4. MIX DESIGN
๏ฑ MIX DESIGN Adalah Pemilihan bahan
campuran beton dengan mempertimbangkan
kuantitas atau perbandingan dari setiap
materialnya agar beton mencapai kualitas yang
disyaratkan atau di rencanakan.
5. MIX DESIGN
Pemakaian Beton
Maksimum
(mm)
Minimum
(mm)
Dindin, Plat pondasi dan
pondasi telapak
bertulang
125 50
Pondasi Telapak tidak
bertulang, kaison dan
struktur dibawah tanah
90 25
Plat, Balok, Kolom, dan
dinding
150 75
Pengerasan Jalan 75 50
Pembetonan Masal 75 25
1. Tabel deviasi standar sebagai
unsur mutu pelaksanaan
2. Ukuran Slump Berdasarkan
Fungsi Bangunan
3. Tabel Air Campuran Dan
Persyaratan Kandungan Udara
Dalam Beton
9.5 12.5 19 25 37.5 50 75 150
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 238 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 178 160 -
Kandungan
Udara
dalam
beton (%)
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154 -
Total
Kandungan
Udara (%)
Peningkata
n
Workabilita
s
4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1
Terekspos
e sedang
6 5.5 5 4.5 4.5 4 3.5 3
Terkspose
Ekstrim
7.5 7 6 6 5.5 5 4.5 4
Kebutuhan Air l/m3)
Ukuran maksimum
Slump (mm)
TABEL DATA ACUAN
6. MIX DESIGN
4. Nilai Faktor Air Semen Menurut ACI
5. Kadar Semen Minimum Dan
Faktor Air Semen Maksimum
Jumlah semen
miminum per
m3 beton (kg)
Nila faktor air-
semen
maksimum
a. Keadaan keliling non-korosif 275 0.6
b. 325 0.52
a. 325 0.6
b. 275 0.6
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. 325 0.55
b. Lihat Tabel [a]
a. air tawar Lihat Tabel [b]
b. air laut
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air
Beton didalam ruang bangunan
Beton diluar ruang bangunan
KONDISI LINGKUNGAN
Keadaan keliling korosif disebabkan
oleh kondensasi atau uap-uap korosif
Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah
2.4 2.6 2.8 3
9.5 0.5 0.48 0.46 0.44
12.5 0.59 0.57 0.55 0.53
19 0.66 0.64 0.62 0.6
25 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 0.75 0.73 0.71 0.77
50 0.78 0.76 0.74 0.72
75 0.82 0.8 0.78 0.76
150 0.87 0.85 0.83 0.81
Uk. Agg
Mks (mm)
Vol. Agg. Kering Kasar/m3 untuk MHB
6. Volume Agregat Kasar/m3Beton
TABEL DATA ACUAN
7. MIX DESIGN
7. Perkiraan Berat Beton Segar kg/m3
Ukuran
Agregat
Maksimum
(mm)
Beton tanpa kandungan
udara (non air-entrained)
Beton dengan Kandungan
udara (air-entrained)
9.5 2200 2280
12.5 2230 2310
19 2275 2345
23 2290 2380
37.5 2350 2410
50 2345 2445
75 2405 2490
150 2435 2530
TABEL DATA ACUAN
13. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
5. TABEL REKAPITULASI
Research
Activity
: Beton Normal K-250 kubus
15x15x15)
Max Size og Agg. : 38,1 mm
Date Test : 12/11/2022
Test by : Lab. Bahan C-105
1.) f'c rencana = 25 Mpa => konversi ke bentuk kubus (K) =
250.00 kg/cm2
2.) Standar Deviasi (s) = 6 Mpa
3.) Margin (k.s) = 9.84 Mpa
4.) f'cr (kuat tekan rata-rata) = 34.84 Mpa => konversi ke bentuk kubus (K) =
348.40 kg/cm2
5.) Slump Flow = 7.5 cm => Dapat dilihat pada Tabel 1. SNI 03-2834-2000
**(merupakan nilai kekentalan
beton yang ditentukan
berdasarkan fungsi bangunan)
