SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I
                             SULAWESI SELATAN
                            NOMOR 2 TAHUN 1991
                                 TENTANG
                        USAHA KAWASAN PARIWISATA

                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

            GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

Menimbang :         a.   bahwa usaha pengembangan kepariwisataan selain
                         merupakan kegiatan yang strategis ditinjau dari segi
                         perekonomian dan sosial budaya, merupakan pula salah satu
                         upaya pengurusan Otonomi Daerah yang nyata dan
                         bertanggung jawab, karena akan dapat berperan mendorong
                         penciptaan lapangan kerja, pengembangan investasi,
                         peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat sehingga
                         memerlukan       langkah-langkah    kebijaksanaan     yang
                         konsepsional dan terarah secara berkelanjutan;
                    b.   bahwa upaya penertipan pengusahaan Kawasan Pariwisata
                         di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dalam rangka
                         pelaksanaan maksud Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
                         Telekomunikasi Nomor KM. 59/PW. 002/MPPT-85 tentang
                         Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata maka perlu
                         menetapkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam suatu
                         peraturan daerah.

Mengingat    :      1.   Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
                         Pemerintaban di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974
                         Nomor 38, Tambaban Lembaran Negara Nomor 3037);
                    2.   Undang-undang     Nomor    47   Tahun    1960   tentang
                         Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
                         dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran
                         Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambaban Lembaran
                         Negara Nomor 2102) jo Undang-undang Nomor 13 Tahun
                         1964 tentang Penetapan Perubaban Undang-Undang Nomor
                         2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I
                         Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara
                         dengan mengubah Undang- undang Nomor 47 Prp. Tahun
                         1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara
                         Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
                         menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964
                         Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687);
                    3.   Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang
                         Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun
                         1957 Nomor 37, Tambaban Lembaran Negara Nomor 1288);
                    4.   Undang-Undang     Nomor     9   Tahun    1990   tentang
                         Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);
                   5.    Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang
                         Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang
                         Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I;
                   6.    Instruksi  Presiden    Nomor?     Tahun     1987    tentang
                         Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi Pariwisata;
                   7.    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974
                         tentang Bentuk Peraturan Daerah;
                   8.    Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri
                         Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun
                         1979 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
                         Nomor 24 Tahun 1979 tentang penyerahan sebagian Urusan
                         Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah
                         Tingkat I.
                   9.    Keputusan Menteri Pariwisata, dan Telekomunikasi Nomor
                         KM.59/PW.002/MPPT-1985 tentang Peraturan Usaha
                         Kawasan Pariwisata;
                   10.   Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sqlawesi Selatan
                         Nomor 12 Tahun 1984 tentang Pembentukan Organisasi dan
                         Tata Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I
                         Sulawesi Selatan;
                   11.   Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
                         Nomor 4 Tahun 1985 tentang Pengelolaan dan Pelestarian
                         Lingkungan Hidup;
                   12.   Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
                         Nomor 6 Tahun 1987 tentang Penyedik Pegawai Negeri Sipil
                         di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah tingkat I Sulawesi
                         Selatan Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
                         Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

                                  MEMUTUSKAN

Menetapkan :       PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI
                   SELATAN TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA

                                     BAB I
                                KETENTUAN UMUM

                                      Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a.    Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
      Selatan;
b.    Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah
      Tingkat I Sulawesi Selatan;
c.    Daerah adalah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;
d.    Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
      Selatan;
e.    Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
      Selatan;
f.    Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
      penyelengnggaraan Pariwisata;
g.    Usaha Kawasan Pariwisata adalah setiap usaha Komersial yang ruang lingkup
      kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan Parisata;
h.    Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
      Pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,
      usaha salaDa Pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut;
i.    Izin Usaha adalah Izin yang diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah kepada
      Badan Usaha atau Koperasi untuk menjalankan (mengoperasikan) Usaha
      Kawasan pariwisata;
j.    Pemimpin Usaha Kawasan Pariwisata adalah orang yang ditunjuk oleh Pengusaha
      Usaha Kawasan Pariwisata untuk memimpin Usaha Kawasan Pariwisata;
k.    Pengusaha Kawasan Pariwisata adalah Badan Usaha atau Koperasi yang
      menyelenggarakan Usaha Kawasan Pariwisata.

