SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
JUKLAK
ACARA-ACARA WAHIDIYAH
PETUNJUK PELAKSANAAN
ACARA-ACARA WAHIDIYAH
ACARA-ACARA WAHIDIYAH
 Yang dimaksud “ACARA WAHIDIYAH” adalah resepsi Kuliah dan
Mujahadah Wahidiyah dalam rangka Pelaksanaan Mujahadah-
mujahadah yang dibakukan (Syahriyah, Rubu’us-sanah, Nishfus-
sanah, dan Mujahadah Kubro Wahidiyah), atau Acara
Penyiaran/Pembinaan Wahidiyah, Peringatan Hari-hari Besar
Islam/Nasional, hajat perorangan yang dimanfaatkan untuk
Penyiaran / Pembinaan Wahidiyah dan lain-lain.
 Agar pelaksanaan acara-acara tersebut berjalan lancar dan lebih
banyak hasil dan manfaatnya lahiriyah - batiniyah, maka hal-hal
di bawah ini harap dilaksanakan dan diperhatikan :
 Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana atau shohibul hajat supaya
mengadakan persiapan-persiapan yang cukup, lahiriyah dan batiniyah,
diantaranya dengan mengadakan Mujahadah Khusus Penyongsongan
(Non Stop atau Estafet) dilaksanakan oleh para anggota panitia dan
lainnya.
 Mengajukan Surat Pemberitahuan kepada pihak Pemerintah setempat
sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah masing-masing.
Dengan ini panitia penyelenggara sebaiknya berkonsultasi dengan
pihak-pihak terkait untuk mohon petunjuk, sambil Penyiaran.
 Panitia harus selalu kompak lahir dan batin dalam menjalankan tugas
kepanitiaan dan saling membantu satu sama lain. Jika terjadi
perbedaan pendapat harus diselesaikan dengan baik, ber-musyawaroh,
dan kebijaksanaan. Setiap personil panitia dalam musyawarah, harus
megikuti pendapat terbanyak yang menjadi keputusan sekalipun
berlawanan dengan pendapatnya sendiri, selama kesepakatan itu tidak
menyimpang atau tidak bertentangan dengan ajaran/tuntunan yang
benar.
 Jika mengadakan usaha penggalian dana supaya terbatas di kalangan
Pengamal Wahidiyah saja, kepada simpatisan yang sudah dikenal
kedermawanannya atau pihak-pihak lain yang halal dan tidak
mengikat. Tidak boleh mengadakan tekanan / paksaan. Harus sukarela
dengan dijiwai kesadaran.
 Cara penggalian dana untuk acara Mujahadah yang dibakukan, selain
dengan cara-cara yang disepakati oleh panitia, sebaiknya tidak
meninggalkan cara yang dicontohkan oleh Al-Mukarrom Muallif
Sholawat Wahidiyah, yakni “Pengedaran Lis Khusus / Umum” kepada
para pengamal Wahidiyah.
 Penggunaan biaya-biaya usahakan tidak terlalu berlebihan dan harus
“TAQDIMUL AHAM” ! Jika terjadi hal-hal yang kurang beres/
penyimpangan di bidang keuangan atau lainnya supaya diadakan
peringatan dengan bijaksana, sehingga tidak mengganggu kelancaran
penyelenggaraan acara Wahidiyah.
 Jika mengadakan publikasi/siaran/pengumuman kepada masyarakat supaya
dengan cara-cara yang wajar, memperhatikan situasi dan kondisi serta
mengindahkan ketentuan-ketentuan Pemerintah setempat.
 Kaset lagu-lagu/nyayian lebih-lebih berirama hot/porno, jangan diputar
menjelang dan setelah acara. Terkecuali dalam hajat perorangan seperti
walimah dan sebagainya, akan tetapi harus dipilih lagu-lagu yang berirama
agamis, berjiwa keimanan, atau sholawat Nabi SAW. Adapun selain hajat
perorangan yang boleh diputar hanyalah seperti Qiro’atul Qur’an dan Tasyafu’.
 Kaset-kaset Kuliah Wahidiyah kurang serasi jika diputar pada saat menjelang
atau sesudah acara-acara Wahidiyah. Pemutaran kaset setelah usai acara pada
waktu malam supaya dibatasi agar tidak mengganggu sekitarnya.
 Beberapa menit sebelum acara dimulai, yang telah hadir diajak “Tasyafu’an”
bersama (dilagukan).
Catatan: Mikropon jangan dimonopoli oleh satu/dua suara saja. Suara harus
seragam dan bisa masuk ke dalam pengeras suara, kecuali untuk memberi aba-
aba. Pelaksanaan “Tasyafu’an” tersebut, dalam acara hajat perorangan
disesuaikan dengan situasi.
 Jika acara akan dimulai, “Tasyafu’nya ditutup dengan “AL FAATIHAH !”
(baca surat Fatihah 1 kali bersama-sama) dan diteruskan membaca
“YAA AYYUHAL GHOUTSU…” satu kali (dilagukan) dan AL FAATIHAH !”
(baca Fatihah 1 X). Kemudian salah satu dari panitia (selain protokol)
mengumumkan supaya para hadirin hadirot yang masih ada di luar
segera megambil tempat yang telah disediakan. Setelah itu panitia
mengumumkan dengan suara keras tapi sopan, sebagai berikut :
 “Acara ………… (sebutkan rangkanya) segera kita mulai. Dengan bacaan
“BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM” kepada Pengatur Acara,
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari (salah satu) : ……………. dipersilakan
untuk memulainya.
 Kemudian protokol (penata acara/MC) naik ke podium atau di bawah,
berdiri tegak dan sopan di depan mikropon untuk memulai acara. Lihat
PETUNJUK BAGI PROTOKOL & CONTOH PROTOKOL di halaman
belakang.
Susunan Acara.
 Kerangka susunan acara pada resepsi Wahidiyah umumnya sebagai
berikut :
1. Pembukaan (baca Al Fatihah satu kali dipimpin oleh MC/ protokol).
2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an (Tilawatil Qur’an). Jika situasi
memerlukan dan memungkinkan bisa ditambah “sari tilawah”,
3. Penghormatan kepada Rosululloh dengan bacaan Sholawat. Dalam
istilah Wahidiyah disebut Muqoddimah Sholawat Wahidiyah. (Lihat
Juklaknya di halaman belakang)
4. Prakata panitia (Lihat sikon)
5. Sambutan-sambutan : (Misalnya)
 Pengurus PSW (DPC, DPW, atau DPP);
 Pejabat setempat;
 Dari Ulama / Tokoh Agama (bila diperlukan);
 Lain-lain;
7. Kuliah Wahidiyah dan Mujahadah dalam rangka ………
8. Penutup / Nidak.
CATATAN :
 Setelah Muqoddimah Sholawat Wahidiyah bisa ditambah bacaan
TAHLIL jika dalam acara tersebut ada peringatan HAUL seseorang atau
kirim do’a bersama. Itupun jika situasi memungkinkan.
 Usahakan prakata panitia dan sambutan-sambutan tidak terlalu
panjang agar waktu yang diperuntukkan acara yang pokok (Kuliah
Wahidiyah) lebih banyak. Panitia berhak menentukan waktu.
 Usahakan sambutan pejabat pemerintah atau tokoh agama
ditempatkan setelah ada penjelasan singkat tentang Sholawat
Wahidiyah dari sambutan PSW. Lebih-lebih jika yang bersangkutan
diperkirakan langsung pulang setelah memberikan kata sambutannya.
 Materi Penjelasan Singkat Tentang Sholawat Wahidiyah sebaiknya
menggunakan buku “Profil Wahidiyah” yang dikeluarkan oleh DPP
PSW, dan bisa disampaikan oleh Sambutan PSW atau ada petugas
tersendiri.
 Pengisi Kuliah Wahidiyah bisa lebih dari satu orang, sesuaikan situasi
dan kondisi. Sebaiknya Kuliah Pertama dimanfaatkan untuk kaderisasi
da’i Wahidiyah.
 Bagi petugas sebagai prakata panitia, sambutan PSW dan pengisi
kuliah yang pertama supaya mengakhirinya dengan mujahadah singkat
(tidak sampai do’a), minimal tasyafu’, nidak, dan istighotsah.
 Mujahadah penutup bagi pengisi Kuliah Wahidiyah terakhir dalam
acara Syahriyah, Rubu’ussanah, Nishfus-sanah dan Mujahadah Kubro,
supaya menggunakan bilangan 7–17 kecuali situasi tidak mengizinkan.
 Yang dimaksud “acara penutup” yaitu nidak berdiri ke arah empat
penjuru, tasyafu’an dan Istighotsah.
 Jika acara penutup dilaksanakan dengan nidak ke empat penjuru dan
pesertanya sebagian orang umum (belum pengamal) sebaiknya pengisi
Kuliah Wahidiyah terakhir sebelum mengucapkan salam mengajak
berdiri menghadap ke barat kepada hadirin untuk melaksanakan
nidak; Adapun pelaksanaan nidaknya dipimpin oleh MC / Protokol.
PETUNJUK BAGI PROTOKOL / MC
Protokol (Penata Acara / MC) sangat penting kedudukannya. Dia sebagai
penanggung jawab kelancaran jalannya acara. Oleh karena itu :
 Sebelum melaksanakan tugasnya, protokol harus mengadakan per-
siapan-persiapan yang cukup lahir bathin. Mempersiapkan teks yang
akan digunakan dengan benar, mengadakan latihan secukupnya dan
melaksanakan Mujahadah khusus sebelum menjalankan tugasnya.
Sekurang-kurangnya tiga hari sebelum bertugas agar melaksanakan
Mujahadah, misalnya Mujahadah Khusus Peningkatan minimal sekali
khataman setiap harinya atau ditambah Mujahadah Penyiaran.
 Hatinya senantiasa berdepe-depe kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, wa
Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, memohon taufiq, hidayah, bimbingan,
syafa’at tarbiyah dan nadhroh bagi suksesnya acara yang dipimpinnya.
 Usahakan sekuat mungkin menerapkan “LILLAH-BILLAH LIR-ROSUL-
BIRROSUL LILGHOUTS BILGHOUTS”.
 Sebelum mengucapkan salam dengan suara yang keras tapi sopan,
mengucapkan : “Para hadirin-hadirot ! Menyongsong dimulainya acara
ini marilah sekali lagi kita bersama-sama memohon petunjuk dan
perlindungan kepada Alloh SWT dan mengadakan tasya-fu’an dan
istighotsah kepada Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra,
dengan adab lahir batin sebaik-baiknya !
 Berdiam sejenak kira-kira 5 detik, kemudian dengan suara cukup keras
tapi sopan ucapkan :
 AL-FATIHAH ! (membaca Surat fatihah 1 kali)
 YAA SYAFIAL KHOLQI SHOLAATU ……….dilagukan 1 kali
 YAA SAYYIDI YAA ROSUULALLOOH………………...3 kali
 YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOH……….1 kali
 AL FAATIHAH (membaca surat al-Fatihah 1 kali)
Mulailah pelaksanaan tugas dengan urutan sebagai berikut :
Catatan:
a. Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar
sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika
tasyafu’ dan istighotsah suaranya direndahkan, dan miknya
dijauhkan dari mulut, kecuali ketika angkatan pertama atau
untuk memberi aba-aba.
b. Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya
dengan mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala
Wahidiyah, dan seterusnya.
• Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar
sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika tasyafu’ dan
istighotsah suaranya direndahkan dan miknya dijauhkan dari mulut,
kecuali ketika angkatan pertama atau untuk memberi aba-aba.
• Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya dengan
mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala Wahidiyah, dan
seterusnya.
 Jika ada pembicara melewati batas waktu yang diperuntukkan baginya,
pembicaraannya menyimpang dari ketentuan atau waktunya sudah
habis, protokol berhak menyampaikan peringatan kepadanya dengan
tulisan singkat tetapi jelas/mudah dibaca (huruf balok besar). Misalnya
“MAAF MOHON DISINGKAT” atau “MAAF, WAKTU SUDAH HABIS”
 Jika situasi hadirin-hadirot kurang tenang, protokol supaya memberi
peringatan dengan kata-kata yang singkat sambil mengetuk-ngetuk
mikrofon. Misalnya : “thok..thok..thok PARA HADIRIN DIMOHON
TENANG”.
 Jika terjadi hal-hal yang luar biasa, protokol berhak untuk meng-
hentikan acara untuk sementara, atau membubarkanya. Dalam hal ini
sebaiknya berkonsltasi dengan panitia.
 Selama berlangsungnya acara, protokol supaya senantiasa ber-
mujahadah secara sirri (dengan aurad lengkap seperti dalam Lembaran
Sholawat Wahidiyah / nidak “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” atau
“FAFIRRUU ILALLOOH”)
 Protokol tidak boleh mengakhiri tugasnya sebagai protokol sebelum
seluruh acara selesai. Yakni sampai acara penutup (nidak berdiri ke
arah 4 penjuru dan tasyafu’ serta Isthighosah)
 Pada acara penutup protokol boleh memberikan komentar dengan
singkat untuk pengarahan. Misalnya sebelum nidak ke 4 arah penjuru,
tentang sikap berdirinya, maksud dan tujuan nidak atau sebelum
“tasyafu’ dan Istighostah” tentang sikap berdiri dan penjiwaan
bathiniahnya.
 Pada saat tasyafu’an / istighotsah jangan disertai kumandangan suara
lain, seperti deklamasi dan sebagainya, lebih-lebih yang tidak semakna
dengan yang dibaca bersama. Hal ini termasuk pada acara yang
dilaksanakan oleh kanak-kanak
 Kalimat penutupan bagi protokol dan setiap pembawa acara supaya
dibaca dengan fasih, sebagai berikut:
 “Waminar-Rosul” atau “Wamin Rosulillaah” dan “:Waminal-Ghouts”
atau “Wamin Ghoutsi Haadzaz Zaman”: pilih salah satu;
 “Wa’alaykunna” boleh ditambahkan dan boleh tidak.
MUJAHADAH MUQODDIMAH
(MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH)
MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH adalah Mujahadah yang
dilaksanakan dalam resepsi acara-acara Wahidiyah (lazimnya sebagai mata acara
ke tiga), dalam musyawarah, pengajian dan Up-Grade Wahidiyah (lazimnya
sebagai mata acara ke dua).
Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Untuk mata acara dalam resepsi Wahidiyah.
a. Resepsi/acara Wahidiyah yang diselenggarakan oleh DPP PSW dengan
bacaan lengkap seperti dalam lemnbaran Sholawat Wahidiyah dan
menggunakan bilangannya 3-1.
b. Untuk resepsi/acara Wahidiyah yang diselengarakan oleh selain DPP PSW,
bilangannya seperti di atas, tetapi hanya sampai dengan “YAA
ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri dengan ALFATIHAH. Jika situasi
tidak memungkinkan bisa hanya sampai dengan“YAA AYYUHAL GHOUTSU
…..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali.
2. Untuk mengawali musyawarah-musyawarah Wahidiyah :
Jika situasi mengizinkan, dilaksanakan dengan bilangan 3-1 lengkap seperti
dalam lembaran Sholawat Wahidiyah (seperti resepsi Wahidiyah yang
dilaksanakan oleh DPP PSW). Jika tidak mengizinkan bisa hanya sampai “YAA
ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri ALFATIHAH, atau hanya sampai
“YAA AYYUHAL GHOUTSU …..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali.
3. Untuk mengawali pengajian/Up Grade/Penataran/diklat Wahidiyah,
jika memungkinkan, menggunakan Aurod Mujahadah bilangan 3 -7,
dan jika situasi tidak mengizinkan bisa menggunakan seperti nomor 2.
di atas.
Catatan:
 Bilangan aurod Mujahadah 3-7 juga lazim digunakan untuk Mujahadah
ba’da sholat maktubah, disamping bilangan 7-17.
 Keterangan lebih lengkap dan bilangan-biangan aurod mujahadah bisa
dilihat dalam buku Tuntunan Mujahadah yang dikeluarkan oleh DPP
PSW.
Tuntunan Bagi Imam/Pemimpin Muqoddimah Sholawat Wahidiyah
 Sebelumnya supaya melaksanakan Mujahadah Khusus lebih dahulu. Jika tidak
ada kesempatan, setidak-tidaknya mujahadah dalam hati. Yang penting harus
betul-betul nelongso (merana) merasa penuh dosa, kedholiman dan banyak
penyelewengan, merasa hina dina dan tidak berdaya, sangat mengharapkan
magfiroh, taufiq, hidayah, inayah, syafa’at, tarbiyah dan nadroh! Perasaan
tersebut tidak diucapkan dengan lesan tetapi dihayati sedalam-dalamnya di
dalam hati.
 Ketika akan mulai meng-imami konsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada
Alloh wa Rosuulihi SAW , wa Ghoutsu Hadaz zaman Ra, dengan LILLAH-BILLAH,
LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS-BILGHOUTS, dan ISTIHDLOR (merasa di
hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW) sepenuh ta’dhim (memuliakan) dan
mahabbah (mencintai) semurni-murninya.
 Mengucapkan salam dengan baik dan menghayati ma’nanya “ASSALAMU
‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WA BAROKAATUH” Kemudian membaca:
"BISMILLAAHIRROH MAANIRROHIIM”. Diteruskan dengan baca “KHUTBAH
IFTITAH” ala Wahidiyah, sekaipun bukan untuk acara/resepsi.
 Bilamana situasi memungkinkan mengajak hadlirin hadlirot beradab lahir
batin sebaik-baiknya. “LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS-
BILGHOUTS” tadzalul, inkisar (merasa hina dina) dan istlihdlor (merasa) di
hadapan Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz zaman Ra. memohonkan bagi
keluarga, bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin bangsa di segala
bidang. Memohonkan bagi umat manusia segala bangsa dan pimimpin-
pemimpin mereka di segala bidang, memohonkan bagi perjuangan Fafirruu
Ilalloh Wa Rosuulihi SAW, memohonkan bagi seluruh umat manusia, bahkan
memohonkan bagi segala makhluk Alloh SWT.
 Bilamana diantara yang hadir ada atau banyak yang belum mengamalkan
Sholawat Wahidiyah dimohon untuk menirukan, membaca sholawat yang
disukai atau membaca nida’ “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALOOH” sampai
selesainya mujahadah.
 Kalimat penutupan lihat petunjuk bagi Protokol.
Jombang, 28 Desember 2012
Editor:
Zainuddin Tamsir
Ketua DPP PSW, Kabid Pembinaan Umum
Sekretariat DPP PSW: Pesantren Attahdzib (PA) Rejoagung, Ngoro, Jombang 61473
JAWA TIMUR – Telp. 0354-326720 Fax: 0354-327559
Email: dpp_psw@yahoo.co.id, Website: www.wahidiyah-center.org
Kontak Editor:
Email: attahdziby@yahoo.co.id, attahdziby@gmail.com
Fb, : www.facebook.com/Pes.Attahdziby
081335588899, 081556666933, 085234495449, 081803340077
Materi ini bisa didownload di
www.wahidiyah-center.org

More Related Content

Similar to Juklak Acara Acara Wahidiyah

P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
guestd42496
 

Similar to Juklak Acara Acara Wahidiyah (11)

Mc
McMc
Mc
 
Keseragaman Mujahadah
Keseragaman MujahadahKeseragaman Mujahadah
Keseragaman Mujahadah
 
Teknik berpidato2
Teknik berpidato2Teknik berpidato2
Teknik berpidato2
 
Mc
McMc
Mc
 
Teknik-Membawakan-Acara.pptx
Teknik-Membawakan-Acara.pptxTeknik-Membawakan-Acara.pptx
Teknik-Membawakan-Acara.pptx
 
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
 
Bab 2 shalat sunah
Bab 2 shalat sunahBab 2 shalat sunah
Bab 2 shalat sunah
 
Panduan Keseragaman Mujahadah
Panduan Keseragaman MujahadahPanduan Keseragaman Mujahadah
Panduan Keseragaman Mujahadah
 
Mc dinner asasi 2014
Mc dinner asasi 2014Mc dinner asasi 2014
Mc dinner asasi 2014
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
 
Proposal isra miraj_1441h_mtmf
Proposal isra miraj_1441h_mtmfProposal isra miraj_1441h_mtmf
Proposal isra miraj_1441h_mtmf
 

More from Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah Pusat

More from Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah Pusat (20)

Puisi Sholawat Kesadaran
Puisi Sholawat KesadaranPuisi Sholawat Kesadaran
Puisi Sholawat Kesadaran
 
Puisi Untaian Harapan
Puisi Untaian HarapanPuisi Untaian Harapan
Puisi Untaian Harapan
 
Puisi Sebuah Rintihan
Puisi Sebuah RintihanPuisi Sebuah Rintihan
Puisi Sebuah Rintihan
 
Puisi Al Aninu Fihabbatirroja
Puisi Al Aninu FihabbatirrojaPuisi Al Aninu Fihabbatirroja
Puisi Al Aninu Fihabbatirroja
 
Puisi Surat Untuk Rosuulallooh
Puisi Surat Untuk RosuulalloohPuisi Surat Untuk Rosuulallooh
Puisi Surat Untuk Rosuulallooh
 
Peran penting gaspul (materi)
Peran penting gaspul (materi)Peran penting gaspul (materi)
Peran penting gaspul (materi)
 
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana boxSk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
 
Surat menyurat psw
Surat menyurat pswSurat menyurat psw
Surat menyurat psw
 
Sumber keuangan psw 2015
Sumber keuangan psw 2015Sumber keuangan psw 2015
Sumber keuangan psw 2015
 
Slide (3) dana box 2015
Slide (3) dana box 2015Slide (3) dana box 2015
Slide (3) dana box 2015
 
Realita dan Mimpi
Realita dan MimpiRealita dan Mimpi
Realita dan Mimpi
 
Tuntunan Mujahadah dan Acara-acara Wahidiyah (April 2014)
Tuntunan Mujahadah dan Acara-acara Wahidiyah (April 2014)Tuntunan Mujahadah dan Acara-acara Wahidiyah (April 2014)
Tuntunan Mujahadah dan Acara-acara Wahidiyah (April 2014)
 
Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah AirWawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
 
MEKANISME KERJA DPC PSW
MEKANISME KERJA DPC PSWMEKANISME KERJA DPC PSW
MEKANISME KERJA DPC PSW
 
Management & Leadership PSW
Management & Leadership PSWManagement & Leadership PSW
Management & Leadership PSW
 
Panduan acara acara wahidiyah
Panduan acara acara wahidiyahPanduan acara acara wahidiyah
Panduan acara acara wahidiyah
 
Sosok dan Dimensi Ajaran Wahidiyah
Sosok dan Dimensi Ajaran WahidiyahSosok dan Dimensi Ajaran Wahidiyah
Sosok dan Dimensi Ajaran Wahidiyah
 
AJARAN WAHIDIYAH
AJARAN WAHIDIYAHAJARAN WAHIDIYAH
AJARAN WAHIDIYAH
 
PSW dan BPMW
PSW dan BPMWPSW dan BPMW
PSW dan BPMW
 
Membangun Kepribadian Wirausaha
Membangun Kepribadian WirausahaMembangun Kepribadian Wirausaha
Membangun Kepribadian Wirausaha
 

Recently uploaded (7)

SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan SundalPerintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 

Juklak Acara Acara Wahidiyah

  • 2.
  • 4. ACARA-ACARA WAHIDIYAH  Yang dimaksud “ACARA WAHIDIYAH” adalah resepsi Kuliah dan Mujahadah Wahidiyah dalam rangka Pelaksanaan Mujahadah- mujahadah yang dibakukan (Syahriyah, Rubu’us-sanah, Nishfus- sanah, dan Mujahadah Kubro Wahidiyah), atau Acara Penyiaran/Pembinaan Wahidiyah, Peringatan Hari-hari Besar Islam/Nasional, hajat perorangan yang dimanfaatkan untuk Penyiaran / Pembinaan Wahidiyah dan lain-lain.  Agar pelaksanaan acara-acara tersebut berjalan lancar dan lebih banyak hasil dan manfaatnya lahiriyah - batiniyah, maka hal-hal di bawah ini harap dilaksanakan dan diperhatikan :
  • 5.  Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana atau shohibul hajat supaya mengadakan persiapan-persiapan yang cukup, lahiriyah dan batiniyah, diantaranya dengan mengadakan Mujahadah Khusus Penyongsongan (Non Stop atau Estafet) dilaksanakan oleh para anggota panitia dan lainnya.  Mengajukan Surat Pemberitahuan kepada pihak Pemerintah setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Dengan ini panitia penyelenggara sebaiknya berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk mohon petunjuk, sambil Penyiaran.  Panitia harus selalu kompak lahir dan batin dalam menjalankan tugas kepanitiaan dan saling membantu satu sama lain. Jika terjadi perbedaan pendapat harus diselesaikan dengan baik, ber-musyawaroh, dan kebijaksanaan. Setiap personil panitia dalam musyawarah, harus megikuti pendapat terbanyak yang menjadi keputusan sekalipun berlawanan dengan pendapatnya sendiri, selama kesepakatan itu tidak menyimpang atau tidak bertentangan dengan ajaran/tuntunan yang benar.
  • 6.  Jika mengadakan usaha penggalian dana supaya terbatas di kalangan Pengamal Wahidiyah saja, kepada simpatisan yang sudah dikenal kedermawanannya atau pihak-pihak lain yang halal dan tidak mengikat. Tidak boleh mengadakan tekanan / paksaan. Harus sukarela dengan dijiwai kesadaran.  Cara penggalian dana untuk acara Mujahadah yang dibakukan, selain dengan cara-cara yang disepakati oleh panitia, sebaiknya tidak meninggalkan cara yang dicontohkan oleh Al-Mukarrom Muallif Sholawat Wahidiyah, yakni “Pengedaran Lis Khusus / Umum” kepada para pengamal Wahidiyah.  Penggunaan biaya-biaya usahakan tidak terlalu berlebihan dan harus “TAQDIMUL AHAM” ! Jika terjadi hal-hal yang kurang beres/ penyimpangan di bidang keuangan atau lainnya supaya diadakan peringatan dengan bijaksana, sehingga tidak mengganggu kelancaran penyelenggaraan acara Wahidiyah.
  • 7.  Jika mengadakan publikasi/siaran/pengumuman kepada masyarakat supaya dengan cara-cara yang wajar, memperhatikan situasi dan kondisi serta mengindahkan ketentuan-ketentuan Pemerintah setempat.  Kaset lagu-lagu/nyayian lebih-lebih berirama hot/porno, jangan diputar menjelang dan setelah acara. Terkecuali dalam hajat perorangan seperti walimah dan sebagainya, akan tetapi harus dipilih lagu-lagu yang berirama agamis, berjiwa keimanan, atau sholawat Nabi SAW. Adapun selain hajat perorangan yang boleh diputar hanyalah seperti Qiro’atul Qur’an dan Tasyafu’.  Kaset-kaset Kuliah Wahidiyah kurang serasi jika diputar pada saat menjelang atau sesudah acara-acara Wahidiyah. Pemutaran kaset setelah usai acara pada waktu malam supaya dibatasi agar tidak mengganggu sekitarnya.  Beberapa menit sebelum acara dimulai, yang telah hadir diajak “Tasyafu’an” bersama (dilagukan). Catatan: Mikropon jangan dimonopoli oleh satu/dua suara saja. Suara harus seragam dan bisa masuk ke dalam pengeras suara, kecuali untuk memberi aba- aba. Pelaksanaan “Tasyafu’an” tersebut, dalam acara hajat perorangan disesuaikan dengan situasi.
  • 8.  Jika acara akan dimulai, “Tasyafu’nya ditutup dengan “AL FAATIHAH !” (baca surat Fatihah 1 kali bersama-sama) dan diteruskan membaca “YAA AYYUHAL GHOUTSU…” satu kali (dilagukan) dan AL FAATIHAH !” (baca Fatihah 1 X). Kemudian salah satu dari panitia (selain protokol) mengumumkan supaya para hadirin hadirot yang masih ada di luar segera megambil tempat yang telah disediakan. Setelah itu panitia mengumumkan dengan suara keras tapi sopan, sebagai berikut :  “Acara ………… (sebutkan rangkanya) segera kita mulai. Dengan bacaan “BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM” kepada Pengatur Acara, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari (salah satu) : ……………. dipersilakan untuk memulainya.  Kemudian protokol (penata acara/MC) naik ke podium atau di bawah, berdiri tegak dan sopan di depan mikropon untuk memulai acara. Lihat PETUNJUK BAGI PROTOKOL & CONTOH PROTOKOL di halaman belakang.
  • 9. Susunan Acara.  Kerangka susunan acara pada resepsi Wahidiyah umumnya sebagai berikut : 1. Pembukaan (baca Al Fatihah satu kali dipimpin oleh MC/ protokol). 2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an (Tilawatil Qur’an). Jika situasi memerlukan dan memungkinkan bisa ditambah “sari tilawah”, 3. Penghormatan kepada Rosululloh dengan bacaan Sholawat. Dalam istilah Wahidiyah disebut Muqoddimah Sholawat Wahidiyah. (Lihat Juklaknya di halaman belakang) 4. Prakata panitia (Lihat sikon) 5. Sambutan-sambutan : (Misalnya)  Pengurus PSW (DPC, DPW, atau DPP);  Pejabat setempat;  Dari Ulama / Tokoh Agama (bila diperlukan);  Lain-lain; 7. Kuliah Wahidiyah dan Mujahadah dalam rangka ……… 8. Penutup / Nidak.
  • 10. CATATAN :  Setelah Muqoddimah Sholawat Wahidiyah bisa ditambah bacaan TAHLIL jika dalam acara tersebut ada peringatan HAUL seseorang atau kirim do’a bersama. Itupun jika situasi memungkinkan.  Usahakan prakata panitia dan sambutan-sambutan tidak terlalu panjang agar waktu yang diperuntukkan acara yang pokok (Kuliah Wahidiyah) lebih banyak. Panitia berhak menentukan waktu.  Usahakan sambutan pejabat pemerintah atau tokoh agama ditempatkan setelah ada penjelasan singkat tentang Sholawat Wahidiyah dari sambutan PSW. Lebih-lebih jika yang bersangkutan diperkirakan langsung pulang setelah memberikan kata sambutannya.  Materi Penjelasan Singkat Tentang Sholawat Wahidiyah sebaiknya menggunakan buku “Profil Wahidiyah” yang dikeluarkan oleh DPP PSW, dan bisa disampaikan oleh Sambutan PSW atau ada petugas tersendiri.
  • 11.  Pengisi Kuliah Wahidiyah bisa lebih dari satu orang, sesuaikan situasi dan kondisi. Sebaiknya Kuliah Pertama dimanfaatkan untuk kaderisasi da’i Wahidiyah.  Bagi petugas sebagai prakata panitia, sambutan PSW dan pengisi kuliah yang pertama supaya mengakhirinya dengan mujahadah singkat (tidak sampai do’a), minimal tasyafu’, nidak, dan istighotsah.  Mujahadah penutup bagi pengisi Kuliah Wahidiyah terakhir dalam acara Syahriyah, Rubu’ussanah, Nishfus-sanah dan Mujahadah Kubro, supaya menggunakan bilangan 7–17 kecuali situasi tidak mengizinkan.  Yang dimaksud “acara penutup” yaitu nidak berdiri ke arah empat penjuru, tasyafu’an dan Istighotsah.  Jika acara penutup dilaksanakan dengan nidak ke empat penjuru dan pesertanya sebagian orang umum (belum pengamal) sebaiknya pengisi Kuliah Wahidiyah terakhir sebelum mengucapkan salam mengajak berdiri menghadap ke barat kepada hadirin untuk melaksanakan nidak; Adapun pelaksanaan nidaknya dipimpin oleh MC / Protokol.
  • 12. PETUNJUK BAGI PROTOKOL / MC Protokol (Penata Acara / MC) sangat penting kedudukannya. Dia sebagai penanggung jawab kelancaran jalannya acara. Oleh karena itu :  Sebelum melaksanakan tugasnya, protokol harus mengadakan per- siapan-persiapan yang cukup lahir bathin. Mempersiapkan teks yang akan digunakan dengan benar, mengadakan latihan secukupnya dan melaksanakan Mujahadah khusus sebelum menjalankan tugasnya. Sekurang-kurangnya tiga hari sebelum bertugas agar melaksanakan Mujahadah, misalnya Mujahadah Khusus Peningkatan minimal sekali khataman setiap harinya atau ditambah Mujahadah Penyiaran.  Hatinya senantiasa berdepe-depe kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, memohon taufiq, hidayah, bimbingan, syafa’at tarbiyah dan nadhroh bagi suksesnya acara yang dipimpinnya.  Usahakan sekuat mungkin menerapkan “LILLAH-BILLAH LIR-ROSUL- BIRROSUL LILGHOUTS BILGHOUTS”.
  • 13.  Sebelum mengucapkan salam dengan suara yang keras tapi sopan, mengucapkan : “Para hadirin-hadirot ! Menyongsong dimulainya acara ini marilah sekali lagi kita bersama-sama memohon petunjuk dan perlindungan kepada Alloh SWT dan mengadakan tasya-fu’an dan istighotsah kepada Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, dengan adab lahir batin sebaik-baiknya !  Berdiam sejenak kira-kira 5 detik, kemudian dengan suara cukup keras tapi sopan ucapkan :  AL-FATIHAH ! (membaca Surat fatihah 1 kali)  YAA SYAFIAL KHOLQI SHOLAATU ……….dilagukan 1 kali  YAA SAYYIDI YAA ROSUULALLOOH………………...3 kali  YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOH……….1 kali  AL FAATIHAH (membaca surat al-Fatihah 1 kali) Mulailah pelaksanaan tugas dengan urutan sebagai berikut :
  • 14. Catatan: a. Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika tasyafu’ dan istighotsah suaranya direndahkan, dan miknya dijauhkan dari mulut, kecuali ketika angkatan pertama atau untuk memberi aba-aba. b. Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya dengan mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala Wahidiyah, dan seterusnya. • Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika tasyafu’ dan istighotsah suaranya direndahkan dan miknya dijauhkan dari mulut, kecuali ketika angkatan pertama atau untuk memberi aba-aba. • Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya dengan mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala Wahidiyah, dan seterusnya.
  • 15.  Jika ada pembicara melewati batas waktu yang diperuntukkan baginya, pembicaraannya menyimpang dari ketentuan atau waktunya sudah habis, protokol berhak menyampaikan peringatan kepadanya dengan tulisan singkat tetapi jelas/mudah dibaca (huruf balok besar). Misalnya “MAAF MOHON DISINGKAT” atau “MAAF, WAKTU SUDAH HABIS”  Jika situasi hadirin-hadirot kurang tenang, protokol supaya memberi peringatan dengan kata-kata yang singkat sambil mengetuk-ngetuk mikrofon. Misalnya : “thok..thok..thok PARA HADIRIN DIMOHON TENANG”.  Jika terjadi hal-hal yang luar biasa, protokol berhak untuk meng- hentikan acara untuk sementara, atau membubarkanya. Dalam hal ini sebaiknya berkonsltasi dengan panitia.  Selama berlangsungnya acara, protokol supaya senantiasa ber- mujahadah secara sirri (dengan aurad lengkap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah / nidak “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” atau “FAFIRRUU ILALLOOH”)
  • 16.  Protokol tidak boleh mengakhiri tugasnya sebagai protokol sebelum seluruh acara selesai. Yakni sampai acara penutup (nidak berdiri ke arah 4 penjuru dan tasyafu’ serta Isthighosah)  Pada acara penutup protokol boleh memberikan komentar dengan singkat untuk pengarahan. Misalnya sebelum nidak ke 4 arah penjuru, tentang sikap berdirinya, maksud dan tujuan nidak atau sebelum “tasyafu’ dan Istighostah” tentang sikap berdiri dan penjiwaan bathiniahnya.  Pada saat tasyafu’an / istighotsah jangan disertai kumandangan suara lain, seperti deklamasi dan sebagainya, lebih-lebih yang tidak semakna dengan yang dibaca bersama. Hal ini termasuk pada acara yang dilaksanakan oleh kanak-kanak
  • 17.  Kalimat penutupan bagi protokol dan setiap pembawa acara supaya dibaca dengan fasih, sebagai berikut:  “Waminar-Rosul” atau “Wamin Rosulillaah” dan “:Waminal-Ghouts” atau “Wamin Ghoutsi Haadzaz Zaman”: pilih salah satu;  “Wa’alaykunna” boleh ditambahkan dan boleh tidak.
  • 18. MUJAHADAH MUQODDIMAH (MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH) MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH adalah Mujahadah yang dilaksanakan dalam resepsi acara-acara Wahidiyah (lazimnya sebagai mata acara ke tiga), dalam musyawarah, pengajian dan Up-Grade Wahidiyah (lazimnya sebagai mata acara ke dua). Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Untuk mata acara dalam resepsi Wahidiyah. a. Resepsi/acara Wahidiyah yang diselenggarakan oleh DPP PSW dengan bacaan lengkap seperti dalam lemnbaran Sholawat Wahidiyah dan menggunakan bilangannya 3-1. b. Untuk resepsi/acara Wahidiyah yang diselengarakan oleh selain DPP PSW, bilangannya seperti di atas, tetapi hanya sampai dengan “YAA ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri dengan ALFATIHAH. Jika situasi tidak memungkinkan bisa hanya sampai dengan“YAA AYYUHAL GHOUTSU …..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali.
  • 19. 2. Untuk mengawali musyawarah-musyawarah Wahidiyah : Jika situasi mengizinkan, dilaksanakan dengan bilangan 3-1 lengkap seperti dalam lembaran Sholawat Wahidiyah (seperti resepsi Wahidiyah yang dilaksanakan oleh DPP PSW). Jika tidak mengizinkan bisa hanya sampai “YAA ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri ALFATIHAH, atau hanya sampai “YAA AYYUHAL GHOUTSU …..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali. 3. Untuk mengawali pengajian/Up Grade/Penataran/diklat Wahidiyah, jika memungkinkan, menggunakan Aurod Mujahadah bilangan 3 -7, dan jika situasi tidak mengizinkan bisa menggunakan seperti nomor 2. di atas. Catatan:  Bilangan aurod Mujahadah 3-7 juga lazim digunakan untuk Mujahadah ba’da sholat maktubah, disamping bilangan 7-17.  Keterangan lebih lengkap dan bilangan-biangan aurod mujahadah bisa dilihat dalam buku Tuntunan Mujahadah yang dikeluarkan oleh DPP PSW.
  • 20. Tuntunan Bagi Imam/Pemimpin Muqoddimah Sholawat Wahidiyah  Sebelumnya supaya melaksanakan Mujahadah Khusus lebih dahulu. Jika tidak ada kesempatan, setidak-tidaknya mujahadah dalam hati. Yang penting harus betul-betul nelongso (merana) merasa penuh dosa, kedholiman dan banyak penyelewengan, merasa hina dina dan tidak berdaya, sangat mengharapkan magfiroh, taufiq, hidayah, inayah, syafa’at, tarbiyah dan nadroh! Perasaan tersebut tidak diucapkan dengan lesan tetapi dihayati sedalam-dalamnya di dalam hati.  Ketika akan mulai meng-imami konsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh wa Rosuulihi SAW , wa Ghoutsu Hadaz zaman Ra, dengan LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS-BILGHOUTS, dan ISTIHDLOR (merasa di hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW) sepenuh ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencintai) semurni-murninya.  Mengucapkan salam dengan baik dan menghayati ma’nanya “ASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WA BAROKAATUH” Kemudian membaca: "BISMILLAAHIRROH MAANIRROHIIM”. Diteruskan dengan baca “KHUTBAH IFTITAH” ala Wahidiyah, sekaipun bukan untuk acara/resepsi.
  • 21.  Bilamana situasi memungkinkan mengajak hadlirin hadlirot beradab lahir batin sebaik-baiknya. “LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS- BILGHOUTS” tadzalul, inkisar (merasa hina dina) dan istlihdlor (merasa) di hadapan Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz zaman Ra. memohonkan bagi keluarga, bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin bangsa di segala bidang. Memohonkan bagi umat manusia segala bangsa dan pimimpin- pemimpin mereka di segala bidang, memohonkan bagi perjuangan Fafirruu Ilalloh Wa Rosuulihi SAW, memohonkan bagi seluruh umat manusia, bahkan memohonkan bagi segala makhluk Alloh SWT.  Bilamana diantara yang hadir ada atau banyak yang belum mengamalkan Sholawat Wahidiyah dimohon untuk menirukan, membaca sholawat yang disukai atau membaca nida’ “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALOOH” sampai selesainya mujahadah.  Kalimat penutupan lihat petunjuk bagi Protokol.
  • 22. Jombang, 28 Desember 2012 Editor: Zainuddin Tamsir Ketua DPP PSW, Kabid Pembinaan Umum Sekretariat DPP PSW: Pesantren Attahdzib (PA) Rejoagung, Ngoro, Jombang 61473 JAWA TIMUR – Telp. 0354-326720 Fax: 0354-327559 Email: dpp_psw@yahoo.co.id, Website: www.wahidiyah-center.org Kontak Editor: Email: attahdziby@yahoo.co.id, attahdziby@gmail.com Fb, : www.facebook.com/Pes.Attahdziby 081335588899, 081556666933, 085234495449, 081803340077 Materi ini bisa didownload di www.wahidiyah-center.org

Editor's Notes

  1. betul-betul nelongso (merana) merasa penuh dosa, kedholiman dan banyak penyelewengan