SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
NURCHOLISH MADJID:
KONTROVERSI KEMATIAN DAN
PEMIKIRANNYA
Oleh:
Adian Husaini
Ph.D. Candidate di ISTAC-IIUM
Nurcholish Madjid:
Meninggal dunia, pada hari Senin, 29
Agustus 2005, pukul 14.05 WIB, di RS
Pondok Indah Jakarta, pada usia 66
tahun (Lahir 17 Maret 1939, di
Jombang, Jawa Timur)
Jaringan Islam Liberal:
“Turut berduka atas meningggalnya
Bapak Pluralisme dan Toleransi Prof.
Dr. Nurcholish Madjid… semoga kami
dapat meneruskan perjuangannya.”
(www.islamlib.com)
Prof. Dr. Halim Mat Diah:
Jazallaahu hasba maa ‘amila
(Semoga Allah memberi balasan
setimpal dengan perbuatannya)
Partai Keadilan Sejahtera:
“Semoga Allah SWT menerima segala amal
sholih Almarhum serta memasukkan ke
surga-Nya bersama para Anbiya’,
Shiddiqin, Syuhada’ dan Sholihin.” (Iklan
¼ hlm di Harian Republika, 1 September
2005)
Dr. Daud Rasyid:
. “Menurut saya, iklan belasungkawa PKS itu
sebuah kekeliruan. Terlalu terburu-buru.
Dari sisi normatif, pujian dan sanjungan
seperti yang dimuat itu terlalu berlebihan,
keluar dari partai Islam seperti PKS yang
punya pengalaman dan pemahaman
tentang sekulerisme.” (Sabili, edisi 22
September 2005)
Tifatul Sembiring:
. “Itu kurang kontrol dan tidak ada cek
terakhir. Saya juga telah menegur pihak
Humas tentang hal ini,” (Sabili, 22
September 2005)
Eep Saifullah Fatah:
Cak Nur adalah penganjur teguh
keharusan memahami keadaan--
termasuk sosok-sosok di dalamnya--
secara saksama dan cermat
berbasiskan kesahajaan fakta,
kejujuran, dan obyektivitas. Maka
bukan hanya ceramah agamanya
yang terasa sejuk, analisis dan
kesaksian Cak Nur atas keadaan
hampir selalu tepat dan
mencerahkan.”
Syafii Ma’arif:
Sekiranya Cak Nur sehat, dia akan
bisa menjawab berjam-jam semua
pertanyaan yang diajukan itu.
Syafii Ma’arif:
Bukankah tafsiran manusia terhadap wahyu yang
mengandung kebenaran mutlak tidak pernah benar mutlak
semutlak wahyu itu sendiri? Oleh sebab itu, jika ada
orang yang memonopoli kebenaran dengan jalan
memasung hak orang lain untuk berpendapat berbeda,
sebenarnya (secara tidak sengaja atau gegabah?) telah
mengambil alih otoritas Tuhan sebagai Sumber
Kebenaran Mutlak. Cara berpikir semacam ini sangat
berbahaya dan dapat meluluhlantakkan persaudaraan
antarmanusia.”
Tajuk Republika (30/8/2005):
“Ia tidak menebar ide-ide itu dengan bahasa
keras. Ia jauh dari itu. Seperti kata Hidayat
Nur Wahid, ketua MPR yang menjadi adik
kelasnya di Pondok Pesantren Gontor, Cak
Nur sangat teliti dan penuh perhatian.
Meski ilmunya sangat dalam, ia adalah
orang yang sangat rendah hati.”
Dr. Greg Barton:
Tokoh-tokoh Awal Islam Liberal di
Indonesia:
KH Abdurrahman Wahid
Prof. Dr. Nurcholish Madjid
Ahmad Wahib
Djohan Effendi
(Buku Gagasan Islam Liberal di Indonesia,
Paramadina, 1999)
Dr. Greg Barton, Program
Liberalisasi Islam:
(a) Pentingnya konstekstualisasi ijtihad.
(b) Komitmen terhadap rasionalitas dan
pembaruan.
(c) Penerimaan terhadap pluralisme sosial
dan pluralisme agama-agama
(d) Pemisahan agama dari partai politik dan
adanya posisi non-sektarian negara.
Buku Fiqih Lintas Agama:
“Soal pernikahan laki-laki non-Muslim dengan wanita
Muslim merupakan
wilayah ijtihadi dan terikat dengan konteks tertentu,
diantaranya konteks dakwah Islam pada saat itu. Yang
mana jumlah umat Islam tidak sebesar saat ini, sehingga
pernikahan antar agama merupakan sesuatu yang terlarang.
Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas
proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan
pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah
dengan laki-laki non-Muslim, atau pernikahan beda agama
secara lebih luas amat diperbolehkan, apapun agama dan
aliran kepercayaannya.” (hal. 164)
Buku Fiqih Lintas Agama:
“Kaum Muslim lebih suka terbuai dengan
kerangkeng dan belenggu pemikiran
fiqih yang dibuat imam Syafi’i. Kita lupa,
imam Syafi’i memang arsitek ushul fiqih
yang paling brilian, tapi juga karena
Syafi’ilah pemikiran-pemikiran fiqih tidak
berkembang selama kurang lebih dua belas
abad.” (hal. 5)
Nurcholish Madjid:
"Karena itu, bagaimana pun, kultus dan
fundamentalisme hanyalah pelarian
dalam keadaan tidak berdaya. Sebagai
sesuatu yang hanya memberi hiburan
ketenangan semu atau palliative, kultus