                                      Pasal 1

Dalam Daerah, dapat diadakan Usaha Kawasan Pariwisata dengan persyaratan dan tata
cara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

                                      BAB II
                                    KEGIATAN

                                      Pasal 3

Usaha Kawasan Pariwisata meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.    Mengusahakan Laban dengan luas sekurang-kurangnya 100 Ha untuk Keperluan
      Pembangunan Usaha Pariwisata dan menata serta membagi lebih lanjut dalam
      satuan-satuan simpul (lingkungan tertentu) yang dituangkan dalam gambar
      rencana (site plan).
b.    Membangun atau menyewakan satuan-satuan simpul (Lingkungan tertentu) itu
      untuk membangun usaha Pariwisata meliputi hotel atau jenis penginapan lainnya,
      rumah makan, tempat rekreasi dan hiburan umum, serta usaha Pariwisata lainnya
      sesuai gambar rencana (site plan).
c.    Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan, pertanaman, penyediaan
      air bersih dan listrik sesuai gambar cencana.
d.    Menentukan syarat-syarat dalam kawasan Pariwisata berkenaan dengan
      penyediaan Sarana dan prasarana, lingkungan hidup, tata bangunan, kesehatan
      umum, pencegahan kebakaran dan lain-lain sepanjang persyaratan tersebut tidak
      bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e.    Melaksanakan dan atau mengawasi Pembangunan Usaha Pariwisata agar sesuai
      dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan di dalam kawasan Periwisata
      serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang usaha
      masing-masing.
f.    Mendirikan bangunan yang dipandang perlu untuk keperluan administrasi Usaha
      Kawasan Pariwisata.
Pasal 4

Usaha Kawasan Pariwisata dapat bekerja sama baik dengan Perusahaan Nasional
maupun asing.

                                       Pasal 5

Dalam setiap kawasan Pariwisata sekurang-kurangnya harus tersedia:
a.    Hotel atau jenis Penginapan lainnya.
b.    Rumah Makan.
c.    Tempat Rekreasi dan Hiburan Umum.

                                   BAB III
                        BENTUK USAHA DAN PERMODALAN

                                       Pasal 6

Usaha Kawasan Pariwisata harus berbentuk Badan Usaha atau Koperasi sesuai
ketentuan yang berlaku.

                                       Pasal 7

Modal Usaha Kawasan Pariwisata dapat bersumber dari Dalam Negeri atau Luar Negeri
dalam bentuk Patungan.

                                    BAB IV
                              KETENTUAN PERIZINAN

                                       Pasal 8

(1).   Untuk Pengusahaan Usaha Kawasan Pariwisata, pengusaha yang bersangkutan
       harus memiliki Izin Usaha dari Gubernur Kepala Daerah.
(2).   Untuk memperoleh Izin Usaha, dilakukan dengan cara mengajukan permohonan
       tertulis menurut formulir yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai
       dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan melampirkan:
       a.      Rekomendasi dari Direktur Jenderal Pariwisata.
       b.      Rekomendasi dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah.
       c.      Akte Pendirian Badan Usaha/Koperasi.
       d.      Gambar Rencana (Site Plan)
       e.      Uraian tentang prospek pemasaran.
       f.      Izin lokasi.
       g.      Izin Undang-Undang Gangguan.
       h.      Penyajian Informasi Lingkungan dan AnaIisa mengenai dampak lingkungan.
(3).   Jangka waktu penyelesaian atas permohonan Izin Usaha dimaksud ayat (1) Pasal
       ini, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya
       permbhonan oleh Gubernur Kepala Daerah.
(4).   Izin Usaha berlaku dalam jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan
setiap 5 (lima) tahun sekali harus didaftarkan ulang kepada Gubernur Kepala
       Daerah.
(5).   Bentuk Izin Usaha dan Tanda Surat Izin Usaha ditetapkan oleh Gubernur Kepala
       Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

                                        Pasal 9

(1).   Izin Usaha Kawasan Pariwisata dapat dicabut apabila yang bersangkutan tidak
       memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam surat izin usaha tersebut.
(2).   Setiap Usaha Pariwisata yang akan dibangun didalam Usaha Kawasan Pariwisata
       harus memiliki Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang beraku.

                                       Pasal 10

Dalam surat izin usaha ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemegang izin
usaha.

