Dokumen tersebut memberikan petunjuk pengisian lembar kerja (LK) 2.1 untuk mengevaluasi alternatif solusi masalah pembelajaran. LK ini berisi kolom untuk menuliskan masalah, penyebab, kategori penyebab, solusi alternatif, evaluasi kelebihan dan kekurangan solusi, serta mitigasi kekurangan."
1. LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap
identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.
Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan penyebab masalah yang
sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi
secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.
Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki
dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahamurid PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar murid di kelas
tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian
murid terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi
ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang
sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta murid membacanya tanpa melakukan kegiatan
pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut
melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/
atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) murid tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat
melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk
disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu
untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahamurid dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam
hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).
Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya,
persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya murid yang pasif atau kurang inisiatif
dalam pembelajaran, murid yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, murid yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi
berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.
Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahamurid ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan
lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika murid Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat
fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman murid bukanlah disebabkan oleh
ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan murid. Maka ketidakpahaman murid, bisa jadi
merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia,
2. contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan,
penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.
Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan murid yang tidak
memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks
bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level murid sehingga dapat memicu rasa ingin tahu murid. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu murid memahami bacaan 3)
memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan
semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.
Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau
langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
3. Masalah dalam
Pembelajaran
Penyebab
Masalah
Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tuliskan persoalan
yang telah
diidentifikasi /
ditentukan di tahap
sebelumnya.
Fokuskan pada
persoalan terkait
pembelajaran
Tuliskanlah
penajaman
apa
penyebab
setiap
masalah
yang
diidentifikas
i.
Renungkan, apakah persoalan
tersebut terkait dengan
pemilihan/ penyajian materi
ajar, media, metode
pembelajaran, atau yang lain.
Centang pada kolom yang
sesuai.
Tuliskan 2-3 solusi
yang sesuai dengan
masalah dan
penyebab masalah
yang telah
diidentifikasi.
Solusi ini diperoleh
dari hasil kajian
literatur dan
wawancara dengan
sejawat / pakar
Apakah
kelebihan dari
setiap alternatif
solusi yang
dipilih
Apakah
kelemahan
dari setiap
alternatif
solusi yang
dipilih
Menurut Anda, apakah
kelemahan tersebut dapat
diantisipasi? Jika bisa,
bagaimana caranya?
Materi Media Metode Model
1. Nilai ketercapaian
Murid masih rendah
pada materi pecahan
kelas 5.
1. Media
pembelajaran
yang sesuai
dengan materi.
√ Alternatif Solusi :
1. Menggunakan
media interaktif yang
lebih konkret yaitu;
(kertas origami
berwarna)
2. Menggunakan
media berbasis digital.
Kelebihan media
konkret:
1. Memberikan
kesempatan
semaksimal
mungkin kepada
anak untuk
mempelajari dan
melaksanakan
tugas-tugas dalam
situasi nyata.
2. Memberi
kesempatan kepada
anak untuk
mengalami sendiri
situasi yang
sesungguhnya dan
melatih
Kekurangan
media konkret:
1. Murid akan
bersemangat
sehingga lebih
berisik kelas
kurang kondusif.
2. Memerlukan
biaya.
3. Harus
menentukan
waktu
penyelesaian.
4. Guru dan
murid harus
dapat
menggunakan
Untuk mengatasi
permasalahan Guru:
1. Membuat kesepakatan kelas
sebelum bermain.
2. Memberikan reward bagi
murid yang tertib selama
pembelajaran.
3. Mempersiapkan semua
sarana yang dibutuhkan.
4. Guru harus menentukan
manajemen waktu yang tepat
dan disepakati bersama murid.
4. keterampilan
menggunakan alat
inderanya sebanyak
mungkin.
media konkret
tersebut.
5. Tidak selalu
dapat
memberikan
gambaran dari
benda yang
sebenarnya
sehingga
pembelajaran
perlu didukung
dengan media
lain.
2. Penggunaan
model
pembelajaran
yang kurang
tepat.
√ Alternatif Solusi:
Menggunakan model
pembelajaran problem
based learning (PBL).
Kelebihan model
pembelajaran based
learning:
1. Murid
termotivasi untuk
menemukan
pengetahuan baru
dengan mandiri.
2. Murid dapat
mengaplikasikan
pengetahuan dalam
dunia nyata.
3. Murid mudah
menguasai konsep-
konsep untuk
memecahkan
masalah dunia
nyata.
