SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR 63 TAHUN 2017
TENTANG
TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK PERHITUNGAN
PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah, Penetapan Nilai Perolehan Air
Tanah dalam Daerah provinsi ditetapkan oleh pemerintah
provinsi;
b. bahwa Tata Cara Perhitungan Harga Dasar Air Sebagai Dasar
Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah untuk Perhitungan
Pengambilan dan Pemanfaatan Pajak Air Tanah di masing-
masing kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu
diseragamkan untuk menumbuhkan iklim investasi yang lebih
kondusif;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur
tentang Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah untuk Perhitungan
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5234);
2
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5657);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 344, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5801);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5802);
8. Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor
1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air
Bawah Tanah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pencabutan Peraturan Menteri Dalam Negeri Bidang Keuangan
Daerah dan Pembangunan Daerah Tahap II;
12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20
Tahun 2017 Tentang Pedoman Penetapan Nilai Perolehan Air
Tanah;
13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008
Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
3
Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-
dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor 41);
14. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011
Nomor 34) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 Nomor 8);
15. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Lembaran
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Nomor 11);
16. Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Perizinan Pengeboran dan Pengambilan Air Tanah (Berita Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2015).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK
PERHITUNGAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR
TANAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Air Tanah adalah Air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah;
2. Air Baku merupakan Air yang berasal dari Air Tanah yang telah
diambil dari sumbernya dan telah siap untuk dimanfaatkan;
3. Nilai Perolehan Air Tanah yang selanjutnya disingkat NPA adalah
nilai Air Tanah yang telah diambil dan dikenai pajak Air Tanah,
besarnya sama dengan volume Air yang diambil dikalikan
dengan Harga Dasar Air;
4. Harga Dasar Air yang selanjutnya disingkat HDA adalah harga
Air Tanah yang akan dikenai pajak pemanfaatan Air Tanah,
besarnya sama dengan Harga Air Baku dikalikan Faktor Nilai
Air;
4
5. Harga Air Baku yang selanjutnya disingkat HAB adalah biaya
investasi dalam rupiah untuk mendapatkan Air Baku tersebut
yang besarnya tergantung pada harga yang berlaku di daerah
setempat dibagi dengan volume pengambilan selama umur
produksi dalam satuan meter kubik.
10. Biaya Investasi adalah biaya pembuatan sumur produksi
ditambah biaya operasional selama umur produksi dalam
rupiah.
11. Faktor Nilai Air yang selanjutnya disingkat FNA adalah suatu
bobot nilai dari komponen sumber daya alam serta peruntukan
dan pengelolaan yang besarnya ditentukan berdasarkan subyek
kelompok pengguna Air Tanah serta volume pengambilannya.
12. Volume Pengambilan Air Tanah yang selanjutnya disebut Volume
Pengambilan adalah jumlah Air Tanah dalam satuan meter
kubik yang diambil dari sumur gali, sumur pasak, atau sumur
bor.
Pasal 2
(1) Besaran NPA dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau
seluruh faktor-faktor berikut:
a. jenis Sumber Air;
b. lokasi Sumber Air;
c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air;
d. volume Air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
e. kualitas Air; dan
f. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air.
(2) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diformulasikan untuk penghitungan NPA yang dinyatakan dalam
rupiah ke dalam komponen berikut:
a. sumber daya alam; dan
b. peruntukan dan pengelolaan.
(3) Komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a meliputi faktor-faktor berikut:
a. jenis sumber Air;
b. lokasi sumber Air Tanah; dan
c. kualitas Air Tanah.
(4) Komponen peruntukan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b meliputi faktor-faktor berikut:
a. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah;
b. volume Air Tanah yang diambil dan/atau dimanfaatkan; dan
5
c. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
Pasal 3
(1) Faktor jenis sumber Air dan lokasi sumber Air Tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a dan huruf
b ditentukan oleh kriteria berikut:
a. ada sumber air alternatif; atau
b. tidak ada sumber air alternatif.
(2) Faktor kualitas Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf c ditentukan oleh kriteria berikut:
a. kualitas Air Tanah baik; atau
