SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Pelayanan
Sedasi
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/251/2015
1
Sedasi
Definisi
Merupakan tindakan yang menimbulkan efek
depresi kesadaran sehingga menimbulkan rasa
kantuk/tidur dan menghilangkan kecemasan
dengan atau tanpa kehilangan komunikasi
verbal. Biasanya prosedur sedasi disertai dengan
pemberian analgesi untuk memfasilitasi
prosedur/tindakan baik diagnostik maupun
terapetik
2
Tingkat sedasi
1. Sedasi minimal
Tingkat sedasi dengan menggunakan obat
dimana penderita masih dapat melakukan
respon secara normal dan perintah lisan,
meskipun fungsi kognitif dan koordinasi
sudah menurun namun fungsi respirasi dan
kardiovaskular tidak dipengaruhi
3
Tingkat sedasi
2. Sedasi sedang
Tingkat sedasi dengan menggunakan
obat dimana kesadaran menurun
dengan respon terhadap perintah lisan
dan rangsang taktil sudah menurun
namun tidak membutuhkan intervensi
lebih lanjut untuk menjaga patensi jalan
nafas dan ventilasi spontan yang cukup
4
Tingkat sedasi
3. Sedasi dalam/anestesi umum
Tingkat sedasi dengan menggunakan obat
dimana tingkat kesadaran menurun sehingga
penderita tidak memberikan respon terhadap
perintah lisan namun berespon setelah rangsang
nyeri berulang. Kemampuan untuk menjaga
ventilasi secara spontan mungkin akan menurun
sehingga membutuhkan bantuan ventilasi dan
membuka jalan nafas
5
Modified Ramsay
6
Indikasi
Sebagai manajemen cemas, nyeri dan kontrol aktivitas untuk
tindakan:
1. Lumbar puncture pada pediatrik
2. Biopsi/FNAB pada pediatrik
3. Diagnostik/evaluasi radiologis
4. Pemasangan intravena
5. Prosedur lain yang menimbukan rasa nyeri dan cemas
contoh: kuretase, endoskopi
7
Kontra Indikasi
– Tanda vital/hemodinamik yang tidak
stabil
– Penderita dengan kemungkinan
kesulitan untuk dilakukan bantuan
resusitasi
8
Target Sedasi
– Keamanan dan keselamatan penderita
– Minimalisir rasa nyeri dan tidak nyaman
– Mengontrol kecemasan, meminimalisir trauma psikologis
dan memaksimalkan efek amnesia
– Mengontrol pergerakan untuk memudahkan tindakan
prosedur
– Mengembalikan penderita ke dalam keadaan aman
setelah dilakukan tindakan sedasi baik dari monitoring
hemodinamik maupun kriteria lain
9
Prosedur
Sedasi
10
Evaluasi
Pasien yang akan menjalani sedasi harus dievaluasi
sebelumnya  dokumentasi
 Anamnesis, PF, penunjang
– Riwayat pengobatan dan anestesi sebelumnya  apakah ada
masalah?
– Makan minum terakhir
– Penyakit sebelumnya  asma, HT, DM, CHF
– Pengobatan yang dipakai
– Riwayat alergi
– Riwayat infeksi aktif
11
Dokumen
12
Evaluasi
Penunjang
Bayi
0-12 bulan
Anak
1-14 tahun
Dewasa
< 40 tahun
Dewasa
> 40 tahun
Laboratorium
Darah rutin,
PT/APTT
   
GDS    
Ureum/Creatinin
*
HT, DM, dll
*
HT, DM, dll
SGOT/SGPT * *
Radiologi
Rontgen Thoraks 
*
Susp. TB, BP, dll
*
HT, DM, dll