Kekurangan
model
pembelajaran
based learning:
1. Jika ada murid
yang tidak
memiliki niat
atau kepercayaan
dapat
menyelesaikan
masalah sulit,
sehingga mereka
enggan untuk
mencoba.
2. Sebagian
murid
beranggapan
bahwa dalam
menyelesaikan
masalah mereka
harus paham
dulu materi,
Permasalahan dapat diatasi
dengan:
1. Ajak peserta didik untuk
memberikan penilaian pada
diri sendiri dan teman.
2. Tanamkan pada peserta
didik bahwa setiap anak
istimewa.
3. Berikan Apresiasi
4. Berikan kepercayaan
5. Berikan Afirmasi
5. Menggunakan model
PJBL
Kelebihan Metode
PJBL:
1. Memotivasi
peserta didik
dengan
melibatkannya di
dalam
pembelajaran.
2. Menyediakan
kesempatan
pembelajaran
berbagai disiplin
ilmu
3. Membantu
keterkaitan hidup di
luar sekolah
4.Menyediakan
peluang unik karena
pendidik
membangun
hubungan dengan
peserta didik
sebagai fasilitator
5. Menyediakan
kesempatan untuk
membangun
hubungan dengan
komunitas yang
besar
6. Membuat peserta
didik lebih aktif dan
berhasil
maka mereka
hanya akan
belajar apa yang
mereka ingin
pelajari.
Kekurangan
PJBL:
1. Memerlukan
banyak waktu
untuk
menyelesaikan
masalah
2.Membutuhkan
biaya yang
cukup banyak
3. Banyak
pendidikan yang
merasa nyaman
dengan kelas
tradisional, di
mana pendidik
memegang peran
utama di kelas
4. Banyaknya
peralatan yang
harus dibeli
5. Peserta didik
yang memiliki
kelemahan dalam
percobaan dan
pengumpulan
informasi akan
mengalami
kesulitan
6. Ada
kemungkinan
peserta didik ada
Permasalahan dapat diatasi
dengan:
1. 1. Memfasilitasi peserta didik
dalam menghadapi masalah.
2. 2. Membatasi waktu peserta
didik dalam menyelesaikan
proyek.
3. 3. Meminimalisir biaya.
4. 4. Menyediakan peralatan
sederhana yang terdapat di
lingkungan sekitar.
5. 5. Memilih lokasi penelitian
yang mudah dijangkau.
6. Model pembelajaran
RME (Realistic
Mathematic
Education)
memecahkan
problem-problem
yang ada.
Kelebihan model
RME:
1) Matematika lebih
relevan, bermakna,
dan menarik, tidak
terlampau abstrak
dan tidak terlampau
formal.
2) Mementingkan
belajar matematika
pada “learning by
doing”
3)Mempertimbangk
an taraf kemampuan
murid. 4)
Menggunakan
konteks sebagai titik
awal pembelajaran
matematika.
5) Menyediakan
penyelesaian
masalah
matematika.
yang kurang
aktif dalam kerja
kelompok,
sehingga
dikhawatirkan
peserta didik
tidak bisa
memahami topik
secara
keseluruhan
Kekurangan
model RME:
1. Upaya untuk
melemahkan
pendekatan
realistik
menimbulkan
pandangan yang
sangat mendasar
mengenai
berbagai hal
tentang guru,
murid, dan
peranan masalah
konstektual yang
tidak mudah
dipraktikan.
2. Upaya
mendorong
murid agar bisa
menemukan
berbagai cara
menyelesaikan
soal juga
merupakan hal
yang tidak
Permasalahan dapat
deselesaikan dengan:
1. Guru perlu mempersiapkan
pembelajaran yang akan
dilakukan secara lebih
terencana.
2. Guru mengoptimalkan
kemampuan awal murid
sehingga murid memiliki
kemampuan awal yang
memadai untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi
dan memberi bimbingan
kepada murid jika diperlukan.
4. Guru mengobservasi cara-
cara yang dilakukan murid
dalam menuntaskan
permasalahan konstektual
yang diberikan, agar proses
dan mekanisme berpikir murid
dapat diikuti dengan cermat.
Sehingga jika ada murid yang
mengalami kesulitan guru
dapat memberikan bantuan.
7. mudah
dilakukan.
3. Pencarian
soal-soal yang
konstektual tidak
selalu mudah
untuk setiap
topik matematika
yang dipelajari
murid.
4. Proses
penelitian
kemampuan
berpikir murid
melalui soal-soal
konstektual,
proses
matematisasi
horizontal dan
vertikal juga
bukan
merupakan suatu
yang sederhana,
karena proses
dan mekanisme
berpikir murid
harus diikiuti
dengan cermat.
