadam kebakaran) adalah merupakan suatu rangkaian dari beberapa unit sistem yang secara garis besar terdiri dari a) Engine dan Chasis kendaraan b) Pompa dan PTO (Power Talk Olf) Yang dirangkai melalui sistem mekanik, elektrik, konstruksi body dan sistem perpipaan, sehingga merupakan suatu unit secara
  • 30. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 19 utuh dan dapat berfungsi sebagai kendaraan pemadam kebakaran dan media yang sesuai dengan kebutuhan (PPT Migas Cepu). b. Teknik Pemadaman Kebakaran Pemadaman kebakaran yang dilakukan harus diperhatikan tentang keefektifannya agar tidak membahayakan keselamatan sendiri. Karena seringkali jika pemadaman yang dilakukan tanpa perhitungan yang tepat, justru akan membahayakan petugas pemadam tersebut. Untuk itu agar pemadaman kebakaran dapat lebih efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal mengenai teknik pemadaman kebakaran. Prinsip dasar menanggulangi kebakaran adalah memadamkan api agar jangan membesar atau menjalar dengan memutuskan salah satu rangkaian dari segitiga api. Segitiga api disempurnakan dengan memperhitungkan reaksi kimia yang terdapat proses terjadinya api (Depnakertrans RI, 2002). Berikut gambar dari segitiga api yang disempurnakan dengan memperhitungkan reaksi kimia : Oksigen Bahan Bakar Reaksi Kimia Panas Gambar 2. Piramida Api Sumber : Depnakertrans RI, 2002
  • 31. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 20 Pada dasarnya didalam melakukan upaya pemadaman, prinsip yang harus diingat adalah dengan cara merusak keseimbangan unsur- unsur yang terlibat dalam bidang empat api : Prinsip tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Starvation Teknik pemadaman dengan metode starvation ini adalah dengan cara mengambil atau mengurangi bahan bakar yang terbakar sampai dibawah batas yang bisa terbakar dibagian bawah atau lower flammable limit (Depnakertrans RI, 2002). 2) Smothering Smothering adalah teknik pemadaman yang dilakukan dengan cara memisahkan atau mengisolasi udara dengan bahan bakar yang terbakar pada proses pembakaran. Cara ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan bahan bakar dengan menggunakan selimut api atau fire blanket atau dengan menggunakan busa (Depnakertrans RI, 2002). 3) Dilution Dilution merupakan salah satu teknik pemadaman dengan cara mengurangi atau dengan melakukan pengenceran kadar oksigen diudara sampai dibawah batas minimum sehingga pembakaran tidak lagi dapat brlangsung. Teknik pemadaman ini dilakukan dengan menggunakan CO2 atau gas inert lainnya (Depnakertrans RI, 2002).
  • 32. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 21 4) Cooling Cooling merupakan teknik pemadaman kebakaran yang dilakukan dengan cara mengambil atau menurunkan temperatur bahan bakar yang terbakar sampai titik nyala terendah sehingga api padam. Teknik pemadaman ini dapat dilakukan, misalnya dengan menyemprotkan air pada tempat kebakaran pada kebakaran solid material (Depnakertrans RI, 2002). 5) Break Chain Reaction Teknik pemadaman dengan metode Break Chain Reaction ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara fisis dan kimiawi. Secara fisis misalnya dengan cara peledakan atau dengan cara menebas api. Sedangkan dengan cara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah media pemadam halon, misalnya dengan halon 1301 pada proses pemadaman (Depnakertrans RI, 2002). c. Regu Penanggulangan Kebakaran Menurut keputusan menteri tenaga kerja No. Kep. 186/MEN/1999 regu penanggulangan kebakaran adalah satuan tugas yang mempunyai tugas khusus fungsional dibidang penganggulangan kebakaran. 1) Jumlah Anggota Regu Untuk tiap unit kerja harus dibentuk regu penanggulangan kebakaran dengan ketentuan :
  • 33. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 22 a) Setiap regu berjumlah 4 sampai 5 orang, salah satunya sebagai komandan regu. b) Dalam satu perusahaan harus ada regu penanggulangan kebakaran. c) 1 regu berasal dari satu ruangan. 2) Latihan Petugas pemadam kebakaran tidak dipilih berdasarkan pengalaman saja, melainkan dibentuk dan dibina melalui program latihan yang meliputi pendidikan teori latihan jasmani, praktek dan pengalaman-pengalaman yang benar-benar didapat dari pelatihan pemadaman kebakaran (Suma’mur, 1996). 3) Kualifikasi Tidak semua orang dapat dan mampu menjadi petugas pemadam kebakaran. Orang-orang yang memilih pekerjaan ini mesti memenuhi persyaratan fisik dan mental. Kualifikasi tersebut meliputi kegesitan mental, kesehatan fisik, kemampuan fisik dan tingkat kecekatan. Kesiapan mental diperoleh antara lain lewat pendidikan dan latihan, dengan demikian seorang pemadam petugas pemadam kebakaran memiliki kecepatan mengabil keputusan yang cepat, kemampuan melakukan pengamatan, dan penilaian serta kesanggupan menerima dan melaksanakan perintah dari pimpinan yang bersangkutan (Suma’mur, 1996).
