SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
708 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252
SISTEM PENGGENDALI KECEPATAN PUTARAN
MOTOR AC PHASA SATU
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S8252
A. Sofwan dan Rudie S. Baqo
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains Dan Teknologi Nasional, Jakarta
E-mail: mtm-istn@indo.net.id HP:08128924387
Abstrak
Pengaturan kecepatan Motor AC Phasa Satu banyak dilakukan dengan berbagai cara, seperti
dengan kontaktor, relay, dan modulasi lebar pulsa. Pengendali kecepatan motor dalam teknologi
elektronika menggunakan teknik pengoperasian modulasi lebar pulsa dengan mengendalikan
penyulutan sudut phasa listrik, dapat mempermudah pengendalian kecepatan putaran motor. Dengan
terjadinya perubahan penyulutan sudut phasa, maka terjadi perubahan tegangan. Perubahan tersebut
mengakibatkan perubahan kecepatan putaran motor. Sehingga diharapkan menghasilkan produksi
yang optimal. Pengaturan kecepatan putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan
rangkaian Analog Controller Interface yang dioperasikan dengan bantuan sistem Mikrokontroller.
Dengan sistem pengendalian ini kita dapat mengatur kecepatan putaran yang diinginkan.Dalam
makalah ini akan diuraikan suatu system pengendalian kecepatan putaran motor dengan bantuan
peranan mikrokontroler jenis AT89S8252.
Kata Kunci: Pengatur Kecepatan, Microcontroller, phase Satu and Motor AC.
1. Pendahuluan
Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat
diperlukan dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat industri menggunakan
tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya, dan sebagian besar dari peralatan mesin-mesin
tersebut masih mempergunakan cara-cara manual, terutama dalam hal untuk memindah-mindahkan
kecepatan. Dengan demikian maka dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan keandalan dari mesin-
mesin tersebut dilengkapi dengan suatu sistem pengendali yang mampu mengatur sistem secara
keseluruhan. Dalam hal ini maka peranan peralatan elektronika daya sebagai penunjang kelancaran
proses otomatisasi produksi sangat menentukan. Diharapkan dengan melakukan sistem otomatisasi
dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan manusia. Terutama hal tersebut dibutuhkan dalam
jenis pekerjaan yang menuntut suatu ketelitian, kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dalam waktu yang lama.
Di berbagai perindustrian banyak menggunakan mesin-mesin dengan penggerak uatamanya
adalah Motor AC Phasa Satu. Yang mana pada umumnya digunakan pada mesin produksi seperti
mesin bubut, mesin bor, dan sebagainya. Dalam aplikasi yang sebenarnya di industri, bukan hanya
jenis motor listrik itu saja yang menjadi pertimbangan, tetapi juga system pengaturan kecepatannya.
Kemampuan pengaturan besarnya suatu kecepatan putaran motor tergantung pada bentuk dan
konstruksi motor serta rangkaian system pengendali kecepatan putaran motor. Pengaturan kecepatan
putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan bantuan dari suatu rangkaian Analog Controller
Interface yang dioperasikan dengan bantuan sistem Mikrokontroller. Dengan sistem pengendalian
kecepatan tersebut akan dapat diatur kecepatan putaran yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal
tersebut dapat dilakukan hanya dengan cara menekan tombol yang ada diinginkan pada system
tersebut. Sedangkan system penyettingan yang dilakukan dapat dilihat pada tampilan (display) yang
akan menampilkan dalam bilangan hexadecimal.
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 709
2. Motor Induksi Phasa Satu
2.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Phasa Satu
Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor. Kumparan stator dan
rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’, reaktansi “jX”dan lilitan penguat “N”.
rangkaian ekivalen dari motor induski satu fasa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor induksi sederhana.
Gambar 3. Rangkaian pengganti motor induksi satu fasa.
Nilai arus suber bolak-balik satu fasa dapat dirumuskan sebagai berikut :
I1 = IØ + I2
’
(1)
Besarnya arus pemaknitan IØ yang timbul akibat adanya induksi yang terjadi antara medan stator dan
rotor adalah :
IØ = Ir + Im (2)
Gambar 1. Konstruksi motor induksi satu fasa
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri
atas dua komponen yaitu stator dan rotor.
Stator adalah bagian dari motor yang tidak
bergerak dan rotor adalah bagian yang
bergerak yang bertumpu pada bantalan poros
terhadap stator. Motor induksi terdiri atas
kumparan-kumparan stator dan rotor yang
berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akibat dari adanya arus listrik bolak-balik
satu fasa yang melewati kumparan-kumparan
tersebut sehingga terjadi suatu interaksi
induksi medan magnet antara stator dan
rotor. Bentuk dan konstruksi motor tersebut
digambarkan pada gambar 1.
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
710 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252
Ggl yang dihasilkan akibat interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor yang masing-
masing sebesar E1 dan E2 adalah :
E1 = I2
’
(Rs +jXs) (3)