                                      BAB V
                               KETENTUAN RETRIBUSI

                                       Pasal 11

(1).   Untuk memperoleh Izin Usaha Kawasan Pariwisata dan Pendaftaran Ulang Izin
       Usaha dikenakan pungutan retribusi
(2).   Besarnya Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah:
       a.     Izin Usaha Rp. 25.000.- (dua puluh limaribu rupiah) per hektar.
       b.     Pendaftaran ulang Rp. 500.000,- (lima latus ribu rupiah) per 100 hektar.
(3).   Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a pasal ini dapat diangsur setiap
       tahun dengan perbandingan yang sama.

                                       Pasal 12

(1).   Pungutan Retribusi tersebut dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh
       Dinas Pariwisata dengan tata tara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.
(2).   Hasil pungutan Retribusi dimaksud pada Pasal 12 Peraturan Daerah ini, di setor ke
       Kas Daerah Tingkat I secara Bruto.

                                    BAB VI
                          PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

                                       Pasal 13

(1).   Pembinaan dan Pengawasan atas kegiatan Usaha Kawasan Pariwisata dilakukan
       oleh Gubemur Kepala Daerah.
(2).   Dalam Upaya pembinaan dan pengawasan tersebut pada ayat (1), Gubernur
       Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk memberikan bimbingan baik secara
       tehnis maupun secara operaslonal.
BAB VII
                                    KEWAJIBAN

                                      Pasal 14

Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata berkewajiban untuk :
a.    Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang usaha Kawasan
      Pariwisata.
b.    Mencegah penggunaan Usaha Kawasan Pariwisata untuk kegiatan yang dapat
      mengganggu keamanan dan ketertiban serta melanggar kesusilaan.
c.    Memelihara sarana, prasarana kepariwisataan dan kelestarian lingkungan dan
      senantiasa memenuhi persyaratan sanitasi didalam dan diluar lingkungan Usaha
      Kawasan Pariwisata.
d.    Melaporkan kegiatan usahanya kepada Gubemur Kepala Daerah berupa:
      1.     Laporan operasional tahunan.
      2.     Neraca akhir tahun yang dilegalisir akuntan yang sah.
      3.     Perubahan penggantian susunan komisaris, direksijpemegang saham.

                                    BAB VIII
                               KETENTUAN PIDANA

                                      Pasal 15

(1).   Pelanggaran atas ketentuan Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Daerah ini,
       dapat diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan denda
       sebanyak-banyaknya Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah).
(2).   Tindak pidana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah pelanggaran.

                                      BAB IX
                                    PENYIDIKAN

                                      Pasal 16

Selain oleh Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidikan atas tindak
pidana sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan yang pengangkatannya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.

                                       Pasal 17
(1).   Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat Penyidikan Pegawai Negeri
       Sipil sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 Peraturan Daerah ini, berwenang :
       1.      Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
               pidana.
       2.      Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan
               melakukan pemeriksaan.
       3.      Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
               diri tersangka.
4.    Melakukan penyitaan benda atau surat.
      5.    Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
      6.    Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka dan atau
            saksi.
      7.    Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
            pemeriksaan perkara.
      8.    Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
            penyidik, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan
            merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan
            hal tersebut kepada penuntut umum atau keluarganya.
      9.    Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung
            jawabkan.
(2)   Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang:
      a.    Pemeriksaan tersangka.
      b.    Pemasukan rumah.
      c.    Penyitaan benda.
      d.    Pemeriksaan surat.
      e.    Pemeriksaan saksi.
      f.    Pemeriksaan ditempat kejadian, dan mengirimkannya kepada Kejaksaan
            Negeri melalui penyidik umum.

                                    BAB X
                             KETENTUAN PERALIHAN

                                      Pasal 18

Setiap Usaha Kawasan Pariwisata yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah
ini, diwajibkan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Tahun setelah Peraturan Daerah
ini dinyatakan berlaku harus menyesuaikan diri dengan ketentuan yang ada dalam
Peraturan Daerah ini.

                                      Pasal 19

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan dan Peraturan yang
mengatur tentang Pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan dinyatakan tidak berlaku lagi.

                                      BAB XI
                                     PENUTUP

                                      Pasal 20.

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dcngan
Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya.

                                      Pasal 21.

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya. Agar setiap orang
dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan
menempatkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

                                 Ujung Pandang, 17 Juni 1991
                             GUBERNUR KEPAlA DAERAH TINGKAT I
DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH          SUIAWESI SEIATAN
PROVINSI DAERAH TINGKAT I
     SUlAWESI SELATAN,
           KETUA,                            Cap/ttd.

