2. Teori dan Pengertiannya
• Kajian teori diperlukan agar penelitian memiliki dasar yang kuat dan bukan hanya sekedar trial
dan error. Dengan kata lain, kajian teori merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
• Teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga memiliki
kegunaan untuk menjelaskan suatu fenomena
• Teori dapat dibedakan menjadi 3 macam;
• Teori deduktif; memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau spekulasi
pendapat tertenntu ke arah data yang diterangkan
• Teori induktif; memberikan keterangan dari data ke arah teori
• Teori fungsional; interaksi antara data dan perkiraan teoritis, dimana keduanya saling
mempengaruhi
3. Tingkatan dan Fokus Teori
• Teori Mikro: kecil, tidak berguna dalam waktu yang lama, berlaku pada
lingkup yang kecil dengan jumlah orang yang sedikit (ex: kinerja)
• Teori Meso: penghubung antara teori mikro dan makro (ex: high
performance working system)
• Teori Makro: menyangkut lingkup yang lebih luas, seperti pada institusi
sosial, sistem budaya yang ada pada masyarakat luas, yang bersifat
konseptual dan abstrak (ex: sustainable competitive advantage)
4. Kegunaan Teori
• Secara umum teori memiliki 3 fungsi yakni menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
suatu gejala.
• Ex; mengapa tingkat kepuasan kerja mempengaruhi kinerja (menjelaskan), jika tingkat
kepuasan kerja ditingkatkan x% seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja (meramalkan).
Bagaimana menjaga tingkat kepuasan kerja agar tetap kondusif dalam menunjang kinerja
(mengendalikan)
• Menurut cooper & schlinder (2003) kegunaan teori dalam penelitian adalah sebagai berikut;
• Membatasi ruang lingkup yang diteliti
• Menyarankan pendekatan penelitian apa yang paling cocok digunakan untuk mendapatkan
makna yang paling besar
• Menyarankan bagaimana cara mengklasifikasikan data sehingga memiliki makna yang
tinggi
• Memandu merangkum data dari obyek yang diteliti
• Memprediksi fakta yang akan didapatkan
5. Teori dalam penelitian kualitatif
• Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang diajukan dalam penelitian bersisat sementara, maka teori yang
digunakan juga bersifat sementara dan akan berkembang ketika memasuki konteks sosial.
• Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertujuan membuktikan teori atau menguji hipotesis, dalam penelitian
kualitatif bertujuan untuk menemukan teori.
• Dalam penelitian kuantitatif, jumlah teori sesuai dengan variabel yang diteliti, sedangkan dalam kualitatif harus lebih
banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan.
• Karena peneliti berfungsi sebagai instrument penelitian, maka mutlak peneliti harus memiliki wawasan yang banyak
mengenai teori yang digunakan. Namun, pada saat yang bersamaan peneliti harus mampu melepaskan diri dari teori yang
dimiliki dan tidak digunakan sebagai bahan untuk Menyusun instrument wawancara maupun observasi. Peneliti harus
bersifat “perspective emic” yakni memperoleh data sebagaimana adanya di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan
dipikirkan oleh partisipan/sumber data.
6. Ringkasan Perbedaan Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif Terkait Kajian Teori
Perbedaan Kuantitatif Kualitatif
Jumlah studi literatur yang dikutip di
awal studi
Banyak Sedikit
Penggunaan literatur di awal studi • Menjelaskan tujuan penelitian
• Memandu membuat rumusan masalah
• Membantu Menyusun hipotesis
Menjelaskan tujuan penelitian
Penggunaan literatur di akhir studi Sebagai dasar untuk membuat prediksi Untuk mendukung dan
mengembangkan temuan
7. Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kualitatif
• Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak dilakukan berdasarkan standar perhitungan statistik
• Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang kaya (maksimum), bukan untuk digeneralisasikan
• Penentuan sampel dilakukan saat peneliti mulai memasuki dan selama penelitian di lapangan berlangsung (emergent
sampling design)
• Peneliti dapat menggunakan teknik snowball sampling dengan memilih sampel yang dipertimbangkan akan memberikan
data yang diperlukan dan mengajukan referensi sampel lain yang dapat memberikan data lebih lengkap. Namun, sampel
yang dipilih semakin lama harusnya semakin terarah.
• Peneliti juga dapat menggunakan purposive sampling berdasarkan pertimbangan informasi yang diperlukan dengan
memilih sejumlah besar sampel tertentu hingga dianggap telah sampai pada taraf “redundancy” (penambahan sampel
tidak memberikan informasi baru).
8. Kriteria ideal informan dalam penelitian kualitatif
1. Menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan
sekedar diketahui tapi juga dihayatinya
2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri
5. Mereka yang mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menarik untuk
dijadikan semacam narasumber