SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR 6 TAHUN 2010
TENTANG
IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI NUNUKAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan kewenangan pengaturan,
pembinaan dan pengawasan serta dalam usaha
pengembangan pelayanan usaha rekreasi dan hiburan umum
yang lebih jelas, terarah dan untuk memberikan suasana tertib
dalam menunjang peningkatan pelayanan kepariwisataan
pada umumnya serta usaha rekreasi dan hiburan umum pada
khususnya, perlu penataan yang lebih terencana dan
berkesinambungan ;
b. bahwa salah satu yang menjadi wewenang Daerah Kabupaten
sebagai Daerah otonom mempunyai kewenangan di bidang
kepariwisataan khususnya izin kegiatan rekreasi dan hiburan
umum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah Kabupaten Nunukan tentang izin Usaha Rekreasi dan
Hiburan Umum.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3821) ;
3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai
Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3962) ;
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4132) ;
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438) ;
8. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4996);
9. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
10. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059 );
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) ;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3658) ;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737) ;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 6 Tahun 2001
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kabupaten
Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2001
Nomor 06 Seri D Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 06) ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 23 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-dinas Daerah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah
Kabupaten Nunukan Tahun 2008 Nomor 23 Seri D Nomor 9) .
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
dan
BUPATI NUNUKAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TENTANG
PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan ;
2. Kabupaten adalah Kabupaten Nunukan,
3. Bupati adalah Bupati Nunukan ;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan.
5. Disbudparpol adalah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Nunukan ;
6. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang tertentu di bidang izin
kepariwisataan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
7. Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah setiap usaha komersial yang ruang
lingkup kegiatannya meliputi jenis pertunjukan, permainan dan/atau keramaian
dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang
dengan dipungut bayaran ;
8. Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama
dan dalam bentuk apapun, Firma (Fa), kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi yang sejenis lembaga, bentuk usaha dan bentuk badan lainnya ;
9. Pimpinan Usaha adalah pengusaha dan/atau orang lain yang ditunjuk yang
memimpin sehari-hari dan bertanggungjawab atas pengelolaan kegiatan/usaha ;
10. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati untuk menyelenggarakan
kegiatan/usaha ;
11. Sanitasi dan kesehatan lingkungan adalah sanitasi dan kesehatan yang mencakup
perorangan, makanan dan minuman serta lingkungan ;
12. Akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang
dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi Usaha Rekreasi dan
Hiburan Umum yang kegiatan usahanya dilaksanakan dalam wilayah Kabupaten
Nunukan.
BAB III
BENTUK USAHA
Pasal 3
(1) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum berbentuk Badan Usaha atau Usaha
Perorangan serta maksud dan tujuannya semata-mata berusaha di dalam bidang
Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.
(2) Badan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dapat berbentuk Perseroan Terbatas
(PT), Perseroan Komanditer (CV), Firma (Fa), Koperasi atau Yayasan.
(3) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum meliputi penyediaan fasilitas rekreasi dan
hiburan umum sesuai jenis Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.
BAB IV
KLASIFIKASI USAHA
Pasal 4
Termasuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah :
a. TAMAN REKREASI adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai
fasilitas rekreasi yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan
sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi ;
b. PADANG GOLF adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas olah
raga golf di suatu kawasan tertentu sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi
dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi ;
c. KOLAM MEMANCING adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk memancing ikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
d. PANGGUNG TERBUKA adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk pertunjukan (pentas) seni budaya di tempat terbuka (tanpa atap) dan dapat
dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
e. PANGGUNG TERTUTUP adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk pertunjukkan (pentas) seni budaya di tempat tertutup dan dapat
dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
f. PAMERAN SENI / PASAR SENI / GALERI adalah suatu usaha yang menyediakan
tempat atau kawasan dan fasilitas untuk memamerkan, menjual-belikan atau
mendemonstrasikan karya seni ;
g. PERTUNJUKAN FILM adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk memutar film sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan
jasa pelayanan makan dan minum ;
h. TEMPAT BILLIARD adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk permainan Billiard sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
i. PERMAINAN KETANGKASAN adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk permainan ketangkasan dan/atau mesin permainan elektronik
sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan
makan dan minum ;
j. DISKOTIK adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari
dengan diiringi musik yang disertai atraksi cahaya lampu tanpa pertunjukan lain dan
dan menyediakan jasa pelayanan makan dan minum ;
k. KAFE adalah suatu usaha yang menyediakan fasilitas untuk makan dan minum dan
dapat dilengkapi dengan musik ;
l. KARAOKE adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
menyanyi dengan diiringi musik rekaman/kaset dan/atau sejenisnya dan dapat
dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
