SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Disampaikan dalam Bedah Buku “Desentralisasi Asimetris
dalam NKRI: Kajian terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus
dan
Otonomi Khusus”.
Karya Dr. Ni’matul Huda, SH., M.Hum.,
Sabtu, 18 Oktober 2014, Auditorium Pascasarjana FH UII
Prawacana
• Tidak menyadari (peduli?) realitas
multikultur Indonesia
• Tiadanya pemetaan tentang potensi
dan kelemahan daerah
Absennya
Negara
• Desentralisasi 1999, tiada masa transisi
yang memadai
• Melahirkan daerah “difabel”
• DKI Jakarta, tanpa “berontak” diberikan
keistimewaan
• Aceh & Papua mengangkat “senjata”
untuk mendapat otsus.
Efek
sentralisasi
Daerah Khusus Ibukota
Jakarta“mimpi besar” Soekarno untuk
Jakarta
Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1961
tentang Pemerintahan Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Raya, yang dikuatkan
melalui UU No. 2 PNPS Tahun 1961 dan
Penetapan Presiden No. 15 Tahun 1963:
1. Peran jakarta harus dijadikan
Indokrtinasi (tempat penggemblengan
faham tertentu, pen.), kota teladan dan
cita-cita bagi seluruh bangsa Indonesia.
2. Jakarta harus memenuhi syarat-syarat
minimum dari kota internasional dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta diberikan kedudukan khusus
yang langsung dikuasai oleh
Presiden/Pemimpin besar revolusi.
3. Kepala Daerah DKI Jakarta
ditempatkan sebagai Mentreri Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui
PP No. 15 Tahun 1965.
4. pembangunan DKI Jakarta harus
dilaksanakan secara besar-besaran
yang intensif.
5. DKI Jakarta berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri
berdasar Penetapan Presiden No. 2
Tahun 1961.
Jakarta masa Orde Baru
Pasal 6 UU No. 5 Tahun 1974 tentang
pokok-pokok pemerintahan daerah
sudah dibuka kemungkinan untuk
menerapkan desain asimetris bagi
Jakarta karena kedudukannya sebagai
ibukota negara
pemerintah secara khusus
mengeluarkan UU No. 11 Tahun 1990
tentang susunan pemerintahan daerah
khusus ibukota negara republik
indonesia Jakarta. Pemerintah
memandang penting untuk membina dan
menumbuh-kembangkan Jakarta dalam
satu kesatuan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian baik
dengan Pusat maupun dengan
Pemerintah Daerah sekitar.
Gubernur didampingi oleh Wakil
Gubernur yang berjumlah 5 (lima) orang,
pembidangannya diatur dalam
Keputusan Gubernur sesuai pedoman
yang ditetapkan menteri. DPRD hanya
ada pada tingkat provinsi, sedangkan
dalam kotamadya dipimpin oleh
Walikotamadya dan bertanggungjawab
pada Gubernur. Fungsi DPRD di
kotamadya diganti oleh Lembaga
Musyawarah Kota yang terdiri dari
organisasi kekuatan sosial politik, ABRI
dan unsur pemerintah.
Jakarta Reformasi
UU No. 34 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Negara Republik
Indonesia Jakarta. Mengatur otonomi
“hanya” berada di wilayah provinsi.
kotamadya/kabupaten “hanya”
wilayah adminstrasi.
Selanjutnya dikeluarkan UU No. 29
Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota
NKRI.
1. Kembali menegaskan otonomi di
tingkat provinsi.
2. Wakil gubernur cukup 1 dan dipilih
langsung oleh rakyat dengan syarat
keterpilihan 50% suara sah.
3. walikota/bupati diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur
DKI
Jakarta
Masyarakat DKI
tidak perlu
memberontak
untuk
mendapatkan
“perhatian”
Pusat
Penulis buku
tidak
memberikan
gagasan dalam
desain DKI
Jakarta
Blue Print
Pusat hanya
untuk DKI,
tanpa memiliki
Blue Print soal
daerah lain.
Jalan Panjang Integrasi (?) Tim-
Tim
Revolu
si
Bunga
merah
Portug
Demokrati