            Cap/ttd.                              H.A. AMIRUDDIN
                                                  NIP. 130146146.
dr. H.B. MAPPANGARA

      Disahkan oleh :
Menteri Dalam Negeri dengan Surat
Keputusan Tanggal 1 Nopember
1991 Nomor 556.53-981.

Di undangkan :                               SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH,
Dalam Lembaran Daerah Provinsi              ttd.
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Nomor 9 Tahun 1991 Seri D Nomor       Drs. B.A. BAKRI TANDARAMANG
9 pada tanggal 19 November 1991              NIP. 010042544.-

         TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I
                    SULAWESI SELATAN NOMOR : 78

                              PENJELASAN
                                 ATAS
               PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I
                           SULAWESI SELATAN
                          NOMOR 2 TAHUN 1991
                               TENTANG
                      USAHA KAWASAN PARIWISATA

I.    PENJELASAN UMUM

      Sebagian Urusan Pemerintahan di bidang Pariwisata yang telah diserahkan
      menjadi Urusan Daerah Otonom (Daerah tingkat I Sulawesi Selatan), berdasarkan
      Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, kemudian dilaksanakan dengan
      Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
      KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 Realisasi dari adanya penyerahan
      sebagian urusan Kepariwisataan maka dibentuk Dinas Pariwisata Provinsi Daerah
      Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1984, yang
      dalam tugasnya melaksanakan 12 Urusan Kepariwisataan antara lain Usaha
      Kawasan Pariwisata.
Tujuan Usaha Kawasan Pariwisata, semata-mata untuk Pembinaan, Pengawasan
      dan pengembangan Pariwisata secara operasional, agar dapat diwujudkan secara
      nyata sesuai dengan prosedure dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan
      Keputusan     Menteri   Pariwisata,   Pos    dan    Telekomunikasi     Nomor
      KM.59/PW.002/MPPH-85 tentang Usaha Kawasan Pariwisata, sehingga perlu
      dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
      Selatan.

      Dengan demikian semua bentuk Usaha Kawasan Pariwisata dapat dilakukan
      secara tertib berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

II.   PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :
      Pasal 1 huruf a s/d i  : Cukup jelas
             huruf J           :       Yang dimaksud Badan Usaha adalah
                               Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum,
                               bukankan perorangan
      Pasal 3 s/d 5          : Cukup Jelas
      Pasal 6                : Agar Usaha Kawasan Pariwisata dapat
                               dinikmati oleh masyarakat luas maka Koperasi
                               sebagai Usaha Bersama perlu dilibatkan dalam
                               Usaha Kasawan Pariwisata, khususnya dalam
                               bidang Industri kerajinan tangan yang akan
                               dijadikan cindera mata bagi wisatawan.
      Pasal 7 s/d 12         : Cukup Jelas.
      Pasal 13 ayat (1)      : Pembinaan dan Pengawasan adalah suatu
                               upaya untuk meningkatkan mutu pengetahuan,
                               pelayanan, tehnis administrasi, keuangan,
                               ketertiban, keamanan dan kebersiban yang
                               secara     terus   menerus     dalam    rangka
                               mengembangkan usaha kawasan Pariwisata.
                    ayat (2) : Gubemur Kepala Daerah Tk. I Sulawesi Selatan
                               dalam pembinaan dan Pengawasan usaha
                               Kawasan tersebut, dilakukan oleh Dinas
                               Pariwisata Provinsi Daerah Tk I Sulawesi
                               Selatan.
      Pasal 14 s/d 17        : Cukup jelas.
      Pasal 18               : Bagi usaha kawasan Pariwisata yang telah ada
                               dan pemberian izinnya belum sesuai dengan
                               Peraturan Daerah ini diberikan kesempatan
                               seiambat-lambatnya dalam jangka waktu 2
                               (dua) tahun untuk melengkapi persyaratan dan
                               tata cara menurut Peraturan Daerah ini.
      Pasal 19 s/d 21        : Cukup jelas.