m. GEDUNG SERBA GUNA adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain pertemuan, rapat,
pesta, olah raga, pameran, pertunjukan dan rekreasi sebagai usaha pokok dan
dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ;
n. SARANA DAN FASILITAS OLAH RAGA adalah suatu usaha yang menyediakan
tempat, sarana dan/atau fasilitas olah raga atau ketangkasan baik di darat, air dan
udara ;
o. PUSAT KESEHATAN DAN KEBUGARAN adalah suatu usaha yang menyediakan
tempat dan berbagai fasilitas untuk melakukan kegiatan latihan kesegaran fisik atau
terapi sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa
pelayanan makan dan minum ;
p. SALON KECANTIKAN adalah ruang (kamar) atau gedung yang diatur dan dihias
dengan daya tarik sebagai tempat untuk merawat kecantikan seperti merias rambut,
menata rambut dan perawatan kecantikan lainnya ;
q. PERSEWAAN / JASA PERALATAN AUDIOVISUAL adalah suatu usaha yang
menyediakan tempat, jasa dan/atau menyewakan berbagai peralatan audiovisual
antara lain laser disc (LD), video compact disc (VCD), digital video disc (DVD), video
game, internet, TV Kabel dan sejenisnya ;
r. SARANA DAN FASILITAS MUSIK adalah tempat usaha yang menyediakan dan
menyewakan sarana dan fasilitas musik serta dapat dilengkapi dengan pelayanan
jasa perekaman.
BAB V
KETENTUAN IZIN
Bagian Kesatu
Izin
Pasal 5
(1) Setiap kegiatan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang dilaksanakan oleh Badan
Usaha atau perseorangan wajib memiliki Izin Usaha yang diberikan olah Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk.
(2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat
rekomendasi dari instansi teknis terkait dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Pasal 6
Penyediaan jasa lainnya di lingkungan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang tidak
menjadi bagian dari Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, wajib diselenggarakan
atas dasar Izin Usaha tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Bagian Kedua
Tata Cara dan Syarat-syarat Permohonan Izin Usaha
Pasal 7
(1) Pemohon Izin Usaha mengajukan Surat Permohonan kepada Bupati melalui
Disbudparpol atau Pejabat yang ditunjuk dengan mengisi formulir yang telah
disediakan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah disampaikan, Bupati
melalui Disbudparpol atau Pejabat yang ditunjuk, selanjutnya akan melaksanakan
penelitian administratif, evaluasi dan peninjauan lapangan.
(3) Penelitian administratif, evaluasi dan peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
permohonan beserta berkas lampirannya secara lengkap.
Pasal 8
(1) Persetujuan atau penolakan Permohonan Izin Usaha sebagaimana dimaksud Pasal
7 dikeluarkan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan
beserta berkas lampirannya secara lengkap.
(2) Apabila waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlampaui, maka permohonan dikabulkan.
Pasal 9
(1) Syarat-syarat Permohonan Izin Usaha adalah sebagai berikut :
a. bukti diri yang sah ;
b. melampirkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ;
c. melampirkan Izin Gangguan (HO) ;
d. melampirkan Studi Kelayakan ;
e. melampirkan Akte Pendirian Perusahaan, kecuali untuk usaha perorangan ;
f. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) ;
g. Rekomendasi Camat setempat ;
h. Rekomendasi Instansi Teknis terkait (berdasakan jenis usahanya).
(2) Untuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang meliputi Permainan Ketangkasan
dan sejenisnya, Diskotik, Karaoke dan sejenisnya, jarak minimal dengan tempat
ibadah dan sekolah adalah radius 500 (lima ratus) meter.
Bagian Ketiga
Masa Berlakunya Izin Usaha
Pasal 10
(1) Izin Usaha sebagaimana dimaksud Pasal 5 berlaku selama Badan Usaha atau
perorangan yang bersangkutan masih menjalankan usahanya dan tidak melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan wajib didaftar ulang setiap 1
(satu) tahun sekali kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipindahtangankan atas izin
tertulis Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan tetap memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
KEWAJIBAN
Pasal 11
(1) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dalam menjalankan usahanya
berkewajiban dan bertanggungjawab untuk :
a. memberikan perlindungan kepada pengunjung ;
b. tidak menggunakan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum untuk perjudian,
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya (NAPZA), serta
kegiatan-kegiatan yang melanggar kesusilaan, keamanan dan ketertiban
umum ;
c. memasang tarif masuk pada tempat yang jelas dan mudah dilihat para
pengunjung ;
d. menjamin terpenuhinya kewajiban atas pungutan negara dan pungutan daerah
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
e. mengadakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ; dan
f. menyampaikan laporan berkala kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(2) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum berhak mengambil tindakan terhadap
pengunjung dalam rangka pencegahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang berupa Diskotik wajib
membatasi umur pengunjung yang diperbolehkan, yaitu 21 (dua puluh satu) tahun
keatas atau sudah pernah menikah.
(4) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang meliputi Permainan
Ketangkasan dan sejenisnya, Diskotik, Karaoke dan sejenisnya selain berkewajiban
sebagaimana tersebut pada ayat (1), juga berkewajiban pada bulan Ramadhan dan
hari-hari besar keagamaan lainnya serta event-event tertentu mentaati ketentuan
operasional yang diatur dalam Keputusan Bupati.
Pasal 12
(1) Dalam menyelenggarakan perlindungan kepada pengunjung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a, Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum bertanggung jawab atas :
a. pemeliharaan sanitasi dan kesehatan lingkungan ;
b. kelaikan teknis alat perlengkapan usaha ;
c. pencegahan penjualan dan peredaran minuman keras serta Narkotika,
Psikotropika dan Zat Aditif lainnya (NAPZA) ; dan
d. penyediaan petugas khusus serta perlengkapan untuk pencegahan dan/atau
pertolongan kecelakaan bagi pengunjung.
(2) Persyaratan sanitasi dan kesehatan serta kelaikan teknis alat perlengkapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pemeriksaan teknis atau pemenuhan syarat teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan oleh Instansi Teknis yang berwenang.
Pasal 13
(1) Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf f adalah