+= r
r
jX
S
R
IE 22 (4)
Impedansi pada kumparan motor stator dan rotor masing-masing adalah :
jXs = jωs Ls (5)
jXr = jωr Lr (6)
2.2 Prinsip Kerja Motor Induksi Phasa Satu
Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik satu fasa, maka pada
celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan kecepatan putaran sebesar dengan
menggunakan rumus :
[ ]ppm
menit
putaran
p
f
ns
.120
= (7)
atau,
p
f
s
π
ω
2
= (8)
Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan tegangan
listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan rotor berada dalam hubung singkat.
Akibatnya lilitan rotor akan mengalir arus listrik yang besarnya tergantung pada besarnya tegangan
induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet
rotor dengan kecepatan sama dengan kecepatan medan putar stator (ns). interkasi medan stator dan
rotor akan membangkitkan torsi yang menggerakkan rotor berputar searah dengan arah medan putar
stator. Interaksi medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya ggl induksi yang disebabkan oleh
kumparan-kumparan stator dan rotor. Rumusan matematis gaya gerak listrik yang terjadi pada motor
induksi satu fasa dengan rumus sebagai berikut:
dt
d
N t)(φ
ε −= (9)
Dimana nilai dari Ф(t) untuk fluksi maksimum akibat dari penyebaran kerapatan fluks yang
melewati lilitan dengan rumus :
Ф(t) = Фmax. cosωt (10)
Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang disebut slip pada
motor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut:
s
rs
s
rs
n
nn
sataus
−
=
−
=
ω
ωω
(11)
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 711
2.3 Hubungan Torsi dan Slip pada Motor
Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (ns) akan mengakibatkan harga slip dari 100%
pada saat start hingga 0% pada saat motor diam (nr-ns). torsi yang dihasilkan selama motor induksi
satu fasa berputar tergantung pada perubahan slip dan perubahan dalam Newton.meter. Perubahan
pembebanan dapat terjadi dengan naiknya nilai tegangan dan arus pada rotor. Hubungan torsi (Td)
terhadap parameter impedansi stator, impedansi rotor, arus rotor, tegangan sumber dan kecepatan
sudut secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
Arus rotor (Ir) yang dihasilkan pada motor induksi satu fasa pada rumus :
( ) ( )[ ] 2/12
/ rsrs
s
r
XXSRR
V
I
+++
= (12)
( ) ( )[ ]22
2
/
.
rsrss
sr
r
XXSRRs
VR
I
+++
=
ω
(13)
Karakteristik torsi terhadap perubahan slip saat 100% pada saat start hingga 0% pada saat
motor diam (nr = ns) pada motor induksi satu fasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4. karakteristik Td = f(s) dan n/ns = f(s)
3. Perancangan dan Pembahasan
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Pada gambar 1 ditunjukan diagram system, dimana blok diagram system tersebut terdiri dari :
Gambar 5. Blok Diagram Rangkaian
T/Tmaks
Motor Generator
s1
0
- 1
- 2
Mikrokontroler
Display 7 Segment
DAC
0808
ADC
Analog Voltage Controlled
Phase Angle Fired
Driver
Motor
Motor
AC
Sensor
Optik
F to V
Start
Stop
Up
Down
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
712 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252
Cara Kerja
Adapun cara kerja dari system tersebut diurakan secara umum sebagai berikut:
1 Minimum sistem AT89C51 berfungsi untuk menerjemahkan perintah yang dimasukan