dan fundamentalisme adalah sama
berbahayanya dengan narkotika. (Pidato
di TIM, 21/10/1992)
Dawam Rahardjo:
“Sebagai seorang yang
mempunyai rasa tanggung jawab
ilmiah yang tinggi, ia
menyertakan catatan kaki yang
lengkap. (Republika, 8 Februari
1993)
R. William Liddle:
Obsesi Nurcholish adalah membujuk
Muslim Indonesia menerima visi rasional,
toleran, sekuler Islam. Nurcholish merasa
hal itu tidak mudah, sebab pada akar
bawah komunitas Islam anti-Baratisme,
anti-Kristenitas, sungguh-sungguh tidak
toleran kepada apa saja yang dipandang
sebagai non-Islamik.
R. William Liddle:
Penentang Nurholish, yaitu Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII), memiliki
mental– setidaknya beberapa ciri penting
sebagaimana ditunjukkan dari Majalah Media
Dakwah – yang picik, naif, berpikir
dangkal, dan tak canggih.
Komaruddin Hidayat:
Jadi, mengapa gagasan Cak Nur selalu dijadikan
sasaran kritik dan sekaligus pujian? Salah satu
sebabnya, barangkali, adalah karena Cak Nur
adalah tipe pemikir yang independen, yang tidak
memiliki obsesi untuk memperoleh masa pengikut
kecuali setia pada tradisi dan sikap keilmuan serta
obsesi untuk selalu mendekati kebenaran meski
kadang kala harus berbeda dari pemahaman
ulama umumnya yang telah melembaga dan
menjadi ideologi
Komaruddin Hidayat:
Bagi mereka yang akrab benar dengan
tradisi intelektual Islam abad tengah,
berbagai pikiran keagamaan Cak Nur tentu
saja tidak akan mengagetkan. Bukankah
Cak Nur selalu merujuk pada sumber-
sumber Kitab Kuning yang klasik itu?
Nurcholish Madjid:
“Dan patut kita camkan benar-benar pendapat
Sayyid Muhammad Rasyid Ridla sebagaimana
dikutip ‘Abdul Hamid Hakim bahwa pengertian
sebagai Ahlul Kitab tidak terbatas hanya kepada
kaum Yahudi dan Kristen seperti tersebut dengan
jelas dalam al- Quran serta kaum Majusi
(pengikut Zoroaster) seperti tersebutkan dalam
sebuah hadits, tetapi juga mencakup agama-
agama lain yang mempunyai suatu bentuk kitab
suci.” (Pidato di TIM, 21/10/1992)
Dr. Muh. Galib M:
“Dalam masalah ini, para ulama
sepakat, bahwa term ahl al-kitab
menunjuk kepada dua komunitas
penganut agama samawi sebelum
Islam, yaitu kaum Yahudi dan
Nasrani.” (Buku Ahl Kitab: Makna
dan Cakupannya, Paramadina,
1998)
Nurcholish Madjid:
“Di zaman klasik, Ibn Taymiyyah juga sudah terlibat dalam usaha
menjelaskan kepada masyarakatnya berkaitan dengan masalah
persamaan misi antarpara pengikut kitab suci, dengan memberikan
penjelasan yang sejalan dengan apa yang kemudian dipertegas oleh
Rasyid Ridla di atas. “Sesungguhnya,” ucap Ibn Taymiyyah dalam
Ahkam al-Zawaj, “Ahli Kitab tidaklah termasuk ke dalam kaum
musyrikin. Memandang Ahli Kitab sebagai bukan kaum musyrikin
dengan argumen bahwa asal-usul agama mereka ialah mengikuti
kitab-kitab yang diturunkan Allah yang membawa ajaran Tauhid,
bukan ajaran syirik. Jadi, jika dikatakan bahwa Ahli Kitab itu
dengan alasan bukan kaum musyrik, karena kitab suci yang
berkaitan dengan mereka itu tidak mengandung syirik, sama
dengan jika dikatakan bahwa kaum muslimin dan umat
Muhammad tidaklah terdapat pada mereka itu syirik dengan alasan
yang sama, … walaupun dalam kenyataannya kaum muslimin juga
banyak melakukan bid’ah dan syirik kepada Allah.” (Lihat,
Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragaman, terbitan Kompas,
2001, hal. 1-8).
Ibn Taymiyyah:
Kaum Yahudi dan Nasrani melakukan
tindakan syirik (bil fi’li) tetapi Al Quran
tidak menyebut mereka sebagai kaum
musyrik (bil ismi). Namun, mereka tetap
golongan kafir.
Nurcholish Madjid:
“Pandangan-pandangan inklusifistik
seperti dikemukakan Ibn Taymiyyah
itu amat relevan untuk dikembangkan
pada zaman sekarang…”.
Sukidi:
 Bangunan epistemologis teologi inklusif
Cak Nur (Nurkholis Madjid) diawali dengan
tafsiran al-Islam sebagai sikap pasrah ke
hadrat Tuhan. Kepasrahan ini, menjadi ciri
pokok semua agama yang benar. Inilah
world view Al Quran, bahwa semua agama
yang benar adalah al-Islam…
Buku Dekonstruksi Islam Mazhab
Ciputat:
“Dan gerbong yang menarik upaya
pendekonstruksian dari barak
Ciputat, lahir dari sosok intelektual
yang benama Nurcholish Madjid.”
Nurcholish Madjid:
“Karena itu ditegaskan bahwa sikap tunduk yang
benar (perkataan Arab din dalam makna