  • 34. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 23 d. Tindakan Keadaan Darurat Menurut Depnakertrans RI, 2002. Dalam kaitannya dengan terjadinya peristiwa kebakaran selain cara penanggulangan api yang diperlukan, maka upaya penyelamatan akibat terjadinya kebakaran merupakan langkah penting untuk menghindari terjadinya kerugian besar. Upaya penyelamatan dimaksud tentunya sudah harus diterapkan sejak awal perencanaan suatu kegiatan sampai dengan kemungkinan terjadinya kebakaran.Upaya tersebut meliputi perencanaan keadaan darurat dan system evakuasi, yang meliputi : 1) Pengaturan rencana evakuasi. 2) Prosedur evakuasi. 3) Pemilihan rute evakuasi 4) Pengamatan rute evakuasi 5) Latihan evakuasi 6) Latihan menguasai asap 7) Pendidikan evakuasi 8) P3K 9) Penyediaan tempat evakuasi (Depnakertrans RI, 2002).
  • 35. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 24 B. Kerangka Pemikiran Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Sumber : Gambar Penulis PERUSAHAAN Proses Produksi Potensi Bahaya Korban Kerugian Kerugian Terkendali Tindakan Pencegahan 1. Sarana Pemadam Kebakaran a. Pasif b. Aktif 2. Tim Pemadam Kebakaran 3. Latihan dan Simulasi 4. Tindakan Penyelamatan 5. Surat Ijin Kerja Aman 6. Usaha-Usaha Lain
  • 36. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan tentang upaya pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran sebagai antisipasi dini terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. B. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berlokasi di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Obyek penelitian adalah upaya pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terutama di area PPP (Pusat Pengumpul Produksi), yang meliputi sarana pemadam kebakaran, tim pemadam kebakaran, training dan surat ijin kerja dan usaha- usaha lain seperti pemasangan papan peringatan dan penyalur petir.
  • 37. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 26 D. Sumber Data Dalam melaksanakan penelitian, penulis mendapat data dari sumber data-data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer diperoleh dari melakukan observasi langsung ke tempat kerja/lapangan, wawancara tenaga kerja dan konsultasi dengan pembimbing lapangan selama melakukan praktek kerja lapangan yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. 2. Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari dokumen perusahaan, buku referensi dan makalah mengenai kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian di HSE PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu ini adalah : 1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu sistem proteksi dan pencegahan kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terutama di area PPP (Pusat Pengumpul Produksi). 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pekerja dan pembimbing lapangan dalam ruang lingkup PT. Pertamina EP Region
  • 38. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 27 Jawa Field Cepu mengenai sarana pemadam kebakaran, tim pemadam kebakaran, training, surat ijin kerja dan para pihak yang berkompeten dalam menunjang upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran. 3. Studi Keputakaan, yaitu penulis dengan melakukan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran, laporan-laporan penelitian yang sudah ada, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian baik dari perpustakaan AKAMIGAS Cepu yang dapat menunjang tentang higene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja. F. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan terbagi dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah mengajukan proposal permohonon praktek kerja lapangan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu, disamping itu dalam tahap persiapan juga melakukan pembelajaran kepustakaan yang berhubungan dengan kebakaran. 2. Tahap Pelaksanaan a. Penjelasan umum tentang latar belakang dan perkembangan PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. b. Observasi umum ke bagian produksi di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu.
  • 39. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 28 c. Observasi awal dengan wawancara kepada tim pemadam kebakaran dan pembimbing lapangan. d. Pengamatan langsung terhadap sistem pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. e. Pencarian data pelengkap melalui dokumen perusahaan dan buku referensi. G. Analisis Data Dari data penelitian yang sudah diperoleh, maka penulis berusaha untuk menganalisa hasil pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran dengan membandingkan data yang diperoleh dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • 40. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah melakukan proses eksplorasi pengeboran untuk pengambilan minyak mentah (crude oil) dan penampungan minyak mentah di area PPP (Pusat Penampung Produksi). Didalam melakukan proses produksinya PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu tidak lepas dari bahaya kebakaran. 1. Sumber Potensi Kebakaran a. Oksigen Kadar oksigen yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sangat banyak sumbernya yang tersebar di seluruh area tempat kerja yang berpotensi dan mendukung terjadinya kebakaran di tempat kerja, karena oksigen adalah suatu gas pembakar, maka keberadaan oksigen akan sangat menentukan keaktifan pembakaran. b. Panas Faktor panas yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga mempunyai potensi dan mendukung terjadinya kebakaran di tempat kerja, diantaranya :
  • 41. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 30 1) Sinar matahari Potensi bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu yang ditimbulkan dari sinar matahari khususnya pada siang hari yang menghasilkan energi panas yang bisa menjadikan ancaman serius penyebab terjadinya kebakaran. 2) Panas mesin Panas dapat menaikkan suhu atau temperatur suatu zat sampai titik nyala api. Titik nyala ini yang nantinya menjadi penentu sebesar apa nyala api yang timbul. Panas dapat berasal dari tekanan panas kimia, mekanik maupun listrik. Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sumber panas yang dapat menimbulkan potensi bahaya kebakaran dapat berasal dari mesin pompa. 3) Listrik Arus pendek yang sering terjadi juga bisa menyebabkan konsletng listrik. Konsleting listrik ini kemudian menimbulkan percikan api dan bisa menyebabkan kebakaran yang dimungkinkan bisa menyebar ke area sekitarnya. 4) Api terbuka Potensi bahaya dari api terbuka seperti rokok yang merupakan konsumsi rutin bagi sebagian pekerja PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu bagi yang merokok. Akan tetapi dari hal tersebut merupakan ancaman serius yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Larangan merokok di area rawan terjadi kebakaran
  • 42. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 31 seperti di area penampungan minyak mentah (crude oil) jelas sebagai upaya pecegahan nyata. 5) Petir Sambaran petir di daerah PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dan sekitarnya memiliki intensitas yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan posisi Cepu yang didalam tanahnya memiliki kandungan minyak bumi dan posisinya yang dekat dengan laut jawa sehingga sering memunculkan loncatan listrik. Sebagai tindakan antisipasi di beberapa di area PPP (Pusat Penampung Produksi) dipasang sistem penangkal petir. c. Bahan 1) Bahan Padat a) Kertas Kertas merupakan bahan padat yang sangat rantan terbakar. Keberadaan kertas di PT. Pertamina EP Region Jawa field Cepu banyak ditemukan disetiap unit kerja terutama di kantor yang setiap hari mengurusi masalah administrasi yang pasti memerlukan banyak kertas. Begitu banyak kertas bisa menjadi sumber potensi bahaya kebakaran meskipun kecil, tetapi itu bisa menimbulkan bahaya besar yang menimbulkan terjadinya kebakaran apabila hanya dipandang sebelah mata.