b. kualitas Air Tanah tidak baik.
(3) Komponen peruntukan dan pengelolaan Air Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) dibedakan dalam 5 (lima)
kelompok pengguna Air Tanah yang ditetapkan dalam bentuk
pengusahaan berikut:
a. Kelompok 1, merupakan bentuk pengusahaan produk berupa
Air, meliputi;
1. pemasok Air baku;
2. industri Air minum dalam kemasan;
4. pabrik minuman olahan.
b. Kelompok 2, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan
Air termasuk untuk membantu proses produksi dengan
penggunaan Air dalam jumlah besar, meliputi:
1. industri tekstil;
2. pabrik makanan olahan;
3. hotel bintang 3 atau lebih;
4. pabrik kimia; dan
5. industri farmasi;
6. industri pertambangan.
c. Kelompok 3, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan
Air termasuk untuk membantu proses produksi dengan
penggunaan Air dalam jumlah sedang, meliputi:
1. hotel bintang 1 dan hotel bintang 2;
2. usaha persewaan jasa kantor;
3. apartemen, villa dan sejenisnya;
4. mall/pusat perbelanjaan
5. pabrik es;
6
6. agro industri;
7. industi tambak;
8. industri pengolahan logam;
9. industri perikanan
10. industri peternakan
11. industri pembangunan perumahan
12. lapangan golf/ kolam renang/ wahana hiburan air/ pusat
kebugaran/ sarana olah raga lainnya.
d. Kelompok 4, merupakan bentuk pengusahaanproduk bukan
Air untuk membantu proses produksi dengan penggunaan
Air dalam jumlah kecil,meliputi:
1. losmen/pondokan/penginapan/rumah sewa/kos-kosan;
2. tempat hiburan;
3. restoran, lesehan;
4. gudang pendingin;
5. pabrik mesin elektronik; dan
6. pencucian kendaraan bermotor;
7. night club/bar/pub/bioskop/supermarket/usaha
persewaan jasa kantor/swalayan/badan pertemuan;
8. Koperasi serba usaha;
9. Service Station/Bengkel;
10. Laundry.
e. Kelompok 5, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan
Air untuk menunjang kebutuhan pokok, meliputi:
1. usaha kecil skala rumah tangga;
2. rumah makan/warung;
3. rumah sakit/poliklinik/laboratorium.
(4) Kelompok pengguna Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) berdasarkan tujuan dan besar penggunaan Air Tanah sebagai
bahan pendukung, bantu proses, atau baku utama.
BAB II
KOMPONEN PENENTUAN NPA
Pasal 4
(1) Komponen sumber daya alam f(S) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yang
memiliki peringkat dan bobot.
7
(2) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung secara
eksponensial dari nilai peringkatnya dengan ketentuan berikut:
No Kriteria Peringkat Bobot
1 Air Tanah Kualitas Baik,
ada Sumber Air Alternatif
4 16
2 Air Tanah Kualitas Baik,
Tidak Ada Sumber Air
Alternatif
3 9
3 Air Tanah Kualitas Tidak
Baik, Ada Sumber Air
Alternatif
2 4
4 Air Tanah Kualitas Tidak
Baik, Tidak Ada Sumber
Air Alternatif
1 1
Pasal 5
(1) Komponen peruntukan dan pengelolaan Air Tanah f(P)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) memiliki nilai
berdasarkan kelompok Volume Pengambilan dan peruntukan
yang dihitung secara progresif dengan tabel berikut:
No.
Volume
Pengam-
bilan
Peruntukan
0 - 500
m3
501 -
1500
m3
1501 -
3000
m3
3001 -
5000
m3
>5000
m3
1 Kelompok 5 1.00 1.50 2.25 3.38 5.06
2 Kelompok 4 3.00 4.50 6.75 10.13 15.19
3 Kelompok 3 5.00 7.50 11.25 16.88 25.31
4 Kelompok 2 7.00 10.50 15.75 23.63 35.44
5 Kelompok 1 9.00 13.50 20.25 30.38 45.56
(2) Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipakai sebagai faktor
pengali terhadap persentase komponen peruntukan dan
pengelolaan.
8
BAB III
TATA CARA PENGHITUNGAN NPA
Pasal 6
(1) Unsur penghitungan NPA terdiri dari Volume Pengambilan dan
HDA.
(2) Penghitungan NPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh dengan rumus berikut:
NPA= (Volume Pengambilan) X HDA
Pasal 7
(1) Unsur penghitungan HDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) terdiri dari HAB dan FNA.
(2) Penghitungan HDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh dengan rumus berikut:
HDA= HAB x FNA
Pasal 8
(1) Unsur penghitungan HAB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) terdiri dari Biaya Investasi dan Volume Pengambilan
selama umur produksi.
(2) Penghitungan HAB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoieh dengan rumus berikut:
HAB =
Biaya Investasi
Volume pengambilan selama umur produksi
(3) Harga Air Baku di masing-masing kabupaten/kota ditentukan
sebagai berikut:
9
No. Kabupaten/Kota
Harga Air Baku
(Rp./m3)
1 Kota Mataram 1.500,-
2 Kab. Lombok Barat 1.500,-
3 Kab. Lombok Utara 1.500,-
4 Kab.Lombok Tengah 1.300,-
5 Kab. Lombok Timur 1.200,-
6 Kab. Sumbawa 1.300,-
7 Kab. Sumbawa Barat 1.100,-
8 Kab. Dompu 1.200,-
9 Kota Bima 1.200,-
10 Kab. Bima 1.200,-
Pasal 9
(1) Setiap komponen FNA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) mempunyai bobot masing-masing yang besarnya
ditentukan berikut:
a. sumber daya alam (S) sebesar 60% (enam puluh persen); dan
b. peruntukan dan pengelolaan (P) sebesar 40% (empat puluh
persen).
(4) Penghitungan FNA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh dengan rumus berikut:
FNA = 60% S + 40% P
Pasal 10
Contoh penghitungan NPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
