Dokumen tersebut membahas tentang masa depan keberagaman di Indonesia. Indonesia memiliki banyak keberagaman agama, suku, dan budaya yang dapat menjadi potensi konflik, namun juga dapat menjadikan Indonesia lebih kuat bila dijaga dengan baik oleh generasi muda melalui toleransi dan persatuan.
1. MASA DEPAN KEBERAGAMAN DI INDONESIA
Indonesia adalah negara yang banyak terjadi konflik didalamnya. Entah apa yang
mendasari banyaknya konflik yang terjadi. Mengapa dengan Indonesia ? Apa yang salah
dengan Indonesia ? Mungkin jawaban yang dapat diterima yaitu karena banyaknya perbedaan
dan juga keberagaman di Indonesia. Berdasarkan data yang menunjukkan jumlah suku
bangsa yang ada di Indonesia berjumlah lebih dari 700 suku bangsa, dengan masyarakat yang
beragam, dan juga agama yang beragam maka ini menjadikan masyarakat Indonesia yang
rapuh. Rapuh disini dalam artian dimana dengan banyaknya keberagaman dan perbedaan
yang ada maka bangsa Indonesia memiliki potensi meledaknya konflik yang sangat besar.
Keberagaman dan perbedaan dalam masyarakat itulah yang mendorong munculnya isu-isu
konflik di tengah-tengah masyarakat, tapi sayangnya konflik yang muncul ini bisaanya dari
isu-isu yang lain dan tanpa ada hubungannya dengan keberagaman dan perbedaan.
Perbedaan merupakan salah satu kata atau kalimat yang paling sering didengar oleh
telinga para generasi muda Indonesia, baik itu di televisi, koran, majalah, dan lain sebagainya.
Bagaimana tidak, tampaknya Negara Indonesia memang ditakdirkan oleh Tuhan sebagai
negara yang memiliki banyak keberagaman yang secara tidak langsung juga memiliki banyak
perbedaan. Pluralitas agama, etnis, bahasa, dan budaya bukanlah hal yang asing lagi bagi
bangsa ini. Walaupun dengan kondisi yang penuh perbedaan dan keberagaman, nampaknya
rakyat Indonesia masih bisa hidup rukun dan damai. Inilah wujud dari toleransi rakyat
Indonesia yang katanya dikagumi oleh bangsa asing. Sesungguhnya, perbedaan dan
keberagaman ini bisa menjadi potensi untuk membuat atau menjadikan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang lebih terdepan lagi dalam hal keberagaman. Tapi dengan syarat bahwa
semua rakyat Indonesia harus dilibatkan dalam setiap pergerakan bangsa Indonesia yang
terkenal dengan kepulauannya. Lihat saja sejarah bangsa Indonesia ke belakang, kita tahu
bahwa bangsa ini tidak merdeka oleh karena satu agama, tetapi oleh beberapa agama yang
bahu-membahu ingin membuat bangsa ini merdeka. Kita tahu bahwa bangsa ini merdeka
bukan hanya karena satu etnis, tapi semua etnis di Indonesia-lah yang membuat bangsa ini
merdeka. Dan kita tahu bahwa kita merdeka bukan karena oleh satu kebudayaan, melainkan
oleh seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia.
Bangsa ini juga mempunyai falsafah atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang
artinya “Berbeda-beda tapi satu jua”. Meskipun berbeda-beda, tapi rakyat Indonesia bisa
menjadi satu dan saling memperkuat antara satu dengan yang lainnya. Ditengah-tengah
2. keberagaman dan perbedaan yang mewarnai hampir ke seluruh pelosok negeri, semboyan
atau falsafah ini dapat dijadikan sebagai suatu pedoman bagi masyarakat dalam menjalankan
aktivitas-aktivitas sehari-hari mereka. Sehingga suatu hari kelak bangsa ini bisa mewujudkan
suatu cita-cita leluhur yang tertuang dalam Pancasila sila ke - 3 yaitu “Persatuan Indonesia”.
Untuk mewujudkan sila ke - 3 ini sangatlah sulit jika melihat beberapa tahun belakangan
dimana banyak terjadi konflik di beberapa daerah Indonesia. Konflik tersebut masih
terbayang di benak kita, sebut saja konflik di Poso, Maluku, Aceh hingga Papua. Itu semua
disebabkan oleh masalah-masalah yang berhubungan dengan suku dan agama. Penyebabnya
mungkin hanya masalah sepele, tapi kita bisa lihat dampaknya yang bisa menyebabkan
ratusan hingga ribuan orang kehilangan nyawa mereka.
Apakah konflik-konflik diatas akan hanya dituliskan dalam sejarah Bangsa Indonesia
tanpa adanya upaya untuk mengintrospeksi diri ?
Akankah kedepannya kita masih dapat hidup dengan damai, tenang, dan tentram
tanpa ada lagi konflik yang bergolak ?
Apa yang dapat dilakukan oleh para generasi muda Indonesia untuk menjawab
tantangan keberagaman ini yang dimasa depan dapat menjadi bom waktu yang setiap saat
bisa meledak ?
