Dokumen tersebut membahas tentang produksi audio dan studio, mencakup sinkronisasi sinyal video dan audio, teknologi digital dan analog, pemilihan microphone, penggunaan mixer audio, dan peran insinyur suara dalam produksi.
2. Video : composite, atau component.
Audio : analog stereo balance.
Sinkronisasi signal sangat penting, diperlukan
synchronize generator (Sync Gen) & perhitungan
panjang kabel yang akurat agar signal video sinkron.
Efek jika tidak sync : gambar akan rolling, gamar
tidak in-frame (slide-up atau slide-down), transisi
gambar tidak mulus, tidak bisa mixing gambar.
3.
4.
5. Digital Video :
SDI (Serial Digital Interface), signal video digital yang
digunakan pada peralatan video profesional. Disebut
juga CCIR-601, SMPTE-259.
Bitrate 270 Mbps. Untuk SD (Standarad Definition).
Untuk HD-SDI bitrate 1485 Mbps.
Digital audio : AES/EBU
Digital audio standard untuk studio facility.
Mode balance (3 kabel-XLR) atau unbalance (2 kabel –
Coax)
Bitrate 3 – 6 Mbps
6. Tetap diperlukan sync gen, namun sinkronisasi
signal video tidak se kritis jika analog. Artinya
dengan panjang kabel video yang berbeda
gambar tetap sync.
7. Suatu alat untuk men-sinkron-kan video signal
dari luar facility dengan video signal yang ada
dalam facility. Misal signal video dari satelit,
microwave siaran luar,dll.
Dengan cara mem-buffer 1 frame gambar dari
signal video kedalam memorinya dan
melepaskannya sesuai signal sync referensinya.
FS selalu dipasangkan dengan audio delay.
Gunanya audio delay adalah menahan signal
audio sesuai lamanya dari FS. Sehingga antara
video dan audio lipsync.
8. Walaupun audio sering dianggap tidak
penting daripada video, karena 90% informasi
yang diserap oleh manusia adalah dari video.
Namun kekurangan pada audio dapat
mengurangi kualitas program. Misal suara
yang cacat, tidak sinkron dengan gambar. Bagi
penonton akan bisa sangat mengganggu.
9. Suara diukur dalam satuan dB (Decibel)
Ratio antara signal suara yang diukur terhadap
0 dB sebagai reference point.
Bagi akustik suara ukuran yang digunakan
dBSPL, yaitu pengukuran akustik suara
berdasar pengukuran tekanan udara. Contoh
suara percakapan jarak 1 m = 60 dBSPL, Disco 1
m dari speaker = 110 dBSPL,dll
10. Bagi peralatan elektronik 0 dB adalah batas
maksimum yang diperbolehkan untuk
memancarkan signal audio. Skala yang
digunakan adalah VU (Volume Unit). Jadi bagi
peralatan elektronik audio analog, maksimum
signal audio yang diperbolehkan adalah 0
dBVU.
Namun bagi peralatan analaog audio
elektronik recording, terkadang masih
diperbolehkan jika sesaat lebih dari +12 dB.
14. Impedance
Consumer high impedance >10k Ohm. Murah,
kualitas suara lebih jelek, jarak kabel pendek.
Profesional low impedance < 600 Ohm. Mahal,
kualitas suara lebih bagus, jarak kabel bisa panjang.
Ohm adalah satuan hambatan listrik pada kabel.
Ada converter untuk merubah impedance.
15.
16. Unbalance : 2 kabel, rentan noise dari luar.
Balance : 3 kabel, lebih tahan terhadap noise.
17.
18. Semua peralatan audio kecuali microphone
menghasilkan signal audio analog yang sangat
kuat. Kekuatan signal ini disebut “line level”
atau “high level”.
Namun microphone signalnya sangat lemah.
Sehingga kekuatan signalnya disebut “mic
level” atau “Low level”
Biasanya mic level lebih rendah 40-60 dB dari
line level.
19. Phase terbalik.
Umumnya terjadi pada signal audio analog
balance.
Jika dua signal audio, antara satu dengan
lainnya berbeda phase 180 derajat. Sehingga
satu dengan lainnya akan saling meniadakan.
Pada speaker kita bisa mendengar beberapa
saat tidak ada suara atau levelnya merendah
tiba-tiba sesaat.
20. Solusinya terkadang hanya dengan membalik
polaritas (positif-negatifnya) pada salah satu
kabel, kiri saja atau kanan saja.
Untuk memeriksa phase audio terbalik atau
tidak bisa menggunakan alat ukur audio.
21.