sampai dengan Pasal 9 tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
10
Pasal 11
NPA untuk BUMD dan BUMN penyelenggara sistem peyediaan air
minum (SPAM) ditetapkan Rp. 125,- setiap meter kubik.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 12
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, NPA yang telah ditetapkan
dinyatakan tetap berlaku, dan wajib disesuaikan dengan
berpedoman pada ketentuan Peraturan ini paling lambat 1 (satu)
tahun sejak diundangkannya Peraturan ini.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Ditetapkan di Mataram
pada tanggal 27 Desember 2017
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
ttd.
H. M. ZAINUL MAJDI
Diundangkan di Mataram
pada tanggal 27 Desember 2017
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI NTB,
ttd.
H. ROSIADY HUSAENIE SAYUTI
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2017 NOMOR 63
11
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR 63 TAHUN 2017
TENTANG
TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK
PERHITUNGAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH
CONTOH PERHITUNGAN NPA
Misalnya, sebuah Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang
berlokasi di Kabupaten Lombok Barat melakukan kegiatan pengambilan air
tanah dengan sumur bor untuk produksinya. Lokasi pengambilan air tanah
tersebut termasuk dalam kawasan mata air sehingga banyak terdapat sumber
mata air. Kriteria pengambilan air tanah di lokasi tersebut adalah: Air Tanah
Kualitas Baik dan Ada Sumber Air Alternatif (mata air).
Diketahui volume pengambilan air tanah perusahaan AMDK tersebut pada
bulan April 2017 adalah sebesar 3000 m3.
Akan dihitung besarnya NPA dan Pajak Air Tanah yang harus dibayarkan
untuk bulan April 2017.
Penyelesaian:
1. Usaha AMDK masuk dalam kategori Kelompok 1, yaitu merupakan bentuk
pengusahaan produk berupa Air (Pasal 3, halaman 5);
2. Kritera pengambilan air tanah AMDK tersebut: Kualitas Baik dan Ada
Sumber Air Alternatif, maka masuk dalam Peringkat 4 dengan Bobot 16
(Pasal 4, halaman 7);
3. Harga Air Baku (HAB) di Kabupaten Lombok Barat adalah sebesar Rp.
1500,-/m3 (Pasal 8 Ayat 3, halaman 9);
4. Tarif Pajak Air Tanah di Kabupaten Lombok Barat adalah 20% (ditetapkan
dengan Perda Kabupaten Lombok Barat);
5. Perhitungannya sebagai berikut:
12
Maka jumlah NPA adalah = Rp. 72,225,000,-
Jumlah Pajak Air Tanah = NPA x Tarif Pajak Kabupaten/Kota
= 72,225,000,- x 20%
= 14,445,000,-
Atau:
Nilai Pajak Progresive per m3 = Jumlah Pajak / Volume Pemakaian Air
= 14,445,000,- / 3000 m3
= Rp. 4,815/m3
Perhitungan NPA dan Pajak Air Tanah dapat melalui sebuah matrik
sederhana seperti pada halaman berikut ini.
Komponen
Volume
Pengambilan (m3)
Komponen
Sumberdaya Alam
(S)
(Bobot x 60%)
Komponen
Peruntukan dan
Pengelolaan (P)
(Koefisien Progresive
x 40%)
FNA
(S + P)
Volume : 0 - 500 16 x 60% = 9.60 9 x 40% = 3.60 13.20
Volume : 501 - 1500 16 x 60% = 9.60 13.5 x 40% = 5.40 15.00
Volume : 1501 - 3000 16 x 60% = 9.60 20.25 x 40% = 8.10 17.70
Volume : 3001 - 5000 16 x 60% = 9.60 30.38 x 40% = 12.20 21.75
Volume : > 5000 16 x 60% = 9.60 45.56 x 40% = 18.20 27.82
Kelompok Volume
(m3)
FNA HAB
(Rp./m3)
HDA
(HAB x FNA)
(Rp.)
NPA
(Volume x HDA)
(Rp.)
1
500 13.20 1500 19,800 9,900,000
1000 15.00 1500 22,500 22,500,000
1500 17.70 1500 26,550 39,825,000
2000 21.75 1500 32,628 -
>2000 27.82 1500 41,736 -
Jumlah NPA Total (Rp.) 72,225,000
PERHITUNGAN NILAI PEROLEHAN AIR (NPA) AIR TANAH
(PERATURAN GUBERNUR NTB NO 63TAHUN 2017)
Pajak Bulan : April 2017
Nomor Rek. Kegiatan : 2.03.2.03.01.16.09 Faktor Komponen Sumber Daya Alam ==> f(S)
Nama Perusahaan : PT. AMDK Kriteria Bobot
Alamat : Dusun……. Desa……….... Kec...………. Kualitas Air Tanah Baik
16Kabupaten/Kota : Lombok Barat Sumber Alternatif Lain yang ada Ada
Jenis Usaha : Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Peringkat 4
Kelompok Pengguna AT : Kelompok 1 (Pengusahaan Produk Berupa Air)
Harga Air Baku (HAB) : Rp1,500.00 JUMLAH ==> ∑ f(S) 16
Titik ke -
Volume Komponen Volume Progresif (m3) NPA
(m3) 0 - 500 501 - 1500 1501 - 3000 3001 - 5000 > 5000 (Rp)
1
Jumlah 3000 500 1000 1500 - -
a Koef. Komponen Peruntukan dan Pengelolaan AT ==> f(P) 9.00 13.50 20.25 30.38 45.56
b Faktor Sumber Daya Alam ==> F(S) = 60% x ∑ f(S) 9.60 9.60 9.60 9.60 9.60
c Faktor Peruntukan dan Pengelolaan ==> F(P) = 40% x f(P) 3.60 5.40 8.10 12.15 18.22
d Faktor Nilai Air (FNA) ==> ∑ F(S) + F (P) 13.20 15.00 17.70 21.75 27.82
e Harga Dasar Air (HDA) ==> FNA x HAB Rp19,800.00 Rp22,500.00 Rp26,550.00 Rp32,628.00 Rp41,736.00
f Nilai Perolehan Air (NPA) ==> Volume Progresive x HDA Rp9,900,000.00 Rp22,500,000.00 Rp39,825,000.00 Rp0.00 Rp0.00
g Nilai Perolehan Air (NPA) Total Rp72,225,000.00
PAJAK DIBAYAR = Nilai Perolehan Air Total X Tarif Pajak Air Tanah Kabupaten/Kota
NPA Total X Maks 20% …………..., Mei 2017
Mengetahui :
Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Kabupaten/Kota…………………..
PAJAK = Rp14,445,000.00
Terbilang : Empat Belas Juta Empat Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah
____________________________________
* Pajak progresive per m
3
= Rp. 4,815.00/m3
NIP…….…………………………………...
14