sasi
kehidupan
Timor-
Timur.
Janji
Portugal
untuk
Referendu
Konstelasi
berubah
dinamis.
hampir
berujung
perang
saudara
4 Partai Tim-
Tim minus
Freetilin
(komunis)
deklarasi
untuk
integrasi ke
Indonesia.
Dilanjutkan
dengan
Deklarasi
Balibo
30 November
1975
7 Desember
1975
Indonesia
serta
beberapa
negara
adikuasa
menduduki
Timor Leste.
RI Menjawab
deklarasi
Balibo, RI
mengeluarkan
UU No. 7
Tahun 1976
tentang
Pengesahan
Penyatuan
Tim-Tim ke
Timor Timur dalam NKRI
• Konflik antar pro integrasi dan pro kemerdekaan terus berlanjut
• Peristiwa Santa Cruz 12 November 1991 mencoreng citra RI di dunia internasional
Integrasi menjadi “duri” bagi NKRI
• Indonesia dalam sorotan mengenai Tim-Tim
• Habibie menawarkan otonomi luas bagi Tim-Tim
• Tarik-menarik otonomi luas atau referendum
Detik-detik referendum
• New York, 5 Mei 1999
• Otsus atau Merdeka sebagai pilihan
• 78,5 % merdeka, 21,5% Otonomi Luas
Referendum Timor-Timur
• Dugaan pelanggaran HAM
• Pengungsi, kewarganegaraan, penyelesaian sengketa aset negara dan hak perdata
perseorangan
• perbatasan
Bercak Referendum Timor-Timur
Cenderawasih di Langit
Nusantara
Papua Era Otsus
Belum menjadi
jawaban
Gelontoran dana tak
berbekas
Urgensi Pendekatan
Kesejahteraan
Irian Barat dalam NKRI
Dari Irian Barat ke
Irian Jay(w)a
1998: berteriak
“Papua merdeka”
Pemekaran sebagai
pilihan
Jalan Panjang merebut Papua
Kepentingan
Belanda di Papua
Linggajati ke KMB
Trikora dan New
York Agreement
Aceh
Serambi Mekkah, Serambi
Indonesia
Dari Bereuh ke Tiro
• Bereuh: Harga mati Syariat
Islam
• “Kawin paksa” Aceh dan
Sumut (UU Darurat No. 16
Tahun 1955)
• Deklarasi DI/TII oleh Bereuh
• Tiro = Melawan dari
Perantauan
• Motif Sentralisasi atau
ekonomi?
• GAM = dicinta dan dibenci
Otsus Sebagai “Bargaining”
• UU No. 24 Tahun 1956 =
Regulasi setengah hati
• Kep. Perdana Menteri RI No.
1/Misi/1959 dikuatkan UU No.
18 Tahun 1965 = Status
“Daerah Istimewa”. Otonomi
bidang agama, adat,
Pendidikan.
• UU No. 44 Tahun 1999 =
Legalisasi Syariat Islam, tidak
menjawab persoalan ekonomi
yang diminta GAM, Show off
GAM Pasca Reformasi
• UU No. 18 Tahun 2001 =
Nama “Nanggroe Aceh
Daruusalam”. Bagi hasil
minyak dan gas bumi 70%
selama 8 Tahun. Dapat
menerima bantuan LN. Peran
ulama dalam penetapan
kebijakan Aceh. Pembentukan
Mahkamah Syariah, Wali
Nanggroe.
Aceh Kontemporer
• Demokratisasi NKRI (Pilpres
langsung)
• Tsunami Aceh, Blessing in
disguise
• Mou Helsinki, tonggak
perdamaian Aceh
• UU No. 11 Tahun 2006 =
Mengalah untuk menang?
Partai Lokal, Syariat Islam=
ibadah, muamalah, ahwal
alsyakshiyah jinayah, qadha’,
tarbiyah, dakwah. Wali
Nanggroe, calon independen
dalam Pilkada, 70% hasil
semua cadangan hidrokarbon
dan SDA saat ini dan masa
mendatang di wilayah
teritorial Aceh, BPN menjadi
perangkat Daerah.
• Quo Vadis Perdamaian Aceh
• Sikap “banci” RI soal Qanun
Wali Nanggroe dan Bendera
Bhinneka
Tunggal
Ika
• Kesadaran multikultural para pendiri bangsa
• Penghormatan terhadap keunikan daerah
Pasal 18B
ayat (1)
UUD 1945
• Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dalam UU
• Ketiadaan turunan Pasal ini dalam UU yang sifatnya holistik
Urgensi
turunan
Pasal 18B
ayat (1)
dalam
bentuk UU
• Pemberian parsial. (kepentingan politis)
• Perspektif “Jakarta” an sich
• Bola liar pemberian daerah istimewa, daerah khusus, otonomi
khusus
• Mulai memandang Indonesia dari daerah
“Dalam suatu masyarakat, keadilan barulah
bernama keadilan di mana tidak ada
perbedaan antara mereka yang dekat
dengan mereka yang jauh dari kita”
-Emmanuel Levinas