Laporan Tahunan Statistik Usaha, yang dikirimkan selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan berikutnya dari akhir tahun takwim pelaporan.
(2) Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
Pasal 14
Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum menyelenggarakan kegiatan
keramaian dan/atau pertunjukan terbatas, siaran video di dalam bangunan sendiri
dan penggunaan antena parabola untuk penyiaran TV di dalam bangunan sendiri
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku .
Pasal 15
Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum menetapkan peraturan yang berlaku di
dalam kawasan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan di dalam Peraturan Daerah ini dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
Pasal 16
(1) Pemindahan atas pemilikan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum wajib dilaporkan
secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan :
a. salinan Akte Peralihan Hak ;
b. salinan Akte Pendirian Badan Usaha Pemilik yang baru.
(2) Dalam hal terjadi perubahan nama dan/atau lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum harus dilaporkan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(3) Untuk pemindahan atas pemilikan, perubahan nama dan/atau lokasi Usaha
Rekreasi dan Hiburan Umum diwajibkan memperbaharui izin sebagaimana izin
baru.
Pasal 17
(1) Dalam hal Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum akan melakukan
perubahan fasilitas dan kapasitas usahanya harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan wajib melaporkan kepada Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan.
(2) Perubahan fasilitas dan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
mengakibatkan perubahan klasifikasi usaha, wajib mengajukan permohonan izin
baru.
BAB VII
PEMBATALAN IZIN
Pasal 18
(1) Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dinyatakan batal karena salah satu hal
berikut :
a. pengusaha tidak meneruskan/melanjutkan usahanya ;
b. pemegang izin meninggal dunia ;
c. dipindahtangankan ;
d. tidak memenuhi kewajiban mendaftarkan ulang Izin Usaha ;
e. tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) ;
f. hak penguasaan tanah/tempat usaha hilang/dihapus ;
g. alas hak terhadap tempat usaha atau jenis usaha hapus.
(2) Pernyataan tidak berlakunya izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak perlu
mendapat putusan pengadilan terlebih dahulu.
BAB VIII
PENCABUTAN IZIN
Pasal 19
Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dapat dicabut karena salah satu hal sebagai
berikut :
a. tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1), ayat (3)
dan ayat (4) ;
b. terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang berkaitan dengan kegiatan
usahanya ;
c. terbukti melakukan tindak pidana pelanggaran peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan kegiatan usahanya ; dan
d. tidak menjalankan usahanya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
Pasal 20
(1) Pencabutan Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 huruf a, huruf c dan huruf d, dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah diberikan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali.
(2) Khusus untuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang pada bulan Ramadhan dan
hari-hari besar keagamaan lainnya serta event-event tertentu diatur kegiatan
operasional yang ditetapkan oleh Bupati .
(3) Pemberian peringatan atau pencabutan izin dilaksanakan oleh Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, diancam
dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp
30.000.000.- (Tiga puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 22
Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dilaksanakan
oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Nunukan.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23, berwenang :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana ;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana ;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana ;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana ;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan carang bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
barang bukti tersebut ;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana ;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada
saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud dalam huruf e ;
h. mengambil sidik jari dan memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi ;
j. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI bahwa
tidak terdapt cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana
dan selanjutnya melalui penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada
penuntut umum, tersangka atau keluarganya ;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana,
menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
BAB XI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 24
(1) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian usaha dilakukan oleh Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk dan dapat bekerjasama dengan instansi lain yang terkait.
(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat meminta laporan hal-hal yang dianggap
perlu kepada Pimpinan Usaha ;
(3) Dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian Usaha, sewaktu-waktu
petugas dapat melakukan pemeriksaan di tempat usaha dan secara berkala
melakukan penelitian terhadap persyaratannya.
(4) Untuk memudahkan pengawasan, maka Izin Usaha dipasang di tempat yang mudah
dilihat dan dibaca oleh umum.
(5) Mekanisme pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Bupati.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan
Daerah ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa daftar ulang
berikutnya.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
(1) Izin bagi Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam memelihara hubungan kerja, Pimpinan Usaha wajib memenuhi ketentuan di
bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya, Pimpinan Usaha harus
melaksanakan upaya peningkatan mutu kesejahteraan karyawannya secara terus
menerus.
Pasal 27
Penyelenggara Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang kegiatan usahanya belum
diatur di dalam Peraturan Daerah ini, wajib memenuhi ketentuan teknis yang ditetapkan
dalam Keputusan Bupati.
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di Nunukan
pada Tanggal 8 Maret 2010
BUPATI NUNUKAN,
H. ABDUL HAFID ACHMAD
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 8 Maret 2010