  • 43. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 32 b) Sampah Setiap hari sampah yang sebagian besar berasal dari daun- daun kering yang berada di bak penampungan sampah. Selain sampah dari daun kering, terdapat juga sampah dari bungkus makanan yang terbuat dari plastik yang mudah tersulut api. Sampah-sampah ini bisa menjadi sumber potensi bahaya kebakaran yang sederhana tapi menimbulkan bencana apabila hanya dipandang sebelah mata. c) Kayu Sebagian besar pembatas atau sekat di ruang kantor terbuat dari kayu dan dipasang triplek yang rentan tersambar api yang bisa menyebabkan kebakaran. Pertimbangan pemasangan triplek ini karena triplek lebih kedap suara, lebih murah, dan mudah dibongkar pasang apabila ada perbaikan ruangan. Akan tetapi perlu diwaspadai mengingat menjadi bahan yang menyebabkan api semakin membesar apabila terjadi kebakaran. d) Kabel Kabel yang terklupas dapat menimbulkan arus pendek yang menyebabkan konsleting listrik. Kabel-kabel yang digunakan disetiap kantor harus ditata serapi dan seaman mungkin untuk menghindari bahaya kebakaran akibat konsleting listrik.
  • 44. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 33 2) Bahan Gas Sumber potensi kebakaran yang ditimbulkan dari gas adalah terdapatnya gas H2S yang ada di penampungan minyak, serta dari gas LPG yang digunakan di dapur kantor yang berpotensi menyebabkan kebakaran. 3) Bahan Cair a) Minyak Mentah (crude oil) Minyak mentah (crude oil) merupakan produksi utama dari PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu. Minyak mentah seperti halnya jenis minyak yang lain memiliki berat jenis yang lebih ringan dari pada air. Kebanyakan zat cair yang mudah terbakar terapung diatas permukaan air. Hal ini tentu menjadi indikasi kuat bahwa minyak mentah memiliki sifat bahaya kebakaran bagi industry minyak dan gas bumi. Selain itu komposisi yang menyusun minyak bumi terutama tersusun oleh hidrokarbon dan alkana yang sangat reaktif dengan api. b) Solar Solar merupakan bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan genset untuk memompa minyak ke penampungan maupun air. Dari hal tersebut solar menjadi sumber potensi bahaya kebakaran karena solar termasuk bahan bakar minyak yang memiliki karakteristik yang kurang lebih sama seperti bensin sehingga bersifat reaktif dengan api.
  • 45. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 34 2. Sarana Pemadam Kebakaran a. Aktif 1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu jenisnya adalah foam, dry chemical, CO2, dan halotron. Jumlah APAR yang tersedia berdasarkan data pemeriksaan yang ada adalah sebagai berikut : a) Foam sebanyak 8 unit b) Dry Chemical sebanyak 188 unit c) CO2 sebanyak 30 unit d) Halotron sebanyak 9 unit Gambar 4. APAR 20 Dry Chemical Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu Jadi jumlah APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sebanyak 235 unit. Cara penggunaan APAR jenis tabung ABC yang tepat, cepat, dan aman adalah :
  • 46. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 35 Ambil APAR dari tiang lokasi kebakaran dengan cara di panggul dan ditenteng. a) Cabut segel/tarik pin. b) Arahkan nozzle ke sumber api. c) Tekan pengatupnya. Sedangkan petunjuk pemakaian alat pemadam api tipe besar atau trolly adalah : a) Ambil trolly ke tempat terjadi kebakaran dengan cara didorong. b) Putar segel. c) Arahkan nozzle ke sumber api. d) Tekan pengatupnya. Adapun pemasangan APAR adalah sebagai berikut : a) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan dapat diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. b) APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat, dicapai, dan di ambil dengan mudah. c) Jarak pemasangan APAR tidak lebih dari 15 meter antara APAR satu dengan APAR yang lainnya. d) Ketinggian pemasangan APAR 125 cm dari dasar lantai tepat di atas 1 atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
  • 47. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 36 e) APAR dipasang menggantung pada dinding dengan penguat dan ada juga yang diletakkan di bawah ataupun rak yang terbuat dari besi. f) Penempatan mudah di jangkau dan suhu penempatan yang ditentukan adalah tidak kurang dari -4° C dan tidak lebuh dari 49°C. g) APAR yang tersedia di lengkapi dengan pemberian tanda yaitu : (1) : Tanda pada tiang dimana terdapat APAR. (2) : Tanda pada tembok dimana terdapat APAR. h) Pin pengaman sebagai segel masih dalam keadaan baik. i) Dilengkapi dengan label jaminan dan stiker yang berisi identitas APAR. Check sheet pemeriksaan APAR meliputi : a) Tabung APAR atau body. b) Pin pengaman atau segel, harus dalam keadaan masih terikat. c) Pressure gauge, harus menunjukan pada warna hijau. d) Blangko, yang berisi : (1) Nama seksi (2) Lokasi (3) Nomer tabung e) Label jaminan, berisi tanggal pemeriksaan.