generiknya) yang diakui Yang Maha Benar, yaitu
Tuhan, ialah sikap pasrah kepada Kebenaran itu.
Dan karena itu pula ditegaskan, bahwa
barangsiapa mencari, sebagai sikap ketundukan,
selain daripada sikap pasrah kepada Kebenaran
itu, maka pencariannya itu tidak akan berhasil, dan
tidak akan membawa kebahagiaan abadi yang
dikehendakinya.” (Pidato di TIM, 21/10/1992)
Sukidi:
"Dalam konteks inilah, sikap pasrah menjadi kualifikasi
signifikan pemikiran teologi inklusif Cak Nur. Bukan saja
kualifikasi seorang yang beragama Islam, tetapi "muslim" itu
sendiri (secara generik) juga dapat menjadi kualifikasi bagi
penganut agama lain, khususnya para penganut kitab suci, baik
Yahudi maupun Kristen. Maka konsekuensi secara teologis
bahwa siapa pun di antara kita - baik sebagai orang Islam,
Yahudi, Kristen, maupun shabi'in --, yang benar-benar beriman
kepada Tuhan dan Hari Kemudian, serta berbuat kebaikan,
maka akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan ... (QS 2:62,
5:69). Dengan kata lain, sesuai firman Tuhan ini, terdapat
jaminan teologis bagi umat beragama, apa pun "agama"-nya,
untuk menerima pahala (surga) dari Tuhan. Bayangkan betapa
inklusifnya pemikiran teologi Cak Nur ini." (Sukidi, Teologi
Inklusif Cak Nur, hal. 21-22).
Nurcholish Madjid:
“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam
bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang
semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang
belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di
Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan
bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan
terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah
Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama.
Filsafat perenial juga membagi agama pada level esoterik (batin)
dan eksoterik (lahir). Satu Agama berbeda dengan agama lain
dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dalam level
esoteriknya. Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan Banyak
Jalan".” (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung,
1999, hal. xix.)
Nurcholish Madjid:
"Jadi Pluralisme sesungguhnya adalah
sebuah Aturan Tuhan (Sunnat Allah,
"Sunnatullah") yang tidak akan berubah,
sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari." (Nurcholish Madjid, Islam
Doktrin dan Peradaban, Paramadina,
Jakarta: Paramadina, 1995, hal. lxxvii).
Sukidi:
"Hanya agama sayalah yang memberikan keselamatan,
sementara agama Anda tidak, dan bahkan
menyesatkan." (hal. xiii). "Klaim-klaim
keselamatan seperti itu bersifat latent, dan terkadang
juga menifes, terekspresikan keluar, ke berbagai
tradisi agama-agama, sehingga mengakibatkan perang
(keselamatan) antargama. Padahal, bukankah klaim
keselamatan itu tidak saja mengakibatkan sikap
menutup diri terhadap kebenaran agama lain, tetapi
juga berimplikasi serius atas terjadinya konflik atas
nama agama dan Tuhan?" (hal. xiii).
M. Luthfie Asysyaukani
“Seorang fideis Muslim, misalnya, bisa merasa
dekat kepada Allah tanpa melewati jalur shalat
karena ia bisa melakukannya lewat meditasi
atau ritus-ritus lain yang biasa dilakukan
dalam persemedian spiritual. Dengan
demikian, pengalaman keagamaan hampir
sepenuhnya independen dari aturan-aturan
formal agama…
Luthfie Asysyaukani:
…Pada gilirannya, perangkat dan konsep-konsep
agama seperti kitab suci, nabi, malaikat, dan lain-
lain tak terlalu penting lagi karena yang lebih
penting adalah bagaimana seseorang bisa
menikmati spiritualitas dan mentransendenkan
dirinya dalam lompatan iman yang tanpa batas
itu.” (artikel di Kompas, “Agama dalam Batas Iman
Saja” 3/9/2005)
Luthfie Asy-syaukani:
“Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa
AlQuran dari halaman pertama hingga terakhir
merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya
(lafdhan) maupun maknanya (ma'nan).
Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih
merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-
khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai
bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.
(www.islamlib.com)
Nurcholish Madjid:
“Dengan sekularisasi tidaklah dimaksudkan
penerapan sekularisme dan merobah kaum muslimin