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
ZAINUDDIN H Z,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D
(2) Dalam memelihara hubungan kerja, Pimpinan Usaha wajib memenuhi ketentuan di
bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya, Pimpinan Usaha harus
melaksanakan upaya peningkatan mutu kesejahteraan karyawannya secara terus
menerus.
Pasal 27
Penyelenggara Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang kegiatan usahanya belum
diatur di dalam Peraturan Daerah ini, wajib memenuhi ketentuan teknis yang ditetapkan
dalam Keputusan Bupati.
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 8 Maret 2010
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
TTD
ZAINUDDIN H Z,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D
SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA
KEPALA BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
MUHAMMAD AMIN, SH
Ditetapkan di Nunukan
pada Tanggal 8 Maret 2010
BUPATI NUNUKAN,
TTD
H. ABDUL HAFID ACHMAD
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR TAHUN 2008
TENTANG
PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM
I. PENJELASAN UMUM
Kewenangan untuk menetapkan kebijakan dalam pembinaan usaha dan
penyelenggaraan usaha pariwisata skala Kabupaten mutlak menjadi kewenangan
Pemerintah Kabupaten berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
Kewenangan tersebut menjadikan kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan
untuk membuat Peraturan Daerah tentang Perizinan Usaha Rekreasi dan Hiburan
Umum.
Mengingat fungsi utama perizinan dimaksud untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan serta pelayanan kepada masyarakat, maka Peraturan
Daerah ini, selain mengatur tentang syarat-syarat untuk mendapatkan izin, juga
mengatur kewajiban-kewajiban bagi pemegang izin dalam menjalankan usahanya.
Kewajiban-kewajiban tersebut dimaksudkan disamping memberikan perlindungan
kepada peserta perizinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, juga dimaksudkan untuk
ketertiban administrasi penyelenggaraan kegiatan usaha.
Seiring dengan semangat Otonomi Daerah yang memberikan kewenangan kepada
Daerah Kabupaten di bidang Kebudayaan dan Pariwisata, khususnya perizinan Usaha
Rekreasi dan Hiburan Umum, maka untuk memberikan landasan hukum bagi kepastian
Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, diperlukan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang pemberian Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s. d. Pasal 3 : Cukup jelas.
Pasal 4 huruf a s.d. n : Cukup jelas.
huruf o : Yang termasuk dalam usaha Pusat Kesehatan dan
Kebugaran adalah meliputi usaha Fitnes, Sanggar
Senam, Spa, Panti Pijat atau sejenisnya, dan Terapi
Kesehatan.
huruf p dan q : Cukup jelas.
Penyediaan jasa pelayanan sebagai pelengkap usaha
pokok berdasarkan klasifikasi usaha dalam ketentuan
Pasal ini, tidak diperbolehkan apabila usaha pelengkap
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga melebihi
usaha pokoknya.
Pasal 5 s.d. Pasal 8 : Cukup jelas.
Pasal 9 ayat (1)
huruf a s.d. c : Cukup jelas.
huruf d : Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan ini adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai
dengan jenis usahanya, berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
huruf e s.d h : Cukup jelas.
ayat (2) : Pusat Kesehatan dan Kebugaran yang diatur dalam ayat
ini adalah Panti Pijat, Shiatsu atau usaha lain dalam
bentuk dan nama yang sejenis.
Pasal 10 ayat (1) : Cukup jelas.
ayat (2) : Izin Usaha yang dipindahtangankan dengan izin tertulis
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, sepanjang tidak
merubah kepemilikan, maka izin tersebut dinyatakan
tetap berlaku atas nama pemegang izin baru dan tidak
menghapus masa berlakunya izin.
Dalam hal izin dipindahtangankan tanpa izin tertulis
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, maka izin tersebut
dinyatakan batal dan diwajibkan untuk mengajukan
permohonan izin baru sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 11 ayat (1) : Melanggar kesusilaan adalah suatu kegiatan yang
bertentangan dengan rasa kesopanan dan tidak sesuai
dengan kepatutan serta mengarah pada nafsu
kekelaminan (bertingkah laku tidak sopandi muka umum,
mengeksploitasi tubuh, berpakaian transparan, ketat dan
minim, memaparkan gambar dan tulisan, suara yang
tidak sopan).
ayat (2) s.d (4) : Cukup jelas.
Pasal 12 dan Pasal 13: Cukup jelas.
Pasal 14 ayat (1) : Penyelenggaraan kegiatan keramaian, pertunjukan
terbatas, siaran video dan penggunaan antena parabola
untuk penyiaran acara TV dalam bangunan sendiri oleh
Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum, tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan umum, norma-norma
agama dan kesusilaan serta adat istiadat.
ayat (2) : Cukup jelas.
Pasal 15 dan Pasal 16: Cukup jelas.
Pasal 17 ayat (1) dan (2): Cukup jelas.
ayat (3) : Pemindahan hak kepemilikan, perubahan nama dan
lokasi usaha untuk mendapatkan izin baru, wajib
mentaati semua prosedur dan syarat-syarat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 18 : Cukup jelas.
Pasal 19 ayat (1) huruf a : Tidak meneruskan usaha yang dimaksudkan dalam
ketentuan ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal antara
lain pailit dan berganti usaha. Khusus dalam hal seorang
pengusaha mengalami pailit, maka harus berdasarkan
ketetapan Pejabat yang berwenang.
huruf b : Dalam hal pemegang izin meninggal dunia, maka ahli
waris diwajibkan untuk melaporkan kepada Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak pemegang izin meninggal dunia.
huruf c
s.d.
huruf g : Cukup jelas.
ayat (2) : Cukup jelas.
Pasal 20 huruf a s.d. c : Cukup jelas.
huruf d : Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian
waktu maksimal bagi pemegang izin untuk segera
memulai usahanya berdasarkan izin yang telah
ditetapkan.
Pasal 21 : Cukup jelas.
Pasal 22 s.d. Pasal 27: Cukup jelas.
Pasal 28 : Ketentuan ini dimaksudkan memberikan kemudahan bagi
pengusaha yang sudah mendapatkan izin berdasarkan
peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan
Daerah ini, bahwa izin tersebut masih tetap berlaku
sampai dengan berakhirnya masa daftar ulang
berikutnya.
Setelah masa daftar ulang habis, maka pengusaha yang
bersangkutan diwajibkan mengajukan permohonan izin
baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Untuk mencegah terjadinya kevakuman hukum, maka
pengajuan permohonan izin dilaksanakan selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum saat daftar ulang.
Pasal 29 dan Pasal 30: Cukup jelas.