  • 48. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 37 f) Serbuk beku atau tidak jika jenisnya dry chemical, jika jenisnya CO2 maka harus ditimbang untuk mengetahui volumenya. g) Tanda merah pada dinding atau tiang untuk mengetahui keberadaan APAR. Dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pembimbing lapangan, APAR yang tersedia di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berjumlah 235 unit yang terdiri dari jenis foam, dry chemical, CO2, dan halotron. Dalam pemasangannya APAR dipasang dengan tinggi 125 cm dan jarak APAR satu dengan yang lainnya 15 meter, pada penempatan APAR diatas diberi tanda garis merah tebal pada tiang dan tanda segitiga pada dinding, dan semua tabung APAR bewarna merah. Dalam penempatannya ada yang digantung dan ada yang di tempatkan dalam rak yang terbuat dari besi dan adapula diletakkan di lantai. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 6 bulan sekali. Dari hasil tersebut maka pemasangan APAR sudah cukup dan sesuai untuk pemadaman saat terjadi kebakaran yang mudah dilihat dan mudah untuk dijangkau. Pemeriksaan APAR terakhir terhitung pada bulan februari sampai agustus 2012. 2) Hydrant Hydrant adalah instalasi pemadam kebakaran, yang dipasang permanen berupa jaringan perpipaan berisi air yang bertekanan yang
  • 49. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 38 siap untuk memadamkan kebakaran. Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdapat 39 titik pilar hydrant dengan rincian : a) PPP Menggung sebanyak 11 unit b) Distrik I Kawengan sebanyak 10 unit c) Distrik II Nglobo – Ledok sebanyak 8 unit d) Kantor Mentul sebanyak 10 unit Gambar 5. Hydrant Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu Pada setiap perangkat hydrant dilengkapi dengan : a) Nozzle b) Selang. c) Kopling penyambung. d) Valve atau keran pembuka. e) Pressure gauge. f) Pagar pengaman bercat merah. g) Pintu hydrant yang bertulis ”HYDRANT”, nomor hydrant. Petunjuk penggunaan hydrant adalah sebagai berikut :
  • 50. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 39 a) Lebih cocok untuk memadamkan jenis kebakaran benda padat atau bangunan. b) Dilakukan oleh 5 orang. c) Pembagian tugas dalam pemakaian hydrant adalah sebagai berikut : (1) 3 orang didepan yaitu 1 orang sebagai leader, 1 orang sebagai pembantu sebelah kanan, 1 orang sebagai pembantu sebelah kiri. (2) 1orang meluruskan hose atau selang. (3) 1 orang membuka valve atau kran. d) Setelah selesai pemadam, keringkan selang dengan cara mengeringkan air yang ada dalam selang dengan mengangkat selang dari ujung ke ujung. e) Setelah itu gulung selang dengan memberi lubang pada awal gulungan untuk disimpan pada tempatnya. Pemeriksaan Hydrant terakhir terhitung pada bulan september 2011 sampai maret 2012. Check sheet hydrant meliputi : a) Nozzle b) Valve c) Hose d) Pintu e) Body
  • 51. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 40 f) Pressure gauge Sistim persediaan air yang dipakai berasal dari air yang ditampung di tangki, dengan air berasal dari sungai bengawan solo yang sebelumnya sudah di olah oleh Pusdiklat Migas dan untuk penggeraknya menggunakan pompa diesel dengan tekanan 500 pps. Tetapi kapasitas penampungan air untuk penanggulangan kebakaran apabila terjadi kebakaran pada tangki penampungan minyak mentah (crude oil) belum bisa mencukupi untuk menanggulangi kebekaran tersebut. Hydrant yang ada sudah dilakukan pemeriksaan setiap 6 bulan sekali oleh petugas. 3) Fire Box Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah menyediakan sarana pemadam api yaitu fire box. Fire box merupakan alat pemadam api yang di tempatkan di setiap area. Dalam penyediaan fire box ini sudah dilakukan pemeriksaan peralatan yang ada didalamnya agar selalu siap pakai dalam kondisi bagus. Fire box di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berjumlah 19 unit, dengan rincian yaitu : a) PPP Menggung sebanyak 2 unit b) Distrik I Kawengan sebanyak 10 unit c) Distrik II Nglobo sebanyak 6 unit d) Distrik II Ledok sebanyak 1 unit
  • 52. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 Adapun isi dari fire box : Tabel 1. Daftar Peralatan Fire Box No Nama Alat Jumlah Keterangan 1 Fire Hose 2.1/2" 2 Siap Pakai 2 Fire Hose 1.1/2" 6 Siap Pakai 3 Nozzle Spray 5 Siap Pakai 4 Nozzle Foam 1 Siap Pakai 5 Ground Monitor Single 2 Siap Pakai 6 Y-Piece 1 Siap Pakai 7 Foam Compound 585 Siap Pakai 8 Sarung Tangan 12 Siap Pakai 9 Kunci Hydrant 3 Siap Pakai 4) Foam Chamber Dalam upaya penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang berada di area penampungan minyak mentah (crude oil), PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berupaya untuk penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dengan melakukan pemasangan foam chamber disetiap tangki penampungan minyak mentah (crude oil). Foam chamber merupakan suatu alat pemadam api yang terpasang pada tangki-tangki penampung minyak mentah (crude oil) yang apabila terjadi kebakaran maka kaca foam chamber akan pecah ketika mendapat tekanan dari saluran air yang dibuka, tapi sebelumnya air akan bercampur dengan busa di tangki pembentuk busa. Setelah itu air yang telah bercampur dengan busa akan dialirkan melalui pipa-pipa foam chamber dan masuk kedalam tangki-tangki lewat pipa besi.