More Related Content

Viewers also liked

InternshipreportAnnaKnap.docx
InternshipreportAnnaKnap.docxInternshipreportAnnaKnap.docx
InternshipreportAnnaKnap.docxAnna Knap
 
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით რუდოლფ შტაინერი
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით   რუდოლფ შტაინერიბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით   რუდოლფ შტაინერი
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით რუდოლფ შტაინერისამკითხველო სამკითხველო
 
სულხან ცაგარელი ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლები
სულხან ცაგარელი   ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლებისულხან ცაგარელი   ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლები
სულხან ცაგარელი ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლებისამკითხველო სამკითხველო
 
DevOps in the Enterprise
DevOps in the EnterpriseDevOps in the Enterprise
DevOps in the EnterpriseRoss Clanton
 

Viewers also liked (11)

InternshipreportAnnaKnap.docx
InternshipreportAnnaKnap.docxInternshipreportAnnaKnap.docx
InternshipreportAnnaKnap.docx
 
ეშმაკნი ფიოდორ დოსტოევსკი
ეშმაკნი   ფიოდორ დოსტოევსკიეშმაკნი   ფიოდორ დოსტოევსკი
ეშმაკნი ფიოდორ დოსტოევსკი
 
იდიოტი ფიოდორ დოსტოევსკი
იდიოტი   ფიოდორ დოსტოევსკიიდიოტი   ფიოდორ დოსტოევსკი
იდიოტი ფიოდორ დოსტოევსკი
 
1ფსიქოანალიზის სიძნელე ზიგმუნდ ფროიდი
1ფსიქოანალიზის სიძნელე   ზიგმუნდ ფროიდი1ფსიქოანალიზის სიძნელე   ზიგმუნდ ფროიდი
1ფსიქოანალიზის სიძნელე ზიგმუნდ ფროიდი
 
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით რუდოლფ შტაინერი
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით   რუდოლფ შტაინერიბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით   რუდოლფ შტაინერი
ბავშვის აღზრდა სულიერი მეცნიერების თვალსაზრისით რუდოლფ შტაინერი
 
186738897 უზნაძე
186738897 უზნაძე186738897 უზნაძე
186738897 უზნაძე
 
ინტელექტი და მისი ფსიქოლოგიური ტესტირება
ინტელექტი და მისი ფსიქოლოგიური ტესტირებაინტელექტი და მისი ფსიქოლოგიური ტესტირება
ინტელექტი და მისი ფსიქოლოგიური ტესტირება
 
2ორგანიზებულ დანაშაულთან ბრძოლის მექანიზმები
2ორგანიზებულ დანაშაულთან ბრძოლის მექანიზმები2ორგანიზებულ დანაშაულთან ბრძოლის მექანიზმები
2ორგანიზებულ დანაშაულთან ბრძოლის მექანიზმები
 