menjadi kaum sekularis. Tapi dimaksudkan untuk
menduniakan nilai-nilai yang sudah semestinya
bersifat duniawi dan melepaskan ummat Islam dari
kecenderungan untuk mengukhrowikannya.”
Prof. HM Rasjidi:
“Kalau soalnya seperti yang dituturkan Saudara
Nurcholish, maka segala sesuatu telah menjadi
arbitrair atau semau gue. Secara ekstrim boleh saja
kata sekularisasi tersebut diganti dengan pisang
goreng, atau kopi jahe atau es jahe dan sebagainya
dengan tidak ada konsekuensi apa-apa. Kalau saya
berkata: yang saya maksud dengan pisang goreng
adalah sikap manusia yang mengesakan Tuhan dan
menganggap benda-benda lain tidak layak dipuja,
maka tak seorang pun berhak melarang saya berbuat
demikian. Mereka hanya ketawa dalam hati mereka,
karena keanehan istilah tersebut,”
Endang Saefuddin Anshari:
“Baik sekularisasi (menurut rumusan sdr.
Nurcholish dan yang dianjurkannya itu)
maupun sekularisme (yang ditentangnya
itu) sama-sama mau membebaskan diri dari
“tutelage” (asuhan) agama”
Dr. Daud Rasyid:
Sihir Nurcholish” lebih canggih dan
lebih memukau daripada sihir Harun
Nasution.”
Harvey Cox:
Far from being something Christians
should be against, secularization represents
an authentic consequence of biblical faith.
Rather than oppose it, the task of Christians
should be to support and nourish it).
Prof. HM Rasjidi:
“Soal yang begitu prinsipil tidak sepatutnya
dilancarkan kepada umum sebelum ada
diskusi yang matang di kalangan orang-
orang yang merasa bertanggung jawab.”
Muhammad Yaqzhan:
…ceramah Nurcholish di TIM pada tanggal 21
Oktober 1992 adalah merupakan “puncak
gagasan Nurcholish Madjid dalam upaya
menyeret manusia ke dalam comberan
atheisme baru yang intinya menggusur
syariah, bahkan menuduhnya sebagai
simbolisme yang mengarah pada
berhalaisme...
Muhammad Yaqzhan:
Gagasan Nurcholish yang mendapat sambutan gegap
gempita di Indonesia, merupakan prestasi puncak dari
seorang anak didik orientalis dalam menyesatkan orang
Islam. Puncak gagasan ini sangat paralel dengan sikap
iblis, cendekiawan syetan dari jenis jin. Dan sikap iblis ini
kemudian diwujudkan secara utuh oleh kamerad-kamerad
syetan dari jenis manusia yang tergabung dalam
“Kelompok Pembaruan” yang mengorganisir aktivitasnya
dalam satu wadah yang disebut Paramadina, yang
gerakannya kemudian dikenal dengan Gerakan
Pembaruan Keagamaan. (Yaqzhan, Anatomi Budak
Kufar. 62-63).
George W. Bush:
“Every nation in every region now has
a decision to make: Either you are with
us, or you are with the terrorist. From
this day forward, any nation that
continues to harbor or support
terrorism will be regarded by the
United States as a hostile regime.”
Noam Chomsky:
“We should not forget that the US itself
is a leading terrorist state.”
Samuel P. Huntington:
 Our enemies-primarily the militant Islam,
but also other groups-cannot be deterred,
that much is obvious, so it is essential-if
they are preparing an attack against us-that
we attack first.
George W. Bush:
“When you stand for your liberty, we will
stand with you.” … “The best hope for
peace is the expansion of freedom.” (20 Jan
2005)
Bernard Lewis:
 Islam as such is not enemy of the West…
But a significant number of Muslims –
notably but not exclusively those whom we
call fundamentalists – are hostile and
dangerous, not because we need enemy but
because they do. (The Crisis of Islam)
Muhammad Asad (Leopold Weiss):
“… so characteristic of modern Western
Civilization, is as unacceptable to
Christianity as it is to Islam or any
other religion, because it is irreligious
in its very essence.”
Naquib al-Attas:
“The confrontation between Western culture and civilization
and Islam, from the historical religious and military levels,
has now moved on to the intellectual level; and we must
realize, then, that this confrontation is by nature a
historically permanent one. Islam is seen by the West as
posing a challenge to its very way of life; a challenge not
only to Western Christianity, but also to Aristotelianism
and the epistemological and philosophical principles
deriving from Graeco-Roman thought which forms the
dominant component integrating the key elements in
dimensions of the Western worldview.”
Terima Kasih
-Adian Husaini
Caknur.ppt