Pertanyaan diatas merupakan tiga dari banyak pertanyaan yang bisa diajukan atas
munculnya konflik ini. Saya percaya bahwa semua rakyat Indonesia mempunyai keinginan
yang hampir sama, yaitu untuk hidup secara harmoni tanpa ada gangguan di sekeliling
walaupun kita berada di tengah banyaknya keberagaman dan juga perbedaan.
Saya pernah mendengar suatu program yang namanya “Indonesia Mengajar”. Di
program ini banyak para generasi muda yang dengan etnis dan budaya mereka sendiri
ditempatkan untuk mengajar di tempat lain yang budaya dan etnisnya sangatlah berbeda
dengan si generasi muda tadi. Tidak jarang agama yang dianut para generasi muda tadi
berbeda dengan mayoritas agama di daerah tempat ia mengajar. Hal ini sepertinya bukanlah
penghalang bagi generasi muda Indonesia untuk berbagi dengan yang lain dan juga saling
mempelajari budaya mereka masing-masing. Dalam program ini banyak hal yang berbeda
bisa disatukan, seperti generasi muda dari Suku Jawa yang bisa bersatu dengan siswa yang
diajarinya di Suku Papua, orang yang beragama Islam pun bisa bersatu dengan orang yang
beragama Kristen. Untuk menghadapi masalah yang dihadapi para generasi muda tadi, tentu
3. tidaklah mudah. Sikap saling menghargai, tenggang rasa, tolong-menolong dan gotong
royong antar sesama sangat diperlukan. Hampir tidak ada jarak yang mampu memisahkan
mereka, karena pada dasarnya mereka sama – sama menganggap bahwa mereka adalah
generasi masa depan Indonesia dan berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi
mereka, perbedaan dan keberagaman itu ialah hal yang lumrah, yang terpenting bagi mereka
adalah bagaimana mereka mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Indonesia adalah negara yang luas dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa yang
tersebar hampir di setiap kepulauan di Indonesia. Tak hanya itu, generasi muda Indonesia
juga mendiami daerah dengan kondisi alam yang berbeda-beda tiap daerahnya, mulai dari
pedesaan, perkotaan, pegunungan, hutan-hutan, tepi pantai, dan masih banyak lagi. Kondisi
geografis yang berbeda ini pulalah yang semakin membuat para generasi muda Indonesia
mempunyai keberagaman karakteristik yang lain lagi. Pada dahulu kala, keberagaman dan
perbedaan yang banyak terdapat di Indonesia mampu berjalan dengan baik secara
berdampingan dan juga saling mengisi.
Seperti yang kita tahu, karakteristik generasi muda Sumatera berbeda dengan generasi
muda Jawa, generasi muda Kalimantan berbeda dengan generasi muda Papua, generasi muda
Aceh berbeda dengan generasi muda Ambon dan banyak lagi perbedaan yang ada.
Karakteristik yang berbeda itu seperti volume suara antara generasi muda Jawa dan Sumatera.
Para generasi muda Sumatera menganggap jika suara orang Jawa itu terlalu lembut, generasi
muda Jawa menganggap kebalikannya bahwa suara orang Sumatera itu terlalu keras.
Perbedaan ini terbentuk bukan tanpa ada alasan. Sejak dahulu, Pulau Jawa itu sudah banyak
didatangi dan dipenuhi oleh banyak orang dari berbagai penjuru negeri, ini menyebabkan
Pulau Jawa padat dengan banyak orangnya. Sehingga mereka kalau mau berbicara tidak perlu
keras-keras, dengan suara pelan saja suara mereka sudah terdengar karena padatnya orang-
orang. Kebisaaan ini pun masih terbawa sampai sekarang. Sementara itu, lain lagi kondisinya
di Sumatera, sejak dulu Pulau Sumatera memang jarang dikunjungi oleh banyak orang dan
juga luas wilayah Pulau Sumatera itu sangatlah besar. Orang-orang banyak yang hidup
berjauhan. Dengan demikian mau tidak mau orang Sumatera kebanyakan harus berteriak
keras-keras untuk saling berkomunikasi. Kebisaaan ini pun terbawa hingga sekarang. Ada
yang suka dan ada yang tidak suka dengan karakteristik seperti ini. Tapi, sebenarnya
perbedaan karakteristik seperti ini tercipta dari kondisi geografis atau kondisi alam Indonesia
yang berbeda.
4. Saya pernah mengutip perkataan Stephan R Covey, salah seorang penulis terkenal
dari Amerika Serikat. “Kekuatan itu berasal dari keberagaman, bukan dari keseragaman”.
Jadi, bagi generasi muda Indonesia hendaknya menjaga keberagaman yang ada di negara ini
agar negara kita tetap kuat dan bersatu. Tak dipungkiri lagi bahwa peran dari generasi muda
Indonesia sangatlah dibutuhkan dan sangat penting dalam menjaga kekuatan negara.