სულხან ცაგარელი ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლები
სულხან ცაგარელი   ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლებისულხან ცაგარელი   ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლები
სულხან ცაგარელი ქცევის ფიზიოლოგიური საფუძვლები
 
DevOps in the Enterprise
DevOps in the EnterpriseDevOps in the Enterprise
DevOps in the Enterprise
 
ასაკის გავლენა ადამიანის ძილის ეეგ სპექტრულ
ასაკის გავლენა ადამიანის ძილის ეეგ სპექტრულასაკის გავლენა ადამიანის ძილის ეეგ სპექტრულ
ასაკის გავლენა ადამიანის ძილის ეეგ სპექტრულ
 

Similar to Memandang Indonesia dari daerah secara kritis

Tugas kelompok PKN
Tugas kelompok PKNTugas kelompok PKN
Tugas kelompok PKNAa Renovit
 
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 20219 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021damarjatisupardal71
 
Bab 2. indonesia merdeka
Bab 2. indonesia merdekaBab 2. indonesia merdeka
Bab 2. indonesia merdekaeka sugiarti
 
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Tri Widodo W. UTOMO
 
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaSuliantika Riani
 
Presentasi_NKRI_R0.pptx
Presentasi_NKRI_R0.pptxPresentasi_NKRI_R0.pptx
Presentasi_NKRI_R0.pptxssuserd6a846
 
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptx
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptxkonstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptx
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptxromaiipay
 
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptxYogiNugraha36
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiSeptian Muna Barakati
 
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesia
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesiaPPT hak dan kewajiban warga negara indonesia
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesiaGuru Ades Marsela
 
Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila dalam Konteks Sejarah PerjuanganPancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila dalam Konteks Sejarah PerjuanganDwi Lestariningsih
 
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesiaPerjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesiatasyanuura
 
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 23.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 2Ainul Fikri
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018hadiarnowo
 

Similar to Memandang Indonesia dari daerah secara kritis (20)

Ukk ipa 13
Ukk ipa 13Ukk ipa 13
Ukk ipa 13
 
Tugas kelompok PKN
Tugas kelompok PKNTugas kelompok PKN
Tugas kelompok PKN
 
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 20219 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
 
Ilmu perundang
Ilmu perundangIlmu perundang
Ilmu perundang
 
Bab 2. indonesia merdeka
Bab 2. indonesia merdekaBab 2. indonesia merdeka
Bab 2. indonesia merdeka
 
Makalah uud
Makalah uudMakalah uud
Makalah uud
 
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
 
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Presentasi_NKRI_R0.pptx
Presentasi_NKRI_R0.pptxPresentasi_NKRI_R0.pptx
Presentasi_NKRI_R0.pptx
 
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptx
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptxkonstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptx
konstitsi terhadap pancasila di lingkungan sosial.pptx
 
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
 
Perumusan Pancasila
Perumusan PancasilaPerumusan Pancasila
Perumusan Pancasila
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
 
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesia
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesiaPPT hak dan kewajiban warga negara indonesia
PPT hak dan kewajiban warga negara indonesia
 
Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila dalam Konteks Sejarah PerjuanganPancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
 
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesiaPerjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
Perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa indonesia
 
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 23.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
 
PANCASILA BAB II.pptx
PANCASILA BAB II.pptxPANCASILA BAB II.pptx
PANCASILA BAB II.pptx
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Recently uploaded (8)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