melalui keyped.
2. Rangkaian analoge controlled phase-angel fired yang berfungsi menerjemahkan perintah yang
dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller.
3. Motor berfungsi memutar piringan yang dihubungkan memlaui poros pemutar.
4. Input set point (sp) berupa keyped yang berfungsi untuk memasukan data kecepatan putar
motor yang diinginkan.
5. Rangkaian ADC yang berfungsi menerima presena value(pu) dari kecepatan putaran motor
yang terdeteksi oleh sensor optic
6. Rangkaian DAC yang mengubah data-data digital ke dalam sinyal analog controller pahse-
angle fired sehingga sinyal ini dapat langsung mengendalikan motor.
7. Rangkaian F/V yang mengkonversikan frekuensi yang dihasilkan oleh sensor optic ke
tegangan yang merupakan present value yang diterima oleh ADC.
8. Display berfungsi untuk menampilkan data set (SP) dan kecepatan putar piringan.
3.2 Rangkaian Analog Voltage Controled Phase Angle Fired Power Interface
Gambar 6 menggambarkan tentang skema pengukur sudut phasa, dimana sudut phasa
konduksinya dikendalikan sebuah input tegangan analog. Gambar tersebut dibagi menjadi 4 bagian
utama, yaitu: Generator pulsa, lintas nol, (U1a dan U1b) generator ramp tersinkronisai (U2a) pengkondisi
sinyal Zera span (U2b) dan komparator dengan penyulut (U1c dan U3).
Gambar 6. Analog Votage Controlled Phase Angle Fired Power Interface
Penyulut analog terendah iniharus disinkronisasi terhadap tegangan lintas nol jala-jala.
Iniadalah kegunaan dari transformer, komparator U1a dan U1b, pembentuk gelombang dengan
menggunakan RC dan beberapa dioda. Kedua komparator menghasilkan gelombang kotak 30Vpp
yang berganti-ganti sebagaimana tegangan jala-jala melintasi nol. Jika salah satu komparator
dihubungkan secara inverting dan lainnya non-inverting menghasilkan gelombang kotak dengan
polaritas yang berlawanan. Jaringan RC membentuk gelombang kotak tersebut pada kejutan positif
dan negative sekkitar 100µ detik. Dioda melewatkan hanya pulsa positif satu pada lintas nol dari U1a
dan lintas nol lainnya dari U1b karena adanya feedback negative infut inverting op-amp ditahan pada
ground semu. Konstanta arusnya adalah:
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 713
raterampR
V
I
_
15
= (14)
Yang mengalilr dari output ramp, melalui kapasitor dan Rramp_rate menuju -15 V. selama
arusnya constant kapasitor akan mengisi pada harga yang konstant yang menghasilakn sebuah ramp
pengatur :
Rramp_rate = 37,7 kΩ
Yang menghasilkan arus pengisian
A
k
V
I µ398
7,37
15
=
Ω
=
Mengisi 0,33 µF dengan sebesar 398 µA menghasilkan
dt
dv
CIR rateramp =:_ 15)
sV
F
A
C
I
t
v
R rateramp 1206
33,0
298
:_ ===
∆
∆
µ
µ
Pada setiap lintas nol pulsa dari U1a atau U1b mensaturasi Q1. hal ini akan menghubungkan
singkat kapasitor ramp. Memaksa untuk mengosongkan secara cepat. Jadi pada setiap lintas nol pada
jala-jala ramp diulang lagi. Tanjakan ini berkesinambungan untuk sebuah setengah siklus dari jala-jala
8,3m/s ia akan menanjak naik.
∆v = (ramp_rate)∆t 16)
∆v = ( 1206V/s)(8,3ms) = 10v
U2 menghasilkan ramp yang dimulai pada 0V dan meningkatkan secara linier ke 10 V selama 8,3
milidetik dari setengah silus jala-jala. Amfilfier zero span mempunyai persamaan :
( )v
kR
k
V
KR
k
V
zero
in
span
a 15
10
10
7,4
10
−





