1. PELAJARAN I ( DAI IKKA )
SALAM SAPAAN ( あいさつ )
Didalam bahasa Jepang kita mengenal beberapa salam sapaan ( あいさつ ) yang sering dipakai
dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
• Selamat pagi : ohayoo gozaimasu ( おはようございます )
• Selamat siang : konnichiwa ( こんにちは )
• Selamat malam : konbanwa ( こんばんは )
• Salam untuk mengucapkan selamat malam ketika akan tidur :
Oyasumi nasai ( おやすみなさい )
• Selamat tinggal / selamat jalan : sayonara ( さようなら )
• Sampai ketemu : dewa mata ( では また )
• Sampai ketemu besok : mata ashita ( また あした )
• Sampai bertemu kembali : mata aimashoo ( また あいましょう )
• Salam bila lama tidak bertemu : ohisashiburi desune ( おひさしぶり ですね )
• Salam untuk menanyakan kabar :
A : Ogenki desu ka ( おげんき ですか )
B : Hai, okagesamade genki desu ( はい、げんき です)
Atau iie, genki dewa arimasen.
A : Ikaga desu ka ( いかが ですか )
B : Hai, Genki desu ( げんき です )
• Salam ketika akan meninggalkan rumah :
A : Itte kimasu ( いってきます)
2. B : Itterasshai (いってらっしゃい) Ki wo tsukete kudasai
• Salam ketika sampai di rumah :
A : Tadaima ( ただいま )
B : Okaerinasai ( おかえりなさい)
• Salam yang diucapkan untuk berterima kasih :
A : Arigatoo gozaimasu ( ありがとうございます ) Doomo
B : Dooitashimashite ( どういたしまして )
• Salam yang diucapkan pada saat mau makan :
A : Itadakimasu ( いただきます )
B : Itadakimasu ( いただきます )
• Salam yang diucapkan setelah makan :
A : Gochisoosamadeshita ( ごちそうさまでした )
B : Gochisoosamadeshita ( ごちそうさまでした )
• Salam yang digunakan untuk mengucapkan selamat :
Omedetoo gozaimasu ( おめでとう ございます )
Otanjoobi omedetoo gozaimasu.
• Salam yang digunakan untuk mengucapkan selamat tahun baru :
Shinen omedetoo gozaimasu ( しねん おめでとう ございます )
• Salam yang digunakan untuk mengucapkan selamat ulang tahun :
Otanjoobi omedetoo gozaimasu ( おたんじょうび おめでとう ございます )
Ungkapan yang di pakai dalam kelas :
• Silahkan berdiri : Tatte kudasai ( たって ください )
• Silahkan duduk : Suwatte kudasai ( すわって ください )
5.
Pelafalan dan Penulisan Bahasa Jepang
Satuan bunyi dalam bahasa Jepang disebut dengan mora atau haku yang
biasanya diawali dengan tepukan. Dengan kata lain dalam pembelajaran bahasa Jepang
jumlah mora dihitung dengan jumlah tepukan.Mora merupakan salah satu unsure
dalam menentukan makna selain aksen, karena di dalam bahasa Jepang terdapat bunyi
panjang, pendek, konsonan rangkap dan konsonan ‘ n’ yang sifatnya tidak sama deNgan
bahasa Indonesia.
6. I. Bunyi panjang dan pendek
Dalam bahasa Jepang, panjang bunyi dapat menimbulkan perubahan makna kata. Bunyi
yang diperpanjang adalah bunyi vokal dan ditulis sebagai berikut :
1. Bunyi vokal / a / panjang ditulis dengan menambahkan あ, dibaca dengan panjang
dua mora.
Contoh : おばさん (bibi) おばあさん(nenek)
o ba sa n = 4 mora o ba a sa n = 5 mora
2. Bunyi vokal / I / panjang ditulis dengan menambahkan い, dibaca dengan panjang
dua mora.
Contoh :
おじさん(paman) おじいさん(kakek)
o ji sa n = 4 mora o ji I sa n = 5 mora
3. Bunyi vokal / u / panjang ditulis dengan menambahkan う, dibaca dengan panjang
dua mora.
Contoh : くき(batang tanaman) くうき(udara)
ku ki = 2 mora ku u ki = 3 mora
4. Bunyi vokal / e/ panjang ditulis dengan menambahkan い, dibaca dengan panjang
dua mora.