Memandang Indonesia dari daerah secara kritis

  • 1. Disampaikan dalam Bedah Buku “Desentralisasi Asimetris dalam NKRI: Kajian terhadap Daerah Istimewa, Daerah Khusus dan Otonomi Khusus”. Karya Dr. Ni’matul Huda, SH., M.Hum., Sabtu, 18 Oktober 2014, Auditorium Pascasarjana FH UII
  • 2. Prawacana • Tidak menyadari (peduli?) realitas multikultur Indonesia • Tiadanya pemetaan tentang potensi dan kelemahan daerah Absennya Negara • Desentralisasi 1999, tiada masa transisi yang memadai • Melahirkan daerah “difabel” • DKI Jakarta, tanpa “berontak” diberikan keistimewaan • Aceh & Papua mengangkat “senjata” untuk mendapat otsus. Efek sentralisasi
  • 3. Daerah Khusus Ibukota Jakarta“mimpi besar” Soekarno untuk Jakarta Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1961 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, yang dikuatkan melalui UU No. 2 PNPS Tahun 1961 dan Penetapan Presiden No. 15 Tahun 1963: 1. Peran jakarta harus dijadikan Indokrtinasi (tempat penggemblengan faham tertentu, pen.), kota teladan dan cita-cita bagi seluruh bangsa Indonesia. 2. Jakarta harus memenuhi syarat-syarat minimum dari kota internasional dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jakarta diberikan kedudukan khusus yang langsung dikuasai oleh Presiden/Pemimpin besar revolusi. 3. Kepala Daerah DKI Jakarta ditempatkan sebagai Mentreri Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui PP No. 15 Tahun 1965. 4. pembangunan DKI Jakarta harus dilaksanakan secara besar-besaran yang intensif. 5. DKI Jakarta berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasar Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1961. Jakarta masa Orde Baru Pasal 6 UU No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah sudah dibuka kemungkinan untuk menerapkan desain asimetris bagi Jakarta karena kedudukannya sebagai ibukota negara pemerintah secara khusus mengeluarkan UU No. 11 Tahun 1990 tentang susunan pemerintahan daerah khusus ibukota negara republik indonesia Jakarta. Pemerintah memandang penting untuk membina dan menumbuh-kembangkan Jakarta dalam satu kesatuan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian baik dengan Pusat maupun dengan Pemerintah Daerah sekitar. Gubernur didampingi oleh Wakil Gubernur yang berjumlah 5 (lima) orang, pembidangannya diatur dalam Keputusan Gubernur sesuai pedoman yang ditetapkan menteri. DPRD hanya ada pada tingkat provinsi, sedangkan dalam kotamadya dipimpin oleh Walikotamadya dan bertanggungjawab pada Gubernur. Fungsi DPRD di kotamadya diganti oleh Lembaga Musyawarah Kota yang terdiri dari organisasi kekuatan sosial politik, ABRI dan unsur pemerintah. Jakarta Reformasi UU No. 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta. Mengatur otonomi “hanya” berada di wilayah provinsi. kotamadya/kabupaten “hanya” wilayah adminstrasi. Selanjutnya dikeluarkan UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota NKRI. 1. Kembali menegaskan otonomi di tingkat provinsi. 2. Wakil gubernur cukup 1 dan dipilih langsung oleh rakyat dengan syarat keterpilihan 50% suara sah. 3. walikota/bupati diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
  • 4. DKI Jakarta Masyarakat DKI tidak perlu memberontak untuk mendapatkan “perhatian” Pusat Penulis buku tidak memberikan gagasan dalam desain DKI Jakarta Blue Print Pusat hanya untuk DKI, tanpa memiliki Blue Print soal daerah lain.