More Related Content

Similar to Caknur.ppt

Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
Zhulkeflee Ismail
 
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tpptIslam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
Ajeng Faiza
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Giovanni Promesso
 

Similar to Caknur.ppt (20)

Bab4
Bab4Bab4
Bab4
 
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaIsu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
 
Jil&syi'ah
Jil&syi'ahJil&syi'ah
Jil&syi'ah
 
Pluralisme agama
Pluralisme agamaPluralisme agama
Pluralisme agama
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
Materi Wawasan Keislaman Menurut Muhammadiyah.ppt
Materi Wawasan Keislaman Menurut Muhammadiyah.pptMateri Wawasan Keislaman Menurut Muhammadiyah.ppt
Materi Wawasan Keislaman Menurut Muhammadiyah.ppt
 
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
ISLAM, PLURALISME & TOLERANSI KEAGAMAAN : PANDANGAN AL-QURAN, KEMANUSIAAN, SE...
 
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agama
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agamaBeda toleransi beragama dengan pluralisme agama
Beda toleransi beragama dengan pluralisme agama
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
 
Membuka Kedok Tokoh Liberal NU www.kabarmakkah.com
Membuka Kedok Tokoh Liberal NU www.kabarmakkah.comMembuka Kedok Tokoh Liberal NU www.kabarmakkah.com
Membuka Kedok Tokoh Liberal NU www.kabarmakkah.com
 
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tpptIslam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
Islam mewujudkan-kerukunan-antar-uma tppt
 
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman KeagamaanPemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
Pemikiran Abdul Karim Soroush Teks Agama & pemahaman Keagamaan
 
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdfb-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
 
Impelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufismeImpelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufisme
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
Ilusi negara-islam
Ilusi negara-islamIlusi negara-islam
Ilusi negara-islam
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
غزو الفكر (Ghozwul Fikri)
غزو الفكر (Ghozwul Fikri)غزو الفكر (Ghozwul Fikri)
غزو الفكر (Ghozwul Fikri)
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 

More from ArsyulMunir1

More from ArsyulMunir1 (8)

Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.pptPert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
 
Pert. 7 - Citation and Reference Manager (Mandeley).pptx
Pert. 7 - Citation and Reference Manager (Mandeley).pptxPert. 7 - Citation and Reference Manager (Mandeley).pptx
Pert. 7 - Citation and Reference Manager (Mandeley).pptx
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
Cara Pandang 2 Sisi.ppt
Cara Pandang 2 Sisi.pptCara Pandang 2 Sisi.ppt
Cara Pandang 2 Sisi.ppt
 
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
5. Konsep Manusia - kajian IW.pptx
 
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptxHAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
HAM PERSPEKTIF ISLAM.pptx
 
DAKWAH.ppt
DAKWAH.pptDAKWAH.ppt
DAKWAH.ppt
 
02 Agama dalam Kajian Ilmiah.pptx
02 Agama dalam Kajian Ilmiah.pptx02 Agama dalam Kajian Ilmiah.pptx
02 Agama dalam Kajian Ilmiah.pptx
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Caknur.ppt