**(Standar deviasi adalah nilai
statistik yang digunakan untuk
menentukan sebaran sampel dan
seberapa dekat titik hasil dengan
rata-rata sampel)
**(margin merupakan nilai
tambah yang ditetapkan karena
adanya standar deviasi) dimana
nilai k biasanya diambil 1.64 untuk
bagian yang ditolak/cacat yang
diizinkan 5%
**(Nilai inilah yang digunakan
dalam perencanaan)
14. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
5. TABEL REKAPITULASI
Jenis Material
Split = Batu Pecah Rumpin
Pasir = Pasir Rangkas
Air = PDAM
Semen = Semen Tipe 1
Berat Isi
Split = 1055.49 kg/m3
Pasir = 1491.39 kg/m3
Berat Jenis Material
Split = 2234 kg/m3
Pasir = 2202 kg/m3
Air = 1000 kg/m3
Semen = 2870 kg/m3
Penyerapan
Split = 7.38 %
Pasir = 11.86 %
Kadar Air
Split = 3.71 %
Pasir = 9.29 %
Banyaknya Pasta per m3
6.) Keb. Air = 180.424 lt/m3
7.) Kandungan Udara = 0.976 %
*Ketentuan didasarkan pada Tabel 7; Modul 3 Rancangan Campuran Beton Normal (Adopsi ACI Method)
15. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
5. TABEL REKAPITULASI
Volume Beton per m3
Volume Pasta
10.) Semen = 0.103 m3
11.) Air = 0.180 m3
12.) Udara = 0.010 m3
Total Volume Pasta 0.293 m3
Volume Total Agregat = 1 - Volume Pasta
= 0.707 m3
16. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
6. PERHITUNGAN VOLUME AGREGAT
(Langkah 6) Perhitungan Vol. Agregat
Apabila volume agregat terukur dari modulus halus butir dan ukuran maks. Agregat
13.) Modulus Halus Agregat Halus = 3.400
Diambil dari data analisa saringan dimana modulus halus butir adalah kumulatif persen tertahan/100
Sehingga volume agregat kasar berdasarkan Tabel 9
14.) Volume Agregat Kasar (berdasarkan MHB)
= 0.69144 m3
15.) Keb. Agregat Kasar = 729.805 kg
16.) Berat Beton Segar = 2411.68 kg/m3
*Ketentuan didasarkan pada Tabel 10; Modul 3 Rancangan Campuran Beton Normal (Adopsi ACI Method)
18. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
8. KOREKSI PROPORSI CAMPURAN BETON
(Langkah 8.1) Koreksi Proporsi Campuran Beton/m3
Koreksi perlu dilakukan ketika dilapangan material yang akan digunakan dipengaruhi oleh kandungan air alami
dan penyerapan agregat guna menghindari kekeringan beton saat pelaksanaan.
Komposisi yang dihasil dari perhitungan standar ini adalah jumlah dalam kondisi kering.
Konsep:
Jika material basah --> nilai air > SSD sehingga -(%kadar air-%penyerapan)
Jika material kering --> nilai air < SSD sehingga +(%penyerapan-%kadar air)
21.) Air (terkoreksi) = 238.14 kg/m3
22.) Semen (terkoreksi) = 295.78 kg/m3
23.) Pasir (terkoreksi) = 1206.79 kg/m3
24.) Split (terkoreksi) = 730.08 kg/m3 +
25.) Total 2470.79 kg/m3
20. MIX DESIGN
HITUNGAN HASIL
PENGUJIAN
8. KOREKSI PROPORSI CAMPURAN BETON
Proporsi Campuran Kubus Beton (Sampling)
Keterangan: a.) Diameter Sampel = 15 cm
b.) Tinggi Sampel = 15 cm
c.) Volume Cetakan = 0,003375 m3
d.) Banyak Sampel = 1 bh
1) Air = 0,414 lt
2) Semen = 0,679 Kg
3) Pasir = 4,584 Kg
4) Split = 2,463 Kg
21. MIX DESIGN
KESIMPULAN
Berdasarakn dari praktikum yang telah dilakukan telah didapat nilai
proporsi campuran beton (sampling) untuk beton silinder dan beton kubus.