  • 53. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 42 5) Water Grencing Dalam upaya penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang berada di area penampungan minyak mentah (crude oil), PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu berupaya untuk penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dengan melakukan pemasangan Water Grencing disetiap tangki penampungan minyak mentah (crude oil). Water Grencing merupakan alat pemadam api yang dipasang pada tangki-tangki yang apabila terjadi kebakaran maka saluran hydrant dibuka dan water grencing akan terbuka dan memancarkan air ke bagian atas tangki penampungan minyak mentah (crude oil). Water grencing bekerja secara penyelimutan, yaitu menyelimuti seluruh lapisan tangki dengan air. Dan seperti di area PPP (Pusat Penampung Produksi) yang terdapat 6 tangki penampungan, apabila ada 1 tangki mengalami kebakaran dan dilakukan upaya coolant dari foam chamber dan water grencing maka untuk tangki yang lain juga dilakukan coolant untuk mencegah panas yang menjalar. 6) Mobil Pemadam Kebakaran PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu mempunyai 4 mobil pemadam kebakaran yaitu 1 fire jeep dan 3 fire truck yang mempunyai kapasitas tangki air sebesar 6000 liter, kapisitas tangki foam 500 liter, dan kapasitas pompa 750 gpm, adapun mobil
  • 54. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 43 pemadam jenis fire truck yang mempunyai media air dan foam untuk pemadaman. Gambar 6. a) Fire Jeep ; b) Fire Truck Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu Di bawah ini adalah data daftar peralatan di mobil pemadam kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu : a) Fire Truck Tabel 2. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Truck No Nama Alat Jumlah Keterangan 1 APAR DP 50 CP 6 Siap Pakai 2 Angkus 2 Siap Pakai 3 Bak Karet 3 Ton 1 Siap Pakai 4 Dongkrak 1 Siap Pakai 5 Fire Hose 2.1/2" 15 Siap Pakai 6 Fire Hose 1.1/2" 10 Siap Pakai 7 Flash Light 1 Siap Pakai 8 Foam Master 2 Siap Pakai 9 Ground Monitor Tri Inlet 1 Siap Pakai 10 Helmet (Merah) 4 Siap Pakai 11 Kapak 1 Siap Pakai 12 Kunci Roda 1 Siap Pakai 13 Kunci Hydrant 1 Siap Pakai 14 Lampu Rotary Merah 2 Siap Pakai 15 Line Inductor 1 Siap Pakai 16 Nozzle Spray 2 Siap Pakai 17 Nozzle Jet 2 Siap Pakai 18 Suction Hose 4" 4 Siap Pakai 19 Strainner 1 Siap Pakai Bersambung
  • 55. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 44 Sambungan 20 Tangga 1 Siap Pakai 21 Tandu 1 Siap Pakai 22 Tabung B.A Auver 2 Siap Pakai 23 Y-Piece 2 Siap Pakai 24 B.A (Auver) 1 Siap Pakai 25 APAR CO 1 Siap Pakai 26 Kunci Suction Hose 2 Siap Pakai b) Fire Jeep Tabel 3. Daftar Peralatan Mobil Pemadam Fire Jeep No Nama Alat Jumlah Keterangan 1 APAR DP 20 CP 2 Siap Pakai 2 Dongkrak 1 Siap Pakai 3 Foam 2 Siap Pakai 4 Fire Hose 1.1/2" 6 Siap Pakai 5 Fire Hose 2.1/2" 1 Siap Pakai 6 Foam Master 1 Siap Pakai 7 Helmet 2 Lama 8 Kunci Suction Hose 1 Siap Pakai 9 Kunci Hydrant 1 Siap Pakai 10 Line Inductor 1 Siap Pakai 11 Lampu Rotary Biru 2 Rusak 12 Nozzle Spray 2 Lama 13 Nozzle Jet 2 Siap Pakai 14 Suction Hose 4" 2 Lama 15 Strainner 1 Siap Pakai 16 Tangga 1 Siap Pakai 17 Y-Piece 1 Siap Pakai 18 Tandu 1 Siap Pakai 19 Kapak 1 Siap Pakai 7) Tim Pemadam Kebakaran Tim pemadam kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu adalah tim OPKD (Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat) yang terdiri dari 3 kelompok yang selalu siap siaga 24 jam, dan setiap kelompok beranggotakan 3 orang. Dengan jam kerja
  • 56. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 45 secara shift siang dan malam, untuk setiap shift baik siang maupun malam tim pemadam kebakaran yang berjaga 1 kelompok dengan jumlah anggota 3 orang. Adapun tugas dari tim pemadam kebakaran adalah : a) Memadamkan api disetiap seksinya dan di seksi terdekatnya serta melokalisir kebakaran yang terjadi. b) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor bahaya yang dapat menimbulkan kebakaran. c) Menyelamatkan korban dari tempat kejadian. d) Memelihara semua peralatan pemadam kebakaran agar selalu siap pakai. b. Pasif 1) Fire Alarm System Untuk saat ini fire alarm system di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu masih menggunakan sistem manual dalam pengoperasiannya. Sistem manual yang dimaksudkan adalah apabila terjadi kebakaran tidak ada alat pendeteksinya yang bekerja secara otomatis, melainkan dengan isyarat sebagai tanda bahaya dengan membunyikan bel, seperti : a) ●●●●● : Bunyi 1 kali panjang terus-menerus mengisyaratkan adanya bahaya kebakaran. b) ●● ●● ●● ●● : Bunyi 2 kali pendek terus menerus mengisyaratkan adanya bahaya gempa bumi.