More Related Content

What's hot

Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
 
PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030Jhon Blora
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumnikenmuldiyani
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxrazitakhalyla
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...iniPurwokerto
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahArifuddin Ali.
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Probolinggo Property
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananJhon Blora
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Medan Comonity
 
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Jhon Blora
 
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Medan Comonity
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...Kota Serang
 
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Rizki Malinda
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...iniPurwokerto
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaPerda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaArifuddin Ali
 

What's hot (20)

Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
 
PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030PERGUB Rktp jateng 2011 2030
PERGUB Rktp jateng 2011 2030
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA ...
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derah
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006
 
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...
 
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
 
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
Salinan pedoman umum pemetaan pemangku kepentingan 54-2011
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketenagalistr...
 
Uu 05 2001
Uu 05 2001Uu 05 2001
Uu 05 2001
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaPerda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
 

Similar to Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan

Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)fionarazqa
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaPenataan Ruang
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahArifuddin Ali
 
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSOPERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
 
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupPerda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupArifuddin Ali.
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasir
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasirPeraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasir
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasirYasir Partomo
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...iniPurwokerto
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhananPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhananArifuddin Ali
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAHiniPurwokerto
 
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayatPerda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayatcvcpmngawi
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pklPA_Klaten
 
Perda no.1-th-2011
Perda no.1-th-2011Perda no.1-th-2011
Perda no.1-th-2011Darto77
 
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Probolinggo Property
 

Similar to Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan (20)

Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerah
 
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSOPERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
 
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
 
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupPerda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
 
Izin keramaian
Izin keramaianIzin keramaian
Izin keramaian
 
Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
 
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasir
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasirPeraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasir
Peraturan daerah kabupaten kendal nomor 4 tahun 2009 cintayasir
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhananPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayatPerda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...
Perda Kab. Padang Pariaman No 10 tahun 2004 tentang Retribusi Tempat Rekreasi...
 
2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl
 
Perda no.1-th-2011
Perda no.1-th-2011Perda no.1-th-2011
Perda no.1-th-2011
 
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
Perda no-5-tahun-2011-ttg-retribusi-perizinan-tertentu.docxprobolinggo
 

More from Arifuddin Ali

003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imranArifuddin Ali
 
002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betinaArifuddin Ali
 
001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaanArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaPerda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Arifuddin Ali
 
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWTKEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWTArifuddin Ali
 
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranTiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekArifuddin Ali
 

More from Arifuddin Ali (20)

003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran
 
002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina
 
001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaPerda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
 
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWTKEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
 
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranTiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan

  • 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan kewenangan pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta dalam usaha pengembangan pelayanan usaha rekreasi dan hiburan umum yang lebih jelas, terarah dan untuk memberikan suasana tertib dalam menunjang peningkatan pelayanan kepariwisataan pada umumnya serta usaha rekreasi dan hiburan umum pada khususnya, perlu penataan yang lebih terencana dan berkesinambungan ; b. bahwa salah satu yang menjadi wewenang Daerah Kabupaten sebagai Daerah otonom mempunyai kewenangan di bidang kepariwisataan khususnya izin kegiatan rekreasi dan hiburan umum; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan tentang izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821) ; 3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
  • 2. Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962) ; 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132) ; 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 8. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996); 9. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 10. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059 ); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3658) ;
  • 3. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 6 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2001 Nomor 06 Seri D Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 06) ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008 Nomor 23 Seri D Nomor 9) . Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN dan BUPATI NUNUKAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TENTANG PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan ; 2. Kabupaten adalah Kabupaten Nunukan, 3. Bupati adalah Bupati Nunukan ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan. 5. Disbudparpol adalah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nunukan ; 6. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang tertentu di bidang izin kepariwisataan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 7. Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya meliputi jenis pertunjukan, permainan dan/atau keramaian
  • 4. dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran ; 8. Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma (Fa), kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis lembaga, bentuk usaha dan bentuk badan lainnya ; 9. Pimpinan Usaha adalah pengusaha dan/atau orang lain yang ditunjuk yang memimpin sehari-hari dan bertanggungjawab atas pengelolaan kegiatan/usaha ; 10. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati untuk menyelenggarakan kegiatan/usaha ; 11. Sanitasi dan kesehatan lingkungan adalah sanitasi dan kesehatan yang mencakup perorangan, makanan dan minuman serta lingkungan ; 12. Akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang kegiatan usahanya dilaksanakan dalam wilayah Kabupaten Nunukan. BAB III BENTUK USAHA Pasal 3 (1) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum berbentuk Badan Usaha atau Usaha Perorangan serta maksud dan tujuannya semata-mata berusaha di dalam bidang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. (2) Badan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Firma (Fa), Koperasi atau Yayasan. (3) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum meliputi penyediaan fasilitas rekreasi dan hiburan umum sesuai jenis Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. BAB IV KLASIFIKASI USAHA Pasal 4 Termasuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah : a. TAMAN REKREASI adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai fasilitas rekreasi yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi ;
  • 5. b. PADANG GOLF adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas olah raga golf di suatu kawasan tertentu sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi ; c. KOLAM MEMANCING adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memancing ikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; d. PANGGUNG TERBUKA adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pertunjukan (pentas) seni budaya di tempat terbuka (tanpa atap) dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; e. PANGGUNG TERTUTUP adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pertunjukkan (pentas) seni budaya di tempat tertutup dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; f. PAMERAN SENI / PASAR SENI / GALERI adalah suatu usaha yang menyediakan tempat atau kawasan dan fasilitas untuk memamerkan, menjual-belikan atau mendemonstrasikan karya seni ; g. PERTUNJUKAN FILM adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memutar film sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; h. TEMPAT BILLIARD adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan Billiard sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; i. PERMAINAN KETANGKASAN adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan ketangkasan dan/atau mesin permainan elektronik sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; j. DISKOTIK adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari dengan diiringi musik yang disertai atraksi cahaya lampu tanpa pertunjukan lain dan dan menyediakan jasa pelayanan makan dan minum ; k. KAFE adalah suatu usaha yang menyediakan fasilitas untuk makan dan minum dan dapat dilengkapi dengan musik ; l. KARAOKE adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menyanyi dengan diiringi musik rekaman/kaset dan/atau sejenisnya dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; m. GEDUNG SERBA GUNA adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain pertemuan, rapat, pesta, olah raga, pameran, pertunjukan dan rekreasi sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; n. SARANA DAN FASILITAS OLAH RAGA adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, sarana dan/atau fasilitas olah raga atau ketangkasan baik di darat, air dan udara ; o. PUSAT KESEHATAN DAN KEBUGARAN adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai fasilitas untuk melakukan kegiatan latihan kesegaran fisik atau
  • 6. terapi sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum ; p. SALON KECANTIKAN adalah ruang (kamar) atau gedung yang diatur dan dihias dengan daya tarik sebagai tempat untuk merawat kecantikan seperti merias rambut, menata rambut dan perawatan kecantikan lainnya ; q. PERSEWAAN / JASA PERALATAN AUDIOVISUAL adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, jasa dan/atau menyewakan berbagai peralatan audiovisual antara lain laser disc (LD), video compact disc (VCD), digital video disc (DVD), video game, internet, TV Kabel dan sejenisnya ; r. SARANA DAN FASILITAS MUSIK adalah tempat usaha yang menyediakan dan menyewakan sarana dan fasilitas musik serta dapat dilengkapi dengan pelayanan jasa perekaman. BAB V KETENTUAN IZIN Bagian Kesatu Izin Pasal 5 (1) Setiap kegiatan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang dilaksanakan oleh Badan Usaha atau perseorangan wajib memiliki Izin Usaha yang diberikan olah Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi teknis terkait dan memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pasal 6 Penyediaan jasa lainnya di lingkungan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang tidak menjadi bagian dari Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, wajib diselenggarakan atas dasar Izin Usaha tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua Tata Cara dan Syarat-syarat Permohonan Izin Usaha Pasal 7 (1) Pemohon Izin Usaha mengajukan Surat Permohonan kepada Bupati melalui Disbudparpol atau Pejabat yang ditunjuk dengan mengisi formulir yang telah disediakan. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah disampaikan, Bupati melalui Disbudparpol atau Pejabat yang ditunjuk, selanjutnya akan melaksanakan penelitian administratif, evaluasi dan peninjauan lapangan. (3) Penelitian administratif, evaluasi dan peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan beserta berkas lampirannya secara lengkap.