22. Untuk memproduksi suara yang berkualitas
dari microphone ada 2 hal yang harus
diperhatikan : Pemilihan tipe mic &
penempatannya.
Pemilihan mic :
Bentuk fisik
Kemudahan instalasi.
Kualitas suara, kejernihan dan keakuratan.
Sensitifitas (frekuensi respon)
Arah cakupan : omnidirectional, directional.
23. Prinsip penempatan mic :
Sedekat mungkin dengan sumber suara.
Hindari feedback.
Hindari 2 mic yang berdekatan mengambil suara
yang sama. Akan mengakibatkan beda phase.
24. Kualitas suara saat produksi juga ditentukan dari :
Perspektif suara : harus sesuai dengan perspektif gambar.
Akustik ruangan :
Yang memantul (reverb), dinding menggunakan material
keras sehingga memantulkan suara. Bisa menimbulkan
efek noise dan echo.
Yang menyerap (dead room). Menggunakan material yang
menyerap suara. Misal ruang studio tv, radio.
Keberadaan suara (sound presence) : yaitu ratio antara direct
dan indirect gelombang suara yang ditangkap mic, dan ini
ditentukan oleh beberapa faktor : tipe mic, akustik ruang dan
volume sumber suara.
25.
26. Range Frekuensi audio 20 Hz s/d 20 kHz.
Mic adalah transduser yang merubah gelombang suara
menjadi signal listrik. Yang mana suatu membran tipis
(diafragma) bergetar (vibrasi) sesuai tekanan udara. Gerakan
diafragmaini kemudian diterjemahkan menjadi signal listrik.
Material diafragma bisa berupa : kertas, plastik atau
aluminium.
Contoh penggunaan microphone : telephone, tape recorder,
alat bantu dengar, produksi film, musik show, radio, TV,
komputer, mobilephone dan hal khusus misal sensor
pengukuran, dll.
27. 1. Carbon microphone.
Teknologi tertua dan paling sederhana, menggunakan
debu karbon. Contoh mic pada telephone rumah.
Debu karbon mempunyai selembar tipis logam atau
plastik pada satu sisinya. Pada saat tekanan udara dari
suara menyentuh diafragma, maka akan memampatkan
debu karbon, yang akan merubah tahanan listriknya,
sehingga signal listrik yang mengalir akan berubah
sesuai perubahan tahanan dari debu karbon.
Murah & kuat. Frekuensi respon tidak terlalu bagus,
pada frekuensi tinggi dan rendah. Tidak cocok untuk
rekaman.
28.
29. 2. Dynamic microphone,
Menggunakan prinsip induksi elektromagnet.
Diafragma melekat pada gulungan kabel (coil), yang
mana coil diletakkan pada medan magnet dari
magnet permanen. Ketika tekanan udara dari suara
menekan diafragma,maka coil akan bergerak dan
ter-induksi medan magnet, menghasilkan arus
listrik yang mengalir pada coil.
Penguatan tinggi (high gain), cocok untuk rekaman,
musik. Murah dan tahan terhadap kelembaban.
30.
31. 3. Ribbon (pita) Mic,
Berisi selembar tipis pita logam (foil) yang digantungkan
didepan plat/batang magnet. Tekanan udara suara
menyebabkan foil bergetar, menghasilkan perubahan
signal listrik.
Frekuensi respon sangat bagus, cocok untuk rekaman
musik.
Rapuh, mudah rusak jika terbentur.
32. 4. Condenser mic,
Sebenarnya adalah suatu kapasitor. Sedangkan
kapasitor adalah komponen listrik, yang terbuat dari
2 plat konduktor (material penghantar listrik) yang
disekat/dipisahkan material bukan penghantar,
yang menyimpan energi listrik statis.
Pada condenser mic, memakai suatu sumber daya
listrik (baterai) yang mencatu ke-dua lembar plat.
Satu lembar plat dari kapasitor bergerak sesuai
tekanan udara. Perubahan dari kapasitansi listrik
menghasilkan signal listrik, yang lalu diperkuat.
33.
34. 5. Crystal mic,
Menggunakan fenomena piezoeelectricity, bahwa
beberapa material memproduksi listrik jika
bentuknya berubah.
Umumnya dipakai pakai instrumen musik seperti
drum, gitar akustik, atau merekam dibawah air.
35. 1. Pilih microphone dynamic jika :
Untuk keperluan multi guna.
Budget terbatas.
Yang handal
Digunakan untuk live vocal & rekaman.
Sumber suara cukup keras.
36. 2. Pilih Ribbon mic jika :
Ingin menangkap frekuensi yang lebar.