Nilai proporsi campuran untuk beton kubus, diantaranya :
1. Air yang dibutuhkan sebesar 0.414 Liter
2. Semen yang dibutuhkan sebesar 0.679 Kg
3. Agregat Halus (pasir) yang dibutuhkan 4.584 kg
4. Agregat kasar (split) yang dibutuhkan 2.463 kg
23. SLUMP BETON
๏ฑ Slump adalah suatu pengujian empiris atau
metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi
atau kekakuan dari campuranbeton segar (fresh
concrete) untuk menentukan tingkat workability suatu
beton. Kekakuan dalam suatu campuran beton
menunjukan berapa banyak air yang digunakan,
sehingga dapat menunjukan hasil campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air.
24. SLUMP BETON
1.ALAT DAN BAHAN PRATIKUM
1. TIMBANGAN 2. TALAM 3. MANGKOK
BESAR
4. MIXER 5. PENGGARIS 6. BEGISTING 7. KERUCUT
ABRAMS
KECIL
8. SENDOK
SEMEN
1. AGREGAT
KASAR 2463 KG
2. AGREGAT
HASLUS 4465 KG
3. SEMEN 4. AIR 500 ML
TAMBAH 400 ML
5. OLI
ALAT PRATIKUM
BAHAN PRATIKUM
25. SLUMP BETON
2. LANGHKAH PENGUJIAN
๏ฑ 1. Tuangkan
pasir dan
semen ke
dalam
mangkok
besar.
๏ฑ 2. Campurkan
pasir dan
semen
menggunakan
sendok semen
terlebih
dahulu.
๏ฑ 3. Memastikan
pasir dan
semen
tercampur
dengan rata
dengan
menggunakan
Mixer.
๏ฑ 4. Kemudian
setelah pasir
dan semen
tercampur rata
dengan baik,
masukan air
secara
perlahan
sambal
adukan
campurannya.
๏ฑ 5. Setelah
pasir dan
semen sudah
mulai
tercampur
dengan
tambahan air,
mulai
masukan
agregat kasar
atau split
kedalamnya..
26. SLUMP BETON
2. LANGHKAH PENGUJIAN
๏ฑ 6. Pastikan
campuran
pasir, semen
dan agregat
kasar
tercampur
dengan baik
dan menjadi
beton segar.
๏ฑ 7. Kemudian
masukan
beton segar
tadi pada
kerucut
abrams kecil.
๏ฑ 8. Selanjutnya
ratakan beton
segar yang
ada pada
kerucut
abrams tadi
dengan
menggetarkan
sampai terlihat
rata.
๏ฑ 9. Setelah rata,
maka
angkatlah
kerucut
abrams kecil
tadi dan
lakukan
pengukuran
penurunan
beton untuk
mendapatkan
nilai slump
beton.
๏ฑ 10. Bersihkan
bekisting, dan
pastikan
sudah bersih.
27. SLUMP BETON
2. LANGHKAH PENGUJIAN
๏ฑ 11. Kemudian
semprot
bekisting
dengan oli.
๏ฑ 12. Dan
masukan
beton segar
pada bekisting
yang sudah di
bersihkan dan
di semprot oli
tadi.
๏ฑ 13. Setelah
tusuk-tusuk
beton segar
yang sudah di
masukan pada
bekisting
supaya beton
dalam
bekisting rata,
tidak ada
poros.
28. SLUMP BETON
2. HASIL SLUMP TEST
Nilai slump : Tinggi alat slump โ Tinggi beton setelah
penurunan.
Konsistensi Slump Beton
Tinggi Kerucut ( Alat Slump ) 7 cm
Penurunan 0,6 cm
Hasil Slump Beton 6,4 cm
29. SLUMP BETON
3. KESIMPULAN
๏ฑ Pada pengujian Slump Beton yang telah
dilakukan terhadap campuran agregat yaitu 2.463 kg
agregat kasar, 4.465 kgagregat halus, 0.753 kg semen
Portland dan 500 ml di tambah 400 ml air. Pada
pengujian slump beton ini tinggi kerucut 7cm dan
penurunan 0,6 cm sehingga hasil slump beton yang di
dapat 6,4cm. Perencanaan slump beton adalah ยฑ2cm
7,5cm sehingga dapat kita tarik kesimpulan masih dapat
di gunakan.