  • 57. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 46 Bunyi isyarat tanda bahaya tersebut berada di kantor yang dibunyikan apabila terjadi bahaya seperti kebakaran dan gempa bumi. Untuk di sekitar lokasi penampungan minyak mentah (crude oil) isyarat tanda bahaya dengan membunyikan lonceng yang terbuat dari besi yang digantung di setiap pos jaga (security). Apabila isyarat tanda bahaya baik dari bel maupun lonceng berbunyi maka untuk semua pekerja diwajibkan melakukan tindakan yang aman dan selamat dengan berkumpul di muster point untuk menunggu tim evakuasi melakukan evakuasi di sekitar tempat kejadian. Semua pekerja diharuskan untuk berkumpul di muster point guna untuk mempermudah tim evakuasi melakukan evakuasi.. 2) Emergency Respons Plan Untuk menghadapi keadaan darurat yang terjadi di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah membentuk tim untuk menangani keadaan darurat, yaitu tim OPKD (Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat). Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tim OPKD maka dari perusahaan memberikan pelatihan dan simulasi untuk menghadapi keadaan darurat. Tim OPKD tersebut ditugaskan untuk mengatasi keadaan darurat yang terjadi di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu, yang meliputi kebakaran dan gempa bumi. Untuk persiapan dalam menghadapi keadaan darurat tersebut PT. Pertamina EP Region Jawa
  • 58. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 47 Field Cepu telah menyiapkan beberapa program yaitu pembentukan personil yang bertanggungjawab melaksanakan tugas, fasilitas dan sarana penunjang pelatihan, kerjasama tim, respon awal, serta simulasi. 3) Assembly Point Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah menyediakan tempat berkumpul sementara atau assembly point yang letaknya sudah diperuntukkan untuk tempat yang aman bagi karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan keadaan darurat dengan pemasangan tanda yang jelas bertuliskan muster point. 4) Tanda Peringatan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah memasang tanda peringatan mengenai keselamatan kerja yang diletakkan di seluruh area tempat kerja terutama di tempat-tempat yang mudah terlihat oleh tenaga kerja. Tanda peringatan ini dibuat dan dipasang sebagai pemberitahuan, pengarahan, perhatian dan larangan bagi setiap pekerja dan orang lain yang berada di tempat kerja guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 3. Pelatihan Kegiatan pelatihan pemadam kebakaran atau biasa disebut penyegaran yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu ditujukan kepada tenaga kerja baru dan karyawan lama yang harus
  • 59. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 48 mengikuti training atau pelatihan. Training untuk pekerja di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dilakukan setiap 1 bulan 2 sekali yang di latih oleh Tim Pemadam Kebakaran. Sedangkan untuk Tim Pemadam Kebakaran itu sendiri melakukan pelatihan pemadam kebakaran setiap 1 bulan sekali. Training atau pelatihan ini dilakukan bertujuan agar apabila terjadi kebakaran semua pekerja tidak panik dan bisa menenggulangi kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api yang telah ada. 4. Tindakan Penyelamatan Untuk tindakan kadaan darurat PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah menyediakan jalur atau pintu darurat khususnya dikantor, apabila ada bahaya kebakaran maka suara sirine akan berbunyi untuk menandakan kalau ada kebakaran. Untuk pekerja yang berada pada tempat terjadinya kebakaran agar melakukan upaya penyelamatan diri dengan menjauh dari sumber kebakaran keluar melalui pintu darurat yang ada dengan mengikuti arah dan mendekat atau berkumpul di Muster Point. Setelah itu akan ada Tim Penanggulangan Keadaan Darurat datang untuk mengevakuasi dan membawa semua pekerja ke Muster Area. 5. Surat Ijin Kerja Aman Kontraktor atau pelaksana pekerjaan, bidang teknik atau inspeksi, operasi, safety dan keamanan harus melakukan persiapan atau koordinasi sebelum pekerjaan dimulai dan surat ijin kerja dikeluarkan. Surat ijin kerja dapat berupa ijin kerja panas, ijin kerja dingin, ijin kerja masuk ruang
  • 60. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 49 terbatas, ijin kerja listrik, ijin kerja galian. Berikut adalah penjelasan dan masing-masing ijin kerja : a. Ijin Kerja Panas Ijin kerja yang digunakan apabila akan melaksanakan kegiatan yang menggunakan atau yang dapat menimbulkan sumber penyalaan yang dapat mengakibatkan timbulnya penyalaan/kebakaran seperti : 1) Pekerjaan memakai las listrik/las potong. 2) Pekerjaan dengan mesin gerinda atau alat potong. 3) Pekerjaan hot tapping equipment. 4) Sand blasting. 5) Menyalakan burner pada furnace. b. Ijin Kerja Dingin Ijin kerja yang digunakan apabila melaksanakan suatu kegiatan yang tidak meggunakan atau yang tidak dapat menimbulkan sumber penyalaan kebakaran seperti : 1) Mencabut sorotan pada pipa, melepas flange atau baut dan sebagainya. 2) Membuka peralatan proses baik yang digerakkan oleh penggeraknya atau tidak, termasuk juga as, coupling, dan pemasangan gland packing dan sebagainya. 3) Membuka semua jenis vessel, tower, drum, heat exchanger, condenser, cooler, filter, dapur, dan tanki.