Ingin mendapat kualitas suara yang sempurna.
Ingin mendapatkan suara yang lembut dan detail.
Ingin mnedapatkan nuansa yang halus dari studio
rekam.
37. 3. Pilih condenser mic, jika :
Untuk keperluan aplikasi multi guna, misal rekam
suara juga bisa untuk musik.
Ingin reproduksi suara yang akurat & jernih.
Ingin suara yang alami,jernih & bersih. Transparan &
detail.
Ingin penangkapan yang sensitifitas tinggi, pada ruang
yang relatif hening.
38. 1. Unidirectional atau Cardoid
Menerima gelombang suara dari satu arah.
Pickup pattern berbentuk hati atau cardioid. Penerimaan
terbaik pada posisi 00 dari sumber suara, dan respon
minimal pada 1800 .
Misal yang dipakai penyanyi, pembicara pidato, reporter
40. 2. Bidirectional (dua arah)
Pickup pattern seperti angka 8. Penerimaan terbaik
pada sudut 00 dan 2700 dari sumber suara.
Misal dipakai oleh dua orang penyanyi atau
pembicara dialog 2 orang di radio.
41. 3. Omnidirectional (semua arah)
Menerima suara dari semua arah.
Misal dipakai dialog meja bundar atau diskusi
kelompok.
43. 2. U2. Wireless Microphone.
ntuk kebebasan bergerak.
Umumnya menggunakan modulasi FM atau
infra merah.
44. 3. Parabolic Microphone.
Menangkap suara dari jarak jauh, karena sangat
fokus pickup patternnya.
Misal audio olahraga outdoor, spionase,
penegakan hukum, audio alam, misal suara
harimau.
49. Speaker adalah electromechanical transduser, yaitu
merubah signal listrik menjadi getaran (vibrasi)
mekanik, yang kemudian berubah menjadi signal
suara.
Kontruksi loud speaker berisi magnet permanen
berbentuk lingkaran yang melingkari coil (gulungan
kabel) yang bergerak bebas (melayang), yang mana coil
ini melekat pada diafragma berbentu corong (cone) .
Signal listrik suara yang mengalir pada coil
menimbulkan medan magnet yang menginduksi
medan magnet dari magnet tetap. Berbolak baliknya
polaritas listrik, mengakibatkan berbolak baliknya
medan magnet yang terbentuk oleh coil, sehingga
diafragma cone juga maju dan mundur, sesuai
frekuensi dari signal suara.
50.
51. Pekerjaan sound engineer saat produksi dilapangan:
Monitor level volume, melalui VU meter dan earphone
pada output recorder.
Meyakinkan bahwa suara yang diinginkan, biasa dialog
terpisah dari suara ambient/background.
Meyakinkan bahwa suara yang diinginkan bersih dari noise
atau interferensi. Misal : gangguan suara karena ada
ledakan, suara klakson.
Merekam suara ambient (buzz track) dan suara lain yang
menarik noise (wild rack) pada track yang berbeda.
Berkontribusi pada desain suara dan keseluruhan suara dari
scene.
52. Pekerjaan sound engineer saat di studio :
Memilih dan kontrol output dari setiap sumber
suara.
Menjaga volume indikator pada batasnya
dengn menggerakkan fader di mixer.
Monitor suara program.
Cek kualitas suara.
Melihat sound persfektif, pada monitor TV dan
mengawasi jika boom mic atau shadownya
masuk layar.
54. 1. Input channel & selection.
2. Input channel processing – equalisation (EQ) &
dynamic gain control.
3. Input channel gain and routing control – mengontrol
kontribusi dari setiap input signal ke beberapa output
buses, termasuk monitor output, “main” outputs &
‘effects sends’.
4. Output buses.
55. 5. Output processing – gain control, EQ & dynamic gain
control yang perlu di adjust pada output signal.
6. Output signal processing – converting the mixer’s
internal processing standard to the format required by
external devices.
7. Monitoring functions – untuk audio monitor control &
metering.
56.
57.
58.
59. Compression : compress high level signal.
Limiter : memotong level signal yg melebihi ambang
batas.
Expansion : meredam low level signal, utk meredam
noise.
Gate : mute signal jika level amplitudonya dibawah
ambang.
Mute : hening, silent
PFL : pre fade listen
AFL : After fade listen
Solo : monitor secara tunggal suatu signal.
Pan : left or right.
60. Master fader, mengontrol program yang akan
dikirim ke :
Master control untuk siaran
Recorder.
Speaker program monitor
61. Send to studio
Send to phone
Cue speaker
Live call in show :
Send to phone
Send to studio
Caller volume