Contoh : せんせい(guru) とけい(jam)
se n se e = 4 mora to ke e = 3 mora
Pengecualian : ada beberapa bunyi / e / panjang yang ditulis dengan え
Contoh : おねえさん(kakak perempuan)
o ne e sa n = 5 mora
7. 5. Bunyi vokal / o / panjang ditulis dengan menambahkan う, dibaca dengan panjang
dua mora.
Contoh : ひこうき(pesawat terbang ) くうこう(bandara)
hi ko o ki = 4 mora ku u ko o = 4 mora
Pengecualian : ada beberapa bunyi / o / panjang yang ditulis dengan お
Contoh : おおきい(besar) とおい(jauh)
o o ki i = 4 mora to o i = 3 mora
Bandingkan :
おおきい(besar) おき(laut)
o o ki i = 4 mora o ki = 2 mora
とおい(jauh) とい(pertanyaan)
to o i = 3 mora to i = 2 mora
6. Dalam huruf Katakana, semua bunyi vokal panjang ditulis dengan “ _ (garis tengah)”
Contoh :
カレンダー(karendaa) コーラ(koora) ミー。アヤム(mii ayamu)
II . Konsonan Rangkap
Seperti halnya panjang pendek bunyi, konsonan rangkap juga membedakan arti.
Konsonan rangkap dilambangkan dengan つ(tsu kecil), konsonan yang digandakan
adalah konsonan yang mengikutinya. Konsonan rangkap dihitung satu mora,
pengucapan konsonan rangkap seperti pengucapan konsonan tanpa vokal dalm bahasa
Indonesia.
Contoh :
きって(perangko) がっこう(sekolah)
ki t te = 3 mora ga k ko o = 4 mora
8. カップ(cangkir) チケット(tiket)
ka p pu = 3 mora chi ke t to = 4 mora
Bandingkan :
きって(perangko) きて(datanglah)
ki t te = 3 mora ki te = 2 mora
III. Bunyi konsonan N
Dalam bahasa Jepang terdapat satu konsonan yang berdiri sendiri yaitu N ん(あ
atau ン). Bunyi konsonan ini berubah menurut bunyi yang mengikutinya, namun cara
pengucapan ini tidak membedakan arti. Perubahan bunyi N adalah sebagai berikut:
a. Apabila konsonan yang mengikutinya adalah [p], [b], [m], maka N dibaca [m]
contoh : さんぽ (sampo) しんぶん (shimbun)
さんまい (sammai)
b. Apabila konsonan yang mengikutinya [t], [d], [ts], [j], [s], [z], [n] maka N dibaca [n]
contoh : ほんだな (hondana) かんじ ( kanji)
せんたく(sentaku) なんにち(nannichi)
c. Apabila konsonan yang mengikutinya adalah [g], [k] maka N dibaca [ng]
contoh : にほんご(nihonggo) ぎんこう(gingkoo)
d. Apabila berada sebelum vokal atau berada di akhir kosakata, maka N dibaca
[ng lemah]
contoh : さんえん(saNen) ほん(hoN)
げんえき(geNeki) じかん(jikaN)
9. IV. Di dalam bahasa Jepang terdapat suku kata yang merupakan gabungan konsonan +
Semivokal + vokal, ditulis dengan satu huruf hiragana atau katakana + や・ゆ・
よ ヤ・ユ・きゃ、きゅ、きょヨキャ、キュ、キョ
ひゃく じゅう
キャンプ ジュース
ひゃく ひやく
じゅう じゆう
V. Aksen kata dalam bahasa Jepang bukan aksen keras – lemah, melainkan aksen tinggi
rendah. Jika aksen bunyi suku pertama tinggi, aksen bunyi suku kata kedua pasti
rendah. Sebaliknya, jika aksen bunyi suku kata pertama rendah, aksen suku kata
kedua pasti tinggi. Dan nadanya tidak naik lagi jika satu kali sudah turun.