More Related Content

What's hot

Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPenataan Ruang
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Penataan Ruang
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Osc Gerhat
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PaluRencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PaluPenataan Ruang
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Oswar Mungkasa
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttObie Donk Ach
 
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanUU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Penataan Ruang
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbdppbkab
 
Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012ariy12
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...Oswar Mungkasa
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranppbkab
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 

What's hot (19)

Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantaiPedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PaluRencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
 
RAPERDA KCKR
RAPERDA KCKRRAPERDA KCKR
RAPERDA KCKR
 
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan PemerintahanUU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
UU Pemda 2014 dan Benturan Kewenangan Antar Tingkatan Pemerintahan
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbd
 
Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012Permen no.41 th_2012
Permen no.41 th_2012
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas DesaPedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
 

Viewers also liked

9 26-poderexecutivo
9 26-poderexecutivo9 26-poderexecutivo
9 26-poderexecutivoPortal NE10
 
березина здоровье-форум-9.06.14
березина здоровье-форум-9.06.14березина здоровье-форум-9.06.14
березина здоровье-форум-9.06.14Petr Top
 
90195 chatun
90195 chatun90195 chatun
90195 chatuncmiguel7
 
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)Jirathorn Buenglee
 
9 3 the law of sines
9 3 the law of sines9 3 the law of sines
9 3 the law of sineshisema01
 
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)yuricheva_olga
 
スナップショット 91
スナップショット   91スナップショット   91
スナップショット 91iaki2627
 
9.他·她36kr openday (1)
9.他·她36kr openday (1)9.他·她36kr openday (1)
9.他·她36kr openday (1)36Kr.com
 
95 propuestas para un chile mejor
95 propuestas para un chile mejor95 propuestas para un chile mejor
95 propuestas para un chile mejorMaria Peigneguy
 
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea Kang
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea KangRV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea Kang
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea KangRail~Volution
 
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza final
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza finalEnlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza final
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza finalPresidencia de la República del Ecuador
 
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...Brox Technology
 
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipoVatasescu Lenuta
 
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)95007055 sce3109-praktikal-6 (1)
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)Lynamaz Maz
 

Viewers also liked (20)

912280 tcemg (1)
912280 tcemg (1)912280 tcemg (1)
912280 tcemg (1)
 
94 i chronicle
94 i chronicle94 i chronicle
94 i chronicle
 
The Fear of Allah
The Fear of AllahThe Fear of Allah
The Fear of Allah
 
9 26-poderexecutivo
9 26-poderexecutivo9 26-poderexecutivo
9 26-poderexecutivo
 
березина здоровье-форум-9.06.14
березина здоровье-форум-9.06.14березина здоровье-форум-9.06.14
березина здоровье-форум-9.06.14
 
911 emergency
911 emergency911 emergency
911 emergency
 
90195 chatun
90195 chatun90195 chatun
90195 chatun
 
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)
สมการเชิงเส้นตัวแปรเดียว9 (แผน10 ชุด3)
 
9 3 the law of sines
9 3 the law of sines9 3 the law of sines
9 3 the law of sines
 
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)
газета "Переменка" 9 Мая (2014 год)
 
スナップショット 91
スナップショット   91スナップショット   91
スナップショット 91
 
Красноярский строительный журнал "Вестснаб" №9, май 2014
Красноярский строительный журнал "Вестснаб" №9, май 2014Красноярский строительный журнал "Вестснаб" №9, май 2014
Красноярский строительный журнал "Вестснаб" №9, май 2014
 
9.他·她36kr openday (1)
9.他·她36kr openday (1)9.他·她36kr openday (1)
9.他·她36kr openday (1)
 
941120
941120941120
941120
 
95 propuestas para un chile mejor
95 propuestas para un chile mejor95 propuestas para un chile mejor
95 propuestas para un chile mejor
 
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea Kang
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea KangRV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea Kang
RV 2014: The Infill TOD Circus- Step Right Up! by Meea Kang
 
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza final
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza finalEnlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza final
Enlace Ciudadano 341 tema: artículo universo señores de la pobreza final
 
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...
9.3 El caso concreto de los anunciantes, redes publicitarias y las empresas d...
 
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo
93051985 tech crunch-facebook-s-sixth-amendment-to-its-s-1-filing-to-ipo
 
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)95007055 sce3109-praktikal-6 (1)
95007055 sce3109-praktikal-6 (1)
 

Similar to 91pdsulsel002

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Penataan Ruang
 
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023CIkumparan
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxrazitakhalyla
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...infosanitasi
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahArifuddin Ali.
 
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdf
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdfPP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdf
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdfhennysahara
 
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapanPerda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapanArifuddin Ali
 
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan ripparda
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan rippardaRencana tata ruang dan kaitannya dengan ripparda
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan rippardaMuhammad Giri Saptono
 
2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pklPA_Klaten
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019shirizkiku
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangPenataan Ruang
 

Similar to 91pdsulsel002 (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
 
Perda ripk
Perda ripkPerda ripk
Perda ripk
 
Kepgub 267/2018
Kepgub 267/2018Kepgub 267/2018
Kepgub 267/2018
 
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi...
 