  • 61. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 50 c. Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas Ijin masuk yang dapat digunakan apabila seseorang pekerjaan atau lebih akan melakukan suatu kegiatan didalam ruangan baik itu vessel, tanki, column, oil sump, ataupun lubang galian yang mencapai kedalaman lebih dari 1, 3 meter ataupun tempat-tempat lain yang memungkinkan terdapat gas, debu, fume, yang berbahaya dan dapat merusak pernapasan / kesehatan. d. Ijin Penggalian Setiap akan diadakan kegiatan penggalian, tanpa dilihat dari kedalamannya harus melengkapi Izin Kerja Penggalian sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat akan memulai pengajuan izin, juga dilengkapi dengan denah dan lokasi yang akan digali yang bertujuan agar dapat diketahui yang sebenarnya, apakah jalur yang akan digali terdapat jalur pipa, jalur listrik telepon ataupun jalur yang bebahaya. 6. Usaha Lain a. Listrik Seluruh instalasi kelistrikan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah dilengkapi dengan pengaman listrik berupa sakelar dan sekering. Sistem perkabelannya sudah tersusun cukup rapi tetapi belum pernah dilakukan inspeksi atau pemeriksaan.
  • 62. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 51 b. Penyalur Petir PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah memasang instalasi penyalur petir di bangunan kantor dan di tangki penampungan minyak mentah (crude oil) dalam usaha pencegahan kebakaran. c. Papan Peringatan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu juga telah terpasang tanda peringatan untuk bahaya api atau kebakaran, antara lain : 1) Dilarang merokok 2) Dilarang membawa korek api 3) Dilarang membuat api 4) Dilarang membawa senjata api Gambar 7. Papan Peringatan Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu d. Bak Pasir Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdapat bak penampung pasir yang terbuat dari semen cor dengan ukuran 1 m × 1,5 m × 1 m yang berfungsi untuk langkah awal untuk pemadaman
  • 63. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 52 kebakaran skala kecil selain menggunakan APAR. Penyediaan bak pasir terdapat di setiap stasiun pengumpul (SP) minyak mentah (crude oil). Gambar 8. Bak Pasir Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu e. Fire Blanket PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah menyediakan fire blanket yang merupakan alat yang berbentuk selembar kain yang penggunaannya dibasahi dengan air terlebih dahulu yang berfungsi untuk pemadaman kebakaran yang berskala kecil dan mencegah kebakaran bertambah besar. Gambar 9. a) Fire Blanket ; b) Pelatihan Penggunaan Fire Blanket Sumber : Dokumentasi PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
  • 64. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 53 B. Pembahasan Dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya mengenai tindakan- tindakan yang telah dilaksanakan sebagai usaha pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu, maka penulis akan membahas hasil penelitian tersebut sebagai berikut : 1. Sarana Pemadam Kebakaran a. Sarana kebakaran aktif Sarana pemadam kebakaran yang ada di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu meliputi Alat Pemadam Api Ringan, hydrant, fire box, foam chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran, dan tim pemadam kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker No.Kep. 186/MEN/1999 Pasal 2 (b) dan (d) yaitu, ”Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi; penyediaan sarana deteksi, alarm sistem, pemadam kebakaran, sarana evakuasi, dan pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja”. Untuk pemasangan APAR telah sesuai dengan Permenakertrans No.Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR BAB II Pasal 4 yang menyatakan bahwa “Tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan, sedangkan penempatan antara APAR yang satu dengan lainnya atau
  • 65. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 54 kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”. b. Sarana kebakaran pasif 1) Alarm kebakaran Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdapat jenis alarm kebakaran manual. Hal ini belum sesuai dengan Kepmenaker No. Kep. 186/MEN/1999 Pasal 2 (b) yaitu, ”Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang meliputi; penyediaan sarana deteksi, alarm sistem, pemadam kebakaran, sarana evakuasi, dan pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja”. 2) Emergency respons plan PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah membentuk tim untuk menangani keadaan darurat, yaitu tim OPKD (Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat) yang bertanggungjawab melaksanakan tugas, fasilitas dan sarana penunjang pelatihan, kerjasama tim, respon awal, serta simulasi. Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker RI No.Kep- 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja (BAB II Pasal 5) yang menyatakan bahwa “Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud terdiri dari petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran,
  • 66. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 55 koordinator unit penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis”. 3) Assembly point Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah menyediakan tempat berkumpul sementara atau assembly point yang letaknya sudah diperuntukkan untuk tempat yang aman bagi pekerja yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan keadaan darurat dengan pemasangan tanda yang jelas bertuliskan assembly point. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat 1 poin d yang menyatakan “Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian yang berbahaya”. 4) Tanda peringatan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah memasang tanda peringatan mengenai keselamatan kerja yang diletakkan di seluruh area tempat kerja terutama di tempat-tempat yang mudah terlihat oleh tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 point b yang menyatakan bahwa “Pengurus diwajibkan memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah
  • 67. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 56 dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”. 2. Pelatihan PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu menyelenggarakan kegiatan pelatihan pemadam kebakaran atau biasa disebut penyegaran yang ditujukan kepada tenaga kerja baru dan karyawan lama yang harus mengikuti training atau pelatihan. Pelatihan untuk pekerja di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dilakukan hampir setiap 1 bulan 2 sekali yang di latih oleh Tim Pemadam Kebakaran. Sedangkan untuk Tim Pemadam Kebakaran itu sendiri melakukan pelatihan pemadam kebakaran setiap 1 bulan sekali. Hal ini telah sesuai dengan Kepmenaker No. Kep-186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja yaitu pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan ”Pengurus ataun pengusaha wajib mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja”. 3. Tindakan Penyelamatan Untuk tindakan kadaan darurat PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah menyediakan jalur atau pintu darurat khususnya dikantor, apabila ada bahaya kebakaran maka suara sirine akan berbunyi untuk menandakan kalau ada kebakaran. Untuk pekerja yang berada pada tempat terjadinya kebakaran agar melakukan upaya penyelamatan diri dengan