  • 5. Jalan Panjang Integrasi (?) Tim- Tim Revolu si Bunga merah Portug Demokrati sasi kehidupan Timor- Timur. Janji Portugal untuk Referendu Konstelasi berubah dinamis. hampir berujung perang saudara 4 Partai Tim- Tim minus Freetilin (komunis) deklarasi untuk integrasi ke Indonesia. Dilanjutkan dengan Deklarasi Balibo 30 November 1975 7 Desember 1975 Indonesia serta beberapa negara adikuasa menduduki Timor Leste. RI Menjawab deklarasi Balibo, RI mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1976 tentang Pengesahan Penyatuan Tim-Tim ke
  • 6. Timor Timur dalam NKRI • Konflik antar pro integrasi dan pro kemerdekaan terus berlanjut • Peristiwa Santa Cruz 12 November 1991 mencoreng citra RI di dunia internasional Integrasi menjadi “duri” bagi NKRI • Indonesia dalam sorotan mengenai Tim-Tim • Habibie menawarkan otonomi luas bagi Tim-Tim • Tarik-menarik otonomi luas atau referendum Detik-detik referendum • New York, 5 Mei 1999 • Otsus atau Merdeka sebagai pilihan • 78,5 % merdeka, 21,5% Otonomi Luas Referendum Timor-Timur • Dugaan pelanggaran HAM • Pengungsi, kewarganegaraan, penyelesaian sengketa aset negara dan hak perdata perseorangan • perbatasan Bercak Referendum Timor-Timur
  • 7. Cenderawasih di Langit Nusantara Papua Era Otsus Belum menjadi jawaban Gelontoran dana tak berbekas Urgensi Pendekatan Kesejahteraan Irian Barat dalam NKRI Dari Irian Barat ke Irian Jay(w)a 1998: berteriak “Papua merdeka” Pemekaran sebagai pilihan Jalan Panjang merebut Papua Kepentingan Belanda di Papua Linggajati ke KMB Trikora dan New York Agreement
  • 8. Aceh Serambi Mekkah, Serambi Indonesia Dari Bereuh ke Tiro • Bereuh: Harga mati Syariat Islam • “Kawin paksa” Aceh dan Sumut (UU Darurat No. 16 Tahun 1955) • Deklarasi DI/TII oleh Bereuh • Tiro = Melawan dari Perantauan • Motif Sentralisasi atau ekonomi? • GAM = dicinta dan dibenci Otsus Sebagai “Bargaining” • UU No. 24 Tahun 1956 = Regulasi setengah hati • Kep. Perdana Menteri RI No. 1/Misi/1959 dikuatkan UU No. 18 Tahun 1965 = Status “Daerah Istimewa”. Otonomi bidang agama, adat, Pendidikan. • UU No. 44 Tahun 1999 = Legalisasi Syariat Islam, tidak menjawab persoalan ekonomi yang diminta GAM, Show off GAM Pasca Reformasi • UU No. 18 Tahun 2001 = Nama “Nanggroe Aceh Daruusalam”. Bagi hasil minyak dan gas bumi 70% selama 8 Tahun. Dapat menerima bantuan LN. Peran ulama dalam penetapan kebijakan Aceh. Pembentukan Mahkamah Syariah, Wali Nanggroe. Aceh Kontemporer • Demokratisasi NKRI (Pilpres langsung) • Tsunami Aceh, Blessing in disguise • Mou Helsinki, tonggak perdamaian Aceh • UU No. 11 Tahun 2006 = Mengalah untuk menang? Partai Lokal, Syariat Islam= ibadah, muamalah, ahwal alsyakshiyah jinayah, qadha’, tarbiyah, dakwah. Wali Nanggroe, calon independen dalam Pilkada, 70% hasil semua cadangan hidrokarbon dan SDA saat ini dan masa mendatang di wilayah teritorial Aceh, BPN menjadi perangkat Daerah. • Quo Vadis Perdamaian Aceh • Sikap “banci” RI soal Qanun Wali Nanggroe dan Bendera
  • 9. Bhinneka Tunggal Ika • Kesadaran multikultural para pendiri bangsa • Penghormatan terhadap keunikan daerah Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 • Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dalam UU • Ketiadaan turunan Pasal ini dalam UU yang sifatnya holistik Urgensi turunan Pasal 18B ayat (1) dalam bentuk UU • Pemberian parsial. (kepentingan politis) • Perspektif “Jakarta” an sich • Bola liar pemberian daerah istimewa, daerah khusus, otonomi khusus • Mulai memandang Indonesia dari daerah
  • 10. “Dalam suatu masyarakat, keadilan barulah bernama keadilan di mana tidak ada perbedaan antara mereka yang dekat dengan mereka yang jauh dari kita” -Emmanuel Levinas