5. Membutuhkan
waktu yang
cukup banyak.
3. Metode yang
digunakan belum
tepat
√ Alternatif solusi:
Menggunakan metode
pembelajaran TGT.
Kelebihan metode
pembelajaran TGT:
1. Dengan materi
yang sedikit dapat
Kekurangan
metode
pembelajaran
TGT:
1. Bagi guru:
Permasalahan dapat diatasi
dengan:
1.1. Guru harus lebih teliti
dalam menentukan pembagian
kelompok.
8. Metode Student Teams
Achievement Division
(STAD)
menguasai materi
secara mendalam.
2. Murid aktif
dalam proses
pembelajaran.
3. Mendidik murid
belajar
bersosialisasi.
4. Motivasi belajar
tinggi.
5. Hasil belajar
lebih baik
6. Meningkatkan
kebaikan budi,
kepekaan dan
toleransi.
Kelebihan metode
STAD:
1.Meningkatkan
kepercayaan diri
dan kecakapan
individual.
2. Interaksi sosial
tercipta melalui
kerja kelompok.
3. Murid diajarkan
untuk membangun
komitmen dalam
mengembangkan
potensi
kelompoknya.
1.1. Sulit
mengelompokka
n murid yang
mempunyai
kemampuan
heterogen dari
segi akademis.
1.2. Waktu yang
dihabiskan untuk
diskusi banyak.
2. Bagi Murid:
2.1 Terdapat
murid yang
memiliki
kemampuan
tinggi tetapi
belum bisa
bekerja sama
dengan teman
lain.
Kelemahan
metode STAD:
1. Belum
tersedianya
ruangan khusus
belajar
kelompok,
sehingga
pengaturan
tempat duduk
menghabiskan
waktu.
2.Banyaknya
jumlah murid
membuat guru
kurang maksimal
1.2. Guru membuat strategi
agar proses pembelajaran
dapat berjalan tepat waktu.
2.1. Guru membimbing
dengan baik murid yang
mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat
mampu menularkan
pengetahuannya kepada murid
yang lain.
Permasalahan dapat
diselesaikan dengan:
guru memberikan tugas
kelompok yang berbeda untuk
setiap individu.
9. 4.Mengajarkan
untuk saling
percaya dan
menghargai sesama.
1. 5. Aktif berperan
sebagai tutor sebaya
untuk keberhasilan
kelompok
dalam
mengawasi
kegiatan belajar.
3. Guru dituntut
bekerja cepat
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas yang
berhubungan
pembelajaran
seperti
mengoreksi
tugas,
menghitung skor
individu, dan
rata-rata
kelompok.
4.Perbedaan
kemampuan
akademik
membuat murid
dapat merasa
tidak nyaman
dalam satu
kelompok.
2. Rendahnya
pemahaman murid
pada materi penerapan
norma dan aturan di
masyarakat di kelas
lima.
1. Penggunaan
model,
pembelajaran
yang kurang
bervariatif.
√
Alternatif Solusi:
Menggunakan model
pembelajaran problem
based learning (PBL).
Kelebihan model
pembelajaran based
learning:
1. Murid
termotivasi untuk
menemukan
pengetahuan baru
dengan mandiri.
2. Murid dapat
mengaplikasikan
Kekurangan
model
pembelajaran
based learning:
1. Jika ada murid
yang tidak
memiliki niat
atau kepercayaan
dapat
menyelesaikan
Permasalahan dapat diatasi
dengan:
1. Ajak peserta didik untuk
memberikan penilaian pada
diri sendiri dan teman.
2. Tanamkan pada peserta
didik bahwa setiap anak
istimewa.
3. Berikan Apresiasi
4. Berikan kepercayaan
10. Menggunakan model
PJBL
pengetahuan dalam
dunia nyata.
3. Murid mudah
menguasai konsep-
konsep untuk
memecahkan
masalah dunia
nyata.
Kelebihan Metode
PJBL:
1. Memotivasi
peserta didik
dengan
melibatkannya di
dalam
pembelajaran.
2. Menyediakan
kesempatan
pembelajaran
berbagai disiplin
ilmu
3. Membantu
keterkaitan hidup di
luar sekolah
4.Menyediakan
peluang unik karena
pendidik
membangun
masalah sulit,
sehingga mereka
enggan untuk
mencoba.