More Related Content

What's hot

ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptxRicardoStevens1
 
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfWorkshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfBws7Perencanaan
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...infosanitasi
 
RENSTRA SKPD
 RENSTRA SKPD RENSTRA SKPD
RENSTRA SKPD93220872
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiJoy Irman
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku EPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku ELestari Rachmawati
 
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaKebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaPemdes Seboro Sadang
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuudhiye
 
Overview RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...
Overview RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...Overview RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...
Overview RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...Kanaidi ken
 
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 20182018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018Ahmad Abdul Haq
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negaraheru sutono, iai
 
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfEdiVanqom
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014santoni toni
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukimaninfosanitasi
 

What's hot (20)

ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020.pptx
 
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfWorkshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Si...
 
RENSTRA SKPD
 RENSTRA SKPD RENSTRA SKPD
RENSTRA SKPD
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku EPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT buku E
 
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaKebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
 
Sosialisasi undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang pendapatan negara bukan ...
Sosialisasi undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang pendapatan negara bukan ...Sosialisasi undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang pendapatan negara bukan ...
Sosialisasi undang undang nomor 9 tahun 2018 tentang pendapatan negara bukan ...
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
Overview RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...
Overview RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...Overview RJPP dan RKAP  _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...
Overview RJPP dan RKAP _ BimTek "Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perus...
 