Ω+
Ω
−








Ω+
Ω
−= (17)
Dengan
Rspan = 5,3 kΩ
Rzero = 5 kΩ
Vout = -Vin + 10 V
Hal ini akan menginvert secara linier dan mengoffset tegangan input. Selama ramp dibawah
Va output dari kelompok U1c akan terbuka dan triac dalam keadaan mati, tetapi selama ramp
meningkat, data Va output dan U1c akan terhubung singkat ke -15 V. sehingga akan menjalankan led
pada MOC3041 dan menghidupkan triac.
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
714 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252
3.3 DAC (Digital Analog Converter)
Rangkaian pengubah digital ke analog (DAC) dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini :
Gambar 7. Rangkaian Digital to Analog Converter
Jika diketahui :
Vref = 5 Vdc, R14 = R15 = 1kΩ, R0 = 2kΩ
Maka besar Vo :






+++++++=
256128643216842
87654321
14
AAAAAAAA
R
R
V
V o
ref
o (18)
Menyesuaikan Vref , R14, atau Ro juga Vo dengan semua digit input level tinggi sama dengan 9,961
Volt. Input DAC 0808 dihubungkan port 1 AT89S8252 dan Vo-nya dihubungkan ke Vin Analog
Voltage Controlled Phase Angel Fired Interface. DAC 0808 mengkonversi arus yang memasuki input
menjadi tegangan pada outputnya.
3.4 Pengubah Frekuensi Ke Tegangan
Keluaran tegangan yang akan dihasilkan adalah 5 Volt untuk kecepatan putar maksimum
motor 2850 Rpm = 47,5 Hz, karena lubang pada piringan berjumlah 8 maka dimana frekuensi
maksimum yang didapat dari sensor optic adalah 8 x 47,8 = 380 Hz. Kemudian menentukan nilai Rt
dan Ct.
fm = 2850 rpm = 47,5 Hz
8 fm = 8 x 47,5 = 380 Hz
tt
m
CR
f
..1,1
1
8 = , ditentukan : Ct = 0,1 µF (19)
tm
t
Cf
R
.8.1,1
1
= (20)
Dengan mensubsitusikan besaran diatas maka didapat Rt sebesar = 24 KΩ
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 715
Tegangan yang diinginkan 5 Volt pada saat frekuensi Maximum = 380 Hz, maka dengan demikian
diperoleh:
in
s
t
ttAve f
R
R
CRVV ....1,1.2= (21)
380..
380
1
.25
S
L
R
R
VV = (21)
S
L
R
R
VV .25 = ditentukan RL = 100 KΩ (22)
Maka didapatkan besar RS yang dinginkan adalah: 40KΩ
Gambar 8 Rangkaian Pengubah Frekuensi ke Tegangan
3.5 ADC (Analog to Digital)
Untuk memperoleh jangkaun input 0-5 Volt, input Vref/2 dihubungkan tegangan 2,5 volt.
Gambar 9 Rangkaian Analog to Digital Converter
KHz
hz
x
CR
F
JamFrekuensi
voltV
KK
K
Vcc
RR
R
V
t
ref
650
649350
10140.10.1,1
1
..1,1
1
:
5,25.
22
2
.
21
2
2/
124
3
≈
=
=
=
=
+
=
+
=
−
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004)
Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286
716 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252
3.6 Sensor Optik
Sensor optik merupakan transduser kecepatan yang merubah kecepatan putar motor menjadi
pulsa periodic. Hal ini dapat dicapai dengan bantuan sumber cahaya dengan menggunakan infra
merah, phototransistor dan sebuah IC SN7413 nand gate schimitt trigger, seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 10. Sensor Optik
4. Kesimpulan
Dari uaraian tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Alat ini sangat memungkinkan digunakan untuk mengendalikan motor ac phasa satu secara otomatis
sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pengaturan kecepatan motor ac phasa satu dengan
menggunakan teknologi elektronika berbasis mikrokontroler AT89S8252 .
5. Daftar Pustaka
[1] Michael,Jacob J, Industrial Control Elektronics Aplication Design, Prentice Hall
Internasional, Engle, Wood Cliffs, New Jeresey, 07623.
[2] Kaeser, Joe, Electrical Power Motor, Control, Generator, Transformers, The Good
Heatern Willcox Company, Inc, South Holand, 1991.
[3]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Lisrtrik dan Elektronika Daya, Edisi kelima, Gramedia,
Jakarta, 1995
[4]. Lister, Eugene C, Mesin Dan Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta,1984.
[5]. B.L.THERAJA, A Text-Book of Electrical Technologi, Volume II AC&DC, Publication
Division of Nirja Construction & Development CO. (P) Ltd, RAM Nagar, New Delhi,
1991.
[6]. Albbert Paul Malvino, Ph.D, Elektronika Komputer Digital, Pengantar Mikrokomputer,
Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1996.
Disini phototransistor akan menerima
cahaya pada LED tepat berada pada pposisi
satu garis dengan lubang dan phototransistor.
Bila phototransistor menerima cahaya, maka
ia akan bekerja dan arus mengalir dari Vcc ke
R dan phototransistor, sehingga kaki 9 dari IC
SN7413 berada pada logika 0 dan output kaki
3 akan menuju logic 1. Begitu juga
sebaliknya, bila piringan menutupi cahaya,
maka semua input NAND gate berada pada
logika 1 dan output kaki 8 menuju logika 0.
Kejadian tersebut diatas akan berulang
kembali selama piringan berputar, sehingga
pada output NAND gate schimitt trigger akan
diperoleh bentuk pulsa periodic yang ekivalen
dengan kecepatan putar motor.

More Related Content

What's hot (20)

Motor 3 fasa
Motor 3 fasaMotor 3 fasa
Motor 3 fasa
 
Motor 3 fasa
Motor 3 fasaMotor 3 fasa
Motor 3 fasa
 
Starter
Starter Starter
Starter
 
Lat 4 elektrik
Lat 4  elektrikLat 4  elektrik
Lat 4 elektrik
 
174983 id-none
174983 id-none174983 id-none
174983 id-none
 
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGALMOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
 
11 bab ii (1)
11 bab ii (1)11 bab ii (1)
11 bab ii (1)
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Upload3
Upload3Upload3
Upload3
 
Kk011 menguji switch gear
Kk011 menguji switch gearKk011 menguji switch gear
Kk011 menguji switch gear
 
Tugas kendali-motor-paper-1
Tugas kendali-motor-paper-1Tugas kendali-motor-paper-1
Tugas kendali-motor-paper-1
 
257 460-1-pb
257 460-1-pb257 460-1-pb
257 460-1-pb
 
Implementasi Motor Induksi Linier Berbasis Digital
Implementasi Motor Induksi Linier Berbasis DigitalImplementasi Motor Induksi Linier Berbasis Digital
Implementasi Motor Induksi Linier Berbasis Digital
 