2. Sebagian
murid
beranggapan
bahwa dalam
menyelesaikan
masalah mereka
harus paham
dulu materi,
maka mereka
hanya akan
belajar apa yang
mereka ingin
pelajari.
Kekurangan
PJBL:
1. Memerlukan
banyak waktu
untuk
menyelesaikan
masalah
2.Membutuhkan
biaya yang
cukup banyak
3. Banyak
pendidikan yang
merasa nyaman
dengan kelas
tradisional, di
mana pendidik
memegang peran
utama di kelas
5. Berikan Afirmasi
Permasalahan dapat diatasi
dengan:
6. 1. Memfasilitasi peserta didik
dalam menghadapi masalah.
7. 2. Membatasi waktu peserta
didik dalam menyelesaikan
proyek.
8. 3. Meminimalisir biaya.
9. 4. Menyediakan peralatan
sederhana yang terdapat di
lingkungan sekitar.
10. 5. Memilih lokasi penelitian
yang mudah dijangkau.
11. Model pembelajaran
RME (Realistic
Mathematic
Education)
hubungan dengan
peserta didik
sebagai fasilitator
5. Menyediakan
kesempatan untuk
membangun
hubungan dengan
komunitas yang
besar
6. Membuat peserta
didik lebih aktif dan
berhasil
memecahkan
problem-problem
yang ada.
Kelebihan model
RME:
1) Matematika lebih
relevan, bermakna,
dan menarik, tidak
terlampau abstrak
dan tidak terlampau
formal.
2) Mementingkan
belajar matematika
pada “learning by
doing”
3)Mempertimbangk
an taraf kemampuan
4. Banyaknya
peralatan yang
harus dibeli
5. Peserta didik
yang memiliki
kelemahan dalam
percobaan dan
pengumpulan
informasi akan
mengalami
kesulitan
6. Ada
kemungkinan
peserta didik ada
yang kurang
aktif dalam kerja
kelompok,
sehingga
dikhawatirkan
peserta didik
tidak bisa
memahami topik
secara
keseluruhan
Kekurangan
model RME:
1. Upaya untuk
melemahkan
pendekatan
realistik
menimbulkan
pandangan yang
sangat mendasar
mengenai
berbagai hal
tentang guru,
murid, dan
Permasalahan dapat
deselesaikan dengan:
1. Guru perlu mempersiapkan
pembelajaran yang akan
dilakukan secara lebih
terencana.
2. Guru mengoptimalkan
kemampuan awal murid
sehingga murid memiliki
kemampuan awal yang
memadai untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi
dan memberi bimbingan
kepada murid jika diperlukan.
12. murid. 4)
Menggunakan
konteks sebagai titik
awal pembelajaran
matematika.
5) Menyediakan
penyelesaian
masalah
matematika.
peranan masalah
konstektual yang
tidak mudah
dipraktikan.
2. Upaya
mendorong
murid agar bisa
menemukan
berbagai cara
menyelesaikan
soal juga
merupakan hal
yang tidak
mudah
dilakukan.
3. Pencarian
soal-soal yang
konstektual tidak
selalu mudah
untuk setiap
topik matematika
yang dipelajari
murid.
4. Proses
penelitian
kemampuan
berpikir murid
melalui soal-soal
konstektual,
proses
matematisasi
horizontal dan
vertikal juga
bukan
merupakan suatu
yang sederhana,
karena proses
dan mekanisme
4. Guru mengobservasi cara-
cara yang dilakukan murid
dalam menuntaskan
permasalahan konstektual
yang diberikan, agar proses
dan mekanisme berpikir murid
dapat diikuti dengan cermat.
Sehingga jika ada murid yang
mengalami kesulitan guru
dapat memberikan bantuan.
13. berpikir murid
harus diikiuti
dengan cermat.
5. Membutuhkan
waktu yang
cukup banyak.
2. Pemilihan
media yang
kurang tepat.
√ Guru mengembangkan
media pembelajaran
Powerpoint Interaktif
Berbasis Humanisme
pada materi norma dan
aturan di masyarakat di
kelas V SD.
Kelebihan:
Guru menggunakan
media Powerpoint
Interaktif.
a. Menarik
b. Merangsang rasa
ingin tahu murid
c. Tampilan visual
mudah dipahami
d. Memudahkan
guru
e. Bersifat
kondisional
f. Praktis
Kelemahan:
Guru
menggunakan
media
Powerpoint
Interaktif.
a. Memakan
waktu
b. Hanya bisa
dioperasikan
windows
c. Membutuhkan
keahlian lebih
Cara mengatasi kelemahan
media pembelajaran interaktif:
analisis kebutuhan,
dilanjutkan dengan pemilihan
topik, penyusunan garis besar
isi, penulisan naskah,
pelaksanaan produksi,
evaluasi dan revisi, serta
pengemasan.