  • 7. Pasal 8 (1) Persetujuan atau penolakan Permohonan Izin Usaha sebagaimana dimaksud Pasal 7 dikeluarkan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan beserta berkas lampirannya secara lengkap. (2) Apabila waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlampaui, maka permohonan dikabulkan. Pasal 9 (1) Syarat-syarat Permohonan Izin Usaha adalah sebagai berikut : a. bukti diri yang sah ; b. melampirkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ; c. melampirkan Izin Gangguan (HO) ; d. melampirkan Studi Kelayakan ; e. melampirkan Akte Pendirian Perusahaan, kecuali untuk usaha perorangan ; f. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) ; g. Rekomendasi Camat setempat ; h. Rekomendasi Instansi Teknis terkait (berdasakan jenis usahanya). (2) Untuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang meliputi Permainan Ketangkasan dan sejenisnya, Diskotik, Karaoke dan sejenisnya, jarak minimal dengan tempat ibadah dan sekolah adalah radius 500 (lima ratus) meter. Bagian Ketiga Masa Berlakunya Izin Usaha Pasal 10 (1) Izin Usaha sebagaimana dimaksud Pasal 5 berlaku selama Badan Usaha atau perorangan yang bersangkutan masih menjalankan usahanya dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan wajib didaftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipindahtangankan atas izin tertulis Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KEWAJIBAN Pasal 11 (1) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dalam menjalankan usahanya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk : a. memberikan perlindungan kepada pengunjung ; b. tidak menggunakan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum untuk perjudian, penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya (NAPZA), serta kegiatan-kegiatan yang melanggar kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum ; c. memasang tarif masuk pada tempat yang jelas dan mudah dilihat para pengunjung ; d. menjamin terpenuhinya kewajiban atas pungutan negara dan pungutan daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
  • 8. e. mengadakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; dan f. menyampaikan laporan berkala kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum berhak mengambil tindakan terhadap pengunjung dalam rangka pencegahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang berupa Diskotik wajib membatasi umur pengunjung yang diperbolehkan, yaitu 21 (dua puluh satu) tahun keatas atau sudah pernah menikah. (4) Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang meliputi Permainan Ketangkasan dan sejenisnya, Diskotik, Karaoke dan sejenisnya selain berkewajiban sebagaimana tersebut pada ayat (1), juga berkewajiban pada bulan Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan lainnya serta event-event tertentu mentaati ketentuan operasional yang diatur dalam Keputusan Bupati. Pasal 12 (1) Dalam menyelenggarakan perlindungan kepada pengunjung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a, Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum bertanggung jawab atas : a. pemeliharaan sanitasi dan kesehatan lingkungan ; b. kelaikan teknis alat perlengkapan usaha ; c. pencegahan penjualan dan peredaran minuman keras serta Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya (NAPZA) ; dan d. penyediaan petugas khusus serta perlengkapan untuk pencegahan dan/atau pertolongan kecelakaan bagi pengunjung. (2) Persyaratan sanitasi dan kesehatan serta kelaikan teknis alat perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pemeriksaan teknis atau pemenuhan syarat teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Instansi Teknis yang berwenang. Pasal 13 (1) Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf f adalah Laporan Tahunan Statistik Usaha, yang dikirimkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan berikutnya dari akhir tahun takwim pelaporan. (2) Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 14 Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum menyelenggarakan kegiatan keramaian dan/atau pertunjukan terbatas, siaran video di dalam bangunan sendiri dan penggunaan antena parabola untuk penyiaran TV di dalam bangunan sendiri dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku . Pasal 15 Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum menetapkan peraturan yang berlaku di dalam kawasan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sepanjang tidak bertentangan
  • 9. dengan ketentuan di dalam Peraturan Daerah ini dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku Pasal 16 (1) Pemindahan atas pemilikan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum wajib dilaporkan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan : a. salinan Akte Peralihan Hak ; b. salinan Akte Pendirian Badan Usaha Pemilik yang baru. (2) Dalam hal terjadi perubahan nama dan/atau lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum harus dilaporkan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (3) Untuk pemindahan atas pemilikan, perubahan nama dan/atau lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum diwajibkan memperbaharui izin sebagaimana izin baru. Pasal 17 (1) Dalam hal Pimpinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum akan melakukan perubahan fasilitas dan kapasitas usahanya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib melaporkan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan. (2) Perubahan fasilitas dan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan perubahan klasifikasi usaha, wajib mengajukan permohonan izin baru. BAB VII PEMBATALAN IZIN Pasal 18 (1) Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dinyatakan batal karena salah satu hal berikut : a. pengusaha tidak meneruskan/melanjutkan usahanya ; b. pemegang izin meninggal dunia ; c. dipindahtangankan ; d. tidak memenuhi kewajiban mendaftarkan ulang Izin Usaha ; e. tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) ; f. hak penguasaan tanah/tempat usaha hilang/dihapus ; g. alas hak terhadap tempat usaha atau jenis usaha hapus. (2) Pernyataan tidak berlakunya izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak perlu mendapat putusan pengadilan terlebih dahulu. BAB VIII PENCABUTAN IZIN Pasal 19 Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dapat dicabut karena salah satu hal sebagai berikut : a. tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) ; b. terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang berkaitan dengan kegiatan usahanya ;
  • 10. c. terbukti melakukan tindak pidana pelanggaran peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya ; dan d. tidak menjalankan usahanya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Pasal 20 (1) Pencabutan Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, huruf c dan huruf d, dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diberikan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali. (2) Khusus untuk Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang pada bulan Ramadhan dan hari-hari besar keagamaan lainnya serta event-event tertentu diatur kegiatan operasional yang ditetapkan oleh Bupati . (3) Pemberian peringatan atau pencabutan izin dilaksanakan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 21 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 30.000.000.- (Tiga puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB X PENYIDIKAN Pasal 22 Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, berwenang : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana ; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana ; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana ; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana ; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan carang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut ; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana ;
