Modul ini membahas tentang pentingnya visi bagi guru untuk murid-muridnya. Peserta didik diminta untuk menggambarkan murid impian dan visi sekolah impian. Konsep inkuiri apresiatif diperkenalkan sebagai pendekatan manajemen perubahan yang berfokus pada kekuatan potensi diri. Peserta didik kemudian menyusun rencana perubahan BAGJA berdasarkan inkuiri apresiatif dan merefleksikan pembelajaran tentang pentingnya visi
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak.pdf
1. JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
Modul 1.3
Visi Guru Pengerak
DEDI SULAIMAN, S.PD
SMP NEGERI 1 AIRGEGAS
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6
KABUPATEN BANGKA SELATAN
2. Facts (Peristiwa)
Pada modul 1.3 ini, saya mengawali dengan pembahasan mengenai apa pentingnya sebuah
visi bagi seorang guru untuk murid-muridnya. Dalam materi Mulai dari Diri, saya diajak
untuk menggambarkan murid impian di masa yang akan datang. Imajinasi tentang
bagaimana saya berada di sebuah lingkungan belajar yang sesuai dengan harapan dan cita-
cita saya. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan materi Eksplorasi Konsep.
Pembahasan didalamnya adalah lanjutan dari visi impian yang telah dibuat pada materi
sebelumnya, yaitu bagaimana menyusun visi yang berpihak pada murid. Namun, ada yang
berbeda pada penyusunan visi kali ini, saya bertemu dengan kata Inkuiri Apresiatif. Inkuiri
Apresiatif adalah sebuah pendekatan yang berlandaskan pada hal-hal positif dalam diri
seseorang. Pada modul ini, IA digunakan sebagai model manajemen perubahan di
lingkungan belajar seperti di kelas maupun di sekolah.
3. Tugas saya adalah menjabarkannya dalam sebuah rencana perubahan yang dikenal dengan
rencana perubahan BAGJA. BAGJA sendiri adalah singkatan dari Buat pertanyaan, Ambil
pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi. Sebagaimana namanya, BAGJA
adalah rangkaian proses perubahan yang berlandaskan hal-hal positif atau bisa dikatakan
BAGJA merupakan prakarsa perubahan yang melihat nilai positif di sekitar kita.
Setelah menyusun BAGJA, saya pun memperdalam kembali mengenai Inkuiri Apresiatif pada
materi Demonstrasi Kontekstual juga Elaborasi Pemahaman. Di akhir pembelajaran, visi yang
sudah saya buat di awal, ditinjau kembali, untuk kemudian mendapatkan penguatan bahwa
visi yang dibuat benar-benar memang berpihak pada murid dan selanjutnya direfleksi dalam
jurnal dwi mingguan ini.
4. Fellings (Perasaan)
Apa yang saya rasakan saat melalui satu demi satu materi pada modul 1.3 ini adalah perasaan
bahagia, bersyukur karena saya ada diantara calon guru penggerak hebat, saya bisa
mendapatkan sebuah pengalaman belajar yang langka, saya merasa terus menerus mengalami
sebuah perubahan dalam bentuk motivasi yang besar untuk bisa selalu menjadi pribadi
pemelajar sepanjang hayat.
Selain itu, saya juga merasakan adanya kekecewaaan dengan diri saya sendiri, ternyata
selama ini saya tenggelam dengan kenyamanan yang saya dapatkan, tanpa berpikir bahwa
sesuatu yang terlihat nyaman itu belum tentu benar. Maka, dari pembelajaran modul 1.3 ini,
saya memiliki harapan yang besar untuk bisa setidaknya menyusun impian saya di masa
depan tentang murid dan sekolah yang saya inginkan dalam sebuah visi yang menggerakan
hati.
5. Findings (Pembelajaran)
Saya belajar tentang apa yang disebut dengan visi yang menggerakkan. Bahwa visi itu
harus menguatkan, menyemangati, menggerakan hati dan kolaborasi tiap anggota dalam
komunitas.
Lalu, setelah saya mempunyai gambaran sebuah visi yang bertujuan untuk berpihak pada
murid, saya pun memahami bahwa untuk mewujudkan visi tersebut, saya tidak bisa bergerak
seorang diri, dalam mencapai tujuan tersebut harus terjalin hubungan yang baik antar
manusia, gotong royong dari seluruh warga sekolah, sehingga sekolah dapat menjadi tempat
yang aman, nyaman dan berpihak pada murid.
6. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat untuk menuju pada apa yang ingin kita capai
tersebut. Sebuah pendekatan atau paradigma yang bisa digunakan bukan hanya sebagai alat
pemecah masalah namun bagaimana membangun setiap potensi yang dimiliki anggota
menjadi kekuatan yang lebih besar. Konsep pendekatan ini ternyata telah dikembangkan oleh
David Cooperider yaitu pendekatan IA ( Inkuiri Apresiatif).
Sebuah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan melalui
tahapan BAGJA. Pendekatan IA memiliki fokus pada kekuatan potensi diri, bahwa setiap
orang mempunyai inti positif yang dapat dikembangkan dan berkontribusi pada
keberhasilan.
7. Future (Penerapan)
Sebuah pembelajaran akan semakin bermakna, jika bisa diimplementasikan dalam kehidupan
nyata. Saya berupaya untuk menerapkan apa yang menjadi pernyataan prakarsa perubahan
yang telah saya buat yaitu Mewujudkan peserta didik yang mandiri dan berbudi pekerti
luhur sesuai dengan nilai-nilai profil pelajar pancasila menuju pembelajaran yang merdeka.
Saya ingin bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak, agar kelak bisa berkolaborasi
dengan kontribusi yang positif bersama komunitas di sekolah maupun di komunitas yang
lain, tidak lain tujuannya adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Demikian refleksi tentang pembelajaran modul 1.3, semoga apa yang saya sampaikan dapat
menjadi motivasi untuk selalu berpikiran positif dan menggerakan menjadi lebih baik lagi.