  • 1. NURCHOLISH MADJID: KONTROVERSI KEMATIAN DAN PEMIKIRANNYA Oleh: Adian Husaini Ph.D. Candidate di ISTAC-IIUM
  • 2. Nurcholish Madjid: Meninggal dunia, pada hari Senin, 29 Agustus 2005, pukul 14.05 WIB, di RS Pondok Indah Jakarta, pada usia 66 tahun (Lahir 17 Maret 1939, di Jombang, Jawa Timur)
  • 3. Jaringan Islam Liberal: “Turut berduka atas meningggalnya Bapak Pluralisme dan Toleransi Prof. Dr. Nurcholish Madjid… semoga kami dapat meneruskan perjuangannya.” (www.islamlib.com)
  • 4. Prof. Dr. Halim Mat Diah: Jazallaahu hasba maa ‘amila (Semoga Allah memberi balasan setimpal dengan perbuatannya)
  • 5. Partai Keadilan Sejahtera: “Semoga Allah SWT menerima segala amal sholih Almarhum serta memasukkan ke surga-Nya bersama para Anbiya’, Shiddiqin, Syuhada’ dan Sholihin.” (Iklan ¼ hlm di Harian Republika, 1 September 2005)
  • 6. Dr. Daud Rasyid: . “Menurut saya, iklan belasungkawa PKS itu sebuah kekeliruan. Terlalu terburu-buru. Dari sisi normatif, pujian dan sanjungan seperti yang dimuat itu terlalu berlebihan, keluar dari partai Islam seperti PKS yang punya pengalaman dan pemahaman tentang sekulerisme.” (Sabili, edisi 22 September 2005)
  • 7. Tifatul Sembiring: . “Itu kurang kontrol dan tidak ada cek terakhir. Saya juga telah menegur pihak Humas tentang hal ini,” (Sabili, 22 September 2005)
  • 8. Eep Saifullah Fatah: Cak Nur adalah penganjur teguh keharusan memahami keadaan-- termasuk sosok-sosok di dalamnya-- secara saksama dan cermat berbasiskan kesahajaan fakta, kejujuran, dan obyektivitas. Maka bukan hanya ceramah agamanya yang terasa sejuk, analisis dan kesaksian Cak Nur atas keadaan hampir selalu tepat dan mencerahkan.”
  • 9. Syafii Ma’arif: Sekiranya Cak Nur sehat, dia akan bisa menjawab berjam-jam semua pertanyaan yang diajukan itu.
  • 10. Syafii Ma’arif: Bukankah tafsiran manusia terhadap wahyu yang mengandung kebenaran mutlak tidak pernah benar mutlak semutlak wahyu itu sendiri? Oleh sebab itu, jika ada orang yang memonopoli kebenaran dengan jalan memasung hak orang lain untuk berpendapat berbeda, sebenarnya (secara tidak sengaja atau gegabah?) telah mengambil alih otoritas Tuhan sebagai Sumber Kebenaran Mutlak. Cara berpikir semacam ini sangat berbahaya dan dapat meluluhlantakkan persaudaraan antarmanusia.”
  • 11. Tajuk Republika (30/8/2005): “Ia tidak menebar ide-ide itu dengan bahasa keras. Ia jauh dari itu. Seperti kata Hidayat Nur Wahid, ketua MPR yang menjadi adik kelasnya di Pondok Pesantren Gontor, Cak Nur sangat teliti dan penuh perhatian. Meski ilmunya sangat dalam, ia adalah orang yang sangat rendah hati.”
  • 12. Dr. Greg Barton: Tokoh-tokoh Awal Islam Liberal di Indonesia: KH Abdurrahman Wahid Prof. Dr. Nurcholish Madjid Ahmad Wahib Djohan Effendi (Buku Gagasan Islam Liberal di Indonesia, Paramadina, 1999)
  • 13. Dr. Greg Barton, Program Liberalisasi Islam: (a) Pentingnya konstekstualisasi ijtihad. (b) Komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan. (c) Penerimaan terhadap pluralisme sosial dan pluralisme agama-agama (d) Pemisahan agama dari partai politik dan adanya posisi non-sektarian negara.
  • 14. Buku Fiqih Lintas Agama: “Soal pernikahan laki-laki non-Muslim dengan wanita Muslim merupakan wilayah ijtihadi dan terikat dengan konteks tertentu, diantaranya konteks dakwah Islam pada saat itu. Yang mana jumlah umat Islam tidak sebesar saat ini, sehingga pernikahan antar agama merupakan sesuatu yang terlarang. Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah dengan laki-laki non-Muslim, atau pernikahan beda agama secara lebih luas amat diperbolehkan, apapun agama dan aliran kepercayaannya.” (hal. 164)
  • 15. Buku Fiqih Lintas Agama: “Kaum Muslim lebih suka terbuai dengan kerangkeng dan belenggu pemikiran fiqih yang dibuat imam Syafi’i. Kita lupa, imam Syafi’i memang arsitek ushul fiqih yang paling brilian, tapi juga karena Syafi’ilah pemikiran-pemikiran fiqih tidak berkembang selama kurang lebih dua belas abad.” (hal. 5)
  • 16. Nurcholish Madjid: "Karena itu, bagaimana pun, kultus dan fundamentalisme hanyalah pelarian dalam keadaan tidak berdaya. Sebagai sesuatu yang hanya memberi hiburan ketenangan semu atau palliative, kultus dan fundamentalisme adalah sama berbahayanya dengan narkotika. (Pidato di TIM, 21/10/1992)
  • 17. Dawam Rahardjo: “Sebagai seorang yang mempunyai rasa tanggung jawab ilmiah yang tinggi, ia menyertakan catatan kaki yang lengkap. (Republika, 8 Februari 1993)
  • 18. R. William Liddle: Obsesi Nurcholish adalah membujuk Muslim Indonesia menerima visi rasional, toleran, sekuler Islam. Nurcholish merasa hal itu tidak mudah, sebab pada akar bawah komunitas Islam anti-Baratisme, anti-Kristenitas, sungguh-sungguh tidak toleran kepada apa saja yang dipandang sebagai non-Islamik.
  • 19. R. William Liddle: Penentang Nurholish, yaitu Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), memiliki mental– setidaknya beberapa ciri penting sebagaimana ditunjukkan dari Majalah Media Dakwah – yang picik, naif, berpikir dangkal, dan tak canggih.
  • 20. Komaruddin Hidayat: Jadi, mengapa gagasan Cak Nur selalu dijadikan sasaran kritik dan sekaligus pujian? Salah satu sebabnya, barangkali, adalah karena Cak Nur adalah tipe pemikir yang independen, yang tidak memiliki obsesi untuk memperoleh masa pengikut kecuali setia pada tradisi dan sikap keilmuan serta obsesi untuk selalu mendekati kebenaran meski kadang kala harus berbeda dari pemahaman ulama umumnya yang telah melembaga dan menjadi ideologi