3. Penggunaan
metode
pembelajaran
yang kurang
tepat.
√ 1. Pengimplementasian
norma dan aturan pada
Anak Sekolah Dasar
dengan Berlandaskan
Metode Contextual
Teaching Learning.
Kelebihan:
a. Memberikan
kesempatan pada
murid untuk dapat
maju terus sesuai
dengan potensi yang
dimiliki.
b. Murid dapat
berfikir kritis dan
kreatif dalam
mengumpulkan
data, memahami
suatu isu dan
memecahkan
masalah dan guru
dapat lebih kreatif.
Kelemahan:
a. Pemilihan
informasi atau
materi dikelas
didasarkan pada
kebutuhan
murid.
b. Tidak efisien
karena
membutuhkan
waktu yang agak
lama dalam
pembelajaran.
c. Nampak jelas
antara murid
yang memiliki
1. Mengulangi
kembali pembelajaran.
2. Membuat tempat belajar lebih
kondusif.
3. Suasana yang kondusif.
4. Membuat
rangkuman pembelajaran (Ag
ar lebih mudah saat belajar)
5. Tempat yang nyaman.
6. Membuat
kelompok belajar (Agar lebih
semangat dan giat saat belajar)
7. Jangan belajar saat situasi
terdesak.
14. c. Menyadarkan
murid tentang apa
yang mereka
pelajari.
d. Pemilihan
informasi
berdasarkan
kebutuhan murid
tidak ditentukan
oleh guru.
e. Pembelajaran
lebih
menyenangkan dan
tidak
membosankan.
f. Terbentuk sikap
kerja sama yang
baik antar individu
maupun kelompok.
kemampuan
tinggi dan
murid yang
memiliki
kemampuan
kurang, yang
kemudian
menimbulkan
rasa tidak
percaya diri bagi
murid yang
kurang
kemampuannya.
d. Kesuksesan
murid tergantung
dari keaktifan
dan usaha sendiri
jadi murid yang
dengan baik
mengikuti setiap
pembelajaran
dengan model ini
tidak akan
menunggu teman
yang tertinggal
dan mengalami
kesulitan.
e. Tidak setiap
murid dapat
dengan mudah
menyesuaikan
diri dan
mengembangkan
kemampuan
yang dimiliki
dengan
penggunaan
model CTL ini.
15. f. Pengetahuan
yang didapat
oleh setiap murid
akan berbeda-
beda dan tidak
merata.
2. Guru menggunakan
metode Role Playing
Kelebihan:
a. Dapat
memberikan kesan
pembelajaran yang
kuat dan tahan lama
dalam ingatan
murid.
b. Bisa menjadi
pengalaman belajar
menyenangkan
yang sulit untuk
dilupakan.
c. Membuat suasana
kelas menjadi
dinamis dan
antusiastis.
d. Membangkitkan
gairah dan semangat
optimisme dalam
diri murid serta
menumbuhkan rasa
kebersamaa.
e. Memungkinkan
murid untuk terjun
langsung
memerankan
sesuatu yang akan
dibahas dalam
proses belajar.
Kelemahan:
a. Banyaknya
waktu yang
dibutuhkan.
b. Kesulitan
untuk
menugaskan
peran tertentu
kepada murid
jika tidak dilatih
dengan baik.
c.
Ketidakmungkin
an menerapkan
Role Playing jika
suasana tidak
kondusif.
d.
Membutuhkan
persiapan yang
benar-benar
matang yang
akan
menghabiskan
waktu dan
tenaga.
e. Tidak semua
materi pelajaran
dapat disajikan
dengan metode
ini.
Cara mengatasi kelemahan
metode Role Playing.
1) guru menjelasan kepada
peserta
didik dengan
memperkenalkan
model pembelajaran role
playing ;
2) memberikan naskah
sederhana
untuk bermain peran agar
murid
mudah memahami cerita;
3) memberikan penjelasan
bagaimana
proses pelaksaan bermain
peran;
4) memberikan contoh
sebelum
melaksanakan bermain peran;
5) menata kelas agar murid
dapat
bermain peran dengan
leluasa
meskipun tidak maksimal;
6) memberikan batasan
waktu setiap
kelompok yang akan tampil;
7) memberikan reward
setelah murid
bermain peran agar murid