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Kk09   menggunakan instrumen kontrolKk09   menggunakan instrumen kontrol
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
 
mesin cnc
mesin cncmesin cnc
mesin cnc
 
Kk010 memasang proteksi pembangkit
Kk010   memasang proteksi pembangkitKk010   memasang proteksi pembangkit
Kk010 memasang proteksi pembangkit
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1
 
Motor penggerak
Motor penggerakMotor penggerak
Motor penggerak
 
3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnet3. aplikasi-bahan-magnet
3. aplikasi-bahan-magnet
 
Upload5
Upload5Upload5
Upload5
 

Similar to Sistem pengendali-putaran-motar-ac

Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014aminsmk
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRianaDS
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikarifin456
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikyunusku7
 
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Prasetya22
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTioMarlina1
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dcamore1234
 
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanValentino Selayan
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiHeru Sitorus
 
Implementasi motor induksi linier berbasis digital
Implementasi motor induksi linier berbasis digitalImplementasi motor induksi linier berbasis digital
Implementasi motor induksi linier berbasis digitalagungaminuddin
 

Similar to Sistem pengendali-putaran-motar-ac (20)

Open loop motor dc Simulink
Open loop motor dc SimulinkOpen loop motor dc Simulink
Open loop motor dc Simulink
 
Elk01010106
Elk01010106Elk01010106
Elk01010106
 
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
Open loop motor dc
Open loop motor dcOpen loop motor dc
Open loop motor dc
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
538 1044-1-sm
538 1044-1-sm538 1044-1-sm
538 1044-1-sm
 
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
 
Bab 8 motor dc
Bab 8 motor dcBab 8 motor dc
Bab 8 motor dc
 
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
 
Softskill bu dyah 3
Softskill bu dyah 3Softskill bu dyah 3
Softskill bu dyah 3
 
Softskill bu dyah 3
Softskill bu dyah 3Softskill bu dyah 3
Softskill bu dyah 3
 
Modul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor InduksiModul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor Induksi
 
Implementasi motor induksi linier berbasis digital
Implementasi motor induksi linier berbasis digitalImplementasi motor induksi linier berbasis digital
Implementasi motor induksi linier berbasis digital
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