31. KUAT TEKAN BETON
๏ฑ Kuat tekan beton adalah beban maksimum per
satuan luas yang mampu dipikul oleh beton hingga
runtuh. Kuat tekan beton merupakan parameter
utama yang harus diketahui dan dapat memberikan
gambaran tentang hampir semua sifat-sifat
mekanisnya yang lain dari beton tersebut. Hal ini
dikarenakan karakteristik utama beton adalah sangat
kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah
dalam menerima gaya tarik.
๏ฑ Menurut SNI โ1974โ2011 standar kuat tekan
beton dibatasi untuk beton yang memiliki
berat isi (unit weight) lebih besar dari 800
kg/m3, dan persentasi kesalahan
pembebanan untuk penggunaan mesin tekan
tidak boleh melampaui ยฑ 1,0% dari beban
yang ditunjukan dalam rentang yang
digunakan. Sehingga Benda uji tidak
diperkenankan untuk diuji jika salah satu
diameternya berbeda lebih dari 2% dengan
diameter bagian lainnya dari benda uji yang
sama. Kuat tekan beton juga memiliki
beberapa acuan standar yang lain, antara
lain, ASTM Cโ39โ72, ASTM Cโ192โ69 &
ASTM Cโ617โ71a .
32. KUAT TEKAN BETON
1. ALAT DAN BAHAN PRATIKUM
1. TIMBANGAN
2. MESIN TEKAN
A. ALAT PRATIKUM
B. BAHAN PRATIKUM
1. SAMPLE KUBUS
BETON
33. KUAT TEKAN BETON
2. LANGKAH KERJA
1. Siapkan sample beton
yang akan diuji kuat
tekannya. Sebelum
sample beton diuji,
angkat sample beton
dari bak curing. Hal
ini agar sample lebih
kering saja, tidak
berpengaruh pada
kuat tekan beton.
2. Hitung luas penampang
sample beton. Karena
beton yang akan diuji
memiliki bentuk kubus,
maka hitung
menggunakan rumus =
Sisi2 X 6. Sehingga
didapat 152 x 6 = 1350
cm2.
3. Kalibrasi timbangan yang
akan digunakan. Dengan
cara menggeser perlahan besi
penyeimbang timbangan
sampai timbangan seimbang.
4. Setelah timbangan
dikalibrasi, simpan
sample beton di atas
timbangan,
kemudian
tambahkan besi
timbangan di sisi
sebelahnya.
34. KUAT TEKAN BETON
2. LANGKAH KERJA
5. Apabila berat sample
beton sulit dicari, maka
geser perlahan besi
timbangan yang berada di
depan dan di belakang besi
penyeimbang utama
hingga didapat berat
sample beton.
6. Kemudian simpan sample
beton didalam alat penguji
kuat tekan.
7. Geser tuas depan
sehingga posisinya di
tengah tengah 2 dial
penunjuk. Hal ini
dilakukan agar
kedua dial di sisi
kanan dan kiri bisa
bergerak bersamaan.
8. Nyalakan mesin
dengan memutar
saklar yang
berada di
samping mesin.
35. KUAT TEKAN BETON
2. LANGKAH KERJA
5. Apabila berat sample
beton sulit dicari, maka
geser perlahan besi
timbangan yang berada di
depan dan di belakang besi
penyeimbang utama
hingga didapat berat
sample beton.
6. Kemudian simpan sample
beton didalam alat penguji
kuat tekan.
7. Geser tuas depan
sehingga posisinya di
tengah tengah 2 dial
penunjuk. Hal ini
dilakukan agar
kedua dial di sisi
kanan dan kiri bisa
bergerak bersamaan.
8. Nyalakan mesin
dengan memutar
saklar yang
berada di
samping mesin.
36. KUAT TEKAN BETON
2. LANGKAH KERJA
9. Tekan perlahan
tuas yang berada di
sebelah saklar ke
arah bawah hingga
sample beton retak
dan dial berhenti.
10. Setelah dial yang
berwarna hitam turun,
maka dial yang
berwarna merah akan
tetap berada di posisi
terakhir. Hal ini
menunjukan nilai kuat
tekan beton dalam
satuan KN
11. Setelah didapat nilai kuat
tekan beton, maka
bandingkan nilai kuat tekan
beton (95 KN) dengan luas
penampang sample beton
(1350 cm2).