  • 68. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 57 menjauh dari sumber kebakaran keluar melalui pintu darurat yang ada dengan mengikuti arah dan mendekat atau berkumpul di Muster Point. Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pada pasal 3 ayat (1) point (d) menyebutkan “syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya”. 4. Surat Ijin Kerja Aman Pemberian ijin kerja diberikan sebelum melaksanakan pekerjaan baik yang tidak berpotensi menimbulkan api maupun yang berpotensi menimbulkan api. Ijin kerja ini telah dilakukan oleh PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu seperti ijin kerja panas, ijin kerja dingin, ijin kerja masuk ruang terbatas, ijin kerja penggalian. Ijin kerja ini dilakukan untuk menciptakan situasi dan cara kerja yang aman bagi para pekerja. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lampiran II bagian 6 “Bahwa petugas yang berkompeten mengidentifikasi bahaya yang potensial dan telah menilai risiko-risiko yang timbul dari suatu proses kerja, atau terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem ijin kerja untuk tugas yang berisiko tinggi”. 5. Usaha Lain Dalam upaya pencegahan dari bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh sambaran petir, PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah
  • 69. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 58 memasang instalasi penyalur petir di bangunan kantor dan di tangki penampungan minyak mentah (crude oil). Hal di atas telah sesuai menurut Permenaker No. PER.02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir pasal 2 ayat 1 yang berbunyi “Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang, dan dipelihara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan menteri ini dan atau standar yang diakui. Usaha lain yang dilakukan PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dalam upayanya untuk pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya kebakaran yaitu dengan penyediaan sarana seperti papan peringatan, bak pasir, dan fire blanket. Hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (b) yang berisi mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran. Untuk instalasi kelistrikan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah dilengkapi dengan pengaman listrik berupa sakelar dan sekering. Sistem perkabelannya sudah tersusun cukup rapi tetapi belum pernah dilakukan inspeksi atau pemeriksaan. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 point (q) yang menyatakan bahwa “Syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya”.
  • 70. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 59 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Sarana Pemadam Kebakaran a. Aktif Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah tersedia sarana pemadam kebakaran aktif meliputi APAR, hydrant, fire box, foam chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran, dan tim pemadam kebakaran dan sudah sesuai dengan Kepmenaker No.Kep. 186/MEN/1999 Pasal 2 (b) dan (d). b. Pasif Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah tersedia sarana pemadam kebakaran pasif meliputi : 1) Alarm kebakaran dan belum sesuai dengan Kepmenaker No. Kep. 186/MEN/1999 Pasal 2 (b). 2) Emergency respons plan dan telah sesuai dengan Kepmenaker RI No.Kep- 186/MEN/1999 BAB II Pasal 5. 3) Assembly point dan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 poin d. 4) Tanda peringatan dan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 point b.
  • 71. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 60 2. Pemeriksaan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dalam upaya proteksi terhadap bahaya kebakaran telah melakukan pemeriksaan terhadap peralatan atau sarana pemadam kebakaran yang ada seperti APAR, hydrant, fire box, foam chamber, water grencing, mobil pemadam kebakaran. 3. Sistem pemadaman kebakaran di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu terdiri dari : a. Pelatihan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu telah melakukan pelatihan hampir setiap 1 bulan 2 sekali yang di latih oleh Tim Pemadam Kebakaran sesuai dengan Kepmenaker No. Kep- 186/MEN/1999 pasal 2 ayat 1. b. Tindakan Penyelamatan Di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah menyediakan jalur darurat dengan arah yang jelas menuju Muster Point dan telah sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 pada pasal 3 ayat (1) point (d). c. Surat Ijin Kerja Aman Semua jenis pekerjaan di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu sudah dilengkapi dengan izin kerja dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 lampiran II bagian 6.
  • 72. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 61 d. Usaha Lain Selain penyediaan sarana pemadam adapun usaha-usaha lain yang dilakukan sebagai upaya pencegahan kebakaran yaitu 1) Kelistrikan telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 point (q). 2) Penyalur petir telah sesuai menurut Permenaker No. PER.02/MEN/1989 pasal 2 ayat 1. 3) Papan peringatan, bak pasir, fire blanket dan telah sesuai dengan Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (b). B. Saran 1. Untuk pemasangan dan penempatan poster atau papan peringatan sebaiknya diperhatikan lagi untuk kondisi dan kejelasan tulisan pada papan peringatan agar siapapun yang berada ditempat tersebut bisa mengetahui, memahami, dan jelas untuk membacanya. 2. Untuk instalasi kelistrikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan mengenai kondisinya seperti jenis kabel yang dipakai, arus listrik, sistem instalasi dan kerapian perkabelan dalam penempatan dalam posisi yang aman agar terhindar dari konsleting listrik dan kondisi kabel yang tetap bagus dan rapi. 3. Sebaiknya dilakukan pemasangan alat pendeteksi dini dari bahaya kebakaran seperti alat pendeteksi panas, pendeteksi asap, dan pemasangan alarm sistem agar bisa mengetahui lebih awal dari bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.
  • 73. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 62 4. Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi pengawasan dan ketegasan terhadap peraturan-peraturan yang ada saat memasuki lokasi tempat kerja seperti peraturan larangan merokok, larangan membawa atau mengaktifkan handphone, larangan membawa pemantik api. 5. Sebaiknya untuk kapasitas air yang digunakan untuk pemadaman kebakaran perlu diperhatikan lebih serius lagi mengenai kapasitas airnya agar bisa mengcover apabila terjadi kebakaran.