EKG
*
HT, DM, dll

13
Persiapan Preoperatif
1. Persetujuan tindakan
kedokteran/anestesi/sedasi setelah
penjelasan mengenai prosedur
anestesi, penjelasan tentang risiko
tindakan anestesi dan penyulit
yang mungkin terjadi terhadap
penderita kepada penderita, orang
tua atau wali
14
Dokumen
15
Persiapan Preoperatif
2. Persiapan puasa
Intake Waktu Puasa
Cairan Jernih, air putih, juice buah tanpa
ampas, minuman berkarbonasi, teh
2 jam
ASI 4 jam
Sufor/Susu hewan 6 jam
Makanan padat 6-8 jam
16
Persiapan Preoperatif
3. Persiapan bila terjadi komplikasi
4. Persiapan alat dan obat(khususnya alat jalan nafas, dan obat
darurat) troli EMG
– Oksigen
– Suction
– Alat tatalaksana jalan nafas  OPA, NPA, laringoskop, ETT
– Face mask, ambu bag/jackson reese
– Obat resusitasi
– Obat analgesi dan sedasi
– Alat untuk pemasangan iv line
– Cairan resusitasi
17
Pelaksanaan
– Pasien telah dipasang infus dengan nomor besar
sebelumnya  lancar
– Penggunaan suplemen oksigen  nasal kanul
– Titrasi dan monitoring agent sedasi dan analgetik
– Monitoring kesadaran, fungsi vital secara terus menerus
– Dokumentasi tanda vital setiap 15 menit untuk sedasi
sedang dan setiap 5 menit untuk sedasi dalam
– Dokumentasi penggunaan obat dan waktu pemberian
18
Dokumen
19
Perawatan Pulih Sadar
Setelah penatalaksanaan sedasi penderita
hendaknya dirawat diruang pulih sadar
dengan monitoring tanda vital sampai tidak
ada gangguan depresi pernafasan dan
kardiovaskular
20
Perawatan Pulih Sadar
Kriteria umum untuk pemulihan di ruang pulih sadar/RR:
a) Perbedaan tanda vital kurang dari 15% dari tanda
vital pada saat sebelum tindakan
b) Mobilisasi sesuai umur , tanpa bantuan
c) Mampu melakukan intake oral
d) Beberapa agen anestesi seperti ketamin dapat
memberikan efek samping afasia selama 12-24 jam
pada anak  aktivitas sebaiknya dibatasi untuk
menghindarkan terjadinya trauma
21
Dokumen
22
Terimak
asih
23

More Related Content

Similar to Materi IHT Pelayanan Sedasi.pptx

bhd satlantas 23 nov 2023.pptx
bhd satlantas 23 nov 2023.pptxbhd satlantas 23 nov 2023.pptx
bhd satlantas 23 nov 2023.pptxdimaskj58
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatikrian92
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxawaldarmawan3
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropikaYadhi Muqsith
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...AlexFabrigaz Apt
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem sarafnataliaayp
 
Basic life support edit (ben)
Basic life support edit (ben)Basic life support edit (ben)
Basic life support edit (ben)carolbengngu
 
Asuhan keperawatan istirahat & tidur
Asuhan keperawatan istirahat & tidurAsuhan keperawatan istirahat & tidur
Asuhan keperawatan istirahat & tidurmuhammad isra
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxAdnalKhemalPasha
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasionalmataharitimoer MT
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-danCalista Paramitha
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asmawitanurma
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfsinaga25
 
RJP_Bayi dan Balita.pptx
RJP_Bayi dan Balita.pptxRJP_Bayi dan Balita.pptx
RJP_Bayi dan Balita.pptxhamnii
 

Similar to Materi IHT Pelayanan Sedasi.pptx (20)

PTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.pptPTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.ppt
 
bhd satlantas 23 nov 2023.pptx
bhd satlantas 23 nov 2023.pptxbhd satlantas 23 nov 2023.pptx
bhd satlantas 23 nov 2023.pptx
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
Atelektasis iii
Atelektasis iiiAtelektasis iii
Atelektasis iii
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
 
Basic life support edit (ben)
Basic life support edit (ben)Basic life support edit (ben)
Basic life support edit (ben)
 
Asuhan keperawatan istirahat & tidur
Asuhan keperawatan istirahat & tidurAsuhan keperawatan istirahat & tidur
Asuhan keperawatan istirahat & tidur
 
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
 
lanjut CPR
lanjut CPRlanjut CPR
lanjut CPR
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
 
RJP_Bayi dan Balita.pptx
RJP_Bayi dan Balita.pptxRJP_Bayi dan Balita.pptx
RJP_Bayi dan Balita.pptx
 
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan AsmaAsuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
 

Recently uploaded

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 

Recently uploaded (20)