Contoh : __ _____
ど な た (siapa) がっこう(sekolah)
_______ __
が く せ い(siswa) ほ ん (buku)
Arti kata akan berbeda jika aksennya berbeda, walaupun terdiri dari suku kata yang
sama, seperti contoh di bawah ini
__ __
あ め ( hujan) あ め ( permen)
__ __
い ま ( sekarang) い ま ( ruang keluarga)
10. VI. Penulisan Bahasa Jepang
1. Ada beberapa partikel bahasa Jepang yang bunyinya tidak sesuai penulisannya, yaitu
は (wa) contoh : きょう は やすみ です。
へ (e) うち へ かえります。
を (o) おみやげ を かいます。
2. Kosakata yang diserap sebagai bahasa Jepang dan kosakata asing yang ditulis meng
gunakan huruf Katakana akan mengalami penyesuain bunyi sesuai dengan kaidah
pengucapan bahasa Jepang .
contoh :
cake ケーキ[keeki] icecream アイスクリーム[aisukuriimu]
3. Selain Hiragana, Katakana dan Kanji di dalam bahasa Jepang juga digunakan huruf
Latin. contoh :
T シャツ ( T shirt)
LEMBAR LATIHAN SISWA
I. ISILAH DENGAN SALAM YANG BENAR
11. 1. Gakusei : _________ .
Sensei : ohayou. Ogenki desu ka.
Gakusei : Hai, _______ .
2. Sensei : Minasan, moo wakarimasuka.
Gakusei : Iie, mada _____ .
3. Ratna : ______ , ogenki desuka. ( setelah lama tidak pernah ketemu )
Dewi : Hai, genki desu. Anata wa
Ratna : Watashi mo
4. Saat mau tidur orang Jepang mengucapkan ________ .
5. Setelah selesai makan orang Jepang mengucapkan ______.
II. PINDAHKAN KE DALAM BENTUK HIRAGANA / ROMAJI DAN ARTIKAN
1. sakura
2. yume
3. hikari
4. yakusoku
5. neko
6. honyaku
7. suika
8. saifu
9. fune
10. sakana
11. たかい
12. はし
13. くすり
14. きんこ
15. くるま
16. aisukuriimu
17. shatsu
18. sukaato
19. terebi
20. miruku
21. Sejarah Nama Desa Kecamatan Batang Angkola
Tapanuli Selatan
Ditulis oleh Administrator
Senin, 12 April 2004 11:54
1. Kelurahan HUTA TONGA Nama yang digunakan Pemda sekarang.
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya adalah: HUTA TONGA
• Asal Bahasa dan Artinya:
HUTA atau KUTA dari bahasa Batak Angkola artinya Desa
TONGA dari bahasa Batak Angkola artinya Tengah
• Sejarah Nama :
Disebut sebagai desa pertengahan antara desa Pijorkoling yang berpenduduk bermarga
Harahap, dan desa Muaratais yang penduduknya bermarga Dalimunthe. Berdiri sekitar 10
generasi yang lalu. Didirikan oleh anak dari Ompu ni Gambir Dalimunthe.
2. Desa SIPANGKO Nama yang digunakan Pemda sekarang.
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : SIPAHO
• Asal Bahasa dan Artinya:
HUTA atau KUTA dari bahasa Batak Angkola artinya Desa
SIPAHO dari bahasa Batak berarti Nama Orang : Sipaho Harahap
• Sejarah Nama :
HUTA NI SIPAHO desa-nya si PAHO (nama Orang-Red) Didirikan oleh orang bermarga
Harahap dari Angkola Julu. Keturunan dari Harahap Pargarutan yang masih berkahanggi
dengan Harahap Janji Mauli. Dulunya mereka sempat tinggal di Janji Mauli, kemudian
manjae membuka pemukiman di Sipangko sekarang. Pemukiman ini didirikan sekitar 5
generasi yang lalu.
3. Desa HOLBUNG Nama yang di gunakan Pemda sekarang.
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA HOLBUNG
• Asal Bahasa dan arti:
HUTA dari bahasa Batak Angkola berarti DESA.
HOLBUNG dari bahasa Batak Angkola berarti Cekung.
22. • Sejarah Nama :
HUTA HOLBUNG adalah desa yang berdiri di atas tanah cekungan yang bangun oleh
orang bermarga Harahap sekitar 6 generasi yang lalu yang masih berkahanggi dengan
Harahap Janji Mauli.
4. KELURAHAN BINTUJU Nama yang di gunakan Pemda sekarang.
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA BINTUJU
• Asal Bahasa dan Arti:
HUTA dari bahasa Batak Angkola berarti DESA.