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 20182018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018
2018-05-18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I TA 2018
 
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung NegaraAnalisa Biaya Proyek Gedung Negara
Analisa Biaya Proyek Gedung Negara
 
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
 
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
PERATURAN PEMERINTAH NO.27 TAHUN 2014
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 

Similar to NPA GubNTB

Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBSistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBR. Ferro Aviyanto
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutFirdaus Matasin
 
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012dodysp
 
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_itemPA_Klaten
 
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptxSosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptxssuser0d42e7
 
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021Mohammad Shafari
 
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdf
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdfPerpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdf
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdfFurqanAbdulRaisZordi
 
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriMas Kris
 
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-Tarjo ST
 
Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Fikri Azwari Hyt
 
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan lumpur tinja
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan  lumpur tinjaPergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan  lumpur tinja
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan lumpur tinjaraminatha
 
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanian
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanianPerdes no. 012 th 2014 pengairan pertanian
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanianari saridjo
 
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasiNo. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasippbkab
 
2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanahPA_Klaten
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiinfosanitasi
 
Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021HarisFadhil
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineMarita Purnama Sari
 
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016SDADPUTANGSEL
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 

Similar to NPA GubNTB (20)

Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTBSistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk  Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
Sistem Perhitungan NPA Air Tanahuntuk Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah NTB
 
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torutPerbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
Perbub npa sbg dasar penetapan pajak air tanah torut
 
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
 
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item
2010 Irigasi setelah pansus print surat gub_5_item
 
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptxSosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
 
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021
Perda 2021 1 pudam tirta bhakti raharja MAJALENGKA 2021
 
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdf
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdfPerpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdf
Perpres No. 37 Tahun 2023 tentang Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.pdf
 
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
 
Juknis dak2015
Juknis dak2015Juknis dak2015
Juknis dak2015
 
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-
Dokumen.tips pergub no-122-th-2005-baku-mutu-limbah-cair-dki-
 
Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018
 
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan lumpur tinja
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan  lumpur tinjaPergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan  lumpur tinja
Pergub dki no 1 tahun_2018 ttg pengelolaan lumpur tinja
 
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanian
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanianPerdes no. 012 th 2014 pengairan pertanian
Perdes no. 012 th 2014 pengairan pertanian
 
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasiNo. 7 ttg pengelolaan irigasi
No. 7 ttg pengelolaan irigasi
 
2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah
 
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungaiPermen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
Permen pu 11 a kriteria dan penetapan wilayah sungai
 
Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021Pergub no. 93_tahun_2021
Pergub no. 93_tahun_2021
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
 
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016Permen pupr nomor 1 tahun 2016
Permen pupr nomor 1 tahun 2016
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