Sistem pengendali-putaran-motar-ac

  • 1. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 708 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 SISTEM PENGGENDALI KECEPATAN PUTARAN MOTOR AC PHASA SATU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S8252 A. Sofwan dan Rudie S. Baqo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains Dan Teknologi Nasional, Jakarta E-mail: mtm-istn@indo.net.id HP:08128924387 Abstrak Pengaturan kecepatan Motor AC Phasa Satu banyak dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan kontaktor, relay, dan modulasi lebar pulsa. Pengendali kecepatan motor dalam teknologi elektronika menggunakan teknik pengoperasian modulasi lebar pulsa dengan mengendalikan penyulutan sudut phasa listrik, dapat mempermudah pengendalian kecepatan putaran motor. Dengan terjadinya perubahan penyulutan sudut phasa, maka terjadi perubahan tegangan. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan kecepatan putaran motor. Sehingga diharapkan menghasilkan produksi yang optimal. Pengaturan kecepatan putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan rangkaian Analog Controller Interface yang dioperasikan dengan bantuan sistem Mikrokontroller. Dengan sistem pengendalian ini kita dapat mengatur kecepatan putaran yang diinginkan.Dalam makalah ini akan diuraikan suatu system pengendalian kecepatan putaran motor dengan bantuan peranan mikrokontroler jenis AT89S8252. Kata Kunci: Pengatur Kecepatan, Microcontroller, phase Satu and Motor AC. 1. Pendahuluan Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat industri menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya, dan sebagian besar dari peralatan mesin-mesin tersebut masih mempergunakan cara-cara manual, terutama dalam hal untuk memindah-mindahkan kecepatan. Dengan demikian maka dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan keandalan dari mesin- mesin tersebut dilengkapi dengan suatu sistem pengendali yang mampu mengatur sistem secara keseluruhan. Dalam hal ini maka peranan peralatan elektronika daya sebagai penunjang kelancaran proses otomatisasi produksi sangat menentukan. Diharapkan dengan melakukan sistem otomatisasi dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan manusia. Terutama hal tersebut dibutuhkan dalam jenis pekerjaan yang menuntut suatu ketelitian, kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam waktu yang lama. Di berbagai perindustrian banyak menggunakan mesin-mesin dengan penggerak uatamanya adalah Motor AC Phasa Satu. Yang mana pada umumnya digunakan pada mesin produksi seperti mesin bubut, mesin bor, dan sebagainya. Dalam aplikasi yang sebenarnya di industri, bukan hanya jenis motor listrik itu saja yang menjadi pertimbangan, tetapi juga system pengaturan kecepatannya. Kemampuan pengaturan besarnya suatu kecepatan putaran motor tergantung pada bentuk dan konstruksi motor serta rangkaian system pengendali kecepatan putaran motor. Pengaturan kecepatan putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan bantuan dari suatu rangkaian Analog Controller Interface yang dioperasikan dengan bantuan sistem Mikrokontroller. Dengan sistem pengendalian kecepatan tersebut akan dapat diatur kecepatan putaran yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilakukan hanya dengan cara menekan tombol yang ada diinginkan pada system tersebut. Sedangkan system penyettingan yang dilakukan dapat dilihat pada tampilan (display) yang akan menampilkan dalam bilangan hexadecimal.
  • 2. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 709 2. Motor Induksi Phasa Satu 2.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Phasa Satu Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor. Kumparan stator dan rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’, reaktansi “jX”dan lilitan penguat “N”. rangkaian ekivalen dari motor induski satu fasa dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor induksi sederhana. Gambar 3. Rangkaian pengganti motor induksi satu fasa. Nilai arus suber bolak-balik satu fasa dapat dirumuskan sebagai berikut : I1 = IØ + I2 ’ (1) Besarnya arus pemaknitan IØ yang timbul akibat adanya induksi yang terjadi antara medan stator dan rotor adalah : IØ = Ir + Im (2) Gambar 1. Konstruksi motor induksi satu fasa Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan stator dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik bolak-balik satu fasa yang melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor. Bentuk dan konstruksi motor tersebut digambarkan pada gambar 1.
