2. LATARLATAR
BELAKANGBELAKANG
• Tahun 1962 – 1968 Pak Suyadi merintis hutan bakau sendiri
setelah puluhan hektar tambak yang ada di desanya hancur
diamuk gelombang laut. Saat itu banyak orang yang
menganggapnya bentho (gila) dan jadi bahan tertawaan
karena tidak ada hasilnya dan banyak bibit yang ditanam
hanyut dibawa ombak. Namun karena tekadnya bibit yang
hanyut segera diganti dengan bibit baru.
Sebenarnya ini merupakan ide sederhana yaitu memagari
tambak ikan dan garam dengan tanaman bakau. Setelah
melihat hasilnya warga mulai sadar dan mau mengikuti
langkahnya. Pada tanggal 20 Januari 1972 bersama 13
orang tetangganya mendirikan kelompok tani
Sidodadi Maju.
3. Nama Kelompok : Sidodadi Maju
Alamat : Dukuh Kaliuntu Desa Pasarbanggi Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang
Nama Ketua Kelompok : H. Suyadi
Tahun Berdiri : 1972
Jumlah Anggota : 52 orang
Pertemuan : Setiap tanggal 20 setiap bulannya
Usaha-usaha produktif : 1. Pembibitan bakau
2. Pembuatan garam
3. Budidaya udang
4. Budidaya bandeng
4. Tujuan
Meningkatkan peran serta pengurus, anggota kelompok
tani dalam pengelolaan mangrove
Mengembangkan mekanisme kerja yang sinergis antar
para pihak
Mengupayakan koordinasi dan integrasi program antar
para pihak yang terkait dalam pengelolaan ekosistem
mangrove
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan
peningkatan sumber daya manusia
5. PROGRAM KEGIATAN
Pemberdayaan peran anggota dan pengurus
dengan bina sdm, bina lingkungan, bina usaha
produktif.
Peningkatan partisipasi dan peran lembaga–
lembaga pengelolaan ekosistem mangrove, seperti
Perguruan Tinggi, LSM
Peningkatan kerjasama multipihak (pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, LSM, masyarakat) dalam
pengelolaan mangrove
Pembentukan media komunikasi berupa
Pembentukan mangrove center
Mengikuti seminar, workshop, lokakarya
pengelolaan mangrove
Penyelenggaraan pelatihan dan studi banding,
konggres nasional pengelolaan ekosistem
mangrove
6. Tujuan
Meningkatkan peran serta dan pemahaman masyarakat
terhadap keberadaan, status, fungsi dan manfaat
ekosistem mangrove.
Mengembangkan model konservasi dan budidaya
pengelolaan ekosistem mangrove yang ramah lingkungan
dan berbasis masyarakat.
Pemanfaatan ekosistem mangrove berdasarkan kearifan
tradisional masyarakat
7. PROGRAM KEGIATAN
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tentang pengelolaan
ekosistem mangrove Melalui pelatihan pembibitan,pelatihan
pemeliharaan
Pelaksanaan budidaya perikanan ramah lingkungan mangrove
Pelaksanaan budidaya hutan mangrove berkelanjutan oleh masyarakat
melalui perluasan areal di berbagai wilayah
Sosialisasi / pembinaan dan praktek penanaman mangrove untuk pelajar
SD, SMP, dan SMU Wilayah Pesisir, bahkan menjadi laboratorium alam
perguruan tinggi
Kerjasama penelitian dengan berbagai lembaga pendidikan, pemerintah,
swasta baik dalam dan luar negeri
9. PROGRAM KEGIATAN
• Rehabilitasi tanaman bakau yang rusak sampai
sekarang seluas 60 Ha
• Penanaman tanaman bakau di berbagai wilayah
• Pembuatan pembibitan mangrove
• Perlindungan tanaman induk sebagai sumber bibit
• Pemeliharaan rutin tanaman bakau bersama
anggota
• Penanaman bersama anak sekolah untuk
pendidikan dini
10.
11. Rehabilitasi pantai berupa penanaman pohon
bakau disertai dengan upaya konservasi saat
ini terus menerus dilakukan. Peran masyarakat,
pemerintah, swasta dan pihak lain yang
berkepentingan secara berkelanjutan di
butuhkan dalam pemulihan dan pengelolaan
ekosistem mangrove. Di Desa Pasar Banggi
usaha pelestarian dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat pesisir.
12. Beberapa kelompok kerja masyarakat dibentuk untuk
mendukung pelestarian Hutan Mangrove. sejak tahun
2000, peran dari kaum wanita pesisir semakin dominan
dalam proses rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan
program “Rantai Emas” (Rehabilitasi Pantai Entaskan
Masyarakat Setempat) dari Kementerian Lingkungan
Hidup merupakan kegiatan pemberdayaan Kementerian
Lingkungan Hidup untuk masyarakat pesisir guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan
diharapkan dapat membantu pelestarian hutan
mangrove.
13. Tanggal 18 Mei 2013 dibentuk kelompok
masyarakat KARTINI I dan KARTINI II. Kedua
kelompok tersebut berada di Desa Pasar Banggi
dengan jumlah anggota KARTINI I 34 orang dan
KARTINI II berjumlah 32 dengan mayoritas
anggotanya merupakan perempuan. Peran serta
perempuan dalam kegiatan ini dimaksudkan
untuk mendorong partisipasi dan meningkatkan
kesejahteraan melaui peningkatan
perekonomian masyarakat setempat
16. Merehabilitasi kerusakan hutan mangrove di
wilayah pantai Desa Pasar Banggi
Membantu upaya konservasi kawasan mangrove
Menanggulangi bencana abrasi pantai yang
merusak tambak masyarakat
Meningkatkan kepekaan masyarakat akan peran
serta dalam pelestarian lingkungan
Meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat
pesisir
17. Berdasarkan kesepakatan anggota Kelompok
Kartini I dan Kartini II memutuskan untuk
melaksanakan kegiatan pembibitan, penanaman
dan perawatan tanaman mangrove tersebut
dengan total yang diusulkan 150.000 batang bibit
tanaman mangrove.
20. Penyediaan media tanam
berupa campuran tanah dan
pupuk kandang
dimasukkan ke dalam
polibag ukuran 6x15 cm
dilaksanakan langsung oleh
anggota kelompok Kartini I
dan Kartini II.
Sejumlah 150.000 buah polibag di isi dengan media
tanah dikerjakan dalam waktu 10 hari kerja.
21. Polibag disusun memanjang
dibawah atap paranet.
Susunan polibag dibuat petak-
petak persegi panjang ukuran
1 x 5 meter dengan jumlah
masing petak 1.300 buah
polibag. Masing-masing petak
di beri jarak 0.5 – 1 meter
guna memudahkan perawatan
bibit mangrove.
22. Bibit yang dikembangkan adalah
jenis api-api (avicennia Sp) sejumlah
100.000 batang dan Rizhopora Sp
sejumlah 50.000 batang. Ketersediaan
bibit/propagul di ambil dengan memetik
ataupun memungut dari hutan
mangrove yang berada di Desa Pasar
Banggi dilakukan dan diseleksi langsung
oleh anggota kelompok Kartini I dan
Kartini II.