Uu 08 2002
Uu 08 2002Uu 08 2002
Uu 08 2002
 
Uu 25 2002
Uu 25 2002Uu 25 2002
Uu 25 2002
 
Perda 7 Tahun 2018 (1).pdf
Perda 7 Tahun 2018 (1).pdfPerda 7 Tahun 2018 (1).pdf
Perda 7 Tahun 2018 (1).pdf
 
Perda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derahPerda usaha pertambangan umum derah
Perda usaha pertambangan umum derah
 
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdf
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdfPP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdf
PP_Nomor_6_Tahun_2021 (PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH).pdf
 
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapanPerda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
Perda Nunukan Izin Usaha hotel dan penginapan
 
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan ripparda
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan rippardaRencana tata ruang dan kaitannya dengan ripparda
Rencana tata ruang dan kaitannya dengan ripparda
 
2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl
 
Uu 37 2000
Uu 37 2000Uu 37 2000
Uu 37 2000
 
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 70 Tahun 2019
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
UU 12 th 1994
UU 12 th 1994UU 12 th 1994
UU 12 th 1994
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
 

91pdsulsel002

  • 1. PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Menimbang : a. bahwa usaha pengembangan kepariwisataan selain merupakan kegiatan yang strategis ditinjau dari segi perekonomian dan sosial budaya, merupakan pula salah satu upaya pengurusan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab, karena akan dapat berperan mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan investasi, peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat sehingga memerlukan langkah-langkah kebijaksanaan yang konsepsional dan terarah secara berkelanjutan; b. bahwa upaya penertipan pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dalam rangka pelaksanaan maksud Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 59/PW. 002/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata maka perlu menetapkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam suatu peraturan daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintaban di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambaban Lembaran Negara Nomor 3037); 2. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambaban Lembaran Negara Nomor 2102) jo Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Perubaban Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang- undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687); 3. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 37, Tambaban Lembaran Negara Nomor 1288); 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78,
  • 2. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I; 6. Instruksi Presiden Nomor? Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi Pariwisata; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah; 8. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I. 9. Keputusan Menteri Pariwisata, dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPT-1985 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata; 10. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sqlawesi Selatan Nomor 12 Tahun 1984 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; 11. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 1985 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup; 12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1987 tentang Penyedik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah tingkat I Sulawesi Selatan Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; c. Daerah adalah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;
  • 3. e. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; f. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelengnggaraan Pariwisata; g. Usaha Kawasan Pariwisata adalah setiap usaha Komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan Parisata; h. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa Pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha salaDa Pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut; i. Izin Usaha adalah Izin yang diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah kepada Badan Usaha atau Koperasi untuk menjalankan (mengoperasikan) Usaha Kawasan pariwisata; j. Pemimpin Usaha Kawasan Pariwisata adalah orang yang ditunjuk oleh Pengusaha Usaha Kawasan Pariwisata untuk memimpin Usaha Kawasan Pariwisata; k. Pengusaha Kawasan Pariwisata adalah Badan Usaha atau Koperasi yang menyelenggarakan Usaha Kawasan Pariwisata. Pasal 1 Dalam Daerah, dapat diadakan Usaha Kawasan Pariwisata dengan persyaratan dan tata cara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. BAB II KEGIATAN Pasal 3 Usaha Kawasan Pariwisata meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Mengusahakan Laban dengan luas sekurang-kurangnya 100 Ha untuk Keperluan Pembangunan Usaha Pariwisata dan menata serta membagi lebih lanjut dalam satuan-satuan simpul (lingkungan tertentu) yang dituangkan dalam gambar rencana (site plan). b. Membangun atau menyewakan satuan-satuan simpul (Lingkungan tertentu) itu untuk membangun usaha Pariwisata meliputi hotel atau jenis penginapan lainnya, rumah makan, tempat rekreasi dan hiburan umum, serta usaha Pariwisata lainnya sesuai gambar rencana (site plan). c. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan, pertanaman, penyediaan air bersih dan listrik sesuai gambar cencana. d. Menentukan syarat-syarat dalam kawasan Pariwisata berkenaan dengan penyediaan Sarana dan prasarana, lingkungan hidup, tata bangunan, kesehatan umum, pencegahan kebakaran dan lain-lain sepanjang persyaratan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Melaksanakan dan atau mengawasi Pembangunan Usaha Pariwisata agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan di dalam kawasan Periwisata serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang usaha masing-masing. f. Mendirikan bangunan yang dipandang perlu untuk keperluan administrasi Usaha Kawasan Pariwisata.
  • 4. Pasal 4 Usaha Kawasan Pariwisata dapat bekerja sama baik dengan Perusahaan Nasional maupun asing. Pasal 5 Dalam setiap kawasan Pariwisata sekurang-kurangnya harus tersedia: a. Hotel atau jenis Penginapan lainnya. b. Rumah Makan. c. Tempat Rekreasi dan Hiburan Umum. BAB III BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 6 Usaha Kawasan Pariwisata harus berbentuk Badan Usaha atau Koperasi sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 7 Modal Usaha Kawasan Pariwisata dapat bersumber dari Dalam Negeri atau Luar Negeri dalam bentuk Patungan. BAB IV KETENTUAN PERIZINAN Pasal 8 (1). Untuk Pengusahaan Usaha Kawasan Pariwisata, pengusaha yang bersangkutan harus memiliki Izin Usaha dari Gubernur Kepala Daerah. (2). Untuk memperoleh Izin Usaha, dilakukan dengan cara mengajukan permohonan tertulis menurut formulir yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan melampirkan: a. Rekomendasi dari Direktur Jenderal Pariwisata. b. Rekomendasi dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah. c. Akte Pendirian Badan Usaha/Koperasi. d. Gambar Rencana (Site Plan) e. Uraian tentang prospek pemasaran. f. Izin lokasi. g. Izin Undang-Undang Gangguan. h. Penyajian Informasi Lingkungan dan AnaIisa mengenai dampak lingkungan. (3). Jangka waktu penyelesaian atas permohonan Izin Usaha dimaksud ayat (1) Pasal ini, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permbhonan oleh Gubernur Kepala Daerah. (4). Izin Usaha berlaku dalam jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan
  • 5. setiap 5 (lima) tahun sekali harus didaftarkan ulang kepada Gubernur Kepala Daerah. (5). Bentuk Izin Usaha dan Tanda Surat Izin Usaha ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (1). Izin Usaha Kawasan Pariwisata dapat dicabut apabila yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam surat izin usaha tersebut. (2). Setiap Usaha Pariwisata yang akan dibangun didalam Usaha Kawasan Pariwisata harus memiliki Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang beraku. Pasal 10 Dalam surat izin usaha ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemegang izin usaha. BAB V KETENTUAN RETRIBUSI Pasal 11 (1). Untuk memperoleh Izin Usaha Kawasan Pariwisata dan Pendaftaran Ulang Izin Usaha dikenakan pungutan retribusi (2). Besarnya Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah: a. Izin Usaha Rp. 25.000.- (dua puluh limaribu rupiah) per hektar. b. Pendaftaran ulang Rp. 500.000,- (lima latus ribu rupiah) per 100 hektar. (3). Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a pasal ini dapat diangsur setiap tahun dengan perbandingan yang sama. Pasal 12 (1). Pungutan Retribusi tersebut dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan tata tara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. (2). Hasil pungutan Retribusi dimaksud pada Pasal 12 Peraturan Daerah ini, di setor ke Kas Daerah Tingkat I secara Bruto. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1). Pembinaan dan Pengawasan atas kegiatan Usaha Kawasan Pariwisata dilakukan oleh Gubemur Kepala Daerah. (2). Dalam Upaya pembinaan dan pengawasan tersebut pada ayat (1), Gubernur Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk memberikan bimbingan baik secara tehnis maupun secara operaslonal.