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 

Materi IHT Pelayanan Sedasi.pptx

  • 1. Pelayanan Sedasi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/251/2015 1
  • 2. Sedasi Definisi Merupakan tindakan yang menimbulkan efek depresi kesadaran sehingga menimbulkan rasa kantuk/tidur dan menghilangkan kecemasan dengan atau tanpa kehilangan komunikasi verbal. Biasanya prosedur sedasi disertai dengan pemberian analgesi untuk memfasilitasi prosedur/tindakan baik diagnostik maupun terapetik 2
  • 3. Tingkat sedasi 1. Sedasi minimal Tingkat sedasi dengan menggunakan obat dimana penderita masih dapat melakukan respon secara normal dan perintah lisan, meskipun fungsi kognitif dan koordinasi sudah menurun namun fungsi respirasi dan kardiovaskular tidak dipengaruhi 3
  • 4. Tingkat sedasi 2. Sedasi sedang Tingkat sedasi dengan menggunakan obat dimana kesadaran menurun dengan respon terhadap perintah lisan dan rangsang taktil sudah menurun namun tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut untuk menjaga patensi jalan nafas dan ventilasi spontan yang cukup 4
  • 5. Tingkat sedasi 3. Sedasi dalam/anestesi umum Tingkat sedasi dengan menggunakan obat dimana tingkat kesadaran menurun sehingga penderita tidak memberikan respon terhadap perintah lisan namun berespon setelah rangsang nyeri berulang. Kemampuan untuk menjaga ventilasi secara spontan mungkin akan menurun sehingga membutuhkan bantuan ventilasi dan membuka jalan nafas 5
  • 7. Indikasi Sebagai manajemen cemas, nyeri dan kontrol aktivitas untuk tindakan: 1. Lumbar puncture pada pediatrik 2. Biopsi/FNAB pada pediatrik 3. Diagnostik/evaluasi radiologis 4. Pemasangan intravena 5. Prosedur lain yang menimbukan rasa nyeri dan cemas contoh: kuretase, endoskopi 7
  • 8. Kontra Indikasi – Tanda vital/hemodinamik yang tidak stabil – Penderita dengan kemungkinan kesulitan untuk dilakukan bantuan resusitasi 8
  • 9. Target Sedasi – Keamanan dan keselamatan penderita – Minimalisir rasa nyeri dan tidak nyaman – Mengontrol kecemasan, meminimalisir trauma psikologis dan memaksimalkan efek amnesia – Mengontrol pergerakan untuk memudahkan tindakan prosedur – Mengembalikan penderita ke dalam keadaan aman setelah dilakukan tindakan sedasi baik dari monitoring hemodinamik maupun kriteria lain 9
  • 11. Evaluasi Pasien yang akan menjalani sedasi harus dievaluasi sebelumnya  dokumentasi  Anamnesis, PF, penunjang – Riwayat pengobatan dan anestesi sebelumnya  apakah ada masalah? – Makan minum terakhir – Penyakit sebelumnya  asma, HT, DM, CHF – Pengobatan yang dipakai – Riwayat alergi – Riwayat infeksi aktif 11
  • 13. Evaluasi Penunjang Bayi 0-12 bulan Anak 1-14 tahun Dewasa < 40 tahun Dewasa > 40 tahun Laboratorium Darah rutin, PT/APTT     GDS     Ureum/Creatinin * HT, DM, dll * HT, DM, dll SGOT/SGPT * * Radiologi Rontgen Thoraks  * Susp. TB, BP, dll * HT, DM, dll  EKG * HT, DM, dll  13
  • 14. Persiapan Preoperatif 1. Persetujuan tindakan kedokteran/anestesi/sedasi setelah penjelasan mengenai prosedur anestesi, penjelasan tentang risiko tindakan anestesi dan penyulit yang mungkin terjadi terhadap penderita kepada penderita, orang tua atau wali 14
  • 16. Persiapan Preoperatif 2. Persiapan puasa Intake Waktu Puasa Cairan Jernih, air putih, juice buah tanpa ampas, minuman berkarbonasi, teh 2 jam ASI 4 jam Sufor/Susu hewan 6 jam Makanan padat 6-8 jam 16
  • 17. Persiapan Preoperatif 3. Persiapan bila terjadi komplikasi 4. Persiapan alat dan obat(khususnya alat jalan nafas, dan obat darurat) troli EMG – Oksigen – Suction – Alat tatalaksana jalan nafas  OPA, NPA, laringoskop, ETT – Face mask, ambu bag/jackson reese – Obat resusitasi – Obat analgesi dan sedasi – Alat untuk pemasangan iv line – Cairan resusitasi 17
  • 18. Pelaksanaan – Pasien telah dipasang infus dengan nomor besar sebelumnya  lancar – Penggunaan suplemen oksigen  nasal kanul – Titrasi dan monitoring agent sedasi dan analgetik – Monitoring kesadaran, fungsi vital secara terus menerus – Dokumentasi tanda vital setiap 15 menit untuk sedasi sedang dan setiap 5 menit untuk sedasi dalam – Dokumentasi penggunaan obat dan waktu pemberian 18
  • 20. Perawatan Pulih Sadar Setelah penatalaksanaan sedasi penderita hendaknya dirawat diruang pulih sadar dengan monitoring tanda vital sampai tidak ada gangguan depresi pernafasan dan kardiovaskular 20
  • 21. Perawatan Pulih Sadar Kriteria umum untuk pemulihan di ruang pulih sadar/RR: a) Perbedaan tanda vital kurang dari 15% dari tanda vital pada saat sebelum tindakan b) Mobilisasi sesuai umur , tanpa bantuan c) Mampu melakukan intake oral d) Beberapa agen anestesi seperti ketamin dapat memberikan efek samping afasia selama 12-24 jam pada anak  aktivitas sebaiknya dibatasi untuk menghindarkan terjadinya trauma 21