  • 11. g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud dalam huruf e ; h. mengambil sidik jari dan memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI bahwa tidak terdapt cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana, menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 24 (1) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian usaha dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan dapat bekerjasama dengan instansi lain yang terkait. (2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat meminta laporan hal-hal yang dianggap perlu kepada Pimpinan Usaha ; (3) Dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian Usaha, sewaktu-waktu petugas dapat melakukan pemeriksaan di tempat usaha dan secara berkala melakukan penelitian terhadap persyaratannya. (4) Untuk memudahkan pengawasan, maka Izin Usaha dipasang di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh umum. (5) Mekanisme pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa daftar ulang berikutnya. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 (1) Izin bagi Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 12. (2) Dalam memelihara hubungan kerja, Pimpinan Usaha wajib memenuhi ketentuan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya, Pimpinan Usaha harus melaksanakan upaya peningkatan mutu kesejahteraan karyawannya secara terus menerus. Pasal 27 Penyelenggara Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang kegiatan usahanya belum diatur di dalam Peraturan Daerah ini, wajib memenuhi ketentuan teknis yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati. Pasal 28 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Nunukan pada Tanggal 8 Maret 2010 BUPATI NUNUKAN, H. ABDUL HAFID ACHMAD Diundangkan di Nunukan pada tanggal 8 Maret 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, ZAINUDDIN H Z, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D
  • 13. (2) Dalam memelihara hubungan kerja, Pimpinan Usaha wajib memenuhi ketentuan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya, Pimpinan Usaha harus melaksanakan upaya peningkatan mutu kesejahteraan karyawannya secara terus menerus. Pasal 27 Penyelenggara Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang kegiatan usahanya belum diatur di dalam Peraturan Daerah ini, wajib memenuhi ketentuan teknis yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati. Pasal 28 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Diundangkan di Nunukan pada tanggal 8 Maret 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, TTD ZAINUDDIN H Z, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN MUHAMMAD AMIN, SH Ditetapkan di Nunukan pada Tanggal 8 Maret 2010 BUPATI NUNUKAN, TTD H. ABDUL HAFID ACHMAD
  • 14. PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM I. PENJELASAN UMUM Kewenangan untuk menetapkan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala Kabupaten mutlak menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Kewenangan tersebut menjadikan kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan untuk membuat Peraturan Daerah tentang Perizinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. Mengingat fungsi utama perizinan dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan serta pelayanan kepada masyarakat, maka Peraturan Daerah ini, selain mengatur tentang syarat-syarat untuk mendapatkan izin, juga mengatur kewajiban-kewajiban bagi pemegang izin dalam menjalankan usahanya. Kewajiban-kewajiban tersebut dimaksudkan disamping memberikan perlindungan kepada peserta perizinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, juga dimaksudkan untuk ketertiban administrasi penyelenggaraan kegiatan usaha. Seiring dengan semangat Otonomi Daerah yang memberikan kewenangan kepada Daerah Kabupaten di bidang Kebudayaan dan Pariwisata, khususnya perizinan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, maka untuk memberikan landasan hukum bagi kepastian Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemberian Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s. d. Pasal 3 : Cukup jelas. Pasal 4 huruf a s.d. n : Cukup jelas.
  • 15. huruf o : Yang termasuk dalam usaha Pusat Kesehatan dan Kebugaran adalah meliputi usaha Fitnes, Sanggar Senam, Spa, Panti Pijat atau sejenisnya, dan Terapi Kesehatan. huruf p dan q : Cukup jelas. Penyediaan jasa pelayanan sebagai pelengkap usaha pokok berdasarkan klasifikasi usaha dalam ketentuan Pasal ini, tidak diperbolehkan apabila usaha pelengkap tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga melebihi usaha pokoknya. Pasal 5 s.d. Pasal 8 : Cukup jelas. Pasal 9 ayat (1) huruf a s.d. c : Cukup jelas. huruf d : Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan jenis usahanya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. huruf e s.d h : Cukup jelas. ayat (2) : Pusat Kesehatan dan Kebugaran yang diatur dalam ayat ini adalah Panti Pijat, Shiatsu atau usaha lain dalam bentuk dan nama yang sejenis. Pasal 10 ayat (1) : Cukup jelas. ayat (2) : Izin Usaha yang dipindahtangankan dengan izin tertulis Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, sepanjang tidak merubah kepemilikan, maka izin tersebut dinyatakan tetap berlaku atas nama pemegang izin baru dan tidak menghapus masa berlakunya izin. Dalam hal izin dipindahtangankan tanpa izin tertulis Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, maka izin tersebut dinyatakan batal dan diwajibkan untuk mengajukan permohonan izin baru sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pasal 11 ayat (1) : Melanggar kesusilaan adalah suatu kegiatan yang bertentangan dengan rasa kesopanan dan tidak sesuai dengan kepatutan serta mengarah pada nafsu kekelaminan (bertingkah laku tidak sopandi muka umum, mengeksploitasi tubuh, berpakaian transparan, ketat dan minim, memaparkan gambar dan tulisan, suara yang tidak sopan). ayat (2) s.d (4) : Cukup jelas. Pasal 12 dan Pasal 13: Cukup jelas.
  • 16. Pasal 14 ayat (1) : Penyelenggaraan kegiatan keramaian, pertunjukan terbatas, siaran video dan penggunaan antena parabola untuk penyiaran acara TV dalam bangunan sendiri oleh Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum, tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, norma-norma agama dan kesusilaan serta adat istiadat. ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 15 dan Pasal 16: Cukup jelas. Pasal 17 ayat (1) dan (2): Cukup jelas. ayat (3) : Pemindahan hak kepemilikan, perubahan nama dan lokasi usaha untuk mendapatkan izin baru, wajib mentaati semua prosedur dan syarat-syarat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 18 : Cukup jelas. Pasal 19 ayat (1) huruf a : Tidak meneruskan usaha yang dimaksudkan dalam ketentuan ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain pailit dan berganti usaha. Khusus dalam hal seorang pengusaha mengalami pailit, maka harus berdasarkan ketetapan Pejabat yang berwenang. huruf b : Dalam hal pemegang izin meninggal dunia, maka ahli waris diwajibkan untuk melaporkan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak pemegang izin meninggal dunia. huruf c s.d. huruf g : Cukup jelas. ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 20 huruf a s.d. c : Cukup jelas. huruf d : Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian waktu maksimal bagi pemegang izin untuk segera memulai usahanya berdasarkan izin yang telah ditetapkan. Pasal 21 : Cukup jelas. Pasal 22 s.d. Pasal 27: Cukup jelas. Pasal 28 : Ketentuan ini dimaksudkan memberikan kemudahan bagi pengusaha yang sudah mendapatkan izin berdasarkan peraturan perundang-undangan sebelum Peraturan Daerah ini, bahwa izin tersebut masih tetap berlaku
  • 17. sampai dengan berakhirnya masa daftar ulang berikutnya. Setelah masa daftar ulang habis, maka pengusaha yang bersangkutan diwajibkan mengajukan permohonan izin baru berdasarkan Peraturan Daerah ini. Untuk mencegah terjadinya kevakuman hukum, maka pengajuan permohonan izin dilaksanakan selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum saat daftar ulang. Pasal 29 dan Pasal 30: Cukup jelas.