BINTUJU dari bahasa Batak Angkola berarti nama sejenis kayu.
• Sejarah Nama :
Adalah sebutan desa untuk penduduk yang bermukim di bawah pohon kayu tindoan
(Menara-Red) pohon Bintuju. Didirikan oleh marga Harahap turunan dari Harahap Pijor
Koling dengan julukan Harahap Ulok. Bintuju didirikan dengan memberikan kerbau ke
Muaratais, kemudian menjadi anak boru dari Muaratais karena jasanya. Didirikan sekitar 7
generasi yang lalu.
5. DESA MUARA TAIS I Nama yang digunakan Pemda sekarang.
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : MORATAIS
• Asal Bahasa dan Arti :
HUTA dari bahasa Batak Angkola berarti DESA
MORA dari bahasa Batak Angkola berarti ORANG YANG DIHORMATI
TAIS dari kata BINTAIS bahasa Batak Angkola berarti BINTAIS adalah nama sejenis
kayu.
• Sejarah Nama :
Pemukiman namora mora (penduduk terhormat) yang bermukim di bawah pohon kayu
tindoan (Menara-Red) pohon Bintais. Didirikan oleh Raja Isori dan anaknya yang bernama
Porkas Manjuang serta orang orang tua bermarga Dalimunthe yang datang dari dolok
Sibalanga di Timur Sosa, kemudian mereka bermukim di Sitamiang (kota padang
sidimpuan), kemudian ke Pargarutan (kota padang sidimpuan), kemudian ke sihitang (kota
padang sidimpuan), kemudian ke MORA TAIS. Didirikan sekitar 14 generasi yang lalu.
6. DESA MUARA TAIS II Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA BAKKAR
23. • Asal Bahasa Batak Angkola Arti
HUTA dari bahasa Batak Angkola berarti DESA
BAKKAR dari bahasa Batak Angkola berarti pelepah pohon Kelapa
• Sejarah Nama :
Pemukiman orang peratau dari Mandailing bermarga Batubara dan Lubis yang meminta
tanah ke muaratais, dan diberikan tanah pemukiman disebelah barat laut desa Muaratais
oleh Sutan Bugis Dalimunthe sebagai Raja Panusunan Muaratais, dulunya disana penduduk
membangun rumah di bawah pepohonan kelapa dan terdapat banyak pelepahnya (Bakkar)
selalu berserakan ditanah dan disebut oleh desa tetanggangnya sebagai nama untuk desan
ini, didirikan sekitar 5 generasi yang lalu.
7. DESA MUARA TAIS III Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA SIBALAPAK
• Asal Bahasa Batak Angkola
• Arti
HUTA : DESA
SIBALAPAK : Nama Sungai
• Sejarah Nama :
Pemukiman orang peratau dari Mandailing bermarga Batubara yang meminta tanah ke
muaratais, dan diberikan tanah pemukiman disebelah Selatan desa muaratais tepat di tepi
sungai (Aek) sibalapak pemukiman tersebut diberikan oleh Mangaraja Enda Dalimunthe
yang didirikan sekitar 4 generasi yang lalu.
8. DESA JANJI MAULI Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA JANJI MAULI
• Asal Bahasa Batak Angkola
• Arti
HUTA : DESA
JANJI : Janji
MAULI : Bertambah Baik
24. • Sejarah Nama :
Pemukiman orang bermarga Harahap moranya Sutang Bugis alias Ongku Rajo (Putrinya
diperistri) oleh Sutan Bugis mereka dari desa Simatong tong Pargarutan datang di undang ke
muaratais, dan diberikan tanah pemukiman disebelah Tenggara 500 Meter dari desa
muaratais dahulu lalu orang Muaratais menjajikan akan melindungi moranya dari ganguan
orang yang mengancamnya di tempat tinggalnya dahulu di simatoktong konon mereka
(orang si matongtong) ada perselisihan keluarga, karena janji tersebut membuat mereka
lebih baik maka dari sinilah asal kata desa Janjin Mauli (Janji yang membuat penduduknya
sksn lebih baik dari pada di kampung halamnnya dahulu). Lokasi desa pertama kalinya
sekitar 1Km sebelah Utara Desa janji Mauli sekarang didirikan sekitar 5 generasi yang lalu.
di pemukiman ini selalu dilanda banjir lalu dipindahkan ke lokasi desa Janji Mauli sekarang
sekitar 4 generasi yang lalu.