12. Selanjutnya konversi nilai
kuat tekan beton menjadi satuan
Mpa
37. KUAT TEKAN BETON
3. RUMUS PENGUJIAN
a. Berat isi =
๐พ
๐ฝ
b. Kuat tekan (F) =
๐ท
๐จ
c. Konversi Kuat tekan =
๐ญ ๐ฟ ๐๐๐,๐๐
๐ซ๐๐ฌ๐ข๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ซ ๐๐ ๐๐๐๐
๐ฟ ๐ญ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Keterangan :
W : Berat sample beton (gr).
V : Volume beton (cm3)
F : Kuat tekan
P : Pembacaan dial (Dial merah)
A : Luas penampang beton
Faktor kalibrasi : Nilai yang didapat saat mesin dikalibrasi
38. KUAT TEKAN BETON
4. Tabel Data Sample Pratikum
Berat jenis semen
Berat beton 7345 gr
Luas penampang beton 1350 Cm2
Volume beton 3375 Cm3
Pembacaan dial 95 KN
Rasio umur beton 28 hari 0,68
Faktor kalibrasi 1,75
39. KUAT TEKAN BETON
5. Perhitungan Data
Berat isi =
๐พ
๐ฝ
=
๐๐๐๐ ๐๐
๐๐๐๐ ๐๐๐
= ๐, ๐๐๐ gr/cm3
Kuat tekan =
๐ท
๐จ
=
๐๐ ๐ฒ๐
๐๐๐๐ ๐๐๐
= ๐, ๐๐๐ Kn/cm2
Konversi kuat tekan =
๐ญ ๐ฟ ๐๐๐,๐๐
๐ซ๐๐ฌ๐ข๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ซ ๐๐ ๐๐๐๐
๐ฟ ๐ญ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
=
๐,๐๐๐ ๐ฒ๐/๐๐๐ ๐ฟ ๐๐๐,๐๐
๐,๐๐
๐ฟ ๐, ๐๐
= ๐๐, ๐๐ Kg/cm2
= ๐, ๐๐๐ Mpa
40. KUAT TEKAN BETON
5. Tabel Data Rekapitulasi
Berat jenis semen
Berat beton 7345 gr
Luas penampang beton 1350 Cm2
Volume beton 3375 Cm3
Pembacaan dial 95 KN
Rasio umur beton 28 hari 0,68
Faktor kalibrasi 1,75
Berat isi 2,176 gr/cm3
Kuat tekan 0,070 Kn/cm2
Konversi kuat tekan 1,837 Mpa
41. KUAT TEKAN BETON
6. Analisis Dan Kesimpulan
1. ANALISIS KESIMPULAN
Pada pengujian kuat tekan beton yang telah dilakukan terhadap sample beton dengan ukuran 15x15x15
Cm yang memiliki berat 7345 gr adalah menghasilkan nilai berat isi sebesar 2,176 gr/cm3 dan nilai kuat tekan
sebesar 0,070 Kn/cm2 atau jika dikonversi sebesar 1,837 Mpa.
Berdasarkan kuat tekan beton yang kita rencanakan di bab sebelumnya yang memiliki nilai rencana
kuat tekan fcโ r = 25 Mpa, nilai kuat tekan beton lapangan yang kita dapat sebesar 1,837 Mpa masih jauh dengan
nilai rencana kuat tekan beton yang kita rencanakan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton lapangan tidak sesuai dengan rencana kuat
tekan beton yang diharapkan. Hal ini bisa terjadi karena :
1. Curing yang dilakukan pada sample beton kurang maksimal, hanya dicuring selama 7 hari.
2. Proses curing yang kurang sesuai prosedur.
3. Mutu dan kualitas bahan sample beton yang kurang baik.
4. Human eror seperti proses pengadukan beton yang kurang sempurna, dll.
Langkah yang bisa kita lakukan apabila terjadi nilai kuat tekan beton lapangan tidak sesuai dengan nilai kuat tekan
beton yang kita rencanakan adalah :
1. Pembobokan beton yang sudah terpasang dilapangan.
2. Penambahan volume beton pada beton yang nilai kuat tekannya rendah.
3. Penambahan alat pengeras beton.