  • 3. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 710 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 Ggl yang dihasilkan akibat interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor yang masing- masing sebesar E1 dan E2 adalah : E1 = I2 ’ (Rs +jXs) (3)       += r r jX S R IE 22 (4) Impedansi pada kumparan motor stator dan rotor masing-masing adalah : jXs = jωs Ls (5) jXr = jωr Lr (6) 2.2 Prinsip Kerja Motor Induksi Phasa Satu Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus bolak-balik satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar dengan kecepatan putaran sebesar dengan menggunakan rumus : [ ]ppm menit putaran p f ns .120 = (7) atau, p f s π ω 2 = (8) Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan rotor berada dalam hubung singkat. Akibatnya lilitan rotor akan mengalir arus listrik yang besarnya tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan kecepatan sama dengan kecepatan medan putar stator (ns). interkasi medan stator dan rotor akan membangkitkan torsi yang menggerakkan rotor berputar searah dengan arah medan putar stator. Interaksi medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya ggl induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan stator dan rotor. Rumusan matematis gaya gerak listrik yang terjadi pada motor induksi satu fasa dengan rumus sebagai berikut: dt d N t)(φ ε −= (9) Dimana nilai dari Ф(t) untuk fluksi maksimum akibat dari penyebaran kerapatan fluks yang melewati lilitan dengan rumus : Ф(t) = Фmax. cosωt (10) Adanya perbedaan medan putar stator dan medan putar rotor atau yang disebut slip pada motor induksi satu fasa pada rumus sebagai berikut: s rs s rs n nn sataus − = − = ω ωω (11)
  • 4. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 711 2.3 Hubungan Torsi dan Slip pada Motor Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (ns) akan mengakibatkan harga slip dari 100% pada saat start hingga 0% pada saat motor diam (nr-ns). torsi yang dihasilkan selama motor induksi satu fasa berputar tergantung pada perubahan slip dan perubahan dalam Newton.meter. Perubahan pembebanan dapat terjadi dengan naiknya nilai tegangan dan arus pada rotor. Hubungan torsi (Td) terhadap parameter impedansi stator, impedansi rotor, arus rotor, tegangan sumber dan kecepatan sudut secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : Arus rotor (Ir) yang dihasilkan pada motor induksi satu fasa pada rumus : ( ) ( )[ ] 2/12 / rsrs s r XXSRR V I +++ = (12) ( ) ( )[ ]22 2 / . rsrss sr r XXSRRs VR I +++ = ω (13) Karakteristik torsi terhadap perubahan slip saat 100% pada saat start hingga 0% pada saat motor diam (nr = ns) pada motor induksi satu fasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4. karakteristik Td = f(s) dan n/ns = f(s) 3. Perancangan dan Pembahasan 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada gambar 1 ditunjukan diagram system, dimana blok diagram system tersebut terdiri dari : Gambar 5. Blok Diagram Rangkaian T/Tmaks Motor Generator s1 0 - 1 - 2 Mikrokontroler Display 7 Segment DAC 0808 ADC Analog Voltage Controlled Phase Angle Fired Driver Motor Motor AC Sensor Optik F to V Start Stop Up Down
  • 5. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 712 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 Cara Kerja Adapun cara kerja dari system tersebut diurakan secara umum sebagai berikut: 1 Minimum sistem AT89C51 berfungsi untuk menerjemahkan perintah yang dimasukan melalui keyped. 2. Rangkaian analoge controlled phase-angel fired yang berfungsi menerjemahkan perintah yang dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller. 3. Motor berfungsi memutar piringan yang dihubungkan memlaui poros pemutar. 4. Input set point (sp) berupa keyped yang berfungsi untuk memasukan data kecepatan putar motor yang diinginkan. 5. Rangkaian ADC yang berfungsi menerima presena value(pu) dari kecepatan putaran motor yang terdeteksi oleh sensor optic 6. Rangkaian DAC yang mengubah data-data digital ke dalam sinyal analog controller pahse- angle fired sehingga sinyal ini dapat langsung mengendalikan motor. 7. Rangkaian F/V yang mengkonversikan frekuensi yang dihasilkan oleh sensor optic ke tegangan yang merupakan present value yang diterima oleh ADC. 8. Display berfungsi untuk menampilkan data set (SP) dan kecepatan putar piringan. 3.2 Rangkaian Analog Voltage Controled Phase Angle Fired Power Interface Gambar 6 menggambarkan tentang skema pengukur sudut phasa, dimana sudut phasa konduksinya dikendalikan sebuah input tegangan analog. Gambar tersebut dibagi menjadi 4 bagian utama, yaitu: Generator pulsa, lintas nol, (U1a dan U1b) generator ramp tersinkronisai (U2a) pengkondisi sinyal Zera span (U2b) dan komparator dengan penyulut (U1c dan U3). Gambar 6. Analog Votage Controlled Phase Angle Fired Power Interface Penyulut analog terendah iniharus disinkronisasi terhadap tegangan lintas nol jala-jala. Iniadalah kegunaan dari transformer, komparator U1a dan U1b, pembentuk gelombang dengan menggunakan RC dan beberapa dioda. Kedua komparator menghasilkan gelombang kotak 30Vpp yang berganti-ganti sebagaimana tegangan jala-jala melintasi nol. Jika salah satu komparator dihubungkan secara inverting dan lainnya non-inverting menghasilkan gelombang kotak dengan polaritas yang berlawanan. Jaringan RC membentuk gelombang kotak tersebut pada kejutan positif dan negative sekkitar 100µ detik. Dioda melewatkan hanya pulsa positif satu pada lintas nol dari U1a dan lintas nol lainnya dari U1b karena adanya feedback negative infut inverting op-amp ditahan pada ground semu. Konstanta arusnya adalah:
  • 6. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 713 raterampR V I _ 15 = (14) Yang mengalilr dari output ramp, melalui kapasitor dan Rramp_rate menuju -15 V. selama arusnya constant kapasitor akan mengisi pada harga yang konstant yang menghasilakn sebuah ramp pengatur : Rramp_rate = 37,7 kΩ Yang menghasilkan arus pengisian A k V I µ398 7,37 15 = Ω = Mengisi 0,33 µF dengan sebesar 398 µA menghasilkan dt dv CIR rateramp =:_ 15) sV F A C I t v R rateramp 1206 33,0 298 :_ === ∆ ∆ µ µ Pada setiap lintas nol pulsa dari U1a atau U1b mensaturasi Q1. hal ini akan menghubungkan singkat kapasitor ramp. Memaksa untuk mengosongkan secara cepat. Jadi pada setiap lintas nol pada jala-jala ramp diulang lagi. Tanjakan ini berkesinambungan untuk sebuah setengah siklus dari jala-jala 8,3m/s ia akan menanjak naik. ∆v = (ramp_rate)∆t 16) ∆v = ( 1206V/s)(8,3ms) = 10v U2 menghasilkan ramp yang dimulai pada 0V dan meningkatkan secara linier ke 10 V selama 8,3 milidetik dari setengah silus jala-jala. Amfilfier zero span mempunyai persamaan : ( )v kR k V KR k V zero in span a 15 10 10 7,4 10 −      Ω+ Ω −         Ω+ Ω −= (17) Dengan Rspan = 5,3 kΩ Rzero = 5 kΩ Vout = -Vin + 10 V Hal ini akan menginvert secara linier dan mengoffset tegangan input. Selama ramp dibawah Va output dari kelompok U1c akan terbuka dan triac dalam keadaan mati, tetapi selama ramp meningkat, data Va output dan U1c akan terhubung singkat ke -15 V. sehingga akan menjalankan led pada MOC3041 dan menghidupkan triac.
  • 7. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 714 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 3.3 DAC (Digital Analog Converter) Rangkaian pengubah digital ke analog (DAC) dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini : Gambar 7. Rangkaian Digital to Analog Converter Jika diketahui : Vref = 5 Vdc, R14 = R15 = 1kΩ, R0 = 2kΩ Maka besar Vo :       +++++++= 256128643216842 87654321 14 AAAAAAAA R R V V o ref o (18) Menyesuaikan Vref , R14, atau Ro juga Vo dengan semua digit input level tinggi sama dengan 9,961 Volt. Input DAC 0808 dihubungkan port 1 AT89S8252 dan Vo-nya dihubungkan ke Vin Analog Voltage Controlled Phase Angel Fired Interface. DAC 0808 mengkonversi arus yang memasuki input menjadi tegangan pada outputnya. 3.4 Pengubah Frekuensi Ke Tegangan Keluaran tegangan yang akan dihasilkan adalah 5 Volt untuk kecepatan putar maksimum motor 2850 Rpm = 47,5 Hz, karena lubang pada piringan berjumlah 8 maka dimana frekuensi maksimum yang didapat dari sensor optic adalah 8 x 47,8 = 380 Hz. Kemudian menentukan nilai Rt dan Ct. fm = 2850 rpm = 47,5 Hz 8 fm = 8 x 47,5 = 380 Hz tt m CR f ..1,1 1 8 = , ditentukan : Ct = 0,1 µF (19) tm t Cf R .8.1,1 1 = (20) Dengan mensubsitusikan besaran diatas maka didapat Rt sebesar = 24 KΩ
  • 8. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 715 Tegangan yang diinginkan 5 Volt pada saat frekuensi Maximum = 380 Hz, maka dengan demikian diperoleh: in s t ttAve f R R CRVV ....1,1.2= (21) 380.. 380 1 .25 S L R R VV = (21) S L R R VV .25 = ditentukan RL = 100 KΩ (22) Maka didapatkan besar RS yang dinginkan adalah: 40KΩ Gambar 8 Rangkaian Pengubah Frekuensi ke Tegangan 3.5 ADC (Analog to Digital) Untuk memperoleh jangkaun input 0-5 Volt, input Vref/2 dihubungkan tegangan 2,5 volt. Gambar 9 Rangkaian Analog to Digital Converter KHz hz x CR F JamFrekuensi voltV KK K Vcc RR R V t ref 650 649350 10140.10.1,1 1 ..1,1 1 : 5,25. 22 2 . 21 2 2/ 124 3 ≈ = = = = + = + = −
  • 9. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004 ISSN : 1411-6286 716 Sistem Penggendali Kecepatan Putaran Motor Ac Phasa Satu Menggunakan Mikrokontroller At89s8252 3.6 Sensor Optik Sensor optik merupakan transduser kecepatan yang merubah kecepatan putar motor menjadi pulsa periodic. Hal ini dapat dicapai dengan bantuan sumber cahaya dengan menggunakan infra merah, phototransistor dan sebuah IC SN7413 nand gate schimitt trigger, seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 10. Sensor Optik 4. Kesimpulan Dari uaraian tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Alat ini sangat memungkinkan digunakan untuk mengendalikan motor ac phasa satu secara otomatis sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pengaturan kecepatan motor ac phasa satu dengan menggunakan teknologi elektronika berbasis mikrokontroler AT89S8252 . 5. Daftar Pustaka [1] Michael,Jacob J, Industrial Control Elektronics Aplication Design, Prentice Hall Internasional, Engle, Wood Cliffs, New Jeresey, 07623. [2] Kaeser, Joe, Electrical Power Motor, Control, Generator, Transformers, The Good Heatern Willcox Company, Inc, South Holand, 1991. [3]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Lisrtrik dan Elektronika Daya, Edisi kelima, Gramedia, Jakarta, 1995 [4]. Lister, Eugene C, Mesin Dan Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta,1984. [5]. B.L.THERAJA, A Text-Book of Electrical Technologi, Volume II AC&DC, Publication Division of Nirja Construction & Development CO. (P) Ltd, RAM Nagar, New Delhi, 1991. [6]. Albbert Paul Malvino, Ph.D, Elektronika Komputer Digital, Pengantar Mikrokomputer, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1996. Disini phototransistor akan menerima cahaya pada LED tepat berada pada pposisi satu garis dengan lubang dan phototransistor. Bila phototransistor menerima cahaya, maka ia akan bekerja dan arus mengalir dari Vcc ke R dan phototransistor, sehingga kaki 9 dari IC SN7413 berada pada logika 0 dan output kaki 3 akan menuju logic 1. Begitu juga sebaliknya, bila piringan menutupi cahaya, maka semua input NAND gate berada pada logika 1 dan output kaki 8 menuju logika 0. Kejadian tersebut diatas akan berulang kembali selama piringan berputar, sehingga pada output NAND gate schimitt trigger akan diperoleh bentuk pulsa periodic yang ekivalen dengan kecepatan putar motor.