pada pembahasan ini mengemukakan kerangka tiga tingkat untuk mengklasifikasikan interaksi e-learning dan menggambarkan bagaimana kerangka dapat digunakan untuk (a) desain interaksi e-learning dan alternatif lingkungan e-learning, (b) menganalisis interaksi yang direncanakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan mengurangi kebutuhan untuk revisi mahal, dan (c) menyelenggarakan penelitian tentang e-learning interaksi untuk membantu menafsirkan? ndings dan panduan studi masa depan

1. MENGANALISIS DAN
MERANCANG INTERAKSI ELEARNING
OLEH
ZAINAL ARIFIN
TRI SULISTYAWATI

2. BAB INI MENGEMUKAKAN KERANGKA TIGA TINGKAT UNTUK
MENGKLASIFIKASIKAN INTERAKSI E-LEARNING DAN
MENGGAMBARKAN BAGAIMANA KERANGKA DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK
•(A) DESAIN INTERAKSI E-LEARNING DAN ALTERNATIF
LINGKUNGAN E-LEARNING,
•(B) MENGANALISIS INTERAKSI YANG DIRENCANAKAN
UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DAN
MENGURANGI KEBUTUHAN UNTUK REVISI MAHAL, DAN
•(C) MENYELENGGARAKAN PENELITIAN TENTANG ELEARNING INTERAKSI UNTUK MEMBANTU MENAFSIRKAN?
NDINGS DAN PANDUAN STUDI MASA DEPAN.

3. KERANGKA TIGA TINGKAT

4. TINGKAT I TERJADI DALAM SETIAP
PESERTA DIDIK
• TINGKAT I: INTERAKSI DIRI PELAJAR YANG
MENGGAMBARKAN KEYAKINAN TENTANG BAGAIMANA DAN
MENGAPA ORANG BELAJAR DAN MENGATUR PEMBELAJARAN
MEREKA HARUS, BAGAIMANAPUN, MENDORONG PEMILIHAN
III TINGKAT INTERAKSI
• INTERAKSI DIRI PELAJAR YANG TERJADI KETIKA INDIVIDU
BERINTERAKSI DENGAN MEREKA LINGKUNGAN SOSIAL DAN
BUDAYA .

5. TINGKAT II INTERAKSI TERJADI
ANTARA PESERTA DIDIK DAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAN NON-MANUSIA
• TUJUH KELAS TINGKAT II INTERAKSI DISAJIKAN
BERDASARKAN KERANGKA KERJA UNTUK
MEMBANDINGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DIASUMSIKAN OLEH REIGELUTH DAN MOORE (1999)
1. INTERAKSI LEARNER-INTERFACE
SELAMA E-LEARNING, USER INTERFACE BERFUNGSI SEBAGAI
TITIK UTAMA, TETAPI BELUM TENTU SATU-SATUNYA CARA,
INTERAKSI DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN NON-MANUSIA.
PERHATIAN HARUS DITEMPATKAN PADA BAGAIMANA ANTARMUKA
MEMUNGKINKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMANIPULASI ALATALAT ELEKTRONIK, TAMPILAN DAN KONTEN AKSES, DAN
BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN

6. 2.
INTERAKSI LEARNER-INSTRUKTUR
•
INTERAKSI LEARNER-INSTRUKTUR DIDEFINISIKAN SEBAGAI
MAHASISWA ATAU INSTRUKTUR MEMULAI KOMUNIKASI YANG
TERJADI SEBELUM, SELAMA DAN SEGERA SETELAH INSTRUKSI
•
MOORE (1989) MENCIRIKAN INTERAKSI PELAJAR-INSTRUKTUR
SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMOTIVASI DAN MERANGSANG
PESERTA DIDIK DAN MEMUNGKINKAN UNTUK KLARIFIKASI
KESALAHPAHAMAN OLEH PELAJAR
3.
INTERAKSI LEARNER-PEMBELAJAR
•
INTERAKSI LEARNER-PELAJAR TERJADI 'ANTARA SATU
PELAJAR DAN PELAJAR LAIN SENDIRI ATAU DALAM
PENGATURAN GRUP, DENGAN ATAU TANPA KEHADIRAN REALTIME DARI INSTRUKTUR

7. 4. INTERAKSI MANUSIA LEARNER-LAIN
•
INTERAKSI MANUSIA LEARNER-LAIN MEMUNGKINKAN
PESERTA DIDIK UNTUK MEMPEROLEH, MENAFSIRKAN
DAN MENERAPKAN INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER
5. INTERAKSI LEARNER-KONTEN
•
INTERAKSI LEARNER-KONTEN TERJADI KETIKA PESERTA
DIDIK MENGAKSES AUDIO, VIDEO, TEKS DAN GRAFIS
REPRESENTASI DARI SUBYEK YANG DITELITI. SETIAP
ELEMEN MULTIMEDIA DAPAT HADIR PESERTA DIDIK
DENGAN INFORMASI KONTEN ATAU KEJADIAN
INSTRUKSIONAL LAINNYA