NPA GubNTB

  • 1. GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah dalam Daerah provinsi ditetapkan oleh pemerintah provinsi; b. bahwa Tata Cara Perhitungan Harga Dasar Air Sebagai Dasar Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah untuk Perhitungan Pengambilan dan Pemanfaatan Pajak Air Tanah di masing- masing kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu diseragamkan untuk menumbuhkan iklim investasi yang lebih kondusif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah untuk Perhitungan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
  • 2. 2 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 344, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5801); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5802); 8. Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Dalam Negeri Bidang Keuangan Daerah dan Pembangunan Daerah Tahap II; 12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah; 13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008 Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
  • 3. 3 Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor 41); 14. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor 34) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 Nomor 8); 15. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Nomor 11); 16. Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perizinan Pengeboran dan Pengambilan Air Tanah (Berita Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2015). MEMUTUSKAN: Menetapkan : TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Air Tanah adalah Air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah; 2. Air Baku merupakan Air yang berasal dari Air Tanah yang telah diambil dari sumbernya dan telah siap untuk dimanfaatkan; 3. Nilai Perolehan Air Tanah yang selanjutnya disingkat NPA adalah nilai Air Tanah yang telah diambil dan dikenai pajak Air Tanah, besarnya sama dengan volume Air yang diambil dikalikan dengan Harga Dasar Air; 4. Harga Dasar Air yang selanjutnya disingkat HDA adalah harga Air Tanah yang akan dikenai pajak pemanfaatan Air Tanah, besarnya sama dengan Harga Air Baku dikalikan Faktor Nilai Air;
  • 4. 4 5. Harga Air Baku yang selanjutnya disingkat HAB adalah biaya investasi dalam rupiah untuk mendapatkan Air Baku tersebut yang besarnya tergantung pada harga yang berlaku di daerah setempat dibagi dengan volume pengambilan selama umur produksi dalam satuan meter kubik. 10. Biaya Investasi adalah biaya pembuatan sumur produksi ditambah biaya operasional selama umur produksi dalam rupiah. 11. Faktor Nilai Air yang selanjutnya disingkat FNA adalah suatu bobot nilai dari komponen sumber daya alam serta peruntukan dan pengelolaan yang besarnya ditentukan berdasarkan subyek kelompok pengguna Air Tanah serta volume pengambilannya. 12. Volume Pengambilan Air Tanah yang selanjutnya disebut Volume Pengambilan adalah jumlah Air Tanah dalam satuan meter kubik yang diambil dari sumur gali, sumur pasak, atau sumur bor. Pasal 2 (1) Besaran NPA dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut: a. jenis Sumber Air; b. lokasi Sumber Air; c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air; d. volume Air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; e. kualitas Air; dan f. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan Air. (2) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diformulasikan untuk penghitungan NPA yang dinyatakan dalam rupiah ke dalam komponen berikut: a. sumber daya alam; dan b. peruntukan dan pengelolaan. (3) Komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi faktor-faktor berikut: a. jenis sumber Air; b. lokasi sumber Air Tanah; dan c. kualitas Air Tanah. (4) Komponen peruntukan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi faktor-faktor berikut: a. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah; b. volume Air Tanah yang diambil dan/atau dimanfaatkan; dan
  • 5. 5 c. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Pasal 3 (1) Faktor jenis sumber Air dan lokasi sumber Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a dan huruf b ditentukan oleh kriteria berikut: a. ada sumber air alternatif; atau b. tidak ada sumber air alternatif. (2) Faktor kualitas Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c ditentukan oleh kriteria berikut: a. kualitas Air Tanah baik; atau b. kualitas Air Tanah tidak baik. (3) Komponen peruntukan dan pengelolaan Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) dibedakan dalam 5 (lima) kelompok pengguna Air Tanah yang ditetapkan dalam bentuk pengusahaan berikut: a. Kelompok 1, merupakan bentuk pengusahaan produk berupa Air, meliputi; 1. pemasok Air baku; 2. industri Air minum dalam kemasan; 4. pabrik minuman olahan. b. Kelompok 2, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan Air termasuk untuk membantu proses produksi dengan penggunaan Air dalam jumlah besar, meliputi: 1. industri tekstil; 2. pabrik makanan olahan; 3. hotel bintang 3 atau lebih; 4. pabrik kimia; dan 5. industri farmasi; 6. industri pertambangan. c. Kelompok 3, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan Air termasuk untuk membantu proses produksi dengan penggunaan Air dalam jumlah sedang, meliputi: 1. hotel bintang 1 dan hotel bintang 2; 2. usaha persewaan jasa kantor; 3. apartemen, villa dan sejenisnya; 4. mall/pusat perbelanjaan 5. pabrik es;
