Novel Ranah 3 Warna menceritakan perjuangan Alif untuk meraih impiannya belajar di luar negeri meskipun menghadapi berbagai rintangan seperti ketidakpercayaan teman, kehilangan ijazah SMA, dan kematian ayahnya, namun dengan semangat dan dukungan ibunya, Alif tetap tegar dan akhirnya berhasil meraih impiannya.

1. Mendeskripsikan Alur Novel Remaja
Judul : Ranah 3 Warna
Tema : Perjuangan sesorang untuk menggampai impian
Tahap-tahap alur :
1. Pengantar cerita
Alif yang merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Madani Ponorogo
memiliki impian untuk belajar hingga ke negeri Paman Sam. Dengan semangat
yang membara dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah.
2. Mulai ada masalah
Kawan karibnya, Randai meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia
sadar, ada satu hal penting yang tidak dia miliki, yaitu ijazah SMA. . Baru saja
dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpa henti.
Alif pun hampir menyerah, tetapi dia teringat oleh mantra dari Pondok
Madina ´man shabara zhafira’. Siapa yang bersabar akan beruntung.
3. Puncak Ketegangan
Baru beberapa bulan Alif kuliah, ayahnya meninggal. Kehilangan sosok
ayah yang menjadi tulang punggung keluarga membuatnya goyah. Ia berfikir
siapa yang akan membiayai sekolah adik-adiknya? Alif pun hampir putus asa.
Lalu ia teringat nasihat Almarhum ayahnya untuk terus tegar dalam
menghadapi rintangan.
Dalam perjalanan kuliahnya, Alif berhasil lolos dalam pertukaran pelajar
ke Kanada. Selama di Kanada, ia menyimpan perasaan suka kepada temannya,
Raisa. Hingga suatu hari ketika Alif pulang dari Kanada, ia mengetahui Raisa
telah bertunangan dengan Randai, kawan karibnya.
4. Ketegangan menurun

2. Alif berusaha untuk menerima semua yang ia alami. Tak lupa sosok
ibu yang terus menyemangati dan mendukungnya sehingga Alif dapat
bangkit dari segala ujian yang dihadapinya. Alif juga telah menemukan
pengganti Raisa dihatinya.
5. Penyelesaian
Setelah 10 tahun, Alif mengunjungi Kanada dengan seorang istrinya.
Di puncak bukit kota itu dia menatap terbitnya matahari dengan istrinya,
dia bernostalgia dengan perjuangannya yang keras dia bisa menjadi besar
seperti ini, berkat 2 mantra dari Pondok Madani ´man jadda wa jadda dan
´man shabara zhafira.
Oleh :
Luthfi Nur Azizah VIII-H