  • 21. Komaruddin Hidayat: Bagi mereka yang akrab benar dengan tradisi intelektual Islam abad tengah, berbagai pikiran keagamaan Cak Nur tentu saja tidak akan mengagetkan. Bukankah Cak Nur selalu merujuk pada sumber- sumber Kitab Kuning yang klasik itu?
  • 22. Nurcholish Madjid: “Dan patut kita camkan benar-benar pendapat Sayyid Muhammad Rasyid Ridla sebagaimana dikutip ‘Abdul Hamid Hakim bahwa pengertian sebagai Ahlul Kitab tidak terbatas hanya kepada kaum Yahudi dan Kristen seperti tersebut dengan jelas dalam al- Quran serta kaum Majusi (pengikut Zoroaster) seperti tersebutkan dalam sebuah hadits, tetapi juga mencakup agama- agama lain yang mempunyai suatu bentuk kitab suci.” (Pidato di TIM, 21/10/1992)
  • 23. Dr. Muh. Galib M: “Dalam masalah ini, para ulama sepakat, bahwa term ahl al-kitab menunjuk kepada dua komunitas penganut agama samawi sebelum Islam, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani.” (Buku Ahl Kitab: Makna dan Cakupannya, Paramadina, 1998)
  • 24. Nurcholish Madjid: “Di zaman klasik, Ibn Taymiyyah juga sudah terlibat dalam usaha menjelaskan kepada masyarakatnya berkaitan dengan masalah persamaan misi antarpara pengikut kitab suci, dengan memberikan penjelasan yang sejalan dengan apa yang kemudian dipertegas oleh Rasyid Ridla di atas. “Sesungguhnya,” ucap Ibn Taymiyyah dalam Ahkam al-Zawaj, “Ahli Kitab tidaklah termasuk ke dalam kaum musyrikin. Memandang Ahli Kitab sebagai bukan kaum musyrikin dengan argumen bahwa asal-usul agama mereka ialah mengikuti kitab-kitab yang diturunkan Allah yang membawa ajaran Tauhid, bukan ajaran syirik. Jadi, jika dikatakan bahwa Ahli Kitab itu dengan alasan bukan kaum musyrik, karena kitab suci yang berkaitan dengan mereka itu tidak mengandung syirik, sama dengan jika dikatakan bahwa kaum muslimin dan umat Muhammad tidaklah terdapat pada mereka itu syirik dengan alasan yang sama, … walaupun dalam kenyataannya kaum muslimin juga banyak melakukan bid’ah dan syirik kepada Allah.” (Lihat, Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragaman, terbitan Kompas, 2001, hal. 1-8).
  • 25. Ibn Taymiyyah: Kaum Yahudi dan Nasrani melakukan tindakan syirik (bil fi’li) tetapi Al Quran tidak menyebut mereka sebagai kaum musyrik (bil ismi). Namun, mereka tetap golongan kafir.
  • 26. Nurcholish Madjid: “Pandangan-pandangan inklusifistik seperti dikemukakan Ibn Taymiyyah itu amat relevan untuk dikembangkan pada zaman sekarang…”.
  • 27. Sukidi:  Bangunan epistemologis teologi inklusif Cak Nur (Nurkholis Madjid) diawali dengan tafsiran al-Islam sebagai sikap pasrah ke hadrat Tuhan. Kepasrahan ini, menjadi ciri pokok semua agama yang benar. Inilah world view Al Quran, bahwa semua agama yang benar adalah al-Islam…
  • 28. Buku Dekonstruksi Islam Mazhab Ciputat: “Dan gerbong yang menarik upaya pendekonstruksian dari barak Ciputat, lahir dari sosok intelektual yang benama Nurcholish Madjid.”
  • 29. Nurcholish Madjid: “Karena itu ditegaskan bahwa sikap tunduk yang benar (perkataan Arab din dalam makna generiknya) yang diakui Yang Maha Benar, yaitu Tuhan, ialah sikap pasrah kepada Kebenaran itu. Dan karena itu pula ditegaskan, bahwa barangsiapa mencari, sebagai sikap ketundukan, selain daripada sikap pasrah kepada Kebenaran itu, maka pencariannya itu tidak akan berhasil, dan tidak akan membawa kebahagiaan abadi yang dikehendakinya.” (Pidato di TIM, 21/10/1992)
  • 30. Sukidi: "Dalam konteks inilah, sikap pasrah menjadi kualifikasi signifikan pemikiran teologi inklusif Cak Nur. Bukan saja kualifikasi seorang yang beragama Islam, tetapi "muslim" itu sendiri (secara generik) juga dapat menjadi kualifikasi bagi penganut agama lain, khususnya para penganut kitab suci, baik Yahudi maupun Kristen. Maka konsekuensi secara teologis bahwa siapa pun di antara kita - baik sebagai orang Islam, Yahudi, Kristen, maupun shabi'in --, yang benar-benar beriman kepada Tuhan dan Hari Kemudian, serta berbuat kebaikan, maka akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan ... (QS 2:62, 5:69). Dengan kata lain, sesuai firman Tuhan ini, terdapat jaminan teologis bagi umat beragama, apa pun "agama"-nya, untuk menerima pahala (surga) dari Tuhan. Bayangkan betapa inklusifnya pemikiran teologi Cak Nur ini." (Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, hal. 21-22).
  • 31. Nurcholish Madjid: “Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama. Filsafat perenial juga membagi agama pada level esoterik (batin) dan eksoterik (lahir). Satu Agama berbeda dengan agama lain dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dalam level esoteriknya. Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan Banyak Jalan".” (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)
  • 32. Nurcholish Madjid: "Jadi Pluralisme sesungguhnya adalah sebuah Aturan Tuhan (Sunnat Allah, "Sunnatullah") yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari." (Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Paramadina, Jakarta: Paramadina, 1995, hal. lxxvii).
  • 33. Sukidi: "Hanya agama sayalah yang memberikan keselamatan, sementara agama Anda tidak, dan bahkan menyesatkan." (hal. xiii). "Klaim-klaim keselamatan seperti itu bersifat latent, dan terkadang juga menifes, terekspresikan keluar, ke berbagai tradisi agama-agama, sehingga mengakibatkan perang (keselamatan) antargama. Padahal, bukankah klaim keselamatan itu tidak saja mengakibatkan sikap menutup diri terhadap kebenaran agama lain, tetapi juga berimplikasi serius atas terjadinya konflik atas nama agama dan Tuhan?" (hal. xiii).