  • 6. 6 6. agro industri; 7. industi tambak; 8. industri pengolahan logam; 9. industri perikanan 10. industri peternakan 11. industri pembangunan perumahan 12. lapangan golf/ kolam renang/ wahana hiburan air/ pusat kebugaran/ sarana olah raga lainnya. d. Kelompok 4, merupakan bentuk pengusahaanproduk bukan Air untuk membantu proses produksi dengan penggunaan Air dalam jumlah kecil,meliputi: 1. losmen/pondokan/penginapan/rumah sewa/kos-kosan; 2. tempat hiburan; 3. restoran, lesehan; 4. gudang pendingin; 5. pabrik mesin elektronik; dan 6. pencucian kendaraan bermotor; 7. night club/bar/pub/bioskop/supermarket/usaha persewaan jasa kantor/swalayan/badan pertemuan; 8. Koperasi serba usaha; 9. Service Station/Bengkel; 10. Laundry. e. Kelompok 5, merupakan bentuk pengusahaan produk bukan Air untuk menunjang kebutuhan pokok, meliputi: 1. usaha kecil skala rumah tangga; 2. rumah makan/warung; 3. rumah sakit/poliklinik/laboratorium. (4) Kelompok pengguna Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan tujuan dan besar penggunaan Air Tanah sebagai bahan pendukung, bantu proses, atau baku utama. BAB II KOMPONEN PENENTUAN NPA Pasal 4 (1) Komponen sumber daya alam f(S) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yang memiliki peringkat dan bobot.
  • 7. 7 (2) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung secara eksponensial dari nilai peringkatnya dengan ketentuan berikut: No Kriteria Peringkat Bobot 1 Air Tanah Kualitas Baik, ada Sumber Air Alternatif 4 16 2 Air Tanah Kualitas Baik, Tidak Ada Sumber Air Alternatif 3 9 3 Air Tanah Kualitas Tidak Baik, Ada Sumber Air Alternatif 2 4 4 Air Tanah Kualitas Tidak Baik, Tidak Ada Sumber Air Alternatif 1 1 Pasal 5 (1) Komponen peruntukan dan pengelolaan Air Tanah f(P) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) memiliki nilai berdasarkan kelompok Volume Pengambilan dan peruntukan yang dihitung secara progresif dengan tabel berikut: No. Volume Pengam- bilan Peruntukan 0 - 500 m3 501 - 1500 m3 1501 - 3000 m3 3001 - 5000 m3 >5000 m3 1 Kelompok 5 1.00 1.50 2.25 3.38 5.06 2 Kelompok 4 3.00 4.50 6.75 10.13 15.19 3 Kelompok 3 5.00 7.50 11.25 16.88 25.31 4 Kelompok 2 7.00 10.50 15.75 23.63 35.44 5 Kelompok 1 9.00 13.50 20.25 30.38 45.56 (2) Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipakai sebagai faktor pengali terhadap persentase komponen peruntukan dan pengelolaan.
  • 8. 8 BAB III TATA CARA PENGHITUNGAN NPA Pasal 6 (1) Unsur penghitungan NPA terdiri dari Volume Pengambilan dan HDA. (2) Penghitungan NPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dengan rumus berikut: NPA= (Volume Pengambilan) X HDA Pasal 7 (1) Unsur penghitungan HDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) terdiri dari HAB dan FNA. (2) Penghitungan HDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dengan rumus berikut: HDA= HAB x FNA Pasal 8 (1) Unsur penghitungan HAB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) terdiri dari Biaya Investasi dan Volume Pengambilan selama umur produksi. (2) Penghitungan HAB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoieh dengan rumus berikut: HAB = Biaya Investasi Volume pengambilan selama umur produksi (3) Harga Air Baku di masing-masing kabupaten/kota ditentukan sebagai berikut:
  • 9. 9 No. Kabupaten/Kota Harga Air Baku (Rp./m3) 1 Kota Mataram 1.500,- 2 Kab. Lombok Barat 1.500,- 3 Kab. Lombok Utara 1.500,- 4 Kab.Lombok Tengah 1.300,- 5 Kab. Lombok Timur 1.200,- 6 Kab. Sumbawa 1.300,- 7 Kab. Sumbawa Barat 1.100,- 8 Kab. Dompu 1.200,- 9 Kota Bima 1.200,- 10 Kab. Bima 1.200,- Pasal 9 (1) Setiap komponen FNA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mempunyai bobot masing-masing yang besarnya ditentukan berikut: a. sumber daya alam (S) sebesar 60% (enam puluh persen); dan b. peruntukan dan pengelolaan (P) sebesar 40% (empat puluh persen). (4) Penghitungan FNA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dengan rumus berikut: FNA = 60% S + 40% P Pasal 10 Contoh penghitungan NPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 9 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