  • 6. BAB VII KEWAJIBAN Pasal 14 Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata berkewajiban untuk : a. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang usaha Kawasan Pariwisata. b. Mencegah penggunaan Usaha Kawasan Pariwisata untuk kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban serta melanggar kesusilaan. c. Memelihara sarana, prasarana kepariwisataan dan kelestarian lingkungan dan senantiasa memenuhi persyaratan sanitasi didalam dan diluar lingkungan Usaha Kawasan Pariwisata. d. Melaporkan kegiatan usahanya kepada Gubemur Kepala Daerah berupa: 1. Laporan operasional tahunan. 2. Neraca akhir tahun yang dilegalisir akuntan yang sah. 3. Perubahan penggantian susunan komisaris, direksijpemegang saham. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 15 (1). Pelanggaran atas ketentuan Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dapat diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah). (2). Tindak pidana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah pelanggaran. BAB IX PENYIDIKAN Pasal 16 Selain oleh Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan yang pengangkatannya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 17 (1). Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat Penyidikan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 Peraturan Daerah ini, berwenang : 1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. 2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan. 3. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.
  • 7. 4. Melakukan penyitaan benda atau surat. 5. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. 6. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka dan atau saksi. 7. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. 8. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum atau keluarganya. 9. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang: a. Pemeriksaan tersangka. b. Pemasukan rumah. c. Penyitaan benda. d. Pemeriksaan surat. e. Pemeriksaan saksi. f. Pemeriksaan ditempat kejadian, dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui penyidik umum. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 Setiap Usaha Kawasan Pariwisata yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, diwajibkan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Tahun setelah Peraturan Daerah ini dinyatakan berlaku harus menyesuaikan diri dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan dan Peraturan yang mengatur tentang Pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB XI PENUTUP Pasal 20. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dcngan Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 21. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya. Agar setiap orang
  • 8. dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Ujung Pandang, 17 Juni 1991 GUBERNUR KEPAlA DAERAH TINGKAT I DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH SUIAWESI SEIATAN PROVINSI DAERAH TINGKAT I SUlAWESI SELATAN, KETUA, Cap/ttd. Cap/ttd. H.A. AMIRUDDIN NIP. 130146146. dr. H.B. MAPPANGARA Disahkan oleh : Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Tanggal 1 Nopember 1991 Nomor 556.53-981. Di undangkan : SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH, Dalam Lembaran Daerah Provinsi ttd. Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 1991 Seri D Nomor Drs. B.A. BAKRI TANDARAMANG 9 pada tanggal 19 November 1991 NIP. 010042544.- TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR : 78 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA I. PENJELASAN UMUM Sebagian Urusan Pemerintahan di bidang Pariwisata yang telah diserahkan menjadi Urusan Daerah Otonom (Daerah tingkat I Sulawesi Selatan), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, kemudian dilaksanakan dengan Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 Realisasi dari adanya penyerahan sebagian urusan Kepariwisataan maka dibentuk Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1984, yang dalam tugasnya melaksanakan 12 Urusan Kepariwisataan antara lain Usaha Kawasan Pariwisata.
  • 9. Tujuan Usaha Kawasan Pariwisata, semata-mata untuk Pembinaan, Pengawasan dan pengembangan Pariwisata secara operasional, agar dapat diwujudkan secara nyata sesuai dengan prosedure dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPH-85 tentang Usaha Kawasan Pariwisata, sehingga perlu dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Dengan demikian semua bentuk Usaha Kawasan Pariwisata dapat dilakukan secara tertib berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 huruf a s/d i : Cukup jelas huruf J : Yang dimaksud Badan Usaha adalah Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum, bukankan perorangan Pasal 3 s/d 5 : Cukup Jelas Pasal 6 : Agar Usaha Kawasan Pariwisata dapat dinikmati oleh masyarakat luas maka Koperasi sebagai Usaha Bersama perlu dilibatkan dalam Usaha Kasawan Pariwisata, khususnya dalam bidang Industri kerajinan tangan yang akan dijadikan cindera mata bagi wisatawan. Pasal 7 s/d 12 : Cukup Jelas. Pasal 13 ayat (1) : Pembinaan dan Pengawasan adalah suatu upaya untuk meningkatkan mutu pengetahuan, pelayanan, tehnis administrasi, keuangan, ketertiban, keamanan dan kebersiban yang secara terus menerus dalam rangka mengembangkan usaha kawasan Pariwisata. ayat (2) : Gubemur Kepala Daerah Tk. I Sulawesi Selatan dalam pembinaan dan Pengawasan usaha Kawasan tersebut, dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tk I Sulawesi Selatan. Pasal 14 s/d 17 : Cukup jelas. Pasal 18 : Bagi usaha kawasan Pariwisata yang telah ada dan pemberian izinnya belum sesuai dengan Peraturan Daerah ini diberikan kesempatan seiambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun untuk melengkapi persyaratan dan tata cara menurut Peraturan Daerah ini. Pasal 19 s/d 21 : Cukup jelas.