Alangkah baiknya lagi kalau para generasi muda Indoenesia tidak mempolitikkan
keberagaman yang ada di Indonesia sehingga keberagaman dan perbedaan bisa tetap berdiri
pada tempatnya. Kepentingan-kepentingan politik tertentu bisa sangat mempengaruhi
keadaan masyarakat. Itulah sebabnya tak jarang ada konflik yang terjadi di negeri ini. Oleh
karena adanya dorongan-dorongan atau pengaruh dari sekian banyak pemimpin di negara
demokratis ini.
Kepemimpinan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh generasi muda
Indonesia di tengah keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia. Generasi muda yang
tepat untuk memimpin negeri yang kompleks akan perbedaan ini haruslah generasi muda
yang adil, jujur, dan dewasa dalam membangun bangsa di tengah perbedaan dan
keberagaman ini. Untuk itu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berpikir kritis,
dapat menciptakan persatuan dan tentunya juga kesatuan bangsa. Generasi muda yang hanya
mementingkan diri sendiri dan golongan tentu tidak cocok untuk memimpin Bangsa
Indonesia. Pemimpin seperti ini akan menyebabkan konflik baru lagi di negeri yang penuh
akan perbedaan dan keberagamannya.
Bicara mengenai keberagaman dan perbedaan agama yang terdapat di Indonesia
mungkin merupakan hal yang lancang bagi saya, karena sesungguhnya setiap agama itu
mempunyai ajaran tersendiri. Tapi saya yakin bahwa setiap agama yang ada di Indonesia baik
maupun yang ada di seluruh dunia ini pasti tidak mengajarkan untuk melakukan kekerasan.
Setiap agama bertujuan untuk mengajarkan kebaikan dan tidak menyuruh umatnya saling
membenci dan saling memusuhi karena adanya perbedaan dan keberagaman agama. Bahkan,
sudah sejak dulu kala tidak ada yang namanya “membeda-bedakan” hukuman antara agama
yang satu dengan agama yang lainnya. Keadilan adalah hak milik semua orang walaupun
terdapat banyak perbedaan dan keberagaman dalam hal agama. Setiap orang berhak memeluk
agama mereka masing-masing dan tidak ada seorang pun yang dapat menghendaki orang lain
untuk memeluk agama mereka. Dengan demikian, maka seharusnya-lah para generasi muda
5. yang ada di bumi Indonesia maupun di negara lain dapat hidup secara damai dan tentram
walaupun dikepung oleh perbedaan dan keberagaman.
Suatu hari, saya pernah menonton suatu liputan di sebuah stasiun TV swasta
mengenai sebuah desa di Indonesia yang sangat jauh sekali dari kota – kota besar. Saya masih
ingat letak desa itu, desa itu terletak di Kabupaten Jembrana, sebuah kabupaten yang letaknya
paling barat dari Provinsi Bali. Banyak suku yang mendiami desa ini, bahkan bisa dibilang
desa ini disebut desa multietnis. Desa ini mengibaratkan Negara Indonesia, karena desa ini
terdiri dari banyak sekali keberagaman dan juga perbedaan. Masyarakat di desa ini hidup
tentram walaupun mereka jauh dari politik yang ramai dibicarakan di negara ini. Skala
mayoritas, desa ini terdiri dari agama Hindu, Islam dan Kristen. Walaupun hidup di tengah
agama yang berbeda-beda, tapi saya belum pernah mendengar adanya konflik yang terjadi di
desa ini. Justru yang ada hanyalah harmoni yang dijalankan tanpa adanya paksaan. Bagi
penduduk di desa ini, mereka menganggap bahwasanya perbedaan itu adalah kekayaan yang
harus mereka jaga baik-baik, keindahan yang harus dilestarikan dan juga kerukunan yang
menyejukkan hati.
Generasi muda Indonesia sudah sepantasnya memaklumi keberagaman dan perbedaan
yang ada, dengan belajar memaklumi para generasi muda Indonesia bisa belajar mencintai
negara tercinta ini. Generasi muda Indonesia lahir di tanah negara yang sama, di tanah
Negara Indonesia. Berbeda, generasi muda Indonesia tidak harus malu karena sesungguhnya
berbeda itu indah. Memang benar perbedaan dan keberagaman di Indonesia layaknya lumpur.
Lumpur yang terbentuk dari kubangan tanah dan kubangan air. Lumpur ini layaknya
perbedaan dan keberagaman yang banyak terdapat di Indonesia. Tapi para generasi muda
Indonesia harus tahu bahwa dengan lumpur inilah yang mampu merekatkan para generasi
muda sebagai rakyat Indonesia untuk terus hidup berdampingan selamanya. Belajar
mencintai perbedaan yang kotor ini, maka generasi muda Indonesia belajar mencintai Negara
Indonesia indah ini dan akan mampu menghadapai perbedaan dan keberagaman di Indonesia
yang bagaikan bom waktu yang dapat meledak setiap saat.
“Hubbul Wathon Minal Iman
NKRI Harga Mati”
Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamit Tharieq
Penulis : Muhammad Ikram Al-Mubarak, Mahasiswa Prodi Hukum Pidana Islam Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh