SlideShare a Scribd company logo
1 of 186
Download to read offline
MALAY LITERATURE SERIES, 4
HIKAYAT ABDULLAH
BIN ABDUL KADIR, MUNSHl
JILID YANG PERTAMA
1939.
PRINTED AT THE MALAYA PUBLISHING H OUSE, LIMITED
Terchap ke-empat kali-nya
SINGAPORE
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
PERPUSTAKAAN NEGARA
SINGAPURA
Hadiah dari
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
MALAY LITERATURE SERIES, 4.
(Published with the Assistance of the Government of the Federated Malay States)
HIKAYAT ABDULLAH
BIN ABDUL KADIR, MUNSHI.
Fourth Edition
JILID YANG PERTAMA
SINGAPORE
MALAYA PUBLISHING HOUSE, LIMITED.
1939.
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
PENGENALAN.
Bahwa maka ada-lah ka-pada tatkala hijrat sanat 1246 tahun,
ka-pada lima likur hari-bulan Shaaban 'l-mukarram, da'itu ka-
pada dua likur hari-bulan October tarikh Masehi sanat 1840 tahun,
bahwa dewasa itu ada-lah sa'orang sahabat-ku, ia'itu orang puteh
yang ku kasehi akan dia, maka ia-lah meminta sangat-sangat ka-
pada-ku, ia'itu hendak mengetahui akan asal-usul-ku, dan peri
hikayat segala kehidupan diri-ku; maka ia meminta karangkan
suatu kitab dalam bahasa Malayu. Maka ada-lah sebab segala
hal dan perkara yang tersebut itu menjadi mashghul-lah aku,
serta berat-lah rasa-nya anggota-ku, sebab dudok berfikirkan
kehendak kekaseh-ku yang demikian, karna segala hal-chwal yang
tersebut itu semua-nya perkara-perkara yang telah lalu zaman-nya.
Sa-bagai lagi, yang mendatangkan duka-chita dalam hati-ku,
sebab bahwa sa-sunggoh-nya aku ini sa-orang bodoh lagi dengan
kurang budi-ku dan faham-ku dalam ilmu bahasa, maka ber-
tambah-tambah pula pichek pengetahuan-ku dalam ilmu mengarang
ada-nya. Shahadan lagi, ada-lah hal-ku ini timbul tenggelam
dalam pekerjaan jawatan-ku; maka oleh sebab segala perkara yang
tersebut itu-lah mendatangkan perchintaan dalam hati-ku.
Sa-bagai pula, maka ketakutan-lah aku akan diri-ku, sebab ku
dengar dan ku lihat kechuali-nya kebanyakkan pula orang yang
mengaku diri-nya pada zaman ini pandai, dan chakap-nya pun
berlebeh-lebehan supaya di-perchaya orang akan dia pandai, tetapi
chakap angin sahaja; maka apabila di-surohkan orang akan dia
berbuat barang suatu pekerjaan, atau karangan, atau dari-hal
tulis-menulis erti bahasa, neschaya di-dapati-lah akan dia itu
kosong; sebab segala chakap dan kepandaian-nya itu bukan dengan
pelajaran, melainkan menengar-nengar sahaja sa-panjang jalan,
maka sebab itu-lah tiada berketahuan hulu hilir-nya. Dan lagi
pula kebanyakkan orang yang bebal, yang tiada berbatu uji di-
tangan-nya, apabila ia menengar chakap orang berbagai-bagai itu,
ya, bukan, ada-lah kelakuan-nya seperti orang mengantok di-
sorongkan bantal, maka lelap-lah sahaja ia, yaani perchaya-lah
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
PENGENALAN.
Ada pun kitab Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir ini
telah di-chapkan mula-mula pada batu, dengan khat Abdullah
sendiri. Telah itu di-chapkan pula beberapa kali oleh orang
lain, tetapi sudah di-ubah sedikit-sedikit parkataan-nya dari-
pada kitab yang mula-mula di-keluarkan. Akan sekarang yang
kita memindahkan Hikayat Abdullah ka-pada suratan Inggeris
(romanised) ini, sudah kita membandingkan dengan kitab asal
yang telah di-keluarkan oleh Munshi Abdullah sendiri itu;
mudah-mudahan berbetulan seperti karangan yang asal itu
ada-nya.
W. G. SHELLABEAR.
Malacca, July 1907.
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
ia akan dia dengan tiada di-choba-nya ya-kah atau tidak?" Sa-
umpama sa-batang buloh terdiri, maka pada sangka-nya ini-lah
sa-batang kayu yang baik lagi lurus, tiada bengkang-bengkok.
pesti ada berteras dalam-nya; maka jikalau kira-nya orang yang
mempunya'i budi, neschaya di-belah-nya-lah dahulu, di-lihat-nya
dalam-nya, neschaya di-dapati-nya kosong ada-nya. Tetapi ada-
lah seperti kata arif: "Bahwa-sanya jauhari juga yang mengenal
manikam." Maka istimewa pula pada zaman ini, semenjak Selat
telah menjadi negeri, belalang telah menjadi lang, dan pijat-pijat
pun telah menjadi kura-kura, dan chaching pun telah menjadi
ular naga. Bermula ada pun asal-nya segala ajaib ini terbit-nya
dari sebab harta dunia ini; maka jikalau hina dan bodoh sakali
pun. asal ada berharta, neschaya ia-lah pandai dan termulia; maka
jikalau pandai dan mulia, tetapi tiada berharta, neschaya terhina
juga.
Sa-bermula ada-lah segala perkataan dan mithal dan umpama-
an itu semua-nya aku ambil ibarat bagi diri-ku: pertama-tama
hina keadaan diri-ku, dan kedua miskin hal kehidupan-ku, dan
ketika kurang ilmu dan faham-ku, dan ke'empat bukan-nya aku
ini ahli bagi pekerjaan karang-mengarang itu; maka bahwa-sanya
tiada-lah bagi-ku kuat kuasa dan daya upaya melainkan dari-pada
Allah ada-nya. Dan lagi sakali-kali tiada sunyi diri-ku dari-hal
bersifat kekurangan dan kelemahan pad a tiap-tiap masa dan ke-
tika ada-nya.
Kalakian sa-telah habis-lah fikiran-ku yang demikian, maka
tiba-tiba tersedar-lah sa-olah-olah di-kejutkan orang akan daku
dari-pada tidur-ku, sambil berkata demikian, "Jikalau kira-nya
engkau hina, meminta-lah pada yang mulia; dan jikalau engkau
miskin, pinta-lah pada yang kaya; dan jikalau kurang faham-mu,
pohonkan-lah ka-pada Tuhan. yang telah berjanji barang siapa
yang meminta ia akan mendapat." Maka jikalau kira-nya demi-
kian-lah kemurahan-nya Tuhan itu, insha Allah taala aku me-
minta tolong juga dengan sa-boleh-boleh-nya ka-pada-nya, yang
telah membentangkan langit yang sa-besar itu dengan tiada ber-
tongkat, supaya di-penohi-nya akan kehendak kekaseh-ku itu.
Maka jikalau aku ini bukan-nya ahli bagi yang demikian sakali
pun. bahwa harap-lah juga aku ka-pada-nya akan menyerta'i aku
atas pekerjaan yang sedikit ini ada-nya.
2
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
HIKAYAT ABDULLAH.
Bahwa sekarang dengarkan oleh-mu, hai kekaseh-ku, maka
ada-lah aku karangkan akan kitab ini dari-hal hikayat diri-ku;
maka ku nama'i akan dia "Hikayat Abdullah." Maka ada-lah,
ku renchanakan dalam-nya dari zaman moyang-k u sampai-lah ka-
pada masa aku di-peranakkan oleh ibu-ku dalam negeri Malaka
(barang di-peliharakan Allah dari-pada segala mara-bahaya dan
benchana), sahingga barang yang ku lib at dan yang ku dengar
dari-pada segala hal-ehwal zaman-zaman yang tersebut itu, baik
dalam negeri Malaka, baik dalam negeri Singapura, ada-lah ku
sebutkan dalam hikayat-ku ini, ia'itu sa-hingga ka-pada tarikh
penghabisan kitab ini. Maka dalam segala hal yang tersebut itu,
telah yakin hati-ku mengatakan bahwa dapat-tiada ada-lah juga
beberapa kesalahan dalam-nya dari-pada khilaf atau lupa, baik
dari-pada jalan bahasa-nya. baik dari-pada chetera-chetera-nya,
baik dari-pada hubongan huruf-nya, atau dari-pada changgong
perkataan-nya ; maka atas sakalian perkara ini aku menundokkan
kepala-ku di-hadapan tuan-tuan atau cnchek-cnchek segala yang
sudi membacha hikayat-ku ini yang telah mendapat kesalahan-nya.
Maka dengan sa-suchi-suchi hati-ku, serta dengan muka yang
manis, aku meminta ampun dan maaf dari-pada khilaf dan bebal-
ku itu; sebab aku telah mengaku dari-pada mula-nya kitab ini,
bahwa sakali-kali jauh aku dari-pada nama pandai itu, maka da-
pat-tiada aku ini ada penoh dengan bodoh dan kesalahan pada
tiap-tiap masa dan ketika.
Sa-bermula ada pun moyang-ku laki-laki itu sa-orang orang
Arab, negeri-nya Yaman, dan bangsa-nya Uthmani, dan nama-
nya Shaikh Abdul Kadir; maka ada-lah pekerjaan-nya itu
menjadi guru dari-pada agama dan bahasa. Maka ia'itu turun
dari Yaman ka-bawah angin, maka singgah-lah ia di-tanah
Keling, dalam negeri Nagur, lalu mengajar-lah orang-orang di-
sana dengan begerapa lama-nya. Dalam hal yang demikian, maka
di-peristerikan orang-lah akan dia. Hata maka ia pun mendapat
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
4 Hikayat Abdullah.
empat orang anak laki-laki, sa'orang bernama Muhammad Ibrahim,
dan sa'orang Muhammad Desa, dan sa'orang Nur Muhammad,,
dan sa'orang Zainu 'l-Abidin; maka kemudian ia pun mati-
lah di-sana.
Maka kemudian dari-pada mati-nya itu, maka anak-anak-nya
itu pun turun-lah ka-bawah angin ini. Ada pun anak-nya yang
bernama Muhammad Ibrahim itu datang-lah ka-Malaka, maka di-
peristerikan orang-lah ia dengan nenek-ku perempuan, yang ber-
nama Peri Achi, ia'itu anak perempuan Shaikh Mira Lebai.
Maka beranakkan-lah bapa-ku, maka di-taroh-nya nama anak-nya
itu Shaikh Abdul Kadir, dari sebab mengambil berkat nama
bapa-nya.
Shahadan maka anak-nya yang lagi tiga orang itu semua-nya
pergi ka-sa-belah tanah Jawa; ada pun Muhammad Desa itu pergi
ka-negeri Ambun, beranak beristeri di-sana; dan Nur Muhammad
itu pergi ka-negeri Sadayu, beranak berchuchu di-sana; dan Zainu
'l-Abidin itu ka-negeri Samarang, tinggal beranak berbuah di-situ,
sampai mati.
Sa-bermula ada pun bapa-ku itu, besar-lah ia dalam negeri
Malaka. Maka tatkala sudah-lah ia khatam mengaji Koraan,.
kemudian belajar bahasa, dan belajar kira-kira; sa-telah sudah-lah
sempurna ia dalam perkara itu, maka pergi-lah berniaga membawa
dagangan ka-hulu Malaka berjual-beli. Hata dengan beberapa
lama-nya ia di-sana, pekerjaan-nya sambil berniaga sambil meng-
ajar orang-orang hulu itu, dari-pada hal mengaji dan sembah-
yang dan sa-bagai-nya, dari-hal perkara agama Islam. Maka
dengan hal yang demikian, kaseh-lah merika'itu sakalian akan
dia; lalu di-peristerikan orang-lah ia di-sana, serta di-jadikan-nya
akan dia khatib dalam kampong yang bernama Lobok Kepong..
Maka dudok-lah ia di-sana sedikit hari, kemudian maka berpindah-
lah merika'itu sakalian ka-Sungai Baharu; maka dudok-lah ia di-
Sungai Baharu menjadi khatib. Maka kemudian dari-pada itu,
maka beranak-lah ia sa'orang anak laki-laki, di-nama'i-nya Mu-
hammad Ali, dan sa'orang anak perempuan, nama-nya Sharifah.
Bermula ada pun bapa-ku itu pandai dalam bahasa Hindu,
ia'itu bahasa Keling, dari-pada tulis-menulis dan ilmu kira-kira
dalam bahasa itu; istimewa dalam bahasa Malayu, dari-pada tulis-
menulis, dan mangarang, dan membuat surat kiriman ka-pada
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
raja-raja Malayu; maka sakalian perkara ini-lah pekerjaan-nya
menchari makan pada zaman itu. Dan lagi ia ada mengajar tuan
Inggeris, yang bernama Tuan Marsden, dari-pada jalan bahasa
Malayu; maka ada-lah tuan itu memberi pada-nya satu surat,
tanda ia ada belajar dari-pada-nya. Maka ada pun surat yang
tersebut itu ada-lah ku dapati dalam peti tulis bapa-ku, maka ku
unjokkan ka-pada tuan paderi Thomsen, karna ada-lah hal-ku
pada ketika itu sa-patah pun tiada tahu bertutur bahasa Inggeris,
istimewa pula surat-nya. Maka apabila di-lihat oleh Tuan Thom-
sen akan surat itu, maka kata-nya, "Surat ini nama-nya dalam
bahasa Inggeris character, di-beri oleh Tuan Marsden ka-pada
enchek punya bapa; bahwa tuan itu-lah yang mengarang kitab
laughat bahasa Malayu dan bahasa Inggeris; maka ia ada bela-
jar ka-pada enchek punya bapa, lama-nya sa-tahun delapan bulan
dalam negeri Malaka ada-nya."
Sa-bermula maka kemudian dari-pada bapa-ku itu tinggal di-
Sungai Baharu beberapa lama-nya, maka segala adek-kakak bapa-
ku yang di-dalam Malaka terlalu sangat suka-chita hendak meng-
awinkan akan dia dalam Malaka. Maka dalam hal itu bapa-ku
pun mendapat sakit payah di-Sungai Baharu, lalu pergi-lah segala
adek-kakak dari Malaka mengambil akan dia, di-bawa-lah ka-
Malaka; lalu bercherai-lah ia dengan bini-nya yang di-Sungai
Baharu itu, lalu pulang-lah ka-Malaka. Beberapa lama-nya
kemudian, maka di-peristerikan orang-lah dengan bonda-ku dalam
negeri Malaka, ia'itu ka-pada tarikh sanat 1200. Ada pun
asal ibu-ku itu, nenek-nya orang Hindu, dan negeri-nya Kedah,
maka datang-lah merika'itu ka-Malaka masok agama Islam, ia
pun beranakkan-lah ibu-ku itu dalam Malaka, maka di-nama'i-nya
Salamah.
Shahadan maka ada-lah pada masa itu pekerjaan bapa-ku itu
memegang pekerjaan tuan shah-bandar Holanda, ia'itu zaman
Holanda yang dahulu dalam negeri Malaka. Maka bahwa-sanya
ada-lah bapa-ku ka-pada zaman itu umpama-nya seperti sa'ekur
tikus yang jatoh ka-dalam gedong beras, tiada-lah berkira-kira
lagi, dudok dengan kesenangan-nya; berteriak di-kiri, di-kanan
menyahut. Maka jikalau ringgit ini, seperti ayer basoh tangan
ada-nya, maka terlupa-lah ia kelak akan hal dunia ini berubah-
ubah-lah kesudahan-nya. Maka bonda-ku pun beranakkan-lah
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
abang-ku yang sulong anak laki-laki; kemudian dari-pada empat
bulan umur-nya, mati-lah. Maka dengan hal yang demikian
empat orang abang-ku laki-laki mati.
Hata maka Inggeris pun datang-lah mengambil negeri Ma-
laka dari tangan Holanda. Ada pun raja-nya Inggeris yang da-
tang itu Tuan Major Cook, dan nama engineer-nya Tuan Farquhar-
Maka tiada berapa lama-nya maka Tuan Cook itu pun berlayar-
lah, di-gantikan oleh Tuan Farquhar menjadi raja di-Malaka-
Maka pada tatkala itu bapa-ku menjadi saudagar, membawa da-
gangan belayar pergi datang ka-negeri Siak, karna pada zaman
itu negeri Siak ramai, lagi dengan kaya-nya; pada sa-tahun ber-
pikul-pikul mas dari sana datang ka-Malaka. Dan negeri Malaka
pun bandar besar, dan perniagaan pun baik, maka segala dagangan
dari-pada segala pihak pun berhimpun ka-Malaka, lagi pun pada
masa itu Pulau Pinang belum menjadi negeri; maka sa-hingga
penoh-penoh kuala Malaka dengan dagang dari-pada serba bangsa,
sampai-sampai ka-dalam sungai masok. Maka pada zaman itu-lah
kebanyakkan orang menjadi kaya dalam Malaka.
Hata kemudian dari-pada sedikit hari pula bapa-ku meme-
gang pekerjaan Tuan Adrian Koek, ia'itu raja muda dalam
Malaka. Maka sedikit hari pula, maka bapa-ku di-jadikan-nya
nakhoda dalam sa-buah perahu terlalu besar, yang bernama "Layar
Seret," ia'itu pergi datang ka-negeri Kedah, karna Tuan Adrian
Koek bersahabat dengan raja-raja di-Kedah. Maka itu-lah
zaman-nya bapa-ku membawa gajah dari Kedah ka-Malaka, ia'itu
hadiah dari-pada Tengku Daud, raja Kedah, ka-pada Tuan Koek ;
maka baharu-lah orang-orang Malaka melihat rupa gajah hidop
ada-nya. Shahadan lagi ada-lah pekerjaan bapa-ku itu menjadi
utusan ka-pada negeri-negeri Malayu, seperti Lingga, dan Riau.
Pahang, Terangganu, Kelantan dan Pelembang, maka sampai
ka-tanah Jawa dan sa-bagai-nya, ia'itu dari-pada raja Malaka dan
raja, muda; maka sebab itu-lah menjadi berkenal-kenalan-lah bapa-
ku itu dengan segala raja-raja negeri-negeri yang tersebut itu.
Maka sedikit hari lagi datang-lah perentah dari Batawi, ia'itu
dari-pada tuan secretaris governement ka-Malaka, menyurohkan
bapa-ku pergi ka-Riau dan Lingga, Pahang Terangganu, dan
Kelantan, akan menchari kitab-kitab bahasa Malayu, serta men-
jadi utusan ka-pada raja-raja Malayu itu, serta membawa surat
6
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
dari-pada raja Malaka Timmerman Thyssen ; serta pula ada tuan
raja muda itu membekalkan wang lima-ratus ringgit pergi dengan
sa-buah perahu layar bendera Holanda. Maka pergi-lah bapa-ku
ka-pada segala negeri-negeri yang tersebut itu; maka ada yang da-
pat di-beli kitab-kitab itu, dan ada yang dapat raja-raja itu memberi
hadiah sahaja dengan tiada berharga, dan ada yang di-upahkan
oleh bapa-ku menyalin hikayat-hikayat dan kitab-kitab itu; maka
dengan hal yang demikian ada-lah kira-kira dapat enam tujoh-
puloh jilid kitab-kitab itu berbagai-bagai nama-nya dan isi-nya.
Hata maka sa-telah selesai-lah dari-pada pekerjaan menjadi
utusan itu, kemudian datang pula perentah lagi dari Batawi me-
nyurohkan bapa-ku pergi ka-Riau menjadi folk, ia'itu juru-babasa
dan juru-tulis bahasa Malayu. Maka pergi-lah bapa-ku ka-Riau,
sa-hingga Holanda berperang dengan Bugis dan Malayu, maka
sampai selesai peperangan itu ada tiga tahun lama-nya ia di-sana.
maka kembali-lah pula ka-Malaka.
Maka dengan hal yang demikian datang-lah peridaran dunia
ini, maka dengan takdir Allah melakukan kehendak-nya atas
hamba-nya, pada hijrat nabi sanat 1231 tahun, maka bonda-ku pun
kembali-lah ka-rahmat Allah. Kemudian dari-pada itu, dengan
kehendak Tuhan yang maha besar, pada hijrat nabi sanat 1231
tahun, maka bapa-ku pun kembali-lah ka-rahmat Allah, dari negeri
yang fana ka-negeri yang baka. Ada pun tatkala itu aku ada di-
Singapura lagi tengah mengajar segala tuan-tuan saudagar Ing-
geris ada-nya.
Sa-bermula ada pun negeri yang tempat aku tumpah darah,
ia'itu negeri Malaka, yang di-peliharakan Allah dari-pada segala
bala dan aniaya; maka pada masa itu Inggeris memegang peren-
tah dalam Malaka. Bermula maka ada-lah perang Inggeris dalam
Malaka itu dua kali, maka sakali konon khal)ar-nya ada-lah kira-
kira sembilan-puloh atau sa-ratus tahun lalu, ia'itu zaman Holanda
memegang perentah Malaka. Maka tiba-tiba suatu pagi kelihatan
dua buah kapal sa-buah kechi belayar di-laut Malaka; maka apa-
bila ia sampai ka-labohan, maka lalu masok-lah ia hampir-hampir
dekat ka-darat. Maka sa-telah dekat di-kapal-kapal Holanda yang
ada berlaboh itu, lalu di-tembak-nya dengan peluru ada beberapa
kali; kemudian di-balekkan-nya kapal-nya, di-tuju-nya ka-laut
berlayar; maka dengan sa-bentar itu juga ia pun lesap-lah. Maka
T
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
segala Holanda yang ada di-Malaka dau orang-orang negeri pun
gempar-lah; maka baharu-lah di-ketahui orang ia'itu kapal Ing-
geris. Maka makin-lah menjadi gempar dan berjaga sa-genap
sana sini, sebab takut barangkali ia balek pula ada-nya. Hata
maka kemudian dari-pada itu, baharu-lah Inggeris yang tersebut
itu pula datang mengambil negeri Malaka, dengan tiada perang
atau bersusah, sebab Adrian Koek itu belut, di-beri-nya jalan akan
Inggeris itu naik dari kebun-nya di-Bandar Hilir, sebab dia sudah
berfakat dengan Inggeris.
8
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
PERI ABDULLAH DI-PERANAKKAN.
Ka-pada tarikh sanat 1211 tahun, ka-pada tujoh hari bulan
safar, hari ahad siang hari, ketika shamsu, ia'itu lepas dari-pada
delapan bulan, Inggeris mengambil Malaka dari tangan Holanda.
Maka nama-nya raja Inggeris itu Major Cook, dan nama engineer-
nya Farquhar.
Shahadan ada-lah nama kampong yang tempat aku di-per-
anakkan itu Kampong Pali, ia'itu dengan bahasa Keling, maka
erti-nya Kampong Mesjid. Maka ada pun saudara-ku sa'ibu sa-
bapa itu empat orang laki-laki, semua-nya itu abang-ku, maka aku
ini-lah yang bongsu. Ada pun abang-abang-ku yang tersebut itu
semua-nya mati tatkala lagi kechil, ada yang mati umur enam
bulan, ada umur sa-tahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga
tahun, demikian-lah hal-nya sahingga bonda-ku pun seperti laku
orang gila sebab mati anak-anak-nya itu, maka sentiasa dudok
menangis dan duka-chita juga.
Maka beberapa lama-nya dalam hal yang demikian, maka
datang-lah sa-orang orang Arab Sayyid yang bernama Habib
Abdullah, bangsa-nya Haddad, maka ada-lah ia'itu aulia, maka
sangat-lah di-permulia orang akan dia dalam Malaka; maka segala
laki-laki dan perempuan pun pergi-lah berguru ka-pada-nya dari-
hal perkara agama Islam. Maka bonda-ku juga yang tiada pergi,
sentiasa dudok menangis sebab terkenangkan anak-anak-nya yang
mati itu. Maka ada-lah rumah-ku itu berhadapan dengan rumah
tempat tuan itu tinggal, maka sa-hari-hari ia menengar bonda-ku
menangis; maka di-suroh-nya panggil bapa-ku, di-pereksa-nya
akan hal bonda-ku itu dudok menangis-nangis. Maka oleh bapa-
ku di-cheterakan-nya-lah segala hal anak-anak-nya habis mati itu;
maka kata tuan itu, "Baik-lah, pergi engkau katakan ka-pada
isteri-mu, jangan-lah ia menangis, insha Allah nanti di-beri Allah
ka-pada-nya sa'orang anak laki-laki; maka apabila beranak kelak,
engkau namakan dengan nama-ku." Maka pulang-lah bapa-ku
serta mengatakan ka-pada bonda-ku akan segala perkataan tuan
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
itu; maka bonda-ku pun berhenti-lah dari-pada menangis dan
duka-ehita.
Hata berapa lama-nya kemudian dari-pada itu, maka dengan
takdir Allah taala melakukan kehendak-nya di-atas hamba-nya,
maka mengandong-lah bonda-ku akan daku. Barang di-ampuni
Allah kira-nya akan segala dosa-nya, dan di-beri Allah akan dia
tempat kebajikan, sebab beberapa sengsara dan seksa yang di-
rasai'i oleh ibu-ku itu pada tatkala mengandongkan aku—makan
ta'kennyang, tidur ta'lelap, istimewa pula tatkala beranakkan aku
itu, seperti bergantong di-rambut sa-helai, mati hidop kembali,
nyawa pergi, nyawa datang, serta dengan keloh kesah peloh-nya
berhamburan seperti mutiara yang terhambur dari-pada karangan-
nya; maka beberapa kali ia terpengsan, siuman pula. Maka sa-
telah genap-lah bulan-nya dan hari-nya, pada saat yang tersebut
di-atas itu, maka aku pun jadi-lah. Dan lagi beberapa pula susah-
nya ia memeliharakan aku dari-pada waktu kechil-ku; maka um-
pama-nya jikalau barang suatu kena di-kaki-ku, rasa-nya seperti
di-biji mata-nya, demikian-lah kaseh ibu akan anak. Maka jika-
lau kira-nya umur-ku sa-ratus tahun lama-nya, sentiasa aku ber-
buat kebaktian ka-pada ibu-ku sakali pun belum-lah pada, pada
sakali aku berlalek dalam perut-nya di-rasa'i-nya sakit itu. Maka
pada masa aku kechil, tatkala ia tidur lelap, bahwa menangis-lah
aku, maka terkejut-lah ia, dengan tergopoh-gopoh, serta pula de-
ngan muka manis ia membujok aku, serta di-hiburkan-nya akan
daku dengan berbagai-bagai ragam-nya dan nyanyi-nya, sa-hingga
mengantok-nya itu pun hilang-lah; di-pangku-nya bermalam-
malam, tersenggok-senggok mengantok pula, serta di-beri-nya
susu-nya aku hisap; lagi pun dengan hal miskin bonda-ku tiada
berhamba, dan tiada pula beradek-kakak yang menolong akan dia,
sebab kaseh-nya akan daku di-pangku-nya juga; maka tiada pula
ia perchaya memberikan aku ka-tangan orang lain, takut barang-
kali orang pengapakan akan daku. Shahadan jikalau aku ter-
kenang-kenang akan kaseh ibu-ku itu, ada-lah aku menanggong
sa-berat bumi dengan langit, kaseh ibu-bapa itu tiada-lah dapat
aku membalas, melainkan sa-hari-hari aku mendoakan dia, mudah-
mudahan di-beri Allah akan dia shorga tempat kediaman-nya ber-
sama-sama dengan segala orang yang telah di-kasehani Allah akan
dia pada sa-lama-lama-nya. Amin. Amin. Amin.
10
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 11
Nasihat. Dengarkan oleh-mu, hai segala anak yang berbudi
dan yang berbahagia, bahwa demikian-lah besar-nya kebajikan
ibu-bapa itu akan anak-nya, ada-kah patut kita derhaka akan dia,
dan tiada kita menurut akan perentah-nya, dan kita memechahkan
hati-nya, dan kita mengeluarkan ayer mata-nya? Maka ada-lah
beberapa anak-anak pada zaman itu yang telah ku lihat mender-
haka akan ibu-bapa-nya, maka ada pula yang memukul dan
memaki ibu-bapa-nya itu; di-jauhkan Allah kira-nya aku dari-
pada anak-anak isi naraka itu. Maka tiada-lah aku lanjutkan
akan perkataan ini, karna bukan-nya hajat-ku mengarang yang
demikian; maka jikalau kira-nya aku karangkan dari-hal kaseh
ibu-bapa akan anak-nya, neschaya chakap-lah ku jadikan suatu
kitab yang terkaya ada-nya dari-pada kitab ini bagi segala orang
yang budiman.
Sa-bermula sa-telah selamat dengan sejahtera-nya atas ibu-ku
dari-pada segala bahaya bersalin itu, maka pada tatkala itu-lah aku
pun di-nama'i oleh ibu-bapa-ku Abdullah, oleh sebab menurut
nama guru bonda-ku itu yang bernama Habib Abdullah Haddad
ada-nya. Shahadan ada-lah hal-ku dari-pada masa telah di-per-
anakkan itu sa-hingga empat bulan juga lama-nya ada-lah sihat
tuboh-ku dan puleh-lah ayer mandi-ku; maka kemudian dari-pada
itu tiada-lah merasa'i senang, melainkan sa-hari-hari dalam
penyakit tidak satu satu. Maka beberapa-lah wang ibu-papa-ku
habis sebab membelanjakan ubat, ada ka-pada orang Keling dan
Malayu dan China; dua tiga hari baik, empat lima hari sakit.
Maka bonda-ku pun dudok-lah dalam susah, lagi penat lelah-nya;
maka barang di-mana sahaja ada orang yang tabu ubat, maka di-
bawa-nya akan daku ka-sana. Hata maka dengan hal yang
demikian, maka kata orang-orang sakalian, "Jikalau demikian
hal budak ini, tiada berhenti dari-pada penyakit sahaja, bahwa
barangkali ibu-bapa-nya tiada serasi memeliharakan dia; baik-lah
di-jualkan ka-pada orang yang ada beranak banyak." Karna
demikian-lah di-perbuat oleh orang tua-tua.
Nasihat. Bahwa ini pun satu adat nenek-moyang bodoh,
yang tiada ia mengetahui Allah taala. Ada-kah sebab di-jualkan
itu menjadi panjang umur-nya; dan jikalau di-pelihara oleh ibu-
bapa-nya menjadi pendek umur-nya, atau mati? Maka sakali-kali
jangan kita perchaya yang demikian. Bermula ada pun adat men-
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
jualkan anak itu bukan-nya seperti orang menjual hamba, melain-
kan nama-nya sahaja, sa-wang atau lima enam duit; maka duit itu
di-ambil oleh ibu-bapa-nya, di-belikan-nya penganan atau barang-
barang makanan, di-makan-nya; maka kemudian anak itu dia juga
memeliharakan dia, tetapi di-namakan sahaja anak sianu itu, bukan-
nya kami kedua ibu-bapa-nya. Shahadan ada pula orang yang per-
chaya sebab nama budak itu terlalu besar, itu-lah konon men-
datangkan penyakit atau mati. Maka sakalian itu bohong dan
adat-adat bodoh belaka, yang bukan-nya dari-pada Allah dan rasul
datang-nya. Ada pun dari-hal ibu-bapa itu, sebab tersangat besar
kaseh-nya akan anak-nya, maka bagimana pun baik biar-lah, asal
hidup sahaja shukur-lah.
Ada pun aku ini telah di-jualkan oleh ibu-ku ka-pada enam
tujoh orang; dan orang yang menyusu'i akan daku pun kira-kira
lima enam belas orang, ada yang enam tujoh hari, ada yang sa-
bulan, ada yang dua bulan, oleh sebab ibu-ku itu tiada berayer-
susu. Bahwa demikian-lah susah-nya aku ini di-peliharakan oleh
ibu-bapa-ku seperti meniup api dalam ayer ada-nya. Maka sebab
hendak di-hidopkan Allah juga akan daku, sa-hingga empat lima
tahun umur-ku dalam hal itu; tetapi sebab bela pelihara ibu-ku
itu maka baik juga tubol ku, sa-hingga boleh-lah bertutur pelat-
pelat dan meminta barang suatu. Maka suka-chita-lah bonda-ku
itu sebab melihat akan daku tahu berkata-kata dengan pelat-pelat
itu, maka makin-lah pula bertambah-tambah kaseh-nya, seperti
menatang minyak yang penoh-lah ia memeliharakau daku itu;
maka sa-kali-kali tiada-lah ia perchaya orang lain memberi makan
atau memandikan dan menidurkan aku, melainkan dengan tangan-
nya sendiri juga. Bahwa demikian-lah hal kaseh ibu-bapa itu
akan anak-nya. Mudah-mudahan di-turunkan Allah hujan rah-
mat-nya dan ampun-nya di-atas kubur-nya, dan di-masokkan-nya
ka-dalam jumlah orang yang beroleh rahmat. Amin.
Sa-bermula maka ada-lah pada zaman itu dalam negeri Ma-
laka, bahwa nenek perempuan sa-belah bapa-ku itu-lah menjadi
guru besar dalam Kampong Pali, ada kira-kira dua-ratus anak-
murid-nya dari-pada laki-laki dan perempuan mengaji Koraan,
dan berbagai-bagai orang belajar ka-pada-nya; ada yang menulis,,
ada yang belajar surat dan bahasa Malayu, masing-masing dengan
kehendak-nya: make, hampir-hampir habis sa-Malaka itu punya
12
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 13
kanak-kanak datang belajar ka-pada-nya. Shahadan maka bonda-
ku pun dudok-lah bersama-sama dengan nenek-ku itu sa-rumah,
sebab pada masa itu bapa-ku sudah berlayar pergi berniaga ka-
Siak, karna perniagaan terbuka dalam negeri Siak atau Pekan
Baharu, sa-hingga berpikul mas yang datang dari sana ka-Malaka
dalam sa-tahun. Maka aku pun ada-lah bersama-sama dengan
segala kanak-kanak yang banyak itu, tetapi belum lagi aku belajar
atau boleh membunyikan sa-suatu perkataan, melainkan dengan
pelat. Maka pada ketika itu manja-lah aku ka-pada nenek-ku itu,
maka sentiasa di-taroh-nya akan daku dekat-nya tatkala ia me-
ngajar-ngajar itu. Maka barang apa-apa pengajaran-nya ka-pada
budak-budak itu semua-nya ku turut sahaja, itu-lah menjadi per-
mainan-ku; dari bangun pagi sa-hingga pukul enam petang tiada-
lah menengar bunyi apa lain lagi melainkan rioh bunyi belajar
dan mengaji sahaja, maka sebab itu menjadi dapat-lah aku serba
sadikit hafadh di-mulut sahaja, tiada dengan mengenal huruf.
Maka dengan hal yang demikian sampai-lah umur-ku enam
tahun, maka kena-lah aku penyakit buang-buang aver darah be-
berapa lama-nya. Maka susah-lah pula ibu-ku, tiada boleh tidur
lelap, sudah aku berteriak hendak buang aver; maka sampai-lah
ka-mana-mana ia pergi mencharikan ubat berjenis-jenis, lain di-
minum, lain di-sapu perut, lain di-buat tuam dan berbagai-bagai;
ada-lah sa-tahun tutup dengan hal yang demikian. Maka be-
berapa kali sudah aku ini di-tangisi oleh bonda-ku, di-sangka-nya
mati. Berribu-ribu rahmat atas-nya sebab beberapa kesusahan
yang di-rasa'i-nya memeliharakan daku. Kalakian dengan tolong
Allah penyakit itu pun semboh-lah, maka badan-ku pun puleh-lah,
pulang sa-mula. Maka ada-lah permainan-ku di-beri oleh nenek-
ku itu sa-batang kalam resam, dan suatu papan loh, dan sedikit
dawat beras, kata-nya, "Ini-lah engkau buat main sa-hari-hari,
jikalau engkau bermain tanah atau pergi main ka-panas aku pu-
kul." Maka takut-lah aku pergi ka-mana-mana, melainkan dudok-
lah aku menchonteng-chonteng papan itu dengan kalam dan
dawat; maka sa-telah penoh-lah papan itu dengan dawat, di-suroh-
nya ka-pada budak-budak membasohkan, di-jemurkan; sa-telah
kering-lah, maka ku chonteng-chonteng; itu-lah pekerjaan sa-hari-
harian di-surohkan oleh nenek-ku, ia'itu sa-belum aku belajar atau
mengenal bagaimana rupa huruf ada-nya.
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
PERMULAAN BELAJAR MENGAJI.
Shahadan maka ada-lah beberapa lama-nya aku dalam hal
yang tersebut itu, menjadi biasa-lah tangan-ku memegang kalam,
dan dapat-lah ku turut-turut rupa hump sedikit-sedikit, tetapi
dengan kasar-nya. Maka pada suatu hari apabila di-lihat oleh
nenek-ku rupa chonteng-chonteng itu hampir sa-rupa huruf, maka
baharu-lah di-tuliskan-nya pengajian-ku dalam suatu loh kechil,
di-suroh-nya mengaji; maka mengaji-lah aku apabila suka, maka
kalau tidak, aku pergi bermain-main. Maka dengan hal yang
demikian sampai-lah umur-ku tujoh tahun, maka belum-lah lagi
dapat sa-juz, sebab terlalu manja aku ka-pada nenek-ku, tiada-lah
pernah di-pukul-nya atau di-marah-nya akan daku; menjadi tiada-
lah aku pedulikan pengajaran itu, melainkan sa-hari-hari leka
bermain sahaja.
Hata maka bapa-ku pun datang-lah dari Siak; maka serta
ia sampai, maka bertanya-lah ia ka-pada bonda-nya (ada pun pang-
gilan-nya akan bonda-nya itu Achi, ia'itu bahasa Keling, erti-nya
kakak dalam bahasa Malayu; ada pun sebab di-panggil-nya demi-
kian itu, karna tiga-belas tahun umur nenek-ku beranakkan bonda-
ku itu, di-pandang orang seperti adek-beradek ada-nya; maka sebab
itu-lah dari kechil bapa-ku itu biasa memanggil bonda-ku itu Achi,
erti-nya kakak), maka kata bapa-ku, "Apa khabar si-Abdullah ini
mengaji? berapa juz sudah, dan apa-apa kepandian ia sudah
tahu?" Maka kata nenek-ku, "Jangan-lah engkau susahkan itu,
sebab dia sa-hari-hari dalam penyakit; maka jikalau di-gertak dan
di-pukul siapa tahu menjadi penyakit."
Maka kemudian dari-pada beberapa hari, maka bapa-ku pun
berpindah-lah ka-rumah lain, ia'itu dekat-dekat Kampong Pali
itu juga. Maka pada tiap-tiap pagi aku pergi mengaji ka-tempat
belajar, dan malam-malam di-ajar oleh bapa-ku di-rumah. Maka
beberapa banyak kena pukul dan tampar, dan beberapa papan loh
yang pechah-pechah di-hempaskan oleh guru-ku di-kepala-ku, dan
beberapa rotan pechah-pechah di-tuboh-ku, dan beberapa kali di-
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 15
tangisi oleh bonda-ku akan daku sebab banyak kena pukul itu ;
maka barangkali jari-jari-ku sampai bengkak-bengkak kena pukul
sebab menulis salah itu. Ketahui oleh-mu babwa-sanya demikian-
lah susah-nya akan mendapat ilmu dan akal itu serta kepandaian
dan pelajaran yang baik ada-nya. Shahadan maka ada-lah pada
ketika itu penoh-lah dalam hati-ku dengan benchi dan marah dan
dengki akan orang yang mengajar aku itu, maka beberapa pula
doa-ku mudah-mudahan kalau boleh segera ia mati, supaya tiada
aku susah belajar, boleh-lah pergi main barang ka-mana suka-ku;
karna ada-lah pada masa itu kesukaan-ku bermain layang-layang,.
maka sebab itu beberapa-lah kena pukul, dan di-gantongkan oleh
bapa-ku layang-layang itu di-leher-ku, di-suroh-nya mengaji. Dan
lagi kalau apa-bila guru-ku itu ada sakit-sakit sedikit, tiada boleh
mengajar, maka itu-lah yang menjadi suka-chita yang besar ka-
pada-ku, supaya boleh aku pergi bermain; clan jikalau pada ketika
belajar itu di-suroh oleh guru-ku atau orang lain barang ka-mana-
mana, atau di-tempat yang berbahaya sakali pun, suka juga aku
pergi, supaya jangan belajar; dan lagi jikalau ada sedikit-sedikit
badan-ku tiada sedap rasa-nya, maka sengaja aku jadikan sakit
banyak, supaya jangan aku belajar; dan lagi mau-lah aku meman-
dang muka harimau dari-pada memandang muka guru-ku itu.
Demikian-lah ada-nya, sudah adat, jikalau kebun yang baik tum-
boh-tumbohan-nya, maka jikalau tiada di-pagar, dapat tiada masok-
lah binatang atau barang sa-bagai-nya membinasakan dia.
Nasihat. Ada pun ilmu dan kepandaian itu menjadi tangga
ka-pada pangkat kekayaan, dan kekayaan itu membawa ka-pada
kebesaran. Maka bahwa-sanya segala benda yang di-jadikan
Allah dalam dunia ini masing-masing ada-lah dengan harga-nya,
ia'itu dapat di-nilaikan oleh manusia; melainkan ilmu itu-lah
sahaja yang tiada ternilai oleh manusia akan harga-nya. Dan lagi
pula, ada pun harta dunia dan kekayaan-nya dan kebesaran-nya
itu derjana ada-nya, seperti perempuan jalang, berpindah-pindah-
lah ia ka-pada barang siapa yang di-kehendaki-nya; tetapi ilmu itu
bukan-nya demikian teramat tegoh setia-nya, dan lagi berchahaya
warna muka-nya, ia'itu-lah sa-baik-baik taulan orang yang ber-
budi ada-nya; maka jikalau sa-kira-nya bercherai nyawa dari-pada
badan, maka pada waktu itu-lah ia pun bercherai dari-pada-nya.
Shahadan lagi, ada-lah ia'itu kejadian yang amat ajaib di-jadikan
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
16 Hikayat Abdullah.
Allah; hairan, tiada ia di-makan ulat, dan tiada ia rosak dalam
hujan panas, dan tiada pula ia dapat di-ambil penchuri, dan tiada
ia menyusahkan atau memberatkan kita memikul akan dia,
dan tiada ia menyesakkan tempat kita, dan tiada pula ia
meminta makan atau minum, melainkan barang bila di-kehen-
daki ada-lah dia sedia. Maka sebab itu-lah kata arif: "Apabila
engkau dapat wang, belikan mas; maka jualkan pula mas itu,
helikan intan; maka jualkan pula intan itu, belikan manikam;
jualkan pula manikam itu, belikan ilmu; maka demikian-lah besar
kemuliaan-nya itu, serta dengan tegoh setia-nya ka-pada orang
yang mendapat dia itu. Maka ada-lah ia itu di-umpamakan
seperti suatu tiang batu ada-nya, maka barang beberapa berat yang
di-tanggongkan di-atas-nya di-tahan-nya juga; maka jikalau sa-
kira-nya terlampau dari-pada adat berat-nya itu, remok-lah ia,
patah sakali; tetapi tiada ia tahu melentur atau bengkok seperti
tiang kayu dan sa-bagai-nya.
Sa-bermula maka apabila aku terkenang-kenang akan palu,
dan sesah, dan tampar, dan maki, dan beberapa papan loh yang
pechah di-kepala-ku, dan rajok dan masam muka, dan tengking
herdek segala guru-ku itu; ada pun satu-satu bilur rotan di-atas
tuboh-ku tatkala belajar itu sekarang ini menjadi suatu suloh
ada-nya, dan satu-satu tampar itu menjadi satu chermin-mata pada-
ku pada masa ini. Maka jikalau sa-kira-nya tiada suloh itu di-
tangan-ku, dan chermin mata itu ku pakai, neschaya banyak kali
sudah aku terperosok ka-dalam limbah dan parit yang penoh pada
tiap-tiap lorong dan jalan; seperti kechuali kebanyakkan kelakuan
orang yang tiada memegang suloh itu terperosok ia ka-sana ka-mari,
jatoh bangun choreng-moreng berlumur dengan lumpur dan arang,
dan patah-riok kaki-tangan-nya di-hadapan-ku. Maka ada-lah ku
pohonkan ka-pada Allah kalau dengan mudah-mudahan-nya di-
beri-nya berribu-ribu rahmat dan selamat sejahtera dengan kebaji-
kan atas guru-guru-ku yang telah menyedarkan aku dari-pada
teperosok itu; serta pula di-beri-nya batu uji di-tangan-ku, supaya
tiada boleh aku terkena mas lanchongan, atau perak lanchongan,
dan intan di-sangkakan batu kelikir. Maka kebanyakkan kechuali-
nya orang yang tiada berbatu uji itu terkena perkara yang demi-
kian itu, tiada saksi yang menunjokkan baik jahat atau salah
benar-nya. Bahwa sekarang-lah baharu aku kechap akan
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 17
ayer madu rang telah terpanchar dari-pada sarang lebah yang
telah ku usahakan menunggu akan dia dari-pada zaman kechil-
ku itu, maka beberapa di-sengat-nya habis tuboh-ku, bengkak-
bengkil muka-ku; maka ku rasa'i manis-nya sekarang terlebeh
dari-pada segala perkara yang manis. Maka ada pun kebanyak-
kan orang yang tiada berani hampir ka-pada sarang lebah itu sebab
takut di-sengat-nya, maka pada sangka-nya itu suatu bahaya ada-
nya, tetapi tiada di-ketahui-nya akan faedah ayer madu yang akan
jadi dari-pada lebah itu.
Nasihat. Maka bahwa-sanya aku wasihatkan akan nasihat-
ku ini bagi segala kanak-kanak yang ada di-bukakan Allah mata
hati-nya. Maka jikalau sa-kira-nya ada umur-mu sa-ribu tahun
sakali pun, maka jangan-lah engkau takut membelanjakan dia sebab
menuntut ilmu itu; karna dapat-tiada segala hamba Allah dalam
dunia ini semua-nya menghendaki kebesaran dan kemuliaan dan
kekayaan, maka sa'orang jua pun tiada yang benchi akan perkara
yang tersebut itu. Maka jikalau demikian, bahwa ilmu itu-lah
tangga-nya akan menaiki segala perkara yang tersebut itu; dan
lagi jikalau ada ilmu itu bagi-mu, sakali-kali tiada engkau akan-
terbuang, dan tiada pula engkau di-hinakan orang, melainkan
termulia juga ada-nya; dan lagi ia'itu kelak boleh menolong akan
dikau dari dunia sampai ka'akhirat.
Kalakian maka dudok-lah aku belajar dengan usaha, maka
dengan tolong Allah, serta pula ada janji-ku hendak mendapat
itu, maka dapat-lah aku mengaji dan menulis sendiri akan bacha-
an-kn; bukan-nya seperti kanak-kanak yang lain itu di-tuliskan
oleh guru akan loh-nya, karna pada zaman itu orang tiada peduli-
kan menulis, melainkan jikalau boleh membacha Koraan sahaja
jadi-lah; maka oleh tiada di-biasakan-nya menulis dari-pada kechil-
nya itu, kemudian sampai tua baharu-lah hendak menulis, di-
manakan boleh betul ada-nya? Maka ada-lah hal manusia ini
sa'umpama ranting kayu ada-nya: apabila ia lagi muda, bagimana
kehendak kita boleh di-lentur akan dia, ia mengikut, karna ia lagi
lembut; maka apabila ia sudah tua, kering-lah ia; maka jikalau
di-lentur sedikit sahaja, neschaya patah-lah ia, demikian-lah ada-
nya. Hata maka dengan beberapa lama-nya di-usahakan oleh
bapa-ku dan nenek-ku, serta pula dengan usaha bapa-saudara-ku
kedua, sa'orang bernama Ismail Lebai dan sa'orang Muhammad
2*
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
Latif, maka kedua-nya itu saudara bapa-ku sa'ibu; maka ada-lah
merika'itu seperti aku memandang harimau. Maka yang terlebeh
ku takuti bapa-saudara-ku Muhammad Latif itu-lah, karna ia-
lah yang banyak memukul dalam pelajaran, ia'itu mengaji dan
menulis. Ada pun pada mula-mula di-ajar oleh merika'itu me-
nulis, di-guriskan-nya dengan kalam sahaja di-atas papan loh itu
dengan tiada berdawat, maka di-atas-nya itu-lah ku turut dengan
dawat supaya biasa tangan; maka kemudian boleh-lah aku me-
rangkaikan huruf itu dengan sa-patut-nya, dan bekas tangan-ku
pun ada-lah baik sedikit.
Shahadan apabila di-lihat oleh nenek-ku akan daku boleh mem-
bacha dan menulis itu. maka di-jadikan-nya khalifah bagi segala
budak-budak yang sa-baya dengan aku itu, dari-hal menengar ba-
chaan-nya, dan mengajar, dan menuliskan papan loh-nya. Maka
dengan demikia sa-hari-hari tiada-lah berhenti siang malam dari-
pada belajar itu, maka barang apa perkataan orang, boleh-lah aku
eja dan menulis akan dia. Ada pun segala budak-budak yang
menyuroh tuliskan papan-nya itu, ada-lah masing-masing itu
memberi upah dalam tempat mengaji itu akan daku; ada yang
memberi sa-duit, ada yang memberi penganan, ada yang memberi
buah-buah, dan sa-bagai-nya; maka pada ketika itu juga aku
telah mendapat faedah ilmu itu, dan hasil-nya. Dan lagi barang-
apa perkataan-ku dalam tempat mengaji, sa'orang pun tiada berani
melalui, oleh sebab aku menjadi guru-nya mengajar mengaji dan
menulis. Akan tetapi-nya semua-nya yang di-bacha dan yang di-
tulis itu bahasa Arab, karna dari zaman nenek-moyang belum per-
nah menengar ada orang menaroh tempat belajar bahasa Malayu.
Sa-bermula ada-lah berbagai-bagai perkakas hukuman dan
seksa dalam tempat mengaji itu sedia, berbagai-bagai rupa-nya, di-
hukumkan atas jenis kesalahan-nya; pertama-tama rotan dan
apit China. Ada pun apit China itu di-perbuat dari-pada rotan
sega empat keping, kira-kira panjang-nya sa-jengkal-sa-jengkal,
maka chochok sa-belah hujang di-matikan, dan lagi sa-belah di-
beri bertali panjang, demikian-lah rupa gambar-nya. Maka ia'itu
hukuman mengapitkan jari, ia'itu hukuman seperti budak-budak
menchuri atau memukul kawan-kawan-nya.
Dan lagi kayu palat nama-nya, ia'itu satu kayu bulat, pan-
jang sa-kira-kira sa-belah dada, maka ia'itu di-beri berlobang tiga
18
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Apil China .
Kaya Palal.
Rantai Besi .
Sengkang. Di-gantong tiada berjejak kaki.
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah, 19.
maka dua puncha kiri kanan itu di-matikan, di-masokkan tali-nya.
itu di-lobang tengah-nya. Maka ia'itu hukuman seperti budak-
budak pelari mengaji, atau memanjat pohon-pohon, atau meman-
dang kawan-kawan-nya, di-masokkan dua-dua belah kaki-nya ka-
dalam tali itu, di-putar ka'atas, kemudian di-sesah tapak kaki-nya..
demikian-lah rupa-nya. Dan lagi suatu rantai besi, kira-kira
panjang-nya sa-depa atau lebeh, maka ia'itu di-pakukan ka-pada
suatu kepala balak, maka sa-belah lagi itu di-beri berkuchi; maka
ia'itu hukuman budak yang lari sa-bentar-sa-bentar, dan selalu
berkelahi, atau tiada man menengar pengajaran ibu-bapa-nya, dan
lambat belajar; maka di-kunchikan rantai di-pinggang-nya, dan
di-suroh pikul kayu itu berkeliling tempat mengaji itu, terkadang
di-tinggalkan dia dengan rantai-rantai itu, tiada di-lepas pulang,
di-hantar nasi ka-situ.
Dan lagi singgang, ia'itu hukuman budak-budak yang bantah-
melawan, dan lagi pelari dan penchuri, maka ia'itu di-gantong
dan tangan kanan ka-telinga kiri, serta di-suroh bangun dudok
dengan tiada berhenti; demikian-lah gambar-nya. Dan lagi pula,
ada-lah suatu hukuman ka-pada budak-budak yang malas mengaji
dan sa-bagai-nya, ia'itu di-buboh asap dalam sabut kering banyak-
banyak, kemudian pula di-tunggangkan budak itu ka'atas asap
itu; maka yang ada pula di-bubohkan lada China kering ka-dalam
api itu; maka pedeh-nya asap itu bukan barang-barang, habis-
keluar ayer-mata dan ayer-hidong.
Dan lagi suatu hukuman budak-budak barang salah dalam
tempat mengaji, ada satu tali pintal, maka di-tambatkan pinggang
budak itu, di-ikatkan ka-tiang, di-surohkan mengaji papan loh-
nya itu sampai ia dapat; sa-belum ia dapat, tiada. ia di-lepaskan,
di-hantar nasi oleh ibu-bapa-nya di-situ.
Dan lagi satu hukuman budak-budak yang sangat jahat lagi
melawan, dan lagi pelari dan penchuri. maka ia'itu di-gantong
kedua belah tangan-nya, tiada berjejak kaki-nya. Dan lagi pula
suatu hukuman budak-budak yang sangat jahat-nya dan pelari,-
maka ia'itu di-tiarapkan budak itu, di-sesah pantat-nya. Dan lagi
suatu hukuman,' jikalau budak itu terlalu bohong dan memaki
orang, maka ia'itu di-gosok lada China mulut-nya.
Shahadan ada pun segala hukuman yang tersebut di-atas ini,
boleh-lah di-hukumkan oleh guru-nya dalam tempat mengaji; maka
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
20 Hikayat Abdullah.
jikalau anak raja atau anak orang kaya-kaya tiada-lah peduli,
boleh-lah di-pukul oleh guru-nya dalam tempat mengaji, meski
sampai berdarah, tiada-lah boleh di-daawa akan dia, karna ia meng-
ajar baik.
Sa-bagai lagi, maka ada-lah adat apabila sa'orang melepaskan
anak-nya mengaji, maka datang-lah ibu atau bapa budak yang akan
mengaji itu dahulu menyembah guru itu, serta membawakan sireh
sa-cherana, dan penganan sa-dulang, bersama-sama dengan budak
yang hendak mengaji itu; serta ibu-bapa-nya itu berkata, "Tuan,
atau enchek, sahaya pinta dua perkara sahaja, pertama-tama biji
mata budak ini, dan kedua kaki tangan-nya jangan di-patahkan;
maka lain dari-pada itu enchek punya suka." Maka di-suroh-nya
anak-nya itu menyembah kaki guru-nya itu, kemudian baharu-lah
di-bachakan oleh guru itu doa selamat, maka segala penganan itu
pun di-bahagikan-lah ka-pada segala budak-budak, dan wang-nya
di-ambil oleh guru-nya itu, dan bunga chendana semua-nya di-
bahagikan. Maka tiada-lah aku lanjutkan perkataan dan adat
yang dalam tempat mengaji itu, karna orang yang berakal itu tiada
suka menengar perkataan yang lanjut, melainkan sa-kadar meng-
ambil kias dan ibarat sahaja ada-nya.
Sa-bermula maka ada-lah kira-kira delapan sembilan bulan
aku bertekun mengaji dan menulis itu, maka tinggi-lah sudah
bachaan-ku, maka makin-lah terbuka jalan pengajian itu ka-pada-
ku; maka ada-lah waktu tengah hari, lepas-lepas mengaji itu, aku
perbuat layang-lanyang lidi kechil, ku jual kapada budak-budak,
satu duit harga-nya; maka itu-lah menjadi belanja-ku membeli
penganan dan buah-buah. Ada pun dari-pada layang-layang itu-
lah asal-nya aku tahu menulis bunga-bunga dan gambar-gambar,
karna pada masa itu aku binasakan tangan-ku, dan ku perhatikan
barang-barang di-mana ku lihat orang China membuat gambar-
gambar dan bunga-bunga, maka aku tuliskan ka-pada layang-
layang; maka ada juga orang Iain-lain pun membuat layang-
layang di-jual-nya, tetapi budak-budak tiada suka membeli, karna
bunga-bunga-nya itu di-buboh-nya kertas mera dan hijau hitam,
di-tampal-nya; ada pun aku membuat itu semua-nya puteh juga,
tetapi ada aku sediakan dawat warna-warna. Maka datang sa'-
orang budak hendak membeli itu, ku tanya, "Apa engkau mau
bunga-nya?" maka kata-nya, "Sahaya mau gajah;" dan kata
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 21
sa'orang, " Sahaya mau burong;" dan kata sa'orang, "Sahaya
mau ikan;" maka barang kehendak-nya ku tuliskan, itu-lah sebab-
nya budak-budak terlalu suka membeli ka-pada-ku. Demikian-lah
hal-ku menchari duit belanja; dan lagi lain pula aku mendapat
upah-upah di-beri budak-budak sebab menuliskan papan masing-
masing. Maka dengan hal yang demikian tamat-lah aku mengaji,
kemudian sedikit hari lagi di-suroh oleh bapa-ku mengulang-ulang
bachaan-ku itu, ada-lah kira-kira dua-puloh kali tamat, maka ke-
banyakkan bachaan itu bampir-hampir hafadh akan koraan itu.
Hata kemudian dari-pada itu, maka bapa-ku memberi hukum
akan daku, kata-nya, "Hendak-lah engkau pergi pada tiap-tiap
hari lepas sembahyang maghrib mengaji dalam masjid; karna
dalam masjid itu berratus-ratus orang keluar masok, maka barang
siapa menengar salah bachaan-mu itu dapat-tiada di-tegurkan-
nya." Maka ku perbuat-lah seperti surohan bapa-ku itu beberapa
lama-nya.
Maka kemudian dari-pada beberapa bulan, maka muafakat-lah
ibu-bapa-ku ka-pada segala adek-kakak-nya hendak di-khatamkan
Koraan, serta di-sunatkan akan daku. Sa-telah tentu-lah bichara
itu, maka oleh ibu-bapa-ku di-jemputkan-nya-lah segala adek-kakak
dalam Malaka, laki-laki dan perempuan, maka berhimpun-lah
semua-nya dalam suatu majlis yang besar. Maka aku pun di-
pakai-pakaikan dari-pada pakaian yang indah-indah, mas perak:
sa-telah itu, maka di-bawa-lah akan daku ka-hadapan majlis itu,
di-surohkan mengaji barang apa yang di-kehendaki oleh orang-
orang itu, serta ada-lah guru-ku itu pun bersama-sama; maka pada
masa itu ada pula orang yang pandai-pandai itu bertanya beberapa
perkara sual dari-pada membacha Koraan, dan bunyi-nya, dan
barang sa-bagai-nya; sa-telah sudah ku jawab, maka oleh imam
atau khatib pun membachakan doa selamat; kemudian aku pun
di-suroh-lah menyembah guru-ku, kemudian ibu-bapa-ku. Maka
itu-lah ketika di-beri oleh ibu-bapa-ku persalinan akan guru-ku
itu, di-bubohkan dalam suatu chepir kain baju dan sapu tangan dan
kasut sa-pasang dan wang sa-berapa kadar, ada yang sa-puloh dua-
puloh ringgit, maka di-bawakan sakalian persalinan itu di-letakkan
di-hadapan guru itu, serta menyembah meminta halal akan segala
pengajaran-nya; maka lain dari-pada itu ada-lah beberapa pula
pekerjaan yang tiada ku sebutkan dalam hikayat-ku ini. Maka
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
22 Hikayat Abdullah.
pada malam itu di-buboh-lah inai akan daku, seperti pekerjaan
orang kahwin, karna ibu-bapa-ku itu berpuas hati sebab anak-nya
sa'orang. Maka kemudian pula esok-nya di-jemputkan orang ber-
ratus-ratus, di-beri makan minum; maka pada malam-nya di-arak-
lah di-atas kereta, di-iringkan orang berratus-ratus serta dengan
bunyi-bunyian berkeliling negeri, kemudian pulang. Sa-telah
esok-nya di-jemputkan pula segala orang-orang itu, di-beri makan
minum; sa-telah membacha doa selamat, maka ada-lah sudah sedia
tukang sunatkan orang itu; maka sa-telah sudah di-sunatkan itu,
maka tujoh hari lama-nya baharu mandi, kemudian boleh berjalan;
sa-telah itu di-beri-lah pula persalinan akan tukang sunat itu,
serta dengan wang-nya tiga empat ringgit, maka selalu juga ia
berulang-ulang datang, sampai semboh sakali, baharu-lah berhenti
ada-nya.
Shahadan sa-telah semboh-lah sudah aku dari-pada ber-
sunat itu, ada kira-kira sa-bulan lama-nya, maka di-serahkan-lah
oleh bapa-ku ka-pada guru belajar bahasa Keling dan surat-nya,
ia'itu bahasa Hindu, karna ada-lah adat dalam negeri Malaka
dari-pada zaman nenek-moyang semua-nya anak orang baik-baik
dan orang kaya semua-nya belajar bahasa itu. Ada pun guna-
nya itu supaya mengetahui ilmu kira-kira, dan hitong-menghitong,
dan boleh bertutur bahasa, karna pada zaman itu penoh sesak
saudagar-saudagar Keling dalam negeri Malaka; maka banyak-
lah merika'itu yang menjadi kaya sebab berniaga dalam Malaka,
maka sebab itu-lah menjadi mashhur nama orang Keling di-
Malaka, maka masing-masing menyurohkan anak-nya belajar
bahasa Keling.
Dan lagi dalam Malaka pada masa itu ada empat "Kapitan,"
masing-masing bangsa dengan Kapitan-nya; maka ia'itu sudah
jadi adat itu dari-pada zaman Holanda, ada Kapitan Keling, ada
Kapitan Malayu, ada Kapitan China, ada Kapitan Nasarani; maka
barang suatu dari-pada baik jahat masing-masing pergi-lah meng-
adukan ka-pada kapitan-nya; maka jikalau sa-kira-nya tiada
boleh di-habiskan oleh kapitan, maka baharu-lah di-hantarkan-nya
ka-pada Fiskaal, kemudian ka-pada Feitor, maka kemudian baharu-
lah masok ka-dalam Justia. Maka sebab itu-lah dalam negeri
Malaka, baik bangsa apa, sa'orang menaroh malu akan sa'orang,
dan sa'orang takut akan sa'orang. Maka jikalau kira-nya anak
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 23
Malayu berbuat pekerjaan jahat, atau barang sa-bagai-nya yang
tiada baik, di-lihat oleh orang China atau bangsa mana pun baik,
maka boleh di-ajar-nya dan di-pukol-nya akan dia, maka ia'itu di-
puji oleh ibu-bapa budak itu. Maka jikalau sa-kira-nya ada bichara
yang kechil-kechil, boleh di-habiskan oleh orang tua-tua kampong
sahaja; karna ada-lah pada tiap-tiap kampong di-jadikan oleh
kapitan masing-masing tua kampong. Ada pun jikalau ada apa-
apa gadoh, di-beri tahu ka-pada tua kampong itu dahulu ada-nya.
Sa-bermula ada-lah lama-nya aku dudok belajar bahasa Keling
dan menulis itu dua tahun enam bulan, ia'itu pun ku rasa'i susah
bukan-nya sedikit, beberapa kena tampar dan nista, serta haus-
haus hujong telunjok menulis di-pasir itu, karna tiada merika'itu
berani mengubahkan adat dahulu-kala itu, melainkan telunjok
juga menjadi kalam; jikalau di-buat kayu atau barang sa-bagai-
nya neschaya menjadi salah besar; maka pada sangka merika'itu
terlebeh baik telunjok itu haus, tinggal tulang sakali pun, dari-
pada mengubahkan sedikit jua pun adat nenek-moyang itu. Maka
di-beri Allah dapat-lah juga aku sedikit banyak pelajaran itu;
sa-telah itu maka di-beri pula akan guru-ku itu persalinan serta
dengan wang hadiah. Akan tetapi sunggoh pun dalam aku bela-
jar bahasa Keling itu, maka bapa-ku memberi perentah akan daku,
dapat-tiada hendak-lah ada aku hadlir pada tiap-tiap lima waktu
sembahyang di-masjid; maka jikalau tiada di-lihat-nya aku pergi
satu waktu, tentulah kena rotan. Maka ada-lah pada tatkala itu
rasa hati-ku terlebeh baik aku bertemu dengan harimau dari-pada
bertemu dengan bapa-ku; dan lagi bertahun-tahun adat-ku tiada
berani berchakap ka-pada bapa-ku; maka barang apa kehendak-nya
atau hendak di-suroh-nya di-katakan-nya-lah ka-pada bonda-ku,
maka bonda-ku itu-lah memberi tahu kapada-ku. Hanya ka-pada
bonda-ku itu-lah aku sangat manja, boleh dudok berchakap dan
bermain dan barang sa-bagai-nya; akan tetapi pada ketika makan
itu dapat tiada makan bersama-sama dengan bapa-ku, jikalau tiada
sampai ka-mana-mana di-chari-nya juga sampai dapat, baharu-lah
ia makan.
Hata maka dengan hal yang demikian itu, maka ka-pada suatu
hari di-beri perentah oleh bapa-ku, kata-nya, "Ambil-lah sa-keping
kertas dan satu tempat dawat dan kalam, pada tiap-tiap hari pergi
dudok di-masjid, maka barang siap masok keluar dalam masjid
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.24
itu tulis nama-nya, maka petang-petang unjokkan ka-pada-ku."
Maka apabila di-kata oleh bonda-ku demikian, maka hairan-lah
pada fikiran-ku, "Apa pula guna-nya menulis nama-nama orang
chuma-chuma," Maka jawab bonda-ku, "Entah, aku tiada tahu
perentah bapa-mu; turut-lah, sebab ada-lah sa-suatu kebajikan-nya
maka di-surohkan-nya." Maka aku fikir dalam hati-ku ini, suatu
benchana besar rasa-nya, tiada boleh senang sa-hari-hari ada pe-
kerjaan, maka menangis-lah aku. Maka kata mak-ku, "Hai anak
bodoh bukan-kah baik belajar dari-pada pergi dengan tiada ber-
faedah?" Maka itu-lah pekerjaan-ku pada tiap-tiap malam pergi
menunjokkan nama-nama orang itu; maka dalam pada itu pun
beberapa kena tampar dan nista, maka barang nama-nama yang
tiada betul rangkai huruf-nya itu, di-gantongkan-nya di-leher-ku
supaya malu; maka ada-lah kira-kira sa-bulan lama-nya demikian
itu, baharu-lah betul menulis segala nama-nama orang.
Kalakian maka pada suatu pagi, kata bapa-ku sendiri, "Pergi
ambil dawat kalam dan sa-keping kertas, bawa ka-mari." Sa-
telah sudah ku bawa, kata-nya, "Tulis-lah engkau apa Yang ku
kata." Maka apabila ku dengar itu berdebar-lah hati-ku, sebab
belum pernah ku perbuat demikian; maka mau-ta'mau dudok-lah
aku, serta ku tuliskan-lah barang apa perkataan yang keluar dari
mulut-nya. Maka ada-lah kira-kira dua jam lama-nya ku tulis
itu, maka di-pinta-nya surat itu, di-lihat-nya serta dengan masam
muka-nya, seraya kata-nya, "Ini hari aku maafkan, jikalau esok
engkau tulis lagi salah-salah bagini, satu salah satu sebat engkau
kena rotan." Maka di-bubohkan-nya-lah tanda-tanda yang mana
ada salah, atau yang bertukar-tukar huruf-nya, dan yang mana
bersalahan rangkai huruf-nya, dan tempat-tempat perhentian-nya.
Sa-telah sudah, maka kata-nya, "Sa-hari-hari bagini hari engkau
datang menulis ka-mari." Maka pada masa itu hati-ku sangat-lah
susah oleh sebab tiada boleh pergi bermain. Shahadan pada esok-
nya pun demikian-lah, maka perkataan yang kelmarin itu tiada-lah
di-kata-nya lagi, lain pula perkataan-nya yang tiada-tiada pernah
ku dengar, dan bahasa-bahasa dalam semua-nya, serta nama-nama
yang pelek-pelek itu-lah pula di-suroh-nya tulis, demikian-lah sa-
hari-hari kena marah dan gertak, dan beberapa "anjing" dan
"monyet" di-katakan-nya, tiada-lah kena rotan. Maka makin
sa-hari makin-lah ku rasa senang; ada-lah kira-kira dua bulan
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
dudok dengan demikian, maka tiada-lah lagi bersalah. Maka
kemudian dari-pada itu aku belajarkan-lah pula erti-erti perkataan,
dan bagimana memakai perkataan itu; maka jikalau di-taroh di-
tempat ini jadi lain erti-nya, dan di-tempat itu lain erti-nya.
Maka tiada-lah ku lanjutkan perkataan perkara yang telah
ku rasa'i dari sebab belajar ilmu itu, dengan beberapa susah akan
mendapat itu, seperti aur di-tarek sungsang ada-nya, kurus-kurus
dengan tuboh, chengkong-chengkong dengan muka, sebab menaroh
fikiran, dan susah hati sebab belum mendapat, dan sebab malu
nanti kena marah. Ada pun sebab itu-lah bagimana ku beli mahal,
demikian-lah hendak ku jual pun mahal; maka jikalau sa-kira-nya
ku dapati sa-panjang jalan dan ku tiru-tiru dan ku dengar-dengar
sahaja, jangankan hendak di-beli orang, jikalau di-pinta-nya sa-
haja ku berikan chuma-chuma. Melainkan terlebeh-lebeh maalum-
lah tuan-tuan yang membacha hikayat ini, bahwa tiap-tiap benda
yang murah harga-nya itu dapat-tiada ada-lah aib-nya; dan tiap-
tiap benda yang mahal itu, dapat-tiada ada juga suatu kelebehan-
nya. Bukan-kah intan itu pun suatu batu juga ada-nya? apa
sebab-nya ia'itu menjadi termulia di-antara segala manusia ? bahwa
bukan-kah oleh sebab chahaya-nya?
Sa-bermula maka pada suatu hari kata bapa-ku, "Sekarang
jangan engkau berjalan ka-mana-mana chuma-chuma; ada aku
belikan kertas, dudok-lah engkau menulis Koraan di-rumah."
Maka di-unjokkan-nya bagimana mengikut papan mistar. Maka
sa-telah itu dudok-lah aku menulis. Maka dalam itu pun be-
berapa hadiah dan puji-pujian dan bau-bauan; ada pun hadiah-nya
itu rotan, dan puji-pujian-nya itu maki, dan bau-bauan-nya itu
muka masam dan sungut pada tiap-tiap hari. Ada-lah kira-kira
enam-tujoh bulan dudok dengan demikian, yang mana salah di-
unjokkan-nya; maka boleh-lah sudah aku menulis Koraan atau
kitab dengan betul-nya. Shahadan sa-telah sudah di-lihat-nya
boleh aku menulis Koraan itu, maka kata bapa-ku, "Ada suatu ki-
tab bahasa Malayu dengan bahasa Arab, terlalu bagus; salin-lah itu
kitab." Maka itu pun ku salin-lah; ada beberapa lama-nya, maka
sudah-lah kitab itu. Maka di-lihat oleh orang lain akan tulisan-
nya kitab itu, semua orang mengatakan baik, tetapi bapa-ku sahaja
mengeji-ngeji aku dengan tiada berkeputusan, kata-nya, "Lihat
rupa tulisan-mu, seperti chakar ayam, membuang-buang kertas;
25
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
budak-budak kechil pun boleh menulis demikian;" semua-nya di-
salahkan-nya, suatu pun tiada yang baik. Maka sekarang-lah
baharu ku ketahui bahwa akal bapa-ku itu tiada ia man memuji
kebajikan-ku atau tulisan-ku, sebab ia takut menjadi besar hati-
ku, serta chongkak oleh sebab kepandaian dan ilmu itu.
Bermula maka ada-lah pada masa itu di-Malaka segala raayat
Inggeris itu supai semua-nya, merika'itu orang Benggala dan orang
Hindustan; maka ada-lah antara meraika'itu tiga bahagian orang
Islam dan sa-bahagi orang Hindu; ada pun segala orang-orang
Islam itu semua-nya mengaji Koraan dan sembahyang belaka.
Maka datang-lah merika'itu ka-rumah nenek-ku mengupah menulis
Koraan ka-pada bapa saudara-ku, maka aku pun menulis-lah ber-
sama-sama, maka banyak-lah aku beroleh upah; sebab itu menjadi
suka-ehita-lah aku sebab mendapat wang itu, maka makin-lah ber-
tambah-tambah rajin-ku menulis itu, tiada berhenti malam siang,
Maka apabila di-lihat oleh bapa-ku itu, maka marah-lah ia kata-
nya, "Jangan engkau biasakan menulis malam, karna nanti lekas
rosak mata; dan siang pun jangan bertekun sangat, karna engkau
budak-budak, nanti menjadi penyakit." Maka itu pun menjadi
kemarahan pula sebab di-tegahkan oleh bapa-ku itu. Maka jikalau
lambat menulis, lambat-lah mendapat wang; maka bersembunyi-
sembunyi di-belakang bapa-ku ku tulis juga, sebab kesukaan hati-
ku mendapat wang itu ada-nya.
Shahadan ada-lah suatu susah ka-pada-ku sebab tiada tahu
bahasa Hindustan itu, melainkan jikalau hendak berchakap dengan
merika'itu bermain tangan sahaja, seperti orang bisu; dan lagi
pula pada masa itu terlalu mahal orang yang mengetahui bahasa
itu. Maka sebab itu teringin-lah hati-ku hendak belajar bahasa
itu. maka aku beri tahu-lah ka-pada orang besar-nya aku sangat
hendak belajar bahasa ini. Maka jawab-nya, "Mari-lah engkau
pergi ka-rumah-ku dalam kota, boleh aku beri makan-minum, dan
boleh ku suroh ajar dengan guru-ku akan bahasa ini; maka engkau
pun boleh menjadi guru kami sakalian, dan boleh engkau menulis
Koraan, nanti kita orang beli." Maka ku khabarkan-lah ka-pada
bonda-ku akan perkataan orang besar supai itu, maka di-khabar-
kan-lah oleh bonda-ku ka-pada bapa-ku, kata-nya, "Baik-lah, biar-
lah dia belajar bahasa Hindustan itu, supaya kemudian kelak boleh
menjadi suatu kepandaian ka-pada-nya."
26
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 27
Hata maka pergi-lah aku tinggal ka-dalam kota, karna bapa
saudara-ku pun ada bersama-sama di-sana, maka dua tiga hari ber-
ulang-ulang-lah aku pulang pergi, serta makan-minum clan menu-
lis, serta belajar bahasa itu. Maka di-beri oleh merika'itu wang,
dan lagi minyak sapi dan beras, serta berramah-ramahan-lah aku
dengan segala supai-supai itu, semua-nya berkenal-kenalan-lah, kar-
na merika'itu terlalu ramai, laki-laki perempuan-nya. Maka ada-
lah kira-kira tiga empat tahun aku dudok bersama-sama merika'itu,
maka di-beri Allah dapat-lah bahasa itu; maka pada tiap-tiap ban'
aku berchakap dengan merika'itu dengan bahasa Hindustan juga.
Hata maka dari-pada ketika itu-lah di-gelar oleh merika'itu akan
daku "Munshi," erti-nya guru atau pengajar dalam bahasa-bahasa;
maka dari-pada masa itu lekat-lah gelaran itu sampai sekarang
ini.
Shahadan sa-telah beberapa lama-nya dengan hal yang demi-
kian, maka di-surohkan oleh bapa-ku pulang ka-rumah, kata-nya,
"'Sa-hari-hari dudok-lah engkau membacha kitab itu, semua-nya
bahasa Malayu belaka; tiga-tiga hari sakali nanti aku pereksa
.akan erti-erti perkataan itu, dan bagimana patut di-pakai akan
perkataan itu ada-nya." Maka itu-lah pula kerja-ku sa-hari-hari
dengan tiada boleh bergerak pergi ka-mana-mana atau bermain.
Maka dari-pada ketika itu-lah banyak pendapatan-ku, ia-itu menge-
tahui dari-hal jalan agama, dan kedua perkara mengetahui jalan
bahasa dan erti-nya dan kuasa-nya. Maka pada tiap-tiap tiga
hari sakali datang-lah bapa-ku ka-tempat belajar itu; maka barang
kehendak-nya, baik dari-hal agama atau dari-pada jalan bahasa,
semua-nya di-perbuatkan-nya sual jawab; maka barang perkara
yang ku ketahui ku beri-lah jawab, dan yang tiada ku ketahui di-
beri-nya tahu.
Maka demikian-lah terkadang-kadang pada sa-ketika datang
fikiran-ku, "Apa-kah guna aku ini hidup, sa-hari-hari tiada boleh
senang, dudok dengan belajar sahaja, tiada boleh pergi bermain
ka-mana-mana, dan tiada boleh berkampong dengan kawan-
kawan?" Maka dengan fikiran yang demikian, maka menangis-
lah aku, serta duka-chita dengan muka masam. Maka datang-lah
bonda-ku ka-dalam bilek itu, serta di-lihat-nya hal-ku demikian,
maka kata-nya, "Mengapa pula tiada sa-mena-mena engkau me-
nangis?" Maka sahut-ku, "Dari-pada hidop yang demikian,
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
terlebeh baik-lah mati; anak orang lain, sahaya ini lain." Maka
jawab bonda-ku. "Mengapa? tiada-kah engkau makan? atau tiada-
kah pakaian? maka jikalau tiada seperti anak orang kaya, maka
seperti anak orang miskin pun ada juga bapa-mu memeliharakan
engkau ini; mengapa chuma-chuma engkau menangis?" Maka
jawab-ku, "Jikalau kira-nya bonda beri makan mas sakali pun
sa-hari-hari, tiada berguna kalau hati-ku ta'suka." Maka kata
bonda-ku, "Apa-tah yang engkau susahkan?" Maka jawab-ku,
"Lihat-lah bapa ini, sa-hari-hari di-suroh-nya belajar ta'satu-satu,
tiada boleh senang; dan lagi tiada di-beri-nya berkampong-kam-
pong sama kawan-kawan; seperti orang dudok di-dalam kubur,.
demikian-lah malam siang ada dengan kerja." Maka apabila di-
dengar oleh bonda-ku akan segala-perkataan-ku itu, maka di-pelok-
nya leher-ku sambil di-chium-nya muka-ku, kata-nya, "Anak, meng-
apa engkau bodoh ini? bukan-lah belum sampai akal-mu, sampai-
sarapai-lah engkau budak-budak, sekarang belum lagi engkau tahu
akan guna-nya ilmu itu, nanti di-belakang kelak baharu-lah engkau
tahu akan guna-nya ilmu itu, dan kaseh ibu-bapa itu akan anak-
nya; bahwa bukan-kah engkau ini anak-ku sa'orang? maka jikalau
tiada engkau tahu mengaji dan menulis seperti pekerjaan anak
orang baik-baik, neschaya kemudian kelak besar-lah engkau sesal-
kan atas ibu-bapa-mu itu sebab tiada mengajar engkau akan per-
kara yang baik itu. Ada pun pada masa ini engkau rasa'i ia'itu
terlebeh paint dari-pada hempedu, nanti kemudian kelak baharu-
lah engkau tahu ada pun ia'itu terlebeh manis dari-pada ayer
madu; maka pada masa itu-lah baharu kelak engkau puji akan
gebajikan ibu-bapa-mu itu. Shahadan jikalau kami kedua ting-
galkan ka-pada-mu beberapa banyak harta sakali pun, jikalau tiada
untong-mu, neschaya sa-bentar juga ia lennyap dari-pada mata-
mu; tetapi ilmu dan pengajaran yang baik itu bukan-nya demiki-
an, sa-hingga bercherai-lah nyawa dari-pada tuboh-mu maka ia
pun bercherai-lah." Bahwa benar-benar-benar perkataan bonda-
ku itu; maka sekarang-lah baharu ku rasa'i manis-nya ilmu itu
terlebeh dari-pada ayer madu ada-nya.
Bermula maka tatkala lagi tengah aku berchakap-chakap de-
ngan bonda-ku itu, maka bapa-ku pun masok-lah, maka terhenti-lah
chakap itu. Ada pun adat bapa-ku itu, apabila di-pandang-nya
akan daku, tiada pernah dengan manis muka-nya, melainkan
28
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 29
dengan masam-nya; dan. lagi tabiat-nya ka-pada-ku, barang apa
perbuatan-ku, baik dari-pada tulisan-ku atau bachaan-ku, tiada
pernah di-benarkan-nya, melainkan ada-lah salah ta'satu-satu;
maka kedudokkan-ku itu menjadi serba salah, tetapi orang lain
memuji; maka apabila di-dengar-nya, di-tegahkan-nya; kata-nya,
"Merika'itu hendak merosakkan anak-ku."
Arakian maka pada suatu hari datang sa'orang nakhoda mon-
chari bapa-ku di-rumah, hendak membuat surat tanda tangan, ia
ada berhutang ka-pada sa-orang saudagar China di-Malaka, tiga-
ratus ringgit banyak-nya. Maka pada hari itu bapa-ku ada ter-
lalu banyak kerja di-rumah Tuan Adrian Koek; maka dudok-lah
nakhoda itu di-rumah-ku menanti-nanti sampai tengah hari, lalu
ia pulang-lah makan; kemudian ia balek menanti-nanti sampai
petang. Maka pada masa itu aku pun keluar bertanya ka-pada
nakhoda itu, "Dari-mana datang enchek nakhoda, dan apa di-
chari?" Maka jawab-nya, "Sahaya chari enchek punya orang
tua." Maka jawab-ku, "Ini hari bapa sahaya ada banyak kerja
di-rumah Tuan Adrian Koek." Maka jawab-nya. "Apa-lah hal
sahaya ini, sudah berjanji kapada orang tua enchek, ia hendak
membuatkan surat? karna sahaya hendak belayar sekarang."
Maka kata-ku, "Enchek nakhoda, kalau suka, boleh sahaya choba
tuliskan;" maka berlari-lah aku masok sa-bentar ka-dalam tempat
ku menulis itu, lalu ku tulis-lah. Maka aku bertanya, "Apa
nama enchek nakhoda?" Maka kawan-nya mengatakan nama-nya
itu Nakhoda Ahmad, ia sendiri, tiada mau menyebutkan nama-nya,
dan nama orang China yang di-tempat ia berhutang itu. Maka
sa-telah habis-lah, maka aku bawa keluar, ku unjokkan ka-pada-
nya; sa-telah sudah di-bacha-nya, lalu ia menggeleng, seraya kata-
nya, "Sudah betul itu enchek, melainkan biar-lah sahaya buboh
tanda tangan di-hadapan enchek." Maka di-buboh-nya-lah tanda
tangan-nya, sambil meminta diri. Tatkala ia hendak keluar itu,
maka di-unjokkan-nya satu ringgit ka-tangan-ku, sambil menyem-
bah, kata-nya, "Ambil-lah ini, enchek, beli-beli penganan." Maka
ku sambut-lah serta dengan suka-chita yang besar sebab sa-bentar
mendapat satu ringgit itu, serta kata-nya, "Susah enchek." Maka
jawab-ku, "Terima kaseh nakhoda."
Maka tiba-tiba dengan sa-ketika itu juga bapa-ku pun masok.
Serta di-lihat nakhoda itu., maka kata-nya, "Apa khabar nakhoda;
3
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
30 Hikayat Abdullah.
bila datang ka-mari?" Maka demi aku terpandang bapa-ku itu,
maka lari-lah aku masok ka-dalam bilek itu berdiam diri-ku, serta
dengan beberapa sesal sebab membuat surat itu. Maka jawab-
nakhoda itu, "Lama sudah sahaya menantikan tuan, dari pagi
sahaya; ini-lah anak tuan Enchek Abdullah tuliskan." Maka
apabila aku menengar nama-ku di-sebut-nya itu, berdebar-lah hati-
ku, sebab takut barangkali ada salah, karna belum pernah-pernah
aku membuat surat yang demikian itu, lagi-pun tiada bertauladan,
melainkan dengan berani serta fikiran-ku sendiri. Maka apabila
di-lihat oleh bapa-ku surat itu, maka tersennyum-lah ia, sambil
kata-nya, "Budak nakal, ia membuat pandai-pandai sendiri sahaja;
boleh pakai ini surat, nakhoda, bawa-lah berikan ka-pada tempat
nakhoda berhutang itu." Maka nakhoda itu pun berjalan-lah
pulang, maka bapa-ku pun masok-lah dengan tersennyum-sennyum
simpul laku-nya, maka bonda-ku pun bertanya, "Apa ini tersen-
nyum?" Maka jawab bapa-ku, "Ini hari jikalau aku dapat sa-
ribu ringgit pun tiada bagitu suka seperti anak-ku sudah boleh
menolong aku;" maka di-cheterakan-nya-lah ka-pada bonda-ku;
akhir-nya maka kedua-nya pun tertawa, serta kata-nya, "Di-
tambahi Allah akal bichara yang baik akan dia." Maka jawab
pula bapa-ku, kata-nya, "Baharu-lah pada hari ini aku mendapat
anak, seperti yang engkau peranakkan akan dia pada hari ini ;
maka jikalau ia tiada tahu mengaji dan menyurat, tinggal bodoh,
aku bilangkan dia seperti sudah mati ada-nya." Maka ada-lah
segala perkataan ibu-bapa-ku itu semua-nya aku dengar dari dalam
bilek itu, maka baharu-lah pada hari ini aku ketahui akan kaseh
ibu-bapa-ku itu akan daku, dan mengetahui guna segala peng-
ajaran-nya, dan akan faedah ilmu yang di-ajarkan-nya itu; maka
dari-pada masa terpaku-lah ka-dalam hati-ku itu, bahwa segala
pengajaran ibu-bapa itu sakalian-nya benar dan patut dan baik
ada-nya sa-mata-mata.
Hata kemudian maka masok-lah bapa-ku ka-dalam bilek
tempat ku belajar itu dengan masam muka-nya, "Apa engkau buat
ini hari? aku tiada di-rumah, engkau pun tiada pedulikan pela-
jaran-mu dan menulis; sebab malas-mu itu satu pun tiada tahu
tulis, engkau buatkan surat Nakhoda Ahmad orang Siak itu be-
berapa banyak salah, sudah aku betulkan." Maka fikir-ku dalam
hati, maka semua-nya hal ini sudah ku ketahui, maka sa-kali-kali
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdulla . 31
bapa-ku itu tiada mau mengatakan aku ini tahu atau pandai atau
memuji aku, sebab takut-nya aku mendapat hati ada-nya.
Maka ada-lah semenjak itu maka barang surat kiriman, atau
surat tanda tangan, atau surat-surat wakil, atau surat wasiat dan
sa-bagai-nya, maka jikalau ada orang datang hendak membuat
surat ka-pada bapa-ku, maka sakalian-nya itu di-suroh oleh bapa-
ku tulis kapada-ku; maka mula-mula di-katakan-nya demikian-
demikian hal-nya, dan sa-kian sa-kian banyak wang-nya, dan sa-
kian sa-kian lama perjanjian-nya, maka di-suroh-nya aku karang
sendiri; pada sakali dua kali ada juga sedikit-sedikit salah, maka
ketiga kali-nya sudah-lah betul. Kemudian dari-pada itu di-
pulangkan-lah oleh bapa-ku akan segala perkakas-nya dan peti-
peti tulis-nya ka-pada-ku.
Sa-bermula ada-lah pada zaman itu dalam negeri Malaka ter-
lalu-lah mahal orang yang tahu menulis dan mengarang barang
suatu, melainkan ada-lah empat lima orang yang terpakai dalam
pekerjaan itu; pertama-tama Khoja Muhammad, ia'itu peranakkan
Keling Malaka, maka ia-lah menjadi tolk Kompeni; maka kemu-
dian dari-pada itu Jamal Muhammad bin Nur Muhammad Surati;
dan bapa-ku Abdul Kadir bin Muhammad Ibrahim; dan Mahid
bin Ahmad Lebai. Maka ada-lah dari-pada pihak anak-anak Ma-
layu yang ku ketahui, Enchek Yahya bin Abdul Wahid, dan En-
chek Ismael bin Muhammad Arif Surati. Maka ada-lah sakalian
orang yang ku sebutkan sakalian-nya orang terbilang, sebab ter-
sangat usaha merika'itu belajar dan menchari ilmu, sa-hingga
menjadi pandai ada-nya. Maka merika yang tersebut ini-lah di-
ehari orang salah sa'orang dalam barang pekerjaan; dan lagi di-
malu'i orang dalam sa-barang majlis, dan lagi merika'itu hidup
dalam pekerjaan itu-lah, tiada dengan pekerjaan yang lain. Maka
dari sebab maamur-nya negeri Malaka pada masa itu, sa-bentar
pun tiada-lah boleh senang merika'itu, pada tiap-tiap hari ada-lah
pekerjaan yang mendatangkan faedah, tidak satu-satu ada-lah
pekerjaan; maka terpuji-lah nama merika'itu sampai ka-negeri
mana-mana, dan terpakai ka-pada orang puteh, dan termulia dalam
majlis yang besar-besar.
Shahadan ada pun dari-hal anak muda-muda yang pada za-
man itu, tiada-lah sa'orang pun yang ingin dengan suka hati-nya
hendak belajar akan pekerjaan dari-hal tulis-menulis dan bacha
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
32 Hikayat Abdullah.
surat Malayu itu, sebab bahasa Malayu ada-nya; melainkan aku-
lah sahaja orang yang hina lagi miskin dan bodoh; hendak ber-
niaga pun, mak-bapa-ku orang miskin, tiada berharta, sebab itu-lah
ku tuntut benar-benar, sa-hingga aku menerima-lah pusaka serta
mewarithi akan kalam dawat tuan-tuan yang tersebut nama-
nama-nya di-atas tadi. Bahwa dalam perkara ini wa'llah jangan-
lah sakali-kali tuan-tuan yang membacha surat ini menyangkakan
bahwa aku memuji diri-ku; karna berfikir-lah tuan-tuan, maka
jikalau kira-nya ada beneh yang demikian telah terchampak barang
di-mana, maka dapat-tiada bertumboh juga ia pada zaman ini.
Kama pada fikiran orang-orang sakalian tiada patut di-pelajari
akan bahasa Malayu itu, sebab ia'itu bahasa kita sendiri; dan lagi
pula dari-pada zaman nenek-moyang pun tiada pernah pula orang
menaroh tempat belajar bahasa Malayu, melainkan mengaji
Koraan sahaja; dan patut di-belajarkan bahasa Arab, karna ia'itu
yang berguna ka-pada agama, dan lagi dalam akhirat, dan lagi
bahasa itu sahaja yang terlebeh mulia di-antara orang Islam.
Bermula dari-pada orang-orang yang tersebut itu-lah aku
telah belajar, serta bertanya akan rahsia-rahsia bahasa Malayu
itu, dan mendapat-mendapat barang tauladan atau petua atau
tiruan; dan lagi pula ada-lah yang telah ku dapati beberapa banyak
perkataan bahasa Malayu, dan nama yang pelek-pelek, dan um-
pamaan dan kias dan ibarat, dan ikatan perkataan yang indah-
indah, dan yang manis-manis, dan sa-bagai-nya; itu semua-nya
dari sebab usaha-ku bertanya-tanya, dan membacha hikayat-hika-
yat yang dahulu kala, dan karang-karangan orang tua-tua. Maka
dalam simpan-simpanan yang tersebut itu-lah aku peroleh ke-
banyakkan simpulan perkataan, dan ikatan perkataan, dan rangkai
perkataan, dan rengkasan perkataan, dan lanjutan perkataan, dan
kuasa perkataan, dan memaniskan perkataan, dan tumboh per-
kataan, dan champuran perkataan, dan tuju perkataan, dan tajam-
kan perkataan, dan sindiran perkataan, dan rahsia perkataan, dan
sa-bagai-nya; dan lagi pula ada beberapa ilmu bahasa yang ada ku
lihat tersembunyi dalam bahasa Malayu itu. Bermula barang per-
kataan yang baharu yang ada bertemu dalam kitab-kitab dan hika-
yat atau sha'ir, maka dengan segera-nya pergi-lah aku mendapatkan
salah sa'orang dari-pada merika'itu, dengan beberapa hormat dan
merendahkan diri bertanyakan erti-nya perkataan itu, dan guna-nya,
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah. 33
dan asal-nya tumboh perkataan itu, dan bagimana memakai dia.
Maka terkadang di-jadikan tertawa oleh merika'itu, sebab satu
perkataan aku pergi bagitu jauh antara rumah-nya dengan rumah-
ku, seraya kata-nya "Engkau boleh dapat lekas ilmu ini, oleh
sebab rajin-mu serta usaha."
Maka ada-lah pula beberapa perkataan dalam kitab-kitab atau
hikayat yang ku dapati yang belum di-dengar oleh merika'itu atau
mengetahui erti-nya, maka di-unjokkan oleh merika'itu akan tem-
pat ku bertanya, ia'itu ka-pada Datok Sulaiman, orang Malayu
asal, yang diam di-Kampong Hulu, maka ka-pada-nya-lah aku
dapat akar umbi bahasa Malayu itu. Ada-lah pada masa ku
dapati akan dia itu, kira-kira umur Datok Sulaiman itu lebeh
kurang dari-pada delapan atau sembilan-puloh tahun; maka itu-
lah orang asal-berasal Malayu, lagi pun ia'itu orang yang ber-
pengetahuan dan bangsawan; dan lagi ada sa'orang Datok Astur
nama-nya, sama tua-nya; dengan tiada merika'itu mau meng-
ubahkan pakaian asal Malayu sampai mati-nya, ia'itu berdestar,
dan berbaju takwa, dan berkain kembang ada-nya; maka ka-pada
merika'itu-lah guru-guru orang-orang yang tersebut itu, dan tSm-
pat merika'itu bertanya akan bahasa dan nama yang pelek-pelek
yang tersebut dalam kitab-kitab atau hikayat-hikayat.
Sa-bermula maka merika'itu-lah sakalian guru-ku yang me-
nyatakan ka-pada-ku akan segala rahsia bahasa Malayu, maka ia-
lah yang mengatakan ka-pada-ku bahwa bahasa Malayu itu ada
nahu-nya, dan saraf-nya, dan irab-nya, dan lagi ada pula beberapa
perhentian-nya, dan permulaan bahasa, dan haris di-atas dan di-
bawah dan di-hadapan, dan tanda mati; dan lagi ada pula per-
kataan jikalau di-keraskan suara menjadi lain erti-nya, dan
jikalau di-perlahankan jadi lain erti-nya; dan lagi ada pula ber-
bagai-bagai perhiasan bahasa itu, masing-masing dengan tempat-
nya, sakalian-nya ada lengkap genap belaka dalam bahasa Malayu,
lagi pun dengan manis bunyi-nya. Tetapi kata-nya, tiada ahli-
nya, yaani orang yang pandai, yang boleh mengaturkan dan me-
nentukan hukum bahasa Malayu itu ada-nya. Shahadan maka
dari situ-lah aku menerima segala keputusan perkataan-perkata-
an itu dengan selesai-nya.
Hata dengan beberapa lama-nya aku berulang-ulang belajar
akan segala perkara yang tersebut itu, ada-lah kira-kira sa-tahun
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
sembilan bulan lama-nya, maka guru-ku itu pun kembali-lah ka-
rahmat Allah. Maka menjadi terhenti-lah pelajaran-ku itu, tegal
tiada-lah boleh mendapat pada zaman itu dalam Malaka sa'orang
pun yang lebeh pandai dalam bahasa Malayu itu dari-pada-nya;
maka sebab itu menjadi tawar-lah hati-ku hendak belajar dari-pada
orang lain, melainkan bertanya-tanya sahaja ka-pada orang-orang
yang tersebut itu, karna lebeh-lah pengetahuan dan penengaran
dan penglihatan merika'itu dari-pada aku ini; maka jikalau sa-
kira-nya di-simpul-nya dengan kaki-nya, tiada-lah dapat ku urai-
kan dengan tangan-ku; dan lagi sudah ku ketahui akan rahsia
orang yang berguru dengan orang yang meniru itu terlalu jauh
beza-nya.
Arakian maka ada-lah sedikit hari kemudian dari-pada sudah
mati guru-ku yang mengajar bahasa Malayu itu, maka dudok-lah
aku menulis sahaja surat-surat-ku dengan susah hati-ku dengan
tiada belajar, maka dengan tolong Allah datang-lah sa'orang orang
Arab, bangsa-nya Shaikh, dan negeri-nya Yaman; ada-pun ia'itu
ahli dalam pengajian Koraan, dan nama-nya Muallim Muhai
'd-din. Maka apabila segala orang-orang Malaka menengar pe-
ngajian-nya itu, maka masing-masing pun terchengang-lah, seperti
menengar bunyi-bunyian shorga, sebab pengajian-nya itu serta
dengan hukum tajwit dengan panjang pendek seperti ukuran-nya;
maka masing-masing pun ashek-lah pergi hendak belajar ka-pada-
nya. Maka jawab-nya, "Sahaya mau belayar ka-tanah Jawa, tiada
boleh sahaya mengajar di-sini." Maka kemudian pergi-lah be-
berapa orang tua-tua meminta ka-pada-nya, supaya ia menahun di-
Malaka, karna banyak orang hendak mengaji. Maka jawab-nya,
^Jikalau boleh sahaya mendapat faedah di-sini, boleh sahaya ting-
gal, karna sahaya ada anak-bini dalam negeri Acheh, sebab itu-lah
sahaya datang ka-mari hendak menchari nafkah merika'itu."
Hata maka muafakat-lah masing-masing dengan membuat per-
janjian barang siapa mengaji sa-tahun sa'orang bayar lima ringgit,
maka redha-lah masing-masing hendak membayar; maka aku serta
empat-lima-puloh orang semua-nya pun mengaji-lah. Maka dari-
hal pengajian-ku yang dahulu itu semua-nya di-lebur-nya sa-mula,
dan lagi di-beri-nya hukum-hukum pengajian, maka dengan
kasehan Allah, serta dengan berkat guru-ku itu ada-lah sa-tahun
lama-nya aku dudok bertekun mengaji itu, maka dapat-lah seperti
34
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
pengajaran-nya itu. Shahadan dari-pada zaman itu-lah baharu
mashhur pengajian anak-anak Malaka, maka dahulu dari-pada
zaman itu tiada-lah berbilang ada-nya, karna tiada mengetahui
hukum-nya, atau panjang pendek-nya, dan mad-nya dan wakaf-
nya, dan kalkalah-nya, dan sabagai-nya. Maka kemudian dari-
pada itu beberapa banyak pula hadiah-hadiah orang akan dia, ter-
lebeh pula dari-pada pemberian yang tersebut itu di-peroleh-nya;
maka suka-chita-lah ia, serta dengan beberapa doa-nya, lalu-lah ia
belayar pulang ka-Acheh.
Sa-bermula sa-telah selesai-lah dari-pada aku belajar mengaji
Koraan itu, kemudian dari-pada sedikit hari pula, bahwa datang-
lah sa'orang orang alim, ia'itu bangsa Arab, lagi sayyid, nama-nya
Sayyid Shaikh bin Alwi, Bafakih bangsa-nya; maka bahwa-sanya
ada-lah ia'itu alim besar dalam bahasa Malayu, istimewa dalam
bahasa Arab. Maka apabila datang-lah ia ka-dalam Malaka
maka masing-masing terchengang-lah sebab menengarkan sa-suatu
masaelah yang di-uraikan-nya, dan beberapa sual di-ada-kan-nya
tiada-lah terjawab oleh segala merika'itu ada-nya. Akan tetapi
keadaan-nya itu miskin. Sa-telah di-lihat oleh orang Malaka akan
hal itu, maka masing-masing pun ashek-lah hendak belajar, maka
ia pun di-perbuat-lah oleh orang tua-tua bichara, kalau barang
siapa yang hendak belajar boleh bayar sa'orang lima ringgit dalam
sa-tahun. Maka bermula-mula aku-lah memberi tapak tangan di-
atas surat perjanjian itu, maka mengaji-lah pula aku; ada-lah
bersama-sama kawan-ku mengaji itu lima enam-puloh orang. Ada
pun kitab yang mula-mula di-pelajari itu kitab usul, nama-nya
Ummu 'l-barahin, ia'itu peri menyatakan zat Allah, dan sifat
Allah, dan kekayaan-nya, (Jan kemuliaan Allah, yang bagimana
patut kita berlaku ka-pada-nya, dan supaya mengetahui kehinaan
dan kelemahan kita, dan sa-bagai-nya. Maka sa-telah sedikit hari
mengaji, maka tamat-lah kitab itu; kemudian di-mula'i pula
mengaji kitab fakih, ia'itu perkara hukum Islam, dan peri sembah-
yang, dan sa-bagai-nya; maka sa-telah itu belajar-lah pula dari-
pada berbagai-bagai ilmu dan hikayat-hikayat yang memberi
faedah dan yang mendatangkan fikiran yang baik dan akal; maka
segala kitab-kitab itu dari-pada bahasa Malayu ada-nya. Maka
segala perkara yang tersebut itu pun sedikit banyak dengan kurnia
Allah dapat-lah mufaham-nya oleh-ku, dari sebab berkat guru-ku
35
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
36 Hikayat Abdullah.
yang tersebut itu; ada-lah kira-kira sa-tahun lebeh-lebeh lama-nya
dudok belajar itu sakalian. Shahadan maka dari-pada masa itu-
lah baharu chelek mata orang Malaka; ada pun dahulu dari-pada
itu bagitu-lah, dalam sa-ratus tiada boleh sa'orang mengetabui
sakalian itu sebab tiada-lah di-indahkan oleh merika'itu akan
segala perkara yang demikian. Ada pun tatkala tuan itu ada di-
Malaka, segala alim yang Iain-lain semua-nya menutup kitab-nya,
tiada-lah berani bersual jawab dengan dia. Arakian sa-telah
habis-lah perjanjian itu, maka ia pun belayar-lah ka-tanah Jawa;
maka ada-lah ia hidup sampai sekarang ini dalam negeri Sumenap,
ia'itu di-kasehi serta menjadi guru ka-pada Sultan Sumenap ada-
nya.
Nasihat. Ada-lah suatu hairan, lagi terchengang aku sebab
melihatkan dan memikirkan hal orang Malayu ini, belum sedar
akan diri-nya, ia tinggal dalam bodoh-nya itu, oleh sebab ia tiada
mau belajar bahasa-nya sendiri, dan tiada mau menaroh tempat
belajar bahasa-nya itu; maka mustahil pada akal, ada-kah orang
yang tiada belajar itu boleh menjadi pandai sendiri-nya? Bukan-
kah segala bangsa-bangsa yang lain dalam dunia ini masing-
masing ada belajar bahasa-nya, melainkan orang Malayu? Han
lagi pula kata-nya, "Apa-kah guna-nya di-pelajari, karna ia'itu
bahasa kita; lagi pun dalam dunia sahaja berguna; terlebeh baik
bahasa Arab, berguna dunia akhirat." Itu pun benar juga: tetapi
hairan aku bagimana boleh di-ketahui bahasa orang lain jikalau
sa-belum mengetabui bahasa kita sendiri dahulu. Akan tetapi
ia berkata-kata itu dengan bahasa Malayu, ia berjual beli dan ber-
kirim surat dan membalas surat dengan bahasa Malayu juga; maka
belum-lah pernah aku melihat baik orang Malayu baik peranakkan
atau barang bangsa yang Iain-lain menggunakan bahasa Arab dalam
pekerjaan-nya, baik dari-hal berniaga, atau menulis kira-kira-nya,
atau berkirim surat, atau membalas surat, melainkan sakalian
merika'itu menggunakan bahasa masing-masing, melainkan dalam
sembahyang atau berdoa itu-lah sahaja.
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
DARI-HAL KOTA MALAKA.
Bermula maka ada-lah hal-ku dari-pada masa itu, tiada-lah
apa lain pekerjaan melainkan membacha-bacha surat dan menyurat
juga. Maka dalam sedikit hari demikian itu, maka tiba-tiba
pechah-lah khabar dalam Malaka mengatakan Inggeris konon
hendak memechahkan kota Malaka. Maka segala bangsa orang
dalam Malaka pun tiada-lah perchaya yang boleh di-pechahkan kota
Itu dengan mudah-nya; maka kata sa'orang, "Sampai sa'umur
hidup raja ini pun tiada akan habis." Ada pun sebab sangka
merika'itu demikian, oleh karna kukoh-nya kota itu, serta dengan
perbuatan-nya, dan keras batu-nya dan tempat-nya bukan barang-
barang; ada pun sebab segala perkara ini-lah tiada-lah masok
dalam akal merika'itu yang boleh dengan segera-nya di-pechahkan.
Berbagai-bagai-lah sangka orang, ada yang berkata, "Pada sakali
ini boleh-lah kaya segala orang miskin dalam Malaka, sebab men-
dapat upah memechahkan kota ini;" maka kata pula sa'orang,
"Jikalau di-usek-nya sahaja kota ini, neschaya banyak-lah orang
mati; karna ada beberapa banyak jin shaitan dalam kota itu."
Maka kata pula sa-tengah orang, "Sebab Inggeris ini terlalu cher-
dek-nya itu-lah sebab-nya di-pechahkan-nya kota ini; karna jika-
lau kira-nya kota ini dapat ka-tangan bangsa lain-lain, neschaya
beberapa lama pun di-perangi-nya tiada-lah akan alah, oleh sebab
demikian-lah kukoh-nya dan hikmat-nya kota ini."
Sa-bermula maka ada-lah sifat-nya kota Malaka itu yang ku
dapati dan yang ku jalani di-atas-nya dan sampai ka-dalam tanah
itu, ada-lah demikian ku lihat, batu-nya itu batu besi, ungu warna-
nya, ada yang panjang sa-depa dan ada yang dua hasta; ada pun
batu-batu itu terlalu lichin dengan rata-nya seperti di-ketam rupa-
nya. Shahadan ada pun batu itu sakalian aku dengar-nya di-
pahat oleh orang China yang menjadi tukang kota itu dari Batu
Pahat, ia'itu dengan surohan Portugis, maka sebab itu-lah sampai
sekarang pun tempat itu bernama Batu Pahat.
Bermula dudok-nya kota itu chenderong sedikit ka-dalam, maka
ada suatu lis bulat batu itu juga berkeliling, maka kota itu empat
persegi; tetapi delapan ketelum-nya, ada pun lebar-nya satu-satu
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
ketelum-nya itu ada yang sa-puloh, ada yang dua tiga-belas depa,
maka di-situ-lah di-atur-nya meriam berkeliling; dan tebal-nya sa-
panjang-panjang kota itu ada-lah sa-tengah tiga depa; maka pada
tiap-tiap ketelum-nya itu ada-lah rumah di-bawah tanah itu, ia'itu
dengan sa-lengkap-nya, serta dengan perigi dan kandang kuda-nya;
maka dari dalam tembok kota itu ada jalan yang boleh orang ber-
jalan berkeliling, maka sampai ketelum-ketelum itu ada pintu-nya
jang boleh keluar. Shahadan ada pun tinggi kota itu ada-lah kira-
kira sa-puloh depa yang kelihatan sampai ka'atas; maka khabar-
nya konon bagaimana tinggi di-atas, bagitu juga dalam kaki-nya;
maka pada tatkala hendak di-robohkan itu, di-gali, ku lihat ada
tujoh delapan depa dalam-nya, belum juga bertemu dengan kaki-
nya.
Kalakian ada-lah kota itu pintu-nya empat, satu pintu besar,
tempat-nya di-iringan jambatan besar, maka dalam pintu besar itu
ada pula satu pintu kechil, maka dari-pada pintu itu-lah orang
masok keluar kalau sudah pukul delapan malam; maka ada-lah
kira-kira sa-puloh lima-belas depa jauh-nya ka-kanan, ada pula
suatu pintu, ia'itu tempat masok keluar barang-barang, dan kereta
kuda sakalian-nya berjalan dari situ-lah; maka pada kedua pintu
itu ada-lah supai menjaga berganti-ganti. Dan lagi di-sa-belah
Bukit China ada suatu pintu kechil, dan di-sa-belah Bandar Hilir
ada suatu pintu hampir-hampir rupa-nya seperti pintu besar itu
Maka jambatan pun ada tiga; satu jambatan besar, ia'itu
jalan ka-sa-belah Malaka; dan kedua jambatan kechil nama-nya,
ia'itu jalan ka-sabelah Bukit China; ketiga jambatan ka-sa-belah
Bandar Hilir. Ada pun perbuatan jambatan-jambatan yang ter-
sebut itu, semua-nya boleh di-angkat-angkat sa-belah sa-belah;
maka pada malam di-angkat-nya jambatan itu; dan lagi jikalau
ada barang suatu pergadohan atau perang dan sa-bagai-nya, di-
angkat-nya jambatan itu. Dan lagi jikalau ada perahu-perahu
besar hendak masok ka-dalam sungai itu, adat-nya di-bayar, maka
keluar pun demikian.
juga.
Bermula ada-lah pada keliling kota itu di-perbuat-nya kubu
dari-pada tanah, ada tebal-nya dua depa; maka di-kaki kubu itu
di-buboh-nya pula ranjau besi bercheranchangan, maka di-sa-belah
ranjau itu ada pula parit, lebar-nya ada kira-kira lima depa, dan
38
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
dalam-nya pun demikian; ada pun ayer-nya itu boleh di-masokkan,
dan boleh di-keluarkan; maka pintu ayer-nya itu dari jambatan
kechil yang di-sa-belah Bukit China, maka di-keluarkan-nya ka-laut
dari jambatan Hilir. Maka ada-lah di-tebing parit itu berkeliling
di-tanam-nya pokok sena; maka dalam parit itu ada-lah beberapa
buaya dan ikan siakap dan jumpul dan hudang galah menjadi.
Ada pun di-atas kota itu ada-lah kira-kira dua depa di-buboh-
nya satu meriam, serta satu "rumah monyet" nama-nya, tempat
supai jaga; demikian-lah berkeliling kota itu. Maka apabila sam-
pai pukul enam petang, tiada-lah di-beri-nya orang masok ka-
dalam kota itu lagi, melainkan boleh berjalan di-luar ashaja; maka
apabila asmpai pukul delapan di-tembak meriam, jambatan pun di-
angkat. Maka kalau berjalan tiada membawa api di-tangkap, dan
kalau ia berteriak tiada di-jawab, di-tembak-nya dari atas kota.
Maka ada pun lebar lorong di-keliling kota itu ada-lah sa-puloh
dua-belas depa sampai ka-tepi sungai; ada pun di-tepi sungai itu
semua-nya di-pukul-nya embarau, dan di-tanam-nya pokok sena,
kira-kira enam tujoh depa sa-batang sa-batang, demikian-lah hingga
sampai jambatan kechil itu ada-nya.
Sa-bermula maka ada-lah dalam kota Malaka itu sa-buah
bukit, maka ada pun bukit itu pertengahan, tiada terlalu tinggi,
tiada terlalu rendah; maka di-kemunchak bukit itu-lah gereja
Holanda. Ada pun gereja itu asal-nya gereja orang Portugis,
maka apabila di-dapati oleh (Holanda di-jadikan gereja-nya; maka
di-bawah gereja itu-lah tempat orang Holanda bertanam orang
mati. Dan lagi ada-lah asal-nya kota Malaka itu pun perbuatan
Portugis juga ada-nya. Maka ada pun sebab ku ketahui hal
demikian, sebab ada gambar-nya yang membuat kota itu
di-muka pintu kota itu; maka ku lihat rupa-nya rupa Nasarani
ada-nya. Ada pun gambar itu di-perbuat-nya dari-pada kapur
masak, di-perbuat-nya gambar timbul, ada terdiri sa-besar budak;
maka ada pun gambar yang ku sebutkan itu ada-lah sampai se-
karang di-sa-belah pintu Bandar Hilir; ada pun yang di-sa-belah
ka-Malaka itu sudah-lah di-robohkan oleh Tuan Farquhar. Ada
pun nama gereja yang di-atas bukit itu San Paulo dengan bahasa
Portugis.
Bermula maka di-sa-belah gereja itu ada satu kebun Kompeni;
maka terlalu indah-indah tanaman dalam kebun itu, dari-pada
39
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
pohon buah-buah dan bunga-bunga dan segala jenis sayur-sayur.
Maka di-dalam kebun itu ada sa-buah perigi, entah beberapa ratus
depa dalam-nya tiada-lah ku ketahui, maka dari sebab sangat
dalam-nya itu, sampai tiada-lah kelihatan eyer-nya; maka jikalau
kita champakkan batu, sa-jurus lama-nya baharu-lah kedengaran
bunyi-nya. Maka di-luar kebun itu pula ada-lah sa-buah perigi,.
itu pun demikian juga dalam-nya. Maka di-iringan bukit itu
rumah raja, terlalu indah-indah perbuatan-nya; ada pun jalan di-
rumah raja itu boleh berjalan dari bawah tanah masok ka-dalam
bukit itu; dan lagi pula ada satu pintu dari situ boleh berjalan
terus sampai ka-sungai.
Bermula di-balek kebun Kompeni itu-lah tempat di-tanamkan
Raja Haji ia'itu sa'orang raja Malayu yang berkuasa ada-nyar
asal-nya ia'itu keturunan Bugis, maka isteri-nya bernama Ratu
Mas, maka ia-lah yang telah datang memerangi Malaka pada
zaman Holanda. Maka ada-lah dari-pada zaman itu sampai masa
ini ada kira-kira lebeh sedikit dari-pada enam-puloh tahun. Maka
hampir-hampir dapat Malaka oleh-nya, maka berkeliling jajahan
Malaka dan kampong-kampong semua-nya sudah di-dapat-nya,.
melainkan tinggal lagi Malaka bulat-bulat sahaja yang belum di-
dapat-nya. Maka pada masa itu segala bangsa yang ada dalam
Malaka masok perang menolong Holanda, dari-pada Malayu,.
Keling, China, Serani, masing-masing ada dengan kapitan-nya
dan kepala perang-nya; maka ada-lah beberapa tahun di-perangi-
nya, lalu mati-lah Raja Haji itu di-makan perluru, di-Tanjong
Palas nama tempat-nya; kemudian di-ambil Holanda mayat-nya itu
di-tanamkan di-balek kebun yang tersebut itu; ada pun khabar-nya
yang ku dengar tempat itu kandang babi. Kemudian ada kira-kira
dua tiga-puloh tahun di-belakang, datang-lah anak-buah Raja
Haji itu dari Lingga dan Riau ka-Malaka, meminta izin ka-pada
raja Inggeris hendak di-pindahkan-nya kubur itu ka-Riau; maka
di-berikan-lah izin, lalu di-bawa-nya-lah pergi. Ada pun hikayat
perang Raja Haji itu terlalu-lah lanjut-nya, maka jikalau ku
cheterakan, neschaya berlambatan-lah pekerjaan-ku, melainkan
mengambil simpan-nya sahaja.
Sa-bermula maka di-sabelah bukit itu pula tempat penjara,.
kata orang Malaka "Miskurdi," ia'itu bahasa Portugis Miseri-
cordia, erti-nya tempat kasehan; dan lagi ada suatu nama-nya
40
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
"Terongko" erti-nya tempat pasong, itu pun bahasa Portugis
juga. Maka ada-lah dalam tempat itu suatu lagi tempat, nama-nya
"Terongko Gelap," maka orang yang membuat salah besar sakali
di-masokkan dalam terongko gelap itu; slang sa-rupa malam sa-
rupa. Maka di-sa-belah-nya itu ada-lah sa-buah rumah, ia'itu
tempat menaroh perkakas membunoh orbing dan menyeksakan
orang, ia'itu tempat "Teratu" nama-nya, di-tinggalkan orang di-
atas bangku itu, maka di-titek segala sendi-sendi-nya, semua-nya
di-pechahkan-nya, kemudian baharu di-gantongkan di-Pulau
Jawa; dan lagi ada-lah segala perkakas orang di-buboh chap, ia'itu
di-bakar besi itu merah-merah, ada-lah besar-nya besi chap itu
lebeh-lebeh sedikdt dari-pada satu ringgit, maka di-selarkan-nya
di-tamparan nyamok orang itu, maka berkepul-lah keluar asap-nya
kuning, lagi hangit bau-nya; sa-telah itu baharu di-buboh rantai.
Dan ada tempat kujot; dan ada pipa tempat di-golek orang dalam-
nya, maka ada pun pipa itu di-pukul paku berkeliling, semua-nya
hujong paku itu ka-dalam, maka barang siapa liwat di-masokkan
ka-dalam pipa itu, di-golek berkeliling negeri, sa-hingga hanchur-
lah badan-nya; ada pun pekerjaan yang demikian belum pernah
ku lihat, melainkan menengar khabar orang tua-tua sahaja, akan
tetapi perkakas-nya itu sunggoh ada, pipa-nya itu ku lihat ada
berpaku penoh. Maka di-tempat itu ada-lah berbagai perkakasan
dan hukuman, sakalian itu perkakas Holanda menyekksakan dan
menghukumkan orang ada-nya. Ada pun segala perkakas dan
terongko dan sa-bagai-nya, semua-nya sudah terbuang di-bakarkan
sakalian-nya, dan di-pechahkan terongko gelap itu; pada tatkala
zaman perang Batawi datang Lord Minto ka-Malaka, di-buangkan-
nya adat jahat dan bengis itu, semua-nya di-suroh-nya buangkan
ka-laut ada-nya.
Sa-bermula maka kembali-lah aku mencheterakan dari-hal
Tuan Raja Farquhar hendak memechahkan kota Malaka itu.
Maka di-panggilkan-nya-lah segala kuli dalam Malaka dari-pada
segala bangsa, maka di-suroh-nya pechahkan kota itu dari sa-belah
Bukit China dahulu. Maka berratus-ratus kuli hendak memechah-
kan sa-keping batu itu, tiada boleh di-dalam dua tiga hari; karna
masing-masing orang yang bekerja itu dalam ketakutan, sebab
pada sangka dan perchaya merika'itu ada banyak hantu shaitan di-
kota itu; maka sebab sangka itu menjadi banyak-lah orang yang
41
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Abdullah.
bermimpi berjenis-jenis, dan yang ada konon di-tampar shaitan,
muntah-muntah darah, lalu mati, dan yang sakit berjenis-jenis-
penyakit; maka makin-lah bertambah-tambah takut orang bekerja
itu, maka upah-nya pun makin-lah naik, Maka sakalian itu bo-
hong sa-mata-mata, melainkan sebab keras sangka-nya dan ke-
takutan-nya merika'itu menjadikan bahaya bagi diri-nya. Ada
pun kapur yang melekat di-batu itu rupa-nya dan bau-nya seperti
baharu di-buboh rasa-nya. Maka sa-telah di-lihat oleh raja terlalu
payah memeehahkan batu itu, maka di-suroh-nya gali pula kaki
kota itu; maka di-gali-lah beberapa dalam, tiada juga dapat; maka
di-ukur bagimana di-atas-nya bagitu dalam sudah di-gali, itu purr
tiada juga bertemu dengan kaki-nya. Kemudian maka berhenti-
lah pula pekerjaan dari-pada menchari kaki kota itu. Maka
di-surohkan-nya pula pechahkan dari sa-belah laut itu, maka
dengan beberapa changkul dan penggali dan alabangka dan be-
berapa jenis perkakas habis binasa; maka pekerjaan itu pun
dengan bersakit, maka orang pun banyak-lah yang takut hendak:
bekerja, sebab banyak orang mati dan sakit; maka upah-nya pun
makin naik yang di-bayar sa-hari sa-tengah rupiah menjadi satu
rupiah, maka itu pun ia tiada mau; maka terlalu-lah susah pekerja-
an memeehahkan kota itu. Maka kebanyakkan fikiran orang Ma-
laka pada masa itu tiada-lah akan terpechahkan oleh Inggeris akan
kota itu, karna tegoh-nya, dan lagi oleh sebab banyak sangat hantu
shaitann itu.
Arakian maka ada-lah kira-kira tiga bulan lama-nya dengan
hal bersakit dan susah, dan kebanyakkan pula orang mati, dan
jatoh patah kaki tangan, maka tiba-tiba maka kedengaran-lah
khabar mengatakan raja menyuroh gali lobang pada ketelum sa-
belah laut itu, hendak di-masok-nya peti ubat bedil, hendak
di-bakar-nya. Maka hairan-lah orang semua, kata-nya, "Entah
bagimana-kah perbuatan-nya itu?" Maka beratus-ratus orang
pergi melihat, maka aku pun ganggu pergi-lah melihat; maka ku
lihat sunggoh-lah di-gali-nya lobang sa-kira-kira sa-depa lebar-nya,
empat persegi, terlalu dalam. Sa-telah sampai-lah jangka-nya.
maka di-korek-nya pula tanah yang di-sa-belah lobang itu men-
cherok, ada kira-kira sa-depa jauh-nya; maka di-masokkan-nya-lah
peti ubat bedil itu, serta di-beri-nya bersumbu dari bawah tanah,
ada kira-kira panjang sumbu-nya itu lebeh-lebeh sa-puloh depa, di-
42
All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga
Hikayat Sejarah Keluarga

More Related Content

What's hot

Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...Jumadi Subur
 
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko PinurboSebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko PinurboFelix Dass
 
Pudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraPudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraRobby Angryawan
 
Analisis novel novel negri 5 menara
Analisis novel novel negri 5 menaraAnalisis novel novel negri 5 menara
Analisis novel novel negri 5 menaraBelajar Sabar
 

What's hot (6)

Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
Cinta di Atas Cinta - Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa by Jumadi Subur 0815 13...
 
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko PinurboSebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
 
Hujan bulan juni
Hujan bulan juniHujan bulan juni
Hujan bulan juni
 
Pudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona CleopatraPudarnya Pesona Cleopatra
Pudarnya Pesona Cleopatra
 
Analisis novel novel negri 5 menara
Analisis novel novel negri 5 menaraAnalisis novel novel negri 5 menara
Analisis novel novel negri 5 menara
 
Kisah walisongo
Kisah walisongoKisah walisongo
Kisah walisongo
 

Similar to Hikayat Sejarah Keluarga

Similar to Hikayat Sejarah Keluarga (7)

SITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
SITI NURBAYA -- MARAH RUSLISITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
SITI NURBAYA -- MARAH RUSLI
 
Siti nurbaya marah rusli
Siti nurbaya   marah rusliSiti nurbaya   marah rusli
Siti nurbaya marah rusli
 
AYO MENULIS .ppt
AYO MENULIS .pptAYO MENULIS .ppt
AYO MENULIS .ppt
 
Bbm3104 1333332890
Bbm3104 1333332890Bbm3104 1333332890
Bbm3104 1333332890
 
-
  -  -
-
 
Tafsir Al azhar 096 al alaq
Tafsir Al azhar 096 al alaqTafsir Al azhar 096 al alaq
Tafsir Al azhar 096 al alaq
 
Alfarabi
AlfarabiAlfarabi
Alfarabi
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Hikayat Sejarah Keluarga

  • 1. MALAY LITERATURE SERIES, 4 HIKAYAT ABDULLAH BIN ABDUL KADIR, MUNSHl JILID YANG PERTAMA 1939. PRINTED AT THE MALAYA PUBLISHING H OUSE, LIMITED Terchap ke-empat kali-nya SINGAPORE All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 2. PERPUSTAKAAN NEGARA SINGAPURA Hadiah dari All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 3. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 4. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 5. MALAY LITERATURE SERIES, 4. (Published with the Assistance of the Government of the Federated Malay States) HIKAYAT ABDULLAH BIN ABDUL KADIR, MUNSHI. Fourth Edition JILID YANG PERTAMA SINGAPORE MALAYA PUBLISHING HOUSE, LIMITED. 1939. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 6. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 7. PENGENALAN. Bahwa maka ada-lah ka-pada tatkala hijrat sanat 1246 tahun, ka-pada lima likur hari-bulan Shaaban 'l-mukarram, da'itu ka- pada dua likur hari-bulan October tarikh Masehi sanat 1840 tahun, bahwa dewasa itu ada-lah sa'orang sahabat-ku, ia'itu orang puteh yang ku kasehi akan dia, maka ia-lah meminta sangat-sangat ka- pada-ku, ia'itu hendak mengetahui akan asal-usul-ku, dan peri hikayat segala kehidupan diri-ku; maka ia meminta karangkan suatu kitab dalam bahasa Malayu. Maka ada-lah sebab segala hal dan perkara yang tersebut itu menjadi mashghul-lah aku, serta berat-lah rasa-nya anggota-ku, sebab dudok berfikirkan kehendak kekaseh-ku yang demikian, karna segala hal-chwal yang tersebut itu semua-nya perkara-perkara yang telah lalu zaman-nya. Sa-bagai lagi, yang mendatangkan duka-chita dalam hati-ku, sebab bahwa sa-sunggoh-nya aku ini sa-orang bodoh lagi dengan kurang budi-ku dan faham-ku dalam ilmu bahasa, maka ber- tambah-tambah pula pichek pengetahuan-ku dalam ilmu mengarang ada-nya. Shahadan lagi, ada-lah hal-ku ini timbul tenggelam dalam pekerjaan jawatan-ku; maka oleh sebab segala perkara yang tersebut itu-lah mendatangkan perchintaan dalam hati-ku. Sa-bagai pula, maka ketakutan-lah aku akan diri-ku, sebab ku dengar dan ku lihat kechuali-nya kebanyakkan pula orang yang mengaku diri-nya pada zaman ini pandai, dan chakap-nya pun berlebeh-lebehan supaya di-perchaya orang akan dia pandai, tetapi chakap angin sahaja; maka apabila di-surohkan orang akan dia berbuat barang suatu pekerjaan, atau karangan, atau dari-hal tulis-menulis erti bahasa, neschaya di-dapati-lah akan dia itu kosong; sebab segala chakap dan kepandaian-nya itu bukan dengan pelajaran, melainkan menengar-nengar sahaja sa-panjang jalan, maka sebab itu-lah tiada berketahuan hulu hilir-nya. Dan lagi pula kebanyakkan orang yang bebal, yang tiada berbatu uji di- tangan-nya, apabila ia menengar chakap orang berbagai-bagai itu, ya, bukan, ada-lah kelakuan-nya seperti orang mengantok di- sorongkan bantal, maka lelap-lah sahaja ia, yaani perchaya-lah All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 8. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 9. PENGENALAN. Ada pun kitab Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir ini telah di-chapkan mula-mula pada batu, dengan khat Abdullah sendiri. Telah itu di-chapkan pula beberapa kali oleh orang lain, tetapi sudah di-ubah sedikit-sedikit parkataan-nya dari- pada kitab yang mula-mula di-keluarkan. Akan sekarang yang kita memindahkan Hikayat Abdullah ka-pada suratan Inggeris (romanised) ini, sudah kita membandingkan dengan kitab asal yang telah di-keluarkan oleh Munshi Abdullah sendiri itu; mudah-mudahan berbetulan seperti karangan yang asal itu ada-nya. W. G. SHELLABEAR. Malacca, July 1907. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 10. Hikayat Abdullah. ia akan dia dengan tiada di-choba-nya ya-kah atau tidak?" Sa- umpama sa-batang buloh terdiri, maka pada sangka-nya ini-lah sa-batang kayu yang baik lagi lurus, tiada bengkang-bengkok. pesti ada berteras dalam-nya; maka jikalau kira-nya orang yang mempunya'i budi, neschaya di-belah-nya-lah dahulu, di-lihat-nya dalam-nya, neschaya di-dapati-nya kosong ada-nya. Tetapi ada- lah seperti kata arif: "Bahwa-sanya jauhari juga yang mengenal manikam." Maka istimewa pula pada zaman ini, semenjak Selat telah menjadi negeri, belalang telah menjadi lang, dan pijat-pijat pun telah menjadi kura-kura, dan chaching pun telah menjadi ular naga. Bermula ada pun asal-nya segala ajaib ini terbit-nya dari sebab harta dunia ini; maka jikalau hina dan bodoh sakali pun. asal ada berharta, neschaya ia-lah pandai dan termulia; maka jikalau pandai dan mulia, tetapi tiada berharta, neschaya terhina juga. Sa-bermula ada-lah segala perkataan dan mithal dan umpama- an itu semua-nya aku ambil ibarat bagi diri-ku: pertama-tama hina keadaan diri-ku, dan kedua miskin hal kehidupan-ku, dan ketika kurang ilmu dan faham-ku, dan ke'empat bukan-nya aku ini ahli bagi pekerjaan karang-mengarang itu; maka bahwa-sanya tiada-lah bagi-ku kuat kuasa dan daya upaya melainkan dari-pada Allah ada-nya. Dan lagi sakali-kali tiada sunyi diri-ku dari-hal bersifat kekurangan dan kelemahan pad a tiap-tiap masa dan ke- tika ada-nya. Kalakian sa-telah habis-lah fikiran-ku yang demikian, maka tiba-tiba tersedar-lah sa-olah-olah di-kejutkan orang akan daku dari-pada tidur-ku, sambil berkata demikian, "Jikalau kira-nya engkau hina, meminta-lah pada yang mulia; dan jikalau engkau miskin, pinta-lah pada yang kaya; dan jikalau kurang faham-mu, pohonkan-lah ka-pada Tuhan. yang telah berjanji barang siapa yang meminta ia akan mendapat." Maka jikalau kira-nya demi- kian-lah kemurahan-nya Tuhan itu, insha Allah taala aku me- minta tolong juga dengan sa-boleh-boleh-nya ka-pada-nya, yang telah membentangkan langit yang sa-besar itu dengan tiada ber- tongkat, supaya di-penohi-nya akan kehendak kekaseh-ku itu. Maka jikalau aku ini bukan-nya ahli bagi yang demikian sakali pun. bahwa harap-lah juga aku ka-pada-nya akan menyerta'i aku atas pekerjaan yang sedikit ini ada-nya. 2 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 11. HIKAYAT ABDULLAH. Bahwa sekarang dengarkan oleh-mu, hai kekaseh-ku, maka ada-lah aku karangkan akan kitab ini dari-hal hikayat diri-ku; maka ku nama'i akan dia "Hikayat Abdullah." Maka ada-lah, ku renchanakan dalam-nya dari zaman moyang-k u sampai-lah ka- pada masa aku di-peranakkan oleh ibu-ku dalam negeri Malaka (barang di-peliharakan Allah dari-pada segala mara-bahaya dan benchana), sahingga barang yang ku lib at dan yang ku dengar dari-pada segala hal-ehwal zaman-zaman yang tersebut itu, baik dalam negeri Malaka, baik dalam negeri Singapura, ada-lah ku sebutkan dalam hikayat-ku ini, ia'itu sa-hingga ka-pada tarikh penghabisan kitab ini. Maka dalam segala hal yang tersebut itu, telah yakin hati-ku mengatakan bahwa dapat-tiada ada-lah juga beberapa kesalahan dalam-nya dari-pada khilaf atau lupa, baik dari-pada jalan bahasa-nya. baik dari-pada chetera-chetera-nya, baik dari-pada hubongan huruf-nya, atau dari-pada changgong perkataan-nya ; maka atas sakalian perkara ini aku menundokkan kepala-ku di-hadapan tuan-tuan atau cnchek-cnchek segala yang sudi membacha hikayat-ku ini yang telah mendapat kesalahan-nya. Maka dengan sa-suchi-suchi hati-ku, serta dengan muka yang manis, aku meminta ampun dan maaf dari-pada khilaf dan bebal- ku itu; sebab aku telah mengaku dari-pada mula-nya kitab ini, bahwa sakali-kali jauh aku dari-pada nama pandai itu, maka da- pat-tiada aku ini ada penoh dengan bodoh dan kesalahan pada tiap-tiap masa dan ketika. Sa-bermula ada pun moyang-ku laki-laki itu sa-orang orang Arab, negeri-nya Yaman, dan bangsa-nya Uthmani, dan nama- nya Shaikh Abdul Kadir; maka ada-lah pekerjaan-nya itu menjadi guru dari-pada agama dan bahasa. Maka ia'itu turun dari Yaman ka-bawah angin, maka singgah-lah ia di-tanah Keling, dalam negeri Nagur, lalu mengajar-lah orang-orang di- sana dengan begerapa lama-nya. Dalam hal yang demikian, maka di-peristerikan orang-lah akan dia. Hata maka ia pun mendapat All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 12. 4 Hikayat Abdullah. empat orang anak laki-laki, sa'orang bernama Muhammad Ibrahim, dan sa'orang Muhammad Desa, dan sa'orang Nur Muhammad,, dan sa'orang Zainu 'l-Abidin; maka kemudian ia pun mati- lah di-sana. Maka kemudian dari-pada mati-nya itu, maka anak-anak-nya itu pun turun-lah ka-bawah angin ini. Ada pun anak-nya yang bernama Muhammad Ibrahim itu datang-lah ka-Malaka, maka di- peristerikan orang-lah ia dengan nenek-ku perempuan, yang ber- nama Peri Achi, ia'itu anak perempuan Shaikh Mira Lebai. Maka beranakkan-lah bapa-ku, maka di-taroh-nya nama anak-nya itu Shaikh Abdul Kadir, dari sebab mengambil berkat nama bapa-nya. Shahadan maka anak-nya yang lagi tiga orang itu semua-nya pergi ka-sa-belah tanah Jawa; ada pun Muhammad Desa itu pergi ka-negeri Ambun, beranak beristeri di-sana; dan Nur Muhammad itu pergi ka-negeri Sadayu, beranak berchuchu di-sana; dan Zainu 'l-Abidin itu ka-negeri Samarang, tinggal beranak berbuah di-situ, sampai mati. Sa-bermula ada pun bapa-ku itu, besar-lah ia dalam negeri Malaka. Maka tatkala sudah-lah ia khatam mengaji Koraan,. kemudian belajar bahasa, dan belajar kira-kira; sa-telah sudah-lah sempurna ia dalam perkara itu, maka pergi-lah berniaga membawa dagangan ka-hulu Malaka berjual-beli. Hata dengan beberapa lama-nya ia di-sana, pekerjaan-nya sambil berniaga sambil meng- ajar orang-orang hulu itu, dari-pada hal mengaji dan sembah- yang dan sa-bagai-nya, dari-hal perkara agama Islam. Maka dengan hal yang demikian, kaseh-lah merika'itu sakalian akan dia; lalu di-peristerikan orang-lah ia di-sana, serta di-jadikan-nya akan dia khatib dalam kampong yang bernama Lobok Kepong.. Maka dudok-lah ia di-sana sedikit hari, kemudian maka berpindah- lah merika'itu sakalian ka-Sungai Baharu; maka dudok-lah ia di- Sungai Baharu menjadi khatib. Maka kemudian dari-pada itu, maka beranak-lah ia sa'orang anak laki-laki, di-nama'i-nya Mu- hammad Ali, dan sa'orang anak perempuan, nama-nya Sharifah. Bermula ada pun bapa-ku itu pandai dalam bahasa Hindu, ia'itu bahasa Keling, dari-pada tulis-menulis dan ilmu kira-kira dalam bahasa itu; istimewa dalam bahasa Malayu, dari-pada tulis- menulis, dan mangarang, dan membuat surat kiriman ka-pada All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 13. Hikayat Abdullah. raja-raja Malayu; maka sakalian perkara ini-lah pekerjaan-nya menchari makan pada zaman itu. Dan lagi ia ada mengajar tuan Inggeris, yang bernama Tuan Marsden, dari-pada jalan bahasa Malayu; maka ada-lah tuan itu memberi pada-nya satu surat, tanda ia ada belajar dari-pada-nya. Maka ada pun surat yang tersebut itu ada-lah ku dapati dalam peti tulis bapa-ku, maka ku unjokkan ka-pada tuan paderi Thomsen, karna ada-lah hal-ku pada ketika itu sa-patah pun tiada tahu bertutur bahasa Inggeris, istimewa pula surat-nya. Maka apabila di-lihat oleh Tuan Thom- sen akan surat itu, maka kata-nya, "Surat ini nama-nya dalam bahasa Inggeris character, di-beri oleh Tuan Marsden ka-pada enchek punya bapa; bahwa tuan itu-lah yang mengarang kitab laughat bahasa Malayu dan bahasa Inggeris; maka ia ada bela- jar ka-pada enchek punya bapa, lama-nya sa-tahun delapan bulan dalam negeri Malaka ada-nya." Sa-bermula maka kemudian dari-pada bapa-ku itu tinggal di- Sungai Baharu beberapa lama-nya, maka segala adek-kakak bapa- ku yang di-dalam Malaka terlalu sangat suka-chita hendak meng- awinkan akan dia dalam Malaka. Maka dalam hal itu bapa-ku pun mendapat sakit payah di-Sungai Baharu, lalu pergi-lah segala adek-kakak dari Malaka mengambil akan dia, di-bawa-lah ka- Malaka; lalu bercherai-lah ia dengan bini-nya yang di-Sungai Baharu itu, lalu pulang-lah ka-Malaka. Beberapa lama-nya kemudian, maka di-peristerikan orang-lah dengan bonda-ku dalam negeri Malaka, ia'itu ka-pada tarikh sanat 1200. Ada pun asal ibu-ku itu, nenek-nya orang Hindu, dan negeri-nya Kedah, maka datang-lah merika'itu ka-Malaka masok agama Islam, ia pun beranakkan-lah ibu-ku itu dalam Malaka, maka di-nama'i-nya Salamah. Shahadan maka ada-lah pada masa itu pekerjaan bapa-ku itu memegang pekerjaan tuan shah-bandar Holanda, ia'itu zaman Holanda yang dahulu dalam negeri Malaka. Maka bahwa-sanya ada-lah bapa-ku ka-pada zaman itu umpama-nya seperti sa'ekur tikus yang jatoh ka-dalam gedong beras, tiada-lah berkira-kira lagi, dudok dengan kesenangan-nya; berteriak di-kiri, di-kanan menyahut. Maka jikalau ringgit ini, seperti ayer basoh tangan ada-nya, maka terlupa-lah ia kelak akan hal dunia ini berubah- ubah-lah kesudahan-nya. Maka bonda-ku pun beranakkan-lah All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 14. Hikayat Abdullah. abang-ku yang sulong anak laki-laki; kemudian dari-pada empat bulan umur-nya, mati-lah. Maka dengan hal yang demikian empat orang abang-ku laki-laki mati. Hata maka Inggeris pun datang-lah mengambil negeri Ma- laka dari tangan Holanda. Ada pun raja-nya Inggeris yang da- tang itu Tuan Major Cook, dan nama engineer-nya Tuan Farquhar- Maka tiada berapa lama-nya maka Tuan Cook itu pun berlayar- lah, di-gantikan oleh Tuan Farquhar menjadi raja di-Malaka- Maka pada tatkala itu bapa-ku menjadi saudagar, membawa da- gangan belayar pergi datang ka-negeri Siak, karna pada zaman itu negeri Siak ramai, lagi dengan kaya-nya; pada sa-tahun ber- pikul-pikul mas dari sana datang ka-Malaka. Dan negeri Malaka pun bandar besar, dan perniagaan pun baik, maka segala dagangan dari-pada segala pihak pun berhimpun ka-Malaka, lagi pun pada masa itu Pulau Pinang belum menjadi negeri; maka sa-hingga penoh-penoh kuala Malaka dengan dagang dari-pada serba bangsa, sampai-sampai ka-dalam sungai masok. Maka pada zaman itu-lah kebanyakkan orang menjadi kaya dalam Malaka. Hata kemudian dari-pada sedikit hari pula bapa-ku meme- gang pekerjaan Tuan Adrian Koek, ia'itu raja muda dalam Malaka. Maka sedikit hari pula, maka bapa-ku di-jadikan-nya nakhoda dalam sa-buah perahu terlalu besar, yang bernama "Layar Seret," ia'itu pergi datang ka-negeri Kedah, karna Tuan Adrian Koek bersahabat dengan raja-raja di-Kedah. Maka itu-lah zaman-nya bapa-ku membawa gajah dari Kedah ka-Malaka, ia'itu hadiah dari-pada Tengku Daud, raja Kedah, ka-pada Tuan Koek ; maka baharu-lah orang-orang Malaka melihat rupa gajah hidop ada-nya. Shahadan lagi ada-lah pekerjaan bapa-ku itu menjadi utusan ka-pada negeri-negeri Malayu, seperti Lingga, dan Riau. Pahang, Terangganu, Kelantan dan Pelembang, maka sampai ka-tanah Jawa dan sa-bagai-nya, ia'itu dari-pada raja Malaka dan raja, muda; maka sebab itu-lah menjadi berkenal-kenalan-lah bapa- ku itu dengan segala raja-raja negeri-negeri yang tersebut itu. Maka sedikit hari lagi datang-lah perentah dari Batawi, ia'itu dari-pada tuan secretaris governement ka-Malaka, menyurohkan bapa-ku pergi ka-Riau dan Lingga, Pahang Terangganu, dan Kelantan, akan menchari kitab-kitab bahasa Malayu, serta men- jadi utusan ka-pada raja-raja Malayu itu, serta membawa surat 6 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 15. Hikayat Abdullah. dari-pada raja Malaka Timmerman Thyssen ; serta pula ada tuan raja muda itu membekalkan wang lima-ratus ringgit pergi dengan sa-buah perahu layar bendera Holanda. Maka pergi-lah bapa-ku ka-pada segala negeri-negeri yang tersebut itu; maka ada yang da- pat di-beli kitab-kitab itu, dan ada yang dapat raja-raja itu memberi hadiah sahaja dengan tiada berharga, dan ada yang di-upahkan oleh bapa-ku menyalin hikayat-hikayat dan kitab-kitab itu; maka dengan hal yang demikian ada-lah kira-kira dapat enam tujoh- puloh jilid kitab-kitab itu berbagai-bagai nama-nya dan isi-nya. Hata maka sa-telah selesai-lah dari-pada pekerjaan menjadi utusan itu, kemudian datang pula perentah lagi dari Batawi me- nyurohkan bapa-ku pergi ka-Riau menjadi folk, ia'itu juru-babasa dan juru-tulis bahasa Malayu. Maka pergi-lah bapa-ku ka-Riau, sa-hingga Holanda berperang dengan Bugis dan Malayu, maka sampai selesai peperangan itu ada tiga tahun lama-nya ia di-sana. maka kembali-lah pula ka-Malaka. Maka dengan hal yang demikian datang-lah peridaran dunia ini, maka dengan takdir Allah melakukan kehendak-nya atas hamba-nya, pada hijrat nabi sanat 1231 tahun, maka bonda-ku pun kembali-lah ka-rahmat Allah. Kemudian dari-pada itu, dengan kehendak Tuhan yang maha besar, pada hijrat nabi sanat 1231 tahun, maka bapa-ku pun kembali-lah ka-rahmat Allah, dari negeri yang fana ka-negeri yang baka. Ada pun tatkala itu aku ada di- Singapura lagi tengah mengajar segala tuan-tuan saudagar Ing- geris ada-nya. Sa-bermula ada pun negeri yang tempat aku tumpah darah, ia'itu negeri Malaka, yang di-peliharakan Allah dari-pada segala bala dan aniaya; maka pada masa itu Inggeris memegang peren- tah dalam Malaka. Bermula maka ada-lah perang Inggeris dalam Malaka itu dua kali, maka sakali konon khal)ar-nya ada-lah kira- kira sembilan-puloh atau sa-ratus tahun lalu, ia'itu zaman Holanda memegang perentah Malaka. Maka tiba-tiba suatu pagi kelihatan dua buah kapal sa-buah kechi belayar di-laut Malaka; maka apa- bila ia sampai ka-labohan, maka lalu masok-lah ia hampir-hampir dekat ka-darat. Maka sa-telah dekat di-kapal-kapal Holanda yang ada berlaboh itu, lalu di-tembak-nya dengan peluru ada beberapa kali; kemudian di-balekkan-nya kapal-nya, di-tuju-nya ka-laut berlayar; maka dengan sa-bentar itu juga ia pun lesap-lah. Maka T All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 16. Hikayat Abdullah. segala Holanda yang ada di-Malaka dau orang-orang negeri pun gempar-lah; maka baharu-lah di-ketahui orang ia'itu kapal Ing- geris. Maka makin-lah menjadi gempar dan berjaga sa-genap sana sini, sebab takut barangkali ia balek pula ada-nya. Hata maka kemudian dari-pada itu, baharu-lah Inggeris yang tersebut itu pula datang mengambil negeri Malaka, dengan tiada perang atau bersusah, sebab Adrian Koek itu belut, di-beri-nya jalan akan Inggeris itu naik dari kebun-nya di-Bandar Hilir, sebab dia sudah berfakat dengan Inggeris. 8 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 17. PERI ABDULLAH DI-PERANAKKAN. Ka-pada tarikh sanat 1211 tahun, ka-pada tujoh hari bulan safar, hari ahad siang hari, ketika shamsu, ia'itu lepas dari-pada delapan bulan, Inggeris mengambil Malaka dari tangan Holanda. Maka nama-nya raja Inggeris itu Major Cook, dan nama engineer- nya Farquhar. Shahadan ada-lah nama kampong yang tempat aku di-per- anakkan itu Kampong Pali, ia'itu dengan bahasa Keling, maka erti-nya Kampong Mesjid. Maka ada pun saudara-ku sa'ibu sa- bapa itu empat orang laki-laki, semua-nya itu abang-ku, maka aku ini-lah yang bongsu. Ada pun abang-abang-ku yang tersebut itu semua-nya mati tatkala lagi kechil, ada yang mati umur enam bulan, ada umur sa-tahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga tahun, demikian-lah hal-nya sahingga bonda-ku pun seperti laku orang gila sebab mati anak-anak-nya itu, maka sentiasa dudok menangis dan duka-chita juga. Maka beberapa lama-nya dalam hal yang demikian, maka datang-lah sa-orang orang Arab Sayyid yang bernama Habib Abdullah, bangsa-nya Haddad, maka ada-lah ia'itu aulia, maka sangat-lah di-permulia orang akan dia dalam Malaka; maka segala laki-laki dan perempuan pun pergi-lah berguru ka-pada-nya dari- hal perkara agama Islam. Maka bonda-ku juga yang tiada pergi, sentiasa dudok menangis sebab terkenangkan anak-anak-nya yang mati itu. Maka ada-lah rumah-ku itu berhadapan dengan rumah tempat tuan itu tinggal, maka sa-hari-hari ia menengar bonda-ku menangis; maka di-suroh-nya panggil bapa-ku, di-pereksa-nya akan hal bonda-ku itu dudok menangis-nangis. Maka oleh bapa- ku di-cheterakan-nya-lah segala hal anak-anak-nya habis mati itu; maka kata tuan itu, "Baik-lah, pergi engkau katakan ka-pada isteri-mu, jangan-lah ia menangis, insha Allah nanti di-beri Allah ka-pada-nya sa'orang anak laki-laki; maka apabila beranak kelak, engkau namakan dengan nama-ku." Maka pulang-lah bapa-ku serta mengatakan ka-pada bonda-ku akan segala perkataan tuan All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 18. Hikayat Abdullah. itu; maka bonda-ku pun berhenti-lah dari-pada menangis dan duka-ehita. Hata berapa lama-nya kemudian dari-pada itu, maka dengan takdir Allah taala melakukan kehendak-nya di-atas hamba-nya, maka mengandong-lah bonda-ku akan daku. Barang di-ampuni Allah kira-nya akan segala dosa-nya, dan di-beri Allah akan dia tempat kebajikan, sebab beberapa sengsara dan seksa yang di- rasai'i oleh ibu-ku itu pada tatkala mengandongkan aku—makan ta'kennyang, tidur ta'lelap, istimewa pula tatkala beranakkan aku itu, seperti bergantong di-rambut sa-helai, mati hidop kembali, nyawa pergi, nyawa datang, serta dengan keloh kesah peloh-nya berhamburan seperti mutiara yang terhambur dari-pada karangan- nya; maka beberapa kali ia terpengsan, siuman pula. Maka sa- telah genap-lah bulan-nya dan hari-nya, pada saat yang tersebut di-atas itu, maka aku pun jadi-lah. Dan lagi beberapa pula susah- nya ia memeliharakan aku dari-pada waktu kechil-ku; maka um- pama-nya jikalau barang suatu kena di-kaki-ku, rasa-nya seperti di-biji mata-nya, demikian-lah kaseh ibu akan anak. Maka jika- lau kira-nya umur-ku sa-ratus tahun lama-nya, sentiasa aku ber- buat kebaktian ka-pada ibu-ku sakali pun belum-lah pada, pada sakali aku berlalek dalam perut-nya di-rasa'i-nya sakit itu. Maka pada masa aku kechil, tatkala ia tidur lelap, bahwa menangis-lah aku, maka terkejut-lah ia, dengan tergopoh-gopoh, serta pula de- ngan muka manis ia membujok aku, serta di-hiburkan-nya akan daku dengan berbagai-bagai ragam-nya dan nyanyi-nya, sa-hingga mengantok-nya itu pun hilang-lah; di-pangku-nya bermalam- malam, tersenggok-senggok mengantok pula, serta di-beri-nya susu-nya aku hisap; lagi pun dengan hal miskin bonda-ku tiada berhamba, dan tiada pula beradek-kakak yang menolong akan dia, sebab kaseh-nya akan daku di-pangku-nya juga; maka tiada pula ia perchaya memberikan aku ka-tangan orang lain, takut barang- kali orang pengapakan akan daku. Shahadan jikalau aku ter- kenang-kenang akan kaseh ibu-ku itu, ada-lah aku menanggong sa-berat bumi dengan langit, kaseh ibu-bapa itu tiada-lah dapat aku membalas, melainkan sa-hari-hari aku mendoakan dia, mudah- mudahan di-beri Allah akan dia shorga tempat kediaman-nya ber- sama-sama dengan segala orang yang telah di-kasehani Allah akan dia pada sa-lama-lama-nya. Amin. Amin. Amin. 10 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 19. Hikayat Abdullah. 11 Nasihat. Dengarkan oleh-mu, hai segala anak yang berbudi dan yang berbahagia, bahwa demikian-lah besar-nya kebajikan ibu-bapa itu akan anak-nya, ada-kah patut kita derhaka akan dia, dan tiada kita menurut akan perentah-nya, dan kita memechahkan hati-nya, dan kita mengeluarkan ayer mata-nya? Maka ada-lah beberapa anak-anak pada zaman itu yang telah ku lihat mender- haka akan ibu-bapa-nya, maka ada pula yang memukul dan memaki ibu-bapa-nya itu; di-jauhkan Allah kira-nya aku dari- pada anak-anak isi naraka itu. Maka tiada-lah aku lanjutkan akan perkataan ini, karna bukan-nya hajat-ku mengarang yang demikian; maka jikalau kira-nya aku karangkan dari-hal kaseh ibu-bapa akan anak-nya, neschaya chakap-lah ku jadikan suatu kitab yang terkaya ada-nya dari-pada kitab ini bagi segala orang yang budiman. Sa-bermula sa-telah selamat dengan sejahtera-nya atas ibu-ku dari-pada segala bahaya bersalin itu, maka pada tatkala itu-lah aku pun di-nama'i oleh ibu-bapa-ku Abdullah, oleh sebab menurut nama guru bonda-ku itu yang bernama Habib Abdullah Haddad ada-nya. Shahadan ada-lah hal-ku dari-pada masa telah di-per- anakkan itu sa-hingga empat bulan juga lama-nya ada-lah sihat tuboh-ku dan puleh-lah ayer mandi-ku; maka kemudian dari-pada itu tiada-lah merasa'i senang, melainkan sa-hari-hari dalam penyakit tidak satu satu. Maka beberapa-lah wang ibu-papa-ku habis sebab membelanjakan ubat, ada ka-pada orang Keling dan Malayu dan China; dua tiga hari baik, empat lima hari sakit. Maka bonda-ku pun dudok-lah dalam susah, lagi penat lelah-nya; maka barang di-mana sahaja ada orang yang tabu ubat, maka di- bawa-nya akan daku ka-sana. Hata maka dengan hal yang demikian, maka kata orang-orang sakalian, "Jikalau demikian hal budak ini, tiada berhenti dari-pada penyakit sahaja, bahwa barangkali ibu-bapa-nya tiada serasi memeliharakan dia; baik-lah di-jualkan ka-pada orang yang ada beranak banyak." Karna demikian-lah di-perbuat oleh orang tua-tua. Nasihat. Bahwa ini pun satu adat nenek-moyang bodoh, yang tiada ia mengetahui Allah taala. Ada-kah sebab di-jualkan itu menjadi panjang umur-nya; dan jikalau di-pelihara oleh ibu- bapa-nya menjadi pendek umur-nya, atau mati? Maka sakali-kali jangan kita perchaya yang demikian. Bermula ada pun adat men- All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 20. Hikayat Abdullah. jualkan anak itu bukan-nya seperti orang menjual hamba, melain- kan nama-nya sahaja, sa-wang atau lima enam duit; maka duit itu di-ambil oleh ibu-bapa-nya, di-belikan-nya penganan atau barang- barang makanan, di-makan-nya; maka kemudian anak itu dia juga memeliharakan dia, tetapi di-namakan sahaja anak sianu itu, bukan- nya kami kedua ibu-bapa-nya. Shahadan ada pula orang yang per- chaya sebab nama budak itu terlalu besar, itu-lah konon men- datangkan penyakit atau mati. Maka sakalian itu bohong dan adat-adat bodoh belaka, yang bukan-nya dari-pada Allah dan rasul datang-nya. Ada pun dari-hal ibu-bapa itu, sebab tersangat besar kaseh-nya akan anak-nya, maka bagimana pun baik biar-lah, asal hidup sahaja shukur-lah. Ada pun aku ini telah di-jualkan oleh ibu-ku ka-pada enam tujoh orang; dan orang yang menyusu'i akan daku pun kira-kira lima enam belas orang, ada yang enam tujoh hari, ada yang sa- bulan, ada yang dua bulan, oleh sebab ibu-ku itu tiada berayer- susu. Bahwa demikian-lah susah-nya aku ini di-peliharakan oleh ibu-bapa-ku seperti meniup api dalam ayer ada-nya. Maka sebab hendak di-hidopkan Allah juga akan daku, sa-hingga empat lima tahun umur-ku dalam hal itu; tetapi sebab bela pelihara ibu-ku itu maka baik juga tubol ku, sa-hingga boleh-lah bertutur pelat- pelat dan meminta barang suatu. Maka suka-chita-lah bonda-ku itu sebab melihat akan daku tahu berkata-kata dengan pelat-pelat itu, maka makin-lah pula bertambah-tambah kaseh-nya, seperti menatang minyak yang penoh-lah ia memeliharakau daku itu; maka sa-kali-kali tiada-lah ia perchaya orang lain memberi makan atau memandikan dan menidurkan aku, melainkan dengan tangan- nya sendiri juga. Bahwa demikian-lah hal kaseh ibu-bapa itu akan anak-nya. Mudah-mudahan di-turunkan Allah hujan rah- mat-nya dan ampun-nya di-atas kubur-nya, dan di-masokkan-nya ka-dalam jumlah orang yang beroleh rahmat. Amin. Sa-bermula maka ada-lah pada zaman itu dalam negeri Ma- laka, bahwa nenek perempuan sa-belah bapa-ku itu-lah menjadi guru besar dalam Kampong Pali, ada kira-kira dua-ratus anak- murid-nya dari-pada laki-laki dan perempuan mengaji Koraan, dan berbagai-bagai orang belajar ka-pada-nya; ada yang menulis,, ada yang belajar surat dan bahasa Malayu, masing-masing dengan kehendak-nya: make, hampir-hampir habis sa-Malaka itu punya 12 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 21. Hikayat Abdullah. 13 kanak-kanak datang belajar ka-pada-nya. Shahadan maka bonda- ku pun dudok-lah bersama-sama dengan nenek-ku itu sa-rumah, sebab pada masa itu bapa-ku sudah berlayar pergi berniaga ka- Siak, karna perniagaan terbuka dalam negeri Siak atau Pekan Baharu, sa-hingga berpikul mas yang datang dari sana ka-Malaka dalam sa-tahun. Maka aku pun ada-lah bersama-sama dengan segala kanak-kanak yang banyak itu, tetapi belum lagi aku belajar atau boleh membunyikan sa-suatu perkataan, melainkan dengan pelat. Maka pada ketika itu manja-lah aku ka-pada nenek-ku itu, maka sentiasa di-taroh-nya akan daku dekat-nya tatkala ia me- ngajar-ngajar itu. Maka barang apa-apa pengajaran-nya ka-pada budak-budak itu semua-nya ku turut sahaja, itu-lah menjadi per- mainan-ku; dari bangun pagi sa-hingga pukul enam petang tiada- lah menengar bunyi apa lain lagi melainkan rioh bunyi belajar dan mengaji sahaja, maka sebab itu menjadi dapat-lah aku serba sadikit hafadh di-mulut sahaja, tiada dengan mengenal huruf. Maka dengan hal yang demikian sampai-lah umur-ku enam tahun, maka kena-lah aku penyakit buang-buang aver darah be- berapa lama-nya. Maka susah-lah pula ibu-ku, tiada boleh tidur lelap, sudah aku berteriak hendak buang aver; maka sampai-lah ka-mana-mana ia pergi mencharikan ubat berjenis-jenis, lain di- minum, lain di-sapu perut, lain di-buat tuam dan berbagai-bagai; ada-lah sa-tahun tutup dengan hal yang demikian. Maka be- berapa kali sudah aku ini di-tangisi oleh bonda-ku, di-sangka-nya mati. Berribu-ribu rahmat atas-nya sebab beberapa kesusahan yang di-rasa'i-nya memeliharakan daku. Kalakian dengan tolong Allah penyakit itu pun semboh-lah, maka badan-ku pun puleh-lah, pulang sa-mula. Maka ada-lah permainan-ku di-beri oleh nenek- ku itu sa-batang kalam resam, dan suatu papan loh, dan sedikit dawat beras, kata-nya, "Ini-lah engkau buat main sa-hari-hari, jikalau engkau bermain tanah atau pergi main ka-panas aku pu- kul." Maka takut-lah aku pergi ka-mana-mana, melainkan dudok- lah aku menchonteng-chonteng papan itu dengan kalam dan dawat; maka sa-telah penoh-lah papan itu dengan dawat, di-suroh- nya ka-pada budak-budak membasohkan, di-jemurkan; sa-telah kering-lah, maka ku chonteng-chonteng; itu-lah pekerjaan sa-hari- harian di-surohkan oleh nenek-ku, ia'itu sa-belum aku belajar atau mengenal bagaimana rupa huruf ada-nya. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 22. PERMULAAN BELAJAR MENGAJI. Shahadan maka ada-lah beberapa lama-nya aku dalam hal yang tersebut itu, menjadi biasa-lah tangan-ku memegang kalam, dan dapat-lah ku turut-turut rupa hump sedikit-sedikit, tetapi dengan kasar-nya. Maka pada suatu hari apabila di-lihat oleh nenek-ku rupa chonteng-chonteng itu hampir sa-rupa huruf, maka baharu-lah di-tuliskan-nya pengajian-ku dalam suatu loh kechil, di-suroh-nya mengaji; maka mengaji-lah aku apabila suka, maka kalau tidak, aku pergi bermain-main. Maka dengan hal yang demikian sampai-lah umur-ku tujoh tahun, maka belum-lah lagi dapat sa-juz, sebab terlalu manja aku ka-pada nenek-ku, tiada-lah pernah di-pukul-nya atau di-marah-nya akan daku; menjadi tiada- lah aku pedulikan pengajaran itu, melainkan sa-hari-hari leka bermain sahaja. Hata maka bapa-ku pun datang-lah dari Siak; maka serta ia sampai, maka bertanya-lah ia ka-pada bonda-nya (ada pun pang- gilan-nya akan bonda-nya itu Achi, ia'itu bahasa Keling, erti-nya kakak dalam bahasa Malayu; ada pun sebab di-panggil-nya demi- kian itu, karna tiga-belas tahun umur nenek-ku beranakkan bonda- ku itu, di-pandang orang seperti adek-beradek ada-nya; maka sebab itu-lah dari kechil bapa-ku itu biasa memanggil bonda-ku itu Achi, erti-nya kakak), maka kata bapa-ku, "Apa khabar si-Abdullah ini mengaji? berapa juz sudah, dan apa-apa kepandian ia sudah tahu?" Maka kata nenek-ku, "Jangan-lah engkau susahkan itu, sebab dia sa-hari-hari dalam penyakit; maka jikalau di-gertak dan di-pukul siapa tahu menjadi penyakit." Maka kemudian dari-pada beberapa hari, maka bapa-ku pun berpindah-lah ka-rumah lain, ia'itu dekat-dekat Kampong Pali itu juga. Maka pada tiap-tiap pagi aku pergi mengaji ka-tempat belajar, dan malam-malam di-ajar oleh bapa-ku di-rumah. Maka beberapa banyak kena pukul dan tampar, dan beberapa papan loh yang pechah-pechah di-hempaskan oleh guru-ku di-kepala-ku, dan beberapa rotan pechah-pechah di-tuboh-ku, dan beberapa kali di- All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 23. Hikayat Abdullah. 15 tangisi oleh bonda-ku akan daku sebab banyak kena pukul itu ; maka barangkali jari-jari-ku sampai bengkak-bengkak kena pukul sebab menulis salah itu. Ketahui oleh-mu babwa-sanya demikian- lah susah-nya akan mendapat ilmu dan akal itu serta kepandaian dan pelajaran yang baik ada-nya. Shahadan maka ada-lah pada ketika itu penoh-lah dalam hati-ku dengan benchi dan marah dan dengki akan orang yang mengajar aku itu, maka beberapa pula doa-ku mudah-mudahan kalau boleh segera ia mati, supaya tiada aku susah belajar, boleh-lah pergi main barang ka-mana suka-ku; karna ada-lah pada masa itu kesukaan-ku bermain layang-layang,. maka sebab itu beberapa-lah kena pukul, dan di-gantongkan oleh bapa-ku layang-layang itu di-leher-ku, di-suroh-nya mengaji. Dan lagi kalau apa-bila guru-ku itu ada sakit-sakit sedikit, tiada boleh mengajar, maka itu-lah yang menjadi suka-chita yang besar ka- pada-ku, supaya boleh aku pergi bermain; clan jikalau pada ketika belajar itu di-suroh oleh guru-ku atau orang lain barang ka-mana- mana, atau di-tempat yang berbahaya sakali pun, suka juga aku pergi, supaya jangan belajar; dan lagi jikalau ada sedikit-sedikit badan-ku tiada sedap rasa-nya, maka sengaja aku jadikan sakit banyak, supaya jangan aku belajar; dan lagi mau-lah aku meman- dang muka harimau dari-pada memandang muka guru-ku itu. Demikian-lah ada-nya, sudah adat, jikalau kebun yang baik tum- boh-tumbohan-nya, maka jikalau tiada di-pagar, dapat tiada masok- lah binatang atau barang sa-bagai-nya membinasakan dia. Nasihat. Ada pun ilmu dan kepandaian itu menjadi tangga ka-pada pangkat kekayaan, dan kekayaan itu membawa ka-pada kebesaran. Maka bahwa-sanya segala benda yang di-jadikan Allah dalam dunia ini masing-masing ada-lah dengan harga-nya, ia'itu dapat di-nilaikan oleh manusia; melainkan ilmu itu-lah sahaja yang tiada ternilai oleh manusia akan harga-nya. Dan lagi pula, ada pun harta dunia dan kekayaan-nya dan kebesaran-nya itu derjana ada-nya, seperti perempuan jalang, berpindah-pindah- lah ia ka-pada barang siapa yang di-kehendaki-nya; tetapi ilmu itu bukan-nya demikian teramat tegoh setia-nya, dan lagi berchahaya warna muka-nya, ia'itu-lah sa-baik-baik taulan orang yang ber- budi ada-nya; maka jikalau sa-kira-nya bercherai nyawa dari-pada badan, maka pada waktu itu-lah ia pun bercherai dari-pada-nya. Shahadan lagi, ada-lah ia'itu kejadian yang amat ajaib di-jadikan All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 24. 16 Hikayat Abdullah. Allah; hairan, tiada ia di-makan ulat, dan tiada ia rosak dalam hujan panas, dan tiada pula ia dapat di-ambil penchuri, dan tiada ia menyusahkan atau memberatkan kita memikul akan dia, dan tiada ia menyesakkan tempat kita, dan tiada pula ia meminta makan atau minum, melainkan barang bila di-kehen- daki ada-lah dia sedia. Maka sebab itu-lah kata arif: "Apabila engkau dapat wang, belikan mas; maka jualkan pula mas itu, helikan intan; maka jualkan pula intan itu, belikan manikam; jualkan pula manikam itu, belikan ilmu; maka demikian-lah besar kemuliaan-nya itu, serta dengan tegoh setia-nya ka-pada orang yang mendapat dia itu. Maka ada-lah ia itu di-umpamakan seperti suatu tiang batu ada-nya, maka barang beberapa berat yang di-tanggongkan di-atas-nya di-tahan-nya juga; maka jikalau sa- kira-nya terlampau dari-pada adat berat-nya itu, remok-lah ia, patah sakali; tetapi tiada ia tahu melentur atau bengkok seperti tiang kayu dan sa-bagai-nya. Sa-bermula maka apabila aku terkenang-kenang akan palu, dan sesah, dan tampar, dan maki, dan beberapa papan loh yang pechah di-kepala-ku, dan rajok dan masam muka, dan tengking herdek segala guru-ku itu; ada pun satu-satu bilur rotan di-atas tuboh-ku tatkala belajar itu sekarang ini menjadi suatu suloh ada-nya, dan satu-satu tampar itu menjadi satu chermin-mata pada- ku pada masa ini. Maka jikalau sa-kira-nya tiada suloh itu di- tangan-ku, dan chermin mata itu ku pakai, neschaya banyak kali sudah aku terperosok ka-dalam limbah dan parit yang penoh pada tiap-tiap lorong dan jalan; seperti kechuali kebanyakkan kelakuan orang yang tiada memegang suloh itu terperosok ia ka-sana ka-mari, jatoh bangun choreng-moreng berlumur dengan lumpur dan arang, dan patah-riok kaki-tangan-nya di-hadapan-ku. Maka ada-lah ku pohonkan ka-pada Allah kalau dengan mudah-mudahan-nya di- beri-nya berribu-ribu rahmat dan selamat sejahtera dengan kebaji- kan atas guru-guru-ku yang telah menyedarkan aku dari-pada teperosok itu; serta pula di-beri-nya batu uji di-tangan-ku, supaya tiada boleh aku terkena mas lanchongan, atau perak lanchongan, dan intan di-sangkakan batu kelikir. Maka kebanyakkan kechuali- nya orang yang tiada berbatu uji itu terkena perkara yang demi- kian itu, tiada saksi yang menunjokkan baik jahat atau salah benar-nya. Bahwa sekarang-lah baharu aku kechap akan All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 25. Hikayat Abdullah. 17 ayer madu rang telah terpanchar dari-pada sarang lebah yang telah ku usahakan menunggu akan dia dari-pada zaman kechil- ku itu, maka beberapa di-sengat-nya habis tuboh-ku, bengkak- bengkil muka-ku; maka ku rasa'i manis-nya sekarang terlebeh dari-pada segala perkara yang manis. Maka ada pun kebanyak- kan orang yang tiada berani hampir ka-pada sarang lebah itu sebab takut di-sengat-nya, maka pada sangka-nya itu suatu bahaya ada- nya, tetapi tiada di-ketahui-nya akan faedah ayer madu yang akan jadi dari-pada lebah itu. Nasihat. Maka bahwa-sanya aku wasihatkan akan nasihat- ku ini bagi segala kanak-kanak yang ada di-bukakan Allah mata hati-nya. Maka jikalau sa-kira-nya ada umur-mu sa-ribu tahun sakali pun, maka jangan-lah engkau takut membelanjakan dia sebab menuntut ilmu itu; karna dapat-tiada segala hamba Allah dalam dunia ini semua-nya menghendaki kebesaran dan kemuliaan dan kekayaan, maka sa'orang jua pun tiada yang benchi akan perkara yang tersebut itu. Maka jikalau demikian, bahwa ilmu itu-lah tangga-nya akan menaiki segala perkara yang tersebut itu; dan lagi jikalau ada ilmu itu bagi-mu, sakali-kali tiada engkau akan- terbuang, dan tiada pula engkau di-hinakan orang, melainkan termulia juga ada-nya; dan lagi ia'itu kelak boleh menolong akan dikau dari dunia sampai ka'akhirat. Kalakian maka dudok-lah aku belajar dengan usaha, maka dengan tolong Allah, serta pula ada janji-ku hendak mendapat itu, maka dapat-lah aku mengaji dan menulis sendiri akan bacha- an-kn; bukan-nya seperti kanak-kanak yang lain itu di-tuliskan oleh guru akan loh-nya, karna pada zaman itu orang tiada peduli- kan menulis, melainkan jikalau boleh membacha Koraan sahaja jadi-lah; maka oleh tiada di-biasakan-nya menulis dari-pada kechil- nya itu, kemudian sampai tua baharu-lah hendak menulis, di- manakan boleh betul ada-nya? Maka ada-lah hal manusia ini sa'umpama ranting kayu ada-nya: apabila ia lagi muda, bagimana kehendak kita boleh di-lentur akan dia, ia mengikut, karna ia lagi lembut; maka apabila ia sudah tua, kering-lah ia; maka jikalau di-lentur sedikit sahaja, neschaya patah-lah ia, demikian-lah ada- nya. Hata maka dengan beberapa lama-nya di-usahakan oleh bapa-ku dan nenek-ku, serta pula dengan usaha bapa-saudara-ku kedua, sa'orang bernama Ismail Lebai dan sa'orang Muhammad 2* All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 26. Hikayat Abdullah. Latif, maka kedua-nya itu saudara bapa-ku sa'ibu; maka ada-lah merika'itu seperti aku memandang harimau. Maka yang terlebeh ku takuti bapa-saudara-ku Muhammad Latif itu-lah, karna ia- lah yang banyak memukul dalam pelajaran, ia'itu mengaji dan menulis. Ada pun pada mula-mula di-ajar oleh merika'itu me- nulis, di-guriskan-nya dengan kalam sahaja di-atas papan loh itu dengan tiada berdawat, maka di-atas-nya itu-lah ku turut dengan dawat supaya biasa tangan; maka kemudian boleh-lah aku me- rangkaikan huruf itu dengan sa-patut-nya, dan bekas tangan-ku pun ada-lah baik sedikit. Shahadan apabila di-lihat oleh nenek-ku akan daku boleh mem- bacha dan menulis itu. maka di-jadikan-nya khalifah bagi segala budak-budak yang sa-baya dengan aku itu, dari-hal menengar ba- chaan-nya, dan mengajar, dan menuliskan papan loh-nya. Maka dengan demikia sa-hari-hari tiada-lah berhenti siang malam dari- pada belajar itu, maka barang apa perkataan orang, boleh-lah aku eja dan menulis akan dia. Ada pun segala budak-budak yang menyuroh tuliskan papan-nya itu, ada-lah masing-masing itu memberi upah dalam tempat mengaji itu akan daku; ada yang memberi sa-duit, ada yang memberi penganan, ada yang memberi buah-buah, dan sa-bagai-nya; maka pada ketika itu juga aku telah mendapat faedah ilmu itu, dan hasil-nya. Dan lagi barang- apa perkataan-ku dalam tempat mengaji, sa'orang pun tiada berani melalui, oleh sebab aku menjadi guru-nya mengajar mengaji dan menulis. Akan tetapi-nya semua-nya yang di-bacha dan yang di- tulis itu bahasa Arab, karna dari zaman nenek-moyang belum per- nah menengar ada orang menaroh tempat belajar bahasa Malayu. Sa-bermula ada-lah berbagai-bagai perkakas hukuman dan seksa dalam tempat mengaji itu sedia, berbagai-bagai rupa-nya, di- hukumkan atas jenis kesalahan-nya; pertama-tama rotan dan apit China. Ada pun apit China itu di-perbuat dari-pada rotan sega empat keping, kira-kira panjang-nya sa-jengkal-sa-jengkal, maka chochok sa-belah hujang di-matikan, dan lagi sa-belah di- beri bertali panjang, demikian-lah rupa gambar-nya. Maka ia'itu hukuman mengapitkan jari, ia'itu hukuman seperti budak-budak menchuri atau memukul kawan-kawan-nya. Dan lagi kayu palat nama-nya, ia'itu satu kayu bulat, pan- jang sa-kira-kira sa-belah dada, maka ia'itu di-beri berlobang tiga 18 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 27. Apil China . Kaya Palal. Rantai Besi . Sengkang. Di-gantong tiada berjejak kaki. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 28. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 29. Hikayat Abdullah, 19. maka dua puncha kiri kanan itu di-matikan, di-masokkan tali-nya. itu di-lobang tengah-nya. Maka ia'itu hukuman seperti budak- budak pelari mengaji, atau memanjat pohon-pohon, atau meman- dang kawan-kawan-nya, di-masokkan dua-dua belah kaki-nya ka- dalam tali itu, di-putar ka'atas, kemudian di-sesah tapak kaki-nya.. demikian-lah rupa-nya. Dan lagi suatu rantai besi, kira-kira panjang-nya sa-depa atau lebeh, maka ia'itu di-pakukan ka-pada suatu kepala balak, maka sa-belah lagi itu di-beri berkuchi; maka ia'itu hukuman budak yang lari sa-bentar-sa-bentar, dan selalu berkelahi, atau tiada man menengar pengajaran ibu-bapa-nya, dan lambat belajar; maka di-kunchikan rantai di-pinggang-nya, dan di-suroh pikul kayu itu berkeliling tempat mengaji itu, terkadang di-tinggalkan dia dengan rantai-rantai itu, tiada di-lepas pulang, di-hantar nasi ka-situ. Dan lagi singgang, ia'itu hukuman budak-budak yang bantah- melawan, dan lagi pelari dan penchuri, maka ia'itu di-gantong dan tangan kanan ka-telinga kiri, serta di-suroh bangun dudok dengan tiada berhenti; demikian-lah gambar-nya. Dan lagi pula, ada-lah suatu hukuman ka-pada budak-budak yang malas mengaji dan sa-bagai-nya, ia'itu di-buboh asap dalam sabut kering banyak- banyak, kemudian pula di-tunggangkan budak itu ka'atas asap itu; maka yang ada pula di-bubohkan lada China kering ka-dalam api itu; maka pedeh-nya asap itu bukan barang-barang, habis- keluar ayer-mata dan ayer-hidong. Dan lagi suatu hukuman budak-budak barang salah dalam tempat mengaji, ada satu tali pintal, maka di-tambatkan pinggang budak itu, di-ikatkan ka-tiang, di-surohkan mengaji papan loh- nya itu sampai ia dapat; sa-belum ia dapat, tiada. ia di-lepaskan, di-hantar nasi oleh ibu-bapa-nya di-situ. Dan lagi satu hukuman budak-budak yang sangat jahat lagi melawan, dan lagi pelari dan penchuri. maka ia'itu di-gantong kedua belah tangan-nya, tiada berjejak kaki-nya. Dan lagi pula suatu hukuman budak-budak yang sangat jahat-nya dan pelari,- maka ia'itu di-tiarapkan budak itu, di-sesah pantat-nya. Dan lagi suatu hukuman,' jikalau budak itu terlalu bohong dan memaki orang, maka ia'itu di-gosok lada China mulut-nya. Shahadan ada pun segala hukuman yang tersebut di-atas ini, boleh-lah di-hukumkan oleh guru-nya dalam tempat mengaji; maka All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 30. 20 Hikayat Abdullah. jikalau anak raja atau anak orang kaya-kaya tiada-lah peduli, boleh-lah di-pukul oleh guru-nya dalam tempat mengaji, meski sampai berdarah, tiada-lah boleh di-daawa akan dia, karna ia meng- ajar baik. Sa-bagai lagi, maka ada-lah adat apabila sa'orang melepaskan anak-nya mengaji, maka datang-lah ibu atau bapa budak yang akan mengaji itu dahulu menyembah guru itu, serta membawakan sireh sa-cherana, dan penganan sa-dulang, bersama-sama dengan budak yang hendak mengaji itu; serta ibu-bapa-nya itu berkata, "Tuan, atau enchek, sahaya pinta dua perkara sahaja, pertama-tama biji mata budak ini, dan kedua kaki tangan-nya jangan di-patahkan; maka lain dari-pada itu enchek punya suka." Maka di-suroh-nya anak-nya itu menyembah kaki guru-nya itu, kemudian baharu-lah di-bachakan oleh guru itu doa selamat, maka segala penganan itu pun di-bahagikan-lah ka-pada segala budak-budak, dan wang-nya di-ambil oleh guru-nya itu, dan bunga chendana semua-nya di- bahagikan. Maka tiada-lah aku lanjutkan perkataan dan adat yang dalam tempat mengaji itu, karna orang yang berakal itu tiada suka menengar perkataan yang lanjut, melainkan sa-kadar meng- ambil kias dan ibarat sahaja ada-nya. Sa-bermula maka ada-lah kira-kira delapan sembilan bulan aku bertekun mengaji dan menulis itu, maka tinggi-lah sudah bachaan-ku, maka makin-lah terbuka jalan pengajian itu ka-pada- ku; maka ada-lah waktu tengah hari, lepas-lepas mengaji itu, aku perbuat layang-lanyang lidi kechil, ku jual kapada budak-budak, satu duit harga-nya; maka itu-lah menjadi belanja-ku membeli penganan dan buah-buah. Ada pun dari-pada layang-layang itu- lah asal-nya aku tahu menulis bunga-bunga dan gambar-gambar, karna pada masa itu aku binasakan tangan-ku, dan ku perhatikan barang-barang di-mana ku lihat orang China membuat gambar- gambar dan bunga-bunga, maka aku tuliskan ka-pada layang- layang; maka ada juga orang Iain-lain pun membuat layang- layang di-jual-nya, tetapi budak-budak tiada suka membeli, karna bunga-bunga-nya itu di-buboh-nya kertas mera dan hijau hitam, di-tampal-nya; ada pun aku membuat itu semua-nya puteh juga, tetapi ada aku sediakan dawat warna-warna. Maka datang sa'- orang budak hendak membeli itu, ku tanya, "Apa engkau mau bunga-nya?" maka kata-nya, "Sahaya mau gajah;" dan kata All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 31. Hikayat Abdullah. 21 sa'orang, " Sahaya mau burong;" dan kata sa'orang, "Sahaya mau ikan;" maka barang kehendak-nya ku tuliskan, itu-lah sebab- nya budak-budak terlalu suka membeli ka-pada-ku. Demikian-lah hal-ku menchari duit belanja; dan lagi lain pula aku mendapat upah-upah di-beri budak-budak sebab menuliskan papan masing- masing. Maka dengan hal yang demikian tamat-lah aku mengaji, kemudian sedikit hari lagi di-suroh oleh bapa-ku mengulang-ulang bachaan-ku itu, ada-lah kira-kira dua-puloh kali tamat, maka ke- banyakkan bachaan itu bampir-hampir hafadh akan koraan itu. Hata kemudian dari-pada itu, maka bapa-ku memberi hukum akan daku, kata-nya, "Hendak-lah engkau pergi pada tiap-tiap hari lepas sembahyang maghrib mengaji dalam masjid; karna dalam masjid itu berratus-ratus orang keluar masok, maka barang siapa menengar salah bachaan-mu itu dapat-tiada di-tegurkan- nya." Maka ku perbuat-lah seperti surohan bapa-ku itu beberapa lama-nya. Maka kemudian dari-pada beberapa bulan, maka muafakat-lah ibu-bapa-ku ka-pada segala adek-kakak-nya hendak di-khatamkan Koraan, serta di-sunatkan akan daku. Sa-telah tentu-lah bichara itu, maka oleh ibu-bapa-ku di-jemputkan-nya-lah segala adek-kakak dalam Malaka, laki-laki dan perempuan, maka berhimpun-lah semua-nya dalam suatu majlis yang besar. Maka aku pun di- pakai-pakaikan dari-pada pakaian yang indah-indah, mas perak: sa-telah itu, maka di-bawa-lah akan daku ka-hadapan majlis itu, di-surohkan mengaji barang apa yang di-kehendaki oleh orang- orang itu, serta ada-lah guru-ku itu pun bersama-sama; maka pada masa itu ada pula orang yang pandai-pandai itu bertanya beberapa perkara sual dari-pada membacha Koraan, dan bunyi-nya, dan barang sa-bagai-nya; sa-telah sudah ku jawab, maka oleh imam atau khatib pun membachakan doa selamat; kemudian aku pun di-suroh-lah menyembah guru-ku, kemudian ibu-bapa-ku. Maka itu-lah ketika di-beri oleh ibu-bapa-ku persalinan akan guru-ku itu, di-bubohkan dalam suatu chepir kain baju dan sapu tangan dan kasut sa-pasang dan wang sa-berapa kadar, ada yang sa-puloh dua- puloh ringgit, maka di-bawakan sakalian persalinan itu di-letakkan di-hadapan guru itu, serta menyembah meminta halal akan segala pengajaran-nya; maka lain dari-pada itu ada-lah beberapa pula pekerjaan yang tiada ku sebutkan dalam hikayat-ku ini. Maka All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 32. 22 Hikayat Abdullah. pada malam itu di-buboh-lah inai akan daku, seperti pekerjaan orang kahwin, karna ibu-bapa-ku itu berpuas hati sebab anak-nya sa'orang. Maka kemudian pula esok-nya di-jemputkan orang ber- ratus-ratus, di-beri makan minum; maka pada malam-nya di-arak- lah di-atas kereta, di-iringkan orang berratus-ratus serta dengan bunyi-bunyian berkeliling negeri, kemudian pulang. Sa-telah esok-nya di-jemputkan pula segala orang-orang itu, di-beri makan minum; sa-telah membacha doa selamat, maka ada-lah sudah sedia tukang sunatkan orang itu; maka sa-telah sudah di-sunatkan itu, maka tujoh hari lama-nya baharu mandi, kemudian boleh berjalan; sa-telah itu di-beri-lah pula persalinan akan tukang sunat itu, serta dengan wang-nya tiga empat ringgit, maka selalu juga ia berulang-ulang datang, sampai semboh sakali, baharu-lah berhenti ada-nya. Shahadan sa-telah semboh-lah sudah aku dari-pada ber- sunat itu, ada kira-kira sa-bulan lama-nya, maka di-serahkan-lah oleh bapa-ku ka-pada guru belajar bahasa Keling dan surat-nya, ia'itu bahasa Hindu, karna ada-lah adat dalam negeri Malaka dari-pada zaman nenek-moyang semua-nya anak orang baik-baik dan orang kaya semua-nya belajar bahasa itu. Ada pun guna- nya itu supaya mengetahui ilmu kira-kira, dan hitong-menghitong, dan boleh bertutur bahasa, karna pada zaman itu penoh sesak saudagar-saudagar Keling dalam negeri Malaka; maka banyak- lah merika'itu yang menjadi kaya sebab berniaga dalam Malaka, maka sebab itu-lah menjadi mashhur nama orang Keling di- Malaka, maka masing-masing menyurohkan anak-nya belajar bahasa Keling. Dan lagi dalam Malaka pada masa itu ada empat "Kapitan," masing-masing bangsa dengan Kapitan-nya; maka ia'itu sudah jadi adat itu dari-pada zaman Holanda, ada Kapitan Keling, ada Kapitan Malayu, ada Kapitan China, ada Kapitan Nasarani; maka barang suatu dari-pada baik jahat masing-masing pergi-lah meng- adukan ka-pada kapitan-nya; maka jikalau sa-kira-nya tiada boleh di-habiskan oleh kapitan, maka baharu-lah di-hantarkan-nya ka-pada Fiskaal, kemudian ka-pada Feitor, maka kemudian baharu- lah masok ka-dalam Justia. Maka sebab itu-lah dalam negeri Malaka, baik bangsa apa, sa'orang menaroh malu akan sa'orang, dan sa'orang takut akan sa'orang. Maka jikalau kira-nya anak All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 33. Hikayat Abdullah. 23 Malayu berbuat pekerjaan jahat, atau barang sa-bagai-nya yang tiada baik, di-lihat oleh orang China atau bangsa mana pun baik, maka boleh di-ajar-nya dan di-pukol-nya akan dia, maka ia'itu di- puji oleh ibu-bapa budak itu. Maka jikalau sa-kira-nya ada bichara yang kechil-kechil, boleh di-habiskan oleh orang tua-tua kampong sahaja; karna ada-lah pada tiap-tiap kampong di-jadikan oleh kapitan masing-masing tua kampong. Ada pun jikalau ada apa- apa gadoh, di-beri tahu ka-pada tua kampong itu dahulu ada-nya. Sa-bermula ada-lah lama-nya aku dudok belajar bahasa Keling dan menulis itu dua tahun enam bulan, ia'itu pun ku rasa'i susah bukan-nya sedikit, beberapa kena tampar dan nista, serta haus- haus hujong telunjok menulis di-pasir itu, karna tiada merika'itu berani mengubahkan adat dahulu-kala itu, melainkan telunjok juga menjadi kalam; jikalau di-buat kayu atau barang sa-bagai- nya neschaya menjadi salah besar; maka pada sangka merika'itu terlebeh baik telunjok itu haus, tinggal tulang sakali pun, dari- pada mengubahkan sedikit jua pun adat nenek-moyang itu. Maka di-beri Allah dapat-lah juga aku sedikit banyak pelajaran itu; sa-telah itu maka di-beri pula akan guru-ku itu persalinan serta dengan wang hadiah. Akan tetapi sunggoh pun dalam aku bela- jar bahasa Keling itu, maka bapa-ku memberi perentah akan daku, dapat-tiada hendak-lah ada aku hadlir pada tiap-tiap lima waktu sembahyang di-masjid; maka jikalau tiada di-lihat-nya aku pergi satu waktu, tentulah kena rotan. Maka ada-lah pada tatkala itu rasa hati-ku terlebeh baik aku bertemu dengan harimau dari-pada bertemu dengan bapa-ku; dan lagi bertahun-tahun adat-ku tiada berani berchakap ka-pada bapa-ku; maka barang apa kehendak-nya atau hendak di-suroh-nya di-katakan-nya-lah ka-pada bonda-ku, maka bonda-ku itu-lah memberi tahu kapada-ku. Hanya ka-pada bonda-ku itu-lah aku sangat manja, boleh dudok berchakap dan bermain dan barang sa-bagai-nya; akan tetapi pada ketika makan itu dapat tiada makan bersama-sama dengan bapa-ku, jikalau tiada sampai ka-mana-mana di-chari-nya juga sampai dapat, baharu-lah ia makan. Hata maka dengan hal yang demikian itu, maka ka-pada suatu hari di-beri perentah oleh bapa-ku, kata-nya, "Ambil-lah sa-keping kertas dan satu tempat dawat dan kalam, pada tiap-tiap hari pergi dudok di-masjid, maka barang siap masok keluar dalam masjid All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 34. Hikayat Abdullah.24 itu tulis nama-nya, maka petang-petang unjokkan ka-pada-ku." Maka apabila di-kata oleh bonda-ku demikian, maka hairan-lah pada fikiran-ku, "Apa pula guna-nya menulis nama-nama orang chuma-chuma," Maka jawab bonda-ku, "Entah, aku tiada tahu perentah bapa-mu; turut-lah, sebab ada-lah sa-suatu kebajikan-nya maka di-surohkan-nya." Maka aku fikir dalam hati-ku ini, suatu benchana besar rasa-nya, tiada boleh senang sa-hari-hari ada pe- kerjaan, maka menangis-lah aku. Maka kata mak-ku, "Hai anak bodoh bukan-kah baik belajar dari-pada pergi dengan tiada ber- faedah?" Maka itu-lah pekerjaan-ku pada tiap-tiap malam pergi menunjokkan nama-nama orang itu; maka dalam pada itu pun beberapa kena tampar dan nista, maka barang nama-nama yang tiada betul rangkai huruf-nya itu, di-gantongkan-nya di-leher-ku supaya malu; maka ada-lah kira-kira sa-bulan lama-nya demikian itu, baharu-lah betul menulis segala nama-nama orang. Kalakian maka pada suatu pagi, kata bapa-ku sendiri, "Pergi ambil dawat kalam dan sa-keping kertas, bawa ka-mari." Sa- telah sudah ku bawa, kata-nya, "Tulis-lah engkau apa Yang ku kata." Maka apabila ku dengar itu berdebar-lah hati-ku, sebab belum pernah ku perbuat demikian; maka mau-ta'mau dudok-lah aku, serta ku tuliskan-lah barang apa perkataan yang keluar dari mulut-nya. Maka ada-lah kira-kira dua jam lama-nya ku tulis itu, maka di-pinta-nya surat itu, di-lihat-nya serta dengan masam muka-nya, seraya kata-nya, "Ini hari aku maafkan, jikalau esok engkau tulis lagi salah-salah bagini, satu salah satu sebat engkau kena rotan." Maka di-bubohkan-nya-lah tanda-tanda yang mana ada salah, atau yang bertukar-tukar huruf-nya, dan yang mana bersalahan rangkai huruf-nya, dan tempat-tempat perhentian-nya. Sa-telah sudah, maka kata-nya, "Sa-hari-hari bagini hari engkau datang menulis ka-mari." Maka pada masa itu hati-ku sangat-lah susah oleh sebab tiada boleh pergi bermain. Shahadan pada esok- nya pun demikian-lah, maka perkataan yang kelmarin itu tiada-lah di-kata-nya lagi, lain pula perkataan-nya yang tiada-tiada pernah ku dengar, dan bahasa-bahasa dalam semua-nya, serta nama-nama yang pelek-pelek itu-lah pula di-suroh-nya tulis, demikian-lah sa- hari-hari kena marah dan gertak, dan beberapa "anjing" dan "monyet" di-katakan-nya, tiada-lah kena rotan. Maka makin sa-hari makin-lah ku rasa senang; ada-lah kira-kira dua bulan All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 35. Hikayat Abdullah. dudok dengan demikian, maka tiada-lah lagi bersalah. Maka kemudian dari-pada itu aku belajarkan-lah pula erti-erti perkataan, dan bagimana memakai perkataan itu; maka jikalau di-taroh di- tempat ini jadi lain erti-nya, dan di-tempat itu lain erti-nya. Maka tiada-lah ku lanjutkan perkataan perkara yang telah ku rasa'i dari sebab belajar ilmu itu, dengan beberapa susah akan mendapat itu, seperti aur di-tarek sungsang ada-nya, kurus-kurus dengan tuboh, chengkong-chengkong dengan muka, sebab menaroh fikiran, dan susah hati sebab belum mendapat, dan sebab malu nanti kena marah. Ada pun sebab itu-lah bagimana ku beli mahal, demikian-lah hendak ku jual pun mahal; maka jikalau sa-kira-nya ku dapati sa-panjang jalan dan ku tiru-tiru dan ku dengar-dengar sahaja, jangankan hendak di-beli orang, jikalau di-pinta-nya sa- haja ku berikan chuma-chuma. Melainkan terlebeh-lebeh maalum- lah tuan-tuan yang membacha hikayat ini, bahwa tiap-tiap benda yang murah harga-nya itu dapat-tiada ada-lah aib-nya; dan tiap- tiap benda yang mahal itu, dapat-tiada ada juga suatu kelebehan- nya. Bukan-kah intan itu pun suatu batu juga ada-nya? apa sebab-nya ia'itu menjadi termulia di-antara segala manusia ? bahwa bukan-kah oleh sebab chahaya-nya? Sa-bermula maka pada suatu hari kata bapa-ku, "Sekarang jangan engkau berjalan ka-mana-mana chuma-chuma; ada aku belikan kertas, dudok-lah engkau menulis Koraan di-rumah." Maka di-unjokkan-nya bagimana mengikut papan mistar. Maka sa-telah itu dudok-lah aku menulis. Maka dalam itu pun be- berapa hadiah dan puji-pujian dan bau-bauan; ada pun hadiah-nya itu rotan, dan puji-pujian-nya itu maki, dan bau-bauan-nya itu muka masam dan sungut pada tiap-tiap hari. Ada-lah kira-kira enam-tujoh bulan dudok dengan demikian, yang mana salah di- unjokkan-nya; maka boleh-lah sudah aku menulis Koraan atau kitab dengan betul-nya. Shahadan sa-telah sudah di-lihat-nya boleh aku menulis Koraan itu, maka kata bapa-ku, "Ada suatu ki- tab bahasa Malayu dengan bahasa Arab, terlalu bagus; salin-lah itu kitab." Maka itu pun ku salin-lah; ada beberapa lama-nya, maka sudah-lah kitab itu. Maka di-lihat oleh orang lain akan tulisan- nya kitab itu, semua orang mengatakan baik, tetapi bapa-ku sahaja mengeji-ngeji aku dengan tiada berkeputusan, kata-nya, "Lihat rupa tulisan-mu, seperti chakar ayam, membuang-buang kertas; 25 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 36. Hikayat Abdullah. budak-budak kechil pun boleh menulis demikian;" semua-nya di- salahkan-nya, suatu pun tiada yang baik. Maka sekarang-lah baharu ku ketahui bahwa akal bapa-ku itu tiada ia man memuji kebajikan-ku atau tulisan-ku, sebab ia takut menjadi besar hati- ku, serta chongkak oleh sebab kepandaian dan ilmu itu. Bermula maka ada-lah pada masa itu di-Malaka segala raayat Inggeris itu supai semua-nya, merika'itu orang Benggala dan orang Hindustan; maka ada-lah antara meraika'itu tiga bahagian orang Islam dan sa-bahagi orang Hindu; ada pun segala orang-orang Islam itu semua-nya mengaji Koraan dan sembahyang belaka. Maka datang-lah merika'itu ka-rumah nenek-ku mengupah menulis Koraan ka-pada bapa saudara-ku, maka aku pun menulis-lah ber- sama-sama, maka banyak-lah aku beroleh upah; sebab itu menjadi suka-ehita-lah aku sebab mendapat wang itu, maka makin-lah ber- tambah-tambah rajin-ku menulis itu, tiada berhenti malam siang, Maka apabila di-lihat oleh bapa-ku itu, maka marah-lah ia kata- nya, "Jangan engkau biasakan menulis malam, karna nanti lekas rosak mata; dan siang pun jangan bertekun sangat, karna engkau budak-budak, nanti menjadi penyakit." Maka itu pun menjadi kemarahan pula sebab di-tegahkan oleh bapa-ku itu. Maka jikalau lambat menulis, lambat-lah mendapat wang; maka bersembunyi- sembunyi di-belakang bapa-ku ku tulis juga, sebab kesukaan hati- ku mendapat wang itu ada-nya. Shahadan ada-lah suatu susah ka-pada-ku sebab tiada tahu bahasa Hindustan itu, melainkan jikalau hendak berchakap dengan merika'itu bermain tangan sahaja, seperti orang bisu; dan lagi pula pada masa itu terlalu mahal orang yang mengetahui bahasa itu. Maka sebab itu teringin-lah hati-ku hendak belajar bahasa itu. maka aku beri tahu-lah ka-pada orang besar-nya aku sangat hendak belajar bahasa ini. Maka jawab-nya, "Mari-lah engkau pergi ka-rumah-ku dalam kota, boleh aku beri makan-minum, dan boleh ku suroh ajar dengan guru-ku akan bahasa ini; maka engkau pun boleh menjadi guru kami sakalian, dan boleh engkau menulis Koraan, nanti kita orang beli." Maka ku khabarkan-lah ka-pada bonda-ku akan perkataan orang besar supai itu, maka di-khabar- kan-lah oleh bonda-ku ka-pada bapa-ku, kata-nya, "Baik-lah, biar- lah dia belajar bahasa Hindustan itu, supaya kemudian kelak boleh menjadi suatu kepandaian ka-pada-nya." 26 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 37. Hikayat Abdullah. 27 Hata maka pergi-lah aku tinggal ka-dalam kota, karna bapa saudara-ku pun ada bersama-sama di-sana, maka dua tiga hari ber- ulang-ulang-lah aku pulang pergi, serta makan-minum clan menu- lis, serta belajar bahasa itu. Maka di-beri oleh merika'itu wang, dan lagi minyak sapi dan beras, serta berramah-ramahan-lah aku dengan segala supai-supai itu, semua-nya berkenal-kenalan-lah, kar- na merika'itu terlalu ramai, laki-laki perempuan-nya. Maka ada- lah kira-kira tiga empat tahun aku dudok bersama-sama merika'itu, maka di-beri Allah dapat-lah bahasa itu; maka pada tiap-tiap ban' aku berchakap dengan merika'itu dengan bahasa Hindustan juga. Hata maka dari-pada ketika itu-lah di-gelar oleh merika'itu akan daku "Munshi," erti-nya guru atau pengajar dalam bahasa-bahasa; maka dari-pada masa itu lekat-lah gelaran itu sampai sekarang ini. Shahadan sa-telah beberapa lama-nya dengan hal yang demi- kian, maka di-surohkan oleh bapa-ku pulang ka-rumah, kata-nya, "'Sa-hari-hari dudok-lah engkau membacha kitab itu, semua-nya bahasa Malayu belaka; tiga-tiga hari sakali nanti aku pereksa .akan erti-erti perkataan itu, dan bagimana patut di-pakai akan perkataan itu ada-nya." Maka itu-lah pula kerja-ku sa-hari-hari dengan tiada boleh bergerak pergi ka-mana-mana atau bermain. Maka dari-pada ketika itu-lah banyak pendapatan-ku, ia-itu menge- tahui dari-hal jalan agama, dan kedua perkara mengetahui jalan bahasa dan erti-nya dan kuasa-nya. Maka pada tiap-tiap tiga hari sakali datang-lah bapa-ku ka-tempat belajar itu; maka barang kehendak-nya, baik dari-hal agama atau dari-pada jalan bahasa, semua-nya di-perbuatkan-nya sual jawab; maka barang perkara yang ku ketahui ku beri-lah jawab, dan yang tiada ku ketahui di- beri-nya tahu. Maka demikian-lah terkadang-kadang pada sa-ketika datang fikiran-ku, "Apa-kah guna aku ini hidup, sa-hari-hari tiada boleh senang, dudok dengan belajar sahaja, tiada boleh pergi bermain ka-mana-mana, dan tiada boleh berkampong dengan kawan- kawan?" Maka dengan fikiran yang demikian, maka menangis- lah aku, serta duka-chita dengan muka masam. Maka datang-lah bonda-ku ka-dalam bilek itu, serta di-lihat-nya hal-ku demikian, maka kata-nya, "Mengapa pula tiada sa-mena-mena engkau me- nangis?" Maka sahut-ku, "Dari-pada hidop yang demikian, All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 38. Hikayat Abdullah. terlebeh baik-lah mati; anak orang lain, sahaya ini lain." Maka jawab bonda-ku. "Mengapa? tiada-kah engkau makan? atau tiada- kah pakaian? maka jikalau tiada seperti anak orang kaya, maka seperti anak orang miskin pun ada juga bapa-mu memeliharakan engkau ini; mengapa chuma-chuma engkau menangis?" Maka jawab-ku, "Jikalau kira-nya bonda beri makan mas sakali pun sa-hari-hari, tiada berguna kalau hati-ku ta'suka." Maka kata bonda-ku, "Apa-tah yang engkau susahkan?" Maka jawab-ku, "Lihat-lah bapa ini, sa-hari-hari di-suroh-nya belajar ta'satu-satu, tiada boleh senang; dan lagi tiada di-beri-nya berkampong-kam- pong sama kawan-kawan; seperti orang dudok di-dalam kubur,. demikian-lah malam siang ada dengan kerja." Maka apabila di- dengar oleh bonda-ku akan segala-perkataan-ku itu, maka di-pelok- nya leher-ku sambil di-chium-nya muka-ku, kata-nya, "Anak, meng- apa engkau bodoh ini? bukan-lah belum sampai akal-mu, sampai- sarapai-lah engkau budak-budak, sekarang belum lagi engkau tahu akan guna-nya ilmu itu, nanti di-belakang kelak baharu-lah engkau tahu akan guna-nya ilmu itu, dan kaseh ibu-bapa itu akan anak- nya; bahwa bukan-kah engkau ini anak-ku sa'orang? maka jikalau tiada engkau tahu mengaji dan menulis seperti pekerjaan anak orang baik-baik, neschaya kemudian kelak besar-lah engkau sesal- kan atas ibu-bapa-mu itu sebab tiada mengajar engkau akan per- kara yang baik itu. Ada pun pada masa ini engkau rasa'i ia'itu terlebeh paint dari-pada hempedu, nanti kemudian kelak baharu- lah engkau tahu ada pun ia'itu terlebeh manis dari-pada ayer madu; maka pada masa itu-lah baharu kelak engkau puji akan gebajikan ibu-bapa-mu itu. Shahadan jikalau kami kedua ting- galkan ka-pada-mu beberapa banyak harta sakali pun, jikalau tiada untong-mu, neschaya sa-bentar juga ia lennyap dari-pada mata- mu; tetapi ilmu dan pengajaran yang baik itu bukan-nya demiki- an, sa-hingga bercherai-lah nyawa dari-pada tuboh-mu maka ia pun bercherai-lah." Bahwa benar-benar-benar perkataan bonda- ku itu; maka sekarang-lah baharu ku rasa'i manis-nya ilmu itu terlebeh dari-pada ayer madu ada-nya. Bermula maka tatkala lagi tengah aku berchakap-chakap de- ngan bonda-ku itu, maka bapa-ku pun masok-lah, maka terhenti-lah chakap itu. Ada pun adat bapa-ku itu, apabila di-pandang-nya akan daku, tiada pernah dengan manis muka-nya, melainkan 28 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 39. Hikayat Abdullah. 29 dengan masam-nya; dan. lagi tabiat-nya ka-pada-ku, barang apa perbuatan-ku, baik dari-pada tulisan-ku atau bachaan-ku, tiada pernah di-benarkan-nya, melainkan ada-lah salah ta'satu-satu; maka kedudokkan-ku itu menjadi serba salah, tetapi orang lain memuji; maka apabila di-dengar-nya, di-tegahkan-nya; kata-nya, "Merika'itu hendak merosakkan anak-ku." Arakian maka pada suatu hari datang sa'orang nakhoda mon- chari bapa-ku di-rumah, hendak membuat surat tanda tangan, ia ada berhutang ka-pada sa-orang saudagar China di-Malaka, tiga- ratus ringgit banyak-nya. Maka pada hari itu bapa-ku ada ter- lalu banyak kerja di-rumah Tuan Adrian Koek; maka dudok-lah nakhoda itu di-rumah-ku menanti-nanti sampai tengah hari, lalu ia pulang-lah makan; kemudian ia balek menanti-nanti sampai petang. Maka pada masa itu aku pun keluar bertanya ka-pada nakhoda itu, "Dari-mana datang enchek nakhoda, dan apa di- chari?" Maka jawab-nya, "Sahaya chari enchek punya orang tua." Maka jawab-ku, "Ini hari bapa sahaya ada banyak kerja di-rumah Tuan Adrian Koek." Maka jawab-nya. "Apa-lah hal sahaya ini, sudah berjanji kapada orang tua enchek, ia hendak membuatkan surat? karna sahaya hendak belayar sekarang." Maka kata-ku, "Enchek nakhoda, kalau suka, boleh sahaya choba tuliskan;" maka berlari-lah aku masok sa-bentar ka-dalam tempat ku menulis itu, lalu ku tulis-lah. Maka aku bertanya, "Apa nama enchek nakhoda?" Maka kawan-nya mengatakan nama-nya itu Nakhoda Ahmad, ia sendiri, tiada mau menyebutkan nama-nya, dan nama orang China yang di-tempat ia berhutang itu. Maka sa-telah habis-lah, maka aku bawa keluar, ku unjokkan ka-pada- nya; sa-telah sudah di-bacha-nya, lalu ia menggeleng, seraya kata- nya, "Sudah betul itu enchek, melainkan biar-lah sahaya buboh tanda tangan di-hadapan enchek." Maka di-buboh-nya-lah tanda tangan-nya, sambil meminta diri. Tatkala ia hendak keluar itu, maka di-unjokkan-nya satu ringgit ka-tangan-ku, sambil menyem- bah, kata-nya, "Ambil-lah ini, enchek, beli-beli penganan." Maka ku sambut-lah serta dengan suka-chita yang besar sebab sa-bentar mendapat satu ringgit itu, serta kata-nya, "Susah enchek." Maka jawab-ku, "Terima kaseh nakhoda." Maka tiba-tiba dengan sa-ketika itu juga bapa-ku pun masok. Serta di-lihat nakhoda itu., maka kata-nya, "Apa khabar nakhoda; 3 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 40. 30 Hikayat Abdullah. bila datang ka-mari?" Maka demi aku terpandang bapa-ku itu, maka lari-lah aku masok ka-dalam bilek itu berdiam diri-ku, serta dengan beberapa sesal sebab membuat surat itu. Maka jawab- nakhoda itu, "Lama sudah sahaya menantikan tuan, dari pagi sahaya; ini-lah anak tuan Enchek Abdullah tuliskan." Maka apabila aku menengar nama-ku di-sebut-nya itu, berdebar-lah hati- ku, sebab takut barangkali ada salah, karna belum pernah-pernah aku membuat surat yang demikian itu, lagi-pun tiada bertauladan, melainkan dengan berani serta fikiran-ku sendiri. Maka apabila di-lihat oleh bapa-ku surat itu, maka tersennyum-lah ia, sambil kata-nya, "Budak nakal, ia membuat pandai-pandai sendiri sahaja; boleh pakai ini surat, nakhoda, bawa-lah berikan ka-pada tempat nakhoda berhutang itu." Maka nakhoda itu pun berjalan-lah pulang, maka bapa-ku pun masok-lah dengan tersennyum-sennyum simpul laku-nya, maka bonda-ku pun bertanya, "Apa ini tersen- nyum?" Maka jawab bapa-ku, "Ini hari jikalau aku dapat sa- ribu ringgit pun tiada bagitu suka seperti anak-ku sudah boleh menolong aku;" maka di-cheterakan-nya-lah ka-pada bonda-ku; akhir-nya maka kedua-nya pun tertawa, serta kata-nya, "Di- tambahi Allah akal bichara yang baik akan dia." Maka jawab pula bapa-ku, kata-nya, "Baharu-lah pada hari ini aku mendapat anak, seperti yang engkau peranakkan akan dia pada hari ini ; maka jikalau ia tiada tahu mengaji dan menyurat, tinggal bodoh, aku bilangkan dia seperti sudah mati ada-nya." Maka ada-lah segala perkataan ibu-bapa-ku itu semua-nya aku dengar dari dalam bilek itu, maka baharu-lah pada hari ini aku ketahui akan kaseh ibu-bapa-ku itu akan daku, dan mengetahui guna segala peng- ajaran-nya, dan akan faedah ilmu yang di-ajarkan-nya itu; maka dari-pada masa terpaku-lah ka-dalam hati-ku itu, bahwa segala pengajaran ibu-bapa itu sakalian-nya benar dan patut dan baik ada-nya sa-mata-mata. Hata kemudian maka masok-lah bapa-ku ka-dalam bilek tempat ku belajar itu dengan masam muka-nya, "Apa engkau buat ini hari? aku tiada di-rumah, engkau pun tiada pedulikan pela- jaran-mu dan menulis; sebab malas-mu itu satu pun tiada tahu tulis, engkau buatkan surat Nakhoda Ahmad orang Siak itu be- berapa banyak salah, sudah aku betulkan." Maka fikir-ku dalam hati, maka semua-nya hal ini sudah ku ketahui, maka sa-kali-kali All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 41. Hikayat Abdulla . 31 bapa-ku itu tiada mau mengatakan aku ini tahu atau pandai atau memuji aku, sebab takut-nya aku mendapat hati ada-nya. Maka ada-lah semenjak itu maka barang surat kiriman, atau surat tanda tangan, atau surat-surat wakil, atau surat wasiat dan sa-bagai-nya, maka jikalau ada orang datang hendak membuat surat ka-pada bapa-ku, maka sakalian-nya itu di-suroh oleh bapa- ku tulis kapada-ku; maka mula-mula di-katakan-nya demikian- demikian hal-nya, dan sa-kian sa-kian banyak wang-nya, dan sa- kian sa-kian lama perjanjian-nya, maka di-suroh-nya aku karang sendiri; pada sakali dua kali ada juga sedikit-sedikit salah, maka ketiga kali-nya sudah-lah betul. Kemudian dari-pada itu di- pulangkan-lah oleh bapa-ku akan segala perkakas-nya dan peti- peti tulis-nya ka-pada-ku. Sa-bermula ada-lah pada zaman itu dalam negeri Malaka ter- lalu-lah mahal orang yang tahu menulis dan mengarang barang suatu, melainkan ada-lah empat lima orang yang terpakai dalam pekerjaan itu; pertama-tama Khoja Muhammad, ia'itu peranakkan Keling Malaka, maka ia-lah menjadi tolk Kompeni; maka kemu- dian dari-pada itu Jamal Muhammad bin Nur Muhammad Surati; dan bapa-ku Abdul Kadir bin Muhammad Ibrahim; dan Mahid bin Ahmad Lebai. Maka ada-lah dari-pada pihak anak-anak Ma- layu yang ku ketahui, Enchek Yahya bin Abdul Wahid, dan En- chek Ismael bin Muhammad Arif Surati. Maka ada-lah sakalian orang yang ku sebutkan sakalian-nya orang terbilang, sebab ter- sangat usaha merika'itu belajar dan menchari ilmu, sa-hingga menjadi pandai ada-nya. Maka merika yang tersebut ini-lah di- ehari orang salah sa'orang dalam barang pekerjaan; dan lagi di- malu'i orang dalam sa-barang majlis, dan lagi merika'itu hidup dalam pekerjaan itu-lah, tiada dengan pekerjaan yang lain. Maka dari sebab maamur-nya negeri Malaka pada masa itu, sa-bentar pun tiada-lah boleh senang merika'itu, pada tiap-tiap hari ada-lah pekerjaan yang mendatangkan faedah, tidak satu-satu ada-lah pekerjaan; maka terpuji-lah nama merika'itu sampai ka-negeri mana-mana, dan terpakai ka-pada orang puteh, dan termulia dalam majlis yang besar-besar. Shahadan ada pun dari-hal anak muda-muda yang pada za- man itu, tiada-lah sa'orang pun yang ingin dengan suka hati-nya hendak belajar akan pekerjaan dari-hal tulis-menulis dan bacha All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 42. 32 Hikayat Abdullah. surat Malayu itu, sebab bahasa Malayu ada-nya; melainkan aku- lah sahaja orang yang hina lagi miskin dan bodoh; hendak ber- niaga pun, mak-bapa-ku orang miskin, tiada berharta, sebab itu-lah ku tuntut benar-benar, sa-hingga aku menerima-lah pusaka serta mewarithi akan kalam dawat tuan-tuan yang tersebut nama- nama-nya di-atas tadi. Bahwa dalam perkara ini wa'llah jangan- lah sakali-kali tuan-tuan yang membacha surat ini menyangkakan bahwa aku memuji diri-ku; karna berfikir-lah tuan-tuan, maka jikalau kira-nya ada beneh yang demikian telah terchampak barang di-mana, maka dapat-tiada bertumboh juga ia pada zaman ini. Kama pada fikiran orang-orang sakalian tiada patut di-pelajari akan bahasa Malayu itu, sebab ia'itu bahasa kita sendiri; dan lagi pula dari-pada zaman nenek-moyang pun tiada pernah pula orang menaroh tempat belajar bahasa Malayu, melainkan mengaji Koraan sahaja; dan patut di-belajarkan bahasa Arab, karna ia'itu yang berguna ka-pada agama, dan lagi dalam akhirat, dan lagi bahasa itu sahaja yang terlebeh mulia di-antara orang Islam. Bermula dari-pada orang-orang yang tersebut itu-lah aku telah belajar, serta bertanya akan rahsia-rahsia bahasa Malayu itu, dan mendapat-mendapat barang tauladan atau petua atau tiruan; dan lagi pula ada-lah yang telah ku dapati beberapa banyak perkataan bahasa Malayu, dan nama yang pelek-pelek, dan um- pamaan dan kias dan ibarat, dan ikatan perkataan yang indah- indah, dan yang manis-manis, dan sa-bagai-nya; itu semua-nya dari sebab usaha-ku bertanya-tanya, dan membacha hikayat-hika- yat yang dahulu kala, dan karang-karangan orang tua-tua. Maka dalam simpan-simpanan yang tersebut itu-lah aku peroleh ke- banyakkan simpulan perkataan, dan ikatan perkataan, dan rangkai perkataan, dan rengkasan perkataan, dan lanjutan perkataan, dan kuasa perkataan, dan memaniskan perkataan, dan tumboh per- kataan, dan champuran perkataan, dan tuju perkataan, dan tajam- kan perkataan, dan sindiran perkataan, dan rahsia perkataan, dan sa-bagai-nya; dan lagi pula ada beberapa ilmu bahasa yang ada ku lihat tersembunyi dalam bahasa Malayu itu. Bermula barang per- kataan yang baharu yang ada bertemu dalam kitab-kitab dan hika- yat atau sha'ir, maka dengan segera-nya pergi-lah aku mendapatkan salah sa'orang dari-pada merika'itu, dengan beberapa hormat dan merendahkan diri bertanyakan erti-nya perkataan itu, dan guna-nya, All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 43. Hikayat Abdullah. 33 dan asal-nya tumboh perkataan itu, dan bagimana memakai dia. Maka terkadang di-jadikan tertawa oleh merika'itu, sebab satu perkataan aku pergi bagitu jauh antara rumah-nya dengan rumah- ku, seraya kata-nya "Engkau boleh dapat lekas ilmu ini, oleh sebab rajin-mu serta usaha." Maka ada-lah pula beberapa perkataan dalam kitab-kitab atau hikayat yang ku dapati yang belum di-dengar oleh merika'itu atau mengetahui erti-nya, maka di-unjokkan oleh merika'itu akan tem- pat ku bertanya, ia'itu ka-pada Datok Sulaiman, orang Malayu asal, yang diam di-Kampong Hulu, maka ka-pada-nya-lah aku dapat akar umbi bahasa Malayu itu. Ada-lah pada masa ku dapati akan dia itu, kira-kira umur Datok Sulaiman itu lebeh kurang dari-pada delapan atau sembilan-puloh tahun; maka itu- lah orang asal-berasal Malayu, lagi pun ia'itu orang yang ber- pengetahuan dan bangsawan; dan lagi ada sa'orang Datok Astur nama-nya, sama tua-nya; dengan tiada merika'itu mau meng- ubahkan pakaian asal Malayu sampai mati-nya, ia'itu berdestar, dan berbaju takwa, dan berkain kembang ada-nya; maka ka-pada merika'itu-lah guru-guru orang-orang yang tersebut itu, dan tSm- pat merika'itu bertanya akan bahasa dan nama yang pelek-pelek yang tersebut dalam kitab-kitab atau hikayat-hikayat. Sa-bermula maka merika'itu-lah sakalian guru-ku yang me- nyatakan ka-pada-ku akan segala rahsia bahasa Malayu, maka ia- lah yang mengatakan ka-pada-ku bahwa bahasa Malayu itu ada nahu-nya, dan saraf-nya, dan irab-nya, dan lagi ada pula beberapa perhentian-nya, dan permulaan bahasa, dan haris di-atas dan di- bawah dan di-hadapan, dan tanda mati; dan lagi ada pula per- kataan jikalau di-keraskan suara menjadi lain erti-nya, dan jikalau di-perlahankan jadi lain erti-nya; dan lagi ada pula ber- bagai-bagai perhiasan bahasa itu, masing-masing dengan tempat- nya, sakalian-nya ada lengkap genap belaka dalam bahasa Malayu, lagi pun dengan manis bunyi-nya. Tetapi kata-nya, tiada ahli- nya, yaani orang yang pandai, yang boleh mengaturkan dan me- nentukan hukum bahasa Malayu itu ada-nya. Shahadan maka dari situ-lah aku menerima segala keputusan perkataan-perkata- an itu dengan selesai-nya. Hata dengan beberapa lama-nya aku berulang-ulang belajar akan segala perkara yang tersebut itu, ada-lah kira-kira sa-tahun All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 44. Hikayat Abdullah. sembilan bulan lama-nya, maka guru-ku itu pun kembali-lah ka- rahmat Allah. Maka menjadi terhenti-lah pelajaran-ku itu, tegal tiada-lah boleh mendapat pada zaman itu dalam Malaka sa'orang pun yang lebeh pandai dalam bahasa Malayu itu dari-pada-nya; maka sebab itu menjadi tawar-lah hati-ku hendak belajar dari-pada orang lain, melainkan bertanya-tanya sahaja ka-pada orang-orang yang tersebut itu, karna lebeh-lah pengetahuan dan penengaran dan penglihatan merika'itu dari-pada aku ini; maka jikalau sa- kira-nya di-simpul-nya dengan kaki-nya, tiada-lah dapat ku urai- kan dengan tangan-ku; dan lagi sudah ku ketahui akan rahsia orang yang berguru dengan orang yang meniru itu terlalu jauh beza-nya. Arakian maka ada-lah sedikit hari kemudian dari-pada sudah mati guru-ku yang mengajar bahasa Malayu itu, maka dudok-lah aku menulis sahaja surat-surat-ku dengan susah hati-ku dengan tiada belajar, maka dengan tolong Allah datang-lah sa'orang orang Arab, bangsa-nya Shaikh, dan negeri-nya Yaman; ada-pun ia'itu ahli dalam pengajian Koraan, dan nama-nya Muallim Muhai 'd-din. Maka apabila segala orang-orang Malaka menengar pe- ngajian-nya itu, maka masing-masing pun terchengang-lah, seperti menengar bunyi-bunyian shorga, sebab pengajian-nya itu serta dengan hukum tajwit dengan panjang pendek seperti ukuran-nya; maka masing-masing pun ashek-lah pergi hendak belajar ka-pada- nya. Maka jawab-nya, "Sahaya mau belayar ka-tanah Jawa, tiada boleh sahaya mengajar di-sini." Maka kemudian pergi-lah be- berapa orang tua-tua meminta ka-pada-nya, supaya ia menahun di- Malaka, karna banyak orang hendak mengaji. Maka jawab-nya, ^Jikalau boleh sahaya mendapat faedah di-sini, boleh sahaya ting- gal, karna sahaya ada anak-bini dalam negeri Acheh, sebab itu-lah sahaya datang ka-mari hendak menchari nafkah merika'itu." Hata maka muafakat-lah masing-masing dengan membuat per- janjian barang siapa mengaji sa-tahun sa'orang bayar lima ringgit, maka redha-lah masing-masing hendak membayar; maka aku serta empat-lima-puloh orang semua-nya pun mengaji-lah. Maka dari- hal pengajian-ku yang dahulu itu semua-nya di-lebur-nya sa-mula, dan lagi di-beri-nya hukum-hukum pengajian, maka dengan kasehan Allah, serta dengan berkat guru-ku itu ada-lah sa-tahun lama-nya aku dudok bertekun mengaji itu, maka dapat-lah seperti 34 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 45. Hikayat Abdullah. pengajaran-nya itu. Shahadan dari-pada zaman itu-lah baharu mashhur pengajian anak-anak Malaka, maka dahulu dari-pada zaman itu tiada-lah berbilang ada-nya, karna tiada mengetahui hukum-nya, atau panjang pendek-nya, dan mad-nya dan wakaf- nya, dan kalkalah-nya, dan sabagai-nya. Maka kemudian dari- pada itu beberapa banyak pula hadiah-hadiah orang akan dia, ter- lebeh pula dari-pada pemberian yang tersebut itu di-peroleh-nya; maka suka-chita-lah ia, serta dengan beberapa doa-nya, lalu-lah ia belayar pulang ka-Acheh. Sa-bermula sa-telah selesai-lah dari-pada aku belajar mengaji Koraan itu, kemudian dari-pada sedikit hari pula, bahwa datang- lah sa'orang orang alim, ia'itu bangsa Arab, lagi sayyid, nama-nya Sayyid Shaikh bin Alwi, Bafakih bangsa-nya; maka bahwa-sanya ada-lah ia'itu alim besar dalam bahasa Malayu, istimewa dalam bahasa Arab. Maka apabila datang-lah ia ka-dalam Malaka maka masing-masing terchengang-lah sebab menengarkan sa-suatu masaelah yang di-uraikan-nya, dan beberapa sual di-ada-kan-nya tiada-lah terjawab oleh segala merika'itu ada-nya. Akan tetapi keadaan-nya itu miskin. Sa-telah di-lihat oleh orang Malaka akan hal itu, maka masing-masing pun ashek-lah hendak belajar, maka ia pun di-perbuat-lah oleh orang tua-tua bichara, kalau barang siapa yang hendak belajar boleh bayar sa'orang lima ringgit dalam sa-tahun. Maka bermula-mula aku-lah memberi tapak tangan di- atas surat perjanjian itu, maka mengaji-lah pula aku; ada-lah bersama-sama kawan-ku mengaji itu lima enam-puloh orang. Ada pun kitab yang mula-mula di-pelajari itu kitab usul, nama-nya Ummu 'l-barahin, ia'itu peri menyatakan zat Allah, dan sifat Allah, dan kekayaan-nya, (Jan kemuliaan Allah, yang bagimana patut kita berlaku ka-pada-nya, dan supaya mengetahui kehinaan dan kelemahan kita, dan sa-bagai-nya. Maka sa-telah sedikit hari mengaji, maka tamat-lah kitab itu; kemudian di-mula'i pula mengaji kitab fakih, ia'itu perkara hukum Islam, dan peri sembah- yang, dan sa-bagai-nya; maka sa-telah itu belajar-lah pula dari- pada berbagai-bagai ilmu dan hikayat-hikayat yang memberi faedah dan yang mendatangkan fikiran yang baik dan akal; maka segala kitab-kitab itu dari-pada bahasa Malayu ada-nya. Maka segala perkara yang tersebut itu pun sedikit banyak dengan kurnia Allah dapat-lah mufaham-nya oleh-ku, dari sebab berkat guru-ku 35 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 46. 36 Hikayat Abdullah. yang tersebut itu; ada-lah kira-kira sa-tahun lebeh-lebeh lama-nya dudok belajar itu sakalian. Shahadan maka dari-pada masa itu- lah baharu chelek mata orang Malaka; ada pun dahulu dari-pada itu bagitu-lah, dalam sa-ratus tiada boleh sa'orang mengetabui sakalian itu sebab tiada-lah di-indahkan oleh merika'itu akan segala perkara yang demikian. Ada pun tatkala tuan itu ada di- Malaka, segala alim yang Iain-lain semua-nya menutup kitab-nya, tiada-lah berani bersual jawab dengan dia. Arakian sa-telah habis-lah perjanjian itu, maka ia pun belayar-lah ka-tanah Jawa; maka ada-lah ia hidup sampai sekarang ini dalam negeri Sumenap, ia'itu di-kasehi serta menjadi guru ka-pada Sultan Sumenap ada- nya. Nasihat. Ada-lah suatu hairan, lagi terchengang aku sebab melihatkan dan memikirkan hal orang Malayu ini, belum sedar akan diri-nya, ia tinggal dalam bodoh-nya itu, oleh sebab ia tiada mau belajar bahasa-nya sendiri, dan tiada mau menaroh tempat belajar bahasa-nya itu; maka mustahil pada akal, ada-kah orang yang tiada belajar itu boleh menjadi pandai sendiri-nya? Bukan- kah segala bangsa-bangsa yang lain dalam dunia ini masing- masing ada belajar bahasa-nya, melainkan orang Malayu? Han lagi pula kata-nya, "Apa-kah guna-nya di-pelajari, karna ia'itu bahasa kita; lagi pun dalam dunia sahaja berguna; terlebeh baik bahasa Arab, berguna dunia akhirat." Itu pun benar juga: tetapi hairan aku bagimana boleh di-ketahui bahasa orang lain jikalau sa-belum mengetabui bahasa kita sendiri dahulu. Akan tetapi ia berkata-kata itu dengan bahasa Malayu, ia berjual beli dan ber- kirim surat dan membalas surat dengan bahasa Malayu juga; maka belum-lah pernah aku melihat baik orang Malayu baik peranakkan atau barang bangsa yang Iain-lain menggunakan bahasa Arab dalam pekerjaan-nya, baik dari-hal berniaga, atau menulis kira-kira-nya, atau berkirim surat, atau membalas surat, melainkan sakalian merika'itu menggunakan bahasa masing-masing, melainkan dalam sembahyang atau berdoa itu-lah sahaja. All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 47. DARI-HAL KOTA MALAKA. Bermula maka ada-lah hal-ku dari-pada masa itu, tiada-lah apa lain pekerjaan melainkan membacha-bacha surat dan menyurat juga. Maka dalam sedikit hari demikian itu, maka tiba-tiba pechah-lah khabar dalam Malaka mengatakan Inggeris konon hendak memechahkan kota Malaka. Maka segala bangsa orang dalam Malaka pun tiada-lah perchaya yang boleh di-pechahkan kota Itu dengan mudah-nya; maka kata sa'orang, "Sampai sa'umur hidup raja ini pun tiada akan habis." Ada pun sebab sangka merika'itu demikian, oleh karna kukoh-nya kota itu, serta dengan perbuatan-nya, dan keras batu-nya dan tempat-nya bukan barang- barang; ada pun sebab segala perkara ini-lah tiada-lah masok dalam akal merika'itu yang boleh dengan segera-nya di-pechahkan. Berbagai-bagai-lah sangka orang, ada yang berkata, "Pada sakali ini boleh-lah kaya segala orang miskin dalam Malaka, sebab men- dapat upah memechahkan kota ini;" maka kata pula sa'orang, "Jikalau di-usek-nya sahaja kota ini, neschaya banyak-lah orang mati; karna ada beberapa banyak jin shaitan dalam kota itu." Maka kata pula sa-tengah orang, "Sebab Inggeris ini terlalu cher- dek-nya itu-lah sebab-nya di-pechahkan-nya kota ini; karna jika- lau kira-nya kota ini dapat ka-tangan bangsa lain-lain, neschaya beberapa lama pun di-perangi-nya tiada-lah akan alah, oleh sebab demikian-lah kukoh-nya dan hikmat-nya kota ini." Sa-bermula maka ada-lah sifat-nya kota Malaka itu yang ku dapati dan yang ku jalani di-atas-nya dan sampai ka-dalam tanah itu, ada-lah demikian ku lihat, batu-nya itu batu besi, ungu warna- nya, ada yang panjang sa-depa dan ada yang dua hasta; ada pun batu-batu itu terlalu lichin dengan rata-nya seperti di-ketam rupa- nya. Shahadan ada pun batu itu sakalian aku dengar-nya di- pahat oleh orang China yang menjadi tukang kota itu dari Batu Pahat, ia'itu dengan surohan Portugis, maka sebab itu-lah sampai sekarang pun tempat itu bernama Batu Pahat. Bermula dudok-nya kota itu chenderong sedikit ka-dalam, maka ada suatu lis bulat batu itu juga berkeliling, maka kota itu empat persegi; tetapi delapan ketelum-nya, ada pun lebar-nya satu-satu All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 48. Hikayat Abdullah. ketelum-nya itu ada yang sa-puloh, ada yang dua tiga-belas depa, maka di-situ-lah di-atur-nya meriam berkeliling; dan tebal-nya sa- panjang-panjang kota itu ada-lah sa-tengah tiga depa; maka pada tiap-tiap ketelum-nya itu ada-lah rumah di-bawah tanah itu, ia'itu dengan sa-lengkap-nya, serta dengan perigi dan kandang kuda-nya; maka dari dalam tembok kota itu ada jalan yang boleh orang ber- jalan berkeliling, maka sampai ketelum-ketelum itu ada pintu-nya jang boleh keluar. Shahadan ada pun tinggi kota itu ada-lah kira- kira sa-puloh depa yang kelihatan sampai ka'atas; maka khabar- nya konon bagaimana tinggi di-atas, bagitu juga dalam kaki-nya; maka pada tatkala hendak di-robohkan itu, di-gali, ku lihat ada tujoh delapan depa dalam-nya, belum juga bertemu dengan kaki- nya. Kalakian ada-lah kota itu pintu-nya empat, satu pintu besar, tempat-nya di-iringan jambatan besar, maka dalam pintu besar itu ada pula satu pintu kechil, maka dari-pada pintu itu-lah orang masok keluar kalau sudah pukul delapan malam; maka ada-lah kira-kira sa-puloh lima-belas depa jauh-nya ka-kanan, ada pula suatu pintu, ia'itu tempat masok keluar barang-barang, dan kereta kuda sakalian-nya berjalan dari situ-lah; maka pada kedua pintu itu ada-lah supai menjaga berganti-ganti. Dan lagi di-sa-belah Bukit China ada suatu pintu kechil, dan di-sa-belah Bandar Hilir ada suatu pintu hampir-hampir rupa-nya seperti pintu besar itu Maka jambatan pun ada tiga; satu jambatan besar, ia'itu jalan ka-sa-belah Malaka; dan kedua jambatan kechil nama-nya, ia'itu jalan ka-sabelah Bukit China; ketiga jambatan ka-sa-belah Bandar Hilir. Ada pun perbuatan jambatan-jambatan yang ter- sebut itu, semua-nya boleh di-angkat-angkat sa-belah sa-belah; maka pada malam di-angkat-nya jambatan itu; dan lagi jikalau ada barang suatu pergadohan atau perang dan sa-bagai-nya, di- angkat-nya jambatan itu. Dan lagi jikalau ada perahu-perahu besar hendak masok ka-dalam sungai itu, adat-nya di-bayar, maka keluar pun demikian. juga. Bermula ada-lah pada keliling kota itu di-perbuat-nya kubu dari-pada tanah, ada tebal-nya dua depa; maka di-kaki kubu itu di-buboh-nya pula ranjau besi bercheranchangan, maka di-sa-belah ranjau itu ada pula parit, lebar-nya ada kira-kira lima depa, dan 38 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 49. Hikayat Abdullah. dalam-nya pun demikian; ada pun ayer-nya itu boleh di-masokkan, dan boleh di-keluarkan; maka pintu ayer-nya itu dari jambatan kechil yang di-sa-belah Bukit China, maka di-keluarkan-nya ka-laut dari jambatan Hilir. Maka ada-lah di-tebing parit itu berkeliling di-tanam-nya pokok sena; maka dalam parit itu ada-lah beberapa buaya dan ikan siakap dan jumpul dan hudang galah menjadi. Ada pun di-atas kota itu ada-lah kira-kira dua depa di-buboh- nya satu meriam, serta satu "rumah monyet" nama-nya, tempat supai jaga; demikian-lah berkeliling kota itu. Maka apabila sam- pai pukul enam petang, tiada-lah di-beri-nya orang masok ka- dalam kota itu lagi, melainkan boleh berjalan di-luar ashaja; maka apabila asmpai pukul delapan di-tembak meriam, jambatan pun di- angkat. Maka kalau berjalan tiada membawa api di-tangkap, dan kalau ia berteriak tiada di-jawab, di-tembak-nya dari atas kota. Maka ada pun lebar lorong di-keliling kota itu ada-lah sa-puloh dua-belas depa sampai ka-tepi sungai; ada pun di-tepi sungai itu semua-nya di-pukul-nya embarau, dan di-tanam-nya pokok sena, kira-kira enam tujoh depa sa-batang sa-batang, demikian-lah hingga sampai jambatan kechil itu ada-nya. Sa-bermula maka ada-lah dalam kota Malaka itu sa-buah bukit, maka ada pun bukit itu pertengahan, tiada terlalu tinggi, tiada terlalu rendah; maka di-kemunchak bukit itu-lah gereja Holanda. Ada pun gereja itu asal-nya gereja orang Portugis, maka apabila di-dapati oleh (Holanda di-jadikan gereja-nya; maka di-bawah gereja itu-lah tempat orang Holanda bertanam orang mati. Dan lagi ada-lah asal-nya kota Malaka itu pun perbuatan Portugis juga ada-nya. Maka ada pun sebab ku ketahui hal demikian, sebab ada gambar-nya yang membuat kota itu di-muka pintu kota itu; maka ku lihat rupa-nya rupa Nasarani ada-nya. Ada pun gambar itu di-perbuat-nya dari-pada kapur masak, di-perbuat-nya gambar timbul, ada terdiri sa-besar budak; maka ada pun gambar yang ku sebutkan itu ada-lah sampai se- karang di-sa-belah pintu Bandar Hilir; ada pun yang di-sa-belah ka-Malaka itu sudah-lah di-robohkan oleh Tuan Farquhar. Ada pun nama gereja yang di-atas bukit itu San Paulo dengan bahasa Portugis. Bermula maka di-sa-belah gereja itu ada satu kebun Kompeni; maka terlalu indah-indah tanaman dalam kebun itu, dari-pada 39 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 50. Hikayat Abdullah. pohon buah-buah dan bunga-bunga dan segala jenis sayur-sayur. Maka di-dalam kebun itu ada sa-buah perigi, entah beberapa ratus depa dalam-nya tiada-lah ku ketahui, maka dari sebab sangat dalam-nya itu, sampai tiada-lah kelihatan eyer-nya; maka jikalau kita champakkan batu, sa-jurus lama-nya baharu-lah kedengaran bunyi-nya. Maka di-luar kebun itu pula ada-lah sa-buah perigi,. itu pun demikian juga dalam-nya. Maka di-iringan bukit itu rumah raja, terlalu indah-indah perbuatan-nya; ada pun jalan di- rumah raja itu boleh berjalan dari bawah tanah masok ka-dalam bukit itu; dan lagi pula ada satu pintu dari situ boleh berjalan terus sampai ka-sungai. Bermula di-balek kebun Kompeni itu-lah tempat di-tanamkan Raja Haji ia'itu sa'orang raja Malayu yang berkuasa ada-nyar asal-nya ia'itu keturunan Bugis, maka isteri-nya bernama Ratu Mas, maka ia-lah yang telah datang memerangi Malaka pada zaman Holanda. Maka ada-lah dari-pada zaman itu sampai masa ini ada kira-kira lebeh sedikit dari-pada enam-puloh tahun. Maka hampir-hampir dapat Malaka oleh-nya, maka berkeliling jajahan Malaka dan kampong-kampong semua-nya sudah di-dapat-nya,. melainkan tinggal lagi Malaka bulat-bulat sahaja yang belum di- dapat-nya. Maka pada masa itu segala bangsa yang ada dalam Malaka masok perang menolong Holanda, dari-pada Malayu,. Keling, China, Serani, masing-masing ada dengan kapitan-nya dan kepala perang-nya; maka ada-lah beberapa tahun di-perangi- nya, lalu mati-lah Raja Haji itu di-makan perluru, di-Tanjong Palas nama tempat-nya; kemudian di-ambil Holanda mayat-nya itu di-tanamkan di-balek kebun yang tersebut itu; ada pun khabar-nya yang ku dengar tempat itu kandang babi. Kemudian ada kira-kira dua tiga-puloh tahun di-belakang, datang-lah anak-buah Raja Haji itu dari Lingga dan Riau ka-Malaka, meminta izin ka-pada raja Inggeris hendak di-pindahkan-nya kubur itu ka-Riau; maka di-berikan-lah izin, lalu di-bawa-nya-lah pergi. Ada pun hikayat perang Raja Haji itu terlalu-lah lanjut-nya, maka jikalau ku cheterakan, neschaya berlambatan-lah pekerjaan-ku, melainkan mengambil simpan-nya sahaja. Sa-bermula maka di-sabelah bukit itu pula tempat penjara,. kata orang Malaka "Miskurdi," ia'itu bahasa Portugis Miseri- cordia, erti-nya tempat kasehan; dan lagi ada suatu nama-nya 40 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 51. Hikayat Abdullah. "Terongko" erti-nya tempat pasong, itu pun bahasa Portugis juga. Maka ada-lah dalam tempat itu suatu lagi tempat, nama-nya "Terongko Gelap," maka orang yang membuat salah besar sakali di-masokkan dalam terongko gelap itu; slang sa-rupa malam sa- rupa. Maka di-sa-belah-nya itu ada-lah sa-buah rumah, ia'itu tempat menaroh perkakas membunoh orbing dan menyeksakan orang, ia'itu tempat "Teratu" nama-nya, di-tinggalkan orang di- atas bangku itu, maka di-titek segala sendi-sendi-nya, semua-nya di-pechahkan-nya, kemudian baharu di-gantongkan di-Pulau Jawa; dan lagi ada-lah segala perkakas orang di-buboh chap, ia'itu di-bakar besi itu merah-merah, ada-lah besar-nya besi chap itu lebeh-lebeh sedikdt dari-pada satu ringgit, maka di-selarkan-nya di-tamparan nyamok orang itu, maka berkepul-lah keluar asap-nya kuning, lagi hangit bau-nya; sa-telah itu baharu di-buboh rantai. Dan ada tempat kujot; dan ada pipa tempat di-golek orang dalam- nya, maka ada pun pipa itu di-pukul paku berkeliling, semua-nya hujong paku itu ka-dalam, maka barang siapa liwat di-masokkan ka-dalam pipa itu, di-golek berkeliling negeri, sa-hingga hanchur- lah badan-nya; ada pun pekerjaan yang demikian belum pernah ku lihat, melainkan menengar khabar orang tua-tua sahaja, akan tetapi perkakas-nya itu sunggoh ada, pipa-nya itu ku lihat ada berpaku penoh. Maka di-tempat itu ada-lah berbagai perkakasan dan hukuman, sakalian itu perkakas Holanda menyekksakan dan menghukumkan orang ada-nya. Ada pun segala perkakas dan terongko dan sa-bagai-nya, semua-nya sudah terbuang di-bakarkan sakalian-nya, dan di-pechahkan terongko gelap itu; pada tatkala zaman perang Batawi datang Lord Minto ka-Malaka, di-buangkan- nya adat jahat dan bengis itu, semua-nya di-suroh-nya buangkan ka-laut ada-nya. Sa-bermula maka kembali-lah aku mencheterakan dari-hal Tuan Raja Farquhar hendak memechahkan kota Malaka itu. Maka di-panggilkan-nya-lah segala kuli dalam Malaka dari-pada segala bangsa, maka di-suroh-nya pechahkan kota itu dari sa-belah Bukit China dahulu. Maka berratus-ratus kuli hendak memechah- kan sa-keping batu itu, tiada boleh di-dalam dua tiga hari; karna masing-masing orang yang bekerja itu dalam ketakutan, sebab pada sangka dan perchaya merika'itu ada banyak hantu shaitan di- kota itu; maka sebab sangka itu menjadi banyak-lah orang yang 41 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore
  • 52. Hikayat Abdullah. bermimpi berjenis-jenis, dan yang ada konon di-tampar shaitan, muntah-muntah darah, lalu mati, dan yang sakit berjenis-jenis- penyakit; maka makin-lah bertambah-tambah takut orang bekerja itu, maka upah-nya pun makin-lah naik, Maka sakalian itu bo- hong sa-mata-mata, melainkan sebab keras sangka-nya dan ke- takutan-nya merika'itu menjadikan bahaya bagi diri-nya. Ada pun kapur yang melekat di-batu itu rupa-nya dan bau-nya seperti baharu di-buboh rasa-nya. Maka sa-telah di-lihat oleh raja terlalu payah memeehahkan batu itu, maka di-suroh-nya gali pula kaki kota itu; maka di-gali-lah beberapa dalam, tiada juga dapat; maka di-ukur bagimana di-atas-nya bagitu dalam sudah di-gali, itu purr tiada juga bertemu dengan kaki-nya. Kemudian maka berhenti- lah pula pekerjaan dari-pada menchari kaki kota itu. Maka di-surohkan-nya pula pechahkan dari sa-belah laut itu, maka dengan beberapa changkul dan penggali dan alabangka dan be- berapa jenis perkakas habis binasa; maka pekerjaan itu pun dengan bersakit, maka orang pun banyak-lah yang takut hendak: bekerja, sebab banyak orang mati dan sakit; maka upah-nya pun makin naik yang di-bayar sa-hari sa-tengah rupiah menjadi satu rupiah, maka itu pun ia tiada mau; maka terlalu-lah susah pekerja- an memeehahkan kota itu. Maka kebanyakkan fikiran orang Ma- laka pada masa itu tiada-lah akan terpechahkan oleh Inggeris akan kota itu, karna tegoh-nya, dan lagi oleh sebab banyak sangat hantu shaitann itu. Arakian maka ada-lah kira-kira tiga bulan lama-nya dengan hal bersakit dan susah, dan kebanyakkan pula orang mati, dan jatoh patah kaki tangan, maka tiba-tiba maka kedengaran-lah khabar mengatakan raja menyuroh gali lobang pada ketelum sa- belah laut itu, hendak di-masok-nya peti ubat bedil, hendak di-bakar-nya. Maka hairan-lah orang semua, kata-nya, "Entah bagimana-kah perbuatan-nya itu?" Maka beratus-ratus orang pergi melihat, maka aku pun ganggu pergi-lah melihat; maka ku lihat sunggoh-lah di-gali-nya lobang sa-kira-kira sa-depa lebar-nya, empat persegi, terlalu dalam. Sa-telah sampai-lah jangka-nya. maka di-korek-nya pula tanah yang di-sa-belah lobang itu men- cherok, ada kira-kira sa-depa jauh-nya; maka di-masokkan-nya-lah peti ubat bedil itu, serta di-beri-nya bersumbu dari bawah tanah, ada kira-kira panjang sumbu-nya itu lebeh-lebeh sa-puloh depa, di- 42 All Rights Reserved, National Library Board, Singapore