SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
FORMAT PENULISAN KARANGAN ILMIAH
KUTIPAN
CATATAN KAKI
BIBLIOGRAFI
Digubah oleh Dra. Ch. Hermin Ambarwati dari berbagai sumber
untuk kalangan sendiri
Nama :
Kelas :
Nomor :
Motto Belajar :
SMA MARSUDIRINI
Jalan Raya Narogong 202 Rawalumbu
Kemang Pratama
Bekasi
FORMAT PENULISAN KARANGAN ILMIAH
1. Bahan dan Ukuran Kertas
a. ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
b. jenis kertas: HVS 80 gram.
2. Pengetikan
a. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows,
seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
ukuran 12 kecuali untuk:
- Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul
dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah
asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12
sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul).
- Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
- Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab,
sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
- Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing
atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk
pembedaan sub-judul yang hirarkinya tidak setingkat), dan
sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan
mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau
bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat
dengan huruf miring biasa
- Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum
seperti PT, CV), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri
tanda titik.
Perkecualiannya adalah judul pada halaman persetujuan seminar
dan pengesahan skripsi dengan huruf biasa, dicetak tebal).
- Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah
kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar, kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab
dicetak dengan huruf tebal (bold).
3. Batas tepi (margin):
a. Tepi kiri : 4 cm
b. Tepi atas : 4 cm
c. Tepi kanan : 3 cm
d. Tepi bawah : 3 cm
4. Spasi
a. Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
b. Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal
c. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal
d. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
e. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang
daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi
gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan
Lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan
dengan bentuk/jenis lampiran.
f. Jarak pengetikan antara bab dan sub-bab 3 spasi, sub-bab dan
kalimat dibawahnya dua Spasi.
5. Penomoran halaman
Bagian awal, mulai dari halaman judul hingga ringkasan, memakai
angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan
seterusnya). Bagian inti, mulai Pendahuluan sampai Simpulan dan
Saran, memakai angka arab dan diketik di sebelah kanan atas (1,
2, dan seterusnya).
Format Karya Ilmiah
A. BAGIAN PEMBUKA
1. Halaman Sampul dan Halaman Judul
Halaman sampul dan halaman judul memuat 1) judul, 2) lambang
atau logo sekolah, 3) nama dan nomor siswa, dan 4) nama sekolah
dan alamat, 5) tahun ajaran
2. Halaman Pengesahan
Halaman ini memuat bukti pengesahan administratif dan akademik
oleh kepala sekolah. Halaman ini memuat 1) judul karya ilmiah, 2)
nama siswa yang membuat karya ilmiah, 3) kalimat pengesahan
beserta tanggal, bulan, dan tahun, 4) tanda tangan dan nama terang
guru pembimbing dan wali kelas
3. Abstrak
Abstrak disusun dengan komponen-komponen sebagai berikut: 1)
nama siswa, 2) tahun pembuatan, 3) judul karya ilmiah (dalam tanda
petik, huruf kapital hanya pada awal setiap kata), 4) kata Karya
Ilmiah ditulis miring, 5) nama sekolah, 6) nama kota, 7) kata
ABSTRAK Penulisan isi abstrak tersebut dituangkan dalam tiga
paragraf dengan spasi tunggal. Paragraf pertama berisi uraian
singkat mengenai latar belakang masalah dan tujuan penelitian.
Paragraf kedua berisi metode penelitian, mencakup populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik
analisis data. Paragraf ketiga berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai
pada kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari
penelitian yang dilakukan peneliti.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar Berisi ucapan syukur kepada Tuhan, garis besar
isi/tujuan penelitian , ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah berjasa dalam penulisan karangan ilmiah, harapan kritik dan
saran yang membangun.
5. Daftar Isi
Daftar isi ini memuat secara rinci isi keseluruhan karya ilmiah
beserta letak nomor halamannya, mulai dari halaman judul sampai
dengan lampiran. Komponen isi karya ilmiah ini dicantumkan dalam
daftar isi antara lain meliputi judul-judul bab dan subbab. Penulisan
daftar isi harus mempertahankan konsistensi dalam pencantuman
komponen-komponen itu. Semua judul bab dikerik dengan huruf
kapital.
6. Daftar Tabel, daftar grafik, gambar, dan singkatan (jika ada)
Daftar tabel
Memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk
setiap tabel. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal, antara judul tabel yang satu dengan
judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.Daftar tabel dan halaman
gambar berisi nomor urut halaman tempat tabel, dan gambar
tersebut disajikan. Tiap-tiap jenis dikelompokkan dan diberi nomor
urut tersendiri.
Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks.
7. Jumlah halaman mulai dari pendahuluan hingga saran minimal 30
halaman (tidak termasuk halaman judul dan lampiran)
A. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan serta tujuan
penelitian yang menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang
masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan
(akar permasalahan) . Berisi uraian tentang hal-hal yang melatar
belakangi timbulnya masalah.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan
merupakan suatu permasalahan dari latar belakang.
3. Tujuan Penelitian
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan
pembuatankarangan ilmiah dalam tujuan penulisan karangan
ilmiah berkaitan dengan rumusan masalah.
4. Manfaat Penelitian
Berisi tentang manfaat-manfaat yang terdapat dalam karangan
ilmiah dan berkaitan dengan rumusan masalah yang telah
diuraikan.
5. Batasan masalah
Bagian ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas.
Masalah yang terlalu luas harus dibatasi supaya pembahasan
lebih terfokus. Definisi Istilah (boleh ada, boleh tidak).
Mendefinisikan kata-kata atau istilah-istilah yang digunakan di
dalam pembuatan karangan ilmiah
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun
teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan
tema makalah/paper yang dipilih. Materi yang dibahas secara
teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam
kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa
mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori
tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak
diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula
halaman di mana kutipan tersebut diambil.
Bab ini membahas tiga hal penting yaitu:
1. Kerangka Teoretis
Dalam subbab ini diuraikan berbagai teori yang mendukung
permasalahan yang diajukan. Uraian dapat mengambil dari
buku-buku dengan berpedoman pada format karya ilmiah.
2. Kerangka Pemikiran
Dari berbagai teori yang dikemukakan dalam kerangka teoretik
kemudian ditentukan suatu kerangka berpikir yang digunakan
dalam penelitian.
3. Hipotesis (jika ada)
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap hasil
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Hipotesis boleh tidak disertakan dalam penulisan karangan
ilmiah.
Contoh:
1. H0: Kualitas belajar yang baik akan meningkatkan nilai hasil
belajar siswa kelas XI SMA Marsudirini.
2. H1: Kualitas belajar yang kurang baik akan menurunkan nilai
hasil belajar siswa kelas XI SMA Marsudirini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam
melaksanakan penelitian (dalam menyimpulkan data). Metodologi
menyangkut berbagai hal yang diperlukan dan digunakan selama
penelitian berlangsung. Hal tersebut mencakup:
a. metode yang digunakan dalam penelitian
 penertian metode penelitian
 metode yang digunakan (kualitatif/kuantitatif-umum)
 metode khusus (contoh metode deskriptif)
b. sumber data
person ( orang yang dapat memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara dan paper ( sumber data secara
tertulis seperti dokumen, artikel, koran, buku, dsb.)
c. populasi dan sampel
pengertian popolasi dan populasi yang digunakan.
Pengertian sampel dan jumlah sampel yang digunakan (min.
25% dari populasi)
d. teknik pengumpulan data
 interview
 observasi
 angket
 studi dokumentasi (dokumen-dokumen), dsb.
e. cara menganalisis data
pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikannya.
Contoh:
 data yang diperoleh dari interview dan observasi digunakan
untuk menjawab pertanyaan nomor satu dan dua dianalisis
dengan cara diurutkan, dikelompokkan, dan dikategorikan
dengan teknik tabulasi.
 Data yang diperoleh dari studi dokumentasi dipakai untuk
menjawab pertanyaan nomor tiga sampai nomor enam
dianalisis dengan cara dikelompokkan, dikategorikan, dan
dikomentari berdasarkan teori struktural.
Jika penelitian berupa percobaan:
Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan
dengan jenis penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang
bercorak eksperimental dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
a. Lokasi
Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai
tempat diberikan selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi
koordinat dan petanya.
b. Bahan
Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik
sampel maupun bahan habis pakai, seperti bahan kimia.
Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya disertai
keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya
disertai dengan merk dagang.
c. Peralatan
Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan
dalam penelitian.
d. Cara Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara
pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di
laboratorium, serta pengawetannya (jika ada). Perincian cara
kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang peneliti lain dalam
kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
Uraian dapat berupa:
a. Cara mengambil sampel.
b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c. Cara memelihara objek penelitian selama penelitian.
d. Cara membuat larutan.
e. Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban.
f. Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa.
g. Cara menginkubasi suatu kultur, dll.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana
tujuan penelitian dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan
pengetahuan yang telah mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk
keterbatasan temuan penelitian.
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah
dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang
seperti pembahasan.
2. Saran
Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah
dimunculkan dalam pembahasan. Saran yang diajukan
hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat
ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga,
ataupun swasta, ataupun pihak lain yang dianggap layak.
B. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan atau
pegangan, serta landasan penelitian. Daftar pustaka disusun atas dasar
alfabetis nama pengarang tanpa nomor urut. (1) nama pengarang, (2)
tahun terbit, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama
penerbit.
Cara Menulis Daftar Pustaka
Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus
didahulukan. Misalnya, Amin Santoso ditulis Santoso, Amin. Di
belakang nama diberi tanda titik (.). Nama gelar tidak perlu
dicantumkan.
Tahun terbit buku diakhiri tanda titik (.) Judul buku dan subjudul
(kalau ada) ditulis miring atau diberi garis bawah per kata dan
diakhiri tanda titik (.) , Kota penerbit diakhiri tanda titik (.) , Nama
penerbit buku diakhiri tanda titik (.)
Contoh :
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar
Baru.
2. Lampiran
Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang
mendukung dalam pembuatan makalah.
KUTIPAN
1. Pengertian kutipan
Pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku
maupun majalah.
2. Alasan mengutip
a. Kebenaran tentang sesuatu telah diselidiki oleh seorang ahli dan
sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah.
b. Penulis tidak punya banyak kesempatan untuk menyelidiki suatu
segi kecil dari tulisannya secara mendalam
3. Tujuan membuat kutipan
Menegaskan isi uraian dan membuktikan apa yang dikatakan
4. Jenis kutipan
a. Kutipan langsung, yaitu pinjaman pendapat dengan mengambil
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah
teks asli (dalam kartu data ditulis dengan menggunakan tanda
kutip)
b. Kutipan tak langsung, yaitu pinjaman pendapat seorang
pengarang atau tokoh terkenal berupa intisari atau ikhtisar dari
pendapat tersebut (dalam kartu data ditulis tanpa menggunakan
tanda kutip)
Nb: Dalam mengambil kutipan, hendaknya kutipan jangan terlalu
panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila penulis menganggap
perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik
memasukkannya dalam bagian apendiks atau lampiran.
5. Prinsip mengutip
a. Jangan mengadakan perubahan
Tetapi apabila penulis mengadakan perubahan secara teknis,
maka penulis harus memberikan keterangan dalam tanda
kurung segi empat [...] di belakang perbaikan. contoh: ...
dibutuhkan skill [cetak miring dari penulis]
b. Bila ada kesalahan dari teks asli
Penulis akan memberikan catatan singkat sic! dalam tanda
kurung segi empat [sic!] di belakang kata yang salah untuk
menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggung jawab atas
kesalahan itu. Penulis hanya sekadar mengutip sesuai dengan
apa yang tertulis dalam naskah aslinya. Contoh:
“ Kita [sic!] supel dalam kalimat tersebut mengandung
makna...”
c. Menghilangkan bagian kutipan
Penghilangan bagian-bagian tertentu diperbolehkan dengan
syarat tidak boleh mengubah makna asli atau makna
keseluruhan. Penghilangan itu biasanya ditandai dengan tiga
titik berspasi. Jika unsur yang dihilangkan terdapat pada akhir
kalimat, maka ketiga titik berspasi tersebut ditambahkan
sesudah titik yang mengakhiri kalimat. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya
dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris.
6. Cara-cara mengutip
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
1) Kutipan diintegrasikan langsung dengan teks
2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi
3) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan
setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan
nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi
2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
3) Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan
setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan
nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan tersebut.
5) Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila
kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan
c. Kutipan tak langsung
( yang dikutip hanya sari/intinya saja)
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) Jarak antar baris dua spasi
3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan
setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan
nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan tersebut.
d. Kutipan pada catatan kaki
Selain kutipan yang dimasukkan dalam teks, ada juga kutipan
yang diletakkan pada catatan kaki.
1) Kutipan selalu ditempatkan dalam spasi rapat Selalu
dimasukkan dalam tanda kutip
2) Dikutip tepat seperti teks aslinya
e. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan atas ucapan lisan dapat diambil dari ceramah-ceramah,
kuliah-kuliah, pidato, atau wawancara. Sebenarnya kutipan atas
ucapan lisan sulit dipercaya, kecuali oleh tokoh penting dalam
kesempatan luar biasa serta diikuti masyarakat luas. Bila penulis
ingin memasukkan kutipan lisan, maka sebaiknya ia
memperlihatkan naskah kutipan tersebut kepada orang yang
memberi keterangan agar mendapat pengesahan atau
perbaikan apabila terjadi kesalahan.
6. Tanggung jawab penulis
Tujuan mengutip ada dua; pertama, kutipan dibuat untuk
mengadakan sorotan, dan kedua, kutipan dibuat untuk memperkuat
sebuah uraian. Kutipan jenis pertama tidak begitu banyak menuntut
pertanggungjawaban penulis. Tanggung jawab penulis hanya
berkisar pada persoalan apakah bagian yang dikutip itu sepenuhnya
mencerminkan gagasan pengarang secara bulat dan dikutip tanpa
kesalahan. Kutipan jenis kedua menuntut pertanggungjawaban yang
lebih besar. Mengutip pendapat seseorang berarti kita menyetujui
pendapat itu, berarti penulis bertanggung jawab pula atas
kebenarannya dan bersedia pula memberikan bukti-bukti untuk
mempertahankan pendapat itu.
CATATAN KAKI
Pengertian Catatan kaki
Pengertian catatan kaki (footnote) menurut wikipedia catatan kaki adalah
daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau
akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan
keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai
pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi
Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang di tempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:193). Catatan
kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat
pula berupa keterangan tambahan.
Fungsi catatan kaki
Fungsi Akademis
 Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah
 Menunjukkan objektivitas kualitas karangan
 Mencegah pengulangan penulisan data pustaka
 Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi
 Memudahkan penyuntingan data pustaka
 Menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisnya.
 Fungsi Etika (moral)
 Pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi
 Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat
 Menunjukkan etika dan kejujuran intelektual , bukan plagiat
 Menunjukkan kesantunan akademis penulisnya.
Catatan kaki berupa keterangan tambahan:
 Memberikan penjelasan (keterangan) tambahan
 Memperjelas konsep , istilah , definisi , komentar , atau uraian tambahan
tanpa mengganggu proses pemahaman uraian
 Tidak mengganggu fokus analisis atau pembahasan
 Meningkatkan kualitas karangan
 Mempertinggi nilai estestika.
Tempat catatan kaki
Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah
digunakan dalam skripsi , tesis , disertasi , buku , atau karangan ilmiah
formal lainnya, Catatan kaki pada akhir bab di gunakan untuk karangan
populer. Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang
berbentuk artikel umtuk surat kabar , jurnal , majalah , laporan yang tidak
menggunakan pembagian bab , atau esai dalam buku kumpulan esai.
Penempatan catatan kaki harus konsisten. Misalnya, penempatan catatan
kaki pada kaki halaman pertama. Penempatan ini dilakukan seterusnya
dengan cara yang sama sampai dengan halaman terakhir. Jika
menggunakan cara penempatan pada kaki bab , cara yang sama harus
dilakukan sampai dengan akhir seluruh bab.
Penulisan Catatan Kaki (Gorrys Keraf)
 Harus disediakan ruang secukupnya pada kaki halaman sehingga margin
bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir
dari catatan kaki
 Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis
sepanjang 15 ketikan (huruf pika)/ 18 ketikan (huruf elite)
 Dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5-7 ketikan dari
margin kiri diketik nomor penunjukan
 Langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai
diketik baris pertama dari catatan kaki
 Antar catatan kaki dipisahkan dengan dua spasi
 Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi
 Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri
 Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10
Aturan penulisan catatan kaki
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis
berdasarkan cara berikut ini:
a. Pengarang
1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama
pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma
2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan
kaki mencantumkan gelar tersebut. Jika pengarangnya tidak lebih
dari tiga, maka nama pengarang ditulis semua, tetapi kalau lebih dari
tiga, maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis, nama-nama
lain ditulis dengan singkatan et al. (et alii = dan lain-lain) atau dkk.
3. Penunjukan pada sebuah kumpulan (bunga rampai, antologi)
ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama pengarang.
Singkatan ed. Boleh ditempatkan dalam tanda kurung, boleh juga
tidak.
4. Jika tidak ada nama pengarang atau editor, maka cacatan kaki
dimulai dengan judul buku atau judul artikel
b. Judul
1. Judul karangan seperti judul buku, judul majalah, harian, atau
ensiklopedi) dicetak miring atau digarisbawahi (manual) ; judul
artikel ditempatkan dalam tanda kutip.
2. Sesudah catatan kaki pertama, maka penyebutan kedua dan
seterusnya atas sumber yang sama, judul buku dan seterusnya tidak
perlu disebut lagi, dan digantikan dengan singkatan : Ibid., Op. Cit.,
atau Loc. Cit. Bila ada dua karya atau lebih dari seorang pengarang
digunakan, maka satu bentuk singkat dari judul biasanya digunakan
untuk menghilangkan keragu-raguan. Misalnya: Thalib,
Kemakmuran, hal. 76.
3. Sesudah penunjukan pertama kepada sebuah artikel dalam majalah
atau harian, maka untuk selanjutnya cukup dipergunakan judul
majalah atau harian tanpa judul artikel, misalnya: Majalah Ilmu-ilmu
Sastra Indonesia, hal. 78; Kompas, hal. 6. Bila ada lebih dari satu
nomor yang digunakan, maka cara tersebut tidak bisa digunakan.
c. Data Publikasi
1. Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan pada
referensi pertama; referensi-referensi selanjutnya (dalam kesatuan
nomor urut itu) ditiadakan. Dalam referensiyang pertama, tempat
dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan
dengan sebuah koma, misalnya ( Jakarta, 1973). Nama penerbit
biasanya ditinggalkan, tetapi jika harus mencantumkan juga, maka
harus ditempatkan sesudah nama tempat dengan didahului sebuah
tanda titik dua, misalnya (Jakarta: Jambatan, 1988).
2. Data publikasi bagi sebuah majalah, tidak perlu memuat nama
tempat dan penerbit, tetapi harus mencantumkan nomor jilid dan
nomor halaman.semua keterangan mengenai penanggalan biasanya
ditempatkan dalam tanda kurung, misalnya (April, 1980).
3. Data sebuah publikasi bagi artikel sebuah harian terdiri dari: hari,
tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak boleh
ditempatkan di dalam tanda kurung.
d. Jilid dan nomor halaman
1. Buku yang terdiri dari satu jilid, maka singkatan halaman (hal.)
dipakai untuk menunjuk nomor halaman, misalnya: hal. 78
2. Jika sebuah buku terdiri dari beberapa jilid, maka harus dicantumkan
nomor jilid dan nomor halaman. Untuk nomor jilid digunakan angka
romawi, sedangkan untuk nomor halaman digunakan angka Arab.
Untuk karya ilmiah biasanya digunakan cara lain, yaitu baik nomor
jilid maupun nomor halaman menggunakan angka Arab yang
dipisahkan oleh titik dua. Misalnya: MISI, I (April, 1998) hal. 46 atau
MISI, 1: 46 (April, 1998).
Contoh catatan kaki
Berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang digunakan
dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena
masing-masing sumber memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika
dimasukkan ke dalam catatan kaki. Berikut ini contohnya:
Contoh Catatan Kaki 1-3 Pengarang
Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu
hingga tiga pengarang, yaitu:
34
Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1991), hal. 4.
Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang
Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan
menggunakan empat penulis atau lebih, yaitu:
35
Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia (Klaten: Citra
Aji Parama, 2004), hal. 45.
Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar
Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan
catatan kakinya berbentuk:
36
Dinda Mutiara, "Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?", Kompas, 3
Mei, 1990, hal. 5.
37
Fajar Samudra, "SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa," Majalah
Pelajar MOP, I (Juni, 2005), hal. 22.
38
Ny. H. Subadio, “Penggunaan Sansekerta dalam Pembentukan Istilah
Baru,” Majalah Ilmu-Ilmu Sastra, 1: 48 (April, 1963).
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan
Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya
adalah sebagai berikut:
38
Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang
Belanda, terj. H. B. Jassin (Jakarta: Jambatan, 1972), hal. 54.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel
Jika referensinya berupa artikel dalam antologi, maka bentuk penulisan
catatan kakinya, yaitu:
39
Melani Budianta, "Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan
Pendidikan Sastra Pelajar Indonesia," Kaki langit, ed. Jamal D. Rahman
(Jakarta, 2002), hal. 282.
Jika referensinya berupa artikel dalam ensiklopedi, maka bentuk penulisan
catatan kakinya, yaitu:
40
T. Wright, "Language Varieties: Language and Dialect, "Ensiclopedia
of Linguistics, Information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd.,
1969), hal 243-251.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Tesis dan Disertasi yang belum
diterbitkan
Judul skripsi, tesis,disertasi, dsb. Yang belum diterbitkan ditempatkan dalam
tanda kutip. Nama fakultas/universitas atau kesempatan prasaran
disampaikan, tempat dan tahun ditempatkan dalam tanda kurung sesudah
judul tanpa koma.
41
Jos. Dan Parera, “ Fonologi Bahasa Gorontalo” (Skripsi Sarjana,
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1964), hal. 30
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya sebuah edisi dari karya seorang
pengarang atau lebih
Bila yang ditekankan editornya
42
Lukman Ali, ed., Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai
cermin Manusia Indonesia Baru (Jakarta, 1967) hal. 84-85.
Bila yang ditekankan pengarangnya
42
Harimurti Kridalaksana, “ Pembentukan Istilah Ilmiah dalam
Bahasa Indonesia,” Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai cermin
Manusia Indonesia Baru, ed. Lukman Ali (Jakarta, 1967), hal. 84-85.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya merujuk pada dua sumber atau lebih
43
M. J. Herkovits, Man and His Works: The science of Cultural
Anthropology (New York: Alfred A. Knopf, 1948), hal. 501; A. A.
Goldenweiser, The Principles of Limited Possibilities in the Development of
Cultural (London: Kegan Paul and Co, 1933), hal. 35-55.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya merujuk pada sumber kedua
44
M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa
Indonesia 1968 (Ende: nusa Indah, 1971), hal. 122, mengutip Charles F.
Hockett, A. Course in Modern Linguistics (New York: The Mac-Millan
Company, 1959), hal. 222.
atau
44
Charles F. Hockett, A. Course in Modern Linguistics (New York: The
Mac-Millan Company, 1959), hal. 222, dikutip oleh M. Ramlan, “Partikel-
partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa Indonesia 1968 (Ende: nusa
Indah, 1971), hal. 122.
Contoh catatan kaki dari internet
Nama penulis, judul tulisan, alamat web, tanggal mengakses, waktu
mengakses
Pudio, Metode/Cara Membuat Catatan Kaki, http://pudio-announcement-
news.blogspot.com/2011/08/metodecara-membuat-catatan-kaki-
foot.html, diakses 24 Oktober 2011, jam 11.30 WIB.
Catatan Singkat
Dalam praktik tulis-menulis sering Anda jumpai pula penulisan catatan kaki
singkat. Tulisan itu dapat berupa: Ibid, op.cit. dan loc.cit.
1. Ibid.
Ibid adalah singkatan dari Ibidium, artinya sama dengan di atas. Ibid hanya
ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. Itu berarti Ibid tidak
dipakai apabila ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya. Ibid
ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak mring, dan diakhiri
dengan titik. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain,
urutan penulisa: Ibid, jilid, halaman.
2. Op. Cit.
Op.Cit. adalah singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip, yaitu catatan kaki singkat yang digunakan untuk catatan kaki dari
sumber yang pernah dikutip, tetapi sudah disisipi catatan kaki lain dari
sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak
miring, dan setiap suku diikuti titik (.). Urutannya penulisan Op.Cit. adalah:
nama pengarang, Op.Cit., halaman.
3. Loc. Cit.
Loc.Cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya pada tempat yang sama.
Loc.Cit. merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa kumpulan
esai, jurnla, ensiklopedia, atau majalah; dan telah diselangi sumber lain.
Kutipan bersumber pada halaman yang sama, Loc.Cit. tidak diikuti oleh
nomor halaman.
Contoh:
1
Edgar Sturtevant, An Introduction to Linguistics Science (New
Haven, 1947), hal. 20.
2
Ibid.
3
Ibid., Hal. 30.
4
Richard Pittman, “Nauhatl Honorifies,” International Journal of
American Linguistics, XI (April, 1950), 374.
5
H. A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics (Rev. Ed.;
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1961), hal. 51-52.
6
Ibid.
7
Ibid., hal. 56.
8
Stutervant, Op. Cit., hal. 42.
9
M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa
Indonesia 1968 (Ende: Nusa Indah, 1971), hal. 122, mengutip Charles F.
Hockett, A Course in Modern Linguistics (New York: The
MacMillanCompany, 1959), hal. 222.
10
Robert Ralph Bolgar, “Rhetoric,” Encyclopaedia Britannica (1970),
XIX, 257-260.
11
Sturtevant, Op. Cit. Hal. 50.
12
Ibid.
13
Bolgar, Loc. Cit., hal. 260.
14
Pittman, Loc. Cit., hal. 376.
15
Ramlan, Loc. Cit., hal. 122.
16
Gleason, Op. Cit., hal. 54.
BIBLIOGRAFI
Pengertian bibliografi
Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel,
dan bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan yang sedang digarap.
Unsur-unsur bibliografi
1. nama pengarang dikutip secara lengkap
2. judul buku, termasuk judul tambahan
3. data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
Ketentuan Dalam Menulis Daftar Pustaka
1. Dalam menulis daftar pustaka menggunakan spasi tunggal dan jarak
antara daftar pustaka yang satu dan daftar pustaka lainnya
menggunakan spasi ganda.
2. Nama penulis diurutkan sesuai alfabetis dari A-Z, nama pengarang
yang ditulis lebih dahulu adalah nama belakang, jika ada nama atau
buku asing maka sebaiknya didahulukan dulu untuk ditulis.Nama
disusun dari nama belakang penulis (jika nama terdiri dari dua kata
atau lebih)menggunakan tanda koma.
3. Buku dengan dua/tiga pengarang namanya ditulis semua. Hanya
pengarang satu yang dibalik.
4. Buku dengan pengarang lebih dari tiga, hanya nama pengarang satu
yang ditulis dan dibalik, pengarang yang lain digantikan dengan dkk.
Atau et al.
5. Untuk penulisan nama Belanda van dan Arab al atau ibn diabaikan
dalam penulisan penyusunan abjad.
6. Nama Cina tidak perlu dibalikkan karena dimulai dengan nama
keluarga, kecuali disertai gelar atau nama babtis (selalu ditempatkan
diurutan belakang)
7. Jika disusun oleh sebuah lembaga, maka nama lembaga itu yang
dipakai untuk menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama
pengarang dan lembaga, urutan dimulai dari judul buku.
8. Apabila menggunakan dua buku sebagai sumber informasi yang
memiliki pengarang yang sama, maka penulisannya didahulukan
buku yang terbit terlebih dahulu, baru terbitan berikutnya. Penulisan
nama pengarang yang sama bisa digantikan dengan garis sepanjang
5-7 ketikan dan diakhiri titik.
Contoh:
Saryono, Djoko. 1995. Psikolinguistik. Malang: FPBS IKIP MALANG.
. 1997. Religiusitas Jawa dalam Fiksi Indonesia. Malang: FPBS
IKIP MALANG.
9. Bila karya yang dikutip berupa buku terjemahan, maka
penerjemahnya ditulis didahului dengan kata “terj.”
10. Penulisan baris pertama dimulai dari margin kiri, sedangkan baris
berikutnya menjorok ke dalam empat ketikan.
11. Tanda baca antar unsur menggunakan tanda titik, kecuali untuk
nama kota ke penerbit menggunakan tanda titik dua (:)
12. Sebaiknya dipisah antara referensi yang berasal dari buku, internet
atau media cetak.
13. Format penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari buku adalah
sebagai berikut: penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku (dicetak
miring). Edisi/cetakan (jika ada). Kota terbit: penerbit.
14. Buku terjemahan penulisannya: penulis buku asli. Tahun terbit buku
terjemahan. Judul buku asli, atau judul buku terjemahan. Edisi (jika
ada). Terjemahan (nama penerjemah). Kota terbit terjemahan:
penerbit terjemahan.
15. Daftar pustaka untuk artikel dalam sebuah buku: penulis artikel.
Tahun. Judul artikel (tanda kutip). Judul buku (cetak miring). Nama
editor( ed.). edisi (jika ada). Kota terbit: penerbit.
16. Daftar pustaka pada skripsi/tesis yang belum diterbitkan: penulis.
Tahun. Judul laporan (tanda petik dua). Nama proyek penelitian.
Nama institusi. Kota (tiga unsur ada di dalam kurung).
17. Daftar pustaka untuk artikel suratkabar: Penulis. Tahun. Judul
artikel.( tanda petik dua). Nama surat kabar (cetak miring). Tanggal
bulan terbit.
18. Daftar pustaka untuk artikel dari internet ( yang diperkenankan
diambil hanya artikel yang ada nama pengarangnya): penulis. Tahun.
Artikel (tanda kutip dua). Nama majalah (cetak miring, jika diambil
dari majalah). Alamat website (cetak miring). Diakses tanggal.
Contoh:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola
Organisasi(ITGovernance).http://rachdian.com/index2.php?opti
on=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August
2008
19. Untuk gelar apa pun dalam penulisan daftar pustaka tidak
dicantumkan.
20. Nama penulis yang menggunakan tanda penghubung, penulisannya
disatukan dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: Ahmad Al-
Ghazali penulisannya menjadi Al-Ghazali, Ahmad.
Mengapa Daftar Pustaka harus ditulis dengan benar?
 Memudahkan pembaca untuk menelusuri dari mana pemahaman
yang kita tuliskan itu berakar. Dengan menuliskan sumber dengan
benar, pembaca akan mudah merunutnya.
 Menjaga reputasi. Kalau di kaskus ada slogan ‘no pics= hoax’. Maka
dalam tulisan akademis kiranya berlaku juga ‘no reference= hoax’.
Dengan memberikan bahan rujukan yang valid, penulis menjaga
reputasinya bahwa dia tidak sekedar nulis ngalor-ngidul tanpa dasar.
 Menghargai karya orang lain. Memang sekedar copy-paste tanpa
rephrasing itu enak, cepat, tapi tidak halal. Bukan cuman urusan
Tuhan loh soal halal tidaknya tulisan ini. Bahkan Google pun bisa
dengan mudah melakukan banning terhadap blog yang tulisannya
terlalu banyak hasil copy-paste mentah-mentahan. Apalagi jika
tulisan anda itu bersifat akademis. Tentu akan lebih santun jika
sumbernya dituliskan dengan benar.
 Menghindari masalah lisensi/copyright. Saat ini ide, gagasan, dalam
apa pun itu bentuknya, bisa menadatangkan masalah jika digunakan
tanpa izin. Jadi dari pada nanti sampai dituntut atau gelar anda
dicopot gara-gara sumber yang ditulis ngawur, ayo, belajar
menuliskan daftar pustaka dengan benar, tak terkecuali jika
sumbernya dari internet.
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSES
“Setumpul-tumpulnya Pensil masih lebih tumpul Otak Manusia”
Maka
Catatlah agar bisa dibaca sehari, seminggu, sebulan, setahun,
atau mungkin berabad-abad lagi

More Related Content

Similar to CARA PENULISAN

Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)
Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)
Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)Siti Lubniatus Salam
 
5. bab-iii
5. bab-iii5. bab-iii
5. bab-iiibund2
 
Pedoman penulisan-e-jurnal-agrista
Pedoman penulisan-e-jurnal-agristaPedoman penulisan-e-jurnal-agrista
Pedoman penulisan-e-jurnal-agristaIr. Zakaria, M.M
 
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSAPA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSWidya Kurnia Arizona San
 
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptx
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptxSistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptx
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptxpecintatytydbesar
 
Panduan penulisan-makalah
Panduan penulisan-makalahPanduan penulisan-makalah
Panduan penulisan-makalahcahyaputraa
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahReza Pangestu
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaI Wayan Redhana
 
Buku panduan praktek kerja lapangan jadi
Buku panduan praktek kerja lapangan jadiBuku panduan praktek kerja lapangan jadi
Buku panduan praktek kerja lapangan jadiAl Badru
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahReza Pangestu
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugMuhammad Zen
 
Modul kti 15 oktober
Modul kti 15 oktoberModul kti 15 oktober
Modul kti 15 oktoberKutsiyatinMSi
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahDoris Agusnita
 
Project Buku panduan.docx
Project Buku panduan.docxProject Buku panduan.docx
Project Buku panduan.docxmadenp2018
 

Similar to CARA PENULISAN (20)

Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)
Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)
Siti lubniatus salam (karangan ilmiah)
 
5. bab-iii
5. bab-iii5. bab-iii
5. bab-iii
 
Pedoman penulisan-e-jurnal-agrista
Pedoman penulisan-e-jurnal-agristaPedoman penulisan-e-jurnal-agrista
Pedoman penulisan-e-jurnal-agrista
 
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSAPA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
 
Karya tulis
Karya tulisKarya tulis
Karya tulis
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptx
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptxSistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptx
Sistematika_Penulisan_Makalah_untuk_Maha.pptx
 
Panduan penulisan-makalah
Panduan penulisan-makalahPanduan penulisan-makalah
Panduan penulisan-makalah
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Buku panduan praktek kerja lapangan jadi
Buku panduan praktek kerja lapangan jadiBuku panduan praktek kerja lapangan jadi
Buku panduan praktek kerja lapangan jadi
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
 
Modul kti 15 oktober
Modul kti 15 oktoberModul kti 15 oktober
Modul kti 15 oktober
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
 
Project Buku panduan.docx
Project Buku panduan.docxProject Buku panduan.docx
Project Buku panduan.docx
 
Sistematika jurnal.pptx
Sistematika jurnal.pptxSistematika jurnal.pptx
Sistematika jurnal.pptx
 
Lkti
LktiLkti
Lkti
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

CARA PENULISAN

  • 1. FORMAT PENULISAN KARANGAN ILMIAH KUTIPAN CATATAN KAKI BIBLIOGRAFI Digubah oleh Dra. Ch. Hermin Ambarwati dari berbagai sumber untuk kalangan sendiri Nama : Kelas : Nomor : Motto Belajar : SMA MARSUDIRINI Jalan Raya Narogong 202 Rawalumbu Kemang Pratama Bekasi FORMAT PENULISAN KARANGAN ILMIAH 1. Bahan dan Ukuran Kertas a. ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm). b. jenis kertas: HVS 80 gram. 2. Pengetikan a. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain. b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk: - Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul). - Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10. - Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya. - Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa - Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT, CV), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik.
  • 2. Perkecualiannya adalah judul pada halaman persetujuan seminar dan pengesahan skripsi dengan huruf biasa, dicetak tebal). - Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar, kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold). 3. Batas tepi (margin): a. Tepi kiri : 4 cm b. Tepi atas : 4 cm c. Tepi kanan : 3 cm d. Tepi bawah : 3 cm 4. Spasi a. Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda. b. Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal c. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal d. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun dengan menggunakan spasi ganda. e. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran. f. Jarak pengetikan antara bab dan sub-bab 3 spasi, sub-bab dan kalimat dibawahnya dua Spasi. 5. Penomoran halaman Bagian awal, mulai dari halaman judul hingga ringkasan, memakai angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya). Bagian inti, mulai Pendahuluan sampai Simpulan dan Saran, memakai angka arab dan diketik di sebelah kanan atas (1, 2, dan seterusnya). Format Karya Ilmiah A. BAGIAN PEMBUKA 1. Halaman Sampul dan Halaman Judul Halaman sampul dan halaman judul memuat 1) judul, 2) lambang atau logo sekolah, 3) nama dan nomor siswa, dan 4) nama sekolah dan alamat, 5) tahun ajaran 2. Halaman Pengesahan Halaman ini memuat bukti pengesahan administratif dan akademik oleh kepala sekolah. Halaman ini memuat 1) judul karya ilmiah, 2) nama siswa yang membuat karya ilmiah, 3) kalimat pengesahan beserta tanggal, bulan, dan tahun, 4) tanda tangan dan nama terang guru pembimbing dan wali kelas 3. Abstrak Abstrak disusun dengan komponen-komponen sebagai berikut: 1) nama siswa, 2) tahun pembuatan, 3) judul karya ilmiah (dalam tanda petik, huruf kapital hanya pada awal setiap kata), 4) kata Karya Ilmiah ditulis miring, 5) nama sekolah, 6) nama kota, 7) kata ABSTRAK Penulisan isi abstrak tersebut dituangkan dalam tiga paragraf dengan spasi tunggal. Paragraf pertama berisi uraian singkat mengenai latar belakang masalah dan tujuan penelitian. Paragraf kedua berisi metode penelitian, mencakup populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Paragraf ketiga berisi hasil penelitian dan pembahasan.
  • 3. Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan peneliti. 4. Kata Pengantar Kata pengantar Berisi ucapan syukur kepada Tuhan, garis besar isi/tujuan penelitian , ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan karangan ilmiah, harapan kritik dan saran yang membangun. 5. Daftar Isi Daftar isi ini memuat secara rinci isi keseluruhan karya ilmiah beserta letak nomor halamannya, mulai dari halaman judul sampai dengan lampiran. Komponen isi karya ilmiah ini dicantumkan dalam daftar isi antara lain meliputi judul-judul bab dan subbab. Penulisan daftar isi harus mempertahankan konsistensi dalam pencantuman komponen-komponen itu. Semua judul bab dikerik dengan huruf kapital. 6. Daftar Tabel, daftar grafik, gambar, dan singkatan (jika ada) Daftar tabel Memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.Daftar tabel dan halaman gambar berisi nomor urut halaman tempat tabel, dan gambar tersebut disajikan. Tiap-tiap jenis dikelompokkan dan diberi nomor urut tersendiri. Daftar gambar Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. 7. Jumlah halaman mulai dari pendahuluan hingga saran minimal 30 halaman (tidak termasuk halaman judul dan lampiran) A. BAGIAN ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan serta tujuan penelitian yang menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) . Berisi uraian tentang hal-hal yang melatar belakangi timbulnya masalah. 2. Rumusan masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan merupakan suatu permasalahan dari latar belakang. 3. Tujuan Penelitian Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatankarangan ilmiah dalam tujuan penulisan karangan ilmiah berkaitan dengan rumusan masalah. 4. Manfaat Penelitian Berisi tentang manfaat-manfaat yang terdapat dalam karangan ilmiah dan berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan.
  • 4. 5. Batasan masalah Bagian ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas. Masalah yang terlalu luas harus dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus. Definisi Istilah (boleh ada, boleh tidak). Mendefinisikan kata-kata atau istilah-istilah yang digunakan di dalam pembuatan karangan ilmiah BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian. Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana kutipan tersebut diambil. Bab ini membahas tiga hal penting yaitu: 1. Kerangka Teoretis Dalam subbab ini diuraikan berbagai teori yang mendukung permasalahan yang diajukan. Uraian dapat mengambil dari buku-buku dengan berpedoman pada format karya ilmiah. 2. Kerangka Pemikiran Dari berbagai teori yang dikemukakan dalam kerangka teoretik kemudian ditentukan suatu kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian. 3. Hipotesis (jika ada) Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis boleh tidak disertakan dalam penulisan karangan ilmiah. Contoh: 1. H0: Kualitas belajar yang baik akan meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas XI SMA Marsudirini. 2. H1: Kualitas belajar yang kurang baik akan menurunkan nilai hasil belajar siswa kelas XI SMA Marsudirini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam menyimpulkan data). Metodologi menyangkut berbagai hal yang diperlukan dan digunakan selama penelitian berlangsung. Hal tersebut mencakup: a. metode yang digunakan dalam penelitian  penertian metode penelitian  metode yang digunakan (kualitatif/kuantitatif-umum)  metode khusus (contoh metode deskriptif) b. sumber data person ( orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara dan paper ( sumber data secara tertulis seperti dokumen, artikel, koran, buku, dsb.) c. populasi dan sampel pengertian popolasi dan populasi yang digunakan. Pengertian sampel dan jumlah sampel yang digunakan (min. 25% dari populasi)
  • 5. d. teknik pengumpulan data  interview  observasi  angket  studi dokumentasi (dokumen-dokumen), dsb. e. cara menganalisis data pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikannya. Contoh:  data yang diperoleh dari interview dan observasi digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor satu dan dua dianalisis dengan cara diurutkan, dikelompokkan, dan dikategorikan dengan teknik tabulasi.  Data yang diperoleh dari studi dokumentasi dipakai untuk menjawab pertanyaan nomor tiga sampai nomor enam dianalisis dengan cara dikelompokkan, dikategorikan, dan dikomentari berdasarkan teori struktural. Jika penelitian berupa percobaan: Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak eksperimental dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu: a. Lokasi Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat diberikan selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan petanya. b. Bahan Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel maupun bahan habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya disertai keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya disertai dengan merk dagang. c. Peralatan Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam penelitian. d. Cara Kerja Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium, serta pengawetannya (jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang peneliti lain dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula. Uraian dapat berupa: a. Cara mengambil sampel. b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium. c. Cara memelihara objek penelitian selama penelitian. d. Cara membuat larutan. e. Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban. f. Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa. g. Cara menginkubasi suatu kultur, dll. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan dari bab pembahasan ini adalah : 1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai. 2. Menafsirkan temuan penelitian. 3. Menganalisis hasil penelitian. 4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan. 5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
  • 6. 6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian. BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan. 2. Saran Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam pembahasan. Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang dianggap layak. B. BAGIAN AKHIR 1. Daftar Pustaka Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan atau pegangan, serta landasan penelitian. Daftar pustaka disusun atas dasar alfabetis nama pengarang tanpa nomor urut. (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Cara Menulis Daftar Pustaka Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus didahulukan. Misalnya, Amin Santoso ditulis Santoso, Amin. Di belakang nama diberi tanda titik (.). Nama gelar tidak perlu dicantumkan. Tahun terbit buku diakhiri tanda titik (.) Judul buku dan subjudul (kalau ada) ditulis miring atau diberi garis bawah per kata dan diakhiri tanda titik (.) , Kota penerbit diakhiri tanda titik (.) , Nama penerbit buku diakhiri tanda titik (.) Contoh : Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru. 2. Lampiran Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan makalah.
  • 7. KUTIPAN 1. Pengertian kutipan Pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah. 2. Alasan mengutip a. Kebenaran tentang sesuatu telah diselidiki oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah. b. Penulis tidak punya banyak kesempatan untuk menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam 3. Tujuan membuat kutipan Menegaskan isi uraian dan membuktikan apa yang dikatakan 4. Jenis kutipan a. Kutipan langsung, yaitu pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli (dalam kartu data ditulis dengan menggunakan tanda kutip) b. Kutipan tak langsung, yaitu pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut (dalam kartu data ditulis tanpa menggunakan tanda kutip) Nb: Dalam mengambil kutipan, hendaknya kutipan jangan terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam bagian apendiks atau lampiran. 5. Prinsip mengutip a. Jangan mengadakan perubahan Tetapi apabila penulis mengadakan perubahan secara teknis, maka penulis harus memberikan keterangan dalam tanda kurung segi empat [...] di belakang perbaikan. contoh: ... dibutuhkan skill [cetak miring dari penulis] b. Bila ada kesalahan dari teks asli Penulis akan memberikan catatan singkat sic! dalam tanda kurung segi empat [sic!] di belakang kata yang salah untuk menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Penulis hanya sekadar mengutip sesuai dengan apa yang tertulis dalam naskah aslinya. Contoh: “ Kita [sic!] supel dalam kalimat tersebut mengandung makna...” c. Menghilangkan bagian kutipan Penghilangan bagian-bagian tertentu diperbolehkan dengan syarat tidak boleh mengubah makna asli atau makna keseluruhan. Penghilangan itu biasanya ditandai dengan tiga titik berspasi. Jika unsur yang dihilangkan terdapat pada akhir kalimat, maka ketiga titik berspasi tersebut ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris. 6. Cara-cara mengutip a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris 1) Kutipan diintegrasikan langsung dengan teks 2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi 3) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip 4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu. b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris 1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi 2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi 3) Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip
  • 8. 4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan tersebut. 5) Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan c. Kutipan tak langsung ( yang dikutip hanya sari/intinya saja) 1) Kutipan diintegrasikan dengan teks 2) Jarak antar baris dua spasi 3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip 4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan tersebut. d. Kutipan pada catatan kaki Selain kutipan yang dimasukkan dalam teks, ada juga kutipan yang diletakkan pada catatan kaki. 1) Kutipan selalu ditempatkan dalam spasi rapat Selalu dimasukkan dalam tanda kutip 2) Dikutip tepat seperti teks aslinya e. Kutipan atas ucapan lisan Kutipan atas ucapan lisan dapat diambil dari ceramah-ceramah, kuliah-kuliah, pidato, atau wawancara. Sebenarnya kutipan atas ucapan lisan sulit dipercaya, kecuali oleh tokoh penting dalam kesempatan luar biasa serta diikuti masyarakat luas. Bila penulis ingin memasukkan kutipan lisan, maka sebaiknya ia memperlihatkan naskah kutipan tersebut kepada orang yang memberi keterangan agar mendapat pengesahan atau perbaikan apabila terjadi kesalahan. 6. Tanggung jawab penulis Tujuan mengutip ada dua; pertama, kutipan dibuat untuk mengadakan sorotan, dan kedua, kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian. Kutipan jenis pertama tidak begitu banyak menuntut pertanggungjawaban penulis. Tanggung jawab penulis hanya berkisar pada persoalan apakah bagian yang dikutip itu sepenuhnya mencerminkan gagasan pengarang secara bulat dan dikutip tanpa kesalahan. Kutipan jenis kedua menuntut pertanggungjawaban yang lebih besar. Mengutip pendapat seseorang berarti kita menyetujui pendapat itu, berarti penulis bertanggung jawab pula atas kebenarannya dan bersedia pula memberikan bukti-bukti untuk mempertahankan pendapat itu.
  • 9. CATATAN KAKI Pengertian Catatan kaki Pengertian catatan kaki (footnote) menurut wikipedia catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang di tempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:193). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan. Fungsi catatan kaki Fungsi Akademis  Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah  Menunjukkan objektivitas kualitas karangan  Mencegah pengulangan penulisan data pustaka  Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi  Memudahkan penyuntingan data pustaka  Menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisnya.  Fungsi Etika (moral)  Pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi  Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat  Menunjukkan etika dan kejujuran intelektual , bukan plagiat  Menunjukkan kesantunan akademis penulisnya. Catatan kaki berupa keterangan tambahan:  Memberikan penjelasan (keterangan) tambahan  Memperjelas konsep , istilah , definisi , komentar , atau uraian tambahan tanpa mengganggu proses pemahaman uraian  Tidak mengganggu fokus analisis atau pembahasan  Meningkatkan kualitas karangan  Mempertinggi nilai estestika. Tempat catatan kaki Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah digunakan dalam skripsi , tesis , disertasi , buku , atau karangan ilmiah formal lainnya, Catatan kaki pada akhir bab di gunakan untuk karangan populer. Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel umtuk surat kabar , jurnal , majalah , laporan yang tidak menggunakan pembagian bab , atau esai dalam buku kumpulan esai. Penempatan catatan kaki harus konsisten. Misalnya, penempatan catatan kaki pada kaki halaman pertama. Penempatan ini dilakukan seterusnya dengan cara yang sama sampai dengan halaman terakhir. Jika menggunakan cara penempatan pada kaki bab , cara yang sama harus dilakukan sampai dengan akhir seluruh bab. Penulisan Catatan Kaki (Gorrys Keraf)  Harus disediakan ruang secukupnya pada kaki halaman sehingga margin bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki  Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis sepanjang 15 ketikan (huruf pika)/ 18 ketikan (huruf elite)  Dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan  Langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki  Antar catatan kaki dipisahkan dengan dua spasi
  • 10.  Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi  Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri  Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10 Aturan penulisan catatan kaki Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini: a. Pengarang 1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma 2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut. Jika pengarangnya tidak lebih dari tiga, maka nama pengarang ditulis semua, tetapi kalau lebih dari tiga, maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis, nama-nama lain ditulis dengan singkatan et al. (et alii = dan lain-lain) atau dkk. 3. Penunjukan pada sebuah kumpulan (bunga rampai, antologi) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama pengarang. Singkatan ed. Boleh ditempatkan dalam tanda kurung, boleh juga tidak. 4. Jika tidak ada nama pengarang atau editor, maka cacatan kaki dimulai dengan judul buku atau judul artikel b. Judul 1. Judul karangan seperti judul buku, judul majalah, harian, atau ensiklopedi) dicetak miring atau digarisbawahi (manual) ; judul artikel ditempatkan dalam tanda kutip. 2. Sesudah catatan kaki pertama, maka penyebutan kedua dan seterusnya atas sumber yang sama, judul buku dan seterusnya tidak perlu disebut lagi, dan digantikan dengan singkatan : Ibid., Op. Cit., atau Loc. Cit. Bila ada dua karya atau lebih dari seorang pengarang digunakan, maka satu bentuk singkat dari judul biasanya digunakan untuk menghilangkan keragu-raguan. Misalnya: Thalib, Kemakmuran, hal. 76. 3. Sesudah penunjukan pertama kepada sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka untuk selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel, misalnya: Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, hal. 78; Kompas, hal. 6. Bila ada lebih dari satu nomor yang digunakan, maka cara tersebut tidak bisa digunakan. c. Data Publikasi 1. Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan pada referensi pertama; referensi-referensi selanjutnya (dalam kesatuan nomor urut itu) ditiadakan. Dalam referensiyang pertama, tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan sebuah koma, misalnya ( Jakarta, 1973). Nama penerbit biasanya ditinggalkan, tetapi jika harus mencantumkan juga, maka harus ditempatkan sesudah nama tempat dengan didahului sebuah tanda titik dua, misalnya (Jakarta: Jambatan, 1988). 2. Data publikasi bagi sebuah majalah, tidak perlu memuat nama tempat dan penerbit, tetapi harus mencantumkan nomor jilid dan nomor halaman.semua keterangan mengenai penanggalan biasanya ditempatkan dalam tanda kurung, misalnya (April, 1980). 3. Data sebuah publikasi bagi artikel sebuah harian terdiri dari: hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak boleh ditempatkan di dalam tanda kurung. d. Jilid dan nomor halaman 1. Buku yang terdiri dari satu jilid, maka singkatan halaman (hal.) dipakai untuk menunjuk nomor halaman, misalnya: hal. 78 2. Jika sebuah buku terdiri dari beberapa jilid, maka harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman. Untuk nomor jilid digunakan angka romawi, sedangkan untuk nomor halaman digunakan angka Arab. Untuk karya ilmiah biasanya digunakan cara lain, yaitu baik nomor jilid maupun nomor halaman menggunakan angka Arab yang dipisahkan oleh titik dua. Misalnya: MISI, I (April, 1998) hal. 46 atau MISI, 1: 46 (April, 1998).
  • 11. Contoh catatan kaki Berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang digunakan dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena masing-masing sumber memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika dimasukkan ke dalam catatan kaki. Berikut ini contohnya: Contoh Catatan Kaki 1-3 Pengarang Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu hingga tiga pengarang, yaitu: 34 Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hal. 4. Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih, yaitu: 35 Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia (Klaten: Citra Aji Parama, 2004), hal. 45. Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan catatan kakinya berbentuk: 36 Dinda Mutiara, "Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?", Kompas, 3 Mei, 1990, hal. 5. 37 Fajar Samudra, "SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa," Majalah Pelajar MOP, I (Juni, 2005), hal. 22. 38 Ny. H. Subadio, “Penggunaan Sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru,” Majalah Ilmu-Ilmu Sastra, 1: 48 (April, 1963). Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai berikut: 38 Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin (Jakarta: Jambatan, 1972), hal. 54. Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel Jika referensinya berupa artikel dalam antologi, maka bentuk penulisan catatan kakinya, yaitu: 39 Melani Budianta, "Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan Sastra Pelajar Indonesia," Kaki langit, ed. Jamal D. Rahman (Jakarta, 2002), hal. 282. Jika referensinya berupa artikel dalam ensiklopedi, maka bentuk penulisan catatan kakinya, yaitu: 40 T. Wright, "Language Varieties: Language and Dialect, "Ensiclopedia of Linguistics, Information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal 243-251. Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Tesis dan Disertasi yang belum diterbitkan Judul skripsi, tesis,disertasi, dsb. Yang belum diterbitkan ditempatkan dalam tanda kutip. Nama fakultas/universitas atau kesempatan prasaran disampaikan, tempat dan tahun ditempatkan dalam tanda kurung sesudah judul tanpa koma.
  • 12. 41 Jos. Dan Parera, “ Fonologi Bahasa Gorontalo” (Skripsi Sarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1964), hal. 30 Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya sebuah edisi dari karya seorang pengarang atau lebih Bila yang ditekankan editornya 42 Lukman Ali, ed., Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai cermin Manusia Indonesia Baru (Jakarta, 1967) hal. 84-85. Bila yang ditekankan pengarangnya 42 Harimurti Kridalaksana, “ Pembentukan Istilah Ilmiah dalam Bahasa Indonesia,” Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai cermin Manusia Indonesia Baru, ed. Lukman Ali (Jakarta, 1967), hal. 84-85. Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya merujuk pada dua sumber atau lebih 43 M. J. Herkovits, Man and His Works: The science of Cultural Anthropology (New York: Alfred A. Knopf, 1948), hal. 501; A. A. Goldenweiser, The Principles of Limited Possibilities in the Development of Cultural (London: Kegan Paul and Co, 1933), hal. 35-55. Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya merujuk pada sumber kedua 44 M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa Indonesia 1968 (Ende: nusa Indah, 1971), hal. 122, mengutip Charles F. Hockett, A. Course in Modern Linguistics (New York: The Mac-Millan Company, 1959), hal. 222. atau 44 Charles F. Hockett, A. Course in Modern Linguistics (New York: The Mac-Millan Company, 1959), hal. 222, dikutip oleh M. Ramlan, “Partikel- partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa Indonesia 1968 (Ende: nusa Indah, 1971), hal. 122. Contoh catatan kaki dari internet Nama penulis, judul tulisan, alamat web, tanggal mengakses, waktu mengakses Pudio, Metode/Cara Membuat Catatan Kaki, http://pudio-announcement- news.blogspot.com/2011/08/metodecara-membuat-catatan-kaki- foot.html, diakses 24 Oktober 2011, jam 11.30 WIB. Catatan Singkat Dalam praktik tulis-menulis sering Anda jumpai pula penulisan catatan kaki singkat. Tulisan itu dapat berupa: Ibid, op.cit. dan loc.cit. 1. Ibid. Ibid adalah singkatan dari Ibidium, artinya sama dengan di atas. Ibid hanya ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. Itu berarti Ibid tidak dipakai apabila ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya. Ibid ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak mring, dan diakhiri dengan titik. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisa: Ibid, jilid, halaman. 2. Op. Cit. Op.Cit. adalah singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip, yaitu catatan kaki singkat yang digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi sudah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku diikuti titik (.). Urutannya penulisan Op.Cit. adalah: nama pengarang, Op.Cit., halaman.
  • 13. 3. Loc. Cit. Loc.Cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya pada tempat yang sama. Loc.Cit. merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa kumpulan esai, jurnla, ensiklopedia, atau majalah; dan telah diselangi sumber lain. Kutipan bersumber pada halaman yang sama, Loc.Cit. tidak diikuti oleh nomor halaman. Contoh: 1 Edgar Sturtevant, An Introduction to Linguistics Science (New Haven, 1947), hal. 20. 2 Ibid. 3 Ibid., Hal. 30. 4 Richard Pittman, “Nauhatl Honorifies,” International Journal of American Linguistics, XI (April, 1950), 374. 5 H. A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics (Rev. Ed.; New York: Holt, Rinehart and Winston, 1961), hal. 51-52. 6 Ibid. 7 Ibid., hal. 56. 8 Stutervant, Op. Cit., hal. 42. 9 M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa Indonesia 1968 (Ende: Nusa Indah, 1971), hal. 122, mengutip Charles F. Hockett, A Course in Modern Linguistics (New York: The MacMillanCompany, 1959), hal. 222. 10 Robert Ralph Bolgar, “Rhetoric,” Encyclopaedia Britannica (1970), XIX, 257-260. 11 Sturtevant, Op. Cit. Hal. 50. 12 Ibid. 13 Bolgar, Loc. Cit., hal. 260. 14 Pittman, Loc. Cit., hal. 376. 15 Ramlan, Loc. Cit., hal. 122. 16 Gleason, Op. Cit., hal. 54.
  • 14. BIBLIOGRAFI Pengertian bibliografi Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap. Unsur-unsur bibliografi 1. nama pengarang dikutip secara lengkap 2. judul buku, termasuk judul tambahan 3. data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, Ketentuan Dalam Menulis Daftar Pustaka 1. Dalam menulis daftar pustaka menggunakan spasi tunggal dan jarak antara daftar pustaka yang satu dan daftar pustaka lainnya menggunakan spasi ganda. 2. Nama penulis diurutkan sesuai alfabetis dari A-Z, nama pengarang yang ditulis lebih dahulu adalah nama belakang, jika ada nama atau buku asing maka sebaiknya didahulukan dulu untuk ditulis.Nama disusun dari nama belakang penulis (jika nama terdiri dari dua kata atau lebih)menggunakan tanda koma. 3. Buku dengan dua/tiga pengarang namanya ditulis semua. Hanya pengarang satu yang dibalik. 4. Buku dengan pengarang lebih dari tiga, hanya nama pengarang satu yang ditulis dan dibalik, pengarang yang lain digantikan dengan dkk. Atau et al. 5. Untuk penulisan nama Belanda van dan Arab al atau ibn diabaikan dalam penulisan penyusunan abjad. 6. Nama Cina tidak perlu dibalikkan karena dimulai dengan nama keluarga, kecuali disertai gelar atau nama babtis (selalu ditempatkan diurutan belakang) 7. Jika disusun oleh sebuah lembaga, maka nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang dan lembaga, urutan dimulai dari judul buku. 8. Apabila menggunakan dua buku sebagai sumber informasi yang memiliki pengarang yang sama, maka penulisannya didahulukan buku yang terbit terlebih dahulu, baru terbitan berikutnya. Penulisan nama pengarang yang sama bisa digantikan dengan garis sepanjang 5-7 ketikan dan diakhiri titik. Contoh: Saryono, Djoko. 1995. Psikolinguistik. Malang: FPBS IKIP MALANG. . 1997. Religiusitas Jawa dalam Fiksi Indonesia. Malang: FPBS IKIP MALANG. 9. Bila karya yang dikutip berupa buku terjemahan, maka penerjemahnya ditulis didahului dengan kata “terj.” 10. Penulisan baris pertama dimulai dari margin kiri, sedangkan baris berikutnya menjorok ke dalam empat ketikan. 11. Tanda baca antar unsur menggunakan tanda titik, kecuali untuk nama kota ke penerbit menggunakan tanda titik dua (:) 12. Sebaiknya dipisah antara referensi yang berasal dari buku, internet atau media cetak. 13. Format penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari buku adalah sebagai berikut: penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku (dicetak miring). Edisi/cetakan (jika ada). Kota terbit: penerbit. 14. Buku terjemahan penulisannya: penulis buku asli. Tahun terbit buku terjemahan. Judul buku asli, atau judul buku terjemahan. Edisi (jika ada). Terjemahan (nama penerjemah). Kota terbit terjemahan: penerbit terjemahan. 15. Daftar pustaka untuk artikel dalam sebuah buku: penulis artikel. Tahun. Judul artikel (tanda kutip). Judul buku (cetak miring). Nama editor( ed.). edisi (jika ada). Kota terbit: penerbit.
  • 15. 16. Daftar pustaka pada skripsi/tesis yang belum diterbitkan: penulis. Tahun. Judul laporan (tanda petik dua). Nama proyek penelitian. Nama institusi. Kota (tiga unsur ada di dalam kurung). 17. Daftar pustaka untuk artikel suratkabar: Penulis. Tahun. Judul artikel.( tanda petik dua). Nama surat kabar (cetak miring). Tanggal bulan terbit. 18. Daftar pustaka untuk artikel dari internet ( yang diperkenankan diambil hanya artikel yang ada nama pengarangnya): penulis. Tahun. Artikel (tanda kutip dua). Nama majalah (cetak miring, jika diambil dari majalah). Alamat website (cetak miring). Diakses tanggal. Contoh: Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi(ITGovernance).http://rachdian.com/index2.php?opti on=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008 19. Untuk gelar apa pun dalam penulisan daftar pustaka tidak dicantumkan. 20. Nama penulis yang menggunakan tanda penghubung, penulisannya disatukan dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: Ahmad Al- Ghazali penulisannya menjadi Al-Ghazali, Ahmad. Mengapa Daftar Pustaka harus ditulis dengan benar?  Memudahkan pembaca untuk menelusuri dari mana pemahaman yang kita tuliskan itu berakar. Dengan menuliskan sumber dengan benar, pembaca akan mudah merunutnya.  Menjaga reputasi. Kalau di kaskus ada slogan ‘no pics= hoax’. Maka dalam tulisan akademis kiranya berlaku juga ‘no reference= hoax’. Dengan memberikan bahan rujukan yang valid, penulis menjaga reputasinya bahwa dia tidak sekedar nulis ngalor-ngidul tanpa dasar.  Menghargai karya orang lain. Memang sekedar copy-paste tanpa rephrasing itu enak, cepat, tapi tidak halal. Bukan cuman urusan Tuhan loh soal halal tidaknya tulisan ini. Bahkan Google pun bisa dengan mudah melakukan banning terhadap blog yang tulisannya terlalu banyak hasil copy-paste mentah-mentahan. Apalagi jika tulisan anda itu bersifat akademis. Tentu akan lebih santun jika sumbernya dituliskan dengan benar.  Menghindari masalah lisensi/copyright. Saat ini ide, gagasan, dalam apa pun itu bentuknya, bisa menadatangkan masalah jika digunakan tanpa izin. Jadi dari pada nanti sampai dituntut atau gelar anda dicopot gara-gara sumber yang ditulis ngawur, ayo, belajar menuliskan daftar pustaka dengan benar, tak terkecuali jika sumbernya dari internet. SELAMAT BELAJAR SEMOGA SUKSES “Setumpul-tumpulnya Pensil masih lebih tumpul Otak Manusia” Maka Catatlah agar bisa dibaca sehari, seminggu, sebulan, setahun, atau mungkin berabad-abad lagi