8. 6. INTERAKSI LEARNER – ALAT
•
PESERTA DIDIK BERINTERAKSI DENGAN ALAT UNTUK
MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS BAIK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR LINGKUNGAN KOMPUTER . ALAT
TELEKOMUNIKASI , SEPERTI SURAT ELEKTRONIK ,
FORUM DISKUSI , DAN CHATTING , SERING
TERINTEGRASI DALAM SISTEM MANAJEMEN
PEMBELAJARAN UNTUK MEMFASILITASI INTERAKSI
PELAJAR – MANUSIA
7. INTERAKSI LEARNER-LINGKUNGAN
•
INTERAKSI LEARNER-LINGKUNGAN TERJADI KETIKA
PESERTA DIDIK MENGUNJUNGI LOKASI ATAU BEKERJA
DENGAN SUMBER DAYA DI LUAR LINGKUNGAN
KOMPUTER
•
SEPERTI DISEBUTKAN SEBELUMNYA, TIDAK SEMUA
INTERAKSI E-LEARNING HARUS JATUH ONLINE

9. TINGKAT III MENDEFINISIKAN STRATEGI ELEARNING YANG MEMANDU DESAIN DAN
SEQUENCING TINGKAT II INTERAKSI YANG,
PADA GILIRANNYA, MERANGSANG
TINGKAT I INTERAKSI
• INTERAKSI LEARNER-INSTRUKSI DIBEDAKAN UNTUK
MENGGAMBARKAN BAGAIMANA STRATEGI INSTRUKSIONAL
DIDASARKAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK DESAIN DAN
URUTAN PENTING INTERAKSI E-LEARNING YANG TERKAIT
DENGAN UNIT INSTRUKSIONAL
• DALAM PENGATURAN RUANG KELAS TRADISIONAL,
INTERAKSI KUNCI YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN KINERJA
PESERTA DIDIK SERING TERJADI SECARA SPONTAN SECARA
REAL-TIME. INSTRUKTUR YANG BAIK MENAFSIRKAN BAHASA
TUBUH, MENJAWAB PERTANYAAN SISWA, MENGKLARIFIKASI
HARAPAN, MEMFASILITASI KEGIATAN, MEMPROMOSIKAN
DISKUSI, KONSEP RUMIT, MEMBUAT PEDOMAN, DAN
MEMBERIKAN UMPAN BALIK TEPAT WAKTU DAN TEPAT
• SELAMA E-LEARNING, KOMUNIKASI YANG DIDOMINASI

10. BEBERAPA APLIKASI
MENGGAMBARKAN KEGUNAAN
KERANGKA YANG DIUSULKAN
(a) MERANCANG DAN SEQUENCING INTERAKSI,
(b) MENGANALISIS INTERAKSI YANG DIRENCANAKAN, DAN
(c) PENELITIAN MENGORGANISIR INTERAKSI.

11. MERANCANG DAN SEQUENCING
INTERAKSI E-LEARNING
• LANGKAH 1 - PILIH TINGKAT III BERALASAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DIDASARKAN PADA TUJUAN TERTENTU, KARAKTERISTIK PEMBELAJAR,
KONTEKS DAN TINGKAT I EPISTEMOLOGIS KEYAKINAN;
• LANGKAH 2 - MENGOPERASIONALKAN SETIAP PERISTIWA, EMBEDDING
PENGALAMAN PENTING DAN MENJELASKAN BAGAIMANA STRATEGI
YANG DIPILIH AKAN DITERAPKAN SELAMA INSTRUKSI;
• LANGKAH 3 - TENTUKAN JENIS TINGKAT II INTERAKSI (S) YANG AKAN
DIGUNAKAN UNTUK MEMFASILITASI SETIAP PERISTIWA;
• LANGKAH 4 - PILIH ALAT TELEKOMUNIKASI (S) (MISALNYA CHATTING,
EMAIL, SISTEM PAPAN BULETIN) YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK
MEMFASILITASI SETIAP PERISTIWA BERDASARKAN SIFAT INTERAKSI.
• LANGKAH 5 - ANALISA BAHAN UNTUK MENENTUKAN FREKUENSI DAN
KUALITAS INTERAKSI E-LEARNING DIRENCANAKAN DAN MEREVISI
SEPERLUNYA.

12. MENGANALISIS INTERAKSI ELEARNING YANG DIRENCANAKAN
• ANALISIS KELAS INTERAKSI INSTRUTUR - PELAJAR :
MENGAKUI MENERIMA KOMUNIKASI AWAL , MENYIMPAN,
MENGATUR, DAN MELACAK DOKUMEN YANG RELEVAN ,
KERJA ULASAN PESERTA DIDIK , MENGHASILKAN DAN
MENGIRIM UMPAN BALIK TEPAT WAKTU , DAN MEMASTIKAN
PESERTA DIDIK MENERIMA DAN MEMAHAMI UMPAN BALIK
• ANALISIS KELAS INTERAKSI PELAJAR-PELAJAR
1. MEMBAGI DARI YANG DILIHAT UNTUK DI TULIS DALAM
LAPORAN,
2. MEMBAGI DAN DISKUSI PERMASALAHAN
3. MEMBAGI DAN BERDIKUSI TUJUAN PEMBELAJARAN
4. MENAMPILKAN LAPORAN DARI SEBELUMNYA
5. BERPARTISIPASI DAN BERBICARA PADA PENJELASAN

13. KESIMPULAN
• PENCIPTAAN PROGRAM E-LEARNING MODERN
MEMBUTUHKAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN METODE BARU YANG
SEPENUHNYA MEMANFAATKAN KEMAMPUAN
TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI DAN POTENSI
MEREKA MAMPU KOLABORATIF DAN
INDEPENDEN BELAJAR