  • 10. 10 Pasal 11 NPA untuk BUMD dan BUMN penyelenggara sistem peyediaan air minum (SPAM) ditetapkan Rp. 125,- setiap meter kubik. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, NPA yang telah ditetapkan dinyatakan tetap berlaku, dan wajib disesuaikan dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan ini. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditetapkan di Mataram pada tanggal 27 Desember 2017 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, ttd. H. M. ZAINUL MAJDI Diundangkan di Mataram pada tanggal 27 Desember 2017 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI NTB, ttd. H. ROSIADY HUSAENIE SAYUTI BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2017 NOMOR 63
  • 11. 11 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH CONTOH PERHITUNGAN NPA Misalnya, sebuah Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berlokasi di Kabupaten Lombok Barat melakukan kegiatan pengambilan air tanah dengan sumur bor untuk produksinya. Lokasi pengambilan air tanah tersebut termasuk dalam kawasan mata air sehingga banyak terdapat sumber mata air. Kriteria pengambilan air tanah di lokasi tersebut adalah: Air Tanah Kualitas Baik dan Ada Sumber Air Alternatif (mata air). Diketahui volume pengambilan air tanah perusahaan AMDK tersebut pada bulan April 2017 adalah sebesar 3000 m3. Akan dihitung besarnya NPA dan Pajak Air Tanah yang harus dibayarkan untuk bulan April 2017. Penyelesaian: 1. Usaha AMDK masuk dalam kategori Kelompok 1, yaitu merupakan bentuk pengusahaan produk berupa Air (Pasal 3, halaman 5); 2. Kritera pengambilan air tanah AMDK tersebut: Kualitas Baik dan Ada Sumber Air Alternatif, maka masuk dalam Peringkat 4 dengan Bobot 16 (Pasal 4, halaman 7); 3. Harga Air Baku (HAB) di Kabupaten Lombok Barat adalah sebesar Rp. 1500,-/m3 (Pasal 8 Ayat 3, halaman 9); 4. Tarif Pajak Air Tanah di Kabupaten Lombok Barat adalah 20% (ditetapkan dengan Perda Kabupaten Lombok Barat); 5. Perhitungannya sebagai berikut:
  • 12. 12 Maka jumlah NPA adalah = Rp. 72,225,000,- Jumlah Pajak Air Tanah = NPA x Tarif Pajak Kabupaten/Kota = 72,225,000,- x 20% = 14,445,000,- Atau: Nilai Pajak Progresive per m3 = Jumlah Pajak / Volume Pemakaian Air = 14,445,000,- / 3000 m3 = Rp. 4,815/m3 Perhitungan NPA dan Pajak Air Tanah dapat melalui sebuah matrik sederhana seperti pada halaman berikut ini. Komponen Volume Pengambilan (m3) Komponen Sumberdaya Alam (S) (Bobot x 60%) Komponen Peruntukan dan Pengelolaan (P) (Koefisien Progresive x 40%) FNA (S + P) Volume : 0 - 500 16 x 60% = 9.60 9 x 40% = 3.60 13.20 Volume : 501 - 1500 16 x 60% = 9.60 13.5 x 40% = 5.40 15.00 Volume : 1501 - 3000 16 x 60% = 9.60 20.25 x 40% = 8.10 17.70 Volume : 3001 - 5000 16 x 60% = 9.60 30.38 x 40% = 12.20 21.75 Volume : > 5000 16 x 60% = 9.60 45.56 x 40% = 18.20 27.82 Kelompok Volume (m3) FNA HAB (Rp./m3) HDA (HAB x FNA) (Rp.) NPA (Volume x HDA) (Rp.) 1 500 13.20 1500 19,800 9,900,000 1000 15.00 1500 22,500 22,500,000 1500 17.70 1500 26,550 39,825,000 2000 21.75 1500 32,628 - >2000 27.82 1500 41,736 - Jumlah NPA Total (Rp.) 72,225,000
  • 13. PERHITUNGAN NILAI PEROLEHAN AIR (NPA) AIR TANAH (PERATURAN GUBERNUR NTB NO 63TAHUN 2017) Pajak Bulan : April 2017 Nomor Rek. Kegiatan : 2.03.2.03.01.16.09 Faktor Komponen Sumber Daya Alam ==> f(S) Nama Perusahaan : PT. AMDK Kriteria Bobot Alamat : Dusun……. Desa……….... Kec...………. Kualitas Air Tanah Baik 16Kabupaten/Kota : Lombok Barat Sumber Alternatif Lain yang ada Ada Jenis Usaha : Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Peringkat 4 Kelompok Pengguna AT : Kelompok 1 (Pengusahaan Produk Berupa Air) Harga Air Baku (HAB) : Rp1,500.00 JUMLAH ==> ∑ f(S) 16 Titik ke - Volume Komponen Volume Progresif (m3) NPA (m3) 0 - 500 501 - 1500 1501 - 3000 3001 - 5000 > 5000 (Rp) 1 Jumlah 3000 500 1000 1500 - - a Koef. Komponen Peruntukan dan Pengelolaan AT ==> f(P) 9.00 13.50 20.25 30.38 45.56 b Faktor Sumber Daya Alam ==> F(S) = 60% x ∑ f(S) 9.60 9.60 9.60 9.60 9.60 c Faktor Peruntukan dan Pengelolaan ==> F(P) = 40% x f(P) 3.60 5.40 8.10 12.15 18.22 d Faktor Nilai Air (FNA) ==> ∑ F(S) + F (P) 13.20 15.00 17.70 21.75 27.82 e Harga Dasar Air (HDA) ==> FNA x HAB Rp19,800.00 Rp22,500.00 Rp26,550.00 Rp32,628.00 Rp41,736.00 f Nilai Perolehan Air (NPA) ==> Volume Progresive x HDA Rp9,900,000.00 Rp22,500,000.00 Rp39,825,000.00 Rp0.00 Rp0.00 g Nilai Perolehan Air (NPA) Total Rp72,225,000.00 PAJAK DIBAYAR = Nilai Perolehan Air Total X Tarif Pajak Air Tanah Kabupaten/Kota NPA Total X Maks 20% …………..., Mei 2017 Mengetahui : Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten/Kota………………….. PAJAK = Rp14,445,000.00 Terbilang : Empat Belas Juta Empat Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah ____________________________________ * Pajak progresive per m 3 = Rp. 4,815.00/m3 NIP…….…………………………………...
  • 14. 14