  • 34. M. Luthfie Asysyaukani “Seorang fideis Muslim, misalnya, bisa merasa dekat kepada Allah tanpa melewati jalur shalat karena ia bisa melakukannya lewat meditasi atau ritus-ritus lain yang biasa dilakukan dalam persemedian spiritual. Dengan demikian, pengalaman keagamaan hampir sepenuhnya independen dari aturan-aturan formal agama…
  • 35. Luthfie Asysyaukani: …Pada gilirannya, perangkat dan konsep-konsep agama seperti kitab suci, nabi, malaikat, dan lain- lain tak terlalu penting lagi karena yang lebih penting adalah bagaimana seseorang bisa menikmati spiritualitas dan mentransendenkan dirinya dalam lompatan iman yang tanpa batas itu.” (artikel di Kompas, “Agama dalam Batas Iman Saja” 3/9/2005)
  • 36. Luthfie Asy-syaukani: “Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa AlQuran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma'nan). Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al- khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. (www.islamlib.com)
  • 37. Nurcholish Madjid: “Dengan sekularisasi tidaklah dimaksudkan penerapan sekularisme dan merobah kaum muslimin menjadi kaum sekularis. Tapi dimaksudkan untuk menduniakan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi dan melepaskan ummat Islam dari kecenderungan untuk mengukhrowikannya.”
  • 38. Prof. HM Rasjidi: “Kalau soalnya seperti yang dituturkan Saudara Nurcholish, maka segala sesuatu telah menjadi arbitrair atau semau gue. Secara ekstrim boleh saja kata sekularisasi tersebut diganti dengan pisang goreng, atau kopi jahe atau es jahe dan sebagainya dengan tidak ada konsekuensi apa-apa. Kalau saya berkata: yang saya maksud dengan pisang goreng adalah sikap manusia yang mengesakan Tuhan dan menganggap benda-benda lain tidak layak dipuja, maka tak seorang pun berhak melarang saya berbuat demikian. Mereka hanya ketawa dalam hati mereka, karena keanehan istilah tersebut,”
  • 39. Endang Saefuddin Anshari: “Baik sekularisasi (menurut rumusan sdr. Nurcholish dan yang dianjurkannya itu) maupun sekularisme (yang ditentangnya itu) sama-sama mau membebaskan diri dari “tutelage” (asuhan) agama”
  • 40. Dr. Daud Rasyid: Sihir Nurcholish” lebih canggih dan lebih memukau daripada sihir Harun Nasution.”
  • 41. Harvey Cox: Far from being something Christians should be against, secularization represents an authentic consequence of biblical faith. Rather than oppose it, the task of Christians should be to support and nourish it).
  • 42. Prof. HM Rasjidi: “Soal yang begitu prinsipil tidak sepatutnya dilancarkan kepada umum sebelum ada diskusi yang matang di kalangan orang- orang yang merasa bertanggung jawab.”
  • 43. Muhammad Yaqzhan: …ceramah Nurcholish di TIM pada tanggal 21 Oktober 1992 adalah merupakan “puncak gagasan Nurcholish Madjid dalam upaya menyeret manusia ke dalam comberan atheisme baru yang intinya menggusur syariah, bahkan menuduhnya sebagai simbolisme yang mengarah pada berhalaisme...
  • 44. Muhammad Yaqzhan: Gagasan Nurcholish yang mendapat sambutan gegap gempita di Indonesia, merupakan prestasi puncak dari seorang anak didik orientalis dalam menyesatkan orang Islam. Puncak gagasan ini sangat paralel dengan sikap iblis, cendekiawan syetan dari jenis jin. Dan sikap iblis ini kemudian diwujudkan secara utuh oleh kamerad-kamerad syetan dari jenis manusia yang tergabung dalam “Kelompok Pembaruan” yang mengorganisir aktivitasnya dalam satu wadah yang disebut Paramadina, yang gerakannya kemudian dikenal dengan Gerakan Pembaruan Keagamaan. (Yaqzhan, Anatomi Budak Kufar. 62-63).
  • 45. George W. Bush: “Every nation in every region now has a decision to make: Either you are with us, or you are with the terrorist. From this day forward, any nation that continues to harbor or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime.”
  • 46. Noam Chomsky: “We should not forget that the US itself is a leading terrorist state.”
  • 47. Samuel P. Huntington:  Our enemies-primarily the militant Islam, but also other groups-cannot be deterred, that much is obvious, so it is essential-if they are preparing an attack against us-that we attack first.
  • 48. George W. Bush: “When you stand for your liberty, we will stand with you.” … “The best hope for peace is the expansion of freedom.” (20 Jan 2005)
  • 49. Bernard Lewis:  Islam as such is not enemy of the West… But a significant number of Muslims – notably but not exclusively those whom we call fundamentalists – are hostile and dangerous, not because we need enemy but because they do. (The Crisis of Islam)
  • 50. Muhammad Asad (Leopold Weiss): “… so characteristic of modern Western Civilization, is as unacceptable to Christianity as it is to Islam or any other religion, because it is irreligious in its very essence.”
  • 51. Naquib al-Attas: “The confrontation between Western culture and civilization and Islam, from the historical religious and military levels, has now moved on to the intellectual level; and we must realize, then, that this confrontation is by nature a historically permanent one. Islam is seen by the West as posing a challenge to its very way of life; a challenge not only to Western Christianity, but also to Aristotelianism and the epistemological and philosophical principles deriving from Graeco-Roman thought which forms the dominant component integrating the key elements in dimensions of the Western worldview.”