9. DESA TAHALAK Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA TAHALAK
• Asal Bahasa dan Artinya
HUTA dari bahasa Angkola artinya DESA
TAHALAK dari bahasa Angkola artinya Bendungan sederhana
• Sejarah Nama :
Pemukiman yang dibangun oleh Ja Bira Dalimunthe adik dari Mangaraja Enda I Raja
Panusunan Nuaratais dulunya di tepi desa Tahalak sebelah barat lautnya ada bendungan
untuk irigasi sawah warga Muaratais yang dibangun oleh kakek dari kakeknya Ja Bira yang
bernama Mangaraja Gumul hidup sekitar 10 generasi yang lalu. Lokasi desa dahulu sekitar
desa Tahalak sekarang didirikan sekitar 7 generasi yang lalu.
10. DESA UJUNG GADING Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA UJUNG GADING
• Asal Bahasa dan Arti
HUTA dari Bahasa Batak Angkola berarti DESA
UJUNG GADING dari Bahasa Melayu. berarti Ujung Gading .
• Sejarah Nama :
Pemukiman yang dibangun oleh orang orang bermarga Hasibuan dan orang Angkola
bermarga Daulay dibangun sekitar 4 generasi yang lalu lokasi desa dahulu sekitar 500 Meter
ke arah timur Ujung Gading sekarang nama desa tersebut diambil dari nama desa asal
penduduk marga Hasibuan.
25. 11. DESA SIDADI Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA SIDADI
• Asal Bahasa dan Arti
HUTA dari Bahasa Batak Angkola berarti DESA
SI dari Bahasa Angkola sebagai Kata sandang dan atau Kata Penunjuk
DADI dari Bahasa Angkola berarti Kaleng.
• Sejarah Nama :
Pemukiman yang dibangun oleh orang orang bermarga Dalimunthe yang ber asal dari desa
Sigalangan dan sebahagian dari Muaratais, nama desa diambil karena usaha para penduduk
sebagai pembuat alat alat dapur dari kaleng dan sejenisnya, dibangunsekitar 6 generasi yang
lalu.
12. DESA AEK LACCAT Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA AEK LACCAT
• Asal Bahasa dan Arti
HUTA dari Bahasa Batak Angkola berarti DESA
AEK LACCAT dari Bahasa Angkola Berarti Sungai Langsat
• Sejarah Nama :
Pemukiman yang dibangun oleh orang orang bermarga Hasibuan dipimpin oleh Mangaraja
Rahut Bosi yang berasal dari desa Silangge Sipirok meminta kepada Mangaraja Enda selaku
kepala kuria Muaratais untuk mendirkan pemukiman di Aek Laccat nama desa ini diambil
dari sungai yang ada pohon Langsatnya pohon tersebut juga dijadikan sebagai hayu tindoan
(pohon yang berfungsi sebagai menara) dan penagkal petir, Mangaraja Rahudt Bosi adalah
juga keluarga kepala kampung Aek Padang dan kepala kampung Sigiring giring dibangun
tahun 1918 lalu.
13. DESA PASIR NAULI Nama yang di gunakan Pemda sekarang
• Nama yang digunakan dahulu dalam sejarahnya : HUTA AEK NAULI
• Asal Bahasa dan Arti
HUTA dari Bahasa Batak Angkola berarti DESA
AEK dari Bahasa Batak Air/ Sungai
26. NAULI dari Bahasa Batak berarti Bagus/ Baik/ Indah
• Sejarah Nama :
Pemukiman yang dibangun oleh Baginda Sori Taon Siregar berasal dari desa Situmba-
Baringin-Sipirok, meminta untuk mendirkan pemukiman di Aek Nauli kepada Mangaraja
Enda selaku kepala kuria Muaratais, nama Aek Nauli diambil karena pemukiman ini
didirikan di tepi sungai yang indah kemudian desa aek nauli berubah nama menjadi Pasir
Nauli sebab di tepi sungai tersebut terdapat hamparan pasir yang luas yang menjadikan
sungai Batang angkola disitu kelihatan lebih indah, Baginda Sori Taon Siregar adalah juga
keluarga kepala Kuria Baringin dan kepala kampung Simaninggir, desa ini dibangun tahun
1916.